LAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN KEUANGAN
RMK Akuntansi Pemerintah
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
KELOMPOK 5 :
1. Angela Putriny Mangeka
2. Ayu Fadliah Tamrin
3. Hendrik Yulius Weto
Kelas 3C D4
Akuntansi Manajerial
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2013
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Poin Materi ke-4 :
1) Pengertian Pertanggungjawaban;
2) Peranan Pelaporan Keuangan;
3) Tujuan Pelaporan Keuangan;
4) Penyajian Laporan Keuangan.
Materi
:
1)Pengertian Pertanggungjawaban
Salah
satu
upaya
konkrit
untuk
mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun
dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah
diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam UndangUndang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk
dan isi laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara / Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBN / APBD) disusun dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Penerbitan Pedoman Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) merupakan awal masing-masing pihak untuk bersamasama mewujudkan good govermance melalui penerapan Standar
Akuntansi
Pemerintahan
(SAP)
dalam
penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD oleh semua
instansi pemerintah pengguna anggaran baik di pusat maupun
daerah. Selama ini terdapat beberapa aturan yang digunakan
sebagai rujukan pemerintah daerah dalam penyusunan laporan
keuangan. Ketidak seragaman ini akan membuat perbedaan
dalam penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah.
Kondisi demikian membuat laporan keuangan pemerintah daerah
tidak akan dapat memenuhi keterbandingan baik secara internal
maupun
eksternal.
Padahal
karakteristik
kualitatif
laporan
keuangan seperti yang disampaikan pada kerangka konseptual
akuntansi pemerintah yang baru ini adalah dapat dibandingkan.
Pasal 32 ayat (1) UU 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa
bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD /
APBN disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Sedangkan Pasal 184 ayat (1) dan (3) UU 32
tahun 2004 intinya menyatakan bahwa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
Dari dua pasal tersebut di atas maka jelaslah pentingnya
diterapkan standar akuntansi pemerintahan dalam pelaksanaan
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini
direspon
pemerintah
dengan
diterbitkannya
Peraturan
Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
2)Peranan Pelaporan Keuangan
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Penerapan standar ini menjadi sangat penting bagi
entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap
peraturan
perundang-undangan.
Setiap
entitas
pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya
yang telah dilakukan seta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan secara sistematis dan struktur pada suatu periode
pelaporan. Berikut peranan Pelaporan Keuangan berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut:
a)Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
serta
entitas
pelaksanaan
pelaporan
kebijakan
dalam
yang
mencapai
dipercayakan
tujuan
yang
kepada
telah
ditetapkan secara periodik.
b)Manajemen
Membantu
para
pengguna
untuk
mengevaluasi
pelaksaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode
pelaporan
sehingga
memudahkan
fungsi
perencanaa,
pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c) Transparansi
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada
masyarakat
berdasarkan
pertimbangan
bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka
dan menyeluruh atas pertanggungjawaban entitas pemerintah
dalam
pengelolaan
sumber
daya
yang
dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangundangan.
d)Keseimbangan Antargenerasi
Membantu
para
pengguna
dalam
mengetahui
kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan
untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dilaokasikan dan
menentukan apakah generasi yang akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
3)Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik dengan:
a) Menyediakan
informasi
mengenai
kecukupan
penerimaan
periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
b) Menyediakan
informasi
mengenai
kesesuaian
cara
memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan
anggaran
yang
ditetapkan
dan
peraturan
perundang-
undangan;
c) Menyediakan
informasi
mengenai
jumlah
sumber
daya
ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan
serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan
informasi
mengenai
bagaimana
entitas
pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
entitas
pelaporan
berkaitan
dengan
sumber-sumber
penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
entitas
pelaporan,
apakah
mengalami
kenaikan
atau
penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur
mengenai
posisi
keuangan
dilakukan
oleh
keuangan
adalah
entitas
dan
pelaporan.
menyajikan
transaksi-transaksi
Tujuan
informasi
umum
mengenai
yang
laporan
posisi
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna
dalam
membuat
dan
mengevaluasi
keputusan
mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifk, tujuan pelaporan
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas
entitas
pelaporan
atas
sumber
daya
yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber
daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
c) Menyediakan informasi sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
d) Menyediakan
informasi
ketaatan
realisasi
terhadap
informasi
mengenai
entitas
pelaporan
anggarannya;
e) Menyediakan
mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
f)
Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan
entitas
pelaporan
dalam
mendanai
aktivitasnya.
