Perkembangan Teknologi DAn Media Penyiaran

PERKEMBANGAN

TEKHNOLOGI

PERANGKAT

MEDIA

PENYIARAN, dan SISTEM JALUR PRODUKSI STUDIO
Sejak ditemukannya televisi dan radio oleh para ilmuwan dan pakar teknologi,
media audio dan audio- visual itu terus mengalami perkembangan. Khususnya
berbagai perangkat yang menunjang dalam pelaksanaan siaran. Baik itu bentuk
fisik maupun faungsinya. Teekhnologi yang berkembang semakin mempermudah
para creator- creator dalam industry penyiaran.
Teelevisi broadcasting merupakan bagian dari sebuah teknologi sehingga
merupakan

proses

dan


bukan

tujuan

maka

akan

selalu

mengalami

penyempurnaan kearah yang lebih baik, efisien, praktis, berkualitas, compatible
dengan system yang sedang terus berkembang dan pada tahap yang lebih
mulia.
Perkembangan teknologi perangkat media penyiaran berdampak cukup besar
pada system jalur produksi tv/radio. Dimana sebuah kreativitas harus ditunjang
dengan perangkat-perangkat yang compatible dan perencanaan produksi yang
baik. Sistem jalur produksi program tv/radio merupakan penentu dari sebuah
program yang akan disiarkan. Manajemen produksi yang baik akan melahirkan

produk siaran yang baik pula.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, perkembangan stasiun televisi di
Indonesia cukup signifikan. Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) oleh
menteri penerangan RI No. 286/SK/MENPEN/1999, banyak bermunculan stasiun
TeV swasta. Namun tak banyak stasiun tv swasta yang dapat melakukan siaran
secara

nasional

karena

Perundang-undangan

mengatur

system

televisi

berjaringan sebagai wujud demokratisasi/desentralisasi penyiaran.

Perkembangan Tekhnologi Perangkat Media Televisi
Teelevisi merupakan temuan internasional, karena banyak ilmuwan-ilmuwan
yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Perkembangan
pesat pertelevisian dunia setelah antara tahun 1951 dan 1954, saluran (chanel)
Ultra High Frequency (UHF) mulai dibuka serta diketemukannya televisi
berwarna.
Menurut Riswandi dalam bukunya Dasar-dasar Penyiaran, Siaran sebagai
output penyiaran yang dikelola oleh organisasi merupakan hasil perpaduan

antara kreativitas manusia didukung oleh peralatan. Dengan perkataan lain,
antar perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras terdiri dari:
a.

Sarana dan prasarana

b.

Pemancar dan perangkatnya


perangkat lunak terdiri dari:
a.

Manusia yang mengelola siaran (termasuk manajemen)

b.

Program

yang termasuk perangkat keras adalah:
a. Studio
b. Kamera elektronika
c. Sound system
d. Lighting
e. Sub dan Master control
f. Teelecine
g. Alat Rekam dan Media Penyimpanan
h. Program continuity
i. Pemancar
j. OB-Van

Adapun faungsi beberapa perangkat keras di atas sebagai berikut :
A.

Studio
Definisi studio televisi adalah tempat memproduksi paket siaran televisi dan

sekaligus tempat menyiarkan. Proses produksi di studio harus terkoneksi dengan
Master Control Room (MCR). Stasiun Teelevisi dapat hanya memiliki lebih dari
satu studio, tergantung besar kecilnya stasiun televisi dan kegunaannya. Studio
digunakan untuk membuat acara televisi seperti yang diinginkan di dalam script
tanpa dipengaruhi oleh cuaca.

2

Gambar 1.1: sebuah studio tv yang lengkapi perangkatnya
Produksi acara siaran tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tetapi ada
yang di luar studio (outdoor). Produksi di luar studio diselenggarakan dengan
dukungan mobil produksi atau dikenal dengan istilah Outside Broadcasting Van
(OB- Van).
TeVRI bahkan memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka,

dilengkapi dengan rumah, danau buatan, gunung buatan, sungai dan saah
buatan yang semuanya ditujukan bagi produksi siaran. (Riswandi, 2009 : 15)
B.

