ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MAKALAH
EKONOMI ISLAM
“PRODUK PERBANKAN SYARIAH”

Oleh:
Muhammad Bima B

20150430232

ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Salawat dan salam tak
lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas perjuangan Beliau
sehingga kita dapat menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi samudera
kehidupan ini. Dalam makalah ini penulis mengangkat dan membahas masalah
mengenai “Produk-Produk Perbankan Syairah”dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

dasar Ekonomi Islam.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………..
…………………………………………………………………....i
Daftar Isi …………………………..
………………………………………………………………….ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ………………………...

………………………………………………………..1
B.


Rumusan Masalah ………………..……………..

……………………………………………....1
C. Tujuan ………………………….
……………………………………………………………….1
BAB II : PEMBAHASAN
A.

Pengertian Produk, Bank Konvensional dan Bank Syariah……..……...………..…….

……….2
B.

Produk-Produk Perbankan

Syariah……………………………………………………………...3
BAB III :: PENUTUP
A.

Simpulan………………………………………………………………………………………


..10
B.

Saran

……………………………………………………………………………………………10

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai bank note.
Sebagai lembagai keuangan yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berabagai
kegiatan. Kegiatan bank sehari hari tidak terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan
yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas.

Kemuadian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada
masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit.
Dalam praktik kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut, setiap jenis bank
memiliki cirri dan tugas tersenderi dalam melakukan kegiatannya, misalnya dilihat dari fungsi
bank yaitu antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat, jelas memiliki
tugas dan kegiatan yang berbeda.
B.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana Prinsip Bank Syariah Dalam Produk dan Jasa Perbankan Syariah ?

2.

Apa Saja Produk dan Jasa Yang Ditawarkan Oleh Perbankan Syariah?
C.

Tujuan


Memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada pembaca mengenai produk perbankan
syariah dan fungsi yang diberikan produk tersebut dalam pemanfaatan nya di kehidupan seharihari.

BAB II

PEMBAHASAN
A.

Pengertian Produk, Bank dan Bank Syariah

a.

Pengertian Produk Menurut Fandi Tjiptono

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta ,dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan.
b.


Pengertian Bank Konvensional Menurut UU No. 10 Tahun 1998

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
c.

Pengertian Bank Syariah Menurut Schaik

Bank syariah adalah bentuk bank modern yang berdasarkan hukum islam, dikembangkan
pada abad pertengahan islam, menggunakan konsep bagi risiko sebagai metode utama dan
meniadakan system keuangan yang berdasarkan kepastian dan keuntungan yang telah ditentukan
sebelumnya.

B.

Produk-Produk Perbankan Syariah

1.


Giro

Giro adalah salah satu produk simpanan produk simpanan yang berupa titipan dana dari
pihak ketiga yang dikelola oleh bank berdasarkan prinsip syariah, dimana untuk melakukan
penarikan dana dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau dengan pemindah
bukuan. Ada dua jenis giro yang ada dibedakan berdasarkan akad yang digunakan, yaitu giro
wadiah dan giro mudharabah.
Ada beberapa ketentuan umum untuk giro yang menggunakan akad yang menggunakan
mudharabah maupun akad wadiah, berdasarkan Fatwa MUI DSN (Dewan Syariah Nasional) NO:
01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro. Adapun ketentuannya sebagai berikut:
a.

Giro Mudharabah
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank

sebagai mudharib atau pengelola dana.

Dalam kapasitasnya sebagai pengelola dana, bank dapat melakukan berbagai macam
usaha dan pengembangan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, termasuk mudharabah
dengan pihak lain.

-

Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan piutang.

-

Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam

akad pembukaan rekening.
-

Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah

keuntungan yang menjadi haknya.
-

Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan

yang bersangkutan.
b.


Giro Wadiah

-

Bersifat titipan

-

Titipan bisa diambil kapan saja

-

Tidak ada imbalan yang diisyaratkan, kecuali dalam bentuk pembiayaan yang sukarela

dari pihak bank.
2.

Tabungan


Menurut Undang Undang No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang mengatur mengenai
perbankan syariah , dijelaskan pengertian tabungan. Tabungan dalah simpanan berdasarkan akad
wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan akad syariah, yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan
yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lain yang
dipersamakan dengan itu. Ada dua jenis tabungan syariah yang dibedakan berdasarkan akad
yang digunakan, yaitu tabungan wadiah dan tabungan mudharabah.
Tabungan wadiah adalah tabungan yang berupa titipan, dimana dalam pelaksanaannya akad
wadiah yang digunakan adalah akad wadiah yadh adh dhamana. Adapun dalam implikasinya
nasabah dalam implikasinya nasabah menitipkan dana di bank syariah dimana tidak ada system
bagi hasil didalamnya, tetapi bank boleh memberikan bonus atau hasil keuntungan yang tidak
dijanjikan diawal pembukaannya. Beberapa ketentuan umum dari tabungan wadiah menurut
fatwa MUI DSN NO: 02/DSN-MUI/IV/2000, antara lain:

a.

Tabungan wadiah merupakan tabungan yang berdasarkan titipan murni yang harus dijaga

dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan keinginan nasabah (on call).
b.


Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana tanggungan atau pemanfaatan barang

menjadi hak miliki atau tanggungan bank. Sedangkan nasabah tidak dijanjikan imbalan dan tidak
menanggung kerugian.
Sedangkan tabungan mudharabah adalah tabungan atau simpanan yang dilakukan pemilik
dana kepada pihak bank, dimana pihak bank dibolehkan menggunakan dana tersebut asalkan
maasih sesuai dengan syariah islam dan ada system bagi hasil didalamnya. Berdasarkan fatwa
MUI DSN NO: 02/DSN-MUI/IV/2000 ada beberapa ketentuan umum tabungan dengan prinsip
mudharabah. Dan untuk ketentuan itu sama dengan ketentuan giro dengan prinsip mudharabah,
yaitu:
a.

Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank

sebagai mudharib atau pengelola dana.
b.

Dalam kapasitasnya sebagai pengelola dana, bank dapat melakukan berbagai macam

usaha dan pengembangan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, termasuk mudharabah
dengan pihak lain.
c.

Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan piutang.

d.

Pembagian keuntungan harus dinyatakan dlam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad

pembukaan rekening.
e.

Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah

keuntungan yang menjadi haknya.
f.

Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan

yang bersangkutan.
3.

Deposito

Deposito merupakan salah satu bentuk simpanan di bank yang dapat menjadi investasi
kedepannya. Seperti halnya bank konvensional, bank syariah juga memiliki salah satu produk
deposito yang menggunakan akad mudharabah dan sesuai dengan syariah. Dalam fatwa DSN
deposito diatur dalam fatwa MUI DSN NO: 03/DSN-MUI/IV/2000, dimana deposito yang tidak
dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan perhitungan bunga dan deposito yang dibenarkan
adalah yang berdasrkan prinsip mudharabah(bagi hasil). Dalam situs ikatan ahli Ekonomi Islam
Indonesia (IAEI) dipaparkan ada tiga karakter deposito syariah, yaitu:

a.

Keuntungan dari dana deposito harus dibagi antara deposan dan pihak bank berdasarkan

nisbah bagi hasil yang telah disepakati di awal pembukaan. Besar nisbah bagi hasil yang didapat
nasabah akan berbeda, sesuai dengan dana yang didepositokan, dan dana lama yang diendapkan.
b.

Keuntungan yang didapat oleh deposan akan semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya keuntungan dari pihak bank itu sendiri, artinya besar bagi hasil yang didapat
deposan bersifat fluktuatif.
c.

Adanya tenggang waktu dana yang diinvestasikan dan pembagian keuntungsn pada

umumnya jangka waktunya antara 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan.
d.

Nisbah bagi hasil yang diterima deposan biasanya lebih tinggi daripada nisbah bagi hasil

tabungan biasa.
e.

Ketentuan pembukaan deposito mengikuto ketentuan pembukaan deposito mengikuti

ketentuan dari pihak bank baik itu mengikuti ketentuan dari pihak bank baik itu syarat-syarat
pembukaan dan penutupan, formulir akad dan lain-lain.
Adapun ketentuan umum deposito syariah menurut fatwa DSN NO: 03/DSN-MUI/IV/2000
antara lain:
a.

Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai pemilik dana dan bank sebagai pengelola

dana.
b.

Dalam kapasitasnya sebagai pengelola dana, bank dapat melakukan berbagai macam

usaha dan pengembangan yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, termasuk mudharabah
dengan pihak lain.
c.

Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan piutang.

d.

Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan

nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
e.

Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan

yang bersangkutan.
4.

