HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Ta

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Efek obat antidiabetik oral terhadap
kadar gula darah mencit
KELOMPOK PERLAKUAN AWAL
30’
60’
1 & 6 METFORMIN 124 106 108 159 138 133 164 186 210 Rata-rata 112.67 143,3 186,67 2 & 7
GLIBENKLAMID 169 103 111 197 199 181 128 150 79 Rata-rata 127,67 192,3 119 3 & 8 AKARBOSE
150 138 163 164 224 167 157 236 141 Rata-rata 150,3 185 178 4 GLUCOVANCE
®
83 64 19 224 181 194 158 138 116 Rata-rata 55,3 199,67 137,3 5 NaCMC 39 33 192 196 322 157 207
339 152 Rata-rata 88 225 232,67
Grafik 1.
Efek obat antidiabetik oral terhadap kadar gula darah mencit
Diabetes tipe I adalah diabetes yang disebabkan karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sama
sekali. Penderita diabetes tipe I harus mendapatkan suntikan insulin atau dikenal dengan istilah Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Penyebab diabetes mellitus tipe I adalah infeksi virus atau reaksi
autoimun (rusaknya sistem kekebalan tubuh). Auto-imun yang rusak tersebut
menyerang sel β pankreas secara menyeluruh. Sel β pankreas berfungsi un
tuk memproduksi
insulin, oleh karenanya bila sel β pankreas
rusak, maka tidak tersedia lagi insulin bagi tubuh untuk mengatur kadar gula dalam darah. Diabetes tipe II

adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan
istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Seluruh penderita diabetes mellitus, jumlah
penderita diabetes mellitus tipe II adalah yang paling banyak yaitu 90

99 %.. Pada diabetes mellitus tipe II, insulin masih diproduksi namun insulin tidak dapat bekerja secara
adekuat (retensi insulin). Diabetes tipe II tidak mutlak memerlukan suntikan insulin seperti penderita
penderita diabetes tipe I. Obat yang diberikan pada penderita diabetes mellitus tipe II adalah obat untuk
memperbaiki kerja insulin dan obat
untuk memperbaiki fungsi sel β pankreas dalam
memproduksi insulin. Dalam diagnosis DM juga dikenal T
es Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT).
TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus untuk diminum.
Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa
kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah meningkat tetapi
belum mencapai parameter untuk didiagnosis sebagai DM (10). Proses pengkondisian mencit menjadi
DM digunakan 2 jenis obat yaitu alloxan dan streptozotocin. Pengkondisian mencit menjadi dalam
keadaan DM tipe 2 dilakukan teknik injeksi
alloxan
dengan dosis 70 mg/kg berat badan secara intravena. Sedangkan untuk obat streptozotocin digunakan

dosis 55 mg/kg berat badan mencit yang diberikan secara intra peritonial. Adapun mekanisme kerja dari
Alloxan
yaitu secara selektif menghambat sekresi insulin yang diinduksi oleh glukosa melalui penghambatan
khusus oleh sensor glukosa di
dalam sel β pankreas (glukokinase). Efek
lainnya yaitu menginduksi diabetes dengan cara

050100150200250a
w
a
tforminglibenklamidakarboseglucovance

l

3

0

'


6

0

'

me

menginduksi pembentukkan ROS (
Reactive Oxygen Species
), sehingga meningkatkan stres oksidatif di dalam sel yang menyebabkan rusaknya DNA sampai nekrosis
selsel β
pankreas. Kedua proses ini dapat terjadi karena
alloxan
merupakan senyawa kimia yang tidak stabil dengan bentuk molekul yang serupa glukosa.
Alloxan
dan glukosa memiliki sifat yang sama yaitu hidrofilik dan tidak mampu melewati
lipid bilayer
pada membran plasma. Secara struktural,
alloxan

serupa dengan glukosa sehingga mampu berikatan dengan GLUT-2 di
membran plasma sel β pankreas dan akan
dibawa menuju sitosol. Oleh karena itu,
alloxan
mampu masuk ke dalam sel β dalam jumlah
yang tidak terbatas (Lenzen, 2007). Sedangkan streptozotocin merupakan analog dari glukosa toksis yang
terakumulasi dalam sel beta pankreas melalui transporter glukosa GLUT2. Streptozotocin menghambat
sekresi insulin, streptozotocin merupakan nitrosourea di mana N-metil-N-nitrosourea (MNU) bagian
terkait pada karbon-2 dari heksosa. Kerja streptozotocin dan senyawa kimia yang berkaitan alkilasi
membutuhkan serapan ke dalam sel Pada percobaan ini dilakukan pengamatan untuk melihat perubahan
kadar glukosa pada mencit yang diukur dengan menggunakan alat glukometer, dimana kadar gula glukosa
yang diukur adalah kadar glukosa awal dan kadar glukosa 30 menit dan 60 menit setelah penginduksian
glukosa 10% secara intraperitonial. Sedangkan obat- obat yang diberikan pada mencit terbagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok negative (NaCMC) dan kelompok perlakuan (
Gibenklamid, Metformin, Akarbose dan Glucovance) yang diberikan
secara per oral. Adapun dosis yang diberikan sebesar 0,1ml/ 10 mg berat badan mencit. Hasil yang
didapatkan kemudian dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
didapatkan hasil yaitu Untuk Obat metformin menaikkan kadar glukosa darah awal sebesar 27% dan
akhir 30,25% dengan demikian obat metformin tidak memberikan efek farmakodinamik pada mencit
karena glukosa darah mencit tetap naik. Metformin merupakan obat golongan biguanid yang memiliki

waktu paruh sekitar dua jam Metformin oral akan mengalami absorpsi di intestine , dalam darah tidak
terikat dengan protein plasma, ekskresinya melalui urin dalam keadaan utuh. Mekanisme kerja metformin
yaitu menurunkan produksi gula dihepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose
terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase).
Sedangkan untuk obat Glibenklamid menaikkan glukosa darah awal sebesar 50,67% dan menurunkan
kadar glukosa akhir sebesar 38.118%. Hal ini membuktikan glibenklamid dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada menit ke enam puluh. Glibenklamid merupakan obat golongan sulfonylurea generasi
kedua yang memiliki potensi hipoglikemik 200x lebih kuat dari tolbutamid. Mekanisme kerja yaitu
merangsang sekresi insulin dari granul sel

sel beta langerhans pancreas. Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada
membrane sel-sel beta yang menimbulkan depolarisasi membrane dan keadaan ini membuka kanal Ca

Untuk Obat akarbose menaikkan kadar glukosa darah awal sebesar 23,08% dan menurunkan kadar
glukosa akhir 3,78%. Hal ini membuktikan akarbose cukup memberikan efek farmakodinamik pada
mencit walaupun tidak secara signifikan. Acarbose bekerja sebagai inh
ibitor bagi enzim α
-glucosidase. Fungsi dari
enzim α
-glucosidase adalah sebagai pengurai karbohidrat dan gula lainnya menjadi glukosa yang kemudian dapat

diserap oleh usus halus.
Enzim α
-glucosidase berada di usus halus, setelah pancreatic alpha-amylase melakukan penguraian terhadap gula
yang dicerna menjadi
oligosakarida di lumen usus halus. Enzim α
-glucosidase kemudian mengubah oligosakarida tersebut menjadi glukosa dan monosakarida lainnya.
Acarbose sendiri merupakan oligosakarida buatan manusia yang bersifat kompetitif inhibitor yang
menghambat kerja
enzim α
-glucosidase. Penghambatan enzim ini menyebabkan perlambatan pencernaan senyawa karbohidrat. Pada
percobaan ini mencit dipuasakan terlebih dahulu sebelum dilakukan perlakuan sehingga kadar karbohidrat
yang akan diurai oleh enzim α
-glucosidase sangat sedikit sehingga dalam hal ini efek farmakodinamik dari akarbose dalam antidiabetik
tidak terlalu berefek. Untuk Obat Glucovance menaikkan kadar glukosa awal sebesar 261,06% den
menurunkan kadar glukosa akhir sebesar 31,23%. Hal ini membuktikan glucovance dapat memberikan
efek farmakodinamik secara signifikan.Glucovance adalah obat kombinasi yang mengandung glyburide
(sulfonilurea generasi 2) dan metformin HCl (biguanid) dengan perbandingan dosis 1 : 200 untuk dosis
awal. kombinasi dua macam Obat antidiabetik yang mempunyai mekanisme kerja berbeda memberikan
efek sinergis dan hasil kontrol glikemik yang lebih baik dibanding dengan monoterapi. Pemberian
glucovance menyebabkan HbA1c menurun secara bermakna dibanding dengan monoterapi metformin.

Pemeriksaan HbA1c yang normal mencerminkan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam postprandial
dalam batas-batas normal Sedangkan untuk NaCMC meningkatkan kadar glukosa darah awal maupun
akhir. NaCMC merupakan senyawa inert yang bertindak sebagai kontrol dalam percobaan ini sehingga
dapat menaikkan darah secara normal pada mencit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mycek, Mary J dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta : Widya Medika 2. Staff
Departement Farmakologi dan Teraupetik. 2007.
Farmakologi dan Terapi
. Jakarta : Departement Farmakologi dan Teraupetik UI. 3. Katzung, B.G. 2002.
Farmakologi Dasar dan Klinik
edisi 8 buku 2. Penerbit Salemba Medika : Jakarta. 4. UKPDS Group.
Glycemic Control with Diet, Sulfonylurea, Metformin, or Insulin In Patients With Type 2 Diabetes
Mellitus
(UKPDS 49). JAMA 1999;281:2005-2012. 5. Glucovance. Setting New Standards In Control.
Glucovance R workshop Merck Lipha s.a France. 2001. 6. Alarcon-Aguilar,F.J., Roman-Ramos, R.,
Flores-Saenz, J.L., Aguirre-Garcia, F., 2002. Investigation on the Hypoglycaemic Effects of Extracts of
Four Mexican Medicinal Plants in Normal and Alloxan-diabetic Mice. Phytotherapy Research 16, 383

386. 7. Niedzielski,K.2002. Effect of Coccinea indica on blood glucose levels in alloxan-induced diabetic
mice. Journal of Biology cell Research ,3, 60-65. 8. Ptak, W., Klimek, M., Bryniarski, K., Ptak, N. &

Majcher, P. 1998. Macrophage function in alloxan diabetic mice : Expression of adhesion molecules,

generation of monokines and oxygen and NO radicals. Clin ExpImmunol,114,13-18. 9. Suharmiati. 2005.
Pengujian bioaktivitas anti DM tanaman obat. Cermin dunia Kedokteran,140, 8-13. 10. Regina. 2012.
Gejala Diabetes Melitus. Available from : http:// www.diabetesmelitus.org/gejala-diabetes-melitus/