EFEKTIVITAS PEMBERIAN PENGUATAN POSITIF TERHADAP KEJUJURAN ANAK | Astuti | KUMARA CENDEKIA 6248 13312 1 PB

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PENGUATAN POSITIF
TERHADAP KEJUJURAN ANAK
Aprilia Dwi Astuti1, Muh. Munif Syamsuddin1, Warananingtyas Palupi1
1

Program Studi PG PAUD, Universitas Sebelas Maret

Email : apriliadwia@gmail.com, wandamunif@yahoo.com, palupi@fkip.uns.ac.id

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian penguatan positif terhadap
kejujuran anak. Metode penelitian yang digunakan adalah true eksperiment design dengan desain within
subject design (after-only design). Sampel penelitian ini adalah 23 anak usia 5-6 tahun dari kelompok B
TK Aisyiyah Trangsan 1 Gatak Sukoharjo. Data dikumpulkan dengan observasi untuk mengukur kejujuran
anak. Analisis data menggunakan t-test dengan SPSS 15 for windows. Hasil penelitian menunjukkan
penguatan positif memberikan efek terhadap kejujuran anak. Selain itu, hasil analisis gender menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan antara kejujuran pada anak.
Kata Kunci: penguatan positif, penguatan, kejujuran, anak
ABSTRACT The objective of this research is to know the effect of giving positive reinforcement toward the
children’s honesty. The research methodology used in this study was true eksperiment and it was employed
within subject design (after-only design). The research samples was 23 children among 5-6 years old from
group B of TK Aisyiyah Trangsan 1 Gatak Sukoharjo. The data was collected by using observation

technique to measure the children’s honesty. The researcher used t-test with SPSS 15 for windows. The
result of this research showed that the positive reinforcement gave an effect toward the children’s honesty.
Moreover, the analysis result of gender showed that nothing differences in honesty of children.
Key Words: positive reinforcement, reinforcement, honesty, children

PENDAHULUAN
Pembiasaan-pembiasaan yang diberikan kepada anak dapat mencakup berbagai
pembentukan karakter. Salah satu pembiasaan tersebut adalah tentang kejujuran.
Fenomena tentang kejujuran anak dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satu contoh yaitu anak yang ingin memiliki kucing, maka tidak jarang baginya untuk
mengatakan kepada orang lain bahwa dia memiliki kucing di rumah. Hal itu terjadi
karena anak sering kali tidak menyadari bahwa dia telah melewati dari kejujuran
menuju kebohongan (Church, 2001). Anak belum dapat membedakan antara
kejujuran dan kebohongan.
Kebohongan tidak muncul hanya dari anak, namun kebohongan di sekeliling anak
pun juga mempengaruhi perilaku mereka. Fenomena lain menunjukkan bahwa
kebohongan sering kali dimunculkan oleh orang tua, guru maupun orang di sekitar
anak. Berbohong adalah sebuah fenomena sosial yang umum dan terjadi teratur dalam
berbagai konteks sosial untuk tujuan banyak orang (Xu, Bao, Fu, Talwar, & Lee,
2010).

Sebuah studi menyatakan bahwa kejujuran adalah salah satu dimensi dalam
peningkatkan moralitas ataupun nilai moral pada anak yang penting untuk
diperhatikan (Al-Hooli & Al-Shammari, 2009). Kejujuran perlu diperhatikan dalam

