Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung

(1)

  

PERAN DINAS KOPERASI DAN UKM DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DI KOTA BITUNG

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 

( STISIP ) MERDEKA MANADO

2014

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK 

( STISIP ) MERDEKA MANADO

2014

Oleh

THERESIA JUNITA

SUMOLANG

NPM :

11 01 1259

Oleh

THERESIA JUNITA

SUMOLANG

NPM :

11 01 1259

SKRIPSI


(2)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Dalam rangka pemberdayaan UKM (Usaha Kecil Menengah), keterlibatan stakeholder sangat menentukan keberhasilannya. Sejauh ini keterlibatan stakeholder UKM antara lain terdiri dari instansi pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, koperasi, perbankan dan asosiasi usaha. Sejatinya pemberdayaan UKM merupakan gerakan sinergis antar berbagai pihak. Namun pemerintah tetap memegang peranan terbesar dalam upaya pemberdayaan tersebut. Keterlibatan pemerintah dalam memberdayakan UKM telah diatur jelas dalam UU No 20 tahun 2008 tentang UMKM. Undang-Undang ini memuat tentang ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan pemberdayaan, kriteria, penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan, kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan, sanksi administratif dan ketentuan pidana.

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Dalam rangka pemberdayaan UKM (Usaha Kecil Menengah), keterlibatan stakeholder sangat menentukan keberhasilannya. Sejauh ini keterlibatan stakeholder UKM antara lain terdiri dari instansi pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, koperasi, perbankan dan asosiasi usaha. Sejatinya pemberdayaan UKM merupakan gerakan sinergis antar berbagai pihak. Namun pemerintah tetap memegang peranan terbesar dalam upaya pemberdayaan tersebut. Keterlibatan pemerintah dalam memberdayakan UKM telah diatur jelas dalam UU No 20 tahun 2008 tentang UMKM. Undang-Undang ini memuat tentang ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan pemberdayaan, kriteria, penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan, kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan, sanksi administratif dan ketentuan pidana.

Sebagian besar masyarakat besar masyarakat pada kenyataannya masih banyak yang belum dan atau tidak tertarik untuk terjun berusaha di UKM. Hal ini dapat dikarenakan oleh ketidaktahuan mereka terhadap UKM, tetapi juga bisa disebabkan oleh ketidakberhasilan beberapa UKM dalam menjalankan usahanya, adanya trauma atau pengalaman berusaha, oleh karena adanya penyalahgunaan keuangan dan asset atau kegagalan usaha. Bahkan dalam masyarakat ada suatu image bahwa kegiatan-kegiatan UKM terlalu birokratis dimana pelayanannya kurang memuaskan bagi anggotanya; juga adanya kesan dalam kegiatannya para pengurus terlalu pilih kasih dalam pelayanan kepada masyarakat.

Sebagian besar masyarakat besar masyarakat pada kenyataannya masih banyak yang belum dan atau tidak tertarik untuk terjun berusaha di UKM. Hal ini dapat dikarenakan oleh ketidaktahuan mereka terhadap UKM, tetapi juga bisa disebabkan oleh ketidakberhasilan beberapa UKM dalam menjalankan usahanya, adanya trauma atau pengalaman berusaha, oleh karena adanya penyalahgunaan keuangan dan asset atau kegagalan usaha. Bahkan dalam masyarakat ada suatu image bahwa kegiatan-kegiatan UKM terlalu birokratis dimana pelayanannya kurang memuaskan bagi anggotanya; juga adanya kesan dalam kegiatannya para pengurus terlalu pilih kasih dalam pelayanan kepada masyarakat.

Pemberdayaan UKM dimasyarakat sangat diperlu dilakukan oleh Pemerintah, terutama dalam melakukan sosialisasi tentang UKM, upaya pendampingan, upaya pembinaan dan penyuluhan serta upaya pengawasan terhadap UKM agar dapat berkembang dengan baik. Salah satu kendala yang menjadi permasalahan dalam upaya pemberdayaan UKM di Kota Bitung salah satunya adalah dalam hal perizinan dan pembiayaan. Dengan adanya persyaratan perizinan dipandang akan membebani usaha mereka dengan pajak atau restribusi.

Pemberdayaan UKM dimasyarakat sangat diperlu dilakukan oleh Pemerintah, terutama dalam melakukan sosialisasi tentang UKM, upaya pendampingan, upaya pembinaan dan penyuluhan serta upaya pengawasan terhadap UKM agar dapat berkembang dengan baik. Salah satu kendala yang menjadi permasalahan dalam upaya pemberdayaan UKM di Kota Bitung salah satunya adalah dalam hal perizinan dan pembiayaan. Dengan adanya persyaratan perizinan dipandang akan membebani usaha mereka dengan pajak atau restribusi.


(3)

Hal lainnya yang selalu dihadapi para pengusaha UKM adalah masalah pembiayaan atau permodalan usaha, selama ini mereka mendengar adanya bantuan permodalan atau pembiayaan yang diberikan oleh Pemerintah kepada UKM yang ada.

Hal lainnya yang selalu dihadapi para pengusaha UKM adalah masalah pembiayaan atau permodalan usaha, selama ini mereka mendengar adanya bantuan permodalan atau pembiayaan yang diberikan oleh Pemerintah kepada UKM yang ada.

Sehingga penelitian yang berkenaan dengan masalah ini dianggap penting untuk dilaksanakan dan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :”Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”.

