UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL QURA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL QUR’AN HADITS MATERI POKOK LAM DAN RA’ DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LINGKARAN TAJWID (Studi Tindakan Pada Kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:

MUHIMMATUL FUADAH 053111405 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : MUHIMMATUL FUADAH

Fakultas/Jurusan

: Tarbiyah / PAI

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL

QUR’AN HADITS MATERI POKOK LAM DAN RA’ DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LINGKARAN TAJWID (Studi Tindakan Pada Kelas VIII B MTs NU

20 Kangkung Tahun Ajaran 2009/2010). Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

1 Juli 2010

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, Juli 2010

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Shodiq, M.Ag. Yunita Rahmawati, M.A NIP. 19681205 199403 1003

NIP. 19780627 200501 2004 Penguji I,

Penguji II,

H. Abdul Kholiq, M.Ag. Mufidah, M.Pd. NIP. 19710915 199703 1003

NIP. 19690707 199703 2001 Pembimbing I,

Pembimbing II

H. Mursid, M.Ag. Hj. Nur Asiyah, M.SI. NIP 19760305 200112 1001

NIP 19710626 199803 2002

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp/Fax 7601295, 7615387

Semarang 50185

Lamp. : 4 (empat) eksemplar Semarang, Juni 2010 Hal. : Naskah Skripsi An. Sdr. Muhimmatul Fuadah

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya

kirim naskah skripsi Saudari: Nama : Muhimmatul Fuadah

No. Induk : 053111405 Judul : UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI-

MATERI TAJWID PADA PEMBELAJARAN AL QUR’AN HADIST MELALUI MEDIA LINGKARAN TAJWID (Studi Tindakan Pada Kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung Tahun Ajaran 2009/2010)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudari tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadikan maklum Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

H. Mursid M.Ag. Hj. Nur Asiyah, M.S.I.

NIP. 196703052001121001 NIP. 197109261998032002

MOTTO

3 ¾ m Ï / Î t bq Z ã B Ï s ÷ ã ƒ 7 y Í ´ » ¯ 9 s r ' & é ¾ ÿ Ï m ? Ï r u x Ÿ ? Ï , ¨ y m ¼ m ç Rq t = è G ÷ t ƒ | = » G t 3 Å 9 ø # $ N ã g» ß o Y ÷ • ?# s u ä t ûï Ï % ! © # $

ÇÊ Ë Ê È t br Ž ç £ Å » ƒ s : ø $ # ã N d è y 7 Í ´ ¯ » 9 s ' r ' é ù s ¾ m Ï Î / ö • ÿ à õ 3 t ƒ ` B t r u

Orang-orang yang telah Kami berikan al-kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar

kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. 1 (QS. Al-Baqarah: 121)

1 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemah (Jakarta: Bumi Restu, 1978), hlm. 32.

PERSEMBAHAN

Sekiranya skripsi yang sangat sederhana ini diberi nilai dan arti, maka nilai tersebut penulis persembahkan kepada:

1) Ayahanda dan ibunda tercinta H. Mustafidz dan Hj. Nur Saidah, yang selalu mendoakan, memberi semangat, kasih sayang dan cinta kasihnya.

2) Semua keluarga di Kendal dan Wonosobo yang penulis sayangi.

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain. Kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Juni 2010 Deklarator,

Muhimmatul Fuadah NIM. 053111405

ABSTRAK

Muhimmatul Fuadah (NIM. 053111405). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Qur’an Hadits Materi Pokok Lam Dan Ra’ Dengan Menggunakan Media Lingkaran Tajwid(Studi Tindakan pada Siswa Kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung Tahun Ajaran 2009/2010)

Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya penguasaan materi tajwid dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits, karena Al Qur’an dan Hadits merupakan pedoman bagi manusia untuk beribadah kepada Allah. Namun realitasnya penguasaan siswa terhadap materi tajwid dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits masih rendah, sehingga hasil belajar siswa rendah. Hal ini bisa jadi dikarenakan pembelajaran yang kurang variatif, pembelajaran yang sering digunakan guru pada umumnya hanya menggunakan metode ceramah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan media lingkaran tajwid dapat meningkatkan hasil belajar materi tajwid dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits di MTs NU 20 Kangkung.

Penelitian ini menggunakan studi tindakan kelas (classroom action research) pada siswa kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung, yang pada semester ganjil sebelumnya penguasaan peserta didik pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits materi tajwid kurang maksimal. Penelitian ini menggunakan instrumen observasi, dokumentasi dan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan essay. Subjek yang diteliti adalah kelas VIII B dengan jumlah 42 siswa. Penelitian berlangsung selama 30 hari, terhitung mulai tanggal

28 Januari sampai 25 Februari tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya media pembelajaran lingkaran tajwid dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits, menunjukkan adanya perubahan, dapat dilihat berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada tahap pra siklus, jumlah nilai rata-rata adalah 66,3, tahap siklus I adalah 68,9, dan tahap siklus II adalah 71,3. Dari 3 tahap tersebut dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar.

Penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Al Qur’an Hadits materi tajwid dengan media pembelajaran lingkaran tajwid, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung Kendal Tahun Ajaran 2009/2010.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat, rahmat dan taufik-Nya kepada semua hambanya tidak terkecuali kepada penulis. Hanya karena karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada beliau nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya.

Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis menyampaikan bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan :

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Ed, selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2. Ahmad Muthohar M.Ag, selaku ketua jurusan PAI yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

3. H. Mursid M. Ag dan Hj. Nur Asiyah M. SI, selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk membimbing dan mengarahkan dengan ilmunya yang luas dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dwi Mawanti M. Ag. Selaku dosen wali studi yang telah banyak berjasa memberikan motivasi, bimbingan untuk penulis selama masa studi.

5. Para dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan skripsi.

6. Kepala Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang beserta staf dan karyawan yang telah memberikan pelayanan perpustakaan yang penulis perlukan dalam penelitian skripsi ini.

7. Kakak-kakakku tercinta, Syamsul Ma’arif - Malikhatul Mustafidah, Agus Ghozali - Yuni Puspitasari, Dora Indah Susanti (alm), adeku Nala Naeli Nur Fauziah, terimakasih karena berkat do’a dan dukungan kalian yang selalu menyertai penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Dan juga keponakan-keponakanku Muhammad Aqil Ramadhani, Muhammad Galang Syaifullah, Alena Syafira Putri Nofelita, yang 7. Kakak-kakakku tercinta, Syamsul Ma’arif - Malikhatul Mustafidah, Agus Ghozali - Yuni Puspitasari, Dora Indah Susanti (alm), adeku Nala Naeli Nur Fauziah, terimakasih karena berkat do’a dan dukungan kalian yang selalu menyertai penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Dan juga keponakan-keponakanku Muhammad Aqil Ramadhani, Muhammad Galang Syaifullah, Alena Syafira Putri Nofelita, yang

8. Keluarga Bapak Suteguh dan keluarga di Wonosobo yang sudah memberikan dukungan dan semangat.

9. Abangku, yang selama ini menjadi penyemangat, dengan perhatian dan kesabarannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Bapak Khofidhin selaku kepala MTs NU 20 Kangkung yang telah memberi kesempatan dan bantuan kepada penulis selama penelitian.

11. Bapak Ghufron S. Pd.I selaku guru pengampu mata pelajaran Al Qur’an Hadits, yang telah berkenan berkolaborasi dengan peneliti.

12. Peserta didik di MTs NU 20 Kangkung Kendal, khususnya kelas VIII B.

13. Teman-teman seperantauan di BPI Blok I1A.

14. Teman-teman PAI C ’05, yang telah sekian tahun belajar bersama dalam suka maupun duka.

15. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih disertai do’a semoga amal baiknya tercatat sebagai amal soleh dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amien

Penulis mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, Juni 2010 Penulis

Muhimmatul Fuadah NIM. 053111405

DAFTAR TABEL

Tabel Jadwal Kegiatan Siklus I Tabel Jadwal Kegiatan Siklus 2 Tabel Hasil Evaluasi Pra Siklus Tabel Hasil Evaluasi Siklus I Tabel Hasil Evaluasi Siklus II Tabel Perbandingan Rata-rata Tes Akhir

DAFTAR GAMBAR

1. - MTs NU 20 Kangkung tampak dari depan

2. - Piala dipajang di ruang tamu

3. - Visi dan misi MTs NU 20 Kangkung - Profil sekolah

4. - Berdo’a sebelum belajar - Suasana menjelang pre tes

5. - Guru melakukan proses pembelajaran - Suasana belajar kelompok

6. - Kegiatan belajar mengajar secara kelompok

7. Lab Komputer

8. Dewan Guru MTs NU 20 Kangkung

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Izin Riset dari IAIN Walisongo Semarang untuk MTs NU 20 Kangkung. Surat Penunjukan Pembimbing. Surat Keterangan riset dari MTs NU 20 Kangkung. Media Lingkaran Tajwid RPP Siklus I RPP Siklus II Lembar Soal Pra Siklus Lembar Soal Siklus I. Lembar Soal Siklus II. Daftar Nama Kelompok Siklus I dan Siklus II. Daftar Tabel. Daftar Gambar. Daftar Riwayat Hidup. Piagam PASSKA Institut. Piagam PASSKA Fakultas. Surat Keterangan Ko Kurikuler Piagam Kuliah Kerja Nyata.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

