PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKS. docx

KOMPETISI PROPOSAL PENELITIAN
JURNAL ANTIKORUPSI INTEGRITAS
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI SISWA KELAS VII SMP N 1 YOGYAKARTA

A.Budiyanto, S.Pd
Gisela Luigi Septiana, S.I.Kom
Ika Tri Munawaroh, S.Pd

KOTA YOGYAKARTA
OKTOBER, 2017
1

HALAMAN PENGESAHAN
Kompetisi Proposal Penelitian Jurnal Integritas Komisi Pemberantasan Korupsi
Judul Penelitian

: Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap
Pendidikan Anti-Korupsi Siswa Kelas VII SMP N 1 Yogyakarta


Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIP/NIK/KTP
c. Institusi
d. Nomer HP
e. Alamat surel (e-mail)

: A.Budiyanto, S.Pd
: 3307151202920004
: SDIT Salsabila Al Muthi’in
: 085747929976
: a.budiyanto92@yahoo.com

Anggota Peneliti (1)
a. Nama Lengkap
b. NIP/NIK/KTP
c. Institusi
d. Nomer HP
e. Alamat surel (e-mail)


: Gisela Luigi Septiana, S.I.Kom
: 3573015009930002
: Universitas Brawijaya
: 081333192315
: giselaluigis@gmail.com

Anggota Peneliti (2)
a. Nama Lengkap
b. NIP/NIK/KTP
c. Institusi
d. Nomer HP
e. Alamat surel (e-mail)

: Ika Tri Munawarooh, S.Pd
: 35021653069200002
: PPPPTK Matematika
: 087751885290
: ikatri.munawaroh@gmail.com


Lama Penelitian
: 3 bulan
Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 5.905.000
Yogyakarta, 26 Oktober 2017
Ketua Peneliti
A.Budiyanto, S.Pd

2

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
RINGKASAN...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
A. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual........................................................
1. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran...................................
2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual.............................................
B. Pendidikan Anti-Korupsi................................................................................

1. Pengertian Pendidikan........................................................................
2. Pengertian Korupsi..............................................................................
3. Pendidikan Anti-Korupsi....................................................................
4. Penerapan Pendidikan Anti-Korupsi di Sekolah..............................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................
B. Metode Penelitian............................................................................................
C. Desain Penelitian..............................................................................................
D. Prosedur Penelitian..........................................................................................
E. Variabel Penelitian..........................................................................................
F. Populasi dan Sampel........................................................................................
G. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................
H. Instrumen Penelitian.......................................................................................
I. Teknik Analisis Data Tes.................................................................................
J. Teknik Analisis Data Non Tes........................................................................
K. Hipotesis Statistik.............................................................................................
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.........................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................................


1
2
3
4
5
8
8
8
8
11
11
11
13
12
16
16
16
16
16
17

17
17
17
18
18
18
19
20
22

RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk Akan tetapi seberapa besar pengaruh penggunaan
pendekatan kontekstual terhadap keberhasilan pendidikan antikorupsi. Seperti yang kita
ketahui bahwa menurut Transparency International, Corruption Perception Index Tahun
2016 Indonesia mendapatkan skor 37 dari 100 dan menempati ranking ke 90 dari 176
negara yang diteliti oleh lembaga ini. Sedangkan Rekapitulasi tindak pidana korupsi oleh
KPK per 30 September 2017, di tahun 2017 KPK melakukan penanganan tindak pidana
korupsi dengan rincian: penyelidikan 70 perkara, penyidikan 78 perkara, penuntutan 58
perkara, inkracht 48 perkara, dan eksekusi 49 perkara.
Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada Kelas VII

semester 2 (genap) TA. 2017/2018. SMP N 1 Yogyakarta beralamatkan di Jl. Cik Di Tiro
No. 29 Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223.
3

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2018. Metode penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen.
Desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.
Prosedur penelitian akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, Tahap
Pengambilan Data, Tahap Akhir. Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII
SMP N 1 Yogyakarta. Sedangkan untuk sampelnya adalah 2 kelas secara acak. Teknik
sampling yang akan digunakan adalah Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes digunakan untuk mengetahui
pemahaman siswa saat pretest dan posttest. Sedangkan untuk non tes digunakan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Non tes
yang digunakan adalah kuisioner/angket. Untuk penganalisaan data dalam penelitian ini
akan digunakan uji statistic dengan menggunakan uji-t. Tetapi sebelum dilakukan uji-t
terlebih dahulu akan melakukan uji normalitas dan uji homogenits sebagai prasyarat
melakukan analisis data.
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, pemahaman tentang
korupsi dan antikorupsi bisa diberikan kepada siswa di sekolah. Langkah-langkah yang

dilakukan saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
juga akan berpengaruh besar terhadap pemahaman antikorupsi siswa kelas 1 di tingkat
SMP. Diharapkan setelah melakukan penelitian ini, dan sudah diketahui pengaruhnya,
maka hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar dalam memberikan pemahaman aktikorupsi
dengan metode yang tepat. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga bisa dijadikan dasar
dan pedoman dalam pembuatan ataupun penyempurnaan modul yang berisi pemahaman
antikorupsi bagi kalangan pelajar sekolah menengah pertama.
Kata kunci : pendekatan kontekstual, pendidikan anti-korupsi, korupsi