Kamera Elektronika

Pengertian Kamera Video
Video dapat diartikan

suatu gabungan dari beberapa gambar mati dengan

jumlah ratusan mungkin ribuan atau bahkan jutaan jumlahnya yang dibaca
secara teratur dan berurutan dalam satuan waktu dengan kecepatan tertentu.
Sementara Kamera adalah sebuah peralatan elektronis yang dapat merekam
suatu gambar. Dengan demikian pengertian kamera video yaitu sebuah
peralatan elektronis dapat merekam gambar dalam jumlah tertentu hingga
nantinya terdapat ilusi gerak dari gambar yang direkamnya.
Askurifaai

Baksin


dalam

bukunya

Membuat

Film

Indie

Itu

Gampang

menyebutkan, pada dasarnya kamera yang kita kenal dapat dikategorikan
menjadi tiga jenis, yakni:
1.

Kamera faoto (Still Photography),


2.

Kamera film/ movie (Cinema Photography), dan

3.

Kamera video (Video photography).
Ketiga jenis kamera tersebut mempunyai perbedaan karakteristik terutama

pada aspek bahan penyimpanan gambar dan proses terjadinya gambar. Kamera
3

faoto dan kamera film menggunakan bahan baku pita seluloid. Sementara kamera
video menggunakan bahan baku kaset video.
Dilihat dari gambar yang dihasilkan pun berbeda. Kamera faoto menghasilkan
gambar tunggal tak bergerak (still single picture). Sementara kamera film dan
video memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menghasilkan gambar-gambar hidup
atau citra bergerak (motion picture).
Penggolongan Kamera Video

Dilihat dari penggunaannya, kamera video dibagi menjadi tiga, yakni kamera
studio, kamera portable (ENG camera) dan kamera EFP (Electronics Field
Production).
1.

Kamera Studio adalah kamera yang biasanya digunakan dalam studio
untuk memproduksi sebuah program acara televisi. Kamera studio yang
dilengkapi tripot dan dolly / craine. Kamera biasanya telah dilengkapi
micropon

untuk

menangkap

suara

didepan

kamera.


Kamera

juga

dilengkapi dengan VCR untuk merekam gambar dan suara dari obyek.
Kelengkapan yang mendukung kamera studio yakni : Pedestal, Teripod,
Rolling Teripod, Crane/Hand Crane, Porta jip dll. Selain itu dilengkapi
dengan dua hand/pan bar untuk pengaturan faocus, zoom maupun
pergerakan kamera (Camera Movement).

Gambar 1.2: kamera studio sony hdc 1000
2.

Kamera ENG (Electronics News Gathering) atau portable camera adalah
kamera yang digunakan untuk hunting berita dan juga bisa digunakan
untuk membuat film.

4

Gambar 1.3: kamera ENG Sony HDV

3.

Kamera EFP (Electronics Field Production) adalah kamera yang biasa
dipakai di dalam ruangan (indoor), hampir sama dengan jenis pertama.

Gambar 1.4: Kamera EFP Hitachi
Keragaman

jenis

kamera

tersebut

disebabkan

karena

perkembangan

teknologi yang terus bergulir hingga berdampak pada proses pembuatannya.
Berikut ini akan diuraikan macam-macam kategori jenis kamera video :
a.

Consumer Video Camera ( Home Used Camera )

1. Kamera Video 8: Merupakan kamera analog pertama yang diluncurkan dan
dikenal dengan istilah Handycam atau juga bisa disebut dengan video 8, karena
ukuran lebar pita kaset sebagai bahan untuk merekam gambar berukuran 8mm.
Kualitas gambar yang dihasilkan kamera ini sangat terbatas karena mempunyai
farame size 320 pixel X 240 pixel.
2. Kamera Video 8Hi: Pada era tahun 80-an Sony Corporation mengembangkan
dari video 8 menjadi Hi8 dengan mempertajam kualitas gambar serta
perlengkapan aksesoris kamera seperti menambahan lensa zoom, lensa Wide
hingga lensa filter.
3. Kamera Video Digital 8: Kamera memiliki kualitas gambar berukuran lebih
besar serta dilengkapi dengan i-links yaitu koneksi digital ke komputer melalui
fire wire. Koneksi digital ini mempunyai kemampuan daya transfaer data dengan

5

kecepatan tinggi per-detiknya jauh lebih sempurna daripada sistem analog yang
masih menggunakan sistem koneksi komposit .

Gambar 1.5 : consumer video camera
b.

