PENERAPAN E LEARNING PENELITIAN TINDAKAN

PENERAPAN E-LEARNING PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM RANGKA
PENINGKATAN MUTU GURU DI RESEARCHERS TEACHER COMMUNITY

(diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Mutu Pendidikan )

Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Jejen Jaenudin, M.Ed. Lead., Ph.D.

Oleh :
Ades Marsela
21160181000017

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018

PENERAPAN E-LEARNING PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM RANGKA
PENINGKATAN MUTU GURU DI RESEARCHERS TEACHER COMMUNITY
Ades Marsela

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Indonesia, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Implementasi aplikasi jejaring sosial WhatsApp untuk
media pembelajaran (e-learning) PTK di Researchers Teacher Community (2)Penerapan e-learning
penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan mutu guru Researchers Teacher Community. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan sampel nya adalah guru-guru yang
mengikuti pembelajaran online di Researchers Teacher Community. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa (1) Implementasi aplikasi jejaring sosial whatsapp untuk media pembelajaran (e-learning)
sudah cukup memfasilitasi guru dalam belajar. Karena dengan adanya pembelajaran online melalui
whatsapp membuat guru bisa belajar dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu. Researchers
Teacher Community (RTC) mendesain online trainingnya dengan unik, disertai dengan tata tertib dan
materi yang disampaikan oleh berbagai narasumber menjawab kebutuhan guru saat di zaman
sekarang. Kemudian RTC sedang memperbaiki pola pembelajaran online supaya para guru yang
sedang belajar di RTC dapat terlayani dengan baik. (2) Penerapan e-learning penelitian tindakan
kelas dalam meningkatkan mutu guru. Peningkatan mutu pendidik (guru) dapat dilakukan dengan
lokakarya peningkatan mutu pembelajaran yaitu penulisan karya ilmiah, yang salah satunya adalah
penelitian tindakan kelas. Dengan meneliti maka guru akan diarahkan untuk memahami berbagai
permasalahan belajar dikelas, dan akan menjadi bahan refleksi bagi para guru tentang hal apa yang
harus diperbaiki dalam proses pembelajaran, dan kemudian guru akan memikirkan solusi yang tepat

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan melakukan PTK maka guru akan terlatih dalam
meneliti, membaca, menulis, dan berinovasi dengan metode, strategi, model, pendekatan sampai ke
media pembelajaran yang ada maupun yang baru. Jika semua komponen tersebut terpenuhi maka
kompetensi guru juga akan terfasilitasi dan mutu guru akan meningkat.
Kata kunci: E-Learning, PTK, Mutu Guru
Abstract
This study aims to analyze (1) Implementation of WhatsApp social networking application for elearning media in Researchers Teacher Community (2) The application of e-learning research on
classroom action can improve the quality of Teachers Researchers Teacher Community. The research
method used is descriptive qualitative and the sample is the teachers who follow the online learning in
Researchers Teacher Community. The results show that (1) Implementation of social network
application whatsapp for learning media (e-learning) is enough to facilitate the teacher in learning.
Because with the online learning through whatsapp make teachers can learn anywhere without limited
space and time. The Researchers Teacher Community (RTC) designed its online training uniquely,
accompanied by rules and materials delivered by various speakers to answer the needs of today's
teachers. Then RTC is improving the online learning pattern so that teachers who are studying at RTC
can be served well. (2) The application of e-learning action research in improving the quality of
teachers. Improvement of the quality of educators (teachers) can be done with workshops to improve
the quality of learning is the writing of scientific papers, one of which is a classroom action research.
By researching the teacher will be directed to understand the various problems of learning in class,
and will be a reflection for teachers about what should be improved in the learning process, and then

the teacher will think of the right solution to solve the problem. By doing PTK then the teacher will be
trained in researching, reading, writing, and innovating with methods, strategies, models, approaches
to the existing and new learning media. If all these components are met then the competence of
teachers will also be facilitated and the quality of teachers will increase.
Keywords: E-Learning, PTK, Teacher's Quality

