PENGARUH BUDAYA ORGANISASI KOMPENSASI DA

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

9 Pages

ISSN 2302-0199
pp. 85- 93

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMPENSASI DAN
PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA
PERAWAT SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA
PERAWAT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT JIWA ACEH
1)

Surya Darma Putra1, Said Musnadi2, M. Shabri Abd. Majid 3

Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala


Abstract The purpose of this study was to determine : (1) simultaneously or partially influence
organizational culture, compensation and career development to job satisfaction of psychiatric
hospital nurses Aceh : (2) simultaneously and partially influence organizational culture,
compensation and career development of the performance psychiatric hospital nurses Aceh (3)
the effect of job satisfaction on the performance of a mental hospital nurses Aceh and (4) the
effect of the influence of organizational culture, compensation and career development of the
nurse 's performance either partially or simultaneously through job satisfaction of nurses Aceh
mental hospital. Location peneiitian is done in Aceh mental hospital. Based on the results of
this study concluded that organizational culture, compensation and career development
simultaneously or partially affect the job satisfaction of psychiatric hospital nurses Aceh. The
results of this experiment indicate that organizational culture, compensation and career
development either simultaneously or partially affect the performance of a mental hospital
nurses Aceh. Job satisfaction also affects the performance of a mental hospital nurses Aceh.
This proves that high job satisfaction of nurses able to improve the performance of a mental
hospital nursing personnel Aceh and organizational culture, compensation and career
development through an effect on the performance of nurse job satisfaction. This indirectly
indicates that these three variables can also affect the performance improvement Aceh mental
hospital nurses. The implications of this study demonstrate that organizational culture,
compensation and career development influential impact on job satisfaction and performance
Aceh mental hospital nurses.


Keywords Organizational Culture, Compensation, Career Development, Satisfaction and
Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh secara simultan maupun parsial
budaya organisasi, kompensasi dan pengembangan karir terhadap kepuasan kerja perawat BLUD
RSJA: (2) pengaruh secara simultan maupun parsial budaya organisasi, kompensasi dan pengembangan
karir terhadap kinerja perawat BLUD RSJA (3) pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja perawat
BLUD RSJA dan (4) pengaruh pengaruh budaya organisasi, kompensasi dan pengembangan karir
terhadap kinerja perawat baik secara parsial maupun simultan melalui kepuasan kerja perawat BLUD
RSJA. Lokasi peneIitian ini dilakukan pada BLUD RSJA. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa budaya organisasi, kompensasi dan pengembangan karir secara simultan maupun
parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat BLUD RSJA. Hasil penelitian ini juga
membuktikan bahwa budaya organisasi, kompensasi dan pengembangan karir baik secara simultan
maupun secara secara parsial berpengaruh terhadap kinerja perawat BLUD RSJA. Kepuasan kerja juga
berpengaruh terhadap kinerja perawat BLUD RSJA. Ini membuktikan bahwa kepuasan kerja yang
tinggi dari perawat mampu meningkatkan kinerja personil perawat BLUD RSJA serta Budaya
organisasi, kompensasi dan pengembangan karir berpengaruh terhadap kinerja perawat melalui
kepuasan kerja. Ini mengindikasikan bahwa secara tidak langsung ketiga variabel tersebut juga dapat
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perawat BLUD RSJA. Implikasi penelitian ini membuktikan

bahwa budaya organisasi, kompensasi dan pengembangan karir berpangaruh terhadap kepuasan kerja
dan berdampak kinerja perawat BLUD RSJA.
Kata kunci :

85 -

Budaya Organisasi, Kompensasi, Pengembangan Karir, Kepuasan dan Kinerja

Volume 3, No. 2, Mei 2014

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
PENDAHULUAN

yang membutuhkan. Banyak faktor yang dapat

adalah masih rendahnya pencapaian target

langsung


Fenomena kinerja organisasi RSJA

rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kepada pasien jiwa di seluruh Aceh, dimana
semua unsur pelayanan kesehatan jiwa tersebut

seluruhnya berhubungan dengan pelayanan

yang diberikan oleh perawat dan juga oleh
tenaga medis lain. Seluruh pasien jiwa di Aceh

seluruhnya mendapatkan program Jaminan

Kesehatan Aceh (JKA) dimana tujuan dari
pelayanan rumah sakit jiwa ini adalah :
1. Meningkatkan

kualitas

dan


sumber daya manusia

mempengaruhi kinerja perawat baik secara
maupun

diantaranya

secara

adalah:

tidak

langsung,

motivasi

perawat,


kepemimpinan yang diterapkan di BLUD RSJA
lingkungan kerja yang nyaman, insentif yang
sesuai, budaya organisasi yang ada di BLUD

