Strategi Pengembangan Usaha Bonsai Serut (Streblus asper) (Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tanaman Serut
Nama lain dari pohon serut yaitu streblus asper, sedangkan dalam bahasa
Inggris tanaman ini dikenal dengan sebutan sandpaper tree, siamese rough bush,
dan toothbrush tree. Adapun taksonomi tanaman serut yakni sebagai berikut :
Taksonomi Serut
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)


Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae (suku nangka-nangkaan)


Genus

: Streblus

Spesies

: Streblus asper Lour (Anonimous, 2014).
Pohon serut berukuran sedang dengan tinggai antara 4-15 meter. Kulit

batang putih keabu-abuan. Daun serut berbentuk bulat telur, lonjong, dengan
panjang antara 4 – 12 cm. Berwarna hijau dengan permukaan daun kasar, tepi
daun bergerigi, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing, dan tulang daun
menyirip. Merupakan pohon monoecious (berumah satu) di mana bunga jantan
dan bunga betina tumbuh terpisah namun masih dalam satu pohon. Bunga
9

Universitas Sumatera Utara

10


berwarna kehijauan-kuning dimana bunga jantan muncul di ketiak, kepala
peduncled atau paku, sedangkan bunga betina tumbuh berkelompok. Buah
berwarna kuning pucat, berbentuk bulat dengan diameter sekitar 8-10 milimeter
(Lumiharto, 1998).
Pohon serut sebenarnya termasuk tanaman yang hidup di alam bebas.
Menjelang musim kemarau adalah saat yang tepat untuk pohon serut
menggugurkan daunnya. Tetapi proses tersebut tidak berlangsung lama hanya
sekitar 7 hingga 9 hari. Setelah itu daun-daun muda akan segera tumbuh kembali.
Kekhasan lain pohon serut adalah ujung rantingnya yang memiliki kecenderungan
tumbuh melengkung. Selain keunikan pada setiap batang pohon serut dan bentuk
daunnya yang kecil, bonsai serut juga mampu bertahan hingga berumur ratusan
tahun. Karena pada kenyataannya di alam bebas pohon serut hampir sejenis
dengan pohon beringin yang umurnya bisa bertahan sangat lama.
Di samping sebagai tanaman hias, serut pun ternyata memiliki berbagai
kegunaan mulai dari tanaman herbal hingga tumbuhan mistis. Sejak ratusan tahun
silam, di Thailand, kulit pohon ini menjadi ‘kertas’ berbagai teks kuno. Berbagai
bagian serut juga dimanfaatkan untuk mengobati penyakit kusta, diare, sakit gigi,
demam, hingga kanker. Pohon serut tidak termasuk salah satu tumbuhan langka
maupun tumbuhan yang dilindungi. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir
pohon ini banyak diburu di alam bebas untuk diperdagangkan sebagai tanaman

hias ataupun bahan bonsai.
Ciri khas pohon serut yaitu memiliki keunikan tersendiri pada setiap
bagian batangnya, tanaman dataran rendah ini memiliki batang berwarna putih.
Batangnya yang tidak rata dan penuh tonjolan justru merupakan salah satu daya

Universitas Sumatera Utara

11

tarik serta mempunyai tekstur yang cukup keras. Ukuran daunnya yang kecil
membuat tanaman serut terlihat sangat eksotik ketika sudah menjadi bonsai serut.
Inilah yang menjadi nilai jual bonsai serut bernilai cukup tinggi di kalangan para
penggemar tanaman bonsai (Rismunandar, 2005).
2.1.2 Bonsai Serut
Bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal
dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di
alam bebas. Pembuatan bonsai memakan waktu yang lama dan melibatkan
berbagai