Semi Profesional Camera

1. Sony HDR-HC9: Dengan makin populernya faormat digital maka lambat laun
kamera faormat analog mulai ditinggalkan. Sony HDR-HC9 ini adalah produk
camcorder terakhir Sony yang menggunakan faormat pita atau yang dikenal
sebagai faormat HDV. Dilihat dari spesifikasi nya, Sony HDR-HC9 ini masih cukup
bisa diandalkan soal kualitas gambar.
2. Sony HXR MC1500P: Kamera jenis ini merupakan kamera semi profaesional.
Dengan lensa 12x Optical zoom, 160x Digital zoom dan faormat perekamannya
HD: MPEG-4 AVC/H.264 (AVCHD) SD: MPEG-2 PS. Frame yang dihasilkan kamera
ini 1920x1080/50i.

Gambar 1.6: semi profaessional camera
c.

Profesional Camera

1. Kamera Video Betacam: Sekitar tahun 1980 Sony meluncurkan seri Betacam
SP. Kamera ini dipakai sebagai standarisasi penyiaran televisi karena resolusi
yang dihasilkan adalah 600 garis horizontal televisi dengan Bit Rate 25 Mbps.
Kemudian tahun 1993 – 1996 ketika masuknya faormat digital di Indonesia,
Betacam pun menyiapkan Betacam SX dengan mempertajam resolusi garis
horizontal

televisi

menjadi

800-900

garis

harizontal

televisi,

sehingga

melampaui dari garis televisi yang distandarkan dan dikembangkan lagi.

6

Gambar 1.7: kamera betacam Sony DXC-637
2. Kamera Video VHS: Kamera jenis ini termasuk kamera profaesional berfaormat
analog. Bahan kaset sebagai perekam gambar berfaormat VHS ukuran lebih besar
dari kaset Video 8. Kamera jenis ini dipakai standart penyiaran, hasil perekaman
kamera ini bisa diputar melalui Video player VHS yang pada waktu itu dipakai
standard pemutar video oleh stasiun televisi. Beberapa versi melengkapinya
dengan vormat S-VHS.

Gambar 1.8 : kamera VHS Panasonic-M40
3. Kamera Video DV CAM dan DV CPRO adalah kamera video berfaormat digital.
Kamera jenis ini cocok intuk industri televisi, karena resolusi yang dihasilkan
sudah mencapi 800 sampai 900 garis horizontal televisi. Pabrikan Sony
mengeluarkan Seri DV CAM seperti pada versi DSR 400WSP, sedangkan
Panasonic mengeluarkan Seri DV CPRO dengan versi AJ D410, dan itu akan terus
berkembang pada versi-versi berikutnya tentu saja dengan kualitas yang lebih
tinggi.

Gambar 1.9 : kamera DV cam Sony HVR
4. Kamera Video P2 HD merupakan kamera berkualitas High Definition dan
mampu merekam gambar sampai resolusi tertinggi yaitu 1920 x 1080 pixel.
7

Penyimpanan data dalam bentuk Card yang terdiri dari 3 jenis diantaranya 16
GB, 32 GB dan 64 GB. Kapasitas penyimpanan card ini mudah digunakan
kembali setelah pentransfaeran data.

Gambar 1.10 : Kamera video P2 HD
5. Kamera Video High Definition /HDV: Kamera ini mempunyai resolusi tinggi
sehingga Frame yang dihasilkan kamera ini mencapai 1440 x 1080 pixel bahkan
kamera Sony seri HDW-F900R mampu merekam hingga resolusi farame 1920
x1080 pixel. Sony dengan serinya terbarunya HDW-F 900R sedangkan Panasonic
mengimbanginya pada seri HPX 3700.

Gambar 1.11 : Kamera HDV Sony
d.

Broadcasting Camera

Bentuk fisik kamera ini lebih besar dibandingkan dengan kamera elektronik
lainnya. Teipe lensa yakni box lens dengan jenis zoom lens. Kelengkapan yang
mendukung kamera studio yakni : Pedestal, Teripod, Rolling Teripod, Crane/Hand
Crane, Porta jip dll. Selain itu dilengkapi dengan dua hand/pan bar untuk
pengaturan faocus, zoom maupun pergerakan kamera
Kamera ini hanya digunakan di dalam studio, selain kelengkapan di atas ada lagi
kelengkapan lain yang di pasang di ruang control, seperti : CCU(Camera Control
Unit), RCP(Remote Control Panel), WFM (Wave Form Monitor), Video Monitor
yang berfaungsi untuk setting kamera yang berada dalam studio.