RSJA, komunikasi antara perawat, dan maupun
kepuasan kerja perawat. Semua faktor itu
berpengaruh, ada yang dominan ada juga yang

tidak dalam meningkatkan kinerja baik secara
perorangan maupun secara organisasi.

kuantitas

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab perawat berkenaan dengan

2. Meningkatkan kualitas sistem pengelolaan

budaya organisasi antara lain dapat dilihat dari


3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

kedisiplinan, kepatuhan pada norma atau aturan,

4. Meningkatkan berbagai upaya kesehatan

harmonis dengan semua tingkatan, peningkatan

menghilangkan stigma dalam masyarakat

tingkat kemangkiran dan keluhan. Jika semua

berbagai sumber daya

peningkatan

jiwa kepada masyarakat

terjadinya komunikasi dan hubungan yang


jiwa

kepada

masyarakat

terhadap gangguan jiwa.
Sedangkan

sasaran

dan

pelayanan

kesehatan jiwa adalah seluruh masyarakat di
Aceh

terutama


kelompok-kelompok

yang

partisipasi

tanggung

dan

jawab,

kepedulian,

peningkatan

berkurangnya

hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik

maka kinerja karyawan akan meningkat.

Sedangkan faktor kompensasi juga

merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja

berisiko tinggi mengalami gangguan jiwa, yang

perawat dalam rangka membantu masyarakat

layanan

dengan

kompensasi yang makin baik akan mendorong

Dalam rangka menciptakan kinerja

produktif. Menurut Peraturan Pemerintah No.


yang akan ditemui oleh setiap individu didalam

Pegawai Negeri Sipil yang merupakan gaji

sehingga hasil kerja mereka dapat diterima

pendapatan

dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan

yang

kemampuan sumber daya yang tersedia.

karyawan untuk bekerja dengan makin baik dan

kesehatan

jiwa

sesuai

membutuhkan

bantuan.

Pemberian

perawat pada RSJA, tentu banyak hambatan

15 Tahun 2012 tentang gaji (kompensasi) bagi

organisasi untuk bisa bekerja dengan baik

pokok

dengan baik oleh pihak RSJA dan masyarakat

peraturan pemerintah untuk golongan I/a

tidak

termasuk

lain sesuai

tunjangan

dengan

atau

ketentuan

Volume 3, No. 2, Mei 2014

- 86

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dengan masa kerja 1 tahun mendapatkan gaji

misalnya standar, target/sasaran atau kriteria

sedangkan gaji tertinggi berdasarkan peraturan

disepakati bersama. Oleh karena itu prestasi

setiap

bulannya

sebesar

Rp.

1.260.000,

pemerintah tersebut untuk golongan IV/e untuk
masa kerja 1 tahun mendapatkan gaji sebesar
Rp. 2.875.200,-.

Fenomena yang muncul saat ini adalah

bahwa kinerja perawat RSJA masih relatif kurang
memuaskan, hal ini dapat dilihat dari masih adanya

yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

kerja umumnya menyangkut dengan pekerjaan
atau

macam

mengerjakan

pekerjaan

pekerjaan

manusia

tersebut

yang

dan

kemampuan/ketrampilan serta lingkungan dari
pada pekerjaan tersebut.

perawat yang terlambat datang ke tempat kerja dan

Kepuasan Kerja

Kemudian masih adanya perawat yang terlambat

apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek

adanya perawat yang bersikap pasif dan mulai tidak

aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan

meninggalkan ruang perawatan sebelum waktunya.

untuk ikut apel pagi maupun siang, serta masih

peduli terhadap tugas dan kewajibannya dalam
memberikan perawatan kepada pasien jiwa.

Berdasarkan hal diatas tentu kinerja perawat dalam

menjalankan kewajibannya menjadi kurang optimal.
KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kinerja

Hasibuan

(2006:6)

mengemukakan

dicapai seorang dalam melaksanakan tugasyang

dibebankan

kepadanya

yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu. Dengan kata lain
bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang
diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan.

