SIKAP DAN PERILAKU INTOLERAN DALAM KEHID
SIKAP DAN PERILAKU
INTOLERAN DALAM
KEHIDUPAN SOSIAL
PRESENTATION BY :
Adilah Fauziyah (1701015005)
Melda (1701015026)
Oktavia Niga (1701015070)
1.) PENGERTIAN INTOLERANSI
Intoleransi beragama
adalah suatu kondisi jika
suatu kelompok (misalnya
masyarakat, kelompok
agama, atau kelompok nonagama) secara spesifik
menolak untuk menoleransi
praktik-praktik, para
penganut, atau kepercayaan
yang berlandaskan agama.
Kata intoleransi berasal dari prefik in- yang memiliki arti "tidak,
bukan" dan kata dasar toleransi (n) yang memiliki arti "1) sifat atau
sikap toleran; 2) batas ukur untuk penambahan atau pengurangan
yang masih diperbolehkan; 3) penyimpangan yang masih dapat
diterima dalam pengukuran kerja."
Kata keberagamaan (n) memiliki arti "perihal beragama".
Sementara kata beragama (v) didefinisikan sebagai
"1 menganut (memeluk) agama; 2 beribadat; taat kepada
agama; baik hidupnya (menurut agama)."[3] Dengan
demikian, intoleransi keberagamaan dapat didefiniskan
sebagai "sifat atau sikap yang tidak menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) perihal
keagamaan yang berbeda atau bertentangan dengan
agamanya sendiri."
2.) FAKTOR YANG MENYEBABKAN
INTOLERANSI
1). perbedaan dalam
memahami ajaran secara tekstual.
Hal ini menghasilkan
pengamalan Yang berbeda dalam
internal keagamaan.
4 FAKTOR YANG
MENYEBABKAN
INTOLERANSI
2). Ada yang menganggap
kelompoknya paling benar,
menganggap yang lainnya sesat
3.) Perbedaan Adat
Istiadat
4). aparat juga memiliki
peran dalam memicu
konflik. Hal inidisebabkan
oleh adanya perbedaan
persepsi di antarapetugas.
3.) SIKAP DAN PERILAKU INTOLERANSI
DALAM KEHIDUPAN SEHARIHARI
Contoh konflik sosial antar agama di negara yang dalam mayoritas umat Islam
seperti Indonesia sendiri, telah terjadi beberapa contoh konflik paham salah
semacam ini.
Berikut contoh konflik agama yang pernah terjadi di Indonesia
maupun dunia antar umat Islam dan Kristen, Kristen Protestan dan
Kristen Katolik, dan antara umat Budha, Hindu, dan lainnya.
1. Konflik Ambon Islam dan Nasrani
Contoh konflik antar agama, pertama kali adalah konflik
kerusuhan yang terjadi di Ambon, Maluku tanggal 19 Januari
1999. Konflik sosial ini dipicu permasalahan sederhana.
Lalu pada akhirnya konflik menjadi semakin besar setelah ada
berbagai isu yang menerpa yang pada akhirnya membakar amarah
kedua belah pihak masing-masing orang Muslim dan Nasrani.
2. Kerusuhan Poso Islam dan Nasrani
Kerusuhan Poso pada kota Poso, Sulawesi Tengah ini juga sebuah
contoh konflik antar agama yang dimana dampak muncul cukup serius.
Konflik sosial di antara umat Islam dan Nasrani ini sampai berlarut
panjang dan terbagi oleh tiga bagian sebab kurang penanganan konflik
tersebut.
Ketiga waktu kerusuhan poso tersebut Poso I terjadi antar tanggal 25
sampai 29 Desember 1998, Poso II terjadi antar tanggal 17 samapai 21
April 2000, sementara pada Poso III terjadi antar tanggal 16 Mei
sampai 15 Juni 2000.
3. Konflik Tolikora Islam dan Nasrani
Konflik antar agama di kota Tolikora Papua, terjadi pada 17 Juli
2015. Konflik yang dimulai dengan adanya insiden ngawur
pembakaran masjid dari para jemaat Gereja Injil itu diawali saat
masyarakat muslim hendak melakukan ibadah sholat Idul Fitri.
Karena konflik ini menyebabkan dua orang tewas dan sekitar 96
rumah warga muslim di bakar. Beruntung upaya rekonsiliasi
tersebut bisa segera dilaksanakan sehingga korban apapun tidak
bertambah lagi.
4. Konflik Antar Agama di Aceh
Konflik antar agama terjadi di Aceh kota Singkil pada tahun
2015 yang di awali dengan serangkaian demonstrasi dilakukan oleh
sebagaian umat Islam yang denuntut pemerintah daerah dalam
membongkar sejumlah geraja Kristen.