MTs NU 20 Kangkung adalah suatu lembaga pendidikan yang bernaung di bawah lembaga pendidikan Ma’arif NU yang setara dengan sekolah menengah pertama (SMP), tetapi di MTs ada beberapa mata pelajaran tambahan tentang pendidikan islam yaitu: Aqidah Akhlak, Fiqih, SKI, Al Qur’an Hadits, Bahasa Arab dan ke-NU-an. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada mata pelajaran Al Qur’an Hadist terutama pada materi-materi tajwid, kebanyakan siswa masih sulit menguasai materi tajwid sehingga dalam membaca Al Qur’an mereka masih mengalami kesalahan. Karena guru menjadikan papan tulis sebagai medianya tanpa alat bantu media lain, sehingga siswa sangat bosan dan menjadi tidak senang dengan pelajaran Al Qur’an Hadits. Menurut Azhar Arsyad, media berasal dari bahasa latin

medius 2 yang berarti perantara atau pengantar. Dari pengertian tersebutlah mengapa media yang menarik sangat di butuhkan siswa, hal ini karena siswa dapat menguasai

dengan mudah dan senang menerima pelajaran tersebut. Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, bisa dikatakan bahwa media pembelajaran itu sangat bermanfaat karena sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Sebuah proses pembelajaran yang klasikal, maka tak lepas dari yang namanya perbedaan individual. Untuk itu guru, khususnya guru bidang studi Qur’an Hadits dituntut agar mampu memahami karakteristik mata pelajaran tersebut. Sehingga nantinya guru dapat tepat dalam memilih media pembelajaran dengan

2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet.5, hlm. 3.

situasi dan kondisi kelas yang ada. Apabila guru kurang memahami karakteristik mata pelajaran tersebut, maka akibatnya proses pembelajaran kurang efektif dan efisien.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya- upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Maka dari sini peneliti akan mencoba menawarkan media pembelajaran lingkaran tajwid yang disamping mudah cara membuatnya dan juga murah, dan disamping itu juga media pembelajaran

lingkaran tajwid belum pernah diterapkan dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadist. 3 Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti berusaha membuktikan

efektivitas media pembelajaran lingkaran tajwid, suatu media yang baru yang belum pernah digunakan dalam suatu pembelajaran. Dari sini diharapkan siswa akan merasa senang, aktif dan tidak bosan, dan yang paling penting siswa tidak mengalami kesulitan dalam penguasaan materi-materi tajwid dengan menggunakan media lingkaran tajwid terutama pada mata pelajaran Al Qur’an Hadist. Semua permasalahan yang ada dapat dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni sebagai alternatif dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Upaya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan baik dikalangan guru maupun siswa.

Sebagai seorang muslim harus tahu bagaimana tata cara membaca Al Qur’an yang benar. Adapun ilmu yang mempelajari tata cara mempelajari membaca Al Qur'an dinamakan ilmu tajwid. Dengan mempelajari dan mengamalkan ilmu

tersebut seseorang akan terhindar dari kesalahan dalam membaca Al Qur'an. 4 Belajar dan mengajarkan Al Qur'an adalah kewajiban suci lagi mulia. Belajar Al

3 Ibid ., hlm.15. 4 Sri Kastanto, Pendidikan Agama Islam, (Surakarta: CV Teguh Karya, 2006), hlm. 2.

Qur'an merupakan kewajiban utama bagi setiap mukmin dan harus dimulai sejak kecil, sebaiknya dari semenjak umur 5 atau 6 tahun, sebab umur 7 tahun anak sudah

disuruh mengerjakan sembahyang. 5 Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Qiyamah Ayat 17-18

ÇÊ ÑÈ ¼ ç m R# t ä u ö • è % ô ì 7 Î ? ¨ $ $ s ù m» ç R t & ù • t % s # Œ s * Î ù s ÇÊ ÐÈ ¼ ç m t R# ä u ö • è % u r ¼ m ç è y H ÷ d s $ Z u Š ø n = t ã b ¨ ) Î “Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan)

bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami (karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”. (QS. Al Qiyamah: 17- 18)

Ilmu tajwid, berasal dari dua kata yaitu ilmu dan tajwid. Ilmu adalah suatu pengetahuan mengenai sesuatu yang telah disusun secara sistematis, sehingga antara

satu bagian dengan bagian lainnya saling berhubungan. 7 Sedangkan Tajwid berasal dari bahasa Arab Jawwada – Yujawwidu – Tajwidan yang artinya membaguskan

atau membuat jadi bagus,. 8 Sedangkan menurut istilah tajwid adalah ilmu yang di gunakan untuk mengetahui huruf-huruf yang terdiri dari beberapa sifat, mad dan

lain-lain seperti membaca tipis, membaca tebal dan lain-lain. 9 Dengan demikian ilmu tajwid adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang hak-hak dari sifat

huruf dan mustahaqqul huruf (hak-hak huruf). 10 Tujuan ilmu tajwid ialah agar orang dapat membaca ayat-ayat Al Qur’an

dengan fasih (terang dan jelas) dan sesuai dengan ajaran nabi Muhammad SAW serta dapat menjaga lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca Al Qur’an. 11

Dengan memperhatikan beberapa pengertian tajwid di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu tajwid adalah kaidah-kaidah yang bersifat teknis dalam upaya memperindah bacaan Al Qur’an, dengan cara membunyikan Al Qur’an

5 Moh. Amin, et.al., Materi Pokok Qur’an Hadits I, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam dan Universitas Terbuka, 1998), hlm. 339.