Sehingga penelitian yang berkenaan dengan masalah ini dianggap penting untuk dilaksanakan dan penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :”Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah Dinas Koperasi dan UKM berperan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung. 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah Dinas Koperasi dan UKM berperan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan penelitian ini adalah ;

Untuk mengetahui peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung. 1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan bias diperoleh dengan penelitian ini adalah :

•Sebagai masukan bagi pemangku kepentingan yang berhubungan dengan Koperasi dan UKM yang ada di Kota Bitung khususnya, terutama bagi Pengurus dan anggota koperasi, bagi pengusaha yang bergerak di bidang UKM, Pemerintah Kota Bitung (Dinas Koperasi dan UKM), Dinas Perindustrian dan perdagangan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dippenda, Perbankan, LSM dan masyarakat pada umumnya.

•Sebagai bahan kajian dan penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, khususnya dalam disiplin Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Industri dan Bisnis, dan Sosiologi Pembangunan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan penelitian ini adalah ;

Untuk mengetahui peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung. 1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan bias diperoleh dengan penelitian ini adalah :

•Sebagai masukan bagi pemangku kepentingan yang berhubungan dengan Koperasi dan UKM yang ada di Kota Bitung khususnya, terutama bagi Pengurus dan anggota koperasi, bagi pengusaha yang bergerak di bidang UKM, Pemerintah Kota Bitung (Dinas Koperasi dan UKM), Dinas Perindustrian dan perdagangan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dippenda, Perbankan, LSM dan masyarakat pada umumnya.

•Sebagai bahan kajian dan penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, khususnya dalam disiplin Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Industri dan Bisnis, dan Sosiologi Pembangunan.


(4)

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESA

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESA

2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Beberapa Pengertian a Usaha Kecil dan Menengah

Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar 1 (satu) miliar rupiah atau kurang. Sementara Usaha Menengah didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1 (satu) miliar.

2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Beberapa Pengertian a Usaha Kecil dan Menengah

Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan sebesar 1 (satu) miliar rupiah atau kurang. Sementara Usaha Menengah didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1 (satu) miliar.

BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (Kuncoro, 2000 ; 8).

BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (Kuncoro, 2000 ; 8).

b. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional.yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pembangunan bidang ekonomi secara eksplisit UUD 1945 menekankan implementasi azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4).

b. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional.yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pembangunan bidang ekonomi secara eksplisit UUD 1945 menekankan implementasi azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4).


(5)

Prinsip Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UU No. 20/2008) adalah:

a. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;

b. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;

c. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

d. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

e. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. Prinsip Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UU No. 20/2008) adalah:

a. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;

b. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;

c. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

d. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

e. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. 2.1.2. Peran Pemerintah terhadap UKM

Sehubungan dengan perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, yang hanya mengatur Usaha Kecil perlu diganti, agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia dapat memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha. UU tersebut diganti dengan UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam UU tersebut, disebutkan peran pemerintah untuk memberdayakan UMKM.

Terkait dengan urusan pemerintahan, setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan (Pasal 4 ayat 1). Kementerian Koperasi dan UKM RI merupakan Kementerian di kelompok ketiga yaitu urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah (Pasal 4 ayat 2, huruf C), berkaitan dengan urusan pemerintahan bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Pasal 5 ayat 3). Undang-Undang telah memberi amanat terhadap pemerintah untuk mengembangkan UMKM. Dalam UU No.20 Tahun 208 tentang UMKM.

2.1.2. Peran Pemerintah terhadap UKM

Sehubungan dengan perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, yang hanya mengatur Usaha Kecil perlu diganti, agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia dapat memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha. UU tersebut diganti dengan UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam UU tersebut, disebutkan peran pemerintah untuk memberdayakan UMKM.

Terkait dengan urusan pemerintahan, setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan (Pasal 4 ayat 1). Kementerian Koperasi dan UKM RI merupakan Kementerian di kelompok ketiga yaitu urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah (Pasal 4 ayat 2, huruf C), berkaitan dengan urusan pemerintahan bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Pasal 5 ayat 3). Undang-Undang telah memberi amanat terhadap pemerintah untuk mengembangkan UMKM. Dalam UU No.20 Tahun 208 tentang UMKM.

2.2. Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui UKM

Berdasarkan uraian diatas, sangat terlihat bahwa UKM merupakan kekuatan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu, keberadaan UKM harus dilindungi dan diberdayakan pemerintah. Dalam UU No.20/2008 tentang UMKM, didefinisikan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap UKM sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

2.2. Peran Pemerintah dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui UKM

Berdasarkan uraian diatas, sangat terlihat bahwa UKM merupakan kekuatan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu, keberadaan UKM harus dilindungi dan diberdayakan pemerintah. Dalam UU No.20/2008 tentang UMKM, didefinisikan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap UKM sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.


(6)

Dalam rangka pemberdayaan UKM, keterlibatan

stakeholder

sangat menentukan

keberhasilannya. Sejauh ini keterlibatan

stakeholder

UKM antara lain terdiri dari instansi

pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, koperasi, perbankan dan asosiasi usaha. Menurut Karsidi

dan Irianto (2005, 23) keterlibatan yang ada masih bersikap sendiri-sendiri dan kurang intergratif

antara stakeholder satu dengan yang lain.

Sehingga upaya pemberdayaan UKM yang dimaksud kan dalam penelitian ini adalah

menyangkut antara lai ; pemberian perizinan dan pembiayaan atau permodalan.

Dalam rangka pemberdayaan UKM, keterlibatan

stakeholder

sangat menentukan

keberhasilannya. Sejauh ini keterlibatan

stakeholder

UKM antara lain terdiri dari instansi

pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, koperasi, perbankan dan asosiasi usaha. Menurut Karsidi

dan Irianto (2005, 23) keterlibatan yang ada masih bersikap sendiri-sendiri dan kurang intergratif

antara stakeholder satu dengan yang lain.

Sehingga upaya pemberdayaan UKM yang dimaksud kan dalam penelitian ini adalah

menyangkut antara lai ; pemberian perizinan dan pembiayaan atau permodalan.