macam


pekerjaan

antara lain

pemberian pupuk,

pemangkasan,

pembentukan tanaman, penyiraman, dan penggantian pot dan tanah. Tanaman
atau pohon dikerdilkan dengan cara memotong akar dan rantingnya. Pohon
dibentuk dengan bantuan kawat pada ranting dan tunasnya (Paimin, 1999).
Salah satu jenis bonsai yang banyak diusahakan di desa Bangun Sari
Kecamatan Tanjung Morawa ialah bonsai serut. serut memiliki keunikan pada
bentuk daunnya yang kecil dan ujung rantingnya yang yang memiliki
kecenderungan tumbuh melengkug. Serut juga mampu bertahan hingga berumus
ratusan tahun.
Beberapa hal mendasar yang dilakukan dalam pembuatan bonsai secara
umum yaitu pemotongan atau pemangkasan, pengawatan, penempatan pohon
dalam pot, penanaman, penuaan, serta penggantian pot.

1. Pemotongan atau pemangkasan
Pemotongan dilakukan bertujuan untuk memberi bentuk, membuang
cabang atau ranting yang tidak diperlukan dan memendekkan batang atau cabang.

Universitas Sumatera Utara

12

2. Pengawatan
Pengawatan dilakukan untuk membantu pembentukan batang, dahan
ataupun ranting agar tumbuh ke arah yang diinginkan.
3. Penempatan bonsai dalam pot
Hasil bonsai yang sempurna dipengaruhi juga oleh komposisi tanaman
atau letaknya di dalam pot. Posisi bonsai dalam pot tergantung pada gaya yang
digunakan. Tidak selamanya posisi tanaman yang baik tepat ditengah-tengah pot.
Untuk gaya tertentu posisi tanaman terutama pangkal batang dan daerah perakaran
bisa saja pada posisi di sebelah kiri atau kanan.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah pot dipilih dan media tanam telah disiapkan.
Idealnya, bonsai ditanam dulu baru dilakukan pembentukan sesuai yang

diinginkan.
5. Penuaan
Bonsai akan terlihat semakin bagus apabila dilakukan teknik penuaan.
Penuaan dapat membuat tanaman yang sebenarnya belum tua menjadi tampak tua.
Kesan tua dapat ditandai dengan pertumbuhan cabang yang rata-rata merunduk ke
bawah dan akar yang menjalar sampai permukaan tanah.
6. Penggantian pot
Penggantian pot biasanya dilakukan pada bonsai yang dianggap sudah jadi
atau bonsai yang sedang mengalami perlakuan hingga boleh dikatakan hampir jadi
(Paimin, 1999).

Universitas Sumatera Utara

13

2.1.3 Asosiasi Penangkar Tanaman
Asosiasi Penangkar Tanaman merupakan asosiasi yang akan menerapkan
alternatif strategi yang telah disusun berdasarkan hasil analisis lingkungan baik
internal, yang dapat dikendalikan oleh asosiasi maupun linkungan eksternal, yang
tidak dapan dikendalikan oleh asosiasi guna pengembangan usaha bonsai serut.

Asosiasi Penangkar Tanaman (ASPENTA) merupakan Organisasi Non
Profit yang menjadi wadah bagi para penangkar tanaman Sumatera Utara untuk
menyatukan kekuatan dalam membentuk penangkar-penangkar yang kompeten
dalam membuat/menanam bibit-bibit

tanaman yang akan disuplai kepada

kebutuhan lingkungan. Selain itu ASPENTA juga menjadi pusat informasi
penangkaran dan data tanaman yang ada di Sumatera Utara. Mengingat potensi
Sumatera Utara yang begitu besar dalam menghasilkan penangkar-penangkar
handal. Didirikan Pada 7 Agustus 1997, ASPENTA berkiprah hingga saat ini
dengan ratusan penangkar yang menjadi anggota tetap.
Pengurus ASPENTA adalah orang-orang yang berkompeten dalam dunia
tanaman dan pertanian seperti para penangkar, aktivis akademis, petani, jurnalis
dan pemerhati lingkungan juga mahasiswa yang memiliki visi terhadap
pelestarian lingkungan.
Adapun visi dan misi ASPENTA yaitu sebagai berikut :
Visi