4

BAB 1
PENDAHULUAN
Sesuai yang termuat di dalam Bab XIV Pasal 33 UUD 1945 Ayat 3 “Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”, maka sudah seharusnya segala hasil kekayaan
alam yang ada di negara ini digunakan untuk kepentingan negara dan rakyat. Akan tetapi,
fakta di lapangan sekarang ini berbeda. Hasil kekayaan alam negara ini hanya
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, golongan atau kelompok tertentu. Tindakan
tersebut termasuk dalam tindakan korupsi yang tidak hanya merugikan bangsa dan

negara, tetapi melanggar hak-hak sosial dan perekonomian masyarakat.
Menurut Transparency International, Corruption Perception Index Tahun 2016
Indonesia mendapatkan skor 37 dari 100 dan menempati ranking ke 90 dari 176 negara
yang diteliti oleh lembaga ini. Skor 37 tersebut mengindikasikan tingkat korupsi di sektor
public yang terdeteksi. Dengan skor tersebut, Indonesia masuk dalam Red Countries
yang menunjukkan bahwa rakyat dan negara Indonesia sedang menghadapi dampak
yang nyata dari korupsi di kehidupan sehari-hari.
Korupsi seakan sudah menjalar di kehidupan masyarakat Indonsia. Bahkan,
masyarakat sudah tidak asing lagi dengan pemberitaan OTT KPK baik di media massa
ataupun media cetak. Hampir setiap hari masyarakat disuguhkan pemberitaan tentang
penangkapan pejabat publik yang melakukan tindakan korupsi. Menurut rekapitulasi
tindak pidana korupsi oleh KPK per 30 September 2017, di tahun 2017 KPK melakukan
penanganan tindak pidana korupsi dengan rincian: penyelidikan 70 perkara, penyidikan
78 perkara, penuntutan 58 perkara, inkracht 48 perkara, dan eksekusi 49 perkara
(https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi).
Begitu banyak kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Marah dan geram terus
menjangkiti masyarakat, seakan berteriak ingin segera menghabisi para pelaku pengambil
uang negera. Daya dan upaya pun terus dilakukan baik oleh masyarakat ataupun
pemangku kepentingan di negeri ini. Segala upaya dilakukan untuk melawan virus
korupsi. Bidang pendidikanpun menjadi garda terdepan dalam membentengi masyarakat

dari pengaruh dan iming-iming tindakan korupsi.
5

Manusia, masyarakat dan budaya sudah menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai
tiga dimensi yang saling berjalan secara bersamaan. Maka dalam hal membentengi
manusia, pendidikan bisa mengambil peran ini. Pendidikan bisa memberikan nilai-nilai
anti korupsi dan pengetahuan tentang tindakan korupsi.
Sekolah sebagai lembaga formal dalam proses pendidikan memiliki peran yang
penting dalam keberhasilan pendidikan terutama pendidikan antikorupsi. Sekolah sebagai
salah satu bagian dari masyarakat bisa menjadi tempat dalam membentengi manusia agar
tercegah dari berkembangnya mental korupsi. Sekolah juga bisa sebagai tempat untuk
menyemai semangat antikorupsi dan penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku
antikorupsi. Sekolah bisa menjadi tempat pembudaya antikorupsi dan berperan dalam
pencegahan (preventif) korupsi.
Pendidikan di sekolah merupakan salah satu cara untuk mengurangi korupsi
dengan memberikan pendidikan nilai kepada peserta didik. Nilai yang digunakan untuk
menghindar dan membentengi diri dari tindakan yang korup. Akan tetapi setiap
pendidikan akan berhasil jika proses dari pendidikan tersebut juga berhasil. Proses
pendidikan di sekolah harus menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman bagi
anak dalam belajar dan memperoleh nilai-nilai tersebut.

Proses pendidikan yang menarik bisa dilakukan dengan mengimplementasikan
beberapa pendekatan dalam proses pembelajaran, salah satunya pendekatan kontekstual.
Pendekatan kontekstual adalah pendekatan dalam pembelajaran yang berdasarkan
konteks terdekat dengan kehidupan anak. Jadi pendekatan ini bisa dikatakan lebih tepat
jika proses pembelajarannya berkaitan dengan pemahaman dan pendidikan antikorupsi
yang ada di Indonesia. Akan tetapi seberapa besar pengaruh penggunaan pendekatan
kontekstual terhadap keberhasilan pendidikan antikorupsi di Indonesia akan peneliti coba
menjawabnya dengan melakukan penelitian ini.
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual, pemahaman tentang
korupsi dan antikorupsi bisa diberikan kepada siswa di sekolah. Langkah-langkah yang
dilakukan saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
juga akan berpengaruh besar terhadap pemahaman antikorupsi siswa kelas 1 di tingkat
SMP. Diharapkan setelah melakukan penelitian ini, dan sudah diketahui pengaruhnya,
maka hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar dalam memberikan pemahaman aktikorupsi
6

dengan metode yang tepat. Selain itu, hasil dari penelitian ini juga bisa dijadikan dasar
dan pedoman dalam pembuatan ataupun penyempurnaan modul yang berisi pemahaman
antikorupsi bagi kalangan pelajar sekolah menengah pertama.

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
1. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Pendekatan atau dalam Bahasa Inggris approach adalah cara guru dalam melihat
atau bersudut pandang terhadap suatu proses pembelajaran yang masih sangat umum.
Suatu pendekatan bersifat aksiomatik dan menggambarkan sifat-sifat dan ciri khas
suatu pokok bahasan yang diajarkan (Suyono, 2011:18). Guru yang akan
menggunakan suatu pendekatan tertentu harus menyesuaikan dengan bahsan atau
materi yang akan diajarkan dalam kelasnya. Jika materi dan pendekatan yang
digunakan sudah sesuai maka pembelajaran akan lebih bermakna dan mengena pada
diri siswanya.
Ada berbagai macam pendekatan dalam proses pembelajaran. Setiap ahli
pendidikan memiliki pendapat masing-masing mengenai pembagian macam-macam
pendekatan dalam proses pembelajaran. Roy Killen mencatat ada dua pendekatan
dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered
approaches)

dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered

approaches) (Wina Sanjaya, 2011:295).
Jika merujuk pada penjelasan Suyono, pendekatan pembelajaran antara lain:
pendekatan lingkungan, pendekatan ekspositori dan pendekatan heuristik, pendekatan
konsep, pendekatan keterampilan proses, pendekatan deduktif, pendekatan induktif,
pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat (STM), pendekatan science
technology and society (STS), pendekatan kompetensi, pendekatan holistik,
pendekatan kontekstual dan lainnya (2011: 18-19).
Memang ada banyak perbedaan diantara para ahli dalam memberikan
pengertian tentang pendekatan dalam proses pembelajaran. Sampai saat ini memang
tidak ada istilah yang baku dan dianut di seluruh dunia, sehingga penerapan istilah
dalam sejumlah sumber sering disamakan atau dipertukarkan
8

2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Merujuk pada penjelasan Suyono, pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan pembelajaran kontekstual
biasa dikenal dengan istilah Pendekatan CTL (Pendekatan Contextual Teaching and
Learning – Contextual Teaching And Learning Approach). Menurut Sanjaya,
Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterliabatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka (Udin, 2008: 162). Dengan mengaitkan materi pelajaran (instructional
content) dengan konteks kehidupan dan kebutuhan siswa akan meningkatkan
motivasi belajarnya serta akan menjadikan proses belajar mengajar lebih efisien dan
efektif. (Hasnawati, 2006:56).
Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien diharapkan dapat
memberikan stimulus kepada otak siswanya. Otak siswa akan terstimulus jika guru
menggunakan pendekatan yang tepat. Menurut Lalu Supraman, contextual Teaching
and Learning Approach is a system that stimulates the brain to weave patterns that
express meaning (Lalu Suparman, 2013). Sehingga setelah guru menerapkan
pendekatan kontekstual, proses pembelajaran bisa lebih bermakna dan akan diingat
oleh siswa.
Menurut Berns and Erickson, CTL defined the concept as an innovative
instructional process that helps students connect the content they are learning to the
life contexts in which that content could be used (Bettye P. Smith, 2010:24).
Sedangkan sesuai yang dikutip oleh Kokom Komalasari, Blanchard, Bern and
Erickson menjelaskan “that contextual learning is a teaching and learning concept
that helps teachers to relate the materials taught with the real world situation and
encourages the students to make correlation between their existing knowledge and its
application in their lives as the members of family, society and the nation” (2009:282).
Dari penjelasan di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
dikatakan kontekstual apabila pembelajaran tersebut menerapkan ke tujuh komponen

9

CTL, yaitu: selalu ada unsur bertanya, inkuiri, terbentuk masyarakat belajar,
pemodelan, dan penilaian yang otentik (Epon Ningrum, 2009:14).
Penerapan pendekatan kontekstual di kelas tidak begitu susah, karena
sebenarnya siswa sudah familiar dengan kehidupan mereka sendiri. Guru hanya
menghubungkan antara kehidupan nyata di sekiat siswa dengan materi atau
pengetahuan yang ingin dicapai. Hal tersebut seperti telah disampaikan oleh
Clemente dalam jurnalnya yaitu:
“Contextual teaching and learning is a conception of teaching and learning
that helps teachers relate subject matter content to real world situations; and
motivates students to make connections between knowledge and its
applications to their lives as family members, citizens, and workers; and
engage in the hard work that learning requires”. (Clemente, -- : 54).
Sehingga, CTL harus menggubungkan antara pengetahuan siswa dengan aplikasinya di
kehidupan nyatanya yang dibutuhkan saat sudah bekerja ataupun terjun menjadi warga
masyarakat.
Walapun pembelajaran dengan pendekatan kontekstual terkesan mudah, tetapi
tetap ada sintaks atau langkah yang harus ada dan dilalui oleh guru dan siswa di kelas.
Menurut Suparto, secara garis besar pendekatan kontekstual dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikit: 1) mengembangkan metode belajar mandiri, 2)
melaksanakan penemuan (inquiry), 3) menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, 4)
menciptakan masyarakat belajar, 5) hadirkan “model” dalam pembelajaran, 6) lakukan
refleksi di setiap akhir pertemuan, 7) lakukan penilaian yang sebenarnya. (Sujarwo,
2007:3).
Langkah-langkah di atas nantinya akan dilaksanakan semuanya saat melakukan
penelitian. Langkah-langkah tersebut masuk di dalam RPP dan proses pembelajaran
saat memberikan treatment kepada kelas eksperimen.