2.3. Hipotesa

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai

berikut :Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota

Bitung

.

2.3. Hipotesa

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai

berikut :Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota

Bitung

.


(7)

BAB  III

METODOLOGI  PENELITIAN

BAB  III

METODOLOGI  PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi

Menurut Sugiyono bahwa Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 ; 49).

Sehingga yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat yang berkecimpung di bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Bitung, yang terdaftar berdasarkan data di Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung sebanyak 1.489 UKM.

3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi

Menurut Sugiyono bahwa Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 ; 49).

Sehingga yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat yang berkecimpung di bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Bitung, yang terdaftar berdasarkan data di Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung sebanyak 1.489 UKM.

3.1.2. Sampel

Sampel adalah merupakan bagian yang diambil dari populasi yang akan diteliti. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana, 1999 ; 157). Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini harus dapat mewakili populasi dalam melakukan generalisasi.

Berdasarkan atas populasi tersebut, maka teknik pengambilan sampelnya adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas karakteristik yang ada pada populasi atau pengambilan sampel bertujuan. Dalam hal ini sampel yang diambil hanya dibatasi pada usaha-usaha seperti; pengrajin tahu-tempe, pemilik warung, pengusaha roti / kue, rumah-rumah makan, petibo ikan, pedagang kaki lima. Sehingga jumlah sampel adalah 150 orang responden.

3.2. Variabel Penelitian & Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Independen

Variabel Independen atau variabel bebas (X) adalah : Peran Dinas Koperasi dan UKM, dengan indikator sebagai berikut :

a. Memberikan perizinan b. Bantuan Pembiayaan;

3.1.2. Sampel

Sampel adalah merupakan bagian yang diambil dari populasi yang akan diteliti. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana, 1999 ; 157). Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini harus dapat mewakili populasi dalam melakukan generalisasi.

Berdasarkan atas populasi tersebut, maka teknik pengambilan sampelnya adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas karakteristik yang ada pada populasi atau pengambilan sampel bertujuan. Dalam hal ini sampel yang diambil hanya dibatasi pada usaha-usaha seperti; pengrajin tahu-tempe, pemilik warung, pengusaha roti / kue, rumah-rumah makan, petibo ikan, pedagang kaki lima. Sehingga jumlah sampel adalah 150 orang responden.

3.2. Variabel Penelitian & Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Independen

Variabel Independen atau variabel bebas (X) adalah : Peran Dinas Koperasi dan UKM, dengan indikator sebagai berikut :

a. Memberikan perizinan b. Bantuan Pembiayaan;


(8)

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel Dependen atau (Variabel Terikat-Y) adalah

Pemberdayaan Masyarakat Melalui UKM

3.2.3. Definisi Operasional

a. Peran Dinas Koperasi dan UKM

dalam penelitian ini menyangkut suatu peran yang dilakukan

oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam hal; Memberikan perizinan dan bantuan pembiayaan.

b. Pemberdayaan masyarakat melalui UKM

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah melalui kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di bidang UKM.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah dengan daftar pertanyaan

atau Angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal mengisi, dan

memilih dan menandainya dengan mudah dan cepat, dimana setiap pertanyaan ada beberapa item

pilihan jawaban.

3.4. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan

Teknik Analisa Statistik, yaitu Analisa Korelasi Produk Momen –

dari Karl

Pearson, dalam perhitungannya digunakan rumus sebagai berikut :

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel Dependen atau (Variabel Terikat-Y) adalah

Pemberdayaan Masyarakat Melalui UKM

3.2.3. Definisi Operasional

a. Peran Dinas Koperasi dan UKM

dalam penelitian ini menyangkut suatu peran yang dilakukan

oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam hal; Memberikan perizinan dan bantuan pembiayaan.

b. Pemberdayaan masyarakat melalui UKM

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah melalui kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di bidang UKM.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah dengan daftar pertanyaan

atau Angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal mengisi, dan

memilih dan menandainya dengan mudah dan cepat, dimana setiap pertanyaan ada beberapa item

pilihan jawaban.

3.4. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan

Teknik Analisa Statistik, yaitu Analisa Korelasi Produk Momen –

dari Karl

Pearson, dalam perhitungannya digunakan rumus sebagai berikut :


(9)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Dari data yang diolah tersebut, selanjutnya diolah melalui tabulasi dan pembuatan tabel sebagaimana pada bab ini. Pada bab ini akan menguraikan tentang tabel kerja tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung yang dapat dijelaskan serta disajikan sebagai berikut ini.

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut diatas, maka telah diperoleh data yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis korelasi produk momen (Karl Persons) dengan perincian data sebagai berikut :

n = 150 ∑ X² = 171025 ∑ X = 5045 ∑ Y² = 172762 ∑ Y = 5084 ∑ XY = 171527

Berdasarkan perhitungan dengan analisis Karl Pearson diperoleh rxy = 0,987

Untuk mengetahui besarnya daya penentu (determinasi) dari variabel X terhadap variabel Y, maka diperoleh perhitungan untuk besarnya r² adalah sebagai berikut :

r² = rxy x rxy x 100 % = 0,987 x 0,987 x 100 % = 0,97416 r² = 0,974 atau 97,4 %.

4.1. Hasil Penelitian

Dari data yang diolah tersebut, selanjutnya diolah melalui tabulasi dan pembuatan tabel sebagaimana pada bab ini. Pada bab ini akan menguraikan tentang tabel kerja tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung yang dapat dijelaskan serta disajikan sebagai berikut ini.