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang menentukan kapan pengaruh atas transksi atau kejadian
harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi
pada umumnya ada dua yaitu, basis kas (cash basis of
accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting).
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan
kejadian lain diakui ketika kas diterima oleh kas pemerintah (Kas
Umum Negara / Kas Umum Daerah) atau dibayarkan dari kas
pemerintah (Kas Umum Negara / Kas Umum Daerah). Sedangkan
dalam akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi
dimana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan
dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode
laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan
pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan.
Contoh transksi yang membedakan basis kas dan basis akrual
adalah dalam peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat
Keputusan Penetapan Pajak (SKPP). Dalam basis kas, saat
terbitnya SKPP tersebut belum diakui sebagai pendapatan,
karena pemerintah belum menerima kas. Namun, dalam basis
akrual, terbitnya SKPP tersebut oleh pemerintah sudah diakui
sebagai pendapatan, walaupun pemerintah belum menerima kas
atau pendapatan pajak tersebut.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan
menerapkan
basis
akuntansi
akrual
secara
penuh
atas
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara
paling lambat tahun anggaran 2008.
a)Manfaat Akuntansi Akrual
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
i.
Informasi
yang
terkandung
dalam
laporan
yang
disajikan dalam basis akrual sangat berguna baik untuk
akuntabilitas maupun pengambilan keputusan;
ii.
Akuntansi
akrual
mengharuskan
organisasi
untuk
memelihara catatan yang lengkap dari aktiva dan
menfasilitasi pengelolaan aset yang lebih baik;
iii. Akuntansi
akrual
menyediakan
kerangka
yang
konsisten untuk identifkasi kewajiban saat ini dan
kewajiban kontijensi.
b) Pelaporan Dalam Akrual Basis
i.
Menunjukkan
bagaimana
pemerintah
mendanai
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
ii.
Membuat pengguna dapat mengevaluasi kemampuan
pemerintah untuk mendanai kegiatannya dan untuk
memenuhi kewajiban dan komitmennya;
iii.
Menunjukkan
posisi
keuangan
pemerintah
dan
perubahan dalam posisi keungan;
iv.
Menyediakan
kesempatan
bagi
pemerintah
untuk
menunjukkan pengelolaan yang sukses atas sumber
daya;
v.
Berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dilihat
dari sisi biaya pelayanan, efsiensi, dan pencapaian.
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan
disusun
untuk
menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
4)Penyajian Laporan Keungan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun. Pernyajian laporan keuangan sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD diwajibkan untuk
setiap periode tahun anggaran APBN / APBD, dimana dalam masa
1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai
31 Desember untuk Neraca, dan untuk tahun yang berakhir 31
Desember untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Arus Kas (LAK).
Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu
periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun,
misalnya
sehubungan
dengan
adanya
perubahan
tahun
anggaran. Contoh selanjutnya adalah dalam masa transisi dari
akuntansi berbasis kas ke akrual, suatu entitas pelaporan untuk
memungkinkan
Dalam
kondisi
penyusunan
seperti
laporan
itu
keuangan
entitas
konsolidasi.
pelaporan
harus
mengungkapkan informasi mengenai alasan penggunaan periode
pelaporan tidak satu tahun, dan fakta bahwa jumlah-jumlah
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
komparatif untuk laporan tertentu seperti arus kas dan catatancatatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, batas waktu penyampaian laporan
keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN / APBD selambat-lambatnya 6 (Enal) bulan setelah
berakhirnya
tahun
anggaran.
Dengan
demikian,
kegunaan
laporan keuangan tersebut berkurang bilamana laporan tidak
tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah
tanggal
pelaporan.
Faktor-faktor
yang
dihadapi
seperti
kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan merupakan
alasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.
Selain
laporan
keuangan
tahunan,
setiap
entitas
pelaporan juga diwajibkan menyusun laporan keuangan interim,
yaitu
setidak-tidaknya
setiap
semester
sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara / Lembaga dan Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun
2006
tentang
Pelaporan
Keuangan
dan
Kinerja
Instansi
Pemerintah.