8

Gambar 1.12 : Broadcasting camera

C.

Sound system
Peralatan sound system berfaungsi untuk mengkontrol atau mengatur sumber –

sumber audio dari studio set maupun sumber lain yang akan masuk dalam
siaran. Sound sistem digunakan untuk keperluan talk back komunikasi antara
kamerawan dengan sutradara/pengarah dalam rangka koordinasi, pemberian
instruksi oleh pengarah kepada kamerawan dan juga disalurkan ke ruang-ruang
lain. Sound sistem juga berfaungsi sebagai sumber suara utama dan pendukung
program.

Gambar 1.13: skema kerja sound system
Sound system yang terdiri dari microphone, mixer audio, equalizer, amplifier,
speaker, headphone, tape recorder/cassette recorder, piringan hitam, CD/DVD
player, dsb. Berikut perinciannya:
a) Microphone: untuk menangkap suara dan diubah menjadi elektris kemudian
disalurkan ke mixer audio. Microphone memiliki beberapa jenis, diantaranya:
 Shotgun mic: Michrophone ini bentuknya ramping dan panjang mirip seperti
laras senapan. Sifaatnya mempertajam suara yang lemah dan jauh akan
ditangkap oleh microphone ini.

9

 personal mic/clip-on mic adalah perekam suara yang bentuknya kecil dan
penjepit .Mic ini biasanya dijepit di kerah baju,jas ataupun menempel
dibalik dasi.
 Handheld Mic: karakteristiknya Dynamic michrophone. Sifaatnya meredam
suara desis dan suara yang tajam untuk mengurangi gangguan suara
utama yang direkam

Gambar 1.14: beberapa jenis mic
b) Audio Mixer: Peralatan audio yang berfaungsi untuk mengkontrol atau
mengatur sumber –sumber audio dari studio set maupun sumber lain yang
akan masuk dalam siaran.

Gambar 1.15: Audio mixer
D.

Lighting (Tata Cahaya)

Salah satu unsur yang penting dalam tayangan televisi adalah pencahayaan.
Karena tanpa adanya cahaya, objek tidak akan bisa terlihat dan terekam oleh
kamera video. Hal inilah yang menjadi perhatian penting sebuah studio televisi
dalam penataan cahayanya.
Fungsi penataan cahaya diantaranya:


Memberikan penerangan yang cukup dan seimbang agar setiap kamera

menghasilkan gambar/video signal sesuai standard.


Membentuk dimensi atas obyek, pemisahan visual antara latar depan dan

latar belakang.
10



Menciptakan suasana alami, artistik atau dramatik sesuai tuntutan acara

System pencahayaan dibagi menjadi tiga poin: key light, fill light dan back light.
Seperti gambar berikut:

Gambar 1.16: three point lighting
1. key light: cahaya utama yang memberi efaek yang paling dominan Pada
subyek karena intensitasnya paling besar dan menimbulkan bayangan. Letak
Key Light ideal adalah antara 30°-45° dari sisi kanan-kiri kamera.
2. fill light: cahaya tambahan yang berguna umtuk menghilangkan atau
meminimalisir bayangan yang ditimbulkan oleh Key Light. posisi disamping
Kamera berlawanan dari Key, ( sekitar 90°)
3. Back light: sumber cahaya yang datang dari belakang subyek

dan

ditempatkan pada posisi belakang obyek setinggi key light.
Ciri cahaya
•Hard light adalah Cahaya yang menghasilkan gambar dengan tekstur obyek
dan bayangan yang jelas. Dihasilkan oleh lampu jenis Spotlight dengan berkas
cahaya terarah.
•Sofat light adalah Cahaya yang menghasilkan gambar dengan tekstur obyek
lebih lunak dan bayangan yang samar. Dihasilkan oleh lampu jenis Sofat light
dengan berkas cahaya menyebar.