6 Depag, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Bumi Restu, 1978), hlm. 998. 7 Ibid , hlm. 340.

8 Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2007), hlm. 1. 9 Syekh Muhammad Al-Mahmud, Terj. Ust. Ahmad Sunarto, Hidayatul Mustafid, (Semarang:

Pustaka Ilmu, 1412 H), hlm. 8 10 Syekh Abi Khoer Syamsuddin Muhammad, Matan Jazariyyah, (Surabaya: Sa’id Bin Nasir

Bin Nubhan), hlm. 14. 11 Ahmad Sunarto, Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap, (Jakarta: Bintang Terang, 1998), hlm.

tersebut sesuai dengan makhroj serta sifat-sifatnya Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 121 :

7 ´ Í » ¯ 9 s r ' ' é s ù ¾ Ï m / Î • ö ÿ à 3 õ ƒ t ` B t r u 3 ¾ Ï m / Î t bq Z ã Ï B ÷ s ã ƒ 7 y Í ´ » ¯ 9 s ' r é & ÿ ¾ m Ï ? Ï r u x Ÿ ? Ï ¨ , m y ¼ ç m t Rq = è ÷ G t ƒ = | » t G 3 Å 9 ø # $ ã N g» ß Y o ÷ • s ?# ä u t ûï % Ï © ! $ #

ÇÊ ËÊ È t br Ž ç Å £ » s ƒ ø : $ # N ã d è “Orang-orang yang telah Kami berikan al-kitab kepadanya, mereka

membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Baqarah : 121)

Al-Qur’an merupakan pedoman, petunjuk bagi umat islam baik dalam kehidupan di dunia lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti. Maka setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajari dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah kewajiban suci lagi mulia. Belajar Al-Qur’an merupakan kewajiban utama bagi setiap mukmin dan harus dimulai sejak kecil, sebaiknya dari semenjak umur 5 tahun atau 6 tahun, sebab

umur 7 tahun anak sudah disuruh mengerjakan sembahyang. 13 Belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah, sedang membaca Al-

Qur’an dengan baik (sesuai dengan kaidah ilmu tajwid) itu hukumnya fardlu ‘ain. 14 Jadi, belajar Al Qur’an itu merupakan kewajiban yang utama bagi setiap

mukmin, begitu juga mengajarkannya. Belajar Al Qur’an itu dapat dibagi kepada beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampai lancar dan baik, menuruti qaedah-qaedah yang berlaku dalam qiraat dan tajwid, belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya dan terakhir belajar menghafalnya diluar kepala, sebagaimana yang di kerjakan oleh para sahabat

pada masa rasulullah, demikian pula pada masa sekarang di beberapa negeri islam. 15 Semua permasalahan yang ada dapat dilakukan dengan menggunakan

penelitian tindakan kelas (PTK), yakni sebagai alternatif dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Upaya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

12 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemah (Jakarta: Bumi Restu, 1978), hlm. 32. 13 Moh. Amin, et.al., Materi Pokok Qur’an Hadist 1, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam & UT), hlm.

339. 14 Saerudin, dkk., Tuntunan Ilmu Tajwid Praktis, (Surabaya: Indah Surabaya, 2004) hlm. 16.

15 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Bumi Restu, 1971), hlm. 129.

menciptakan suatu budaya belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan dikalangan ahli didik dengan peserta didik, khususnya tentang peningkatan penguasaan materi-materi tajwid pada pembelajaran Qur’an Hadits dengan media lingkaran tajwid.

Penelitian tindakan kelas ini menawarkan sebuah peluang sebagai strategi pengembangan kinerja, sebab pendekatan penelitian ini menampilkan suatu pola kerja yang bersifat kolaboratif atau sebuah kerjasama antara peneliti dengan guru atau ahli didik yang mengampu pembelajaran tersebut.

Dalam materi tajwid sebagaimana kita ketahui, bahwa ilmu tajwid merupakan ilmu yang sangat penting, khususnya dalam membaca Al Qur'an dengan baik dan benar. Tajwid sendiri merupakan ilmu yang dianggap sulit untuk dipelajari, diingat serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, peneliti berkeinginan mengadakan penelitian tentang “ Upaya Meningkatkan Penguasaan Materi-Materi Tajwid pada Pembelajaran Al Qur’an Hadits Melalui Media Lingkaran Tajwid pada Siswa Kelas VIII B Madrasah Tsanawiyah NU 20 Kangkung Kendal “.

B. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul. Perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian beberapa istilah yang tercantum dalam judul, sehingga dapat diketahui arti dan makna yang dimaksud.

1. Upaya Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu maksud, memecahkan

persoalan, mencari jalan keluar. 16 Maksud usaha di sini adalah usaha untuk kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran, ide, material dengan melakukan

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam pendidikan yang ada di sekolah atau madrasah.

2. Meningkatkan meningkatkan diartikan menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya);

mempertinggi; memperhebat (produksi). 17

16 Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1250. 17 Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi II, hlm. 995.