Robbins (2007 : 212), mendefinisikan

prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja

seseorang karyawan selama periode tertentu

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
87 -

dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspekmerasa tidak puas.

Seiring dengan perkembangan tekhnologi

yang berkembang sangat pesat, dimana segala
macam peralatan kerja telah diciptakan oleh
manusia

untuk

mempermudah

bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang
tugas

Pegawai akan merasa puas dalam bekerja

Volume 3, No. 2, Mei 2014

mempercepat

pekerjaan

untuk

dan

dapat

menghasilkan produk yang lebih berkualitas,
tetapi sumber daya manusia tetap memegang

peranan penting karena sekalipun peralatan

tersebut sangat modern, namun peralatan
tersebut tetap tidak akan berjalan dan bahkan
hanya merupakan benda mati dan dapat pula

rusak apabila manusianya tidak mempunyai
kemampuan

atau

mengoperasikannya.

tidak

cermat

Pada dasarnya kepuasan kerja bersifat

individual, setiap individu akan memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya.

Hal ini ada karena perbedaan masing-masing
individu tersebut, semakin banyak aspek dalam

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pekerjaan

yang

sesuai

dengan

keinginan

individu tersebut, semakin tinggi pula tingkat

kepuasan yang diperoleh, dan akan memperoleh
tingkat kepuasan yang rendah jika terjadi
sebaliknya.

Karyawan melewatkan sebagian besar

waktunya untuk bekerja dan bagian dari
hidupnya ini harus dibuat sedemikian rupa
sehingga

menyenangkan

dan

memuaskan.

Kepuasan kerja juga merupakan perasaan
seseorang terhadap pekerjaan yang ditekuninya.

Jadi kepuasan kerja itu sendiri berkaitan antara
harapan karyawan dan apa yang diperoleh dari
pekerjaan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, berarti

asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, atau

dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu
dengan

mengatasi

maksud
atau

agar

organisasi

menanggulangi

belajar

masalah-

masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal

dan integrasi internal yang sudah berjalan
dengan cukup baik, sehingga, perlu diajarkan

kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang

benar untuk memahami, memikirkan dan
merasakan berkenaan dengan masalah-masalah

tersebut. Jones (2000:158) menjelaskan bahwa
budaya organisasi ialah suatu bentuk acuan
interaksi para anggota organisasi dan bentuk
acuan interaksi dengan pihak luar.

kepuasan kerja mengandung arti yang sangat

Kompensasi

perusahaan serta bagi masyarakat secara umum.

diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk

yang bernilai positif dalam lingkungan kerja

merupakan salah satu hal yang sangat penting

penting,

baik

dari

sisi

pekerja

maupun

Oleh karena itu, maka menciptakan keadaan
suatu perusahaan mutlak merupakan kewajiban
dari setiap jajaran pimpinan perusahaan yang
bersangkutan.

Budaya Organisasi

Budaya organisasi dapat digambarkan

secara khas kaitannya dengan cara orang-orang
berpikir, yang mengarahkan kepada bagaimana
mereka

bertindak.

Sebagaimana

yang

diungkapkan oleh para ahli, Schein (2005:77)
bahwa, Culture manifests in terms of behavior

and espoused values that the essence of culture
lies in the set of underlying assumptions .
Peter

Sedangkan budaya organisasi menurut
dan

Watermen

(2006:41),

Budaya

organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-

Kompensasi

adalah

mereka.

Kompensasi

kerja

sesuatu

yang

yang

baik

bagi organisasi maupun karyawan. Apabila

kompensasi diberikan secara benar dan teratur
maka komitmen karyawan untuk bekerja secara
lebih baik agar tercapai sasaran atau tujuan

organisasi. Apabila kompensasi yang diberikan
oleh organisasi kepada pegawai tidak sesuai
atau tidak memadai, maka akan mengakibatkan

turunnya prestasi kerja. Sehubungan dengan itu,
di dalam beberapa literatur kompensasi sering
diistilahkan dengan upah.

Menurut Griffin (2004:432), kompensasi

(compensation) adalah remunerasi finansial

yang

diberikan

oleh

organisasi

kepada

karyawannya sebagai imbalan atas pekerjaan
mereka.

Para

pegawai

yang

Volume 3, No. 2, Mei 2014

telah

- 88

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
mendedikasikan dirinya pada pekerjaan dalam

organisasi mendapatkan balas jasa berupa
kompensasi yang diberikan secara finansial
maupun non finansial.