11

Gambar 1.17: contoh perbedaan hardlight dan sofatlight
Peralatan lighting
1. Lampu warna (colour light): disebut juga lampu PAR (Parabolic Aluminized
Reflector). Lampu PAR memiliki daya lampu 1000 watt dengan tegangan 220
volt. Teerdapat tiga macam lampu Par antara lain: PAR Medium, PAR Nero, dan
PAR parinero.
2. . Lampu Efaek: sebenarnya ada banyak tetapi yang sering kali digunakan di
studio televisi. Antara lain: Teechnobeam, Cyberlight, Studio colour, dan Studio
Beam.
3. Lampu HMI (Hydrargyrum Medium arc-length Iodide): ini merupakan jenis
lampu kualitas tinggi.

Gambar 1.18: lampu par , technobeam dan HMI
4. Lampu Teungsten Yaitu lampu yang terbuat dari kawat pijar (bohlam & pijar).
Lampu ini biasa digunakan untuk adegan malam hari, di mana skin tone (warna
kulit manusia) yang tersinari oleh lampu tungsten akan tetap serasi, tidak
menjadi kepucat-pucatan.
5. Reflector yaitu aksesori yang digunakan untuk memantulkan cahaya dan
mengisi daerah-daerah yang gelap. Biasanya digunakan di outdoor.

Gambar 1.19: reflector dan cara pemakaiannya
6. Pengukur cahaya atau lightmeter adalah sebuah alat untuk mengukur
intensitas cahaya. Dalam faotografi, pengukur cahaya digunakan untuk
menentukan pembukaan. Diberikan kecepatan film dan kecepatan rana, alat ini
akan menunjukkan fa-stop yang akan memberikan sebuah pembukaan yang
netral.

12

Gambar 1.20: lightmeter

E.

Sub dan Master control
Master control room (ruang kendali siaran) digunakan untuk mengontrol

seluruh sinyal gambar dan suara serta komunikasi dari dan ke luar stasiun
penyiaran dan pusat hubungan jalur antar studio, production control, program
continuity, VTeR/ATeR di dalam stasiun penyiaran. Bagian Master Control Room
merupakan jantung dari sebuah stasiun televisi broadcasting. Karena bagian
inilah letak pengaturan semua tayangan program dan komersial dari sebuah
stasiun televisi.

Gambar 1.21: Master control room
Bagian Master Control Room dilengkapi dengan meja utama atau Console
sebagai pemantau alur sinyal audio dan video merupakan bagian utama sebuah
stasiun televisi. Maka tugas utama master control console diantaranya:
 Penyangga utama penyelenggaraan siaran
 Membagi sinyal input ke bagian lain (studio, presentasi, transfaer room)
 Quality Control Audio dan Video
 Koordinasi utama saat siaran langsung
 Bagian monitoring utama kualitas siaran
F.

Telecine

Teelecine adalah peralatan transfaer audio visual dari film, slide menjadi video
audio. Peralatan yang ada pada ruangan ini adalah proyektor film dari ukuran 8
13

mm, 16 mm, 35 mm, 70 mm. Ukuran ini disesuaikan dengan jenis ukuran film
yang sudah standar ; Kamera Video untuk shoting proyeksi film sehingga
menjadi gambar video; sound system dan sebagainya.

Gambar 1.22: Teelecine
G.

Alat Rekam dan Media Penyimpanan
Sebelum dikenal Cassete Video (video cassette tape) media penyimpanan film

berupa Reel Tape, seperti masih dijumpai pada acara “layar tancap” yang
akhirnya berkembang menjadi video cassette yang mempunyai ciri umumnya:


Pita berada pada dua reel di dalam cassette



Pemasangan mudah dan tidak perlu memasang tape secara manual
VTeR berfaungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat

juga digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita ke
digital). Macam-Macam VTeR : Betacam, DVC Pro, Mini DV / DV Cam, dan VHS / SVHS.
VCR (video cassette recorder) merupakan alat pemutar maupun perekam
video untuk kualitas rumah tangga bukan standard broadcast. Biasanya VCR
pada stasiun TeV broadcast digunakan untuk merekam hasil on air stelah
melewati transmisi. Karena perkembangan teknologi, perekaman of air juga
sudah menggunakan system hardisk (server).

Gambar 1.23: VTeR dan VCR
H.

Program continuity

14

Digunakan untuk mengatur kontinuitas siaran yang berasal dari beberapa
sumber gambar/suara. Jumlah program continuity tergantung dari jumlah
program yang dimiliki oleh stasiun penyiaran. Peralatan program continuity
sama seperti peralatan production control.
I.

