LAPORAN PRAKTIKUM DAN MIKROBIOLOGI air

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMERIKSAAN AIR
Percobaan Kedelapan
Kamis & Jumat , 24 & 25 November 2016
Grup F

Nama

: Ahmad Nizam

NPM:1543050051

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2016
I.Judul Percobaan : Pemeriksaan Air

II.Tujuan Percobaan
-


:-Untuk mengetahui kualitas air dengan cara mengetahui jumlah
mikroorganisme

-

Untuk mengetahui jumlah mikroorganisme berdasarkan nilai Most Probable Number
(MPN) pada air

-

Untuk mengetahui jasad indikator pada sampel air

-

Untuk mengetahui jumlah kuman dengan metode Total Place Count “TPC”

-

Untuk Mengetahui Metode Pemeriksaan Air


-

Untuk Mengetahui keberadaan koliform dalam sampel air

III.Dasar Teori
Air adalah satu dari sedikit zat yang wujud cairnya lebih rapat daripada
wujud padatnya. Kalau benda lain mengerut ketika dipadatkan, es malah mengembang. Pada
suhu di atas 4oC, air bersifat seperti cairan pada umumnya, mengembang ketika panas,
danmengerut ketika dingin. Air mulai membeku ketika molekul-molekulnya mulai
bergerak lambat sehingga tidak mampu memutuskan ikatan hidrogen (Campbell 2004:
44).Air mungkin saja terlihat jernih, tak berbau, dan tak berasa, tetapi tidak aman
untuk diminum. Air baik dan aman untuk diminum ialah air yang bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan. Pencemaran air
oleh mikroorganisme atau zat-zat kimia berarti air tersebut mengalami polusi dan tidak boleh
diminum. Sumber-sumber dalam tanah, yaitu sumur dan mata air, menyediakan
sebagian besar air untuk rumah-rumah perorangan di daerah pedesaan. Air permukaan tidak
boleh diminum kecuali bila diberi perlakuan (atau dididihkan) sebelumnya untuk
menghilangkan kontaminan (Pelczar & Chan 2005: 868-869).
Pengujian air didasarkan atas ada tidaknya bakteri dari golongan kolon saja. Bakteri
kolon terdiri dari berbagai bakteri yang merupakan penghuni biasa dari usus tebal manusia

atau hewan yang sehatmaupun yang sakit, E. Coli.Kehadiran bakteri kolon di dalam suatu
contoh air menunjukkan adanya pencemaran yang berasal dari kotoran hewan dan manusia
dan dianggap patogen (Dwidjoseputro 1998: 189-190). P e m e r i k s a a n s e c a r a
mikrobiologi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dipakai sebagai pengukuran
derajat pencemaran.Penelitian derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya
ditunjukkan pada kehadiran bakteri indikator (coliform dan fecal coliform) (Ramona,
dkk.2007).
Menurut Pelczar dan Chan(1988) Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3
tahap yaitu Uji penduga(presumptive test), Uji penguat(confirmed test) dan Uji
pelengkap(completed test). Uji penduga setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa

inkubasi diduga mengandung bakteri koliform.Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam
tabung durham.
Uji penguat (confirmed test) yaitu uji lanjutan dari tahap uji duga dengan membuat
piaraan agar piaraan laktoa cair pada media agar selektif dan diferensial yaitu Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA). uji lengkap (completed test) yaitu uji yang dilakukan untuk
pembuatan piaraan cair dalam media laktosa dari koloni tipikal pada media EMBA dengan
tujuan mendeteksi mikroorganisme yang di duga E.coli untuk memfermentasi laktosa juga
diamati morfologinya.
Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram untuk memastikan jenis bakteri

yang dihasilkan.Kelompok koliform mencakup bakteri yang aerobic dan anaerobic fakultatif,
berbentuk batang atau basil, gram negative dan tidak membentuk spora. Koliform
memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan gas CO2 dalam waktu inkubasi
selama 48 jam dan diletakkan pada suhu 37ºC (Hadieotomo 1993).
Saat ini ditemukan banyak sekali sampel air minum di depo isi ulang. Bakteri yang
ditemukan tidak secara langsung menimbulkan penyakit namun menunjukkan tingkat sanitasi
yang rendah. Resiko bakteri patogen lain yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan akan
semakin tinggi apabila semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri. Keberadaan bakteri
tersebut bisa disebabkan oleh sumber air yang tercemar atau pemaparan dengan radiasi sinar
ultraviolet kurang memadai. (Ranoma, 2007)
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli
dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari
sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang
mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari
10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan
(AOAC,2000).
Sesuai

