AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN (35)

MA’RIFATUN HASANAH
2014017081
AKUNTANSI / 4A3

AUDIT SIKLUS PENJUALAN
DAN PENAGIHAN
A. Akun-akun dan Pengelompokan Transaksi pada Siklus Penjualan dan
Penagihan
Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi
saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar berdasarkan
standar akuntansi. Ada lima pengelompokan transaksi pada siklus penjualan
dan penagihan, yaitu:
1. Sales (cash and sales on account)
2. Cash receipts
3. Sales return and allowances
4. Write-off of uncollectible accounts
5. Estimate of bad debt expense
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Hubungannya dengan Dokumen dan Catatan
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang
dibutuhkan untuk transfer kepemilikan barang dan jasa ke pelanggan setelah
barang dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Hal tersebut dimulai dengan

permintaan seorang pelanggan dan berakhir dengan konversi material atau
jasa ke dalam piutang dan akhirnya kas.
Delapan fungsi tersebut adalah:
1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Permintaan pelanggan terhadap barang mengawali seluruh siklus.
Umumnya, merupakan sebuah penawaran untuk membeli barang dengan
aturan tertentu. Diterimanya pesanan pelanggan seringkali langsung
menimbulkan pesanan penjualan. Dokumen dan catatan yang dibuat
adalah pesanan pelanggan dan pesanan penjualan.
2. Pemberian Kredit
Praktek yang lemah dalam persetujuan kredit seringkali menimbulkan
piutang ragu-ragu berlebih dan piutang yang mungkin tidak tertagih.
Dalam beberapa perusahaan secara otomatis, komputer mengijinkan
proses penjualan berlanjut hanya ketika total pesanan penjualan yang
diterima ditambah saldo pelanggan adalah kurang dari batas kredit dalam
master file.
3. Pengiriman Barang
Fungsi kritis adalah poin pertama dalam siklus dimana perusahaan
menyerahkan aset. Dokumen pengiriman disiapkan pada waktu
pengiriman yang seringkali merupakan salinan daftar muatan kapal

tersebut penting untuk tagihan pengiriman yang tepat bagi pelanggan.

4.

5.

6.

7.

8.

Perusahaan yang memelihara catatan persediaan juga mengupdate
berdasarkan catatan pengiriman.
Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan
Aspek paling penting dari penagihan adalah:
a. Semua pengiriman yang dilakukan harus ditagih (kelengkapan)
b. Tidak ada pengiriman yang ditagihkan lebih dari sekali (keterjadian)
c. Masing-masing ditagih dengan jumlah yang tepat (ketepatan)
Sistem akuntansi menggunakan informasi penagihan pelanggan untuk

menghasilkan jurnal penjualan, penerimaan kas maupun kredit lain-lain
untuk mempersiapkan accounts receivable trial balance. Dokumen
maupun catatan dalam fungsi ini diantaranya adalah faktur penjualan,
file transaksi penjualan, jurnal penjualan, master file piutang, accounts
receivable trial balance, dan statement bulanan.
Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas termasuk menerima,
menyetor, dan mencatat kas. Hal yang patut menjadi perhatian adalah
adanya kemungkinan pencurian. Penting bahwa semua penerimaan kas
disetor ke bank dengan jumlah yang tepat dan dicatat dalam file transaksi
penerimaan kas. File ini digunakan untuk mempersiapkan jurnal
penerimaan kas dan mengupdate piutang dan master file buku besar
umum. Dokumen maupun catatan dalam proses ini diantaranya
remittance advice, prelisting of cash receipts, file transaksi penerimaan
kas, dan jurnal penerimaan kas.
Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Penyisihan Penjualan
Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering
menerima pengembalian barang atau pemberian pengurangan biaya.
Pengembalian dan penyisihan dicatat pada file transaksi pengembalian
dan penyisihan penjualan juga pada master file piutang. Memo kredit

dikeluarkan untuk pengembalian dan penyisihan untuk membantu
pengendalian dan memfasilitasi pemutakhiran catatan.
Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Tanpa memperhatikan ketekunan departemen kredit, beberapa pelanggan
tidak membayar tagihan mereka. Setelah menentukan jumlah yang tidak
dapat ditagih, perusahaan harus menghapusnya. Biasanya, hal ini terjadi
setelah pelanggan menyatakan bangkrut atau akunnya diserahkan ke
agen penagih. Dokumen maupun catatan misalnya adalah form otorisasi
piutang tidak tertagih dan buku besar umum.
Menetapkan Piutang Tidak Tertagih
Karena perusahaan tidak dapat memperkirakan untuk menagih 100%
penjualan mereka, prinsip akuntansi mensyaratkan untuk mencatat
piutang tidak tertagih dengan jumlah yang mereka perkirakan tidak akan
dapat ditagih. Kebanyakan perusahaan mencatat transaksi ini di akhir tiap
bulan atau tiga bulan.

C. Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif pada
Transaksi Penjualan.
1. Memahami Pengendalian Internal-Penjualan
Menggunakan satu tipe pendekatan untuk penjualan, auditor mempelajari


2.

3.

4.

