Restrukturisasi Lingkungan di Indonesia DAN

Restrukturisasi Lingkungan di Indonesia
Kerusakan Alam oleh Tangan Jail Manusia
Lingkungan hidup yang sehat tentu sangat diperlukan dan diidam-idamkan oleh
banyak orang bahkan seluruh orang. Tetapi kenyataan yang harus dihadapi berkata
sebaliknya, khususnya di Indonesia. Seperti yang kita tau, kerusakan lingkungan di
Indonesia adalah permasalahan yang sudah kompleks di Indonesia dan bukan hanya
karena bencana alam seperti letusan gunung berapi saja yang mengakibatkan
kerusakan tatanan lingkungan di Indonesia, tetapi juga karena ulah tangan manusia.
Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan membahas tentang Restrukturasi Lingkungan
di Indonesia.
Indonesia sangat memiliki banyak Sumber Daya Alam, memiliki lingkungan yang
sangat asri dan yang sangat nyaman. Tetapi, pada zaman sekarang ini apakah masih
bisa kita bilang bahwa lingkungan di Indonesia sangat asri, lestari dan nyaman?
Marilah kita bayangkan dan amati, bagaimanakah lingkungan kita dewasa ini? Batin
kita pasti menjawab tidak teratur, tidak nyaman dan kotor. Dan apakah salah satu factor
penyebab semua ketidak teraturan lingkungan di Indonesia ini? manusia lah yang
kadang menjadi penyebab bobroknya lingkungan di Indonesia. Contohnya buang
sampah sembarangan yang akhirnya menyebabkan banjir di kota-kota di Indonesia.
Bukan hanya itu saja, masih banyak kebobobrokan lingkungan yang terjadi di
Indonesia yang awal mulanya disebabkan oleh tangan jail manusia.
Salah satu isu lingkungan yang sangat banyak dan panas di perbincangkan di

masyarakat ialah pencemaran sungai. Contohnya Sungai Citarum (Ci Tarum) yang
pada 2010 silam, sempat mendapatkan gelar “Sungai Paling Tercemar di Dunia” oleh
situs online terbesar di Amerika Serikat, huffingtonpost.com dan oleh Blacksmith
Institute dan Green Cross Swiss (2013) yang memasukkan Sungai Citarum dalam “Top
Ten Toxic Threats in 2013”. Sungai yang menjadi urat nadi bagi sekitar 5 juta
penduduk tersebut memiliki lebih dari 500-an pabrik di kanan-kirinya yang berlombalomba membuang limbahnya ke Sungai Citarum. Dan hal ini sangat dirasakan dampak
negatifnya oleh masyarakat sekitarnya. Lingkungan yang tidak sehat akan menjadi
awal hidup yang tidak sehat untuk masyarakat ini.

Selain itu, yang tidak kalah hangatnya di telinga masyarakat ialah bencana kebakaran
hutan dan gambut di Sumatera dan Kalimantan. Hal ini disebabkan karena dampak
yang disebabkan kebakaran hutan yang menjadi asap ini sangat kompleks. Bukan
hanya dibidang ekologi, tetapi di bidang kehidupan yang lain. Hal yang sudah terjadi
sejak 1997 tepatnya di Sumatera ini menurut saya diawali oleh tangan jail manusia
yang membakar hutan seenaknya dan tidak memikirkan masyarakat sekelilingnya
hanya demi uang. Hal ini terjadi karena biaya dan waktu yang digunakan untuk
membakar hutan guna membersihkan lahan jauh lebih murah dan efisien daripada
menebang lalu membuuang tebangannya. Sehingga, investor asing bahkan investor
besar dalam negeri banyak yang lebih memilih untuk membakar hutan. Menurut saya,
ada 3 aspek kehidupan yang sangat terkena dampaknya oleh kebakaran hutan ini yakni;

1. Sosial
Dampak yang disebabkan oleh kebakaran hutan yang berpengaruh pada
sosial masyarakat khususnya masyarakat Sumatera dan Kalimantan
ialah terganggunya aktivitas sehari-hari apalagi aktivitas diluar
lingkungan.
2. Ekonomi
Pengaruhnya di bidang ekonomi ialah kurangnya produktivitas
masyarakat yang bekerja diluar lingkungan yang akan sangat terganggu.
Lalu, investor asing yang ingin membeli saham di kota-kota yang
terkena dampak asap juga banyak yang membatalkan diri karena
kondisi cuaca yang sangat buruk & bandara yang ditutup/lumpuh.
3. Pendidikan
Pengaruhnya di bidang pendidikan ialah siswa/i sekolah yang terpaksa
diliburkan dan tidak bisa mengikuti kegiatan akademik disekolahan
ataupun perkuliahan karena asap yang sudah mencapai level berbahaya.
Yang saya prihatinkan ialah nasib siswa/i kelas 6 SD, 3 SMP, dan 3
SMA yang akan mengikuti Ujian Nasional tetapi tidak bisa mengikuti
kegiatan akademis secara intens karena asap yang dimana itu adalah hak
para siswa.
Itulah 3 aspek selain ekologi yang menurut saya sangat terkena dampak kebakaran

hutan dan asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
Selain Pencemaran Sungai oleh bahan kimia pabrik dan Kebakaran Hutan di Sumatera
dan Kalimantan, penebangan hutan yang terus menerus juga menjadi salah satu factor
penyebab rusaknya tatanan lingkungan di Indonesia. Menurut laman yang saya baca di

alamendah.org terdapat beberapa fakta penyebab kerusakan alam yang diakibatkan
ulah tangan manusia:
a) Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari
133 juta hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan
terancamnya kelestarian flora dan fauna.
b) 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan.
Kerusakan terumbu karang meningkatkan resiko bencana terhadap daerah
pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi
perikanan laut.
c) Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan
pencemaran laut di Indonesia. Bahkan pada 2010, Sungai Citarum pernah
dinobatkan sebagai Sungai Paling Tercemar di Dunia oleh situs
huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta sebagai kota
dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.

d) Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah.
Menurut catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127
tumbuhan berada dalam status keterancaman tertinggi yaitu status Critically
Endangered (Kritis), serta 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan masuk
kategori Endangered, serta 557 spesies hewan dan 256 tumbuhan berstatus
Vulnerable.
Dengan paparan diatas, terlihat jelas bahwa bukan hanya bencana alam yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan tatanan lingkungan di Indonesia melainkan
manusia atau masyarakat Indonesia itu sendiri. Lalu, mengapa masyarakat
Indonesia selalu menyalahkan pemerintahnya? Kesadaran diri sendiri yang kurang
di masyarakat Indonesia. Seharusnya masyarakat sadar dan tidak membuat tatanan
lingkungan di Indonesia rusak. Dimulai dari hal terkecil yaitu tidak membuang
sampah sembarangan, hingga hal besar contohnya tidak membayar orang untuk
membabat hutan dengan cara membakar hutan untuk membuka lahan.
Apabila kerusakan tatanan lingkungan di Indonesia melibatkan pemerintah, barulah
masyarakat pantas untuk menyalahkan pemerintah. Contohnya kebakaran hutan
yang melibatkan pemerintah karena menyetujui izin untuk pembakaran hutan.
Karena diatur dalam Undang Undang Dasar 1945 No. 28 H menyebutkan bahwa

“Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara

Indonesia” sehingga apabila itu adalah merupakan hak, maka itu adalah kewajiban
Negara untuk memberikan hak tersebut. Dan dalam hal ini, pemerintah harus
bersikap professional dan bekerja secara optimal dalam memperbaiki dan
menyembuhkan lingkungan di Indonesia.
Menurut saya, didalam restrukturisasi lingkungan di Indonesia harus ada 3 tahap
dan 3 tahap ini harus dilakukan dengan matang yakni:
1. Perencanaan
Adanya perencanaan secara matang oleh pihak yang berkepentingan
untuk membuat perencanaan. Perencanaan juga harus dibuat oleh orang
orang yang ahli dalam bidangnya dan bersifat konsisten sehingga dalam
pelaksanaan dan pengawasan tidak akan terjadi penyelewengan.
Perencanaan juga harus memperhitungkan faktor-faktor tertentu seperti
faktor fisik, biologis, ekonomis, sosial, budaya, hukum, dan
administratif.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan harus sesuai dengan yang sudah direncanakan. Dilakukan
secara konsisten mengacu pada rencana yang sudah dibuat. Pelaksanaan
juga termasuk pengelolaan juga harus diawasi.
3. Pengawasan
Memastikan bahwa pelaksanaan telah sesuai dengan yang seharusnya

dilakukan. Pengawasan juga termasuk tahap perlindungan yakni
melindungi lingkungan yang ada dan tidak merusaknya.
Untuk itu, sangat diperlukannya lah pembangunan berkelanjutan dan/atau
pembangunan yang berwawasan lingkungan guna lingkungan di Indonesia yang lebih
baik. Tapi pembangunan berkelanjutan yang bukan sekedar retorika, tetapi juga
prakteknya yang sesuai dengan cita citanya.
Yang dimaksud dalam Pembangunan Berkelanjutan itu sendiri dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Bab 1 Pasal 1 Ayat (3) yakni; “Pembangunan berkelanjutan adalah
upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan
ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup

serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.”
Selain pembangunan berkelanjutan, diperlukan juga kesadaran masyarakat yang besar
untuk bersama-sama menjaga lingkungan ini karena bagaimanapun juga peran
masyarakat adalah hal yang paling terbesar dan paling berpengaruh terhadap Negara
ini termasuk kemajuan restrukturisasi lingkungan di Indonesia.
Penataan kembali/ Restrukturisasi lingkungan di Indonesia yang menurut saya paling
diperlukan sekarang ini ialah penanaman pohon pohon yang bisa mengurangi banjir,

menghasilkan oksigen, mengurangi zat pencemaran udara yang dimana udara
khususnya di ibukota di Indonesia itu sendirisudah sangat tercemar oleh kendaraan
bermotor dan hal lainnya, serta masih banyak fungsi pohon yang lainnya.
Selain restrukturasi lingkungan itu sendiri, juga harus diperkuatnya penegakan hukum
di Indonesia khususnya mengenai lingkungan. Penegakan hukum serta sanksi bagi
pelanggarnya harus tegas dan penegak hukum tersebut juga harus lebih konsisten untuk
tidak melakukan penyelewengan khususnya dalam hal korupsi dan sogok menyogok
karena seperti yang kita tau sangat banyaknya pejabat dan/atau penegak hukum yang
mudah goyah untuk melakukan penyelewengan. Contoh konkret adalah kebakaran
hutan di Sumatera yang sudah ada sejak tahun 1997 dan pasti ada campur tangan
pemerintah yang menyetujui investor untuk membabat lahan/hutan dengan cara
membakarnya.
Dari penjelasan saya diatas, diketahui bahwa kelestarian lingkungan di Indonesia serta
kesadaran masyarakat akan melestarikan lingkungan di Indonesia masih sangat minim.
Dan diperlukannyalah restrukturasi lingkungan demi kebaikan bersama, demi kebaikan
anak cucu kita. Untuk itu, mari kita bersama-sama menjaga lingkungan kita dan
mendukung segala upaya pemerintah yang sekiranya demi lingkungan di Indonesia
yang lebih baik.