PENDAHULUAN
Teknologi saat ini berkembang sangat cepat. Kemajuan teknologi yang sangat pesat
ini berdampak pada semua aspek kehidupan yang berhubungan dengan dunia informasi dan
teknologi. Salah satu bentuk perkembangan teknologi adalah Internet. Dengan Internet kita
dapat menerima dan mengakses informasi dalam berbagai format dari seluruh penjuru dunia.
Kehadiran Internet juga dapat memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan hal ini
terlihat dengan begitu banyaknya situs web yang menyediakan media pembelajaran yang
semakin interaktif serta mudah untuk dipelajari, Internet seperti halnya perpustakaan dunia
dan situs web sebagai bukunya. Situs web tidak hanya dapat dijadikan sebagai media
informasi tetapi berbagai sistem pembelajaran pun dapat dilakukan di Internet, seperti halnya
pembelajaran Artificial Informatics.
Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama
negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang
memungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif (Hardjito,

2002). Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar
mengajar di sekolah, internet harus mmapu memberikan dukungan bagi terselenggaranya
proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana dipersyaratkan dalam
suatu kegiatan pembelajaran. Sama halnya dengan pelatihan online kepada para guru yang
membutuhkan suatu kompetensi khusus untuk meningkatkan mutunya.
Pada penelitian ini akan diterapkan pembelajaran dalam jaringan (daring) yang
memanfaatkan salah satu aplikasi WhatsApp dengan pendekatan model pembelajaran
kolaboratif. Aplikasi WhatsApp dipilih karena menurut data yang dipublikasikan oleh
http://infomuria.umk.ac.id, aplikasi-aplikasi instant atau mobile messanger telah berhasil
merengkuh pasar dan di ‘gandrungi’ oleh penduduk dunia tak terkecuali oleh remaja
Indonesia. Indonesia masuk dalam pengguna mobile internet dengan rentan usia paling muda
se-Asia Tenggara yaitu dengan persentase 21% pengguna mobile internet di Indonesia berada
di rentang usia di bawah 18 tahun, diikuti dengan 32% pengguna di usia 18-24 tahun, 33% di
rentang usia 25-35 tahun, dan terakhir sebanyak 14% pengguna mobile internet di Indonesia
berada di rentang usia lebih dari 35 tahun. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi
lebih interaktif. Informasi-informasi perkuliahan juga dapat disajikan secara up-to-date dan
real-time. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak dapat secara langsung tatap
muka, tetapi forum diskusi perkuliahan dapat dilakukan secara online sehingga pembelajaran
yang tidak terbatas dengan tempat dan waktu (time and place flexibelity) benar-benar terjadi.
Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang dimungkinkan perkuliahan

bisa dilakukan lebih banyak waktu.
Dalam rangka peningkatan mutu guru di Indonesia, maka pembelajaran online penelitian
tindakan kelas menjadi salah satu solusi dalam hal tersebut. Maka pada jurnal ini, peneliti
akan mendeskripsikan penerapan pembelajaran online penelitian tindakan kelas dalam
rangka peningkatan mutu guru di Researchers Teacher Community.
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mengimplementasikan aplikasi jejaring sosial WhatsApp untuk media
pembelajaran (e-learning) PTK di Researchers Teacher Community ?
2. Bagaimana e-learning penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan mutu guru
Researchers Teacher Community ?

KAJIAN PUSTAKA
A. Online Learning
Salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran jarak
jauh atau distance learning. Terdapat berbagai istilah untuk mengemukanan gagasan
mengenai pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan intenet, yaitu : online learning,
e-learning (pembelajaran elektronik), internet enabled learning, virtual learning, virtual
classroom atau web based learning (Sihaan, 2003).
Terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan kegiatan pembelajaran online yaitu:

1. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (internet)
2. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dimanfaatkan oleh siswa.
3. Tersedianya dukungan layanan tutor (konsultasi) yang dapat membantu peserta
belajar apabila menaglami kesulitan.
4. Tersedianya lembaga yang menyelenggarakan/mengelolah kegiatan e-learning.
5. Sikap positif dari peserta dan narasumber terhadap teknologi komputer dan internet.
6. Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh peserta
7. Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta.
8. Mekanisme umpanbalik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara/pengelola
(Siahan, 2003).
Jadi dapat diketahui bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan internet sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas
didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya.
B. Fungsi e-learning
Menurut Siahan (2003), terdapat tiga fungsi e-learning terhadap kegiatan
pembelajaran, yaitu: (1) Suplemen (tambahan), (2) Komplemen (pelengkap), dan (3)
Substitusi (pengganti).
C. Bentuk E-Learning
Haughey (Hardjito, 2002) menjelaskan bahwa terdapat tiga bentuk pembelajaran
melalui internet (Pembelajaran online) sebagi dasar pengembangan sistem pembelajaran

dnegan menggunakan internet, yaiu : Web Course, Web Centric course, dan Web
enhanced Course.
1. Web course
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, smeua bahan
ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan
melalui internet.
2. Web Centric Course
Web Centric Course adalah pembelajaran dnegan sebagain bahan belajar dan latihan
disampaikan melalui internet sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan
latihan dilakukan secara tatap muka. Presentase tatap muka dalam Web Centric
Cource
lebih kecil dibandingkan proses belajar melalui internet.
3. Web Enhanced Course
Peranan Web Enhanced Course adalah menyediakan sumber-sumber yang sangat
kaya dengan memberikan alamat-alamat atau membuat hubungan ke berbagai
sumber belajar yang sesuai yang bisa diakses secara online, untuk meningkatkan
kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dan peserta
didik secara timbal balik.

Berdasarkan ketiga bentuk E-learning tersebut: Web Course, Web Centric Course, dan

Web enhanced Course. Bentuk e-learning yang digunakan oleh Researchers Teacher
Community adalah Web Course, karena semua kegiatan pembelajaran yang terdiri dari
pemberian materi, konsultasi, ujian dan lainnya menggunakan aplikasi internet yaitu
WhatsApp.

METHOD
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2012). Menurut Moleong (2012) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru di Indonesia yang mengikuti online
training di Researchers Teacher Community. Kemudian teknik pengambilan sampelnya
menggunakan simple random sampling, sehingga di dapat hasil 30 orang guru yang menjadi
informan dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan cara wawancara dan
dokumentasi. Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab lisan secara fisik yang satu
dapat melihat muka yang lain, dan mendengarkan telinganya sendiri suaranya. Wawancara
adalah percakapan atau dialog dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu baik secara langsung maupun
tidk langsung (Moleong, 2000: 62). Karena itu, wawancara merupakan suatu proses interaksi
komunikasi dan dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh seberapa mampu seorang
pewanwancara menggali informasi dari sumber data.

DISCUSS
A. IMPLEMENTASI APLIKASI JEJARING SOSIAL WHATSAPP UNTUK MEDIA
PEMBELAJARAN (E-LEARNING)
1. Pengertian komunitas belajar online
Menurut beberapa informan yang dalam hal ini guru-guru yang merupakan
peserta dari Researchers Teacher Community mengatakan bahwa, komunitas belajar
online adalah pembelajaran yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
media berbasis komputer/android dihubungkan dengan jaringan internet. Informan
lain juga mengatakan bahwa Komunitas belajar online adalah wadah dimana kita
dapat bertukar pikiran sesama guru dalam banyak hal, contohnya bagaimana kita
melakukan pembelajaran yg lebih menyenangkan sehingga siswa dapat mengikuti
pembelajaran. Sebuah persatuan, perkumpulan atau sekelompok orang yang memiliki
jiwa untuk belajar tanpa memandang ruang dan batas waktu karena secara online yg
berarti langsung melalui teknologi informasi. Kemudian menurut Sihan (2003) online

learning adalah salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan adalah
pembelajaran jarak jauh atau distance learning.
Berdasarkan beberapa pendapat dari informan dan teori yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa komunitas belajar online adalah kumpulan orang yang belajar
bersama secara online melalui media sosial seperti whatsapp, yang dipandu oleh
moderator dan nara sumber, dan bertujuan untuk mendapatkan informasi,

pengetahuan dan wawasan keilmuan untuk meningkatkan mutu profesionalisme
guru, dengan prinsip bahwa belajar bisa dilakukan dengan siapa saja, kapan saja dan
dimana saja.
Sedangkan Researchers Teacher Community adalah Sebuah komunitas
sebagai bagian dari Sekolah Guru Indonesia di bawah naungan dompet dhuafa yang
bergerak dalam bidang pendidikan. Komunitas ini bertujuan untuk Meningkatkan
mutu pendidikan melalui penelitian yang dilakukan oleh guru sebagai praktisi
pendidikan. Tujuan nya untuk menciptakan guru yg berdedikasi, professional, dan
memiliki leadership yg tinggi melalui sistem pembelajaran secara online.
2. Keunikan Researchers Teacher Community
Berdasarkan pendapat dari informan dan analisa dari penulis, berbagai
keunikan pembelajaran online Researchers Teacher Community diantaranya sebagai
berikut: (1) Mudah diakses karena pembelajaran berbasis IT yang dekat dengan

