PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI RANGKA MANUSIA
MELALUI PENDEKATAN SAVI DI KELAS IV
SD NEGERI DUKUHSETI 01 PATI SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Pradanawan Abdul Gani1
prada_20@rocketmail.com
Abstrak: rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah
proses pembelajaran serta seberapa banyak peningkatan aktivitas
dan hasil belajar rangka manusia dengan pendekatan SAVI pada
peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 Pati. PTK ini
dilakukan dua siklus. Terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar
peserta didik. Hasil siklus 1, 12 (60%) peserta didik tuntas dan 8
(40%) tidak tuntas. Rata-rata kelas 73,75. Siklus 2, 17 (85%)
peserta didik tuntas dan 3 (15%) tidak tuntas. Rata-rata kelas 80,2.
Kata kunci: rangka manusia, pendekatan SAVI, aktivitas, hasil belajar
PENDAHULUAN
IPA menurut Sutrisno

(2007:1.19) merupakan usaha manusia dalam


memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada
sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan
penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth).
IPA mempelajari berbagai objek yang ada di sekitar manusia, sehingga amat
penting untuk dikuasai peserta didik. IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan
alam dan lingkungan sekitar. Lewat pembelajaran IPA diharapkan peserta didik
dapat mengenal lingkungan alam di sekitarnya. IPA termasuk mata pelajaran
eksak yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
Namun kenyataan di lapangan, peserta didik masih mengalami kesulitan
dalam pembelajaran IPA. Mereka kesulitan memahami istilah dan menjelaskan
konsep dalam materi-materi IPA. Hal ini terbukti dari hasil belajar IPA kelas IV
semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 pada kompetensi dasar mendeskripsikan
perubahan kenampakan bumi. Hasil tes formatif dari 20 peserta didik, hanya 12
atau 60% peserta didik yang mencapai KKM. Sedangkan 8 atau 40% peserta
didik belum mencapai KKM. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran IPA juga
masih tergolong rendah.
1 Guru SD Negeri Dukuhseti 01 Pati

1


Setelah peneliti (guru) melakukan refleksi pembelajaran, ternyata salah
satu penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut adalah karena guru
kurang menerapkan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Peserta didik kelas
IV rata-rata berusia 9-10. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif menurut
Piaget, maka peserta didik kelas IV termasuk dalam tahap operasional konkret.
Peserta didik kelas IV masih berpikir secara konkret sehingga dalam
penyampaian pembelajaran juga perlu ada aktivitas dan gambaran secara
konkret dari materi yang sedang dipelajari. Perpaduan aktivitas fisik, media
pembelajaran visual, dan kemampuan memecahkan masalah perlu dihadirkan
dalam pembelajaran agar terjadi proses pembelajaran yang optimal.
Berdasarkan

deskripsi

tersebut,

maka

diperlukan


pendekatan

pembelajaran yang dapat menarik minat dan memacu aktivitas peserta didik
untuk belajar. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu
pendekatan SAVI, yang merupakan akronim dari Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual. Melalui pendekatan pembelajaran SAVI, diharapkan aktivitas dan
hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA materi rangka manusia dapat
meningkat
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah proses
pembelajaran rangka manusia sesuai dengan pendekatan pembelajaran SAVI
pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran
2015/2016; 2) seberapa banyak peningkatan aktivitas dan hasil belajar rangka
manusia dengan pendekatan SAVI pada peserta didik kelas IV SD Negeri
Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016?
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mendeskripsi proses pembelajaran
rangka manusia dengan menerapkan pendekatan SAVI; 2) mendeskripsi
peningkatan aktvitas dan hasil belajar rangka manusia dengan pendekatan SAVI
pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran
2015/2016.
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan guru

dalam

pembelajaran

rangka

manusia

dengan

menerapkan

pendekatan

pembelajaran SAVI, memberikan motivasi dan pengalaman baru bagi peserta
didik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar rangka manusia melalui
pendekatan SAVI, serta memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik melalui pendekatan pembelajaran yang inovatif.

