Hubungan Depresi dan Sindroma Dispepsia pada Pasien Penderita yang Diberi Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel akibat adanya kerusakan
gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel (Sukardja, 2000). Kanker
merupakan salah satu penyakit yang tidak menular. Akan tetapi menurut Badan
Kesehatan Dunia (World Health Organization) tahun 2009, jumlah penderita
kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang dan dua per tiga
diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang.
Pada tahun 2012, Kejadian kanker meningkat sehingga merupakan
penyabab utama mobiditas dan mortilitas, dengan 14 juta kasus baru dan 8,2 juta
kematian disebabkan oleh kanker (World Health Organization, 2015).
Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker.
Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab
terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya (Kementerian Kesehatan RI,
2015).
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker
secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium
lanjut, lokal maupun metastasis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar
manfaatnya karena bersifat sistemik mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan

cara pemberian melalui infus, dan sering menjadi pilihan metode efektif dalam
mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut lokal (Desen, 2008).

1
Universitas Sumatera Utara

Penyakit

keganasan

(kanker)

dan

pemberian

kemoterapi

dapat


berpengaruh terhadap fisik maupun emosional pada pasien (Schwartz dan
Zahasky, 2008). American Cancer Society telah mengidentifikasi empat faktor
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien-pasien dengan kanker dan
keluarganya, yaitu faktor sosial, psikologis, fisik, dan spiritual (Cervical Cancer,
2007).
Diagnosis dan pengobataan kanker dapat mengakibatkan gangguan
kualitas hidup termasuk fisik, psikologi dan kelangsungan sosial. Aspek
psikososial meliputi perubahan pola hidup, ketakutan, serta ketidaknyamanan
psikososial. Ketidaknyamanan psikososial termasuk kecemasan, kemarahan,
perasaan bersalah, dan depresi. Hal-hal tersebut dapat menetap dan berubah sering
waktu tergantung dari tingkat keparahan penyakit (Dalton, dkk., 2002). Gangguan
pikiran (emosional) merupakan salah satu penyebab terjadinya keluhan dispepsia
(Mudjadid, 2001).
Dispepsia merupakan istilah yang umum dipakai untuk suatu sindroma
atau kumpulan gejala/keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut atas
bagian tengah, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut
merasa penuh/begah. Keluhan tersebut dapat secara bergantian dirasakan pasien
atau bervariasi baik dari segi jenis keluhan atau pun kualitasnya (Djojoningrat,
2009). Pasien dispepsia umumnya menderita ansietas, depresi dan neurotik lebih
jelas dibandingkan orang normal (Mudjadid, 2001).

Depresi

merupakan pengalaman

yang menyakitkan,

sedih, tidak

mempunyai harapan yang disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh
(Hadi, 2004). Pasien yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan penyakitnya

2
Universitas Sumatera Utara

akan mengalami kecemasan dan depresi yang akan menyebabkan penurunan
kekebalan tubuh, dan memperparah penyakitnya (Hawari, 2008).
Derogatis, dkk., (1983) memperkirakan sekitar 50% pasien kanker
mempunyai gejala psikiatris, 85% mempunyai gejala depresi dan/atau kecemasan.
Terdapat sekitar 500 ribu sampai 1 juta penduduk Amerika menerima kemoterapi
setiap tahunnya. Dan sekitar 80 persen dari pasien tersebut memiliki pengalaman

yang buruk tentang kemoterapi. Salah satu pengalaman tersebut adalah mualmuntah post kemoterapi (Hawkins and Grunberg, 2009).
Faktor psikis dan emosi (seperti pada ansietas dan depresi) dapat
mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan perubahan sekresi asam
lambung, mempengaruhi motilitas dan vaskularisasi mukosa lambung serta
menurunkan ambang rasa nyeri (Mudjadid, 2001). Mual-muntah post kemoterapi
dapat memberikan komplikasi medis seperti nutrisi yang buruk, dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, dan disorientasi fisik maupun mental (Hamadani,
dkk., 2007).

Menurut penelitian Rulianti, dkk., (2013) di RSUP DR. M. Djamil Padang,
terdapat hubungan yang searah antara depresi dan sindroma dispepsia pada pasien
keganasan yang menjalani kemoterapi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian mengenai Hubungan Depresi dan Sindroma Dispepsia pada Pasien
yang Diberi Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini tentang hubungan depresi dan sindroma dispepsia pada
pasien penderita yang diberi kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan.

3

Universitas Sumatera Utara

Selengkapnya mengenai kerangka pikir penelitian ini ditunjukkan pada Gambar
1.1.
Variabel Bebas
kemoterapi

Variabel Terikat

Parameter

Depresi

Tingkat depresi

Karakteristik Pasien
Usia
Jenis kelamin
Jenis kanker
Stadium

Siklus kemoterapi
Riwayat Keluarga

Sindroma
dispepsia

Tingkat sindroma
dispepsia.

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Dalam hal ini kemoterapi dengan beberapa karateristik pasien
seperti usia pada pasien kemoterapi, jenis kelamin pada pasien kemoterapi, jenis
kanker, stadium, siklus kemoterapi yang diderita pasien dan riwayat keluarga
yang pernah menderita kanker adalah variabel bebas dan variabel terikat adalah
depresi pasien dan sindroma dispepsia pasien diberi kemoterapi di RSUP H.
Adam Malik. Parameter tingkat depresi diukur menggunakan instrumen BDI II,
dengan 21 poin pertanyaan, dan parameter sindroma dispepsia diukur
menggunakan instrumen DSSI, dengan 20 poin pertanyaan. Penilaian depresi

diklasifikasikan menjadi 4 bagian, yaitu depresi minimal, depresi ringan, depresi
sedang dan depresi berat sedangkan untuk penilaian sindroma dispepsia
diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu sindroma dispepsia ringan, sedang, dan
berat.
4
Universitas Sumatera Utara

1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian adalah
sebagai berikut:
a. apakah terjadi depresi pada pasien penderita yang diberi kemoterapi di
RSUP H. Adam Malik Medan?
b. apakah terdapat sindroma dispepsia pada pasien penderita yang diberi
kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan?
c. apakah terdapat hubungan depresi dan sindroma dispepsia pada pasien
penderita yang diberi kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan?
1.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah:
a. terjadi depresi pada pasien penderita yang diberi kemoterapi di RSUP H.

Adam Malik Medan
b. terdapat sindroma dispepsia pada pasien penderita yang diberi kemoterapi
di RSUP H. Adam Malik Medan
c. terdapat hubungan depresi dan sindroma dispepsia pada pasien penderita
yang diberi kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
a. menentukan depresi pada pasien penderita yang diberi kemoterapi di
RSUP H. Adam Malik Medan

5
Universitas Sumatera Utara

b. mengetahui sindroma dispepsia pada pasien penderita yang diberi
kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan
c. mengetahui hubungan depresi dan sindroma dispepsia pada pasien
penderita yang diberi kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan dan evaluasi sebagai
dasar untuk melakukan pengawasan ke depan dalam rangka meningkatkan

kesehatan pasien penderita yang diberi kemoterapi di RSUP H. Adam Malik
Medan.

6
Universitas Sumatera Utara