LAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN KEUANGAN

RMK Akuntansi Pemerintah

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DAN PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN

KELOMPOK 5 :
1. Angela Putriny Mangeka
2. Ayu Fadliah Tamrin
3. Hendrik Yulius Weto
Kelas 3C D4

Akuntansi Manajerial
Politeknik Negeri Ujung Pandang
2013

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Poin Materi ke-4 :

1) Pengertian Pertanggungjawaban;
2) Peranan Pelaporan Keuangan;
3) Tujuan Pelaporan Keuangan;
4) Penyajian Laporan Keuangan.
Materi

:

1)Pengertian Pertanggungjawaban
Salah

satu

upaya

konkrit

untuk

mewujudkan


transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun
dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah
diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam UndangUndang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk

dan isi laporan

pertanggungjawaban

pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara / Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBN / APBD) disusun dan disajikan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Penerbitan Pedoman Standar Akuntansi Pemerintahan
(PSAP) merupakan awal masing-masing pihak untuk bersamasama mewujudkan good govermance melalui penerapan Standar
Akuntansi


Pemerintahan

(SAP)

dalam

penyusunan

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD oleh semua
instansi pemerintah pengguna anggaran baik di pusat maupun
daerah. Selama ini terdapat beberapa aturan yang digunakan
sebagai rujukan pemerintah daerah dalam penyusunan laporan
keuangan. Ketidak seragaman ini akan membuat perbedaan
dalam penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah.
Kondisi demikian membuat laporan keuangan pemerintah daerah
tidak akan dapat memenuhi keterbandingan baik secara internal

maupun

eksternal.

Padahal

karakteristik

kualitatif

laporan

keuangan seperti yang disampaikan pada kerangka konseptual
akuntansi pemerintah yang baru ini adalah dapat dibandingkan.
Pasal 32 ayat (1) UU 17 Tahun 2003 menyatakan bahwa
bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD /
APBN disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan. Sedangkan Pasal 184 ayat (1) dan (3) UU 32
tahun 2004 intinya menyatakan bahwa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah disusun dan disajikan sesuai dengan standar

akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
Dari dua pasal tersebut di atas maka jelaslah pentingnya
diterapkan standar akuntansi pemerintahan dalam pelaksanaan
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Hal ini
direspon

pemerintah

dengan

diterbitkannya

Peraturan

Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
2)Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan


Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Penerapan standar ini menjadi sangat penting bagi
entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya
terhadap

peraturan

perundang-undangan.

Setiap

entitas

pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya
yang telah dilakukan seta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan secara sistematis dan struktur pada suatu periode
pelaporan. Berikut peranan Pelaporan Keuangan berdasarkan

standar akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut:

a)Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
serta
entitas

pelaksanaan
pelaporan

kebijakan
dalam

yang

mencapai

dipercayakan
tujuan


yang

kepada
telah

ditetapkan secara periodik.
b)Manajemen
Membantu

para

pengguna

untuk

mengevaluasi

pelaksaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode
pelaporan


sehingga

memudahkan

fungsi

perencanaa,

pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c) Transparansi

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada

masyarakat

berdasarkan


pertimbangan

bahwa

masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka
dan menyeluruh atas pertanggungjawaban entitas pemerintah
dalam

pengelolaan

sumber

daya

yang

dipercayakan

kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangundangan.

d)Keseimbangan Antargenerasi
Membantu

para

pengguna

dalam

mengetahui

kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan
untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dilaokasikan dan
menentukan apakah generasi yang akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

3)Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi,
sosial, maupun politik dengan:
a) Menyediakan

informasi

mengenai

kecukupan

penerimaan

periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

b) Menyediakan

informasi

mengenai

kesesuaian

cara

memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan
anggaran

yang

ditetapkan

dan

peraturan

perundang-

undangan;
c) Menyediakan

informasi

mengenai

jumlah

sumber

daya

ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan
serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan

informasi

mengenai

bagaimana

entitas

pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
entitas

pelaporan

berkaitan

dengan

sumber-sumber

penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
entitas

pelaporan,

apakah

mengalami

kenaikan

atau

penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur
mengenai

posisi

keuangan

dilakukan

oleh

keuangan

adalah

entitas

dan

pelaporan.

menyajikan

transaksi-transaksi
Tujuan

informasi

umum
mengenai

yang

laporan
posisi

keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para
pengguna

dalam

membuat

dan

mengevaluasi

keputusan

mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifk, tujuan pelaporan

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas

entitas

pelaporan

atas

sumber

daya

yang

dipercayakan kepadanya, dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber
daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
c) Menyediakan informasi sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi;
d) Menyediakan

informasi

ketaatan

realisasi

terhadap

informasi

mengenai

entitas

pelaporan

anggarannya;
e) Menyediakan

mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
f)

Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan

entitas

pelaporan

dalam

mendanai

aktivitasnya.
Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi
yang menentukan kapan pengaruh atas transksi atau kejadian
harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi
pada umumnya ada dua yaitu, basis kas (cash basis of
accounting) dan basis akrual (accrual basis of accounting).