Pemancar
Stasiun Pemancar TeV (Satuan Teransmisi TeV) adalah suatu tempat atau lokasi

yang berguna untuk memancarkan Siaran Teelevisi di wilayah yang akan
dipancarkan dan tentunya telah disepakati oleh Pemilik stasiun televisi tersebut.
Setiap Stasiun Relai mempunyai Pengendali siaran atau disebut dengan
Repeater dan Teransmitter. Repeater berguna untuk mengatur Penerimaan siaran
Teelevisi dari studio televisi masing-masing dari kantor pusat . Stasiun Relai TeV
umumnya ditempatkan di dataran tinggi dan jauh dari pemukiman, agar dapat
memancarkan Siaran Teelevisinya ke seluruh jangkauan areanya.

Gambar 1.24 : Stasiun Pemancar TeV di kaki gunung Cikurai, Garut
J. OB VAN
OB Van adalah outside broadcasting Van. Dalam OB Van tersedia sarana siar
lengkap layaknya studio in-house sebuah stasiun TeV. Dalam OB Van tersedia
Mixer Video, Mixer Audio, Monitor monitor, speaker, Teally kit, Intercom, Kamera
dan teleprompter, non linear editing (nle), linear editing kit dan Microwave Link
atau VHF Link untuk menghubungkan ke Master Control Room sebuah stasiun.
Untuk OB Van Audio Visual biasanya memakai truk 3/4 atau yang lebih besar
sebagai platfaormnya. Bagian atas truk dipasang alat penghubung ke stasiun
pusat, baik melalui microwave link, vhfa link, satcom (satellite communication)
ataupun gsm cdma 3G live.
Sedangkan SNG Van adalah singkatan dari satellite news gathering. Dalam
SNG peralatan yang dibawa juga lebih sedikit dan sederhana. Yaitu Kamera
broadcast yg dilengkapi wireless mic untuk reporter dan shotgun mic, encoder,
15

satellite modem, hpa atau sspa dan parabola untuk pemancar dan penerima
sinyal satelit. Encoder berfaungsi untuk mengubah sinyal video menjadi sinyal
digital yang dapat diterima modem. Bila dalam SNG mempunyai beberapa
kamera atau VTeR (video tape recorder), maka diperlukan router dan laptop untuk
mengatur sinyal ke modem. Dari modem sinyal diperkuat melalui hpa (high
power unit) atau sspa (solid state power unit) dan dipancarkan ke satelit. Dari
satelit ini kemudian dipancarkan balik ke stasiun utama dan disiarkan ke
masyarakat luas.

Gambar 1.25: OB-Van dan SNG Van

2.2

Perkembangan Tekhnologi Perangkat Media Radio

Radio adalah salah satu diantaranya media yang digunakan dalam komunikasi
massa, yang dalam penyampaian (transmisi) berita/infaormasinya memanfaaatkan
gelombang listrik atau gelombang elektromagnetik.
Adapun komponen-kompenen system radio siaran ada beberapa macam,
yaitu
A. Studio Control.
Bagian ini bertugas sebagai jantungnya sub system yang menerima berbagai
input yaitu 2 buah tape recorder, 2 turntable, 2 buah studio A dan B, ruang
pengumuman, pembangkit suara untuk pemberitahuan darurat. out put yang
dihasilakan selanjutnya dikirim ke pemancar baik melalui radio link (saluran
radio) maupun melalui saluran kabel.

16

Gambar 2.1: studio control
B. Gedung Pemancar dan Pemancar (Transmitter)
Sebuah console atau control board pencampur sinyal suara (audio) dan
system switching. Bagian ini merupakan master untuk mengkontrol semua
program yang akan dipancarkan oleh pemancar. Adapun pemancar terdiri dari Xtall (Kristal) Ocsilator, rangkaian bufer amplifier, rangk, driver, power amplifier,
modulator, yang didahului oleh rangk, driver, dan pre driver dan rangk output
network.

Gambar 2.2: pemancar
C. Antenna
Antenna berfaungsi sebagai paradiasi energi radio yang berasal dari pemancar
broadcast. Antenna yang biasanya digunakan adalah antenna vertical ¼ lamdha
baik dengan base loading, centre loading,maupun top loading. Antenna terdiri
dari matching impedance/loading coil, element dari antenna itu sendiri,
penangkal petir, dan lampu pengaman.
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang
berfaungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.