10

B. Pendidikan Anti-Korupsi
1. Pengertian Pendidikan
Kata Pendidikan berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu dari kata “Pedagogi”
yang kata dasarnya “paid” yang berarti anak dan kata “ogogos” artinya
membimbing. Sehingga jika digabung, pedagogi adalah ilmu yang mempelajari cara
membimbing anak. Pengertian itulah yang menjadi pendekatan epistimologi dari
pendidikan. Pendekatan tersebut berusaha mencari makna pendidikan sebagai ilmu
yaitu objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu
pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan (Tilaar, 2000:17).
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya (2011:20). Pemahaman dari Bapak Pendidikan Nasional tersebut menjadi
fondasi berdirinya pendidikan Taman Siswa yang sampai sekarang masih tetap eksis
di Indonesia. Berkat pemahaman beliau pulalah, Bangsa Indonesia memiliki dasar
pendidikan yang didasarkan pada akar kebudayaan dan karakteristik rakyat Indonesia.
Pendapat lain disampaikan oleh Sugihartono. Beliau menjelaskan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk
mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Sugihartono,
2012:3-4). Dari pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa pengajaran dan
pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pengajaran memberikan pengetahuan,
ilmu dan teoritik sedangkan pelatihan akan memberikan keterampilan atau skill dan
juga praktik-praktik. Kedua hal tersebut sangat berguna dan bermanfaat bagi setiap
individu atau manusia untuk hidup di kehidupannya di masa yang akan datang.
2. Pengertian Korupsi
Ada beberapa penjelasan terkait pengertian korupsi. World Bank mendefinisikan
korupsi secara simple yaitu “is that it is the abuse of public power for private benefit”
(Vito Tanzi, 1998:8).

Sedangkan menurut Transparency International bahwa

corruption is the abuse of entrusted power for private gain. It can be classified as
grand, petty and political, depending on the amounts of money lost and the sector
11

where it occurs (Transparency International, web). Menurut kedua pendapat tersebut
sudah jelas bahwa korupsi yang terjadi memang hanya untuk memperkaya diri sendiri,
golongan ataupun kelompok tertentu.
Vito Tanzi menjelaskan “Corruption is the intentional non-compliance with the
arm’s-length principle aimed at deriving some advantage for oneself or for related
individuals from this behavior” (Boris Begovic, 2005:2). Sikap yang mencari
keuntungan diri sendiri tersebut mucul dari dalam dirinya sendiri yang kemudian akan
mempengaruhi individu/orang lain, baik itu untuk ikut menikmati korupsi atau
bersekongkol agar tindakan tersebut bisa berjalan mulus. Memang korupsi sudah
seperti virus.
Virus korupsi bisa saja menjangkiti setiap bidang dan aspek serta lembaga di
suatu negara. Seperti laporan dari USAID bahwa “while corruption in the public
sector has particularly devastating impacts, it cannot realistically be addressed in
isolation from corruption in political parties, the private business sector, associations,
NGOs, and society at large. Corruption involves not just abuse of public office but
other offices as well (USAID, Anti-corruption Strategy, 2005). Bagaimana dengan di
Indonesia? Bisa kita saksikan bersama banyak, jaksa, pengacara, polisi, menteri,
eksekutor dari jenjang bupati/walikota sampai gubernur, legislator, bahkan berita
terakhir ada guru yang terkena virus korupsi bersama an dengan bupati di Nganjuk
Jawa Timur.
3. Pendidikan Anti-Korupsi
Berbagai usaha dan upaya sudah dilakukan dengan maksimal baik oleh
pemerintah, NGO ataupun lembaga-lembaga lain. Bagitu juga dengan lemabaga
pendidikanpun tidak ketinggalan untuk mengambil peran dalam mengentaskan atau
minimal mengurangi tindakan korupsi di Indonesia. Lembaga pendidikan atau bisa
dipersempit lembaga sekolah memiliki peran yang besar terutama dalam memberikan
benteng dan menguatkan generasi bangsa dari tindakan korupsi melalui layanan
pendidikan.
Sejenak kita tengok apa sebenarnya pendidikan yang diinginkan dan bagaimana
idealnya. Seperti yang dijelaskan pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003, bahwa tujuan pendidikan nasional untuk berkembangnya potensi peserta didik
12