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan
kejadian lain diakui ketika kas diterima oleh kas pemerintah (Kas
Umum Negara / Kas Umum Daerah) atau dibayarkan dari kas
pemerintah (Kas Umum Negara / Kas Umum Daerah). Sedangkan
dalam akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi
dimana transaksi ekonomi dan peristiwa-peristiwa lain diakui dan
dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode
laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan
pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan.
Contoh transksi yang membedakan basis kas dan basis akrual
adalah dalam peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat
Keputusan Penetapan Pajak (SKPP). Dalam basis kas, saat
terbitnya SKPP tersebut belum diakui sebagai pendapatan,
karena pemerintah belum menerima kas. Namun, dalam basis
akrual, terbitnya SKPP tersebut oleh pemerintah sudah diakui
sebagai pendapatan, walaupun pemerintah belum menerima kas
atau pendapatan pajak tersebut.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan
menerapkan

basis

akuntansi

akrual

secara

penuh

atas

pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara
paling lambat tahun anggaran 2008.
a)Manfaat Akuntansi Akrual

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

i.

Informasi

yang

terkandung

dalam

laporan

yang

disajikan dalam basis akrual sangat berguna baik untuk
akuntabilitas maupun pengambilan keputusan;
ii.

Akuntansi

akrual

mengharuskan

organisasi

untuk

memelihara catatan yang lengkap dari aktiva dan
menfasilitasi pengelolaan aset yang lebih baik;
iii. Akuntansi

akrual

menyediakan

kerangka

yang

konsisten untuk identifkasi kewajiban saat ini dan
kewajiban kontijensi.
b) Pelaporan Dalam Akrual Basis
i.

Menunjukkan

bagaimana

pemerintah

mendanai

kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
ii.

Membuat pengguna dapat mengevaluasi kemampuan
pemerintah untuk mendanai kegiatannya dan untuk
memenuhi kewajiban dan komitmennya;

iii.

Menunjukkan

posisi

keuangan

pemerintah

dan

perubahan dalam posisi keungan;
iv.

Menyediakan

kesempatan

bagi

pemerintah

untuk

menunjukkan pengelolaan yang sukses atas sumber
daya;
v.

Berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dilihat
dari sisi biaya pelayanan, efsiensi, dan pencapaian.

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

Laporan

keuangan

disusun

untuk

menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
4)Penyajian Laporan Keungan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun. Pernyajian laporan keuangan sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN / APBD diwajibkan untuk
setiap periode tahun anggaran APBN / APBD, dimana dalam masa
1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai
31 Desember untuk Neraca, dan untuk tahun yang berakhir 31
Desember untuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan
Arus Kas (LAK).
Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu
periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun,
misalnya

sehubungan

dengan

adanya

perubahan

tahun

anggaran. Contoh selanjutnya adalah dalam masa transisi dari
akuntansi berbasis kas ke akrual, suatu entitas pelaporan untuk
memungkinkan
Dalam

kondisi

penyusunan
seperti

laporan
itu

keuangan

entitas

konsolidasi.

pelaporan

harus

mengungkapkan informasi mengenai alasan penggunaan periode
pelaporan tidak satu tahun, dan fakta bahwa jumlah-jumlah

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan

komparatif untuk laporan tertentu seperti arus kas dan catatancatatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara, batas waktu penyampaian laporan
keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN / APBD selambat-lambatnya 6 (Enal) bulan setelah
berakhirnya

tahun

anggaran.

Dengan

demikian,

kegunaan

laporan keuangan tersebut berkurang bilamana laporan tidak
tersedia bagi pengguna dalam suatu periode tertentu setelah
tanggal

pelaporan.

Faktor-faktor

yang

dihadapi

seperti

kompleksitas operasi suatu entitas pelaporan bukan merupakan
alasan yang cukup atas kegagalan pelaporan yang tepat waktu.
Selain

laporan

keuangan

tahunan,

setiap

entitas

pelaporan juga diwajibkan menyusun laporan keuangan interim,
yaitu

setidak-tidaknya

setiap

semester

sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara / Lembaga dan Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun
2006

tentang

Pelaporan

Keuangan

dan

Kinerja

Instansi

Pemerintah.
Daftar Pustaka
DR. Tawakkal, SE., M.Si., 2009, Akuntansi Pemerintahan, Makassar

Laporan Pertanggungjawaban Keuangan dan Penyajian Laporan Keuangan