Daftar Pustaka
DR. Tawakkal, SE., M.Si., 2009, Akuntansi Pemerintahan, Makassar
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
KELOMPOK 5 :
1. Angela Putriny Mangeka
2. Ayu Fadliah Tamrin
3. Hendrik Yulius Weto
Kelas 3C D4
Akuntansi Manajerial
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2013
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Poin Materi ke-4 :
1) Pengertian Pertanggungjawaban;
2) Peranan Pelaporan Keuangan;
3) Tujuan Pelaporan Keuangan;
4) Penyajian Laporan Keuangan.
Materi
:
1)Pengertian Pertanggungjawaban
Salah
satu
upaya
konkrit
untuk
mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun
dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah
diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam UndangUndang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk
dan isi laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara / Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBN / APBD) disusun dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Penerbitan Pedoman Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) merupakan awal masing-masing pihak untuk bersamasama mewujudkan good govermance melalui penerapan Standar
Akuntansi
Pemerintahan
(SAP)
dalam
penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD oleh semua
instansi pemerintah pengguna anggaran baik di pusat maupun
daerah. Selama ini terdapat beberapa aturan yang digunakan
sebagai rujukan pemerintah daerah dalam penyusunan laporan
keuangan. Ketidak seragaman ini akan membuat perbedaan
dalam penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah.
Kondisi demikian membuat laporan keuangan pemerintah daerah
tidak akan dapat memenuhi keterbandingan baik secara internal
maupun
eksternal.
Padahal
karakteristik
kualitatif
laporan
keuangan seperti yang disampaikan pada kerangka konseptual
akuntansi pemerintah yang baru ini adalah dapat dibandingkan.
Pasal 32 ayat (1) UU 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa
bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD /
APBN disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Sedangkan Pasal 184 ayat (1) dan (3) UU 32
tahun 2004 intinya menyatakan bahwa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
Dari dua pasal tersebut di atas maka jelaslah pentingnya
diterapkan standar akuntansi pemerintahan dalam pelaksanaan
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini
direspon
pemerintah
dengan
diterbitkannya
Peraturan
Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
2)Peranan Pelaporan Keuangan
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Penerapan standar ini menjadi sangat penting bagi
entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap
peraturan
perundang-undangan.
Setiap
entitas
pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya
yang telah dilakukan seta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan secara sistematis dan struktur pada suatu periode
pelaporan. Berikut peranan Pelaporan Keuangan berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut:
a)Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
serta
entitas
pelaksanaan
pelaporan
kebijakan
dalam
yang
mencapai
dipercayakan
tujuan
yang
kepada
telah
ditetapkan secara periodik.
b)Manajemen
Membantu
para
pengguna
untuk
mengevaluasi
pelaksaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode
pelaporan
sehingga
memudahkan
fungsi
perencanaa,
pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c) Transparansi
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada
masyarakat
berdasarkan
pertimbangan
bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka
dan menyeluruh atas pertanggungjawaban entitas pemerintah
dalam
pengelolaan
sumber
daya
yang
dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangundangan.
d)Keseimbangan Antargenerasi
Membantu
para
pengguna
dalam
mengetahui
kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan
untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dilaokasikan dan
menentukan apakah generasi yang akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
3)Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik dengan:
a) Menyediakan
informasi
mengenai
kecukupan
penerimaan
periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
b) Menyediakan
informasi
mengenai
kesesuaian
cara
memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan
anggaran
yang
ditetapkan
dan
peraturan
perundang-
undangan;
c) Menyediakan
informasi
mengenai
jumlah
sumber
daya
ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan
serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan
informasi
mengenai
bagaimana
entitas
pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
entitas
pelaporan
berkaitan
dengan
sumber-sumber
penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
entitas
pelaporan,
apakah
mengalami
kenaikan
atau
penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur
mengenai
posisi
keuangan
dilakukan
oleh
keuangan
adalah
entitas
dan
pelaporan.
menyajikan
transaksi-transaksi
Tujuan
informasi
umum
mengenai
yang
laporan
posisi
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna
dalam
membuat
dan
mengevaluasi
keputusan
mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifk, tujuan pelaporan
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas
entitas
pelaporan
atas
sumber
daya
yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber
daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
c) Menyediakan informasi sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
d) Menyediakan
informasi
ketaatan
realisasi
terhadap
informasi
mengenai
entitas
pelaporan
anggarannya;
e) Menyediakan
mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
f)
Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan
entitas
pelaporan
dalam
mendanai
aktivitasnya.