rangka peningkatan moralitas anak. Perilaku baik pada anak akan terbentuk ketika
salah satu perilaku tidak baik anak dihindari.
Kejujuran berkaitan dengan aspek perkembangan moral anak sehingga tidak dapat
secara langsung ditingkatkan. Hal tersebut membutuhkan upaya yang tepat untuk
memperkenalkan terlebih dahulu tentang perilaku kejujuran kepada anak, sehingga
anak dapat memahami dan membedakan antara kejujuran dan kebohongan.
Maka dari itu diperlukan adanya upaya untuk mengubah perilaku anak. Penguatan
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengubah perilaku anak.
Burden (Sigler & Aamidor. 2005) menyatakan bahwa penggunaan penguatan positif
merupakan tindakan untuk mengidentifikasi dan mendorong perilaku dengan harapan
perilaku yang diinginkan dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji tentang
efektivitas pemberian penguatan positif terhadap kejujuran anak, yang dirumuskan
dengan judul penelitian sebagai berikut, ”Efektivitas Pemberian Penguatan Positif
terhadap Kejujuran Anak”.
Berdasarkan temuan dan data-data tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah terdapat efek pemberian penguatan positif terhadap kejujuran
anak? dan Bagaimanakah efek pemberian penguatan positif terhadap kejujuran
anak?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pemberian penguatan
positif terhadap kejujuran anak.
De Vries (2002) mengungkapkan bahwa kejujuran dalah salah satu nilai inti berkatan
dengan perilaku yang pantas. Pendapat lain oleh Jian (2012) mengartikan kejujuran
adalah moralitas dasar yaitu sebuah kelangsungan hidup sosial dan perkembangan.
Dirjen PAUDNI (2012) menyatakan kejujuran sebagai salah satu nilai yang penting
dikenalkan dan diinternalisasikan ke dalam perilaku pada pendidikan anak usia dini.
Hal tersebut didukung pula oleh Dirjen PAUDNI (2014) yang mengungkapkan bahwa
sikap positif seperti jujur akan terbentuk ketika anak usia dini memiliki pengetahuan
dan mewujudkan pengetahuan itu.
Karakter perilaku jujur oleh Miller (2001) mengungkapkan bahwa anak usia 3 - 4
tahun belum dapat membedakan antara perilaku jujur dan tidak jujur. Anak berpikir
yang telah dilakukan dari sudut pandang mereka. Anak-anak prasekolah terkadang
sulit untuk memilah-milah fantasi dari kenyataan atau untuk mengetahui yang benar.
Church (2001) mengungkapkan pada usia 5 – 6 tahun anak berada dalam masa yang
menyenangkan dan membingungkan antara kenyataan atau imajinasi. Anak sering
kali tidak menyadari bahwa dia telah melewati dari kejujuran menuju ketidakjujuran.
Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri dari dua tipe yaitu penguatan positif

dan penguatan negatif (McConnell, 1990). Skinner pun mengatakan penguatan
sebagai sebuah akibat perilaku yang kemungkinan meningkatkan respon yang akan
diulangi seterusnya.
Sigler dan Aamidor (2005) mendefinisikan penguatan positif sebagai sebuah metode
untuk memperkenalkan kepada anak akan perilaku yang pantas dan tepat maupun
tidak.

Penguatan memiliki beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasi bagi
pemberi penguatan. Marno dan Idris (2014) menyebutkan ada enam komponen
penguatan yaitu penguatan verbal, penguatan berupa mimik muka atau gerak badan,
penguatan dengan cara mendekati anak, penguatan dengan sentuhan, penguatan
dengan kegiatan yang menyenangkan dan penguatan berupa simbol atau benda.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa penguatan
dalam berbagai cara dapat meningkatkan frekuensi perilaku (McHugh, Lenz,
Reardon, & Peterson, 2012). McHugh, dkk (2012) juga menambahkan bahwa
beberapa studi pemodelan rekaman video dilakukan untuk meningkatkan perilaku.
Penelitian yang relevan yakni penelitian oleh Bhutto dan Shiddique (2013) yang berjudul
“Application of positive reinforcement for improving mealtime eating of a child in home
setting: A Case Study”. Hasil penelitian ini menunjukkan perbaikan yang signifikan
makan seorang anak di waktu makan dengan prinsip penguatan positif.

Penelitian tersebut di atas relevan dengan penelitian ini. Persamaan penelitian terletak
pada variabel bebas yaitu sama-sama menerapkan penguatan positif.
Penelitian oleh Lusiana (2012) yang berjudul “Membangun Pemahaman Karakter
Kejujuran Melalui Permainan Tradisional Jawa pada Anak Usia Dini di Kota Pati”.
Simpulan yang terdapat dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan pemahaman
karakter kejujuran pada pretest dan postest kelompok eksperimen.
Letak relevansi penelitian Lusiana dengan penelitian ini pada variabel terikat yaitu
kejujuran.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai bulan Februari sampai dengan
bulan Juli 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen dengan
menggunakan within subject design (after-only design). Sampel dalam penelitian ini
adalah 23 anak usia 5-6 tahun dari kelompok B TK Aisyiyah Trangsan 1 Gatak Sukoharjo.
Sampel tersebut diambil dengan teknik random sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Validitas instrument menggunakan construct validity. Dan
analisis data menggunakan t-test dengan SPSS 15 for windows untuk mengetahui efek
pemberian penguatan positif terhadap kejujuran anak.
Prosedur penelitian terdiri persiapan, pelaksanaan, pengolahan data dan penyajian data

penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Peneliti melakukan beberapa kegiatan dalam pelaksanaan penelitian di TK Aisyiyah
Trangsan 1 yaitu kegiatan pretest, memberikan perlakuan dan kegiatan postest.
Pemberian perlakuan dilaksanakan 4 pertemuan dengan durasi 30 – 40 menit.
Tahap selanjutnya adalah pengolahan data menggunakan SPSS 15 for windows.Uji
prasyarat dilakukan dengan uji normalitas dan homogenitas. Berikut ini analisis data :
a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian yang dilakukan pada kelompok eksperimen
menggunakan Kolmogorov Smirnov dimana data dikatakan normal apabila nilai
signifikansi (p) ≥ 0.05. Hasil uji normalitas yang diperoleh adalah 0.985. Berdasarkan
uji analisis pretest dan postest kejujuran anak menunjukkan data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen
menggunakan Levene Test for Equality of Variance dimana data dikatakan homogen
apabila nilai signifikansi (p) ≥ 0.05. Hasil uji homogenitas yang diperoleh adalah
0.087. Dengan demikian data dari kelompok eksperimen dapat dikatakan homogen

yang berarti bahwa populasi berasal dari variansi populasi yang sama.
Kemudian, setelah uji prasyarat terpenuhi selanjutnya untuk mengetahui adakah
perbedaan adalah dengan uji-t yaitu paired sample t-test (sampel berhubungan).
Tabel 1 Hasil paired sample t-test
N

Mean

Sebelum perlakuan

23

26.17

Setelah perlakuan

23

34.43


R

t

Sig. (2-tailed)

0.781

- 7.889

.000

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata untuk 23 responden setelah
mendapatkan perlakuan lebih besar dari rata-rata sebelum mendapatkan perlakuan
dimana rata-rata sebelum perlakuan 26.17 menjadi 34.43 setelah perlakuan. Dengan taraf
signifikan untuk p ≤ 0.05 yaitu 0.000. Uraian tersebut menjelaskan bahwa terdapat
perbedaan antara kejujuran anak sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Selain itu,
korelasi antar variabel yaitu antara penguatan positif dan kejujuran baik yang ditunjukkan
oleh hasil R= 0.781.
Selanjutnya dilakukan analisis gender untuk mengetahui perbedaan kejujuran antara anak

laki-laki dan perempuan. Analisis dilakukan dengan menggunakan independent sample
t-test.
Tabel 2 Hasil independent sample t-test
Jenis Kelamin

Mean

N

Std. Deviation

Laki-laki

24.60

10

5.379

Perempuan


27.38

13

6.715

Sig. (2 tailed)
0.296

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian dan pengujian hipotesis dapat
disimpulkan bahwa, pemberian penguatan positif memberikan efek terhadap
kejujuran anak. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan rata-rata pada data sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan. Selain itu, taraf signifikan uji sampel berhubungan
menunjukkan bahwa p ≤ 0.05.
Penguatan dalam penelitian diberikan dengan 2 jenis yaitu model penguat video dan
penguatan simbol. Penelitian MgHuch, dkk (2012) mengungkapkan bahwa

penguatan berupa video dapat meningkatkan perilaku pencarian informasi seseorang.
Bintang merupakan salah satu jenis penghargaan yang diberikan kepada anak sebagai

bentuk dorongan untuk kemampuan anak. Penghargaan berupa bintang berfungsi
sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku jujur pada anak (Hurlock, 1978).
Pemberian penguatan positif juga memperhatikan jadwal penguatan yang diberikan.
Seperti yang telah diungkapkan Hall dan Lindzey (1993) bahwa jadwal penguatan
terdiri dari dua jenis yaitu berdasarkan rasio dan interval. Penelitian sebelumnya oleh
Okouchi dan Lattal (2006) menjelaskan bahwa jadwal penguatan interval tetap
memberikan pengaruh yang lebih tinggi. Jadwal ini kemudian dapat diterapkan untuk
mencapai tujuan perubahan perilaku anak sesuai yang diinginkan.
Hasil wawancara dengan guru juga memberikan dampak yang positif. Guru menyatakan
bahwa penguatan berupa video tentang kejujuran efektif memperkenalkan anak dengan
kejujuran. Anak dapat melihat dan memahami bagaimana perilaku jujur dan bohong
tersebut.
Hasil wawancara dengan orang tua juga mengungkapkan bahwa pemberian penguatan
terhadap anak dapat mempengaruhi perilaku jujurnya. Walaupun perilaku jujur anak
belum sepenuhnya mengingat tingkat perkembangan kejujuran anak.
Kejujuran merupakan salah satu karakter yang perlu diperkenalkan dalam perilaku
anak. Dengan hasil korelasi yang tinggi, penguatan positif dapat dijadikan sebagai
sarana untuk memperkenalkan kejujuran kepada anak usia dini. Penguatan dapat
dilakukan oleh orang tua di rumah, dan guru di sekolah. Bahkan dapat dilakukan oleh
orang-orang di sekeliling anak lainnya. Pemberian penguatan yang dilakukan secara
bersambung akan memberikan efek terhadap kejujuran anak. Perilaku jujur anak juga
anak sedikit demi sedikit berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan kejujuran antara anak laki-laki dan
perempuan dilakukan analisis gender. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan kejujuran antara anak laki-laki dan perempuan. Hurlock (1978)
menyatakan bahwa anak akan menilai suatu perilaku berdasarkan tujuannya dimulai
ketika mereka berusia 7 atau 8 tahun. Ini membuktikan bahwa anak usia dini misalnya
usia 5-6 tahun ini melihat perilaku jujur sebagai perilaku yang baik. Sehingga penting
untuk memperkenalkan perilaku jujur dan bohong kepada anak usia dini.