2


LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Aktivitas Belajar
Menurut Sardiman (2011: 100) aktivitas belajar merupakan seluruh
kegiatan peserta didik dalam proses belajar. Aktivitas belajar melibatkan aktivitas
fisik maupun aktivitas mental dalam pembelajaran. Aktivitas belajar peserta didik
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi
peserta didik. Dierich dalam Hamalik (2012: 172) membagi kegiatan belajar
dalam 8 kelompok, yaitu: (1) kegiatan-kegiatan visual; (2) kegiatan-kegiatan
lisan; (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan; (4) kegiatan-kegiatan menulis; (5)
kegiatan-kegiatan menggambar; (6) kegiatan-kegiatan metrik; (7) kegiatankegiatan mental; (8) kegiatan-kegiatan emosional.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
adalah aktivitas fisik maupun mental yang terdiri atas beberapa kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Aktivitas fisik dan
mental perlu dihadirkan agar peserta didik memperoleh proses pembelajaran
yang optimal dan bermakna.
Hasil Belajar
Rifa’i (2009: 85) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang

dipelajari oleh peserta didik. Menurut Winkel dalam Purwanto (2011: 45) hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam tingkah
lakunya. Aspek perubahan itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh seseorang sebagai akibat
dari proses belajar yang dialaminya. Hasil belajar tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Rangka Manusia
Dalam tubuh manusia terdapat tulang-tulang. Tulang-tulang tersebut
saling berhubungan dan tersusun rapi membentuk rangka. Rangka memiliki
fungsi yang sangat penting bagi tubuh, yaitu: 1) memberikan bentuk pada tubuh;
2) melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak; 3) menjaga tubuh agar tetap

3

tegak; dan 4) tempat menempelnya otot (Rositawaty 2008: 3). Secara garis
besar, rangka manusia terbagi menjadi 3 bagian, antara lain rangka kepala
(tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak.
Beberapa gangguan yang menyerang rangka manusia antara lain: 1)
Lordosis, yaitu tulang belakang membengkok ke depan; 2) Kifosis, yaitu tulang

belakang membengkok ke belakang; dan (3) Skoliosis, yaitu tulang belakang
membengkok ke kiri atau ke kanan. Untuk membentuk rangka yang baik kita
perlu makan makanan yang bergizi, memperlakukan tubuh dengan sikap yang
benar, memperoleh cukup sinar matahari pagi, tidak mengangkat beban berat
yang melebihi kemampuan tubuh, dan olahraga teratur (Wahyono, 2008: 11).
Pendekatan Pembelajaran
Menurut Sagala dalam Ruminiati (2007: 1-15) pendekatan pembelajaran
merupakan

aktivitas

pembelajaran

yang

dipilih

guru

dalam


rangka

mempermudah peserta didik mempelajari bahan ajar yang telah ditetapkan oleh
guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sedangkan menurut Suherman
dalam Wibowo (2010: 22) pendekatan pembelajaran merupakan suatu jalan,
cara, atau kebijakan yang ditempuh oleh guru atau peserta didik dalam mencapai
tujuan dari pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran
adalah cara yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta merupakan
cara umum bagi guru dalam menyikapi pembelajaran dan permasalahannya.
Guru hendaknya dapat menerapkan pendekatan yang efektif bagi peserta didik
dalam pembelajaran dengan harapan melalui pendekatan pembelajaran yang
efektif tersebut, peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dan hasil
pembelajaran peserta didik memuaskan.
Pendekatan SAVI
SAVI merupakan akronim dari somatis, auditori, visual, dan intelektual.
SAVI adalah suatu pendekatan pembelajaran yang diciptakan oleh Dave Meier.
Menurut Meier (2000: 41) guru hendaknya menerapkan cara belajar somatis,

auditori, visual dan intelektual dalam pembelajaran. Belajar tidak secara otomatis
meningkat dengan adanya orang-orang berdiri dan bergerak di sekitar. Akan

4

tetapi

menggabungkan

penggunaan

semua

gerakan
indera

fisik

dapat


dengan
memiliki

aktivitas
efek

intelektual
mendalam

dan
pada

pembelajaran.Cara belajar ini disebut pembelajaran SAVI.
Komponen yang mudah diingat dalam SAVI antara lain: (1) somatis, yang
berarti belajar dengan cara bergerak dan berbuat; (2) auditori, yaitu belajar
dengan cara berbicara dan mendengarkan; (3) visual, yaitu belajar dengan cara
mengamati dan menggambarkan; (4) intelektual, yang berarti belajar dengan
memecahkan masalah dan mencerminkan. Keempat model pembelajaran harus
dihadirkan untuk terjadinya proses pembelajaran yang optimal. Karena semua
elemen ini terintegrasi, jenis terbaik dari pembelajaran terjadi ketika keempatnya