kehidupan sehari-hari, jadi peserta pelatihan lebih bisa fleksibel menerima materi di
tengah kesibukan sebagai pendidik, memenuhi administrasi sekolah, melakukan
tugas tambahan sekolah. (2) Murah karena tidak butuh banyak biaya dan tenaga
untuk melakukan pembelajaran pada kelas online Dapat menambah keilmuan dan
saling berbagi pengalaman yang sesuai profesi. (3) Menguntungkan, karena sebagai
wadah untuk menambah wawasan keilmuwan dan menambah pengalaman dari
beberapa kasus yg sudah dipecahkan sebelumnya oleh para pendidik. (4)
Memperluas link/jaringan pertemanan dalam konteks positif, terhubung dengan para
guru di seluruh wilayah Indonesia tanpa harus bertemu langsung akan tetapi suasana
seperti bertemu langsung, serta mempererat tali silaturahmi persaudaraan. (5) Zaman
Now, Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan saat ini, yaitu tentang
permasalahan pendidikan yang dialami oleh guru dalam kondisi sehari-hari di kelas.
(6) Branding, Nama Researchers Teacher Community ini mengingatkan kepada
harapan Joe L. Kinchelo (seorang Prof. Canada University) agar semua guru terus
belajar dan mengasah keterampilannya untuk dapat menjadi guru peneliti. “Waspada
paradigma disruption”. (7) Reflektif, Sebagai salah satu media refleksi diri untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas, karena selaku pendidik
dan manusia otomatis banyak kekurangan dan kekhilafan dalam melakukan
pembelajaran, oleh sebab itu besar harapan agar semua murid saya berhasil dalam
pembelajaran yang guru lakukan di dalam kelas. (8) Researchers, Karena banyak
permasalahan yang ditemukan dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah, maka
guru akan meneliti solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. (9)
Writer, guru dalam komunitas ini akan mdnokumentasikan penelitiannya dalam
bentuk laporan PTK tertulis. (10) Benefit, Researchers Teacher Community
memfasilitasi terlaksananya pembelajaran online sesuai kebutuhan pendidik,
terutama dalam penelitian yang merupakan salah satu bentuk Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru, sehingga setelah PKB dilaksanakan maka
angka kredit guru akan bertambah. (11)Islamic, karena Researchers Teacher
Community berafiliasi dengan dompet dhuafa/ SGI yang lebih Islami, maka nilai
yang ada di dalamnya akan berprinsip dengan Al-Quran dan Hadits.
3. Tata tertib Researchers Teacher Community
Sebagaimana sebuah pembejaran atau pelatihan guru yang dilaasanakan tatap
muka maka pembelajaran online juga memiliki tata tertib yang harus diikuti.
Berdasarkan pendapat dari informan dan analisa dari penulis, berbagai tata tertib
Researchers Teacher Community diantaranya sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Berkomunikasi dengan baik, sopan, santun, tidak mengadung unsur SARA.
Disiplin.
Berkomitmen menyelesaikan tugas.
Tidak Ada promo.
Tidak boleh berbicara di luar dari tema diskusi.
Mengikuti kegiatan sesuai jadwal.
Moderator berperan penting dalam mengatur tahap-tahap belajar: pemberian
materi, tanggapan, tanya jawab dan kesimpulan.
8. Setiap peserta hanya boleh bertanya/menyampaikan pendapat ketika
pemateri/moderator mempersilakan untuk bicara. Jadi, tidak ada yang memotong
pembicaraan.
9. Menjunjung tinggi nilai keadilan dan kebersamaan.
10. Mengisi Daftar Hadir 15 menit sebelum diskusi dimulai.
11. Peserta terpilih harus memiliki komitmen dan bertanggung jawab untuk
menyelesaikan laporannya, laporan tidak boleh Plagiat, dan harus diberi sanksi
tegas utk mereka yg tidak sesuai aturan.
12. Membuat Refleksi belajar.
13. Ketepatan dalam mengumpulkan tugas sebagai feedback.

4. Kriteria Narasumber Researchers Teacher Community
Dalam pembelajaran online peran narasumber sangat penting dalam
menyampaikan informasi kepada peserta, maka diperlukan kriteria yang tepat untuk
narasumber tersebut: Cerdas, kooperatif, dan helpful, berkompeten, menguasai
materi dan bisa membimbing peserta menyelesaikan penelitiannya, Berpengalaman
dan mau berbagi, Komunikatif dan low profile, Sabar dan memotivasi, Bisa
memberikan pengarahan secara mendetail, membimbing dan menjadi sahabat,
Menguasai seluk beluk PTK, yang berasal dari dosen PTN atau PTS Menguasai
permasalahan para guru, Inovatif, Ramah, menginspirasi, Islam serta mampu
memberikan kontribusi terhadap lingkungan pendidikan dan memberikan informasi
tentang berkaitan dengan hal pendidikan supaya peserta dapat meningkatkan kualitas
pendidikan tersebut, Dipandu guru berprestasi tingkat nasional yang menguasai PTK
serta terbuka.
5. Materi Pembelajaran Researchers Teacher Community
Materi yang disajikan dalam pembelajaran online Researchers Teacher Community
terdiri dari 5 kali pertemuan, dimana disetiap akhir pertemuan peserta akan diberikan
tugas yang sesuai dengan pembahasan materi. Misalnya pra siklus PTK, pelaksanaan
siklus 1, pelaksanaan siklus 2, pembuatan proposal, pembuatan laporan dan
pembuatan jurnal PTK. 5 materi tersebut
diantaranya adalah: (1) pengenalan
tentang Researchers Teacher Community, (2)Pengenalan Penelitian Tindakan kelas,
persiapan pra siklus penelitian, pembuatan instrumen penelitian, (3) Pembuatan
proposal PTK, (4) Pembuatan laporan PTK, coaching, dan (5) pembuatan jurnal
PTK.
6. Kelebihan dan kekurangan Researchers Teacher Community
Menurut informan beberapa kelebihan Researchers Teacher Community (1)
Lebih mudah karena Menggunakan media WA yg sangat dekat dengan kehidupan
sehari-hari. (2) Diikuti oleh guru2 diberbagai daerah. (3) Waktu fleksibel. (4)
Mendapatkan hasil PTK dan dapat bimbingan dari guru guru hebat. (5) Bisa belajar

dimana saja (tdk harus di satu tempat tertentu). (6) Tujuan yang jelas dan terarah. (7)
Bisa mewadahi apa yang kita butuhkan, sehingga peserta bisa memberikan pendapat
dan sharing pendapat. (8) Responnya sangat baik tim RTC, pengelolanya ramah,
sangat berpengalaman, berilmu, mau berbagi dengan ikhlas (9) Belajar bersama
dengan komunitas guru yang berasal dari daerah di Indonesia yang hebat dan
menyenangkan. (9) Sangat bagus, terkonsep dengan baik.
Selain kelebihan terdapat juga kekurangan dari Researchers Teacher
Community yang akan menjadi bahan refleksi dan menjadi bahan perbaikan bersama.
(1) harus mengetik sehingga terkadang tumpang tindih antara Materi dan pertanyaan
(2) Jalannya diskusi Masih belum tertib Dan terarah (3) Di whatsapp lebih terbatas
menulis (4) Apabila sinyal kurang bahkan hilang, pembelajaran online tidak dapat
diikuti secara maksimal. (5) Management proses KBM, absen yang terkadang kadang
mengganggu jalannya KBM dan Tanya jawab terkesan balap-balapan (6) Waktunya
kurang panjang untuk melakukan belajar karena banyak sekali tugas guru di sekolah.
(7) Tidak tahu teman sejawat secara langsung hanya melalui foto/ gambar saja (8)
Terlalu banyak komentar dari para anggota sehingga harus memilah (9) Jeda waktu
yang kurang (10) kurangnya tindakan tegas untuk peserta yang tidak aktif dan tidak
menyelesaikan PTK nya. (11) untuk telekonfrence masih perlu di adakan.
Berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada, pengelola
Researchers Teacher Community masih berusaha memperbaiki sistem tersebut,
supaya berbagai kekurangan dapat terminimalisir.

B. PENERAPAN E-LEARNING PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM
MENINGKATKAN MUTU GURU.
Pembelajaran online (e-learning) adalah pembelajaran yang sangat diminati pada
zaman sekarang, karena guru dapat belajar dimana saja tanpa terbatas ruang dAN waktu.
Begitu juga dengan Researchers Teacher Community, yang memfasilitasi para guru
untuk belajar tentang Penelitian Tindakan Kelas secara online dan kemudian para guru
tersebut mengimplementasikannya di kelas masing-masing tempat mereka mengajar.
Guru adalah penentu garda keberhasilan terdepan di pendidikan, guru yang
mengetahui semua permasalahan pendidikan, dan guru juga harus mengetahui bagaimana
untuk menyelesaikannya. Salah satu cara menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu
dengan penelitian.
1. Alasan guru melaksanakan PTK
Guru mengemban tanggung jawab yang besar untuk menjawab tantangan
pendidikan. Untuk itu, guru harus mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam ruang lingkup kelasnya sebagai acuan untuk menjawab tantangan yang lebih
besar lagi. Besarnya tuntutan dunia pendidikan sekarang ini, memaksa guru untuk
berpikir kritis, kreatif dan inovatif agar generasi berikutnya menjadi generasi yg
berkualitas dan kompetitif. Melaksanakan PTK berarti juga guru dapat memperbaiki
sistem pembelajaran di kelasnya dimana memberikan solusi terbaik untuk membantu
menuntaskan permasalahan yang ada di dalam kelasnya. Serta dengan PTK juga
dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Syarat mengikuti PKB hanya
stimulus agar guru lebih memperhatikan perkembangan anak didiknya. Yang utama
adalah supaya kita bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam kelas.
Sehingga kualitas pendidikan menjadi lebih baik. Dari meneliti juga guru dapat
memajukan proses pembelajaran dengan cara memaksimalkan strategi maupun
metode belajar yang sudah ada dan menemukan inovasi pembelajaran yang baru.
Untuk memperbaiki kualitas diri sendiri dalam membimbing murid yang belum

berhasil dan tidak hanya sekedar syarat mengikuti PKB saja karena dunia
pendidikan itu selalu maju melangkah dan tidak pernah mundur dalam melangkah,
tanpa memandang apakah siswa, guru, stakeholder atau pemerintah siap menerima
atau tidak yang jelas dunia pendidikan itu selalu maju ke depan.
2. Implementasi Penelitian Tindakan Kelas yang Baik
PTK yg baik adalah yang APIK. Asli, Ilmiah dan Konsisten, sesuai kebutuhan
siswa dan kondisi kelas, diobservasi terlebih dulu, Tepat sasaran dan tepat guna
sesuai dengan permasalahan yang ada, Menerapkan siklus PTK yang sudah dipilih
dan diterapkan dalam pembelajaran, Mampu mewujudkan rencana dan tujuan
pembelajaran dengan baik melalui metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, di
sesuaikan dengan kondisi kelas, yang berproses dan ilmiah dilakukan dengan
kolaborator dan memiliki rumusan dan tujuan yang tepat, dengan menerapkan
metode baru yg sudah teruji dalam proses pembelajaran, mengidentifikasi masalahmasalah pembelajaran yang muncul di dalam kelas/sekolah, Melakukan
pembelajaran dengan menggunakan metode/model pembelajaran alternatif baru,
Menganalisis hasil pembelajaran dengan menggunakan metode/model pembelajaran
alternatif baru di atas, Melakukan tindak lanjut dengan menyampaikan pelaporan
dan pengembangan pembelajaran.
3. Dampak penelitian tindakan kelas terhadap siswa
Sebab inti dari PTK adalah terjadi perubahan atau peningkatan, maka
dampaknya pada siswa adalah terjadi peningkatan pada pembelajaran baik pada
proses maupun hasil belajar,
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa,
meningkatkan prestasi siswa, melalui penelitian diharapkan guru bisa menemukan
metode-metode yang dapat membuat siswa nyaman belajar sehingga mereka
menjadi lebih semangat lagi belajar, siswa akan terlihat potensinya sesuai dengan
mata pelajaran yang di pelajari, karena tidak semua siswa suka mata pelajaran
namun dengan metode yg berbeda siswa akan menyukai proses pembelajaran tanpa
terbebani mata pelajarannya, Motivasi belajar siswa akan meningkat, menjadi lebih
semangat tidak hanya soal kognitif namun afektif dan psikomotor, Pembelajaran
akan lebih variatif dan berkesan, Sangat membantu siswa dalam meningkatkan
pemahaman mereka dengan gaya belajar yang tidak monoton.
4. Hasil penelitian yang dapat meningkatkan mutu guru
Hasil penelitian yang dapat meningkatkan mutu guru, menurut informan dan analisa
penulis adalah (1) Hasil penelitian tindakan yg dilakukan di kelas tempat guru
mengajar, (2) Hasil penelitian tindakan yang bisa menjadi solusi masalah guru dalam
pembelajaran (3) Hasil penelitian tindakan yang bisa membuat proses KBM aktif
dan mencapai tujuan pembelajaran (4) Hasil penelitian yang valid dan sesuai dengan
kondisi kelas serta guru bisa merefleksi kekurangannya dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar. (5) Hasil penelitian tindakan yang menemukan solusi dan inovasi
dalam pembelajaran di kelasnya, seperti metode, media, strategi dan inovasi
pembelajaran lainnya. (6) Penelitian yang dilakukan secara sungguh sungguh dengan
tujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kemampuan belajar, dengan demikian
guru pun belajar, maka mutu guru pun meningkat. (7) Penelitian,pengamatan,analisa
serta penyelesaian yg akurat. (8) Hasil penelitian yang dicapai dengan proses
kejujuran yang melibatkan guru kolaborator (observer). (9) Hasil penelitian yang
dapat diaplikasikan secara langsung oleh guru. (10) Penelitian yang dilakukan
dengan setulus hati yang benar benar menginginkan pencapaian hasil belajar peserta