3. Hasil Belajar Hasil diartikan sebagai suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan

sebagainya) oleh usaha. 18 Belajar diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam hal ini, hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar juga merupakan sebuah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau

angka yang diberikan oleh guru. 19

4. Al Qur’an Hadits Al Qur’an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran PAI yang memberikan pendidikan untuk memahami dan mengamalkan Al Qur’an sehingga mampu membaca dengan fasih, menerjemahkan, menyalin dan menghafalkan ayat-ayat terpilih serta memahami dan mengamalkan hadits- hadits pilihan sebagai pendalaman dan perluasan bahan kajian dari pelajaran Al Qur’an Hadits di MTs sebagai bekal untuk mengikuti jenjang pendidikan

berikutnya. 20

5. Tajwid Berasal dari bahasa Arab Jawwada – Yujawwidu – Tajwidan yang

artinya membaguskan atau membuat jadi bagus.. 21 Sedangkan menurut istilah tajwid adalah ilmu yang di gunakan untuk mengetahui huruf-huruf yang terdiri

dari beberapa sifat, mad dan lain-lain seperti membaca tipis, membaca tebal dan lain-lain. 22

6. Media Secara harfiah, kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology (AECT)

18 Ibid , hlm. 300. 19 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1994), hlm. 787. 20 Depag RI, Qur’an Hadist MTs, (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 1994/1995),

hlm. 1. 21 Moh. Wahyudi, Loc Cit, hlm. 1.

22 Syekh Muhammad Al-Mahmud, op.cit., hlm. 8.

mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. 23 Yang peneliti maksudkan dengan media disini adalah

media lingkaran tajwid pada materi pembelajaran Al Qur’an Hadits. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar Arsyad, media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan atau sikap. 24

7. Lingkaran Tajwid Lingkaran tajwid yaitu Lingkaran tajwid adalah salah satu media yang digunakan untuk menyajikan pelafalan bahasa arab, khususnya tentang materi-

materi tajwid dalam bentuk lingkaran. 25

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan yang telah dihadapi diatas, maka pada penelitian skripsi ini peneliti dapat memunculkan permasalahan sebagai berikut: Apakah media lingkaran tajwid dapat meningkatkan hasil belajar materi pokok lam dan ra’ pada pembelajaran Al Qur’an Hadits di MTs NU 20 Kangkung Kendal?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dapat tidaknya penerapan media lingkaran tajwid meningkatkan penguasaan materi-materi tajwid siswa kelas VIII B MTs NU 20 Kangkung khususnya pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat bagi perorangan ataupun institusi di bawah ini:

1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai model pembelajaran lingkaran tajwid yang pada waktu tertentu dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran selanjutnya.

23 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 11. 24 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 3.

25 Ibid ., hlm. 55.

2. Bagi Siswa Didapatkannya suasana pembelajaran yang menyenangkan tidak membosankan terutama pada pelajaran Al Qur’an Hadits, sehingga penguasaan materi-materi tajwid dapat meningkat dengan adanya media lingkaran tajwid.

3. Bagi Guru Didapatkan cara baru dengan menggunakan media lingkaran tajwid yang dapat menarik minat siswa.

4. Bagi Lembaga Sebagai rujukan bahwa pembelajaran menggunakan media sangat penting dan bermanfaat, terlebih menggunakan media lingkaran tajwid ternyata dapat meningkatkan penguasaan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits tentang materi-materi tajwid.

E. KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ini penulis akan mendeskripsikan beberapa karya yang ada relevansinya dengan judul skripsi. Penelitian yang dilakukan oleh Ati Hamida (Nim: 033111181), yang melakukan action research pada siswa kelas VIII A MTs N 2 tepatnya di Jl. Citandui Raya III Semarang. Dari hasil analisis action research tersebut, data keseluruhan penelitian disebutkan bahwa sebelum siklus I dari 42 siswa yang dijadikan sampel terdapat 22 siswa yang pemahaman materinya rendah, dan setelah dilakukannya siklus I dari 22 siswa tersebut berkurang menjadi 10 siswa, kemudian setelah siklus II 10 siswa tersebut mengalami peningkatan 100% pemahamannya

dengan menggunakan media audio dalam pembelajaran aqidah akhlaq. 26 Penelitian Yang kedua skripsi Hidayatul Muniroh (NIM: 3101090), berjudul

“Upaya Meningkatkan Pembelajaran PAI Melalui Media Pembelajaran di MTs Sudirman GUPPI Tempuran Magelang” Pada penelitian tersebut sebelum diadakannya penelitian proses pembelajaran dinilai kurang efektif. Hal ini terlihat dari beberapa gejala yang timbul, seperti motivasi belajar yang rendah, prestasi kurang bagus, dan pemahamannya kurang dalam menjalankan praktek ibadah salat ataupun yang lainnya. Namun setelah memanfaatkan media pembelajaran yang

26 Ati Hamida, Efektifitas Media Audio Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq SK-KD Tawakal dan Sabar , (Semarang: IAIN Walisongo Semarang), 2008.