Kemudian Rivai dan Sagala (2009 : 741),

juga memberikan definisi tentang kompensasi
yaitu

merupakan

sesuatu

yang

diterima

karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa
mereka

pada

perusahaan.

Pemberian

kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan

MSDM yang berhubungan dengan semua jenis

pemberian penghargaan individual sebagai
pertukaran

keorganisasian.

dalam

melakukan

tugas

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada BLUD

RSJA. Objek penelitian ini adalah para seluruh
perawat pada BLUD RSJA
Populasi dan Sampel

Populasi populasi adalah seluruh perawat

pada BLUD RSJA yang berjumlah 137 orang
perawat, pengambilan sampel dilakukan secara
sensus.

Operasional Variabel



Suatu karir mencerminkan perkembangan

para anggota organisasi (karyawan) secara
dalam

kepercayaan

dan

mengarahkan

perilaku

nilai-nilai

jenjang

jabatan

atau



orang-orang pada masing-masing peranan atau



Menurut Hani Handoko (2004) suatu karir

keluarganya

Pengembangan

karir

(X3),



selama bekerja

Kepuasan Kerja (Y), Keadaan emosional

adalah: semua pekerjaan (atau jabatan) yang

yang

kerja

memandang pekerjaan mereka.

menunjukkan

perkembangan para karyawan secara individual

menyenangkan

menyenangkan

dipunyai (atau dipegang) selama kehidupan
Karir

Penetapan

jabatan atau pekerjaan yang akan dipegang

status mereka. Karir pada dasarnya merupakan

istilah teknis dalam admimistrasi personalia.

Kompensasi (X2), Imbalan atau balas jasa
mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan

kerja dalam organisasi yang bersangkutan.
Dengan demikian, suatu karir menunjukkan

organisasi.

anggota-anggota

yang diterima oleh pegawai untuk dapat

kepangkatan yang dapat dicapai selama masa

seseorang.

yang

berkembang dalam suatu organisasi dan

Pengembangan Karir

individu

Budaya organisasi (X1), Sistem penyebaran



dengan

atau

mana

tidak

pegawai

Kinerja Perawat (Z), Prestasi kerja/hasil

dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang

kerja secara kualitas dan kuantitas yang

organisasi.

dalam

dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu

dicapai oleh seseorang karyawan/pegawai
melaksanakan

Volume 3, No. 2, Mei 2014

sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.

89 -

tugasnya

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Tabel 1.Karakteristik Responden

Peralatan Analisis Data

Peralatan analisis data yang digunakan

untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian

adalah analisis jalur (path analysis). Asumsi-

asumsi standar yang harus dipenuhi sebelum

No.

Uraian

1.

Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
Usia responden:
< 20 tahun
20 - 29 tahun
30 - 39 tahun
40 - 49 tahun
50 tahun
Status perkawinan
Kawin
Belum Menikah
Janda/ Duda
Pendidikan terakhir
SMA
Diploma III
Sarjana
Pascasarjana
Pendapatan
< Rp. 1.500.000,1.500.000 - 1.999.999,Rp. 2.000.000-2.499.999,Rp. 2.500.000-2.999.999,Rp. 3.000.000-3.499.999,Rp. 3.500.000,-

2.

membangun model path analysis antara lain:

(1) berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah;

3.

normal; (5) tidak ada multikolinieriti; dan (6)

4.

(3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi
semua variable terukur, minimal dalam skala
interval.

5.

Model jalur sesuai dengan kerangka

pemikiran yang telah dijelaskan sebagai berikut
ini:

rX3X1

PYX1

PzX1

PzX2

X2

rX3X2

PYX2
PYX3

PzY

Y

Z

81
56

59,1
40,9

17
26
57
35
2

12,4
19,0
41,6
25,5
1,5

82
49
6

59,9
35,8
4,4

53
35
49
0

38,7
25,5
35,8
0,0

22
42
51
17
2
3

16,1
30,7
37,2
12,4
1,5
2,2

1

2

Gambar 3.1. Diagram Jalur
HASIL PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian

ini meliputi jenis kelamin dari para responden,
tingkat usia responden, pendidikan terakhir

responden, dan status perkawinan dari para

100.0

Pengaruh Kompensasi, Penempatan dan
Rotasi pekerjaan Terhadap Motivasi kerja
Pada Kantor Pusat Administrasi Universitas
Syiah Kuala
Hasil

PzX3

X3

responden.