5.

diagram alir klien, membuat pertanyaan untuk klien menggunakan
kuisioner pengendalian internal,dan menampilkan pengujian menyeluruh
tentang penjualan.
Menilai Risiko Pengendalian Terencana-Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam pemahaman
pengendalian internal untuk menilai risiko pengendalian. Empat langkah
penting dalam penilaian ini:
a. Auditor membutuhkan kerangka kerja untuk menilai risiko
pengendalian
b. Auditor harus menentukan pengendalian internal kunci dan kelemahan
penjualan

c. Setelah menentukan pengendalian dan kelemahan, auditor harus
mengasosiasikannya dengan tujuan
d. Auditor menilai risiko pengendalian setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan kelemahan masing-masing tujuan
Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
Untuk audit perusahaan publik, auditor harus menampilkan pengujian
ekstensif pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahan pada
laporan pengendalian internal selain laporan keuangan. Lingkup pengujian
pengendalian pada perusahaan nonpublik bergantung pada efektifitas
pengendalian dan lingkup dimana auditor percaya dapat mengurangi
risiko pengendalian. Auditor juga harus mempertimbangkan biaya
pengujian pengendalian dibandingkan dengan pengurangan potensial
dalam pengujian substantif. Rendahnya level risiko pengendalian akan
menghasilkan peningkatan pengujian pengendalian dengan meningkatkan
risiko deteksi dan mengurangi jumlah pengujian substantif.
Mendesain Pengujian Pengendalian Penjualan
Untuk masing-masing pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian
pengendalian harus didesain untuk memverifikasi efektifitasnya. Dalam
kebanyakan audit, relatif mudah untuk menentukan sifat pengujian
pengendalian dari sifat pengendaliannya. Misalnya, jika pengendalian

internal adalah untuk menandai pesanan pelanggan setelah kredit mereka
disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa pesanan
pelanggan sebagai inisial yang tepat.
Mendesain Pengujian Substantif Transaksi Penjualan
Dalam menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya
menggunakan beberapa prosedur pada setiap audit tanpa memperhatikan
keadaan, dimana yang lainnya bergantung pada kecukupan pengendalian
dan hasil dari pengujian pengendalian.

D. Retur dan Penyisihan Penjualan
Untuk retur dan penyisihan penjualan, auditor biasanya menekankan
pengujian transaksi tercatat untuk membuka pencurian kas dari penagihan
piutang yang ditutupi oleh retur dan penyisihan penjualan fiktif.
E. Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi Untuk Penerimaan Kas

Pengujian pengendalian penerimaan kas dan prosedur audit pengujian
substantif transaksi dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama dengan
penjualan tetapi tentu saja tujuan spesifik ditetapkan untuk penerimaan kas.
Bagian penting dari tanggung jawab auditor dalam mengaudit penerimaan

kas adalah untuk menentukan kelemahan pengendalian internal yang
meningkatkan potensi fraud. Tipe penggelapan kas yang sangat sulit bagi
auditor deteksi adalah apakah itu terjadi sebelum kas dicatat dalam jurnal
penerimaan kas atau pencatatan kas lainnya, khususnya jika penjualan dan
penerimaan kas dicatat secara serempak.
F. Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tidak Tertagih
Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang tidak
tertagih adalah kemungkinan klien menutupi penggelapan dengan
menghapus piutang yang sudah tertagih. Pengendalian utama untuk
mencegah penipuan ini adalah otorisasi tepat penghapusan piutang tidak
tertagih dengan suatu level manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui
investigasi alasan pelanggan belum membayar.
G. Pengendalian Internal Tambahan terhadap Saldo Akun dan Penyajiannya
Jika pengendalian internal untuk masing-masing kelompok transaksi telah
dilakukan secara efektif dan pengujian substantif transaksi yang
berhubungan mendukung kesimpulan, kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan akan berkurang. Pada siklus penjualan dan penagihan, yang paling
terpengaruh adalah nilai yang dapat direalisir, hak, dan kewajiban. Auditor
umumnya mengatur risiko inheren setinggi nilai yang dapat direalisir.
Idealnya, klien merancang beberapa pengendalian untuk mengurangi piutang

tidak tertagih. Salah satunya adalah persetujuan kredit melalui orang yang
tepat. Dua pengendalian yang lain adalah:
a. Persiapan accounts receivable trial balance secara periodik untuk direviu
dan di-follow-up oleh personel manajemen yang sesuai.
b. Kebijakan penghapusan piutang tidak tertagih ketika sudah tidak lagi
dapat ditagih
H. Pengaruh dari Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantive
Bagian audit yang paling terpengaruh oleh pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah
saldo piutang, kas, beban piutang tidak tertagih dan penyisihan piutang tidak
tertagih. Pada penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian sustantif
transaksi, auditor harus menganalisis masing-masing pengecualian baik audit
publik maupun nonpublik untuk menentukan penyebab dan implikasi dari
pengecualian risiko pengendalian yang ditetapkan, yang mungkin
mempengaruhi risiko deteksi pendukung dan pengujian substantif. Pengaruh
signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah pada konfirmasi
piutang.