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut diatas, maka telah diperoleh data yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis korelasi produk momen (Karl Persons) dengan perincian data sebagai berikut :

n = 150 ∑ X² = 171025 ∑ X = 5045 ∑ Y² = 172762 ∑ Y = 5084 ∑ XY = 171527

Berdasarkan perhitungan dengan analisis Karl Pearson diperoleh rxy = 0,987

Untuk mengetahui besarnya daya penentu (determinasi) dari variabel X terhadap variabel Y, maka diperoleh perhitungan untuk besarnya r² adalah sebagai berikut :

r² = rxy x rxy x 100 % = 0,987 x 0,987 x 100 % = 0,97416 r² = 0,974 atau 97,4 %.

Dari hasil pengolahan data tersebut diatas, maka untuk mengetahui “Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung . dan besarnya daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”.

Berdasarkan hipotesa yang telah dirumuskan, yaitu : Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung .

Dari hasil pengolahan data tersebut diatas, maka untuk mengetahui “Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung . dan besarnya daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”.

Berdasarkan hipotesa yang telah dirumuskan, yaitu : Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung .


(10)

Dengan taraf signifikansi () = 0,05 dan () = 0,01 maka dengan kreteria pengujian signifikasi korelasi, yaitu :

Ha : Signifikan

Ho : Tidak signifikan

Jika - r tabel r hitung r tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya tidak signifikan.

Dengan dk = n – 2 = 150 – 2 = 148, maka diperoleh besarnya r tabel untuk  = 0,05 adalah 0,134 dan untuk () = 0,01 adalah 0,189 (Usman, 1995; 318)

Dengan demikian, ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,134 untuk  = 0,05 Dan untuk () = 0,01 ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,189.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa yang menyatakan “Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah dapat diterima dan terbukti.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan besarnya daya determinasi / r² = 0,9741 atau 97,41 % hal ini juga menunjukkan bahwa besarnya daya penentu (determinasi) dari “peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah sebesar 0,9741 atau 97,41 %. Sedangkan sisanya 2,59 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

Sehingga hipotesa yang menyatakan “Terdapat daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari

peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung adalah dapat terbukti dan diterima.

Dengan taraf signifikansi () = 0,05 dan () = 0,01 maka dengan kreteria pengujian signifikasi korelasi, yaitu :

Ha : Signifikan

Ho : Tidak signifikan

Jika - r tabel r hitung r tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya tidak signifikan.

Dengan dk = n – 2 = 150 – 2 = 148, maka diperoleh besarnya r tabel untuk  = 0,05 adalah 0,134 dan untuk () = 0,01 adalah 0,189 (Usman, 1995; 318)

Dengan demikian, ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,134 untuk  = 0,05 Dan untuk () = 0,01 ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,189.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa yang menyatakan “Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah dapat diterima dan terbukti.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan besarnya daya determinasi / r² = 0,9741 atau 97,41 % hal ini juga menunjukkan bahwa besarnya daya penentu (determinasi) dari “peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah sebesar 0,9741 atau 97,41 %. Sedangkan sisanya 2,59 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

Sehingga hipotesa yang menyatakan “Terdapat daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari

peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung adalah dapat terbukti dan diterima.

4. 2. Pembahasan

Dari hasil pengolahan data dan analisis data hasil penelitian tersebut, dengan menggunakan analisa korelasi produk momen, diperoleh hasil dimana hipotesa yang sebagaimana telah dirumuskan adalah dapat terbukti dan diterima, baik mengenai besarnya koefisien korelasi rxy dari “Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”. Maupun tentang besarnya koefisien determinasi (daya penentu) atau r²xy dari Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung.

4. 2. Pembahasan

Dari hasil pengolahan data dan analisis data hasil penelitian tersebut, dengan menggunakan analisa korelasi produk momen, diperoleh hasil dimana hipotesa yang sebagaimana telah dirumuskan adalah dapat terbukti dan diterima, baik mengenai besarnya koefisien korelasi rxy dari “Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”. Maupun tentang besarnya koefisien determinasi (daya penentu) atau r²xy dari Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung.


(11)

Dimana besarnya koefisien korelasi atau nilai rxy = 0,987 atau 98,7 % yang kalau dibandingkan dengan interpretasi nilai r berada pada interpretasi adalah Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, terutama dengan tugas pokohnya didalam memberikan dan menerbitkan surat-surat perizinan bagi usaha kecil dan menengah dan dalam memberikan fasilitas bantuan kredit bagi pengusaha kecil dan menengah tersebut adalah tinggi

Dimana dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan pemberian perizinan dan fasilitas pembiayaan melalui pemberian kredit adalah merupakan bentuk tugas dan tanggung jawab dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, baik bagi pengusaha kecil dan menengah yang ada di Kota Bitung khusnya, maupun secara nasional pada umumnya.

Peran lainnya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung yang juga dipandang penting adalah dalam hal; melakukan sosialisasi terhadap berbagai program dan kebijakan yang berkaitan dengan UKM; melakukan pendampingan bagi para pengusaha kecil dan menengah dalam rangka peningkatan usaha dan kesejahteraannya; melakukan pembinaan dan penyuluhan yang berkaitan dengan usaha dan pengembangan UKM yang telah ada serta bupaya-upaya untuk peningkatannya; serta dalam melakukan pengawasan-pengawasan terhadap UKM agar mengalami peningkatan, sehingga dapat berperan dalam pengembangan usaha, penyerapan tenaga kerja, dan terutama dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor UKM yang ada di Kota Bitung.

Dimana besarnya koefisien korelasi atau nilai rxy = 0,987 atau 98,7 % yang kalau dibandingkan dengan interpretasi nilai r berada pada interpretasi adalah Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, terutama dengan tugas pokohnya didalam memberikan dan menerbitkan surat-surat perizinan bagi usaha kecil dan menengah dan dalam memberikan fasilitas bantuan kredit bagi pengusaha kecil dan menengah tersebut adalah tinggi

Dimana dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan pemberian perizinan dan fasilitas pembiayaan melalui pemberian kredit adalah merupakan bentuk tugas dan tanggung jawab dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, baik bagi pengusaha kecil dan menengah yang ada di Kota Bitung khusnya, maupun secara nasional pada umumnya.