: “Menjadikan asosiasi yang kredibel guna mewujudkan asosiasi penangkar


tanaman yang mandiri dan tangguh dalam produktifitas tanaman berkualitas yang
bernilai ekonomi dan dapat menjaga kelestarian alam”

Universitas Sumatera Utara

14

Misi :
Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi aspenta :
1. Mengimplementasikan tata kelola asosiasi penangkar tanaman yang baik.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan keahlian, kewirausahaan anggota asosiasi
melalui pelatihan.
3. Meningkatkan daya saing produksi tanaman yang berkwalitas sesama anggota
penangkar.
4. Berusaha meningkatkan kemitraan dengan pihak lain guna mendapatkan
kesempatan peluang usaha dalam menjaga kelestarian alam.
Berikut merupakan susunan kepengurusan Asosiasi Penangkar Tanaman
(ASPENTA)
Tabel 2.1 Kepengurusan ASPENTA

NO.
I.
1.
2.
3.
4.
5.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.


NAMA
ASPENTA PROV.
PROF.Dr.Ir.DARMA BAKTI,MS
PROF.Dr.Ir.ABDUL RAUF,MP
PARIS SEMBIRING
SYAMSUL BAHRI
HUSIN
Ir.MUKRI SIREGAR,M.Sc
Ir.NANA LAKSANA RANU,M.Sc
PROF.Dr.Ir.SAYID UMAR
TUMINO LEO
H.M.YAMIN NASUTION
Ir.MASRIZAL BATU BARA
Ir. IRSAL, MP
SYAMSUL SINAGA
DEWI BUDIARTI TERUNA JASA SAID
BOB SEMBIRING
SAHDAN
PARNO
DAHLAN GINTING

JAB.ASOSIASI

DAERAH

KETUA WANTIM
WAKIL KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
WKL SEKRETRS
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA

PROV.
SDA.
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA

Universitas Sumatera Utara

15

NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
14.
15.
16.
17.

NAMA
N. AKELARAS
FACHRIAL, SE
MUHAMMAD SAID
Ir.SANTARIAS GINTING
Ir.SUGENG SUDIBYO
AHMAD GANNI DAULAY, SH
ZULKIFLI SIMANJUNTAK,SE
ISMAIL GINTING
Ir.JONNY SITORUS
SYAHRUM
YUNI NAIBAHO, S.Sos
ATIK HASIBUAN
Ir.BANTU SEMBIRING
MASTITO
RAMLAN KARO-KARO
Ir. T.IRMANSYAH, MP
ABDUL KARIM

JAB.ASOSIASI
KETUA UMUM
KETUA I
KETUA II
KETUA III
KETUA IV
SEKRETARIS UMUM
SEKRETARIS I
SEKRETARIS II
SEKRETARIS III
SEKRETARIS IV
BENDAHARA UMUM
WKL BEND.UMUM
KORBID KELEMBAGAAN
KORBID EKONOMI/USAHA
KORBID INFO/HUMAS
KORBID LITBANG
KORBID PROMOSI/PEMASARAN

DAERAH
PROV.
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA
SDA

2.2 Landasan Teori
Strategi dimulai dari adanya tujuan, yang secara alami mengikuti dari misi
yang berperan penting. Tetapi dalam kenyataannya tujuan tidak dapat berdiri
sendiri. Tujuan akan ditunjukkan oleh penginderaan berulang dari lingkungan
eksternal meliputi (pelanggan, kendala harga, pesaing, masalah distribusi,
teknologi, makroekonomi, peraturan, gaya bekerja, ketidakpastian utama,
pemasok, mitra potensial) dan kemampuan internal organisasi seperti (kinerja saat
ini, kekuatan merek, struktur biaya, portofolio produk, alur research &
development, penguasaan teknis, keterampilan karyawan, budaya perusahaan).
Bagi sebagian orang secara umum mungkin berpikir bahwa segala sesuatu
tergantung dari tujuan, kenyataannya adalah bahwa orang-orang praktis
membentuk tujuan berdasarkan apa yang layak, mengingat lingkungan di mana
mereka harus mengelola sumber daya dan kemampuan mereka sendiri. Hal ini
dapat kita lihat pada gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