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jika melihat tujuan dari pendidikan nasional di atas, bahwa sudah sangat jelas jika
pendidikan nasional bisa menjadi benteng bagi generasi bangsa dengan membekali
mereka dengan karakter yang antikorupsi, seperti karakter berakhlak mulia, bertaqwa,
berilmu, mandiri dan bertanggung jawab. Akan tetapi bagaimana hasil dari pendidikan
nasional tersebut, bisa dilihat dari beberapa kejadian sekarang ini. Apakah kita masih
bisa berharap dengan dunia pendidikan? Ya, tentunya masih sangat berharap. Dengan
pendidikan yang baik, maka diharapkan generasi yang nantinya akan memimpin
bangsa di Tahun 2045 bisa bersih dari tindakan korupsi yang merugikan Bangsa
Indonesia dengan bekal karakter yang bisa membentengi mereka.
Pendidikan bisa dijadikan alat yang digunakan untuk melawan korupsi di
Indonesia. Sepeti yang telah direkomendasikan dari the Global Corruption Report
berikut ini.
“Education is the need to reach a better understanding of education as an
essential tool in itself in the fight against corruption. The social role and value of the
school and the teacher must be placed at the forefront of education policy and anticorruption efforts. Teachers are often the first targets of corruption allegations, but
this is often the cause of corruption at the higher level and the nonpayment of salaries
or simple undervaluation of teachers. National policy-makers should understand the
teacher as a role model and the school as a microcosm of society, and train teachers
to teach by example” (Transparency International, 2013: xxi)
4. Penerapan Pendidikan Anti-Korupsi di Sekolah
Kita awali dengan salah satu hasil penelitian dari Indonesia Irina I. Frolova, yang
menyebutkan bahwa
Penerapan pendidikan antikorupsi di sekolah bisa dilaksanakan dalam dua bentuk,
yaitu terpisah dengan pembelajaran dan terintegrasi dengan pembelajaran. Menurut
laporan dari Modern Didactics Centre Tahun 2006 tentang Anti-Corruption Education
At School, menjelaskan bahwa “The purpose of the narrow program is to introduce
corruption as a phenomenon to pupils. Whereas the wide program includes a group of
topics into which anti-corruption education may be integrated” (2006:24).
13

Modern Didactics Centre memberikan rekomendasi beberapa narrow program
dan wide program. Rekomendasi tersebut seperti yang dijelaskan di dalam tabel di
bawah ini.

Wide Program

Narrow Program

Tabel 2.1 Contoh Narrow Program dan Wide Program
No.
1.

Key Topic
Concept of
corruption

2.

Consequence
s of
corruption
Origin
of
corruption

3.

4.

Possibilities
of combating
corruption

5.

Problems of
combating
corruption

6.

Personality
and
behaviour

7.

Behaviour
regulating
norms

Explanatioan
A variety of definitions. Criteria on the basis of which a
distinction is made between corruption and other types of
crimes. Subjects of crimes of corruption and a variety of
forms
Economic, social, political, and moral consequences of
corruption. Obvious and hidden damage. Victims of
crimes of corruption
Spread of corruption in different periods of time,
societies and regimes. Psychological, cultural, social,
economic, and political causes of corruption. Corruption
possibilities in democratic bodies (political parties,
elections, parliament, government, courts, and local
authorities). Public and private interests
The role of civic society (self-examination, intolerance,
awareness). The role of the mass media (openness).
Strengthening the legal framework: legislation, codes of
ethics, and rules. Ways of eliminating the causes and
preconditions of corruption provided for in strategies and
programs.
The role of survey findings and mass media scandals in
forming the attitude towards one’s country. Grand and
petty, punishable and non-punishable crimes of corruption. Difficulties of disclosing crimes of corruption.
The fight against corruption: an endless fight
 Self-portrait: who am I and what do I want to be?
 Personal values and principles
 Essence and purpose of life
 External influencing factors: examples, authorities,
social roles, situation
 Criteria for distinguishing good from evil, proper
behaviour from improper
 Decisions and choices, causes and effects
 Responsibility
 Concept of a moral norm, moral good and evil
 Morality and convention
 Habits, customs and traditions and social norms
 Legal and illegal behaviour
 Relation between morality and law
14



8.

Justice

9.

Guilt
crime

10.

and

Civic society
and the state
















11.

Career
planning






Problem of imperfection of laws
Relation between social regulating norms and
personal freedom
Justice as honesty
Human rights, equality and impartiality
Social justice (equal distribution)
Justice as the rule of law
Damage and harm as moral reasons of guilt
Crime as a violation of law
Causes of crime
Punishment and other sanctions
Punishment regulating laws (Criminal Code and
other legislation)
Restoration of justice
Principles of democracy: participation, delegation
and representation
Three branches of the government
Civil service: duties and powers
Government control: accountability, obligation to
provide information
Mass media as the fourth branch of the government
What I can and what I want
Criteria for the choice of profession
Criteria for the choice of employment

Selain memberikan bekal karakter yang anti-korupsi, dunia pendidikan juga perlu
memberikan pemahaman terkait korupsi dan tindakan anti-korupsi yang baik.
Sehingga dalam memberikan pemahaman tersebut sekolah/lembaga pendidikan yang
lain perlu berinovasi dan berkreasi dalam memberikan pemahaman terkait korupsi dan
anti-korupsi. Salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan
pendekatan yang menarik saat proses transfer of knowledge dan transfer of value.
Inovasi tersebut penting untuk dilakukan agar proses pembelajaran bisa menarik dan
memberikan meaningful learning bagi siswanya.