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang menentukan kapan pengaruh atas transksi atau kejadian
harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi
pada umumnya ada dua yaitu, basis kas (cash basis of
accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting).
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan
kejadian lain diakui ketika kas diterima oleh kas pemerintah (Kas
Umum Negara / Kas Umum Daerah) atau dibayarkan dari kas
pemerintah (Kas Umum Negara / Kas Umum Daerah). Sedangkan
dalam akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi
dimana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan
dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode
laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan
pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan.
Contoh transksi yang membedakan basis kas dan basis akrual
adalah dalam peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat
Keputusan Penetapan Pajak (SKPP). Dalam basis kas, saat
terbitnya SKPP tersebut belum diakui sebagai pendapatan,
karena pemerintah belum menerima kas. Namun, dalam basis
akrual, terbitnya SKPP tersebut oleh pemerintah sudah diakui
sebagai pendapatan, walaupun pemerintah belum menerima kas
atau pendapatan pajak tersebut.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan
menerapkan
basis
akuntansi
akrual
secara
penuh
atas
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara
paling lambat tahun anggaran 2008.
a)Manfaat Akuntansi Akrual
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
i.
Informasi
yang
terkandung
dalam
laporan
yang
disajikan dalam basis akrual sangat berguna baik untuk
akuntabilitas maupun pengambilan keputusan;
ii.
Akuntansi
akrual
mengharuskan
organisasi
untuk
memelihara catatan yang lengkap dari aktiva dan
menfasilitasi pengelolaan aset yang lebih baik;
iii. Akuntansi
akrual
menyediakan
kerangka
yang
konsisten untuk identifkasi kewajiban saat ini dan
kewajiban kontijensi.
b) Pelaporan Dalam Akrual Basis
i.
Menunjukkan
bagaimana
pemerintah
mendanai
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
ii.
Membuat pengguna dapat mengevaluasi kemampuan
pemerintah untuk mendanai kegiatannya dan untuk
memenuhi kewajiban dan komitmennya;
iii.
Menunjukkan
posisi
keuangan
pemerintah
dan
perubahan dalam posisi keungan;
iv.
Menyediakan
kesempatan
bagi
pemerintah
untuk
menunjukkan pengelolaan yang sukses atas sumber
daya;
v.
Berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dilihat
dari sisi biaya pelayanan, efsiensi, dan pencapaian.
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan
disusun
untuk
menyediakan
informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
4)Penyajian Laporan Keungan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun. Pernyajian laporan keuangan sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD diwajibkan untuk
setiap periode tahun anggaran APBN / APBD, dimana dalam masa
1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai
31 Desember untuk Neraca, dan untuk tahun yang berakhir 31
Desember untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Arus Kas (LAK).
Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu
periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun,
misalnya
sehubungan
dengan
adanya
perubahan
tahun
anggaran. Contoh selanjutnya adalah dalam masa transisi dari
akuntansi berbasis kas ke akrual, suatu entitas pelaporan untuk
memungkinkan
Dalam
kondisi
penyusunan
seperti
laporan
itu
keuangan
entitas
konsolidasi.
pelaporan
harus
mengungkapkan informasi mengenai alasan penggunaan periode
pelaporan tidak satu tahun, dan fakta bahwa jumlah-jumlah
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan
komparatif untuk laporan tertentu seperti arus kas dan catatancatatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, batas waktu penyampaian laporan
keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN / APBD selambat-lambatnya 6 (Enal) bulan setelah
berakhirnya
tahun
anggaran.
Dengan
demikian,
kegunaan
laporan keuangan tersebut berkurang bilamana laporan tidak
tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah
tanggal
pelaporan.
Faktor-faktor
yang
dihadapi
seperti
kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan merupakan
alasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.
Selain
laporan
keuangan
tahunan,
setiap
entitas
pelaporan juga diwajibkan menyusun laporan keuangan interim,
yaitu
setidak-tidaknya
setiap
semester
sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara / Lembaga dan Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun
2006
tentang
Pelaporan
Keuangan
dan
Kinerja
Instansi
Pemerintah.
Daftar Pustaka
DR. Tawakkal, SE., M.Si., 2009, Akuntansi Pemerintahan, Makassar
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan