Analisis Pengaruh Pembelajaran Organisasi dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Pos Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kinerja merupakan suatu konsep yang strategis dalam rangka menjalin
hubungan kerja sama antara pihak manajemen dengan para pegawai. Dalam
konteks pengembangan sumber daya manusia, sangat dibutuhkan pencapaian
prestasi kerja baik oleh pegawai secara individu maupun oleh perusahaan secara
kolektif.
Unsur paling dominan dalam mencapai kinerja yang baik adalah sumber
daya manusia. Oleh karena itu, unit sumber daya manusia dalam organisasi harus
berperan untuk menganalisis dan membantu memperbaiki masalah-masalah yang
berhubungan dengan pencapaian kinerja. Kinerja pegawai tidak hanya dilihat dari
kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan
mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang
lain (Martin, 2002:22).
Kinerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor terutama oleh aspek
aspek sumber daya manusia, termasuk pembelajaran organisasi dan budaya kerja,
disamping faktor faktor lain seperti kompetensi, motivasi, dukungan yang
diberikan organisasi atau perusahaan, keberadaan pekerjaan dan hubungan
komunikasi antara atasan bawahan atau antar bawahan (Mathis dan Jackson
(2001 : 82)

Pembelajaran organisasi sering disalahtafsirkan sebagai pelatihan maupun
pengembangan kemampuan organisasi dan pegawai. Padahal

sesungguhnya

Universitas Sumatera Utara

organisasi pembelajaran membawa misi dimana pembelajaran yang dilakukan
lebih pada merubah hakikat manusia atau individu pegawai untuk sadar akan
potensi

yang

dimilikinya.

Pembelajaran

secara

berkesinambungan


merupakan inti dari organisasi pembelajaran.
Pembelajaran organisasi (organizational learning) merupakan wadah
untuk membangun kelompok manusia dengan potensi yang beranekaragam dan
mampu melakukan kerjasama secara cerdas sehingga dapat menjalankan visi,
dan berbagi pengetahuan untuk mensinergiskan dan mentransformasikan dirinya
menjadi modal maya organisasi. Tanpa mekanisme pembelajaran organisasi,
maka organisasi tidak akan mampu menjaga konsistensi pertumbuhan dan
perkembangannya, sehingga tidak mampu menghasilkan nilai tambah yang lebih
besar bagi stakeholders.
Pembelajaran organisasi menjadi penting agar organisasi tetap eksis dan
bersaing secara lebih fleksibel sehingga dalam lingkungan yang serba dinamis,
organisasi harus berorientasi pada konsep pembelajaran organisasi (learning
organization). Kefleksibelan membutuhkan komitmen jangka panjang dalam
membangun dan mengembangkan sumberdaya strategis. Semua organisasi harus
belajar, namun beberapa organisasi tidak dapat belajar cukup cepat untuk
bertahan. Organisasi yang tidak responsif dan adaptif terhadap perkembangan
lingkungan yang kompleks dan penuh ketidakpastian sudah tentu tidak fleksibel
dalam menghadapi dunia persaingan yang semakin ketat.
Organisasi yang bersedia melakukan pembelajaran organisasi melalui

pengalaman pengalamannya di masa lalu akan lebih sukses dibandingkan dengan

Universitas Sumatera Utara

organisasi yang tidak melakukannya. Bahkan untuk dapat mencapai dan
mempertahankan keunggulan bersaing dalam lingkungan bisnis yang berubah
dengan cepat, organisasi harus dapat meningkatkan kapasitas pembelajarannya
(Wheelen and Hunger, 2003:9).
Pembelajaran organisasi merupakan bagian dari metode adaptasi yang
cepat dan tepat sehingga perusahaan yang melakukan pembelajaran organisasi
tentunya akan memiliki keahlian dalam menciptakan, mengambil, dan
mentransfer pengetahuan, dan memodifikasi perilakunya untuk merefleksikan
pengetahuan dan pengalaman barunya.
Selain pembelajaran organisasi, unsur sumber daya manusia yang turut
mempengaruhi kinerja adalah budaya kerja. Budaya kerja merupakan suatu
organisasi komitmen yang luas dalam upaya untuk membangun sumber daya
manusia, proses kerja dan hasil kerja yang lebih baik. Untuk mencapai tingkat
kualitas yang makin baik tersebut diharapkan bersumber dari perilaku setiap
individu yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri.
Budaya kerja pegawai secara sederhana dipahami sebagai perilaku

pegawai yang didasari prinsip moral dan nilai-nilai yang diyakininya, dan
memberi inspirasi untuk senantiasa bekerja lebih baik dan memuaskan bagi semua
pihak. Budaya kerja yang kondusif tidak hanya penting untuk perkembangan
organisasi tetapi juga berperan memberikan kepuasan personelnya