Jasa

Agar dapat lebih berkembang, perbankan syariah tidak hanya mengandalkan produk
tabungan sebagai ujung tombak industrinya. Akan tetapi bank syariah juga mengeluarkan produk
berupa jasa keuangan sebagai salah satu cara menambah keuntungan.
Beberapa jenis jasa keuangan yang dikeluarkan oleh bank syariah antara lain: jasa
penukaran uang, jasa gadai emas, jasa L/C, jasa kiriman uang, dan lain-lain. Jika kita lihat

sepertinya jasa yang diberikan bank syariah sama saja dengan yang diberikan bank konvensional,
tapi sebenarnya memiliki perbedaan. Hal utama yang membedakan jasa yang diberikan oleh
bank konvensional adalah adanya akad dan tetap dengan menggunakan system bagi hasil.
Untuk beberapa jasa yang diberikan menggunakan jenis akad yang berbeda, yang akan
menghasilkan ketetapan dan ketentuan yang berbeda pula. Akad yang digunakan dalam jasa ini
diantaranya adalah: Rawalah, Rahn, Qard, Kafalah, Sharf, dan Wakalah.
Sebagai salah satu contoh bagaimana contoh perbandingan antara jasa bank syariah dengan
jasa bank konvensional di sistem gadaiannya sebagai berikut:
a.

Ketentuan gadai syariah

-

Biaya pemeliharaan dan penyimpanan berdasarkan nilai jaminan bukan pinjaman.

-

Barang harus milik sendiri.

-

Menggunakan akad berbasis syariah

-

Tujuan peminjaman dana maupun sumber dana untuk pelunasan harus jelas dan sesuai

syariah.
-

Nasabah dapat mencarikan calon pembeli jaminan apabila barang yang digadaikan tidak

dapat dilunasi.
b.

Ketentuan gadai konvensional

-

Penetapan biaya berbasis bunga, ditentukan berdasarkan besar kecil jumlah dana yang

akan dipinjam.
-

Perjanjiannya menggunakan perjanjian kredit dan gadai.

-

Tujuan peminjaman dan sumber dana pelunasan boleh sesuai syariah ataupun tidak.

-

Nasabah tidak berhak mencari nasabah untuk membeli jaminan jika pelunasan tidak

dapat dilakukan.
5.

Pembiayaan

Pembiayaan berbasis syariah adalah transaksi dalam perbankan syariah yang merupakan
penyaluran dana kesektor rill. Seperti hal nya bank konvensional, bank syariah juga memberikan
pinjaman untuk berbagai jenis pembiayaan yang sesuai dengan syariah. Beberapa jenis
pembiayaan yang ada dibank syariah antara lain: pembiayaan kepemilikan rumah, kendaraan
bermodal, multi jasa, rekening Koran, dan lain-lain.
Pada bank konvensional pembiayaan lebih dikenal dengan istilah kredit dan menggunakan
sistem bunga. Bunga kredit yang ditetapkan bank konvensional merupakan balas jasa yang

sangat diharapkan oleh pihak bank. Sedangkan pembiayaan syariah menggunakan konsep profit
and loss sharing atau bagi hasil. Artinya dimana besar keuntungan yang diperoleh masingmasing pihak bergantung pada perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak begitu
pula dengan apabila terjadi kerugian. Selain itu, berdasarkan fatwa DSN bahwa dalam
pembiayaan pengelola tidak boleh menyalahi hokum syariah islam dalam tindakannya yang
berhubungan dengan mudharabah.
Pembiayaan dalam perbankan syariah terdapat dalam UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat
25 yang menyatakan bahwa “pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:
-

Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

-

Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik.
-

Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

-

Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang adalah qardh.

-

Transakasi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa.

BAB III
PENUTUP
A.

Simpulan

Jadi dapat terjawab rumusan masalah mengenai prinsip dan produk bank syariah. Bahwa
bank syariah menggunakan akad antara nasabah dan bank, dimana dilakukan system bagi hasil
mudharabah untuk keuntungan kedua belah pihak dan sumber dana yang dihasilkan merupakan
hasil usaha yang halal.
B.

Saran

Sebagai pemuda muslim kita harus melakukan investasi dan menjadi pengelola investasi
yang sesuai dengan hukum syariah atau islam.

Daftar Pustaka
1.

http://dendyraharjo.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-produk-menurut-para-ahli.html?m=1

2.

https://pandusamaya.wordpress.com/2012/03/26/tugas-1-1-pengertian-bank-klasifikasi-tugasfungsi-serta-kegiatan-pada-bank/

3.

http://dilihatnya.com/1553/pengertian-bank-syariah-menurut-para-ahli

4.

www.syariahbank.com/jenis-produk-bank-syariah/

Sumber : http://sadri-gani.blogspot.co.id/2015/11/produk-produkperbankan-syariah-dasar.html