Peran lainnya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung yang juga dipandang penting adalah dalam hal; melakukan sosialisasi terhadap berbagai program dan kebijakan yang berkaitan dengan UKM; melakukan pendampingan bagi para pengusaha kecil dan menengah dalam rangka peningkatan usaha dan kesejahteraannya; melakukan pembinaan dan penyuluhan yang berkaitan dengan usaha dan pengembangan UKM yang telah ada serta bupaya-upaya untuk peningkatannya; serta dalam melakukan pengawasan-pengawasan terhadap UKM agar mengalami peningkatan, sehingga dapat berperan dalam pengembangan usaha, penyerapan tenaga kerja, dan terutama dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor UKM yang ada di Kota Bitung.


(12)

BAB V P E N U T U P

BAB V P E N U T U P

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Ternyata Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian perizinan dan pembiayaan permodalan dapat berperan positif. Dimana dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi korelasi (rxy) antara variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah tinggi, yakni sebesar rxy = 0,987 atau 98,7 %. Sementara sisanya yang 0,13 atau 1,3 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

b. Dari hasil penelitian juga diperoleh besarnya daya determinasi dari variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah sebesar r² = 0,9741 atau 97,41 %. Hasil ini dapat dikatakan tinggi. Dimana Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam hal pemberian perizinan dan pembiayaan bagi UKM dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang bergerak diusaha kecil dan menengah adalah tinggi. Sementara sisanya yang sebesar 0,259 atau 2,59 % ditentukan juga oleh faktor lain diluar dari penelitian ini.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Ternyata Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian perizinan dan pembiayaan permodalan dapat berperan positif. Dimana dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi korelasi (rxy) antara variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah tinggi, yakni sebesar rxy = 0,987 atau 98,7 %. Sementara sisanya yang 0,13 atau 1,3 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

b. Dari hasil penelitian juga diperoleh besarnya daya determinasi dari variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah sebesar r² = 0,9741 atau 97,41 %. Hasil ini dapat dikatakan tinggi. Dimana Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam hal pemberian perizinan dan pembiayaan bagi UKM dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang bergerak diusaha kecil dan menengah adalah tinggi. Sementara sisanya yang sebesar 0,259 atau 2,59 % ditentukan juga oleh faktor lain diluar dari penelitian ini.

5.2. Saran-saran

a. Perlunya sosialisasi akan program-program yang berkaitan dengan UKM di masyarakat, karena

masih banyak warga masyarakat yang tidak tahu tentang kebijakan-kebijakan pemerintah Pusat

maupun Daerah yang sebenarnya dapat dilakukan atau implementasikan kepada para

pengusaha kecil dan menengah.

b. Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui prosedur serta untuk memperoleh akses dari

berbagai kebijakan dan bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM yang ada. Sehingga perlunya

informasi dan komunikasi kepada warga masyarakat yang bergerak di bidang usaha kecil dan

menengah.

5.2. Saran-saran

a. Perlunya sosialisasi akan program-program yang berkaitan dengan UKM di masyarakat, karena

masih banyak warga masyarakat yang tidak tahu tentang kebijakan-kebijakan pemerintah Pusat

maupun Daerah yang sebenarnya dapat dilakukan atau implementasikan kepada para

pengusaha kecil dan menengah.

b. Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui prosedur serta untuk memperoleh akses dari

berbagai kebijakan dan bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM yang ada. Sehingga perlunya

informasi dan komunikasi kepada warga masyarakat yang bergerak di bidang usaha kecil dan

menengah.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999, Psykologi Sosial , PT. Rineka Cipta, Cetakan kedua, Jakarta

Ali, M.B dan Dely T.1997, Kamus Bahasa Indonesia, Citra Umbara, Cetakan Pertama, Jakarta. Dep Kop RI, 1998, Modul Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta.

Kartono, Kartini. 2002, Psykologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Raja Grafindo, Jakarta. Karsidi dan Irianto, 2005, Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura Dalam Mengembangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional.

Koentjaraningrat 1998, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT. Gramedia, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil, Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta Kementerian Koperasi dan UKM, Data UMKM dan UB tahun 2006-2010. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM dan Koperasi, Rencana Strategis 2009-2014. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Jakarta

Satori Djam’an dan Aan Komariah, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit ALFABETA, Bandung

Sri Winarni, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006.

Suarja 2007, Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting, Jakarta : Ghalia.

Sudrajat 2012, Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium. Bali. Sudjana, 1999, Teknik Analisa Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Tui, Sutardjo, 2013, Proposal Kelayakan Usaha UMKM untuk Perbankan, Pressindo Inti media, Yogyakarta. Usman, Husaini, 1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta.

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan Menengah UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Widodo, Tri. 2005. Sektor Informal Yogyakata, PSEKP UGM, Yogyakarta.

………. 2005. Peran Sektor Informal Terhadap Perekonomian Daerah: Teori dan Aplikasa, PSEKP UGM,

Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999, Psykologi Sosial , PT. Rineka Cipta, Cetakan kedua, Jakarta

Ali, M.B dan Dely T.1997, Kamus Bahasa Indonesia, Citra Umbara, Cetakan Pertama, Jakarta. Dep Kop RI, 1998, Modul Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta.

Kartono, Kartini. 2002, Psykologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Raja Grafindo, Jakarta. Karsidi dan Irianto, 2005, Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura Dalam Mengembangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional.