15

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Yogyakarta pada Kelas VII
semester 2 (genap) TA. 2017/2018. SMP N 1 Yogyakarta beralamatkan di Jl. Cik Di Tiro
No. 29 Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223.
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2018.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuasi eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian
yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
(Sugiyono, 2006:77).
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan adalah Nonequivalent Control Group
Design. Desain ini digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2006:79).
Tabel. 3.1 Desain Penelitian
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Keterangan:

Pretest

Perlakuan (X)
XE
XK

O1
O1

Posttest
O2
O2

O1

: Pretest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen

O2

: Posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen (diberikan angket)

XE

: Perlakuan kelas eksperimen dengan pembelajaran kontekstual.

XK

: perlakuan kelas kontrol dengan pembelajaran kontekstual

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan

16

Kegiatan yang akan dilaksanakan berupa penyusunan RPP dan mempersiapkan
media serta bahan ajar sesuai dengan materi yang dugunakan. Selain itu kegiatan
yang akan dilakukan pada tahap ini adalah menyusun instrumen, melakukan uji coba
serta mengolah hasil uji coba instrumen yang akan digunakan pada pretest dan
posttest.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap ini akan dilalui denan memberikan pretest pada kedua kelas. Kemudian
dilanjutkan dengan memberikan perlakuan berupa proses pembelajaran sesuai dengan
RPP yang disusun. Setelah proses perlakuan selesai maka aka nada posttest pada
kedua kelas tersebut.
3. Tahap Akhir
Di tahap akhir ini peneliti akan melakukan pengolahan data dan penganalisisan
data yang diperoleh. Selain itu peneliti akan melakukan uji hipotesis penelitian
sampai pada pengambilan kesimpulan.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini hanya ada dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Varibel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel Bebas (X) : Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Variabel Terikat (Y) : Pendidikan Anti-Korupsi
F. Populasi dan Sampel
Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP N 1 Yogyakarta.
Sedangkan untuk sampelnya adalah 2 kelas secara acak. Teknik sampling yang akan
digunakan adalah Cluster Random Sampling.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes
digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa saat pretest dan posttest. Sedangkan

17

untuk non tes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual. Non tes yang digunakan adalah kuisioner/angket.
H. Instrumen Penelitian
Untuk instumen tes menggunakan 4 pilihan jawaban, sedangkan instrument non
tes yang digunakan adalah kuisioner/angket. Sebelum instrument digunakan untuk
mengambil data, terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat
kesukaran butir soal dan uji daya pembeda.

18

I. Teknik Analisis Data Tes
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Untuk penganalisaan data dalam penelitian ini akan digunakan uji statistic dengan
menggunakan uji-t. Tetapi sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu akan melakukan
uji normalitas dan uji homogenits sebagai prasyarat melakukan analisis data.
2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual terhadap pemahaman siswa yang siginifikan pada pendidikan
anti-korupsi.
J. Teknik Analisis Data Non Tes
Data angket dianalisis akan menggunakan analisis statistic deskriptif , yang
kemudian data yang diperoleh dirubah ke dalam bentuk presentase.
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan digunakan adalah dengan menggunakan uji-t.

19

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Biaya Penelitian
Komponen anggaran biaya penelitian terdiri dari honor, biaya bahan habis
pakai, biaya sewa, dan biaya perjalanan. Untuk rincian detailnya terlampir.
B. Jadwal Kegiatan
Untuk jadwal kegiatan tertera di tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kegiatan
Menyusun instrumen penelitian
Observasi lapangan
validasi dan reliabilitas instrumen
Pre tes untuk subjek penelitian
Terjuan di lapangan
Post test untuk subjek penelitian
Pengolahan data dan pelaporan penelitian

20

Waktu (Bulan)
I
II
III

DAFTAR PUSTAKA
Anti-Corruption Clearing House KPK. (2017). Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi. Diakses dari
https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi pada Hari Rabu, 25 Oktober 2017
pukul 13.30 WIB
Bettye P. Smith. (2010). Instructional Strategies In Family And Consumer Sciences:
Implementing The Contextual Teaching And Learning Pedagogical Model. Journal Of
Family & Consumer Sciences Education, 28(1), P. 23-38.
Boris Begovic. (2005). Corruption: Concepts, Types, Causes, and Consequences.Presented in
ECONOMIC REFORM Feature Service, Center for International Private Enterprise.
Washington , DC USA
Epon Ningrum. (23 September 2009). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And
Learning). Makalah Disajikan Dalam Pelatihan Dan Workshop Model-Model
Pembelajaran Dalam Persiapan Rsbi Di Kabupaten Karawang.
Hasnawati. (2006). Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya Dengan Evaluasi
Pembelajaran. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, hlm. 53-62.
Ki Hadjar Dewantara. (2011). Bagian Pertama: Pendidikan.

Yogyakarta: Majelis Luhur

Persatuan Tamansiswa.
Kokom Komalasari, (2009) . The Effect Of Contextual Learning In Civic Education On Students'
Civic Competence. Journal Of Social Sciences 5(4). p.261-270.
Lalu Suparman, A.A.I.N Marhaeni & N. Dantes. (2013). The Effect Of Contextual Teaching And
Learning Approach And Achievement Motivation Upon Students' Writing Competency
For The Tenth Grade Students Of Sman 1 Keruak In The Academic Year 2012-2013. eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris. Volume 1, p.—
Modern Didactic Centre. (2006). Anti-Corruption Education At School, Methodical Material For
General And Higher Education Schools. (UDK 37.035, An-143). Klaipėdos St. 6, Lt01117 Vilnius, Republic Of Lithuania: Garnelis Publishing.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
21

Sujarwo. (21 November 2007). Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran di SMP. Di
sampaikan dalam Kegiatan In-House Training (IHT) Pembelajaran Kontekstual di SMP
MTA Gemolong Sragen. Sragen, Jawa Tengah.
Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tilaar, H.A.R. (2000). Pendidikan, Kebudayaan, Dan Masyarakat Madani Indonesia, Strategi
Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakaya.
Transparency International. (2013). Global Corruption Report : Education. (----). Oxford, UK:
Routledge.
Transparency International. (January 2017). Corruption Perception Index-2016. (No. CC BY-ND
4.0). Germany: Transparency International.
Transparency

International.

(2017).

What

is

Corruption

?.

Diakses

dari

https://www.transparency.org/what-is-corruption pada tanggal 25 Oktober 2017 pukul
10.35 WIB.
Udin Syaefudin Sa’ud. (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
United State Academy for International Development. (January, 2005). USAID Anti-Corruption
Strategy. (No. PD-ACA-557). Washington, DC: USAID
Undang Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Vito Tanzi. (1998). Corruption Around the World : Causes, Consequences, Scope amd Cures.
(International Monetary Fund Working Paper No. WP 98/63).
Wina Sanjaya. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

22

Lampiran C. Justifikasi Anggaran
1. Honorarium

Honor
Pelaksana 1
Pelaksana 2
Pelaksana 3
Pelaksana 4

Honor/Jam
Waktu
(Rp)
(Jam/Minggu)
45.000
3
45.000
3
45.000
3
45.000
3

2. Pembelian Bahan Habis Pakai
Material

Justifikasi
Pembelian

Kuantitas
3 Rim

Kertas HVS
Spidol Snowman
Boardmarker
ATK
Alat Game Siswa

Minggu
6
6
6
4
Subtotal
Honor(Rp)
Harga
satuan
(Rp)
42.000

12 Biji
1 Paket
30 Paket

7.000
50.000
15.000
Habis Pakai
Subtotal Bahan
(Rp)

Honor
Keseluruhan
810.000
810.000
810.000
540.000
2.970.000
Harga
Keseluruhan
126.000
84.000
50.000
450.000
710.000

3. Perjalanan
Perjalanan
Perjalanan pelaksana 1
ke lokasi penelitian
Perjalanan pelaksana 1
ke lokasi penelitian
Perjalanan pelaksana 1
ke lokasi penelitian

Justifikasi
Perjalanan

Kuantita
s

Harga
satuan
(Rp)

Biaya
Keseluruhan

6

50.000

300.000

6

50.000

300.000

6

50.000

300.000

Perjalanan
(Rp)

900.000

Subtotal
4. Sewa
Material
Printer
LCD Proyektor

Justifikasi
Sewa

Kuantita
s

Harga
satuan
(Rp)
1
325.000
1
1.000.000
SubtotalSewa (Rp)
Total Anggaran Keseluruhan

23

Harga
Keseluruhan
325.000
1.000.000
1.325.000
5.905.000

Lampiran D. SUSUNAN ORGANISASI PENELITI
NO
.
1.

2.
3.

NAMA
A.Budiyanto, S.Pd

Gisela Luigi Septiana,
S.I.Kom
Ika Tri Munawaroh, S.Pd

INSTANSI
ASAL
SDIT Salsabila
Al Muthi’in

BIDANG
ILMU
Kependidikan
(Pend. Guru
SD)

Universitas
Brawijaya
PPPPTK
Matematika

Sosial (Ilmu
Komunikasi)
Pendidikan
Matematika

24

URAIAN TUGAS
Ketua Peneliti
merancang dan
mengkoordinasikan
persiapan, pelaksanaan
dan pelaporan penelitian
Bidang Komunikasi (Juru
Bicara Tim)
Bendahara Tim

Lampiran E. BIODATA KETUA/ANGGOTA PENELITI
A. Identitas Diri
1.

Nama Lengkap (dengan
gelar)
2. Jenis Kelamin
3. Tempat dan Tanggal Lahir
4. NIP/NIK/KTP
5. Asal Institusi
6. Alamat Institusi
7. Jabatan
8. E-mail
9. Nomor Telp/HP
B. Riwayat Pendidikan

A.Budiyanto, S.Pd
Laki-laki
Wonosobo, 12 Februari 1992
3307151202920004
SDIT Salsabila Al Muthi’in
Jln. Cendrawasih, Maguwo, Banguntapan, Bantul
Guru Kelas IVB
a.budiyanto92@yahoo.com
085747929976

S-1
Nama PT
Universitas Negeri Yogyakarta
Bidang Ilmu
Kependidikan (Pend. Guru SD)
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.

Tahun

1

2015

S-2

S-3

-

-

Judul Penelitian

Peran Guru Dalam Mengembangkan Kepedulian Sosial
Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Dasar
2
2015
Hubungan Pemahaman Wawasan Nusantara dengan Sikap
Bela Negara Peserta Didik Kelas 4 Sekolah Dasar di Kota
Yogyakarta
D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir
No.
1.

Judul Artikel Ilmiah

Nama Jurnal

Sumber
Pendanaan
Mandiri
Mandiri

Volume/Nomor/Tahun

Hubungan Pemahaman Wawasan
Jurnal Pendidikan Edisi 7 Tahun ke IV
Nusantara dengan Sikap Bela Negara
Guru Sekolah
April 2015
Peserta Didik Kelas 4 Sekolah Dasar di Dasar
Kota Yogyakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan

secara

hukum.

Apabila

dikemudian

hari

ternyata

dijumpai

ketidaksesuaian dengan keyataan, saya menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan kompetisi proposal penelitian Jurnal Integritas.
Yogyakarta, 26 Oktober 2017
Ketua Peneliti

25

A.Budiyanto, S.Pd
BIODATA ANGGOTA PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Gisela Luigi Septiana, S.I.Kom
2. Jenis Kelamin
Perempuan
3. Tempat dan Tanggal Lahir
Luwuk, 10 September 1993
4. NIP/NIK/KTP
3573015009930002
5. Asal Institusi
Brawijaya
6. Alamat Institusi
Jl. Veteran Malang
7. Jabatan
8. E-mail
Giselaluigis@gmail.com
9. Nomor Telp/HP
081333192315
B. Riwayat Pendidikan
S-1
S-2
Nama PT
Universitas Brawijaya
Bidang Ilmu
Ilmu Komunikasi
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
1

Tahun

Judul Penelitian

Sumber Pendanaan

2015-2016

Press release sebagai strategi image restoration
Air Asia pasca kecelakaan QZ 8501 (Studi
analisis isi kuantitatif pada press release Air
Asia)
2
2016-2017 TerroDet: Sistem Pendeteksi Serangan
Terorisme di Indonesia menggunakan metode
Naïve Bayes
D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir
No.

Judul Artikel Ilmiah

S-3
-

Nama Jurnal

Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Brawijaya
Ongoing

Volume/Nomor/Tahun

1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan

secara

hukum.

Apabila

dikemudian

hari

ternyata

dijumpai

ketidaksesuaian dengan keyataan, saya menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan kompetisi proposal penelitian Jurnal Integritas.
Yogyakarta, 26 Oktober 2017
Anggota Peneliti

26

Gisela Luigi Septiana
BIODATA ANGGOTA PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan
gelar)
2. Jenis Kelamin
3. Tempat dan Tanggal Lahir
4. NIP/NIK/KTP
5. Asal Institusi
6. Alamat Institusi

Ika Tri Munawaroh, S.Pd
Perempuan
Ponorogo, 13 Juni 1992
35021653069200002
PPPPTK Matematika
Jl. Kaliurang KM 6,5 Condong Catur, Sleman,
Yogyakarta
Pegawai Lepas
Ikatri.munawaroh@gmail.com
087751885290

7. Jabatan
8. E-mail
9. Nomor Telp/HP
B. Riwayat Pendidikan

S-1
Nama PT
Universitas Muhammadiyah
Ponorogo
Bidang Ilmu
Pendidikan Matematika
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
1

Tahun

S-2

S-3

-

-

-

-

Judul Penelitian

2013 s.d 2014

Metode Pelabelan Super Simpul Ajaib Pada
Graph Siklis
2
2014 s.d 2015 Algoritma Pelabelan Super Simpul Ajaib Pada
Graph Siklis
D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir
No.
1.

Judul Artikel Ilmiah
-

Nama Jurnal
-

Sumber
Pendanaan
Mandiri
Dosen
Pembimbing

Volume/Nomor/Tahun
-

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan

secara

hukum.

Apabila

dikemudian

hari

ternyata

dijumpai

ketidaksesuaian dengan keyataan, saya menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan kompetisi proposal penelitian Jurnal Integritas.
Yogyakarta, 26 Oktober 2017
Anggota Peneliti
Ika Tri Munawaroh, S.Pd
27

28

Lampiran F.
SURAT PERNYATAAN KOMITMEN
Yang bertandatangan di bawah ini :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Lengkap
: A.Budiyanto, S.Pd
NIP/NIK/KTP
: 3307151202920004
Asal Institusi
: SDIT Salsabila Al Muthi’in
Jabatan
: Guru Kelas IVB
Nomor Telp/HP
: 085747929976
Alamat Surel/E-mail
: a.budiyanto92@yahoo.com
Dengan ini menyatakan bahwa proposal saya dengan judul Pengaruh Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual Terhadap Pendidikan

Anti-Korupsi Siswa Kelas VII SMP N 1

Yogyakarta yang diusulkan untuk Kompetisi Proposal Penelitian Jurnal Integritas untuk tahun
2018 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataaan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penugasan yang sudah diterima ke Kas Negara.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbeanarnya.
Yogyakarta, 26 Oktober 2017
Yang membuat Pernyataan,

A.Budiyanto, S.Pd

29