Uji Aktivitas Antibakteri Dari Hasil Hidrolisis Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang
Buah kelapa sawit memiliki 2 jenis minyak utama yaitu minyak yang
berasal dari mesokarp yang dikenal dengan nama Crude Palm Oil (CPO) dan
intinya yaitu Palm Kernel Oil (PKO) yang memiliki karakteristik dan komponen
yang berbeda (Rani, et al., 2015). CPO mengandung 50% asam lemak jenuh dan
50% asam lemak tidak jenuh (Kouski, et al., 2015). PKO yang kandungan asam
lemaknya mirip dengan minyak kelapa yaitu asam laurat (Li, et al., 2012).
Komponen

mayor CPO berkaitan dengan nama asam

lemak yang

terkandung di dalamnya yaitu asam palmitat (C16:0) sebesar 39.93%; asam oleat
(C18:1) 35.99% dan asam linoleat (C18:2) 14.53 (Sudram, et al., 2003).

PKO


mengandung asam laurat (C12:0) sebesar 48,01%; asam miristat (C14:0) 16,59%;
dan asam oleat (C18:0) 14,80% (Pantzaris, et al., 2002).
Produksi asam lemak bebas dari minyak merupakan hal penting dalam
industri yang dapat digunakan secara luas pada berbagai bidang seperti makanan,
kosmetik dan bidang farmasi (Salimon, 2011). Asam lemak dapat digunakan
untuk pembuatan coklat (Corley, 2003), Permen, kue, makanan beku (pie, pizza,
pancake), donat (Mancini et al, 2015), sabun, detergen, semir sepatu, lilin dan
tinta cetak (Mangoensoekarjo, 2008).Asam lemak bebas dari minyak dapat
diperoleh dengan proses hidrolisis menggunakan asam-asam pekat atau enzim
lipase (Chowdhury, 2007). Contohnya

minyak jarak setelah dihidrolisis

menghasilkan asam lemak bebas sebesar 92% (Salimon, et al., 2011), minyak ikan
menghasilkan asam lemak bebas sebesar 75,12% (Raharja, et al., 2010). Virgin

1
Universitas Sumatera Utara

Coconut Oil (VCO), minyak kedelai dan minyak kelapa dalam bentuk bilangan

asam berturut-turut adalah sebesar 148,1 mg KOH/g, 146,9 mg KOH/g and, 147,6
mg KOH/g (Silalahi, et al., 2014).
Salah satu katalisator dalam proses hidrolisis yang dapat meningkatkan
jumlah asam lemak secara reversibel adalah enzim. Reaksi enzimatik memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan reaksi non-enzimatik yaitu dapat
terjadi dalam suhu rendah, dapat membedakan asam lemak menurut panjang
rantainya atau posisi ikatan rangkap, memiliki sifat molekul pengasilasi (asam
atau ester) serta sebagai zat perantara adalah grup hidroksil primer dan sekunder
(Gunstone., 2004). Selain itu, proses hidrolisis menggunakan enzim memiliki
prosedur yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih rendah
dibandingkan reaksi hidrolisis menggunakan asam (Aziz, 2015).
Menurut beberapa literatur bahwa asam lemak jenuh dan tidak jenuh
mempunyai aktivitas antibakteri sehingga dapat menyembuhkan beberapa
penyakit pada manusia seperti bakteri Staphylococcus epidermidis dan
Pseudomonas aeruginosa (Choi, et al., 2013). Menururt Batosvka, et al (2009)
dan Fischer, et al., (2012) bahwa rantai medium asam lemak dan asam lemak
bebasnya

memiliki


aktivitas

antibakteri

terhadap

bakteri

Gram

positif

(Staphylococcus epidermidis) dan Gram negatif (Pseudomonas aeruginosa).
Menurut Kabara, et al., (1972), asam lemak yang memiliki akitivitas
antibakteri yang kuat adalah asam laurat, asam kaprat, asam miristat dan asam
miristoleat. Asam lemak palmitat, asam linoleat, asam oleat dan asam lemak
linolenat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri tertentu pada Gram positif
dan Gram negatif. Asam kaproat, asam kaprilat, asam stearat, asam elaidat, asam
linolelaidat


dan

asam

arakidonat

tidak

memiliki

aktivitas

antibakteri.

2
Universitas Sumatera Utara

Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram
positif dan negatif yang memberikan aktivitas antibakteri yang baik dibandingkan
bakteri gram positif dan negatif lainnya.