Koentjaraningrat 1998, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT. Gramedia, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil, Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta Kementerian Koperasi dan UKM, Data UMKM dan UB tahun 2006-2010. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM dan Koperasi, Rencana Strategis 2009-2014. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Jakarta

Satori Djam’an dan Aan Komariah, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit ALFABETA, Bandung

Sri Winarni, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006.

Suarja 2007, Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting, Jakarta : Ghalia.

Sudrajat 2012, Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium. Bali. Sudjana, 1999, Teknik Analisa Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Tui, Sutardjo, 2013, Proposal Kelayakan Usaha UMKM untuk Perbankan, Pressindo Inti media, Yogyakarta. Usman, Husaini, 1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta.

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan Menengah UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Widodo, Tri. 2005. Sektor Informal Yogyakata, PSEKP UGM, Yogyakarta.

………. 2005. Peran Sektor Informal Terhadap Perekonomian Daerah: Teori dan Aplikasa, PSEKP UGM,


(1)

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel Dependen atau (Variabel Terikat-Y) adalah

Pemberdayaan Masyarakat Melalui UKM

3.2.3. Definisi Operasional

a. Peran Dinas Koperasi dan UKM

dalam penelitian ini menyangkut suatu peran yang dilakukan

oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam hal; Memberikan perizinan dan bantuan pembiayaan.

b. Pemberdayaan masyarakat melalui UKM

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah melalui kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di bidang UKM.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun

Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah dengan daftar pertanyaan

atau Angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal mengisi, dan

memilih dan menandainya dengan mudah dan cepat, dimana setiap pertanyaan ada beberapa item

pilihan jawaban.

3.4. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan

Teknik Analisa Statistik, yaitu Analisa Korelasi Produk Momen –

dari Karl

Pearson, dalam perhitungannya digunakan rumus sebagai berikut :

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel Dependen atau (Variabel Terikat-Y) adalah

Pemberdayaan Masyarakat Melalui UKM

3.2.3. Definisi Operasional

a. Peran Dinas Koperasi dan UKM

dalam penelitian ini menyangkut suatu peran yang dilakukan

oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam hal; Memberikan perizinan dan bantuan pembiayaan.

b. Pemberdayaan masyarakat melalui UKM

adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah melalui kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di bidang UKM.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun

Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah dengan daftar pertanyaan

atau Angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal mengisi, dan

memilih dan menandainya dengan mudah dan cepat, dimana setiap pertanyaan ada beberapa item

pilihan jawaban.

3.4. Teknik Analisa Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan

Teknik Analisa Statistik, yaitu Analisa Korelasi Produk Momen –

dari Karl

Pearson, dalam perhitungannya digunakan rumus sebagai berikut :


(2)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Dari data yang diolah tersebut, selanjutnya diolah melalui tabulasi dan pembuatan tabel sebagaimana pada bab ini. Pada bab ini akan menguraikan tentang tabel kerja tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung yang dapat dijelaskan serta disajikan sebagai berikut ini.

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut diatas, maka telah diperoleh data yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis korelasi produk momen (Karl Persons) dengan perincian data sebagai berikut :

n = 150 ∑ X² = 171025

∑ X = 5045 ∑ Y² = 172762

∑ Y = 5084 ∑ XY = 171527

Berdasarkan perhitungan dengan analisis Karl Pearson diperoleh rxy = 0,987

Untuk mengetahui besarnya daya penentu (determinasi) dari variabel X terhadap variabel Y, maka diperoleh perhitungan untuk besarnya r² adalah sebagai berikut :

r² = rxy x rxy x 100 % = 0,987 x 0,987 x 100 % = 0,97416 r² = 0,974 atau 97,4 %.

4.1. Hasil Penelitian

Dari data yang diolah tersebut, selanjutnya diolah melalui tabulasi dan pembuatan tabel sebagaimana pada bab ini. Pada bab ini akan menguraikan tentang tabel kerja tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung yang dapat dijelaskan serta disajikan sebagai berikut ini.

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut diatas, maka telah diperoleh data yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis korelasi produk momen (Karl Persons) dengan perincian data sebagai berikut :

n = 150 ∑ X² = 171025

∑ X = 5045 ∑ Y² = 172762

∑ Y = 5084 ∑ XY = 171527

Berdasarkan perhitungan dengan analisis Karl Pearson diperoleh rxy = 0,987

Untuk mengetahui besarnya daya penentu (determinasi) dari variabel X terhadap variabel Y, maka diperoleh perhitungan untuk besarnya r² adalah sebagai berikut :

r² = rxy x rxy x 100 % = 0,987 x 0,987 x 100 % = 0,97416 r² = 0,974 atau 97,4 %.

Dari hasil pengolahan data tersebut diatas, maka untuk mengetahui “Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung . dan besarnya daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”.

Berdasarkan hipotesa yang telah dirumuskan, yaitu : Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung .

Dari hasil pengolahan data tersebut diatas, maka untuk mengetahui “Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung . dan besarnya daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”.

Berdasarkan hipotesa yang telah dirumuskan, yaitu : Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung .


(3)

Dengan taraf signifikansi () = 0,05 dan () = 0,01 maka dengan kreteria pengujian signifikasi korelasi, yaitu :

Ha : Signifikan

Ho : Tidak signifikan

Jika - r tabel r hitung r tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya tidak signifikan.

Dengan dk = n – 2 = 150 – 2 = 148, maka diperoleh besarnya r tabel untuk  = 0,05 adalah 0,134 dan untuk () = 0,01 adalah 0,189 (Usman, 1995; 318)

Dengan demikian, ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,134 untuk  = 0,05 Dan untuk () = 0,01 ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,189.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa yang menyatakan “Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah dapat diterima dan terbukti.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan besarnya daya determinasi / r² = 0,9741 atau 97,41 % hal ini juga menunjukkan bahwa besarnya daya penentu (determinasi) dari “peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah sebesar 0,9741 atau 97,41 %. Sedangkan sisanya 2,59 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

Sehingga hipotesa yang menyatakan “Terdapat daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari

peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung adalah dapat terbukti dan diterima.