sesuai dengan materi yang ada, suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Selain itu dengan menggunakan media pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi, membuat aktif, dan dapat memberikan pemahaman terhadap materi yang sedang

dipelajari. 27 Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rina Astuti (NIM: 31033109),

tentang “Peran Media Gambar Dalam Pembelajaran PAI Pada Anak Usia Dini di TK Islamic Centre Semarang”, di dalam penelitiannya tersebut bertujuan untuk mengetahui peran media gambar bagi anak usia dini. Yang pada akhirnya ia dapat memberikan kesimpulan bahwa peran media gambar dalam pembelajaran anak usia dini sangat penting sekali, karena ia belum bisa menulis dan membaca. Penggunaan media gambar dapat memberikan nilai kefahaman terhadap makna yang terkandung dalam gambar tersebut. Selain itu media gambar dapat memberikan umpan balik

yang cepat, tidak membosankan, dan membuahkan hasil belajar yang lebih baik. 28

Sedangkan literatur lain yang berhubungan dengan upaya meningkatkan hasil belajar pembelajaran Al Qur’an Hadits materi pokok Lam dan Ra’ dengan menggunakan media lingkaran tajwid adalah:

Azhar Arsyad (2003) dalam bukunya yang berjudul “Media Pembelajaran”, buku ini membahas tentang bagaimana menyajikan pelafalan bahasa arab khususnya tentang materi tajwid, sehingga dapat digunakan oleh guru sebagai sumber terbaru dalam pembelajaran.

Dari beberapa kesimpulan penelitian di atas dapat peneliti simpulkan bahwasannya skripsi yang ada dalam penelitian ini belum pernah diteliti dan berbeda dari karya-karya terdahulu, karena penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan materi-materi tajwid pada pembelajaran Al Qur’an Hadits dengan media lingkaran tajwid. Dan tentunya disini terjadi peningkatan dan perbaikan dari sebelum sampai setelah diadakannya penelitian tindakan kelas.

27 Hidayatul Muniroh, Upaya Meningkatkan Pembelajaran PAI Melalui Media Pembelajaran di MTS Sudirman GUPPI Tempuran Magelang, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang), 2007.

28 Rina Astuti tentang, Peran Media Gambar Dalam Pembelajaran PAI Pada Anak Usia Dini di TK Islamic Centre Semarang , (Semarang: IAIN Walisongo Semarang), 2008.

BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL QUR’AN HADITS MATERI POKOK LAM DAN RA’ DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LINGKARAN TAJWID

A. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media

Kata “media” dalam kamus bahasa Indonesia merupakan suatu alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi seperti radio, surat kabar, TV, dll. 29 Di

dalam bahasa arab yang dikutip dari bukunya Azhar Arsyad kata “media” diartikan sebagai perantara (

) atau sebuah pengatar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan kata “media” secara garis besar adalah: manusia, materi atau kejadian yang dapat membangun kondisi dan membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap 30 Sejalan dengan itu dikutip dari bukunya Basyirudin dan Asnawir

“National Education Association (NEA)” mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan dalam pembelajaran, yang dapat mempengaruhi efektifitas program

instruksional. 31 Apabila media itu dapat membawa pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran, maka media dapat disebut

sebagai media pembelajaran. Media merupakan perantara antara pesan dari pengirim ke penerima pesan menurut Gagne yang dikutip oleh Raharjo dan Arif S. Sadiman menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah

contoh-contohnya. 32

29 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), ed: 3, hlm: 342.

30 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm: 3. 31 M Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm:

11. 32 Raharjo dan Arif S. Sadiman, dkk, media pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1996) hlm. 6

Ibrahim Nashir mengungkapkan dalam kitabnya muqaddimati fi at- Tarbiyah bahwa media pembelajaran adalah sebagai berikut:

Media pembelajaran adalah setiap sesuatu yang disajikan dari media kongkret dengan tujuan untuk memahami makna secara teliti dan cepat.

Gerlach and ely seperti disebutkan wina sanjaya mengungkapkan “a medium, conceived is any person, material or event that establishs condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude.” Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. 34 Sedangkan media dalam pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-

alat grafis atau elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi verbal atau visual. 35 Dengan kata lain media

merupakan komponen dari sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide dan bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang di kondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau menambah keterampilan.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: Menurut kemp And Dayton yang dikutip oleh Azhar Arsyad menyebutkan ada tiga fungsi utama media yaitu:

33 Ibrahim Nashir, Muqadimati At-Tarbiyah, (Aman: Ardan, tt), hlm.169. 34 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

kencana, 2007), hlm. 163 35 Azhar Arsyad, opcit, hlm: 3-4.

a. Memotivasi minat atau tindakan

b. Menyajikan informasi

c. Memberi instruksi 36 Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zain, fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut:

a. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif

b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar

c. Media pengajaran dalam pengajaran

d. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa

e. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru

f. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga

mempunyai nilai tinggi. 37 Selain itu fungsi media adalah:

a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu

c. Menambah motivasi belajar siswa. 38

3. Manfaat Media Pembelajaran

Media pendidikan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar

36 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) hlm. 20 37 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: rineka cipta,