digunakan secara bersamaan.
Meier (2000: 45-50) menjelaskan bahwa keempat komponen pendekatan
SAVI yang terdiri dari kegiatan somatis, auditori, visual, dan intelektual dapat
diterapkan dalam pembelajaran di kelas melalui kegiatan-kegiatan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 1. Kegiatan dalam Pendekatan SAVI
Kegiatan Somatis
1. Membangun model dari suatu proses atau
prosedur.
2. Memanipulasi komponen secara fisik dari
suatu proses atau sistem.
3. Membuat piktogram besar.
4. Memperagakan suatu proses, sistem,
atau mengatur suatu konsep.
5. Menemukan suatu pengalaman baru,
kemudian
menceritakan
dan
merefleksikannya.
6. Menyelesaikan
suatu
proyek
yang
membutuhkan aktivitas fisik.
Kegiatan Auditori
1. Membaca dengan suara yang jelas dari
buku manual maupun layar komputer.
2. Memperdengarkan
rekaman
audio
kepada peserta didik.
3. Membacakan suatu cerita yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
4. Peserta
didik
dalam
kelompok
menjelaskan
kepada kelompok lain mengenai berbagai
hal yang telah mereka pelajari.
5. Peserta didik mempraktikkan suatu
aktivitas berdasarkan instruksi yang
mereka dengar dari audio.

5

Kegiatan Visual

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kegiatan Intelektual

1.
2.
3.
4.
5.

Presentasi grafis secara jelas.
Penggunaan objek tiga dimensi.
Bahasa tubuh dramatik.
Pemanfaatan piktogram
Pemanfaatan gambar-gambar ikonik.
Observasi lapangan.

Aktivitas pemecahan masalah.
Menganalisis pengalaman.
Memikirkan ide-ide kreatif.
Menciptakan model-model mental.
Mengaplikasikan ide-ide ke dalam suatu
pekerjaan.
6. Menciptakan pemahaman pribadi.

Pendekatan SAVI merupakan pendekatan pembelajaran yang cocok
untuk diterapkan pada pembelajaran IPA materi Rangka Manusia karena dalam
pembelajaran ini diperlukan adanya aspek: 1) psikomotor yang melibatkan
aktivitas fisik (somatis) untuk memperagakan fungsi rangka manusia; 2) aktivitas
berbicara dan mendengarkan (auditori) untuk melakukan kegiatan diskusi antara
peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan guru; 3) aktivitas
mengamati dan menggambarkan (visual) untuk memberikan deskripsi tentang
rangka manusia melalui objek visual secara konkret; 4) pemecahan masalah
(intelektual) untuk memberikan pengalaman belajar yang menantang bagi
peserta didik sehingga diharapkan peserta didik dapat mengembangkan
pengetahuannya secara optimal.
Kerangka Berpikir
Materi Rangka Manusia termasuk materi pembelajaran yang cukup
kompleks karena di dalamnya terdapat banyak substansi dan istilah-istilah yang
kurang familiar bagi peserta didik kelas IV. Oleh karena itu, guru perlu
menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi
pembelajaran ini.
Menurut peneliti, pendekatan SAVI cocok diterapkan dalam pembelajaran
rangka manusia untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
Keempat aspek dalam SAVI: 1) somatis, yang artinya belajar dengan cara
bergerak dan berbuat relevan dengan materi rangka manusia, yaitu bagian tubuh
manusia yang mendukung aktivitas fisik manusia; 2) auditori, yang artinya belajar

6

dengan cara berbicara dan mendengarkan relevan dengan aktivitas belajar
peserta didik melalui interaksi baik dengan guru maupun sesama peserta didik,
serta aktivitas mendengarkan suara audio; 3) visual, yang artinya belajar dengan
cara mengamati dan menggambarkan relevan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik kelas IV yang ada dalam tahap operasional konkret
sehingga membutuhkan objek visual untuk menggambarkan materi yang sedang
dipelajari; 4) intelektual, yang artinya belajar dengan memecahkan masalah dan
merefleksikan relevan dengan aktivitas mental peserta didik untuk dapat
mengembangkan pengetahuannya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, peneliti berasumsi bahwa: 1)
penerapan pendekatan SAVI pada pembelajaran rangka manusia diduga
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik; 2) penerapan pendekatan SAVI
diduga efektif meningkatkan hasil belajar rangka manusia pada peserta didik
kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016.
Kegiatan penelitian diawali dengan tahap prasiklus,yang dilaksanakan pada hari
Kamis, 30 Juli 2015, kemudian dilanjutkan siklus 1 dan siklus 2. Masing-masing
siklus dilakukan kegiatan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan. Siklus 1
dilaksanakan pada hari Senin, 3 Agustus 2015 dan hari Selasa, 4 Agustus 2015
sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2015 dan hari
Selasa, 11 Agustus 2015.
Subjek penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar rangka manusia
pada peserta didik kelas IV SD Negeri Dukuhseti 01 tahun pelajaran 2015/2016.
Adapun sumber data dari penelitian ini: 1) peserta didik yang berjumlah 20
orang, terdiri atas 12 peserta didik laki-laki, dan 8 peserta didik perempuan; 2)
guru kelas, dan teman sejawat.
Data yang dikumpulkan dalam PTK ini menggunakan dua teknik
pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes digunakan
untuk mengumpulkan data nilai dari hasil belajar peserta didik pada setiap siklus.
Sedangkan teknik non tes pada penelitian ini