Dengan taraf signifikansi () = 0,05 dan () = 0,01 maka dengan kreteria pengujian signifikasi korelasi, yaitu :

Ha : Signifikan

Ho : Tidak signifikan

Jika - r tabel r hitung r tabel, maka Ho ditolak atau korelasinya tidak signifikan.

Dengan dk = n – 2 = 150 – 2 = 148, maka diperoleh besarnya r tabel untuk  = 0,05 adalah 0,134 dan untuk () = 0,01 adalah 0,189 (Usman, 1995; 318)

Dengan demikian, ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,134 untuk  = 0,05 Dan untuk () = 0,01 ternyata r hitung  r tabel atau 0,987 0,189.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Hipotesa yang menyatakan “Terdapat Peran Dinas Koperasi dan UKM yang signifikan dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah dapat diterima dan terbukti.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan besarnya daya determinasi / r² = 0,9741 atau 97,41 % hal ini juga menunjukkan bahwa besarnya daya penentu (determinasi) dari “peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung” adalah sebesar 0,9741 atau 97,41 %. Sedangkan sisanya 2,59 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

Sehingga hipotesa yang menyatakan “Terdapat daya penentu (determinasi) yang meyakinkan dari

peran-peran tertentu yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung adalah dapat terbukti dan diterima.

4. 2. Pembahasan

Dari hasil pengolahan data dan analisis data hasil penelitian tersebut, dengan menggunakan analisa korelasi produk momen, diperoleh hasil dimana hipotesa yang sebagaimana telah dirumuskan adalah dapat terbukti dan diterima, baik mengenai besarnya koefisien korelasi rxy dari “Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”. Maupun tentang besarnya koefisien determinasi (daya penentu) atau r²xy dari Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung.

4. 2. Pembahasan

Dari hasil pengolahan data dan analisis data hasil penelitian tersebut, dengan menggunakan analisa korelasi produk momen, diperoleh hasil dimana hipotesa yang sebagaimana telah dirumuskan adalah dapat terbukti dan diterima, baik mengenai besarnya koefisien korelasi rxy dari “Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung”. Maupun tentang besarnya koefisien determinasi (daya penentu) atau r²xy dari Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kota Bitung.


(4)

Dimana besarnya koefisien korelasi atau nilai rxy = 0,987 atau 98,7 % yang kalau dibandingkan dengan interpretasi nilai r berada pada interpretasi adalah Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, terutama dengan tugas pokohnya didalam memberikan dan menerbitkan surat-surat perizinan bagi usaha kecil dan menengah dan dalam memberikan fasilitas bantuan kredit bagi pengusaha kecil dan menengah tersebut adalah tinggi

Dimana dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan pemberian perizinan dan fasilitas pembiayaan melalui pemberian kredit adalah merupakan bentuk tugas dan tanggung jawab dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, baik bagi pengusaha kecil dan menengah yang ada di Kota Bitung khusnya, maupun secara nasional pada umumnya.

Peran lainnya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung yang juga dipandang penting adalah dalam hal; melakukan sosialisasi terhadap berbagai program dan kebijakan yang berkaitan dengan UKM; melakukan pendampingan bagi para pengusaha kecil dan menengah dalam rangka peningkatan usaha dan kesejahteraannya; melakukan pembinaan dan penyuluhan yang berkaitan dengan usaha dan pengembangan UKM yang telah ada serta bupaya-upaya untuk peningkatannya; serta dalam melakukan pengawasan-pengawasan terhadap UKM agar mengalami peningkatan, sehingga dapat berperan dalam pengembangan usaha, penyerapan tenaga kerja, dan terutama dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor UKM yang ada di Kota Bitung.

Dimana besarnya koefisien korelasi atau nilai rxy = 0,987 atau 98,7 % yang kalau dibandingkan dengan interpretasi nilai r berada pada interpretasi adalah Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, terutama dengan tugas pokohnya didalam memberikan dan menerbitkan surat-surat perizinan bagi usaha kecil dan menengah dan dalam memberikan fasilitas bantuan kredit bagi pengusaha kecil dan menengah tersebut adalah tinggi

Dimana dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan pemberian perizinan dan fasilitas pembiayaan melalui pemberian kredit adalah merupakan bentuk tugas dan tanggung jawab dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi, baik bagi pengusaha kecil dan menengah yang ada di Kota Bitung khusnya, maupun secara nasional pada umumnya.

Peran lainnya yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung yang juga dipandang penting adalah dalam hal; melakukan sosialisasi terhadap berbagai program dan kebijakan yang berkaitan dengan UKM; melakukan pendampingan bagi para pengusaha kecil dan menengah dalam rangka peningkatan usaha dan kesejahteraannya; melakukan pembinaan dan penyuluhan yang berkaitan dengan usaha dan pengembangan UKM yang telah ada serta bupaya-upaya untuk peningkatannya; serta dalam melakukan pengawasan-pengawasan terhadap UKM agar mengalami peningkatan, sehingga dapat berperan dalam pengembangan usaha, penyerapan tenaga kerja, dan terutama dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor UKM yang ada di Kota Bitung.


