Pedoman Pelayanan Perubahan Pelabuhan Pe
Pedoman Pelayanan Perubahan Pelabuhan Pemasukan Atas Impor Barang
Berdasarkan Kontrak Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
Fasilitas Perubahan Pelabuhan Pemasukan ini diberikan dengan tujuan untuk
meningkatkan optimalisasi pelayanan kepabeanan atas impor barang untuk
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) khususnya terhadap Kontraktor
Kontrak Bagi Hasil (KKPS) yang menandatangani kontrak sebelum berlakunya
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi, yang
melaksanakan impor barang untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas,
dimana kontrak tersebut masih tetap berlaku sampai dengan masa kontraknya
habis.
PELAYANAN PERUBAHAN PELABUHAN PEMASUKAN ATAS IMPOR BARANG
BERDASARKAN KONTRAK BAGI HASIL (PRODUCTION SHARING PRODUCTS) MINYAK
DAN GAS BUMI BERDASARKAN PMK 20/PMK.010/2005
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
2.
Peraturan Menteri Keuangan nomor 20/PMK.010/2005 tanggal 3 Maret 2005
tentang Pembebasan Bea Masuk Dan Pajak Dalam Rangka Impor Tidak Dipungut
Atas Impor Barang berdasarkan Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contracts)
Minyak Dan Gas Bumi (Migas).
3. PeraturanDirektur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 04/BC/2005 tanggal 31 Maret
2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 20/PMK.010/2005 tentang Pembebasan Bea Masuk Dan Pajak Dalam Rangka
Impor Tidak Dipungut Atas Impor Barang Berdasarkan Kontrak Bagi Hasil
(Production Sharing Contracts) Minyak Dan Gas Bumi.
B. DESKRIPSI
1. Tujuan Fasilitas
Fasilitas Perubahan Pelabuhan Pemasukan ini diberikan dengan tujuan untuk
meningkatkan optimalisasi pelayanan kepabeanan atas impor barang untuk
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) khususnya terhadap Kontraktor
Kontrak Bagi Hasil (KKPS) yang menandatangani kontrak sebelum berlakunya
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi, yang
melaksanakan impor barang untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas,
dimana kontrak tersebut masih tetap berlaku sampai dengan masa kontraknya
habis.
2. Subjek Fasilitas
Yang dapat mengajukan fasilitas adalah Kontraktor Kontrak Bagi Hasil (KKPS) yang
menandatangani kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract) dengan
PERTAMINA sebelum berlakunya UU No. 22/2001, sampai berakhirnya kontrak yang
bersangkutan.
3. Objek Fasilitas
Barang-barang untuk keperluan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas.
4. Bentuk Fasilitas
Persetujuan Perubahan Pelabuhan Pemasukan atas impor barang untuk kegiatan
usaha hulu minyak dan gas bumi (migas).
5. Jangka waktu pemberian fasilitas
Paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal surat Keputusan Menteri
Keuangan.
6. Unit Pelayanan
Subdit Fasiltas Pertambangan, Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Gedung Utama Lantai 3 Jl. Jenderal A. Yani
Jakarta Timur.
C. PERSYARATAN
1.
Permohonan diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukaiu.p. Direktur
Fasilitas Kepabeanan, yang dilengkapi dengan lampiran berupa :
a.
Rencana Impor Barang (RIB) dan softcopy (format microsoft excell) untuk
jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, yang sekurang-kurangnya memuat
data Nama KKPS/perusahaan, alamat, NPWP, Nomor dan tanggal kontrak, wilayah
kerja, nomor/tanggal/jangka waktu berlakunya kontrak, uraian jumlah dan jenis
barang, pos tarif HS, perkiraan harga/nilai pabean, Kantor Pelayanan Utama atau
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai tempat pemasukan barang, nama
dan tandatangan pimpinan/manajer/pejabat perusahaan yang berwenang dan
cap/stempel perusahaan;
b.
Fotokopi kontrak (production sharing contract);
c.
Menyampaikan contoh cap/stempel perusahaan dan specimen tanda tangan
pimpinan/manajer/pejabat perusahaan yang berwenang menandatangani surat
permohonan dan RIB.
2.
Dalam hal terdapat perubahan pelabuhan pemasukan, wajib mengajukan
permohonan yang dilengkapi dengan lampiran berupa :
a.
Surat Permohonan yang menjelaskan perubahan pelabuhan dan telah
ditandatangani oleh pimpinan, manajer atau pejabat yang berwenang pada KKPS
dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Fasilitas
Kepabeanan;
b.
Fotokopi Bill of Lading (B/L) atauAirways Bill (AwB) dan Invoice atau dokumen
lain yang dapat membuktikan perubahan pelabuhan.
D. BIAYA
Tidak dipungut biaya.
E.