didik yang maksimal. (11) Hasil penelitian yang meningkat dapat
dipertanggungjawabkan, dilaporkan dengan baik, dapat dibaca oleh guru lain dan
menginspirasi dapat diterapkan atau dimodifikasi oleh guru lain.
5. Dampak PTK dalam Peningkatan Mutu Guru
Pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan sangat memahami visi, misi dan
tujuan yang telah dirancang bersama-sama sehingga implementasi yang dilakukan
akan selalu berdasarkan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan.
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dan tenaga pendidik dapat dilakukan
dalam bentuk:
a. Seminar dengan mendatangkan pembicara tamu yang membahas materi atau
kompetensi yang dibutuhkan.
b. Lokakarya untuk pengembangan manajemen dalam penjaminan mutu, misalnya :
Pengelolaan keuangan dan sumberdaya lainnya, Pengelolaan perpustakaan,
laboratorium, pemanfaatan lahan dan lainnya.
c. Lokakarya peningkatan mutu pembelajaran, misalnya Penyusunan rencana
pembelajaran, metode pembelajaran dan cara evaluasi, Pengembangan media
pembelajaran, Pengembangan sumber belajar, Pemanfaatan IT dalam
pembelajaran, Penulisan karya tulis, dan sebagainya.
d. Forum pertemuan pendidik (KKG/MGMP) dalam kegiatan pengembangan
bahan pembelajaran dengan mengintegrasikan isu lokal/nasional/global ke
tematema dan/atau mata pelajaran, teknik pengembangan penyusunan alat
penilaian, dan sebagainya;
e. Forum pertemuan kepala satuan pendidikan (KKKS/ MKKS) dalam kegiatan
pengembangan satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal, penyusunan RKJM
dan RKAS/M, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan
pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan penerimaan peserta didik baru,
dan sebagainya.
f. Melaksanakan studi banding baik ke satuan pendidikan lain maupun ke fasilitas
lain yang selaras dengan rencana pemenuhan mutu.
g. Melaksanakan lesson study dibimbing oleh perguruan tinggi atau LPTK
Merujuk kepada pedoman di atas terutama poin C, bahwa peningkatan mutu
pendidik dapat dilakukan dengan lokakarya peningkatan mutu pembelajaran yaitu
penulisan karya ilmiah, yang salah satunya adalah penelitian tindakan kelas.
Menurut informan dan analisa penulis, Penelitian tindakan kelas berkontribusi penuh
dalam peningkatan mutu guru, diantaranya adalah (1) Meneliti, ketika meneliti guru
akan diarahkan untuk memahami berbagai permasalahan belajar dikelas, dan akan
menjadi bahan refleksi bagi para guru tentang hal apa yang harus diperbaiki dalam
proses pembelajaran, dan kemudian guru akan memikirkan solusi yang tepat untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. (2) Membaca, tanpa membaca guru tidak
akan mengetahui tentang permasalahan real yang pernah terjadi sebelumnya. Jadi
dengan adanya PTK guru akan rajin membaca, rajin mencari referensi yang tepat
terkait penemuan masalah dan pencarian solusi. Misal masalahnya tentang afektif
siswa, kemudian guru mencari referensi metode atau cara apa yang dapat
menyelesaikan permasalahan afektif tersebut. (3) Menulis, PTK yang dilakukan guru
akan meningkatkan motivasi guru untuk terus menghasilkan karya ilmiah yg
berkualitas. (4) Semakin meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik dan pengajar.
(5) Guru akan lebih efektif dan kreatif dalam berkarya karena selalu memikirkan