2006), hlm. 134 38 Wina Sanjaya, op cit., hlm. 169-171 2006), hlm. 134 38 Wina Sanjaya, op cit., hlm. 169-171

a. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran

b. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan urain guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain

c. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 39

Sedangkan Alasan kedua yaitu: Karena penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kongkret menuju ke berfikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitanya dengan tahapan berfikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat di kongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat di sederhanakan. Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran ilmu bumi, pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengkongkretan dari konsep

geografis, sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud yang jelas dan nyata. 40

4. Macam-Macam Media Pembelajaran

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatanya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut:

a. Dilihat dari jenisnya, media dibagi kedalam:

1. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.

39 Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005) hlm.243-244 40 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinarbaru, 1997) hlm.3

Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan.

3. Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

Pembagian media audio visual yang disebutkan diatas di bagi lagi kedalam:

1. Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan cetak suara.

2. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette. 41

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:

1. Media yang mempunyai daya liput luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

1. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Media ini membutuhkan alat proyeksi khusus seperti film projector , slide projector dan operhead projector (ohp). Tanpa dukungan alat projeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

2. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya. 42

41 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm.125

Selain itu ada beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam proses pengajaran:

a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model ), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.

c. Media proyeksi seperti slide, film strip, film, penggunaan operhead projector (ohp) dan lain-lain.

d. Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan. Penggunaan media di atas dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannyadalam

membantu mempertinggi proses pengajaran. 43

5. Kriteria Pemilihan Media

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing- masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/ mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software), 44 mutu, teknis dan biaya. Seperti telah diuraikan di atas, kriteria pemilihan media bersumber dari

konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.

42 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007) hlm. 172-173

43 Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005) hlm. 237-238 44 M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

hlm.15 hlm.15

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Televisi misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.

c. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumberdaya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik.

d. Guru terampil menggunakanya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.

e. Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.

f. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak

boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. 45

B. MEDIA PEMBELAJARAN LINGKARAN TAJWID

1. Pengertian Media Lingkaran Tajwid

Lingkaran tajwid adalah salah satu media yang digunakan untuk menyajikan pelafalan bahasa arab, khususnya tentang materi-materi tajwid dalam bentuk lingkaran. Di samping murah, media lingkaran tajwid sangat

sederhana dan mudah dibuat. 46

2. Fungsi Dan Manfaat Media Lingkaran Tajwid

Media lingkaran tajwid adalah media pembelajaran yang termasuk klasifikasi media berbasis cetakan. Sebagai media pembelajaran, lingkaran tajwid mempunyai beberapa fungsi dan manfaat. Yang diantara fungsi dan manfaatnya sebagai berikut :

45 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) hlm. 72-74 46 Ibid , hlm. 55 45 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) hlm. 72-74 46 Ibid , hlm. 55

1) Mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami.

2) Mempertinggi daya serap dan kompetensi anak terhadap materi pembelajaran. 47

Menurut Hamalik dalam buku Media Pembelajaran karangan Azhar Arsyad menyebutkan bahwa media lingkaran tajwid berfungsi untuk:

1) Membantu siswa meningkatkan penguasaan terhadap salah satu pembelajaran yang ada disekolahan, disini dikhususkan dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits tentang materi-materi tajwid

2) Membangkitkan motivasi dan minat siswa

3) Menyajikan data dengan menarik dan terpercaya.

4) Memudahkan penafsiran data

5) Memadatkan informasi. 48

b. Manfaat Media Lingkaran Tajwid

1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran;

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. 49

47 M.Bashiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hlm. 20.

48 Azhar Arsyad, op cit., hlm. 16. 49 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1990), hlm. 2.

3. Langkah-Langkah Penggunaan Media Lingkaran Tajwid

Adapun langkah-langkah penggunaan media lingkaran tajwid dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits khususnya tentang materi-materi tajwid, sebagai berikut:

a. Guru pertama-tama memperkenalkan media lingkaran tajwid sebagai media yang akan digunakan pada pembelajaran Al Qur’an Hadits yang menjelaskan tentang materi-materi tajwid khususnya pada materi hukum bacaan Lam dan Ra’ (tafkhim dan tarqiq). Kemudian guru menerangkan tentang hukum bacaan Lam dan Ra’ (tafkhim dan tarqiq), diusahakan siswa benar-benar memberi perhatian selama presentasi kelas.

b. Langkah-langkah penggunaan media lingkaran tajwid Media lingkaran tajwid memiliki tiga ruas yang terdiri dari tujuh sudut, satu sudut untuk ruas hukum Ra’ yang boleh dibaca tafkhim dan tarqiq , tiga sudut untuk ruas hukum Ra’ yang hanya dibaca dengan tarqiq, sedang tiga sudut lainnya untuk ruas hukum Ra’ yang hanya dibaca dengan tafkhim .