(Ndraha,

2006:42).
Hadari Nawawi (2004) secara lebih tegas mengatakan bahwa budaya
kerja adalah kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu

Universitas Sumatera Utara

organisasi, pelanggaraan terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas,
namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa kebiasaan
tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pengertian budaya kerja tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa tujuan budaya kerja pegawai secara individual adalah untuk mencapai
kinerja maksimal dalam meraih kepuasan kerja yang optimal. Hal ini sejalan

dengan pendapat yang mengatakan bahwa selain faktor personal, faktor
kepemimpinan (pembelajaran organisasi) dan faktor tim (budaya kerja) juga turut
mempengaruhi kinerja pegawai (Mangkuprawira, 2008:56)
Demikian juga dengan Kantor Pos Medan, menurut penulis terjadi
fonomena yang mengherankan dimana dalam

periode kerja

2009-2011

seharusnya terjadi peningkatan kinerja keuangan sebab lingkungan bisnis
secara umum cukup positif, akan tetapi faktanya justru terjadi penurunan
kinerja keuangan yang menurut analisis penulis salah satu penyebabnya adalah
karena

kurangnya pembelajaran organisasi dan budaya kerja yang kurang

kondusif. Dalam bidang pembelajaran organisasi, beberapa kelemahan yang
menyebabkan menurunnya kinerja adalah minimnya


kesamaan visi

terhadap tujuan yang akan dicapai, kurangnya pemberian informasi yang
berkesinambungan berhubungan dengan

bisnis pos , keterbukaan dan

minimnya

bawahan

diskusi

antara

sesama

atasan.Sedangkan dalam bidang budaya kerja,

maupun


dengan

persoalan utama adalah

adanya kekurangharmonisan hubungan kerja akibat kurangnya ketegasan

Universitas Sumatera Utara

atasan terhadap pegawai yang kurang
pegawai yang disiplin dan produktif
timbul

egoisme

dan

disiplin dan produktif sehingga

merasa kurang dihargai sehingga


ketidakperdulian

terhadap

pencapaian

tujuan

perusahaan. Akibatnya terjadi penurunan kinerja. Setelah diadakan peningkatan
pembelajaran organisasi melalui pelatihan, dan pendidikan serta perbaikan budaya
organisasi seperti diskusi bersama dalam kondisi keterbukaan, sehingga terjadi
peningkatan kinerja pegawai sejak tahun 2012 hingga sekarang. Pembelajaran
organisasi bagi pegawai dilakukan dengan meningkatkan frekuensi diskusi untuk
membangun keterbukaan dan keterbukaan antar sesama pegawai. Sedangkan
dalam bidang budaya kerja, hal utama yang dibenahi Kantor Pos Medan adalah
peningkatan disiplin kerja dan penegakan mekanisme “reward and punishment”
terhadap SDM secara lebih tegas dan fair agar tercipta hubungan kerja pegawai
yang lebih harmonis dan terbuka.
Terdorong untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh pembelajaran

organisasi dan budaya kerja terhadap kinerja pegawai, membuat penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pembelajaran
Organisasi dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pos Medan”.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pembelajaran organisasi terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Pos Medan ?

Universitas Sumatera Utara

2. Bagaimana pengaruh budaya kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pos
Medan ?
3. Bagaimana pengaruh pembelajaran organisasi dan budaya kerja terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Pos Medan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh parsial dan
simultan pembelajaran organisasi dan budaya kerja terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Pos Medan.


1.4. Manfaat Penelitian
1). Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi tambahan
bagi perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2). Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang
pengaruh pembelajaran organisasi dan budaya kerja terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Pos Medan.
3). Bagi Masyarakat, secara umum akan dapat menilai kebijakan lembaga
pemerintah khususnya BUMN terkait dengan pengelolaan Kantor Pos
Medan untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Universitas Sumatera Utara