PENUTUP
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil dari kejujuran anak
antara sebelum dan setelah perlakuan berupa pemberian penguatan positif model
penguat video dan penguatan simbol. Nilai rata-rata setelah perlakuan menunjukkan
hasil lebih tinggi daripada nilai rata-rata sebelum perlakuan. Dengan demikian
terdapat efektivitas pemberian penguatan positif terhadap kejujuran anak.
Guru dan orang tua diharapkan selalu membimbing anak untuk mengembangkan perilaku
jujurnya secara optimal. Guru hendaknya dapat melakukan tindak lanjut terhadap
penerapan pemberian penguatan positif dalam pembelajaran. Peran orang tua juga
penting untuk menanamkan pembiasaan baik terkait perilaku jujur anak. Penelitian ini
mengalami kendala dengan waktu pelaksanaan. Oleh karena itu, hendaknya penelitian
selanjutnya akan dapat mengkaji secara lebih dalam tentang penguatan positif.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hooli, A., & Al-Shammari, Z. (2009). Teaching and learning moral values through
kindergarten curriculum. Education Spring. 129 (3), 382-399.
Bhutto, Z. H & Shiddiqui, S. (2013). Application of positive reinforcement for improving
mealtime eating of a child in home setting: A Case Study. Journal of
Behavioural Sciences, 23 (1).
Church, E.B. (2001). Ages & Stages: 5 &6. Scholastic Parent & Child. 8 (4), 38.
De Vries, M. S. (2002). Can you afford honesty? A comparative analysis of ethos and
ethics in local government. Administrasion & Society, Sage Publications. 34 (3),
309-334.
Dirjen PAUDNI. (2012). Pedoman Pendidikan Karakter pada Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
Dirjen PAUDNI. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Hall, C. S., & Lindzey, G. (1993). Psikologi Kepribadian 3 Teori-teori Sifat dan
Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius

Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan anak jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jian, L. (2012). On Chinese Sports Competition Honesty Construction Research.
Canadian Social Science. 8 (6), 137-140.
Lusiana, E. (2012). Membangun penanaman karakter kejujuran melalui permainan
tradisional jawa pada anak usia dini di Kota Pati. Universitas Negeri Semarang.
Marno & Idris. (2014). Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Miller, S. A. (2001). Ages & Stages: 3&4. Scholastic Parent & Child. 8 (4).
McConnell, J. A. (1990). Negative Reinforcement and Positive Punishment. Teaching of
Psychology, Taylor & Francis Ltd. 17 (4), 247-249.
McHugh, E. A., Lenz, J. G., Reardon, R. C., & Peterson, G. W. (2012). The Effect of
Using A Model-Reinforced Video on Information-Seeking Behavior.
Australian Journal of Career Development. 21 (1), 14-21.
Okouchi, H & Lattal, K. A. (2006). An analysis of reinforcement history effect. Journal
of the Experimental Analysis of Behavior; ProQuest Social Science Journals. 86
(1).

Sigler, E. A., & Aamidor, S. (2005). From Positive Reinforcement to Positive Behaviors:
An Everyday Guide for the Practitioner. Early Childhood Education Journal. 32
(4), 249-253.
Xu, F., Bao, X., Fu, G., Talwar, V., & Lee, K. (2010). Lying and Truth-Telling in
Children: From Concept to Action. Journal Compilation_2010, Society for
Research in Child Development, Inc. 81 (2), 581-596.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26