16

Analisis Eksternal :












Tujuan Spesifik

Analisis Internal :






Pelanggan
Kendala harga
Pesaing
Masalah distribusi
Teknologi
Makroekonomi
Peraturan
Gaya bekerja
Ketidakpastian utama
Pemasok
Mitra potensial

Kinerja saat ini
Kekuatan merek
Struktur biaya
Portofolio produk
Alur Research &
Development
• Penguasaan teknis
• Keterampilan
karyawan
• Budaya perusahaan

Kekuatan dan
Kelemahan

Ancaman dan Peluang
Perumusan Strategi
: Menyatakan Hubungan
Gambar 2.1. Analisis Eksternal dan Internal

Mempertimbangkan faktor eksternal dan internal sangat penting karena
kedua hal ini mampu memberikan penjelasan ataupun gambaran, pada usaha atau
unit mana yang diharapkan untuk masa depan yang baik (Strategy, 2005).
Pemilihan strategis yang tepat untuk perusahaan juga muncul dari proses
pencarian dari luar dan di dalam. Berdasarkan perencana strategi, analisis ini
dikenal dengan singkatan SWOT : Strenght (S), Weakness (W), Opportunity (O),
Threats (T).
- Strenght (kekuatan) merupakan kemampuan yang memungkinkan perusahaan
atau unit untuk menampilkan yang terbaik, atau kemampuan yang dapat lebih
dikembangkan .
- Weakness (kelemahan) adalah karakteristik yang menghalangi perusahaan atau
unit untuk berkinerja dengan baik dan perlu ditangani.

Universitas Sumatera Utara

17

- Opportunity (kesempatan) yaitu tren, kekuatan, kejadian, dan ide-ide yang
mendukung bahwa perusahaan atau unit dapat dimaksimalkan.
- Threats (ancaman) merupakan peristiwa yang mungkin terjadi atau kekuatan di
luar kendali yang memungkinkan perusahaan atau unit butuh rencana lain atau
bagaimana cara pengendaliannya (Strategy, 2005).
Menurut Silalahi (2002), analisis lingkungan dapat dilakukan melalui apa
yang dikenal sebagai analisis SWOT (akronim dari Strength, Weakness,
Opportunity, dan Threat). Analisis kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
ditujukan untuk lingkungan internal organisasi. Analisis ini membantu
menetapkan suatu dasar realistik untuk formulasi strategi untuk semua tingkat
organisasi. Sedangkan analisis peluang (opportunity) dan kendala (threat)
ditujukan untuk lingkungan eksternal organisasi. Analisis ini memberi manajer
pemahaman tentang peluang serta hambatan dan kendala dalam hubungannya
dengan pilihan atau proses produksi barang-barang dan jasa-jasa untuk
masyarakat yang secara nyata menguntungkan organisasi.
Proses strategi terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a. Perumusan Strategi
Perumusan

strategi

adalah

mengembangkan

visi

dan

misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman (faktor eksternal perusahaan, menetapkan
kekuatan dan kelemahan (faktor internal), menetapkan tujuan jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang dilaksanakan.
b. Implementasi Strategi
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan

Universitas Sumatera Utara

18

sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung
strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem
informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
c. Evaluasi strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap akhir. Tiga macam aktivitas dasar untuk
mengevaluasi strategi adalah : (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi sekarang, (2) mengukur prestasi, dan (3) mengambil
tindakan korektif. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini tidak
menjamin keberhasilan di masa depan (Rangkuti, 1997).
Proses penyusunan rencana strategis memulai tiga tahap yaitu:
1. Tahap pengumpulan data,
2. Tahap analisis, dan
3. Tahap pengambilan keputusan.
Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan
pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis.
Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh
dari dalam dan luar perusahaan, model yang dapat digunakan dalam tahap ini
yaitu:
1. Matriks faktor strategi eksternal,
2. Matriks faktor strategi internal, dan
3. Matriks posisi.