5. Konflik Antar Agama Lampung Selatan
Konflik di Lampung Selatan terjadi pada tahun 2012, antar
masyarakat desa Balinuraga dengan mayoritas umat bergama Budha
dan Masyarakat Desa Agom yang mayoritas agama Islam. Konflik
itu tidak hanya didasari pengaruh perkara kecil. Contoh diantara
perkara tersebut adalah adanya gadis dari Desa Agom yang
diganggugu oleh pemuda Desa Balinuraga.
6. Konflik Antar Agama Situbondo
Contoh konflik antar agama selanjutnya adalah di kota
Situbondo Jawa Timur, pada tanggal 10 Oktober 1996. Peristiwa ini
terjadi dan dilatarbelakangi oleh sebab tidak puasnya kasus hukum
yang menimpa salah satu orang penghina agama Islam. Karena tidak
puas itu konflik terjadi, dimana pada saat itu dari pihak penista
agama disembunyikan dalam gereja. Sehingga masyarakat mulai
bergerak mencari cara masuk beberapa gereja, Sekolah Kristen,
Sekolah Katolik, juga toko milik para orang Tionghoa di Situbondo.
4.) PENOLAKAN DAN KRITIK ATAS SIKAP DAN
PERILAKU INTOLERANSI
Jika kita ingin kehidupan yang rukun, harmonis, aman, dan
tentram antarumat beragama seharusnya kita terapkan sikap
toleransi dengan sebaik mungkin. Sebagaimana yang telah
diterapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Berikut kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam
dalam bertoleransi.
“Suatu hari jenazah orang Yahudi melintas di depan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabat.
Nabi Muhammad SAW pun berhenti dan berdiri. Para sahabat
terkejut, kemudian bertanya : “ Kenapa engkau berhenti Ya
Rasulullah?, sedangkan itu adalah jenazah orang Yahudi “. Nabi
pun menjawab : “ Bukankah dia manusia? “ ( HR. Bukhari).
Ketika Rasulullah SAW tibatiba berdiri, tentu saja para
sahabat kaget. Namun, para sahabat akhirnya paham ternyata
Rasulullah SAW tidak mengikuti ritual pemakaman orang
Yahudi tersebut. Beliau Cuma berdiri, tidak sampai
menghantarkan ke liang lahat dengan berbagai ritualnya.
ISLAM DALAM MENYIKAPI PERBEDAAN
1. Konsep Toleransi dalam Islam (Kebebasan Beragama)
Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam
Islam seorang muslim dilarang memaksa orang lain untuk meninggalkan
agamanya dan masuk Islam dengan terpaksa, karena Allah telah berfirman:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).”(QS. Al
Baqarah: 256)
2. Batasan toleransi dalam perspektif islam
Seperti yang terjadi di masa sahabat, saat seorang munafik yang bernama Musailah Al
Kadzdzab (dan pengikutnya) mengaku bahwa dirinya nabi setelah wafatnya Nabi
Muhammad saw. Melihat hal tersebut para sahabat tidak tinggal diam dan membiarkan
pengikut Musailamah terus menyebarkan ajaran sesatnya. Karena disitu ada mashlahah
untuk menjaga agama (hifdz al din) yang merupakan faktor dharury (primer) dalam
kehidupan umat Islam[4]. Allah telah berfirman dengan tegas dan jelas bahwa Nabi
Muhammad saw adalah penutup para Nabi dan tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad.
“Muhammad itu sekalikali bukanlah bapak dari seorang lakilaki diantara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabinabi. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al Ahzab: 40)
Toleransi semacam ini jelas tidak dibenarkan dalam agama Islam. Karena
seorang yang mengaku muslim berarti meyakini dan bersakasi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah dan
meyakini bahwa tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad saw.
3. Al Asas al fikri li tasamuh al muslimin
Yusuf Qordhowi dalam kitabnya fi fiqh al aqliyat al muslimah menyebutkan beberapa faktor
toleransi muslim terhadap non-muslim:
1. Nilai kemanusiaan yang mulia.
•
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anakanak Adam.”(QS. Al
Isra’: 70)
2. Perbedaan yang dimuka bumi ini adalah sesuai dengan kehendak Allah Sang Maha
Pencita alam semesta dan isinya.
“Jikalau Tuhanmu mengkehendaki, tentu Dia menjadikan manusia
umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”(QS.
Hud: 118)
3. Perbedaan tersebut adalah menjadi pertanggung jawaban antara dia dan Allah di akhirat
nanti.
“Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, “Allah lebih mengetahui tentang
apa yang kamu kerjakan” Allah akan mengadilindiantara kamu pada hari kiamat tentang
apa yang kamu dahulu selalu berselisih”.(QS. Al Hajj: 68-69)
4. Allah telah memerintahkan untuk berbuat adil dan berakhlak mulia.
•
•
•
“Hai orangorang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orangorang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekalikali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.”(QS. Al Ma’idah: 8)
INTOLERAN DALAM
KEHIDUPAN SOSIAL
PRESENTATION BY :
Adilah Fauziyah (1701015005)
Melda (1701015026)
Oktavia Niga (1701015070)
1.) PENGERTIAN INTOLERANSI
Intoleransi beragama
adalah suatu kondisi jika
suatu kelompok (misalnya
masyarakat, kelompok
agama, atau kelompok nonagama) secara spesifik
menolak untuk menoleransi
praktik-praktik, para
penganut, atau kepercayaan
yang berlandaskan agama.
Kata intoleransi berasal dari prefik in- yang memiliki arti "tidak,
bukan" dan kata dasar toleransi (n) yang memiliki arti "1) sifat atau
sikap toleran; 2) batas ukur untuk penambahan atau pengurangan
yang masih diperbolehkan; 3) penyimpangan yang masih dapat
diterima dalam pengukuran kerja."
Kata keberagamaan (n) memiliki arti "perihal beragama".
Sementara kata beragama (v) didefinisikan sebagai
"1 menganut (memeluk) agama; 2 beribadat; taat kepada
agama; baik hidupnya (menurut agama)."[3] Dengan
demikian, intoleransi keberagamaan dapat didefiniskan
sebagai "sifat atau sikap yang tidak menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) perihal
keagamaan yang berbeda atau bertentangan dengan
agamanya sendiri."
2.) FAKTOR YANG MENYEBABKAN
INTOLERANSI
1). perbedaan dalam
memahami ajaran secara tekstual.
Hal ini menghasilkan
pengamalan Yang berbeda dalam
internal keagamaan.
4 FAKTOR YANG
MENYEBABKAN
INTOLERANSI
2). Ada yang menganggap
kelompoknya paling benar,
menganggap yang lainnya sesat
3.) Perbedaan Adat
Istiadat
4). aparat juga memiliki
peran dalam memicu
konflik. Hal inidisebabkan
oleh adanya perbedaan
persepsi di antarapetugas.
3.) SIKAP DAN PERILAKU INTOLERANSI
DALAM KEHIDUPAN SEHARIHARI
Contoh konflik sosial antar agama di negara yang dalam mayoritas umat Islam
seperti Indonesia sendiri, telah terjadi beberapa contoh konflik paham salah
semacam ini.
Berikut contoh konflik agama yang pernah terjadi di Indonesia
maupun dunia antar umat Islam dan Kristen, Kristen Protestan dan
Kristen Katolik, dan antara umat Budha, Hindu, dan lainnya.
1. Konflik Ambon Islam dan Nasrani
Contoh konflik antar agama, pertama kali adalah konflik
kerusuhan yang terjadi di Ambon, Maluku tanggal 19 Januari
1999. Konflik sosial ini dipicu permasalahan sederhana.
Lalu pada akhirnya konflik menjadi semakin besar setelah ada
berbagai isu yang menerpa yang pada akhirnya membakar amarah
kedua belah pihak masing-masing orang Muslim dan Nasrani.
2. Kerusuhan Poso Islam dan Nasrani
Kerusuhan Poso pada kota Poso, Sulawesi Tengah ini juga sebuah
contoh konflik antar agama yang dimana dampak muncul cukup serius.
Konflik sosial di antara umat Islam dan Nasrani ini sampai berlarut
panjang dan terbagi oleh tiga bagian sebab kurang penanganan konflik
tersebut.
Ketiga waktu kerusuhan poso tersebut Poso I terjadi antar tanggal 25
sampai 29 Desember 1998, Poso II terjadi antar tanggal 17 samapai 21
April 2000, sementara pada Poso III terjadi antar tanggal 16 Mei
sampai 15 Juni 2000.
3. Konflik Tolikora Islam dan Nasrani
Konflik antar agama di kota Tolikora Papua, terjadi pada 17 Juli
2015. Konflik yang dimulai dengan adanya insiden ngawur
pembakaran masjid dari para jemaat Gereja Injil itu diawali saat
masyarakat muslim hendak melakukan ibadah sholat Idul Fitri.
Karena konflik ini menyebabkan dua orang tewas dan sekitar 96
rumah warga muslim di bakar. Beruntung upaya rekonsiliasi
tersebut bisa segera dilaksanakan sehingga korban apapun tidak
bertambah lagi.
4. Konflik Antar Agama di Aceh
Konflik antar agama terjadi di Aceh kota Singkil pada tahun
2015 yang di awali dengan serangkaian demonstrasi dilakukan oleh
sebagaian umat Islam yang denuntut pemerintah daerah dalam
membongkar sejumlah geraja Kristen.