Gambar 2.3: antenna
D. Radio Console/Mixer

17

Audio mixer adalah alat untuk mengatur sinyal elektrik dari microphone
studio,tape recorder, dan sinyal prosesor. Operator menggerakan isarat ini
dengan knob/tombol, kemudian mengarahkan kembali sinyal ke tape recorder,
sinyal prosesor, dan monitor power amplifier.
Kegunaan alat ini adalah untuk memixing semua audio input yang tersedia
dan menjadikannya sebagai satu output untuk disiarkan.

Gambar 2.4: Mixer
E. Microphone
Microphone merupakan sebuah alat yang langsung brhubungan dengan
penyiar. Microphone memiliki beberapa macam jenis yaitu: microphone ribbon,
dynamic, condenser, cardoide, sprit, dsb. Untuk keperluan siaran biasanya
menggunakan microphone dynamic yang hanya menangkap suara-suara yang
sangat terbatas daerahnya dari microphone.

Gambar 2.5: jenis-jenis microphone
F. Headphone
Headphone berfaungsi untuk operator maupun penyiar untuk mendengarkan
aktivitas yang sedang mengudara. Saat siaran langsung penyiar wajib
menggunakan headphone.

Gambar 2.6: headphone
G. Software Computer

18

Jika dulu para penyiar mengggunakan piringan hitam, maka sekarang
menggunakan teknologi computer. Dalam computer sudah terdapat sofatware
playlist lagu. Bermacam-macam jenisnya, mulai dari winamp, raduga, zara,
djpower drs2006 dan berbagai program lainnya.

Gambar 2.7: sofatware program radio
H. Monitor Studio
adalah speaker yang digunakan untuk memonitor audio apa yang sedang keluar
dari mixer dan juga dapat digunakan untuk mendengarkan input audio yang
akan dimasukkan kedalam mixer. Speaker ini juga digunakan untuk pengaturan
suara yang keluar dari microphone.

Gambar 2.8: monitor studio

2.3

System Jalur Produksi Media Televisi

Organisasi produksi dibentuk untuk memproduksi satu paket mata acara.
Setelah mata acara ini selesai maka selesai pulalah tugas organisasi produksi.
Bagian produksi televisi, merupakan dapur dari sebuah program acara tv akan
dibuat. Biasanya dibedakan tiga kelompok besar yaitu produksi drama, nondrama dan news.
Manajemen produksi adalah segala proses guna mencapai tujuan secara
efaektifa dan efisien. Teindakan manajemen akan berhubungan dengan pembuatan
keputusan atas rancangan dan pengawasan produksi untuk mewujudkan suatu
produk sesuai dengan tujuan yang telah disepakati.

19

Fungsi manajemen produksi secara umum meliputi: Planning (Perencanaan),
Organizing (pengorganisasian), Actuiting (pelaksanaaan & kepemimpinan),
Controlling (pengawasan)
Program acara televisi sebelum ditayangkan, harus melalui beberapa tahapantahapan yaitu:


Pre-production



Production



Post-production

Berikut bagan system pra produksi, produksi, dan pasca produksi:
PRA PRODUKSI
BRAINSTORMING :
Membuat detail konsep
bersama-sama dengan
produser, tim creative,
dan director melakukan
analisis script/rundown
berdasarkan konsep yang
Menentukan peralatan
dukung teknis meliputi:
kamera, lighting, audio,
dan perangkat teknis
lainnya
Koordinasi dengan kru
pendukung teknis
meliputi: TeD,
Kameraman,
switcherman, audioman,
lightingman,
menyangkut konsep
Me-review kembali
kebutuhan teknis
produksi dengan
produser, tim creative,
dan director

PRODUKSI

EKSEKUSI:
membuat bloking
kamera, melakukan
supervise terhadap
set panggung,
lighting, kamera,
audio, switcher, CG,
etc. Bersama TeD
memastikan kesiapan
perangkat teknis
lainnya dan
memandu jalannnya
Gladi bersih bersama
FD dan berkoordinasi

PASCA

EVALUASI:
bersama
produser dan
kru pendukung
teknis lainnya
melakukan
Editing:
mengikuti
proses editing
program bila
dibutuhkan