(5)

BAB V P E N U T U P

BAB V P E N U T U P 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Ternyata Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian perizinan dan pembiayaan permodalan dapat berperan positif. Dimana dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi korelasi (rxy) antara variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah tinggi, yakni sebesar rxy = 0,987 atau 98,7 %. Sementara sisanya yang 0,13 atau 1,3 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

b. Dari hasil penelitian juga diperoleh besarnya daya determinasi dari variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah sebesar r² = 0,9741 atau 97,41 %. Hasil ini dapat dikatakan tinggi. Dimana Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam hal pemberian perizinan dan pembiayaan bagi UKM dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang bergerak diusaha kecil dan menengah adalah tinggi. Sementara sisanya yang sebesar 0,259 atau 2,59 % ditentukan juga oleh faktor lain diluar dari penelitian ini.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Ternyata Peran Dinas Koperasi dan UKM Kota Bitung dalam melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian perizinan dan pembiayaan permodalan dapat berperan positif. Dimana dari hasil penelitian diperoleh besarnya nilai koefisien korelasi korelasi (rxy) antara variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah tinggi, yakni sebesar rxy = 0,987 atau 98,7 %. Sementara sisanya yang 0,13 atau 1,3 % ditentukan oleh faktor lainnya yang diluar dari penelitian ini.

b. Dari hasil penelitian juga diperoleh besarnya daya determinasi dari variabel X (Peran Dinas Koperasi dan UKM) terhadap variabel Y (Pemberdayaan Masyarakat) adalah sebesar r² = 0,9741 atau 97,41 %. Hasil ini dapat dikatakan tinggi. Dimana Peran Dinas Koperasi dan UKM dalam hal pemberian perizinan dan pembiayaan bagi UKM dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang bergerak diusaha kecil dan menengah adalah tinggi. Sementara sisanya yang sebesar 0,259 atau 2,59 % ditentukan juga oleh faktor lain diluar dari penelitian ini.

5.2. Saran-saran

a. Perlunya sosialisasi akan program-program yang berkaitan dengan UKM di masyarakat, karena

masih banyak warga masyarakat yang tidak tahu tentang kebijakan-kebijakan pemerintah Pusat

maupun Daerah yang sebenarnya dapat dilakukan atau implementasikan kepada para

pengusaha kecil dan menengah.

b. Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui prosedur serta untuk memperoleh akses dari

berbagai kebijakan dan bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM yang ada. Sehingga perlunya

informasi dan komunikasi kepada warga masyarakat yang bergerak di bidang usaha kecil dan

menengah.

5.2. Saran-saran

a. Perlunya sosialisasi akan program-program yang berkaitan dengan UKM di masyarakat, karena

masih banyak warga masyarakat yang tidak tahu tentang kebijakan-kebijakan pemerintah Pusat

maupun Daerah yang sebenarnya dapat dilakukan atau implementasikan kepada para

pengusaha kecil dan menengah.

b. Masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui prosedur serta untuk memperoleh akses dari

berbagai kebijakan dan bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM yang ada. Sehingga perlunya

informasi dan komunikasi kepada warga masyarakat yang bergerak di bidang usaha kecil dan

menengah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999, Psykologi Sosial , PT. Rineka Cipta, Cetakan kedua, Jakarta

Ali, M.B dan Dely T.1997, Kamus Bahasa Indonesia, Citra Umbara, Cetakan Pertama, Jakarta. Dep Kop RI, 1998, Modul Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta.

Kartono, Kartini. 2002, Psykologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Raja Grafindo, Jakarta. Karsidi dan Irianto, 2005, Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura Dalam Mengembangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional.

Koentjaraningrat 1998, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT. Gramedia, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil, Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta Kementerian Koperasi dan UKM, Data UMKM dan UB tahun 2006-2010. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM dan Koperasi, Rencana Strategis 2009-2014. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Jakarta

Satori Djam’an dan Aan Komariah, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit ALFABETA, Bandung

Sri Winarni, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006.

Suarja 2007, Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting, Jakarta : Ghalia.

Sudrajat 2012, Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium. Bali. Sudjana, 1999, Teknik Analisa Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Tui, Sutardjo, 2013, Proposal Kelayakan Usaha UMKM untuk Perbankan, Pressindo Inti media, Yogyakarta. Usman, Husaini, 1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta.

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan Menengah UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Widodo, Tri. 2005. Sektor Informal Yogyakata, PSEKP UGM, Yogyakarta.

………. 2005. Peran Sektor Informal Terhadap Perekonomian Daerah: Teori dan Aplikasa, PSEKP UGM,

Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999, Psykologi Sosial , PT. Rineka Cipta, Cetakan kedua, Jakarta

Ali, M.B dan Dely T.1997, Kamus Bahasa Indonesia, Citra Umbara, Cetakan Pertama, Jakarta. Dep Kop RI, 1998, Modul Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah, Jakarta.

Kartono, Kartini. 2002, Psykologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Raja Grafindo, Jakarta. Karsidi dan Irianto, 2005, Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura Dalam Mengembangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional.

Koentjaraningrat 1998, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT. Gramedia, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil, Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta Kementerian Koperasi dan UKM, Data UMKM dan UB tahun 2006-2010. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM dan Koperasi, Rencana Strategis 2009-2014. Jakarta

Kementerian Koperasi dan UKM, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi. Jakarta

Satori Djam’an dan Aan Komariah, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit ALFABETA, Bandung

Sri Winarni, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006.

Suarja 2007, Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting, Jakarta : Ghalia.

Sudrajat 2012, Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan Milenium. Bali. Sudjana, 1999, Teknik Analisa Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Tui, Sutardjo, 2013, Proposal Kelayakan Usaha UMKM untuk Perbankan, Pressindo Inti media, Yogyakarta. Usman, Husaini, 1995, Pengantar Statistika, Aksara, Cetakan Keempat, Jakarta.

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan Menengah UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Widodo, Tri. 2005. Sektor Informal Yogyakata, PSEKP UGM, Yogyakarta.

………. 2005. Peran Sektor Informal Terhadap Perekonomian Daerah: Teori dan Aplikasa, PSEKP UGM,