JANJI LAYANAN
Proses pelayanan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima
dengan lengkap.
Berdasarkan Kontrak Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi
Fasilitas Perubahan Pelabuhan Pemasukan ini diberikan dengan tujuan untuk
meningkatkan optimalisasi pelayanan kepabeanan atas impor barang untuk
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) khususnya terhadap Kontraktor
Kontrak Bagi Hasil (KKPS) yang menandatangani kontrak sebelum berlakunya
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi, yang
melaksanakan impor barang untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas,
dimana kontrak tersebut masih tetap berlaku sampai dengan masa kontraknya
habis.
PELAYANAN PERUBAHAN PELABUHAN PEMASUKAN ATAS IMPOR BARANG
BERDASARKAN KONTRAK BAGI HASIL (PRODUCTION SHARING PRODUCTS) MINYAK
DAN GAS BUMI BERDASARKAN PMK 20/PMK.010/2005
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
2.
Peraturan Menteri Keuangan nomor 20/PMK.010/2005 tanggal 3 Maret 2005
tentang Pembebasan Bea Masuk Dan Pajak Dalam Rangka Impor Tidak Dipungut
Atas Impor Barang berdasarkan Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contracts)
Minyak Dan Gas Bumi (Migas).
3. PeraturanDirektur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 04/BC/2005 tanggal 31 Maret
2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 20/PMK.010/2005 tentang Pembebasan Bea Masuk Dan Pajak Dalam Rangka
Impor Tidak Dipungut Atas Impor Barang Berdasarkan Kontrak Bagi Hasil
(Production Sharing Contracts) Minyak Dan Gas Bumi.
B. DESKRIPSI
1. Tujuan Fasilitas
Fasilitas Perubahan Pelabuhan Pemasukan ini diberikan dengan tujuan untuk
meningkatkan optimalisasi pelayanan kepabeanan atas impor barang untuk
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) khususnya terhadap Kontraktor
Kontrak Bagi Hasil (KKPS) yang menandatangani kontrak sebelum berlakunya
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi, yang
melaksanakan impor barang untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas,
dimana kontrak tersebut masih tetap berlaku sampai dengan masa kontraknya
habis.
2. Subjek Fasilitas
Yang dapat mengajukan fasilitas adalah Kontraktor Kontrak Bagi Hasil (KKPS) yang
menandatangani kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract) dengan
PERTAMINA sebelum berlakunya UU No. 22/2001, sampai berakhirnya kontrak yang
bersangkutan.
3. Objek Fasilitas
Barang-barang untuk keperluan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas.
4. Bentuk Fasilitas
Persetujuan Perubahan Pelabuhan Pemasukan atas impor barang untuk kegiatan
usaha hulu minyak dan gas bumi (migas).
5. Jangka waktu pemberian fasilitas
Paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal surat Keputusan Menteri
Keuangan.
6. Unit Pelayanan
Subdit Fasiltas Pertambangan, Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Gedung Utama Lantai 3 Jl. Jenderal A. Yani
Jakarta Timur.
C. PERSYARATAN
1.
Permohonan diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukaiu.p. Direktur
Fasilitas Kepabeanan, yang dilengkapi dengan lampiran berupa :
a.
Rencana Impor Barang (RIB) dan softcopy (format microsoft excell) untuk
jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, yang sekurang-kurangnya memuat
data Nama KKPS/perusahaan, alamat, NPWP, Nomor dan tanggal kontrak, wilayah
kerja, nomor/tanggal/jangka waktu berlakunya kontrak, uraian jumlah dan jenis
barang, pos tarif HS, perkiraan harga/nilai pabean, Kantor Pelayanan Utama atau
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai tempat pemasukan barang, nama
dan tandatangan pimpinan/manajer/pejabat perusahaan yang berwenang dan
cap/stempel perusahaan;
b.
Fotokopi kontrak (production sharing contract);
c.
Menyampaikan contoh cap/stempel perusahaan dan specimen tanda tangan
pimpinan/manajer/pejabat perusahaan yang berwenang menandatangani surat
permohonan dan RIB.
2.
Dalam hal terdapat perubahan pelabuhan pemasukan, wajib mengajukan
permohonan yang dilengkapi dengan lampiran berupa :
a.
Surat Permohonan yang menjelaskan perubahan pelabuhan dan telah
ditandatangani oleh pimpinan, manajer atau pejabat yang berwenang pada KKPS
dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Fasilitas
Kepabeanan;
b.
Fotokopi Bill of Lading (B/L) atauAirways Bill (AwB) dan Invoice atau dokumen
lain yang dapat membuktikan perubahan pelabuhan.
D. BIAYA
Tidak dipungut biaya.
E.
JANJI LAYANAN
Proses pelayanan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima
dengan lengkap.