Universitas Sumatera Utara

19

2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Nama
Judul
Identifikasi
No
Peneliti
Penelitian
Masalah
1. Arnol
Strategi
1. FaktorSitompul Pengembangan faktor apa saja
(2014)
Agroindustri
yang menjadi
Salak (Kasus: kekuatan,
Desa
kelemahan,
Parsalakan
peluang dan
Kecamatan
ancaman
Angkola Barat dalam
Kabupaten
mengembangk
Tapanuli
an agroindustri
salak di daerah
Selatan)
penelitian?

Metode
Analisis
Untuk
menyelesaikan
masalah 1
digunakan
metode
analisis
deskriptif

Hasil

1. Kekuatan :
a. Ketersediaan
bahan baku yang
melimpah
b. Ketersediaan
tenaga kerja
yang banyak
c. Banyaknya
Untuk
vasiasi produk
menyelesaikan d. Memiliki
masalah 2
sertifikat produk
digunakan
e. Jumlah
metode
produksi
2. Bagaimana
analisis SWOT bertambah
strategi
f. Produk sudah
pengembangan
mulai dikenal
agroindustri
masyarakat
salak di daerah
penelitian?
Kelemahan:
a. Keterbatasan
modal
b. Kurangnya
tenaga
professional
c. Kurangnya
kemitraan
industri
Peluang :
a. Pemasaran
produk yang
cukup luas
b. Adanya
dukungan
Pemkab
c. Saranana dan
prasarana yang
mendukung
d. Nilai jual
olahan salak
tinggi
e. Sistem
birokrasi baik

Universitas Sumatera Utara

20

dan keamanan
kondusif
f. Ketersediaan
lahan salak yang
luas
Ancaman :
a.Ketikdakstabil
an harga salak
b. Kurangnya
partisipasi petani
salak dalam
pelatihan
c. Kurangnya
koordinasi antara
instansi Pemkab

2.

Fauzi
Indra
Prawira
(2015)

Strategi
pengembangan
agroindustri
pala
Ud.
Mestika
(studi kasus:
desa hilir, Kec.
Tapaktuan,
Kab.Aceh
selatan)

1. Faktorfaktor apa saja
yang menjadi
kekuatan,
kelemahan,
peluang, dan
ancaman
dalam
mengembangk
an agroindustri
pala di daerah
penelitian?

Untuk
menyelesaikan
masalah 1
digunakan
metode
analisis
deskriptif

2. Strategi yang
diterapkan
adalah
mendukung
kebijakan
pertumbuhan
yang agresif
(Growth
Oriented
Strategy).
Kekuatan :
1.Tenaga Kerja
yang Banyak
2.Banyaknya
variasi produk
olahan
3.Memiliki
Sertifikat
Produk
4. Produk Sudah
di Kenal Pasar

Untuk
menyelesaikan
masalah 2
digunakan
Kelemahan :
metode
analisis SWOT 1. Teknologi
2. Bagaimana
yang Masih
strategi
ketingalan/
pengembangan
konvensional
agroindustri
2. Penjualan
pala di daerah
Produk Melalui
penelitian?
Perantara
3. Kurangnya

Universitas Sumatera Utara

21

Tenaga
Profesional
4. Kurangnya
Kemitraan
dengan lembaga
lain
5. Modal
terbatas
Peluang :
1. Banyaknya
ketersediaan
bahan baku
2. Adanya
dukungan dari
pemerintah
kab.Aceh
Selatan
3. Harga jual
olahan pala
tinggi
4. Permintaan
pasar yang terus
meningkat
Ancaman :
1.Ketidakstabila
n harga pala
2. Kompotitor
yang semakin
banyak
3. Harga produk
yang bersaing

3.