7

dilakukan melalui observasi

dengan lembar observasi untuk menilai aktivitas belajar peserta didik selama
kegiatan dilakukan.
Analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis kualitatif
dengan metode pemaparan secara deskriptif komparatif. Semua temuan dalam
penelitian ini dijelaskan secara deskriptif disertai dengan data-data kuantitatif
yang dianalisis secara sederhana.
Indikator kinerja penelitian ini adalah: (1) pada hasil belajar peserta didik,
rata-rata nilai minimal 75 dan persentase tuntas belajar klasikal minimal 75%; (2)
pada aktivitas peserta didik, menunjukkan rata-rata keterlibatan peserta didik di
kelas dalam melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan SAVI mencapai ≥
70%.
Prosedur penelitian pada setiap siklus pembelajaran diawali dengan
apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran tahap prasiklus dengan
pendekatan konvensional melalui kegiatan penyampaian materi rangka manusia
oleh guru dengan teknik teacher centered, yaitu pembelajaran yang bersifat satu
arah dan terpusat pada guru.
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dengan pendekatan SAVI melalui
kegiatan: 1) peserta didik melakukan demonstrasi menegakkan kain tanpa
rangka dan dengan rangka dari kayu untuk menjelaskan keadaan tubuh manusia
jika tidak memiliki rangka (kegiatan somatis); 2) peserta didik meraba kepala dan
merasakan adanya tulang tengkorak (kegiatan somatis); 3) peserta didik
mengamati penyajian gambar dan video tentang rangka manusia melalui media
audio visual yang diproyeksikan menggunakan LCD proyektor (kegiatan visual);
4) peserta didik menggerak-gerakkan jari-jari tangan dan kaki untuk menjelaskan
tentang fungsi sendi (kegiatan somatis); 5) peserta didik menggerakkan lengan
dan kaki ke depan dan ke belakang untuk menjelaskan bahwa otot dapat
menggerakkan rangka dan menjelaskan fungsi sendi (kegiatan somatis); 6)
peserta didik mengamati replika rangka manusia (kegiatan visual); 7) peserta
didik dibagi ke dalam 5 kelompok, dan masing-masing kelompok mengerjakan
lembar kegiatan pemecahan masalah (kegiatan intelektual); 8) masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya (kegiatan auditori); 9)
peserta didik memberikan pendapat/tanggapan terhadap kelompok yang telah
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya (kegiatan auditori); 10) guru

8

meluruskan pendapat peserta didik; 11) masing-masing kelompok menjawab
pertanyaan kuis yang dipimpin oleh guru (kegiatan intelektual); 12) refleksi
pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dengan pendekatan SAVI melalui
kegiatan: 1) peserta didik memperagakan sikap berdiri yang salah dan sikap
berdiri yang benar dengan arahan guru (kegiatan somatis); 2) peserta didik
memperagakan sikap duduk yang salah dan sikap duduk yang benar dengan
arahan guru (kegiatan somatis); 3) peserta didik mengamati penyajian gambar
dan video tentang gangguan pada rangka manusia melalui media audio visual
yang diproyeksikan dengan LCD proyektor (kegiatan visual); 4) peserta didik
secara berkelompok mengerjakan lembar kegiatan pemecahan masalah
(kegiatan intelektual); 5) masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompok (kegiatan auditori); 6) peserta didik memberikan pendapat/tanggapan
terhadap hasil kerja kelompok lain (kegiatan auditori); 7) guru meluruskan
pendapat peserta didik; 8) masing-masing kelompok menjawab pertanyaan kuis
yang dipimpin oleh guru (kegiatan intelektual); 9) refleksi pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Tahap Prasiklus
Kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV materi Rangka Manusia dengan
pendekatan konvensional pada tahap prasiklus belum menunjukkan keberhasilan
yang memuaskan. Berdasarkan hasil pembelajaran pada tahap parsiklus,
diketahui perolehan data rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 68,7 dan
ketuntasan klasikal sebesar 35%. Nilai tersebut belum memenuhi indikator
kinerja karena nilai rata-rata hasil belajar