siasat jitu demi membuat proses pembelajaran menyenangkan dan berkualitas
sehingga dapat maningkatkan pemahamna siswa. (6) Dengan mengadakan
penelitian, otomatis guru tersebut juga belajar. Jika gurunya proaktif dan semangat
belajar, maka akan berbanding lurus dengan baiknya kualitas sekolah. Kemudian
guru tersebut juga mengembangkan diri untuk lebih menggali keprofesian sebagai
guru dengan demikian secara tidak langsung mutu guru di sekolah menjadi lebih
baik. (7) PTK meningkatkan mutu guru dengan menganalisa dan melakukan
aktifitas pencarian apa yang menyebabkan anak didik tersebut gagal sehingga guru
yang tadinya belum tahu menjadi tahu dan membantu siswa tersebut untuk berhasil
dalam belajar.

CONCLUSIONS
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Implementasi aplikasi jejaring sosial whatsapp untuk media pembelajaran (e-learning)
sudah cukup memfasilitasi guru dalam belajar. Karena dengan adanya pembelajaran
online melalui whatsapp membuat guru bisa belajar dimana saja tanpa terbatas ruang dan
waktu. Researchers Teacher Community (RTC) mendesain online trainingnya dengan
unik, disertai dengan tata tertib dan materi yang disampaikan oleh berbagai narasumber
menjawab kebutuhan guru saat di zaman sekarang. Kemudian RTC sedang memperbaiki
pola pembelajaran online supaya para guru yang sedang belajar di RTC dapat terlayani
dengan baik.
2. Penerapan pembelajaran online penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan mutu
guru.
peningkatan mutu pendidik (guru) dapat dilakukan dengan lokakarya peningkatan mutu
pembelajaran yaitu penulisan karya ilmiah, yang salah satunya adalah penelitian tindakan
kelas. Dengan meneliti maka guru akan diarahkan untuk memahami berbagai
permasalahan belajar dikelas, dan akan menjadi bahan refleksi bagi para guru tentang hal
apa yang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran, dan kemudian guru akan
memikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan
melakukan PTK maka guru akan terlatih dalam meneliti, membaca, menulis, dan
berinovasi dengan metode, strategi, model, pendekatan sampai ke media pembelajaran
yang ada maupun yang baru. Jika semua komponen tersebut terpenuhi maka kompetensi
guru juga akn terfasilitasi dan mutu guru akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjito. Internet untuk pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan. Edisi No.
10/VI/Teknodik/Oktober/2002. Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pendidikan Depdiknas. 2002.
Http://infomuria.umk.ac.id,
Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, (revisi ed). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Petunjuk pelaksanaan mutu pendidikan oleh satuan pendidikan. Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian pendidikan dan kebudayaan. 2016.

Sihaan, Sudirman. E-Learning (pembelajaran Elektronik) sebagai salah Satu Alternatif
Kegiatan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 042-Mei 2003. Jakarta:
Depdiknas.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E Filling (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kpp Pratama Soreang)

12 68 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45