Pascaria
Dewi
Lorent
Purba
(2013)

Strategi
Pengembangan
Ekspor Kopi
Arabika
Sumatera
Utara

1. Faktorfaktor apa saja
yang menjadi
kekuatan,
kelemahan,
peluang dan
ancaman

Untuk
menyelesaikan
masalah 1
digunakan
metode
analisis
deskriptif

2. Usaha
pengembangan
agroindustri pala
berada pada
daerah III
(Strategi TurnAround).
Kekuatan:
1 Kondisi fisik
dan mutu Kopi
Arabika
Sumatera Utara.
2. Potensi
eksportir dalam

Universitas Sumatera Utara

22

dalam
mengembangk
an agroindustri
salak di daerah
penelitian?
2.Bagaimana
strategi
pengembangan
agroindustri
salak di daerah
penelitian?

Untuk
menyelesaikan
masalah 2
digunakan
metode
analisis SWOT

menjangkau
negara importir.
3. Waktu
pengiriman
Kopi Arabika
Sumatera Utara.
Kelemahan :
1. Jumlah modal
yang dimiliki
eksportir.
2. Promosi Kopi
Arabika
Sumatera Utara
yang dilakukan
eksportir
Peluang :
1. Adanya
konsumen tetap
yang
mengkonsumsi
Kopi Arabika
Sumatera Utara.
2. Adanya surat
izin untuk
melakukan
kegiatan ekspor.
3. Penetapan
tarif ekspor.
Ancaman :
1. Permintaan
Kopi Arabika
Sumatera Utara
di luar negeri.
2. Adanya
pesaing dari
negara produsen
Kopi Arabika
lain.
3. Peranan
pemerintah
dalam
mendukung
kegiatan ekspor.
4. Harga jual
Kopi Arabika

Universitas Sumatera Utara

23

4.

Dian
Wahyudi
(2014)

Strategi
Pengembangan
Usaha Jamur
Tiram ฀ (Studi
Pada Usaha
Budidaya
Jamur Tiram
Bapak Koko
Tanjung
Slamet, Medan
Sunggal)

Apa alternatif Analisis
strategi
SWOT
pengembangan
usaha
budidaya yang
mampu
diterapkan
pada budidaya
jamur tiram
putih Bapak
Koko ?

5.

Novita
Rahma
Pulungan
(2008)

Prospek
Pengembangan
Tanaman Hias
Aglaonema di
Kota Medan

1. Bagaimana
perkembangan
usahatani
tanaman hias
aglaonema
(luas lahan,
produksi dan
produktivitas)
dan pemasaran
(harga dan
permintaan
pasar) di kota
Medan ?

1. Analisis
Deskriptif
2. Analisis
fungsi CobbDouglass
3. Analisis
Tingkat
Pendapatan,
R/C ratio
4. Metode
Return on

2. Strategi yang
diterapkan
adalah
mendukung
kebijakan
pertumbuhan
yang agresif
(Growth
Oriented
Strategy).
Usaha Jamur
Bapak Koko
berada dalam
Kuadran I, yaitu
kondisi
pertumbuhan
yang agresif
(Growth
Oriented
Strate). Pilihan
strategi yang
dapat digunakan
oleh perusahaan
adalah
Agresif strategy,
dengan
melakukan
penetrasi pasar,
pengembangan
pasar
dan
pengembangan
produk.
1.Perkembangan
usahatani dilihat
dari produksi
dan
produktivitas
mengalami
penurunan
sedangkan dari
luas lahan
konstan.
Perkembangan
pemasaran
(harga dan
permintaan

Universitas Sumatera Utara

24

2. Apakah
penggunaan
faktor-faktor
produksi (luas
lahan, tenaga
kerja, bibit dan
pupuk)
berpengaruh
nyata terhadap
produksi di
daerah
penelitian ?
3. Berapa
besar dan
tingkat
keuntungan
usahatani
tanaman hias
aglaonema di
daerah
penelitian ?
4. Berapa
tingkat
pengembalian
modal
usahatani
tanaman hias
aglaonema di
daerha
penelitian ?
5. Apa saja
masalah yang
dihadapi
dalam
pengembangan
usahatani
tanaman hias
aglaonema di
daerah
penelitian ?
6. Bagaimana
strategi
pengembangan
tanaman hias