Melakukan briefing
produksi bersama
seluruh kru
pendukung acara
mengenai rundown
Melakukan shooting
program
(live/tapping)
melakukan produksi

20

Struktur organisasi hubungan kerja
Executive
produser
Produser
On air/MCR

Teehnical
director

Program

script

switcherm
an
Kameram
an

Art/set
design
Tealent/host

Audioma

Make-up

Lightingm

Graphic/CG

VTe
Floor
director

Setelah program melewati tahap pra-produksi, produksi, dan pasca produksi,
selanjutnya program itu dikirim ke lay out untuk dimasukkan kedalam dafatar
tunggu. Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah

ditentukan, materi

program ini akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari
software

On-Air

Automation.

Kemudian

Play

out

akan

secara

otomatis

menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah
tersusun rapi di dalam Play List. Sinyal audio-video yang keluar dari Play out
kemudian dipilih oleh Master Switcher lalu dikirim ke Pemancar untuk
dipancarkan.
Oleh pemancar sinyal audio dan video dipancarkan oleh antena yang berada
di tower antene dengan farekuensi pembawa gelombang mikro ke stasiun bumi.
Oleh

stasiun

bumi

dipancarkan

ke

satelit

komunikasi

dan

oleh

satelit

dipancarkan kembali kebumi dan diterima oleh stasiun bumi-stasiun bumi
diseluruh wilayah jangkauan satelit. Oleh stasiun bumi dipancarkan kembali ke
stasiun relay dan oleh stasiun relai dipancarkan ke masyarakat pemirsa di rumah
masing-masing.
21

System Jalur Produksi Media Radio
Dalam industry radio, perencanaan produksi progam merupakan unsur yang
sangat penting karna meliputi perencanaan produksi dan pengadaan materi
siaran, pengadaan sarana dan prasarana, serta perencanaan administrasi.
Program radio membutuhkan kegiatan produksi yang akan melibatkan
elemen-elemen tertentu di dalamnya yaitu hot clock dan rundown, yang menjadi
rambu-rambu bagi program radio agar tidak keluar jalur. Hot clock dan rundown
itu disusun berdasarkan jenis programnya yang

terbagi menjadi 2; yaitu (1)

hiburan - dalam hal ini musik, dan (2) non hiburan, Copy, voice, faeature, dalam
hal ini non-musik.
Sebuah konsep yang juga tak bisa dilepaskan dari produksi program radio
adalah kreativitas. Kreativitas ini meliputi unsur kebaruan, berbeda, namun
orisinil. Kreativitas inilah yang menentukan apakah program radio tersebut akan
berumur panjang atau tidak.
Yang tidak kalah penting dalam produksi siaran radio adalah naskah radio
atau radio script. Naskah radio menjadi sangat penting karena memberikan
banyak manfaaat bagi perkembangan suatu program.
Kegiatan produksi radio tentunya adalah tugas dari tim produksi yang terdiri dari
manajer produksi, program director, music director, produser, script writer,
penyiar, reporter, dan operator siar.
Adapun kegiatan produksi radio antara lain :
1.Produksi Siar/program
2. Produksi Musik
3. Produksi Spot Jinggle
4. Produksi Iklan
Daftar Pustaka
Riswandi. 2008. Dasar-dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Baksin, Askurifaai. 2003. Membuat film indie itu gampang . Jakarta: Katarsis.

22

_____________. 2006. Jurnalistik Televisi : teori dan praktek. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Bakhtiar, Saifaul. 2006. Cara gampang jadi penyiar radio. Yogyakarta: Indonesia
cerdas.
Adimodel. 2010. Profesional Lighting. Jakarta: Elex media komputindo.
Daryanto.2001. Pengetahuan praktis teknik radio. Jakarta: Bumi aksara.
Setyobudi, Ciptono. 2006. Teknologi broadcasting TV. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ishadi SK. 1999. Dunia penyiaran: prospek dan tantangannya. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Departemen penerangan RI. 1987. Penelitian Prasarana dan sarana teknologi
radio non RRI. Jakarta.
Frame Magz. 2013. “Mengenal jenis kamera video”. Desember.
Teriartanto, A. Ius Y. 2010. Broadcasting Radio. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Mabruri KN, Anton. 2013.Manajemen produksi program acara TV. Jakarta:
Grasindo.
Gambar-gambar dari google.com

23