Permenkes


Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum,
dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml air harus
dipenuhi.
Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP 82/2001
tentang Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan sebagai
bahan baku air minum kandungan E. coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari 10.000.
Menurut salah satu penelitian (Kajian Dhani Arnantha staf peneliti Lembaga kajian Ekologi
dan Konservasi Lahan Basah) jumlah E.coli dalam 100 ml air Kali Mas Surabaya mencapai

1600 milyar.
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan kelas I
yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per 100 ml

digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik dikonsumsi. Air dengan jumlah
coliform 3-10 merupakan golongan air yang termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi.
Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per 100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh
dikonsumsi lagi
Pemeriksaan mikrobiologi sangat penting dilakukan mengingat air merupakan sumber
kehidupan utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam air perlu mendapat perhatian
untuk diperiksa baik secara mikrobiologi,fisik maupun kimia untuk menghindarkan air dari
pencemaran.
Syarat bakteriologi air ditetapkan sebagai berikut :
1. Tidak boleh mengandung mikroba pathogen.
2. Tidak boleh mengandung mikrobaa pathogen terlalu banyak.
Pemeriksaan kualitas air secara mikrobiologi meliputi :
1. Pemeriksaan jumlah total mikroorganisme.
2. Deteksi dan enumerasi terhadap bakteri pathogen Shigella dan Salmonella terutama
Escherichia coli.
3. Jumlah perkiraan terdekat bakteri coli : coli umum dan coli fekal.

Bakteri golongan koli merupakan indicator terhadap intra bacteriaceae. Bakteri coli dapat
dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran oleh manusia maupun hewan.Adanya bakteri
coli dalam air identic dengan adanya bakteri pathogen

I.

Alat dan Bahan
A. Alat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Alat
Cawan petri
Erlenmeyer

Ose
Lampu spiritus/Bunsen
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Mat pipet

B.Bahan

Ukuran

Besar
Jumbo
1,5 ml dan 10 ml

Jumlah
7 buah
Secukupnya
Secukupnya
1 buah
1 buah

5 buah
3 buah

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

I.

Nama Bahan
TSA
Kaldu laktosa
Aquadest steril
BGLB dengan tabung
durham
Endo Agar

Air Sungai

Wujud Konsentrasi
Jumlah
Cair
100 ml
Cair
Secukupnya
Cair
100 ml
Cair
Secukupnya
Cair
Cair

Secukupnya
secukupnya

Prosedur Kerja
ProsedurKerja

Sterilkan alat dan tangan
Buat kaldu laktosa untuk 15 tabung
@10 mL, 10 tabung jumbo, 5
tabung sedang dan letakkan tabung
durham di dalamnya

Tambahkan sampel air ke dalam
tabung yang berisi kaldu laktosa
dengan volume @10 mL untuk 5
tabung double strength, @1 mL
untuk 5 tabung konsentrasi normal,
@0,1 mL untuk 5 tabung
konsentrasi normal

HasilPengamatan

Buat TSA 100mL untuk 6 cawan
petri @15 mL
Buat pengenceran dari sampel air
ke dalam cawan petri kering dan
tuangi TSA steril

Eramkan di inkubator 370C selama
16-24 jam

Eramkan di inkubator 370C selama
16-24 jam
Lakukan pewarnaan gram untuk
mengetahui jenis bakteri

Pembahasan

Pada praktikum kali ini, melakukan pemeriksaan air.Pemeriksaan air dilakukan untuk
mengetahui apakah air tersebut layak digunakan sebagai air minum atau digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pemeriksaan air ini menggunakan metode MPN. Metode perhitungan
MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksiyang berisi tabung durham, dimana
perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh
jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif
dapat dilihat dengan

mengamati terbentuknya gas di dalam tabung durham yang

diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga tabung
durham tersebut naik keatas. Pemeriksaan air ditunjukkan dengan adanya bakeri indikator
(coliform dan fecal coliform) dengan menggunakan tiga tahapan pengujian yaitu uji dugaan,
uji penetapan, dan uji pelengkap. Sampel sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam media
konsentrasi ganda karena diduga akan ada lebih banyak bakteri sehingga diperlukan lebih
banyak nutrisi yang diperlukan untuk menumbuhkannya.
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum menggunakan
coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang aerobic dan
anaerobic fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negative dan tidak membentuk spora.
Coliform memfermentasikan laktosa dengan membentuk asam dan gas CO 2 dalam waktu
inkubasi selama 24 jam dan diletakkan pada suhu 37ºC.
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan kelas I
yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per 100 ml
digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik dikonsumsi. Air dengan jumlah
coliform 3-10 merupakan golongan air yang termasuk kelas III dan tidak baik dikonsumsi.
Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per 100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh
dikonsumsi lagi
Berdasarkan Data yang di peroleh pemeriksaan pada air tanah,
bahwa mikroba yang terdapat pada tabung reaksi memerlukan oksigen
untuk hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan
salah satu cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya
gas pada tabung yang menandakan tabung bersifat positif.Banyaknya coliform
dalam air isi ulang dapat disebabkan adanya bakteri yang dapat memfermentasi
laktosa

dengan

membentuk

gas

dan

gelembung

udara.

Tabung

yang

menunjukan hasil positif pada uji penetapan ditumbuhkan pada media BGLB
(Briliant Green Lactosa Broth) yang merupakan media selektif karena kandungan
emepedunya akan meningkatkan pertumbuhan bakteri gram negatif Coliform,

namun kandungan hijau berliannya akan menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif dengan jalan merusak dinding selnya.Pada hasil yang positif
terbentuk gas setelah ditanam di media Endo Agar, tabung dengan volume 10
ml sebanyak 3 tabung menunjukkan hasil positif adanya gas. Penggunaan
medium Endo Agar yang mengandung zat pewarna eosin dan metilen blue, pada
bakteri gram positif campuran zat warna ini akan semakin menghambat
pertumbuhan sedangkan pada Eschericia coli kedua zat warna ini akan
terakumulasi pada koloninya dalam suasana asam dan akan memberikan warna
kehijauan mengkilat yang khas sebagai hasil positif adanya bakteri E. coli Pada uji

pelengkap ini dilakukan pewarnaan gram untuk mengetahui bentuk dari bakteri yang terdapat
pada sampel. Prosedur pewarnaan gram yang dilakukan sama seperti pewarnaan gram yang
telah dilakukan sebelumnya. Adapun fungsi-fungsi penambahan warna pada pewarnaan
bakteri gram yaitu, pewarna Kristal ungu ditambahkan sebagai pemberi warna awal, mordan
ditambahkan untuk memperkuat ikatan pada dinding sel sehingga warna yang dilihat dapat
terlihat lebih jelas, aseton alkohol ditambahkan sehingga pada bakteri gram negatif yang
mengandung peptidoglikan. Safranin ditambahkan untuk memberikan kompleks warna merah
pada bakteri gram negatif sehingga bakteri gram negatif menjadi berwarna merah sedangkan
pada bakteri gram positif pewarna safranin tidak berpengaruh sehingga bakteri gram positif
tetap berwarna ungu. Setelah dilakukan pewarnaan gram dan diamati pada mikroskop, bakteri
yang teramati yaitu bakteri berbentuk basil dan berwarna merah muda sehingga dapat
dikatakan terdapat bakteri E.Colli. Kemudian diamati pada mikroskop lalu dilihat warna dan
bentuk bakterinya. Dari hasil pengamatan, jenis bakterinya adalah E.coli yang berbentuk
batang, gram negatif dan tidak ada spora. Hal tersebut menandakan bahwa sampel air isi
ulang tersebut tidak layak dikonsumsi.
Kesimpulan
 Jumlah bakteri Coliform pada sampel air sungai . Kualitas air pada sampel yang
diuji adalah tidak layak digunakan sebagai air minum sebab jumlah coliformnya
sangat banyak sehingga akan berbahaya bila diminum.
 Metode TPC “Total Plate Count” dilakukan untuk menunjukkan hasil
adanya sejumlah kuman E.coli per ml air.
 Metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air adalah
metode MPN “Most Probable Number” karena metode ini dilakukan
untuk menunjukkan adanya sejumlah kuman E.coli per 100 ml air.
Sehingga diperoleh nilai angka yang mendekati jumlah sebenarnya.
 Jenis bakteri yang mencemari sampel air tanah adalah berasal dari bakteri coliform,
terdapat pencemaran akibat adanya bakteri Escherichia coli dengan cirri-ciri
berbentuk batang, gram negatif dan tidak berspora