Investment(RO
I)
5. Analisis
Deskriptif
6. Analisis
Deskriptif dan
SWOT

pasar) tanaman
hias aglaonema
mengalami
penurunan.
2. Penggunaan
faktor-faktor
produksi (luas
lahan,tenaga
kerja,bibit dan
pupuk)
berpengaruuh
secara nyata
terhadap
produksi/peneri
maan.
3. Besar
keuntungan
yang diperoleh
petani
dikategorikan
tinggi yaitu
Rp59.956.203
per petani.
Sedangkan
tingkat
keuntungan
usahatani yang
diperoleh adalah
1,27 (prospek
besar)
4. Tingkat
pengebalian
modal yang
diperoleh petani
adalah 29%
5. Masalahmasalah yang
dihadapi antara
lain modal
terbatas,
kurangnya seni
dan hobby,
persaingan
dengan bunga

Universitas Sumatera Utara

25

aglaonema di
masa yang
akan datang?

plastik dan
tanaman hias
lainnya,
serangan hama
penyakit,
pemasaran skala
daerah,
pengadaan
pembibitan yang
sulit diperoleh
petani,
maraknya aksi
pencurian
tanaman hias,
permintaan
pasar menurun.
6.Strategi
pengembangan
usahatani
tanaman hias
aglaonema di
masa yag akan
dating adalah
memperluas
jaringan
pemasaran.

2.4 Kerangka Pemikiran
Bonsai serut banyak diminati karena bentuknya yang menarik. Ketika
melihat bonsai serut, sama halnya seperti sedang melihat dunia yang lebih kecil.
Bentuk serut sempurna seperti pohon yang dibuat dengan versi mini. Jika
meletakkan mainan action figure, bonsai ini semakin terlihat seperti dunia dalam
ukuran kecil. Bonsai ini menurut para penggemarnya adalah bonsai yang paling
ideal ditanam. Bonsai serut mudah ditanam dan perawatannya juga tidak terlalu
merepotkan.
Bonsai serut merupakan salah satu jenis tanaman hias yang juga
diperkirakan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Dengan tujuan

Universitas Sumatera Utara

26

pengembangan usaha bonsai serut, terlebih dahulu untuk menginventarisasikan
faktor-faktor strategis , baik yang ada pada lingkungan internal maupun eksternal.
Faktor internal sendiri merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh ASPENTA
sedangkan faktoreksternal merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh
ASPENTA. Faktor internal meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness) sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (opportunity) dan
ancaman (threat). Dengan menggunakan analisis SWOT kita dapat menentukan
strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha bonsai serut.
Dalam mengembangkan usaha bonsai serut biasanya terdapat masalahmasalah yang dihadapi oleh pengusaha. Untuk itu diperlukan adanya strategi guna
dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi dan dapat diketahui
bagaimana strategi untuk mendukung prospek pengembangannya. Dengan
demikian pengembangan usaha bonsai serut dapat dilaksanakan sesuai dengan
prospek yang telah ditelaah sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

27

Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Usaha Bonsai Serut

Faktor-faktor Strategis

Faktor Internal

Kekuatan
Strenght (S)

Faktor Eksternal

Kelemahan
Weakness (W)

Peluang
Opportunity (O)

Ancaman
Threat (T)

Strategi Pengembangan
Usaha Bonsai Serut
Keterangan :
: Menyatakan Pengaruh
: Menyatakan Hubungan

Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usaha
Bonsai Serut di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah maka dapat dikemukakan hipotesis
sebagai berikut :
1. Terdapat beberapa faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta
ancaman dalam mengembangkan usaha bonsai serut.
2. Ada beberapa strategi pengembangan usaha bonsai serut di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara