STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK TENAGA KERJA TERAMPIL UNTUK BIDANG OTOMOTIF DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA | Rundhana | Jurnal Nosel 8090 16965 1 SM
STRATEGI SEKOLAH DALAM MEMBENTUK TENAGA KERJA TERAMPIL
UNTUK BIDANG OTOMOTIF DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Infan Ade Rundhana, Ranto, Ngatou Rohman.
Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus V FKIP UNS Jl. Ahmad Yani No. 200 Pabelan, Surakarta, Tlp/Fax (0271) 716266
Email: [email protected]
ABSTRACT
The objectives of research are: (1) SMK graduates knowing the expected competencies for
automotive sector. (2) Knowing the criteria for skilled labor produced by SMK to enter the
working world. (3) Knowing SMK strategy in the form of skilled labor. This study belonged to
a qualitative research with descriptive qualitative reseacrh method. The data source was
obtained from the interview with informant, document, and archive as well as field
observation. The sampling technique used was purposive sampling, by selecting the
informants considered as knowledgeable about information consistent with the research
problem. Technique of analyzing data used in this research was an interactive analysis one
encompassing three component: data display, data reduction, and conclusion drawing. The
conclusions of research were: (1) SMK strategy in the form of skilled people, including: (a)
Increase the quality of teachers with some training and evaluation in PKG. (b) The division
of teaching tasks appropriate to their area of expertise. (c) Providing facilities which support
the learning progam planing. (d) Applying appropriate learning methods to student. (e)
Introduce the tool in the industry work to students. (f) Giving additional hours for students
who do not understand the lessons. (g) Managing practise and classroom space as well. (2)
Criteria for skilled labor, including; (a) Capable of completing any work for their duty. (b)
Have basic skill to complete the work in accordance with the skill. (c) Have ability and
willingness to harrwork. (d) Have willingness to constantly learn new things related to work
to add to the experience in translating work. (e) Can and projecting the type of work
assigned. (3) SMK graduate labor competencies expected for the automotive, among other:
(a) Able to repair hydraulic systems and air compressors. (b) Can using tooling hand
equipment. (c) Can do welding prosedure. (d) Care implement prosedures and servicing the
fuel system. (e) Repair clutch unit and system componet. (f) Repair wheel drive shaft. (g)
Repair the wheel n rubber. (h) Repair minor damage electrical system circuit. (i) improve the
brake system. (j) Repair the suspension. (k) Repair the power steering. (l) Repair system
starter and charging system.
Key Words: School strategies to form a skilled workforce automotive field.
A. PENDAHULUAN
Sekolah
menengah
kejuruan
(SMK) adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan
formal
yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan
pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan
dari hasil belajar yang diakui sama/setara
SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM
(Sekolah
Teknik
Menengah).
Di
SMK,terdapat banyak sekali Program
Keahlian. SMK merupakan salah satu
lembaga yang bertanggung jawab untuk
menciptakan sumber daya manusia yang
1
memiliki kemampuan, ketrampilan dan
keahlian, sehingga lulusannya dapat
menggembangkan kinerja apabila terjun
dalam dunia kerja. Pendidikan SMK
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan
siswa
untuk
dapat
mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan,
teknologi dan kesenian, serta menyiapkan
siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan
sikap
profesional.
Apapun jenis progam pendidikan pada
sekolah menengah kejuruan (SMK ) tidak
lain muara lulusannya agar mereka
memiliki kemampuan, serta ahli di bidang
ilmu tertentu. Selanjutnya mampu dan
terampil di aplikasikan untuk dunia kerja.
Oleh sebab itu, Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sangat berbeda dengan
sekolah
menengah
lainnya
seperti
SMU/SMA.
Hasil Survei Badan Pusat Statistik
(BPS) tercatat sebesar 10,01 juta orang
mengganggur pada Agustus 2013, hal ini
merupakan
indikator
rendahnya
penyerapan tenaga kerja oleh dunia kerja
serta masih kurangnya kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan di sekolah
menengah kejuruan dinilai belum cukup
membekali siswa supaya siap kerja karena
kurang melakukan praktik kerja di
lapangan. Akibatnya sampai sekarang
umumnya perusahaan masih kesulitan
mencari tenaga terampil lulusan SMK.
Berdasar beberapa uraian diatas,
peneliti
tertarik
untuk
melakukan
penelitian dengan judul: “ STRATEGI
SEKOLAH DALAM MEMBENTUK
TENAGA
KERJA
TERAMPIL
UNTUK BIDANG OTOMOTIF DI
SMK NEGERI 2 SURAKARTA”.
B. LANDASAN TEORI
1. Konsep Strategi
Dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989) pengertian strategi adalah
“ perencanaan yang cermat mengenai
suatu kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus”. Sebuah organisasi dalam usaha
merealisasikan
tujuannya
sangat
memerlukan strategi yang tepat sehingga
tujuan dapat tercapai dengan sempurna dan
dalam waktu yang sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Sekolah kejuruan
adalah merupakan sebuah organisasi yang
memiliki
tujuan
demi
kemajuan
pendidikan. Salah satu tujuan yang ingin
dicapai oleh sekolah kejuruan adalah
melahirkan lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja, sehingga hasil atau
produk lulusan dari sebuah sekolah
kejuruan dapat segera memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan
Zain (2002: 5) berpendapat Strategi
mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan beertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dalam pembelajaran, strategi
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
antara pendidik dan anak didik untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Tugas dan Fungsi SMK
Sekolah
Menengah
Kejuruan
adalah Sekolah yang dikembangkan untuk
menyiapkan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
terlatih memasuki dunia
kerja yang
menguntungkan bagi dirinya. SMK
memiliki
tugas
antara
lain:
(1)
mengembangkan skill, kecakapan, sikap,
apresiasi kerja, kebiasaan kerja, bermakna,
dan produktif; (2) mempersiapkan
seseorang
untuk
bekerja;
(3)
memberdayakan
individu
untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan
yang layak; (4) berkaitan dengan
kebutuhan pekerjaan atau jabatan; (5) ada
pengawasan dari masyarakat luas; dan (6)
menguntungkan bagi diri siswa sebagai
pekerja.
Fungsi
SMK
dalam
mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja
yang diperlukan untuk mengembangkan
perekonomian daerah mencakup dua
dimensi: (1) dimensi kuantitatif, yaitu
yang berkaitan dengan fungsi program
pendidikan SMK dalam memasok tenaga
2
kerja terdidik dan terampil sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja yang ada di
daerah, dan (2) dimensi kualitatif, yaitu
menyangkut fungsinya sebagai penghasil
tenaga kerja terdidik, terlatih dan terampil
yang akan menjadi sumber penggerak
(driving
force)
pengembangan
perekonomian daerah.
3. Tenaga Kerja Terampil
Wawasan pengembangan SDM
dalam frame kebijakan link and match
berencana dan berusaha menempatkan
pendidikan kejuruan sebagai sub-sistem
pembangunan nasional. Pengembangan
SDm
menuntut
penyelenggaraan
pendidikan di SMK tidak sebatas proses
persekolahan sebagai layanan sosial
pemenuhan kebutuhan akses pendidikan
dan kewajiban belajar bagi masyarakat,
tetapi lebih kepada kesungguhan untuk
meningkatkan kualitas lulusan yang
mampu bersaing memperebutkan pasar
tenaga kerja dan bersifat produktif. Masih
sejalan dengan pemikiran
Wardiman
(1998), SMK harus dapat diprogramkan
untuk menghasilkan tamatan yang
memiliki kompetensi penguasaan IPTEK,
produktif,
sebagai
aset
bangsa
berpenghasilan sendiri, unggul dalam
kompetisi menghadapi persaingan global,
berkembang secara berkelanjutan. Secara
terus menerus SMK harus mengukur
kualitas pendidikannya menggunakan
ukuran atau standar dunia kerja, cara kerja
sesuai persyaratan teknis dunia kerja.
Dengan demikian diklat di SMK
membutuhkan pengujian oleh pihak dunia
kerja dalam bentuk uji kompetensi. Pendek
kata SMK harus berkemampuan sebagai
pusat pengembangan budaya industri.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanaan di SMK
Negeri 2 Surakarta. Obyek penelitiannya
adalah Progam Keahlian Teknik Otomotif.
Pemilihan tempat ini dikarenakan penulis
telah mengetahui keadaan obyek penelitian
yang sebenarnya dan didasarkan pada
dukungan terhadap data yang diperlukan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan april
2015.
2. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk peneliti ini adalah kualitatif
deskriptif. Penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.
Strategi
penelitian
sangat
tergantung pada penelitian yang dipilah.
Acuan yang dipakai dalam strategi
penelitian yang dapat digunakan dalam
penelitian ini di antaranya:
a. Eksploratif
Eksploratif memiliki tujuan untuk
memberikan
sedikit
definisi
atau
penjelasan mengenai konsep atau pola
yang di gunakan dalam penelitian.
b. Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan
fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia.
c. Eksplanatif
Penelitian
eksplanatif
atau
eksplanatori adalah penelitian bertujuan
untuk menguji suatu teori atau hipotesis
guna memperkuat atau bahkan menolak
teori atau hipotesis hasil penelitian yang
sudah ada.
3. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini
berupa data kualitatif yang akan digali dari
beragam sumber data. Jenis sumber data
yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung dari sumbersumber terkait. Pengumpulan data
dilakukan dengan jalan mengadakan
wawancara langsung dengan responden
penelitian, antara lain:
1) Kepala Sekolah SMK Negeri 2
Surakarta.
2) Ketua Progam Studi Keahlian Teknik
Otomotif.
3
3) Guru Progam Keahlian Teknik
Otomotif.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung, dan
mendukung data-data primer. Data
sekunder
diperoleh
dengan
jalan
mempelajari, membaca, dan mencatat
buku-buku, dokumen-dokumen, serta
laporan ilmiah yang berkaitan dengan
penelitian, diantaranya:
1) Data-data sekolah meliputi: visi, misi,
struktur organisasi, progam tahunan,
progam semester, dan Rencana
Progam Pembelajaran.
2) Arsip, referensi, dan dokumen resmi
yang
berhubungan
dengan
permasalahan penelitian.
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling yang merupakan teknik cuplikan
(sampling) yang bersifat selektif dengan
menggunakan keinginan pribadi peneliti,
karakteristik empirisnya dan lain-lain.
Peneliti akan memilih informan yang
dipandang
paling
tahu
tentang
permasalahan yang akan diteliti, sehingga
kemungkinan pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
kemantapan peneliti dalam memperoleh
data.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghasilkan data yang
objektif, perlu diperhatikan teknik
pengumpulan data yang digunakan sebagai
alat pengumpul atau pengambil data.
Sesuai dengan pendekatan penelitian dan
jenis sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini, maka teknik pengumpulan
data yang dipergunakan meliputi:
a.
Wawancara
Metode wawancara adalah proses
tanya jawab antar dua orang yang
dilaksanakan secara sistematis yang
pelaksanaannya
secara
lisan
untuk
memperoleh keterangan dari responden.
b.
Observasi Langsung
Suharsimi Arikunto (1993:128)
“Kegiatan observasi meliputi kegiatan
pemusatan
terhadap
objek
yang
menggunakan seluruh aspek indra”.
Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah melakukan pengamatan secara
langsung dan pencatatan terhadap kegiatankegiatan yang ada kaitannya dengan
persepsi perotomotifan terhadap ketrampilan
lulusan SMK.
c. Mencatat Dokumen
Menurut
Lexy J.
Moleong
(2001:161) menjelaskan bahwa “ Dokumen
adalah setiap bahan tertulis ataupun film.
Dengan demikian metode ini untuk mencari
data mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian dengan
melihat atau meniliti dokumen”.
6. Validitas Data
Dalam penelitian ini, untuk
memperdalam tingkat kepercayaan atau
teknik pemeriksanaan keabsahan data,
dipergunakan triangulasi. Triangulasi
merupakan cara yang paling umum
digunakan bagi peningkatan validitas
dalam penelitian kualitatif. Dalam
triangulasi data lebih menekankan pada
sumber data, bukan pada teknik
pengumpulan data atau yang lain. Peneliti
mengumpulkan berbagai data mengenai
Strategi SMK Dalam Membentuk Tenaga
Kerja Terampil dari berbagai sumber. Data
dari berbagai sumber ini kemudian di uji
validitasnya dengan triangulasi data
(sumber).
Wawancara
Data
Validitas Data
Observasi
Dokumen
Gambar 1. Teknik Validitas Data
7.
Analisis Data
Analisis data dilakukan apabila
data telah terkumpul. Dalam proses analisis
terdapat tiga komponen utama yang harus
benar-benar dipahami pleh setiap peneliti
kualitatif. Tiga komponen utama tersebut
4
adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, (3)
penarikan kesimpulan serta veriikasinya.
8. Prosedur Penelitian
Penelitian ini secara keseluruhan
akan direncanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Persiapan Penelitian
Kegiatan persiapan ini meliputi
perijinan,
penyusunan
strategi
pengumpulan data, strategi penelitian
dan persiapan yang menyangkut alatalat bantu pengumpulan data.
b. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data ini
meliputi tentang pengumpulan data
yang diperoleh dari wawancara, arsip
dan dokumen serta observasi langsung.
Kemudian melakukan review dan
pembahasan data yang telah terkumpul.
Setelah itu mengelompokkan data yang
sesuai dengan kelompoknya masingmasing. Hal ini akan memudahkan
untuk analisis data dan pengolahan
data.
c. Analisis Data
Kegiatan
analisis
dan
pengolahan data ini meliputi pengujian
data, analisis, dan pengolahan data.
d. Penyajian Simpulan/hasil
Simpulan data yang dihasilkan
berupa laporan yang bersifat deskriptif
kualitatif mengenai Strategi SMK
Dalam Membentuk Tenaga Kerja
Terampil Untuk Bidang Otomotif di
SMK Negeri 2 Surakarta.
D. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Lokasi penelitian
a. Deskripsi Umum SMK Negeri 2
Surakarta
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Negeri 2 Surakarta, dirintis sejak tahun
1952 dan telah mengalami berbagai
perubahan sesuai dengan periodenya. Pada
tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang
diberi nama STM Solo berlokasi di
Gendengan Solo, lokasi ST Negeri Solo,
yang sejak tahun 1998 menjadi SMP
Negeri 24 dan SMP Negeri 25 Surakarta.
Jurusan yang di buka saat itu adalah
bangunan, mesin dan listrik. Pada tanggal
22 Juli 1952 terbit surat Keputusan
Menteri Pengajaran dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 3095/B. Maka
STM Solo resmi menjadi STM Negeri
Solo dengan pimpinan Bp. Ir. Frederik
Camalius Lovis Olden. SMK Negeri 2
Surakarta terletak di dalam Kota Surakarta,
lokasi sangat strategis dan dekat dengan
Gelora
manahan,
sehingga
sangat
menunjang suasana diklat dan olah raga.
Luas sekolah kurang lebih 23.150 m2.
b. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai
Sekolah
Sebagai sekolah negeri SMK N 2
Surakarta berusaha membantu pemerintah
baik tingkat daerah maupun pusat dalam
mempersiapkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkarakter sebagai iron stock
yang unggul terutama di tingkat menengah
demi terwujudnya tujuan pendidikan
nasional melalui visi, misi, tujuan,
kebijakan mutu dan etos kerja sekolah,
SMK N 2 memiliki visi dan misi sebagai
acuhan kerja untuk meraih hasil yang
terbaik.
c. Kebijakan Mutu Sekolah
SMK Negeri 2 Surakarta sesuai
dengan visi dan misi sekolah, tujuan, nilai,
menyadari bahwa keberadaan sekolah
sangat tergantung kepada stakeholder.
SMK Negeri 2 Surakarta bertekad untuk
mengutamakan kepuasan para pelanggan
dengan
senantiasa
melaksanakan
Perbaikan
Berkelanjutan
Sistem
Manajemen Mutu dan berusaha untuk
memenuhi persyaratan pelanggan. SMK N
2 Surakarta bertekad membentuk tamatan
yang tangguh dan kompeten.
2. Deskripsi Permasalahan Penelitian
a. Strategi SMK Dalam Membentuk
Tenaga Terampil
Berdasarkan hasil wawancara
diperoleh informasi bahwa,
Kepala
Sekolah sebagai pimpinan tertinggi di
Sekolah mempunyai hak menentukan
kebijakan sekolah antara lain menentukan
5
pembagian tugas mengajar kepada guru
sesuai dengan bidang keahlian masingmasing. Beliau juga mengatakan Setiap
guru mempunyai kompetensi yang tidak
sama. Senioritas juga perlu diperhatikan
dalam hal ini sesuai dengan kompetensi
masing-masing. Kelas XII diserahkan
kepada guru yang sudah berpengalaman
karena menjadi penentuan baik tidaknya
lulusan kelak. Pembagian jam disesuaikan
dengan sertifikasi yaitu minimal 24 jam
dalam 1 minggu. Apabila guru merasa
tidak sanggup untuk mengemban tugas
tersebut diijinkan untuk mencari sekolah
lain dengan materi ajar yang sama.
Kurikulum 2013 yang kita pakai
mewajibkan dalam seminggu kita ada 48
jam pelajaran. Dalam meningkatkan mutu
kualitas SMK 2 kami menambah menjadi
54 jam, tentunya sesuai dengan kebijakan
sekolah. SMK mempunyai Basic school
management
untuk
mengatur
hal
tersebut.dalam hal ini siswa yang lebih
diuntungkan karena dapat memperoleh
tambahan waktu belajar. Administrasi
sekolah disesuaikan dengan aturan-aturan
yang ada. SMK 2 ini menggunakan
kurikulum 2013, peraturan dari tingkat
pusat, daerah atau peraturan sekolah
disampaikan langsung kepada guru dalam
rapat sekolah tujuannya adalah untuk
memberikan informasi sehubungan dengan
proses pembelajaran. Sekolah juga
mempunyai rencana untuk mengunggah
RPP di situs SAS ( Sistem administrasi
Sekolah), sehingga guru yang lupa tidak
membawa RPP bisa langsung mengakses
situs tersebut.
Strategi adalah suatu cara untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Dalam
Sekolah Strategi guru dalam mengajar
sangatlah penting. Salah satu cara yang
digunakan di SMK 2 adalah dengan
metode demontrasi dan diskusi. Guru
mendemonstrasikan,
siswa
dapat
memahami dengan cepat di banding
dengan menggunakan media power point
ataupun
fotocopi.
Setelah
guru
mendemonstrasikan
kemudian
siswa
mempelajari, dari situ akan timbul
permasalahan
yang
nantinya
akan
ditanyakan langsung kepada guru yang
bersangkutan.
Ada
juga
metode
pembelajaran siswa aktif, yaitu posisi guru
sebagai fasilitator. Penataan ruang kelas di
buat baik agar siswa dalam proses belajar
mengajar dapat mengikuti dengan baik
tanpa terganggu dengan ruang kelas yang
kotor, berantakan dan tidak rapi. Sirkulasi
udara atau ventilasi juga merupakan hal
yang penting dalam penataan ruang kelas
agar siswa tidak merasa gerah dan cukup
oksigen.
b. Pendidikan Tenaga Terampil
Hasil
wawancara
diperoleh
informasi bahwa untuk membentuk siswa
agar dapat menjadi tenaga kerja terampil
ada beberapa cara. Cara yang paling utama
adalah kaitannya dengan pendidik atau
guru. Banyak pelatihan-pelatihan yang
dilaksanakan oleh SMK Negeri 2
Surakarta untuk guru baik yang
dilaksanakan dari pihak sekolah dan
direktorat. Hal ini berlaku bagi semua guru
baik ketrampilan kejuruan maupun
normatif adatif. Kelengkapan fasilitas juga
berperan penting untuk membentuk
lulusan SMK yang terampil. Semakin
bagus fasilitas yang digunakan oleh siswa
semakin baik pula hasil yang akan dicapai.
Keseimbangan antara teori dan
praktek juga harus diperhatikan, dalam hal
ini pembagian jam antara teori dan praktek
diserahkan langsung kepada guru. Guru
mempunyai hak untuk memilih cara
mengajar agar memperoleh hasil yang
maksimal. Kaitannya dengan kegiatan
praktek di SMK 2, biasanya siswa dibekali
dengan teori terlebih dulu baru kemudian
praktek. Hubunganya dengan tenaga
terampil berarti siswa dituntut untuk lebih
menguasai praktek lapangan daripada
teori, antara 70% untuk praktek dan 30%
untuk teori. Pemakaian alat praktekpun
tidak boleh 100% karena efisiensinya tidak
bagus, maksimal pemakainnya adalah 80%
dan yang 20% untuk persiapan dan
perbaikan. Pengaturan tempat praktek/lab
6
juga harus diperhatikan, di SMK 2 tempat
praktek antara kelas X dan XI berbeda
karena karakteristik pembelajarannya juga
berbeda. Untuk kelas X dipusatkan pada
pengenalan alat, cara kerja dan fungsi,
masih bersifat hafalan. Kelas XI sudah
pada pengenalan, membongkar dan
memasang, sifatnya mencocokan dengan
teori yang sudah disampaikan pada awal
semester.
c.
Kriteria Tenaga Terampil
Untuk dapat bekerja di dunia
industri, seorang tenaga kerja harus
memenuhi
persyaratan
yang
telah
ditentukan oleh perusahaan, diantaranya:
1) Mampu
menyelesaikan
setiap
pekerjaanyang ditugaskan.
2) Memiliki
skill
dasar
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
sesuai
dengan kompetensinya.
3) Memiliki kemampuan dan kemauan
untuk bekerja keras.
4) Memiliki kemauan untuk selalu
belajar hal-hal baru yang berkaitan
dengan pekerjaan guna menambah
pengalaman dalam bekerja.
5) Mampu
menerjemahkan
dan
memproyeksikan jenis-jenis pekerjaan
yang ditugaskan.
d. Kompetensi Tenaga Kerja Lulusan
SMK untuk Bidang Otomotif
Hasil wawancara dari ketiga
narasumber yaitu Wakil Kepala Sekolah 1
bagian Kurikulum, Kepala Kompetensi
Keahlian Teknik Otomotif dan Guru
Keahlian Teknik Otomotif dapat diketahui
bahwa kompetensi lulusan SMK yang
diharapkan oleh industri otomotif sebagai
berikut:
1) Mampu memperbaiki sistem hidrolik
dan kompresor udara.
2) Mampu
menggunakan
peralatan
perkakas tangan.
3) Mampu
melaksanakan
prosedur
pengelasan.
4) Memelihara/servis sistem bahan bakar
bensin.
5) Memperbaiki unit kopling dan
komponen-komponen
sistem
pengoperasian
6) Memperbaiki poros penggerak roda.
7) Memperbaiki roda dan ban.
8) Memperbaiki kerusakan ringan pada
rangkaian sistem kelistrikan .
9) Memperbaiki sistem rem.
10) Memperbaiki sistem suspensi.
11) Memperbaiki sistem kemudi.
12) Memperbaiki sistem starter dan
pengisisan.
E. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
maka kesimpulan yang dapat diambil
dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
a. Strategi SMK Dalam Membentuk
Tenaga Terampil
1) Meningkatkan mutu kualitas guru
dengan
mengadakan
pelatihanpelatihan dan evaluasi dalam Penilaian
Kinerja Guru (PKG).
2) Pembagian tugas mengajar yang tepat
sesuai dengan bidang keahlian.
3) Menyediakan sarana penunjang yang
mendukung kegiatan penyusunan
rencana progam pembelajaran.
4) Menerapkan metode pembelajaran
yang tepat kepada siswa.
5) Mengenalkan alat-alat di industri
dunia kerja kepada siswa.
6) Pemberian jam tambahan bagi siswa
yang kurang memahami materi.
7) Mengelola ruang praktek dan kelas
secara baik.
b. Kriteria Tenaga Terampil
Seorang tenaga kerja harus
memenuhi persyaratan atau yang telah
ditentukan oleh perusahaan, diantaranya:
1) Mampu
menyelesaikan
setiap
pekerjaan yang ditugaskan.
2) Memiliki
skill
dasar
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
sesuai
dengan kompetensinya.
7
3) Memiliki kemampuan dan kemauan
untuk bekerja keras.
4) Memiliki kemauan untuk selalu
belajar hal-hal baru yang berkaitan
dengan pekerjaan guna menambah
pengalaman dalam bekerja.
5) Mampu
menerjemahkan
dan
memproyeksikan jenis-jenis pekerjaan
yang ditugaskan.
c. Kompetensi Tenaga Kerja Lulusan
SMK untuk Bidang Otomotif
Kompetensi lulusan SMK yang
diharapkan untuk bidang otomotif, antara
lain:
1) Mampu memperbaiki sistem hidrolik
dan kompresor udara.
2) Mampu
menggunakan
peralatan
perkakas tangan.
3) Mampu
melaksanakan
prosedur
pengelasan.
4) Memelihara/servis sistem bahan bakar
bensin.
5) Memperbaiki unit kopling dan
komponen-komponen
sistem
pengoperasian.
6) Memperbaiki poros penggerak roda.
7) Memperbaiki roda dan ban.
8) Memperbaiki kerusakan ringan pada
rangkaian sistem kelistrikan .
9) Memperbaiki sistem rem.
10) Memperbaiki sistem suspensi.
11) Memperbaiki sistem kemudi.
12) Memperbaiki sistem starter dan
pengisisan.
2. Implikasi
a. Implikasi Teoritis
Penelitian ini menggambarkan
tentang strategi SMK Negeri 2 Surakarta
untuk membentuk lulusan atau tenaga
kerja yang terampil di bidang keahlian
teknik otomotif. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar kajian untuk
menemukan dan memperbaharui informasi
yang lebih akurat untuk penelitian
selanjutnya.
b. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang dapat
diambil dari hasil penelitian ini yaitu
sekolah dapat lebih meningkatkan
kemampuan dalam bentuk kesanggupan
mental dan fisik, membekali siswa dengan
kepededulian dan kecepatan bereaksi, dan
mendorong tumbuhnya kekuatan dan
energi fisik serta ketahanan mental kepada
peserta didiknya sebelum masuk dunia
kerja.
3. Saran
Saran-saran
yang
dapat
disampaikan dalam penelitian ini antara
lain:
a. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan
Progam keahlian Teknik Otomotif,
diharapkan menyusun strategi-strategi
pembelajaran
yang baik demi
tercapainya visi, misi dan tujuan
Sekolah.
b. Bagi siswa Progam Keahlian Teknik
Otomotif,
diharapkan
lebih
meningkatkan
minat
dan
niat
bersungguh-sungguh untuk belajar di
Sekolah.
c. Disarankan kepada para peneliti bidang
pendidikan khususnya managemen
mutu sekolah hendaknya
hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan
perbandingan untuk penelitian yang
lebih luas.
F. DAFTAR PUSTAKA
Anggardianhttp://anggardian.wordpress.co
m/2012/03/23/kurikulumpendidika
n-kejuruan/di akses pada tanggal
18 Agustus 2012
Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah.
2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Badan standar Nasional Pendidikan.“
Petujuk Teknik Uji Kompetensi
Keahlian SMK 2008/2009”
Djoko Sutrisno. 2007. Jalan Panjang
Membalik Rasio. Tempo
Dudung Z. Arifin. 2008. Kebikajan
Sertifikasi Tenaga Kerja. Seputar
Indonesia
H. B. Sutopo. 2002. “Metodologi
http://www.Dutamasyarakat.com/2
012/kesiapan tenaga kerja/diakses
tanggal 18 Agustus
8
penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan
Terpannya
dalam
penelitian”.
Surakarta: UNS Press
htpp://www.Nakertrans.co.id.Pengembang
an Pendidikan Berbasis Potensi
Sumber Daya Alam/di akses pada
tanggal 8 mei 2015
Lexy J. Moleong. 1994. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Siswanto, Joko. 2003. Implementasi
Managemen
Sumber
Daya
Manusia Berbasis Kompetensi.
Lokakarya pengukuran kompetensi
individu
Suharsini Arikunto. 1990. Organisasi dan
Administrasi
Pendidikan
Kejuruan. Jakarta Rajawali
Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur
Penelitian: Suatu pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful Sagala. 2007. Manajemen Strategi
Dalam
Peningkatan
Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfa Beta
Universitas Sebelas Maret Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2012.
Pedoman
Penulisan
skripsi. Surakarta: UNS Press
. 1989. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
9
UNTUK BIDANG OTOMOTIF DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Infan Ade Rundhana, Ranto, Ngatou Rohman.
Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus V FKIP UNS Jl. Ahmad Yani No. 200 Pabelan, Surakarta, Tlp/Fax (0271) 716266
Email: [email protected]
ABSTRACT
The objectives of research are: (1) SMK graduates knowing the expected competencies for
automotive sector. (2) Knowing the criteria for skilled labor produced by SMK to enter the
working world. (3) Knowing SMK strategy in the form of skilled labor. This study belonged to
a qualitative research with descriptive qualitative reseacrh method. The data source was
obtained from the interview with informant, document, and archive as well as field
observation. The sampling technique used was purposive sampling, by selecting the
informants considered as knowledgeable about information consistent with the research
problem. Technique of analyzing data used in this research was an interactive analysis one
encompassing three component: data display, data reduction, and conclusion drawing. The
conclusions of research were: (1) SMK strategy in the form of skilled people, including: (a)
Increase the quality of teachers with some training and evaluation in PKG. (b) The division
of teaching tasks appropriate to their area of expertise. (c) Providing facilities which support
the learning progam planing. (d) Applying appropriate learning methods to student. (e)
Introduce the tool in the industry work to students. (f) Giving additional hours for students
who do not understand the lessons. (g) Managing practise and classroom space as well. (2)
Criteria for skilled labor, including; (a) Capable of completing any work for their duty. (b)
Have basic skill to complete the work in accordance with the skill. (c) Have ability and
willingness to harrwork. (d) Have willingness to constantly learn new things related to work
to add to the experience in translating work. (e) Can and projecting the type of work
assigned. (3) SMK graduate labor competencies expected for the automotive, among other:
(a) Able to repair hydraulic systems and air compressors. (b) Can using tooling hand
equipment. (c) Can do welding prosedure. (d) Care implement prosedures and servicing the
fuel system. (e) Repair clutch unit and system componet. (f) Repair wheel drive shaft. (g)
Repair the wheel n rubber. (h) Repair minor damage electrical system circuit. (i) improve the
brake system. (j) Repair the suspension. (k) Repair the power steering. (l) Repair system
starter and charging system.
Key Words: School strategies to form a skilled workforce automotive field.
A. PENDAHULUAN
Sekolah
menengah
kejuruan
(SMK) adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan
formal
yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan
pada jenjang pendidikan menengah
sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan
dari hasil belajar yang diakui sama/setara
SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM
(Sekolah
Teknik
Menengah).
Di
SMK,terdapat banyak sekali Program
Keahlian. SMK merupakan salah satu
lembaga yang bertanggung jawab untuk
menciptakan sumber daya manusia yang
1
memiliki kemampuan, ketrampilan dan
keahlian, sehingga lulusannya dapat
menggembangkan kinerja apabila terjun
dalam dunia kerja. Pendidikan SMK
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan
siswa
untuk
dapat
mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan,
teknologi dan kesenian, serta menyiapkan
siswa untuk memasuki lapangan kerja dan
mengembangkan
sikap
profesional.
Apapun jenis progam pendidikan pada
sekolah menengah kejuruan (SMK ) tidak
lain muara lulusannya agar mereka
memiliki kemampuan, serta ahli di bidang
ilmu tertentu. Selanjutnya mampu dan
terampil di aplikasikan untuk dunia kerja.
Oleh sebab itu, Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sangat berbeda dengan
sekolah
menengah
lainnya
seperti
SMU/SMA.
Hasil Survei Badan Pusat Statistik
(BPS) tercatat sebesar 10,01 juta orang
mengganggur pada Agustus 2013, hal ini
merupakan
indikator
rendahnya
penyerapan tenaga kerja oleh dunia kerja
serta masih kurangnya kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan di sekolah
menengah kejuruan dinilai belum cukup
membekali siswa supaya siap kerja karena
kurang melakukan praktik kerja di
lapangan. Akibatnya sampai sekarang
umumnya perusahaan masih kesulitan
mencari tenaga terampil lulusan SMK.
Berdasar beberapa uraian diatas,
peneliti
tertarik
untuk
melakukan
penelitian dengan judul: “ STRATEGI
SEKOLAH DALAM MEMBENTUK
TENAGA
KERJA
TERAMPIL
UNTUK BIDANG OTOMOTIF DI
SMK NEGERI 2 SURAKARTA”.
B. LANDASAN TEORI
1. Konsep Strategi
Dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989) pengertian strategi adalah
“ perencanaan yang cermat mengenai
suatu kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus”. Sebuah organisasi dalam usaha
merealisasikan
tujuannya
sangat
memerlukan strategi yang tepat sehingga
tujuan dapat tercapai dengan sempurna dan
dalam waktu yang sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Sekolah kejuruan
adalah merupakan sebuah organisasi yang
memiliki
tujuan
demi
kemajuan
pendidikan. Salah satu tujuan yang ingin
dicapai oleh sekolah kejuruan adalah
melahirkan lulusan yang sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja, sehingga hasil atau
produk lulusan dari sebuah sekolah
kejuruan dapat segera memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan
Zain (2002: 5) berpendapat Strategi
mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan beertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dalam pembelajaran, strategi
diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
antara pendidik dan anak didik untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Tugas dan Fungsi SMK
Sekolah
Menengah
Kejuruan
adalah Sekolah yang dikembangkan untuk
menyiapkan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
terlatih memasuki dunia
kerja yang
menguntungkan bagi dirinya. SMK
memiliki
tugas
antara
lain:
(1)
mengembangkan skill, kecakapan, sikap,
apresiasi kerja, kebiasaan kerja, bermakna,
dan produktif; (2) mempersiapkan
seseorang
untuk
bekerja;
(3)
memberdayakan
individu
untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan
yang layak; (4) berkaitan dengan
kebutuhan pekerjaan atau jabatan; (5) ada
pengawasan dari masyarakat luas; dan (6)
menguntungkan bagi diri siswa sebagai
pekerja.
Fungsi
SMK
dalam
mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja
yang diperlukan untuk mengembangkan
perekonomian daerah mencakup dua
dimensi: (1) dimensi kuantitatif, yaitu
yang berkaitan dengan fungsi program
pendidikan SMK dalam memasok tenaga
2
kerja terdidik dan terampil sesuai dengan
kebutuhan lapangan kerja yang ada di
daerah, dan (2) dimensi kualitatif, yaitu
menyangkut fungsinya sebagai penghasil
tenaga kerja terdidik, terlatih dan terampil
yang akan menjadi sumber penggerak
(driving
force)
pengembangan
perekonomian daerah.
3. Tenaga Kerja Terampil
Wawasan pengembangan SDM
dalam frame kebijakan link and match
berencana dan berusaha menempatkan
pendidikan kejuruan sebagai sub-sistem
pembangunan nasional. Pengembangan
SDm
menuntut
penyelenggaraan
pendidikan di SMK tidak sebatas proses
persekolahan sebagai layanan sosial
pemenuhan kebutuhan akses pendidikan
dan kewajiban belajar bagi masyarakat,
tetapi lebih kepada kesungguhan untuk
meningkatkan kualitas lulusan yang
mampu bersaing memperebutkan pasar
tenaga kerja dan bersifat produktif. Masih
sejalan dengan pemikiran
Wardiman
(1998), SMK harus dapat diprogramkan
untuk menghasilkan tamatan yang
memiliki kompetensi penguasaan IPTEK,
produktif,
sebagai
aset
bangsa
berpenghasilan sendiri, unggul dalam
kompetisi menghadapi persaingan global,
berkembang secara berkelanjutan. Secara
terus menerus SMK harus mengukur
kualitas pendidikannya menggunakan
ukuran atau standar dunia kerja, cara kerja
sesuai persyaratan teknis dunia kerja.
Dengan demikian diklat di SMK
membutuhkan pengujian oleh pihak dunia
kerja dalam bentuk uji kompetensi. Pendek
kata SMK harus berkemampuan sebagai
pusat pengembangan budaya industri.
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanaan di SMK
Negeri 2 Surakarta. Obyek penelitiannya
adalah Progam Keahlian Teknik Otomotif.
Pemilihan tempat ini dikarenakan penulis
telah mengetahui keadaan obyek penelitian
yang sebenarnya dan didasarkan pada
dukungan terhadap data yang diperlukan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan april
2015.
2. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk peneliti ini adalah kualitatif
deskriptif. Penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.
Strategi
penelitian
sangat
tergantung pada penelitian yang dipilah.
Acuan yang dipakai dalam strategi
penelitian yang dapat digunakan dalam
penelitian ini di antaranya:
a. Eksploratif
Eksploratif memiliki tujuan untuk
memberikan
sedikit
definisi
atau
penjelasan mengenai konsep atau pola
yang di gunakan dalam penelitian.
b. Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan
fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia.
c. Eksplanatif
Penelitian
eksplanatif
atau
eksplanatori adalah penelitian bertujuan
untuk menguji suatu teori atau hipotesis
guna memperkuat atau bahkan menolak
teori atau hipotesis hasil penelitian yang
sudah ada.
3. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini
berupa data kualitatif yang akan digali dari
beragam sumber data. Jenis sumber data
yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung dari sumbersumber terkait. Pengumpulan data
dilakukan dengan jalan mengadakan
wawancara langsung dengan responden
penelitian, antara lain:
1) Kepala Sekolah SMK Negeri 2
Surakarta.
2) Ketua Progam Studi Keahlian Teknik
Otomotif.
3
3) Guru Progam Keahlian Teknik
Otomotif.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung, dan
mendukung data-data primer. Data
sekunder
diperoleh
dengan
jalan
mempelajari, membaca, dan mencatat
buku-buku, dokumen-dokumen, serta
laporan ilmiah yang berkaitan dengan
penelitian, diantaranya:
1) Data-data sekolah meliputi: visi, misi,
struktur organisasi, progam tahunan,
progam semester, dan Rencana
Progam Pembelajaran.
2) Arsip, referensi, dan dokumen resmi
yang
berhubungan
dengan
permasalahan penelitian.
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling yang merupakan teknik cuplikan
(sampling) yang bersifat selektif dengan
menggunakan keinginan pribadi peneliti,
karakteristik empirisnya dan lain-lain.
Peneliti akan memilih informan yang
dipandang
paling
tahu
tentang
permasalahan yang akan diteliti, sehingga
kemungkinan pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
kemantapan peneliti dalam memperoleh
data.
5.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghasilkan data yang
objektif, perlu diperhatikan teknik
pengumpulan data yang digunakan sebagai
alat pengumpul atau pengambil data.
Sesuai dengan pendekatan penelitian dan
jenis sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini, maka teknik pengumpulan
data yang dipergunakan meliputi:
a.
Wawancara
Metode wawancara adalah proses
tanya jawab antar dua orang yang
dilaksanakan secara sistematis yang
pelaksanaannya
secara
lisan
untuk
memperoleh keterangan dari responden.
b.
Observasi Langsung
Suharsimi Arikunto (1993:128)
“Kegiatan observasi meliputi kegiatan
pemusatan
terhadap
objek
yang
menggunakan seluruh aspek indra”.
Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini
adalah melakukan pengamatan secara
langsung dan pencatatan terhadap kegiatankegiatan yang ada kaitannya dengan
persepsi perotomotifan terhadap ketrampilan
lulusan SMK.
c. Mencatat Dokumen
Menurut
Lexy J.
Moleong
(2001:161) menjelaskan bahwa “ Dokumen
adalah setiap bahan tertulis ataupun film.
Dengan demikian metode ini untuk mencari
data mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian dengan
melihat atau meniliti dokumen”.
6. Validitas Data
Dalam penelitian ini, untuk
memperdalam tingkat kepercayaan atau
teknik pemeriksanaan keabsahan data,
dipergunakan triangulasi. Triangulasi
merupakan cara yang paling umum
digunakan bagi peningkatan validitas
dalam penelitian kualitatif. Dalam
triangulasi data lebih menekankan pada
sumber data, bukan pada teknik
pengumpulan data atau yang lain. Peneliti
mengumpulkan berbagai data mengenai
Strategi SMK Dalam Membentuk Tenaga
Kerja Terampil dari berbagai sumber. Data
dari berbagai sumber ini kemudian di uji
validitasnya dengan triangulasi data
(sumber).
Wawancara
Data
Validitas Data
Observasi
Dokumen
Gambar 1. Teknik Validitas Data
7.
Analisis Data
Analisis data dilakukan apabila
data telah terkumpul. Dalam proses analisis
terdapat tiga komponen utama yang harus
benar-benar dipahami pleh setiap peneliti
kualitatif. Tiga komponen utama tersebut
4
adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, (3)
penarikan kesimpulan serta veriikasinya.
8. Prosedur Penelitian
Penelitian ini secara keseluruhan
akan direncanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Persiapan Penelitian
Kegiatan persiapan ini meliputi
perijinan,
penyusunan
strategi
pengumpulan data, strategi penelitian
dan persiapan yang menyangkut alatalat bantu pengumpulan data.
b. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data ini
meliputi tentang pengumpulan data
yang diperoleh dari wawancara, arsip
dan dokumen serta observasi langsung.
Kemudian melakukan review dan
pembahasan data yang telah terkumpul.
Setelah itu mengelompokkan data yang
sesuai dengan kelompoknya masingmasing. Hal ini akan memudahkan
untuk analisis data dan pengolahan
data.
c. Analisis Data
Kegiatan
analisis
dan
pengolahan data ini meliputi pengujian
data, analisis, dan pengolahan data.
d. Penyajian Simpulan/hasil
Simpulan data yang dihasilkan
berupa laporan yang bersifat deskriptif
kualitatif mengenai Strategi SMK
Dalam Membentuk Tenaga Kerja
Terampil Untuk Bidang Otomotif di
SMK Negeri 2 Surakarta.
D. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Lokasi penelitian
a. Deskripsi Umum SMK Negeri 2
Surakarta
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Negeri 2 Surakarta, dirintis sejak tahun
1952 dan telah mengalami berbagai
perubahan sesuai dengan periodenya. Pada
tanggal 1 Juli 1952 berdirilah sekolah yang
diberi nama STM Solo berlokasi di
Gendengan Solo, lokasi ST Negeri Solo,
yang sejak tahun 1998 menjadi SMP
Negeri 24 dan SMP Negeri 25 Surakarta.
Jurusan yang di buka saat itu adalah
bangunan, mesin dan listrik. Pada tanggal
22 Juli 1952 terbit surat Keputusan
Menteri Pengajaran dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 3095/B. Maka
STM Solo resmi menjadi STM Negeri
Solo dengan pimpinan Bp. Ir. Frederik
Camalius Lovis Olden. SMK Negeri 2
Surakarta terletak di dalam Kota Surakarta,
lokasi sangat strategis dan dekat dengan
Gelora
manahan,
sehingga
sangat
menunjang suasana diklat dan olah raga.
Luas sekolah kurang lebih 23.150 m2.
b. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-Nilai
Sekolah
Sebagai sekolah negeri SMK N 2
Surakarta berusaha membantu pemerintah
baik tingkat daerah maupun pusat dalam
mempersiapkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkarakter sebagai iron stock
yang unggul terutama di tingkat menengah
demi terwujudnya tujuan pendidikan
nasional melalui visi, misi, tujuan,
kebijakan mutu dan etos kerja sekolah,
SMK N 2 memiliki visi dan misi sebagai
acuhan kerja untuk meraih hasil yang
terbaik.
c. Kebijakan Mutu Sekolah
SMK Negeri 2 Surakarta sesuai
dengan visi dan misi sekolah, tujuan, nilai,
menyadari bahwa keberadaan sekolah
sangat tergantung kepada stakeholder.
SMK Negeri 2 Surakarta bertekad untuk
mengutamakan kepuasan para pelanggan
dengan
senantiasa
melaksanakan
Perbaikan
Berkelanjutan
Sistem
Manajemen Mutu dan berusaha untuk
memenuhi persyaratan pelanggan. SMK N
2 Surakarta bertekad membentuk tamatan
yang tangguh dan kompeten.
2. Deskripsi Permasalahan Penelitian
a. Strategi SMK Dalam Membentuk
Tenaga Terampil
Berdasarkan hasil wawancara
diperoleh informasi bahwa,
Kepala
Sekolah sebagai pimpinan tertinggi di
Sekolah mempunyai hak menentukan
kebijakan sekolah antara lain menentukan
5
pembagian tugas mengajar kepada guru
sesuai dengan bidang keahlian masingmasing. Beliau juga mengatakan Setiap
guru mempunyai kompetensi yang tidak
sama. Senioritas juga perlu diperhatikan
dalam hal ini sesuai dengan kompetensi
masing-masing. Kelas XII diserahkan
kepada guru yang sudah berpengalaman
karena menjadi penentuan baik tidaknya
lulusan kelak. Pembagian jam disesuaikan
dengan sertifikasi yaitu minimal 24 jam
dalam 1 minggu. Apabila guru merasa
tidak sanggup untuk mengemban tugas
tersebut diijinkan untuk mencari sekolah
lain dengan materi ajar yang sama.
Kurikulum 2013 yang kita pakai
mewajibkan dalam seminggu kita ada 48
jam pelajaran. Dalam meningkatkan mutu
kualitas SMK 2 kami menambah menjadi
54 jam, tentunya sesuai dengan kebijakan
sekolah. SMK mempunyai Basic school
management
untuk
mengatur
hal
tersebut.dalam hal ini siswa yang lebih
diuntungkan karena dapat memperoleh
tambahan waktu belajar. Administrasi
sekolah disesuaikan dengan aturan-aturan
yang ada. SMK 2 ini menggunakan
kurikulum 2013, peraturan dari tingkat
pusat, daerah atau peraturan sekolah
disampaikan langsung kepada guru dalam
rapat sekolah tujuannya adalah untuk
memberikan informasi sehubungan dengan
proses pembelajaran. Sekolah juga
mempunyai rencana untuk mengunggah
RPP di situs SAS ( Sistem administrasi
Sekolah), sehingga guru yang lupa tidak
membawa RPP bisa langsung mengakses
situs tersebut.
Strategi adalah suatu cara untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Dalam
Sekolah Strategi guru dalam mengajar
sangatlah penting. Salah satu cara yang
digunakan di SMK 2 adalah dengan
metode demontrasi dan diskusi. Guru
mendemonstrasikan,
siswa
dapat
memahami dengan cepat di banding
dengan menggunakan media power point
ataupun
fotocopi.
Setelah
guru
mendemonstrasikan
kemudian
siswa
mempelajari, dari situ akan timbul
permasalahan
yang
nantinya
akan
ditanyakan langsung kepada guru yang
bersangkutan.
Ada
juga
metode
pembelajaran siswa aktif, yaitu posisi guru
sebagai fasilitator. Penataan ruang kelas di
buat baik agar siswa dalam proses belajar
mengajar dapat mengikuti dengan baik
tanpa terganggu dengan ruang kelas yang
kotor, berantakan dan tidak rapi. Sirkulasi
udara atau ventilasi juga merupakan hal
yang penting dalam penataan ruang kelas
agar siswa tidak merasa gerah dan cukup
oksigen.
b. Pendidikan Tenaga Terampil
Hasil
wawancara
diperoleh
informasi bahwa untuk membentuk siswa
agar dapat menjadi tenaga kerja terampil
ada beberapa cara. Cara yang paling utama
adalah kaitannya dengan pendidik atau
guru. Banyak pelatihan-pelatihan yang
dilaksanakan oleh SMK Negeri 2
Surakarta untuk guru baik yang
dilaksanakan dari pihak sekolah dan
direktorat. Hal ini berlaku bagi semua guru
baik ketrampilan kejuruan maupun
normatif adatif. Kelengkapan fasilitas juga
berperan penting untuk membentuk
lulusan SMK yang terampil. Semakin
bagus fasilitas yang digunakan oleh siswa
semakin baik pula hasil yang akan dicapai.
Keseimbangan antara teori dan
praktek juga harus diperhatikan, dalam hal
ini pembagian jam antara teori dan praktek
diserahkan langsung kepada guru. Guru
mempunyai hak untuk memilih cara
mengajar agar memperoleh hasil yang
maksimal. Kaitannya dengan kegiatan
praktek di SMK 2, biasanya siswa dibekali
dengan teori terlebih dulu baru kemudian
praktek. Hubunganya dengan tenaga
terampil berarti siswa dituntut untuk lebih
menguasai praktek lapangan daripada
teori, antara 70% untuk praktek dan 30%
untuk teori. Pemakaian alat praktekpun
tidak boleh 100% karena efisiensinya tidak
bagus, maksimal pemakainnya adalah 80%
dan yang 20% untuk persiapan dan
perbaikan. Pengaturan tempat praktek/lab
6
juga harus diperhatikan, di SMK 2 tempat
praktek antara kelas X dan XI berbeda
karena karakteristik pembelajarannya juga
berbeda. Untuk kelas X dipusatkan pada
pengenalan alat, cara kerja dan fungsi,
masih bersifat hafalan. Kelas XI sudah
pada pengenalan, membongkar dan
memasang, sifatnya mencocokan dengan
teori yang sudah disampaikan pada awal
semester.
c.
Kriteria Tenaga Terampil
Untuk dapat bekerja di dunia
industri, seorang tenaga kerja harus
memenuhi
persyaratan
yang
telah
ditentukan oleh perusahaan, diantaranya:
1) Mampu
menyelesaikan
setiap
pekerjaanyang ditugaskan.
2) Memiliki
skill
dasar
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
sesuai
dengan kompetensinya.
3) Memiliki kemampuan dan kemauan
untuk bekerja keras.
4) Memiliki kemauan untuk selalu
belajar hal-hal baru yang berkaitan
dengan pekerjaan guna menambah
pengalaman dalam bekerja.
5) Mampu
menerjemahkan
dan
memproyeksikan jenis-jenis pekerjaan
yang ditugaskan.
d. Kompetensi Tenaga Kerja Lulusan
SMK untuk Bidang Otomotif
Hasil wawancara dari ketiga
narasumber yaitu Wakil Kepala Sekolah 1
bagian Kurikulum, Kepala Kompetensi
Keahlian Teknik Otomotif dan Guru
Keahlian Teknik Otomotif dapat diketahui
bahwa kompetensi lulusan SMK yang
diharapkan oleh industri otomotif sebagai
berikut:
1) Mampu memperbaiki sistem hidrolik
dan kompresor udara.
2) Mampu
menggunakan
peralatan
perkakas tangan.
3) Mampu
melaksanakan
prosedur
pengelasan.
4) Memelihara/servis sistem bahan bakar
bensin.
5) Memperbaiki unit kopling dan
komponen-komponen
sistem
pengoperasian
6) Memperbaiki poros penggerak roda.
7) Memperbaiki roda dan ban.
8) Memperbaiki kerusakan ringan pada
rangkaian sistem kelistrikan .
9) Memperbaiki sistem rem.
10) Memperbaiki sistem suspensi.
11) Memperbaiki sistem kemudi.
12) Memperbaiki sistem starter dan
pengisisan.
E. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
maka kesimpulan yang dapat diambil
dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
a. Strategi SMK Dalam Membentuk
Tenaga Terampil
1) Meningkatkan mutu kualitas guru
dengan
mengadakan
pelatihanpelatihan dan evaluasi dalam Penilaian
Kinerja Guru (PKG).
2) Pembagian tugas mengajar yang tepat
sesuai dengan bidang keahlian.
3) Menyediakan sarana penunjang yang
mendukung kegiatan penyusunan
rencana progam pembelajaran.
4) Menerapkan metode pembelajaran
yang tepat kepada siswa.
5) Mengenalkan alat-alat di industri
dunia kerja kepada siswa.
6) Pemberian jam tambahan bagi siswa
yang kurang memahami materi.
7) Mengelola ruang praktek dan kelas
secara baik.
b. Kriteria Tenaga Terampil
Seorang tenaga kerja harus
memenuhi persyaratan atau yang telah
ditentukan oleh perusahaan, diantaranya:
1) Mampu
menyelesaikan
setiap
pekerjaan yang ditugaskan.
2) Memiliki
skill
dasar
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
sesuai
dengan kompetensinya.
7
3) Memiliki kemampuan dan kemauan
untuk bekerja keras.
4) Memiliki kemauan untuk selalu
belajar hal-hal baru yang berkaitan
dengan pekerjaan guna menambah
pengalaman dalam bekerja.
5) Mampu
menerjemahkan
dan
memproyeksikan jenis-jenis pekerjaan
yang ditugaskan.
c. Kompetensi Tenaga Kerja Lulusan
SMK untuk Bidang Otomotif
Kompetensi lulusan SMK yang
diharapkan untuk bidang otomotif, antara
lain:
1) Mampu memperbaiki sistem hidrolik
dan kompresor udara.
2) Mampu
menggunakan
peralatan
perkakas tangan.
3) Mampu
melaksanakan
prosedur
pengelasan.
4) Memelihara/servis sistem bahan bakar
bensin.
5) Memperbaiki unit kopling dan
komponen-komponen
sistem
pengoperasian.
6) Memperbaiki poros penggerak roda.
7) Memperbaiki roda dan ban.
8) Memperbaiki kerusakan ringan pada
rangkaian sistem kelistrikan .
9) Memperbaiki sistem rem.
10) Memperbaiki sistem suspensi.
11) Memperbaiki sistem kemudi.
12) Memperbaiki sistem starter dan
pengisisan.
2. Implikasi
a. Implikasi Teoritis
Penelitian ini menggambarkan
tentang strategi SMK Negeri 2 Surakarta
untuk membentuk lulusan atau tenaga
kerja yang terampil di bidang keahlian
teknik otomotif. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar kajian untuk
menemukan dan memperbaharui informasi
yang lebih akurat untuk penelitian
selanjutnya.
b. Implikasi Praktis
Implikasi praktis yang dapat
diambil dari hasil penelitian ini yaitu
sekolah dapat lebih meningkatkan
kemampuan dalam bentuk kesanggupan
mental dan fisik, membekali siswa dengan
kepededulian dan kecepatan bereaksi, dan
mendorong tumbuhnya kekuatan dan
energi fisik serta ketahanan mental kepada
peserta didiknya sebelum masuk dunia
kerja.
3. Saran
Saran-saran
yang
dapat
disampaikan dalam penelitian ini antara
lain:
a. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan
Progam keahlian Teknik Otomotif,
diharapkan menyusun strategi-strategi
pembelajaran
yang baik demi
tercapainya visi, misi dan tujuan
Sekolah.
b. Bagi siswa Progam Keahlian Teknik
Otomotif,
diharapkan
lebih
meningkatkan
minat
dan
niat
bersungguh-sungguh untuk belajar di
Sekolah.
c. Disarankan kepada para peneliti bidang
pendidikan khususnya managemen
mutu sekolah hendaknya
hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan
perbandingan untuk penelitian yang
lebih luas.
F. DAFTAR PUSTAKA
Anggardianhttp://anggardian.wordpress.co
m/2012/03/23/kurikulumpendidika
n-kejuruan/di akses pada tanggal
18 Agustus 2012
Aswan Zain dan Syaiful Bahri Djamarah.
2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Badan standar Nasional Pendidikan.“
Petujuk Teknik Uji Kompetensi
Keahlian SMK 2008/2009”
Djoko Sutrisno. 2007. Jalan Panjang
Membalik Rasio. Tempo
Dudung Z. Arifin. 2008. Kebikajan
Sertifikasi Tenaga Kerja. Seputar
Indonesia
H. B. Sutopo. 2002. “Metodologi
http://www.Dutamasyarakat.com/2
012/kesiapan tenaga kerja/diakses
tanggal 18 Agustus
8
penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan
Terpannya
dalam
penelitian”.
Surakarta: UNS Press
htpp://www.Nakertrans.co.id.Pengembang
an Pendidikan Berbasis Potensi
Sumber Daya Alam/di akses pada
tanggal 8 mei 2015
Lexy J. Moleong. 1994. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Siswanto, Joko. 2003. Implementasi
Managemen
Sumber
Daya
Manusia Berbasis Kompetensi.
Lokakarya pengukuran kompetensi
individu
Suharsini Arikunto. 1990. Organisasi dan
Administrasi
Pendidikan
Kejuruan. Jakarta Rajawali
Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur
Penelitian: Suatu pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful Sagala. 2007. Manajemen Strategi
Dalam
Peningkatan
Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfa Beta
Universitas Sebelas Maret Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2012.
Pedoman
Penulisan
skripsi. Surakarta: UNS Press
. 1989. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
9