Bakteri Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa
merupakan bakteri yang paling banyak menyebabkan infeksi nosokomial baik
pada neonatal maupun pada orang dewasa didunia (Strateva, et al., 2009 dan
Villari, et al., 2000). Staphylococcus merupakan bakteri gram positif yang hidup
sebagai flora normal pada kulit seperti, Staphylococcus epidermidis, yang dapat
hidup sebagai flora normal di tubuh, seperti pada hidung, tenggorokan, rambut
dan kulit tetapi juga dapat menimbulkan infeksi ringan serta pembentukan abses
serta dapat berifat patogen jika sistem imunitas lemah (Radji,2013). Bakteri ini
biasanya dijumpai pada aliran darah (33.3%), kateter pada organ jantung (17.3%),
mata (24.7%), pembuluh endotracheal atau pada bronchial (18.5%), dan cairan
tubuh lainnya (6.2%). Bakteri ini menyebabkan infeksi nosokomial 30,4%
sedangkan Staphylococcus aureus 27.2% dari seluruh infeksi, Klebsiella
pneumoniae 16.3% dan Candida albicans 9.2% (Villari, et al., 2000).
Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri Gram negatif yang merupakan
flora normal pada manusia. Tetapi Pseudomonas aeruginosa dapat menginfeksi
manusia apabila sistem tubuh manusia menurun (CDC, 2014). Menurut Ken
(2012), Pseudomonas aeruginosa menyebabkan pembengkakan pada sel dan
merusak jaringan. Bakteri ini sering menginfeksi melalui alat bronkoskopi, kateter
saluran kemih. The USA’s national nosocomial infections surveillance system
(NNIS) menunjukkan bahwa pada tahun 2003 bakteri Pseudomonas aeruginosa

terdapat 18,1% kasus pneumonia; 9,5% infeksi dari alat operasi dan 16,3% infeksi
pada saluran kemih dan meningkat diantara pasien ICU 17,7%, 27,3% dan bisa
3
Universitas Sumatera Utara

lebih daripada 26,4% kemungkinan infeksi yang didapat (Pinheiro, et al., 2008).
Menurut Bou, et al (2006) ditemukan bahwa Pseudomonas aeruginosa dengan
tipe strain yang sama meningkatkan resiko kematian pada pasien yang semakin
lama dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan pengujian terhadap
CPO dan PKO dengan cara hidrolisis menggunakan enzim lipase untuk
mendapatkan asam lemak bebas. Selanjutnya diuji

aktivitas antibakterinya

terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus epidermidis.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka perumusan
masalah pada penelitian ini adalah :

a. Berapa lama waktu dan volume akuades yang dibutuhkan untuk hidrolisis CPO
dan PKO menggunakan enzim lipase untuk memperoleh asam lemak bebas
yang maksimum?
b. Berapa bilangan asam yang paling besar dihasilkan pada hidrolisis
menggunakan enzim lipase pada sampel CPO dan PKO ?
c. Bagaimana aktifitas antibakteri CPO dan PKO terhadap bakteri Gram positif
dan negatif?
d. Bagaimana perbandingan potensi aktivitas antibakteri CPO dan PKO ?

1.3 Hipotesis
a. Terdapat pengaruh waktu dan volume akuades yang dibutuhkan untuk
menghidrolisis CPO dan PKO menggunakan enzim.

4
Universitas Sumatera Utara

b. Bilangan asam yang paling besar dihasilkan pada hidrolisis menggunakan
enzim lipase pada sampel CPO dan PKO
c. CPO dan PKO memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan
Gram negatif.

d. Minyak PKO memiliki potensi aktivitas antibakteri lebih baik dibandingkan
CPO.

1.4 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui waktu dan volume akuades yang dibutuhkan

pada proses

hidrolisis menggunakan enzim lipase pada sampel CPO dan PKO
b. Mengetahui Bilangan asam yang paling besar dihasilkan pada hidrolisis
menggunakan enzim lipase pada sampel CPO dan PKO
c. Megetahui potensi CPO dan PKO terhadap bakteri Gram positif dan Gram
negatif
d. Mengetahui perbandingan potensi aktivitas antibakteri CPO dan PKO.

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan informasi tentang pengaruh
hidrolisis menggunakan enzim dengan variasi volume akuades dan waktu lamanya
hidrolisis berlangsung serta aktivitas antibakterinya terhadap bakteri pada kulit,
sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan terhadap CPO dan PKO.


5
Universitas Sumatera Utara