5. Konflik Antar Agama Lampung Selatan
Konflik di Lampung Selatan terjadi pada tahun 2012, antar
masyarakat desa Balinuraga dengan mayoritas umat bergama Budha
dan Masyarakat Desa Agom yang mayoritas agama Islam. Konflik
itu tidak hanya didasari pengaruh perkara kecil. Contoh diantara
perkara tersebut adalah adanya gadis dari Desa Agom yang
diganggugu oleh pemuda Desa Balinuraga.
6. Konflik Antar Agama Situbondo
Contoh konflik antar agama selanjutnya adalah di kota
Situbondo Jawa Timur, pada tanggal 10 Oktober 1996. Peristiwa ini
terjadi dan dilatarbelakangi oleh sebab tidak puasnya kasus hukum
yang menimpa salah satu orang penghina agama Islam. Karena tidak
puas itu konflik terjadi, dimana pada saat itu dari pihak penista
agama disembunyikan dalam gereja. Sehingga masyarakat mulai
bergerak mencari cara masuk beberapa gereja, Sekolah Kristen,
Sekolah Katolik, juga toko milik para orang Tionghoa di Situbondo.
4.) PENOLAKAN DAN KRITIK ATAS SIKAP DAN
PERILAKU INTOLERANSI
Jika kita ingin kehidupan yang rukun, harmonis, aman, dan
tentram antarumat beragama seharusnya kita terapkan sikap
toleransi dengan sebaik mungkin. Sebagaimana yang telah
diterapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.
Berikut kisah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam
dalam bertoleransi.
“Suatu hari jenazah orang Yahudi melintas di depan Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam dan para sahabat.
Nabi Muhammad SAW pun berhenti dan berdiri. Para sahabat
terkejut, kemudian bertanya : “ Kenapa engkau berhenti Ya
Rasulullah?, sedangkan itu adalah jenazah orang Yahudi “. Nabi
pun menjawab : “ Bukankah dia manusia? “ ( HR. Bukhari).
Ketika Rasulullah SAW tibatiba berdiri, tentu saja para
sahabat kaget. Namun, para sahabat akhirnya paham ternyata
Rasulullah SAW tidak mengikuti ritual pemakaman orang
Yahudi tersebut. Beliau Cuma berdiri, tidak sampai
menghantarkan ke liang lahat dengan berbagai ritualnya.
ISLAM DALAM MENYIKAPI PERBEDAAN
1. Konsep Toleransi dalam Islam (Kebebasan Beragama)
Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam
Islam seorang muslim dilarang memaksa orang lain untuk meninggalkan
agamanya dan masuk Islam dengan terpaksa, karena Allah telah berfirman:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).”(QS. Al
Baqarah: 256)
2. Batasan toleransi dalam perspektif islam
Seperti yang terjadi di masa sahabat, saat seorang munafik yang bernama Musailah Al
Kadzdzab (dan pengikutnya) mengaku bahwa dirinya nabi setelah wafatnya Nabi
Muhammad saw. Melihat hal tersebut para sahabat tidak tinggal diam dan membiarkan
pengikut Musailamah terus menyebarkan ajaran sesatnya. Karena disitu ada mashlahah
untuk menjaga agama (hifdz al din) yang merupakan faktor dharury (primer) dalam
kehidupan umat Islam[4]. Allah telah berfirman dengan tegas dan jelas bahwa Nabi
Muhammad saw adalah penutup para Nabi dan tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad.
“Muhammad itu sekalikali bukanlah bapak dari seorang lakilaki diantara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabinabi. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al Ahzab: 40)
Toleransi semacam ini jelas tidak dibenarkan dalam agama Islam. Karena
seorang yang mengaku muslim berarti meyakini dan bersakasi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah dan
meyakini bahwa tidak ada nabi setelah Nabi Muhammad saw.
3. Al Asas al fikri li tasamuh al muslimin
Yusuf Qordhowi dalam kitabnya fi fiqh al aqliyat al muslimah menyebutkan beberapa faktor
toleransi muslim terhadap non-muslim:
1. Nilai kemanusiaan yang mulia.
•
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anakanak Adam.”(QS. Al
Isra’: 70)
2. Perbedaan yang dimuka bumi ini adalah sesuai dengan kehendak Allah Sang Maha
Pencita alam semesta dan isinya.
“Jikalau Tuhanmu mengkehendaki, tentu Dia menjadikan manusia
umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”(QS.
Hud: 118)
3. Perbedaan tersebut adalah menjadi pertanggung jawaban antara dia dan Allah di akhirat
nanti.
“Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, “Allah lebih mengetahui tentang
apa yang kamu kerjakan” Allah akan mengadilindiantara kamu pada hari kiamat tentang
apa yang kamu dahulu selalu berselisih”.(QS. Al Hajj: 68-69)
4. Allah telah memerintahkan untuk berbuat adil dan berakhlak mulia.
•
•
•
“Hai orangorang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orangorang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekalikali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.”(QS. Al Ma’idah: 8)