Persen

137
Jumlah
Sumber : Data Primer, 2013 (diolah)

X1
rX2X1

Frek

penelitian

secara

simultan

(bersama-sama) variabel budaya organisasi dan
kompensasi

serta

pengembangan

karir

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

perawat BLUD RSJA. Hal ini ditandai oleh
nilai Fhitung > Ftabel (72,174 > 2.672) pada tingkat

signifikansi 0.0001.

Pengaruh Parsial Budaya Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja
Budaya organisasi mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan Kerja perawat BLUD RSJA
dengan nilai koefisien sebesar 0,486, artinya

setiap perubahan terhadap variabel budaya
organisasi

sebesar

100%,

maka

akan

meningkatkan kepuasan kerja sebanyak 48,6%
Volume 3, No. 2, Mei 2014

- 90

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pada satuan skala likert.
Pengaruh Parsial Kompensasi Terhadap
Kepuasan Kerja
RSJA

Kompensasi yang diberikan oleh BLUD
mempunyai

pengaruh

terhadap

peningkatan kepuasan kerja perawat dengan
diperoleh nilai koefisien sebesar 0,290 artinya

setiap perubahan terhadap variabel kompensasi
sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan

kepuasan kerja sebanyak 29,0% pada satuan
skala likert.

Pengaruh
Parsial
Pengembangan
KarirTerhadap Kepuasan Kerja
Hasil

penelitian

pengembangan

karir

terhadap

pada

BLUD

variabel

RSJA

mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
kepuasan kerja perawat. Besarnya pengaruh

dapat dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,347
artinya setiap perubahan terhadap variabel

pengembangan karir sebanyak 100 persen,
maka akan meningkatkan kepuasan kerja
sebanyak 34,7% pada satuan skala likert.

Pengaruh Budaya Organisasi, Kompensasi
dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja
Perawat Pada BLUD RSJA
Pengaruh
Secara
Simultan
Budaya
Organisasi, Kompensasi dan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Perawat BLUD
RSJA
Hasil penelitian secara simultan variabel

budaya

organisasi

dan

kompensasi

serta

pengembangan karir berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perawat BLUD RSJA. Hal ini

ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (47,394 >

2.672) pada tingkat signifikansi 0.0001.
91 -

Volume 3, No. 2, Mei 2014

Pengaruh Budaya
Kinerja Perawat
Hasil

organisasi

Organisasi

penelitian

mempunyai

variabel

pengaruh

Terhadap
budaya

terhadap

peningkatan kinerja perawat BLUD RSJA
diperoleh nilai koefisien sebesar 0,461, artinya

setiap perubahan terhadap variabel budaya
organisasi sebanyak 100 persen, maka akan

meningkatkan kinerja perawat sebanyak 46,1%
pada satuan skala likert.

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
Perawat
Hasil penelitian terhadap variabel
kompensasi yang diberikan oleh organisasi
mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat

BLUD RSJA dengan diperoleh nilai koefisien
sebesar 0,243 artinya setiap perubahan terhadap

variabel kompensasi sebanyak 100 persen,
maka akan meningkatkan kinerja perawat
sebanyak 24,3% pada satuan skala likert.

Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap
Kinerja Perawat
Hasil
penelitian
terhadap
variabel
pengembangan karir yang dilakukan oleh
pimpinan pada BLUD RSJA mempunyai

pengaruh terhadap kinerja perawat BLUD
RSJA dengan diperoleh nilai koefisien sebesar
0,317

artinya

setiap

perubahan

terhadap

variabel pengembangan karir sebanyak 100
persen, maka akan meningkatkan kinerja
perawat sebanyak 31,7% pada satuan skala
likert.

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Pengaruh
Tidak
Langsung
Budaya
Organisasi, Kompensasi dan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Perawat Melalui
Kepuasan Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya
organisasi, kompensasi dan pengembangan
karir

mempunyai

pengaruh

terhadap

peningkatan kinerja perawat BLUD RSJA
melalui kepuasan kerja dengan diperoleh nilai
koefisien

sebesar

0,918

artinya

setiap

perubahan terhadap variabel kinerja perawat
sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan

kinerja perawat sebanyak 91,8% pada satuan
skala likert. Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa budaya organisasi, kompensasi dan

pengembangan karir mempunyai pengaruh

terhadap kinerja perawat melalui kepuasan
kerja perawat.

Adapun struktur pengujian hipotesis

kedua dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
X1

(X
1)

X2

(
X2)

X2

0,486

Y

0,347

0,243

1. Budaya

organisasi,

pengembangan
maupun

parsial

karir

kompensasi
secara

berpengaruh

dan

simultan

terhadap

kepuasan kerja perawat BLUD RSJA. Hal
ini mengindikaskan bahwa faktor budaya
organisasi, kompensasi dan pengembangan
karir

berpengaruh

positif

terhadap

peningkatan kepuasan kerja perawat BLUD
RSJA.

2. Budaya

organisasi,

kompensasi

dan

pengembangan karir baik secara simultan

maupun secara secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja perawat BLUD RSJA. Hal
ini membuktikan bahwa masing-masing
variabel yang diteliti berpengaruh psotif
dalam

meningkatkan

BLUD RSJA.

3. Kepuasan

kerja

kinerja

perawat

berpengaruh

terhadap

membuktikan bahwa kepuasan kerja yang

0,461

0,290

Kesimpulan

kinerja perawat BLUD RSJA, hal ini

e = 0,381



KESIMPULAN DAN SARAN

 

2 = 0,483

tinggi para perawat mampu meningkatkan
kinerja personil perawat BLUD RSJA.

4. Budaya

0,918

kompensasi

dan

pengembangan karir berpengaruh terhadap

Z

(
Y)

organisasi,

kinerja perawat melalui kepuasan kerja. Hal

ini mengindikasikan bahwa secara tidak

0,317

langsung ketiga variabel tersebut juga dapat

berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
Berdasarkan model jalur substruktur 1

dan 2 di atas, maka dapat dituliskan persamaan
jalur analisis sebagai berikut:

Z = PZX1 + PZX2 + PZX3 + PY +

perawat BLUD RSJA.
Saran

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua

variabel mempunyai pengaruh baik secara

2

= 0,461X1 + 0,243X2 + 0,317X3 + 0,918Y +

2

langsung

dan

tidak

langsung

Volume 3, No. 2, Mei 2014

dalam
- 92

Jurnal Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
meningkatkan
kinerja

variabel

kepuasan

perawat,

kerja

sehingga

tersebut

perlu

maupun

keberadaan

dipertahankan

terutama dalam meningkatkan kepuasan
kerja perawat.

2. Budaya

organisasi,

pengembangan

kompensasi

karir

dapat

dan

menjadi

referensi bagi pimpinan dalam pengambilan

kebijaksanaan organisasi berkaitan dengan
peningkatan

kepuasan

kerja

peningkatan kinerja perawat.

3. Budaya

organisasi,

maupun

kompensasi

dan

pengembangan karir menjadi salah satu
faktor yang dapat dijadikan indikator bagi

pimpinan baik secara langsung maupun
tidak

langsung

terhadap

peningkatan

kinerja perawata, sehingga dapat dijadikan
sebagai tolok ukur dalam menilai tingkat
keberhasilan

meningkatkan

organisasi

dalam

pelayanan

masyarakat.

kepada

4. Hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi BLUD RSJA,

berkaitan dengan faktor budaya organisasi,
sistem

pemberian

kompensasi

yang

memadai dan program pengembangan karir
yang dilakukan pimpinan dalam rangka
meningkatkan

kepuasan

kerja

dan

peningkatan kinerja perawat di masa yang
akan datang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Griffin

(2004),
Human
Resources
Management, Allyn & Bacon
Handoko T. Hani (2004). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Badan
93 -

Volume 3, No. 2, Mei 2014

Penerbit Fakultas Ekonomi.
Hasibuan Malayu S.P (2006), Motivasi Dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan .
Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Jones (2000), Budaya Organisasi, Jakarta,
Erlangga.
Rivai,
Veithzal
dan
Sagala
(2009).
Kepemimpinan
dan
Perilaku
Organisasi (Cetakan Pertama). Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P (2007), Perilaku
Organisasi. PT. Indeks Jakarta.
Schein (2005), Budaya Organisasi. Human
Resource Management. Thompson
Learning Asia, Singapore.
Schein
(2005),
Human
Resource
Management. Thompson Learning
Asia, Singapore.