1) Ruas hukum Ra’ yang boleh dibaca dengan tafkhim dan tarqiq Putarlah lingkaran dalam dan letakkan bagian yang dipon tepat pada sudut di bawah ruas tafkhim dan tarqiq. Pada ruang sudut ini terdapat dua warna dasar, yaitu putih dan merah muda, yang tersebar pada kolom-kolom sebelum dan sesudahnya serta contoh.

Ketahuilah masing-masing warna dasar pada tiap-tiap kolom harus dikaitkan. Karenanya disini kita dapatkan pelajaran penting:

Pertama hukum Ra’ bila berbaris sukun ( ), dan huruf sebelumnya kasrah ( ) sedang huruf sesudahnya adalah huruf isti’la yang dikasrah dalam satu kata, contohnya ( ), maka Ra’ yang boleh dibaca dengan tafkhim/ tarqiq. Inilah pelajaran dari warna dasar merah.

Huruf isti’la ialah (Kho’ ( ), shood ( ), dlood ( ), ghoin ( ), tho’ ( ), qof ( ), dan dho’ ( ), lihat pada lingkaran di tengah lingkaran dalam.

Kedua hukum Ra’ bila berbaris sukun, dan huruf sebelumnya salah satu huruf isti’la yang mati, sedang huruf sesudahnya tidak ada,

artinya Ra’ berada di akhir, contohnya: , maka Ra’ tersebut boleh dibaca tafkhim/ tarqiq.

Dan ini pelajaran dari warna dasar putih.

2) Ruas hukum Ra’ yang hanya dibaca dengan tarqiq (tipis) Putarlah lingkaran dalam dari ruas tafkhim dan tarqiq ke arah kanan sejauh satu sudut, dan letakkan bagian yang dipon tepat pada satu sudut pertama dari ruas tarqiq. Di sini kita dapatkan pelajaran tajwid sebagai berikut: hukum Ra’ bila berbaris sukun dan huruf sebelumnya di kasrah, sedang huruf sesudahnya huruf isti’la dalam kata lain, contoh:

Maka Ra’ tersebut dibaca dengan tarqiq.

3) Ruas hukum ra’ yang hanya dibaca dengan tafkhim (tebal) Pemutaran lingkaran dalam dan peletakan bagian yang dipon pada sudut-sudut dalam ruas ini tidak berbeda dengan ruas-ruas lainnya, setiap sudut menginformasikan hukum Ra’ yang dibaca dengan tafkhim pada keadaan-keadaan tertentu.

c. Pembagian Kelompok Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang. Selanjutnya guru menugasi siswa untuk menunjuk salah satu siswa dalam kelompoknya untuk menjadi ketua kelompok.

d. Kerja kelompok Setelah guru menerangkan tentang hukum bacaan Lam dan Ra’ (tafkhim dan tarqiq) dan siswa sudah dikelompokkan masing-masing kelompok. Kemudian siswa bekerjasama dalam kelompok masing-masing. Diskusi tentang materi yang baru saja diterangkan guru.

e. Pembagian tugas

Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan. Dalam hal ini, jika guru belum siap, guru dapat memanfaatkan LKS siswa. Dengan buku paket dan LKS, melalui kerja kelompok, siswa mengisi isian LKS.

f. Bimbingan kelompok atau kelas Guru membimbing kerja kelompok, mengamati psikomotorik dan sikap siswa secara individual dalam kerja kelompok.

g. Latihan pendalaman Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan pada penguasaan pembelajaran Al Qur’an Hadits pada materi-materi tajwid.

C. Pembelajaran Al Qur’an Hadits

1. Pengertian Pembelajaran Al Qur’an Hadits

Menurut Sumadi Suryabrata mengutip pendapat dari Gronbach dalam bukunya educational psychology mengatakan bahwa “learning is shown by change in behaviour as a result of experience” , pembelajaran adalah

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman. 50 Al Qur’an Hadits terdiri dari kata Al Qur’an dan Hadits. Al Qur’an

adalah pedoman dan tuntunan hidup umat manusia baik individu maupun sebagai umat, Al Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW adalah untuk mengangkat derajat manusia dari lembah kegelapan menuju alam yang terang

benderang. 51 Sedangkan Al Qur’an menurut Hasby Ashiddiqi dalam bukunya Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an dan Tafsir adalah wahyu ilahi yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan cara mutawatir (berangsur-angsur). 52

Hadits berasal dari bahasa arab, al-hadits; bentuk jamaknya adalah al- ahadits, al-hidsan, dan al-hudsan . Secara etimologi Hadits dapat berarti al- jadid (sesuatu yang baru), yang merupakan al-qadim (sesuatu yang lama).

50 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) hlm. 32 51 Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Qur’an Dalam Pendidikan Islam

(Jakarta: PT Ciputat Pers, 2005) hlm.16 52 TM, Hasby Ashiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Alqur’an Dan Tafsir (Semarang: Pustaka

Rizqi Putra, 2000) hlm. 5