Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara Tahun 2016

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Psikologi industri dan secara khusus psikologi kerja hanya dikenal oleh

perusahaan-perusahaan besar, begitu pun baru pada tahap permulaan adanya
sedikit perhatian. Padahal penangan kejiwaan sangat membantu penyesuaian
emosi dan kondisi mental para tenaga kerja terhadap pekerjaan dan lingkungan
kerjanya serta merupakan upaya penting guna mewujudkan harmoni hubungan
industrial. Manusia dalam pekerjaannya bukan robot yang bekerja tanpa perasaan,
fikiran dan kehidupan sosial. Manusia adalah mahluk yang paling kompleks.
Selain itu, manusia mempunyai pikiran dan pertimbangan yang menentukan
sikap, pendirian dan perbuatannya. Hal tersebut menyebabkan pengaruh sangat
dominan terhadap keadaan pekerja dalam melakukan pekerjaannya (Suma’mur,
2009).
Dalam era modernisasi seperti sekarang ini, sumber daya manusia yang
berkualitas dan professional merupakan kunci utama dalam tumbuh kembangnya

sebuah organisasi. Hal ini akan memacu setiap perusahaan untuk lebih
memberikan perhatian pada aspek sumber daya manusia dan memaksa setiap
perusahaan harus mengembangkan dan memajukan setiap sumber daya manusia
yang ada agar dapat bekerja dengan lebih efisien, efektif dan produktif untuk
menghasilkan barang/jasa yang berkualitas sesuai dengan tujuan perusahaan
(Siagian, 2015).

1

Universitas Sumatera Utara

2

Setiap karyawan memiliki tingkat kinerja yang berbeda-beda, tergantung
dari cara mereka menyikapi bidang pekerjaan mereka masing-masing. Karyawan
yang

memiliki semangat dan motivasi bekerja memiliki hasil kinerja yang

memuaskan. Sebaliknya, karyawan yang bekerja di bawah tekanan dan tidak

memiliki motivasi bekerja akan menghasilkan kinerja yang kurang memuaskan
(Hariandja, 2007).
Dalam hal ini, penilaian atas hasil kerja para karyawan perlu diadakan
untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam mencapai target. Dari hasil
penilaian, perusahaan dapat mengetahui baik buruknya kinerja setiap karyawan
yang berpengaruh besar bagi kemajuan perusahaan. Penghargaan yang setimpal
pun patut diberikan kepada karyawan yang berprestasi guna memacu semangat
karyawan dalam bekerja. Peran atasan dan rekan kerja juga dapat menjadi
dorongan tersendiri bagi para karyawan dalam meningkatkan efektivitas kerja.
Dengan dorongan yang kuat, maka kualitas kerja yang dihasilkan para karyawan
pun akan semakin baik (Wibowo, 2007).
Kepuasan kerja merupakan salah satu pendorong dalam meningkatkan
kinerja karyawan. Tingkat kepuasan dari setiap karyawan memiliki ciri dan
karakteristik masing-masing, karena kepuasan bersifat relatif dan individual.
Lingkungan yang nyaman, upah/gaji yang sesuai, koordinasi yang baik antara
atasan dengan bawahan, hubungan yang baik antar sesama karyawan menjadi
suatu indikasi kepuasan karyawan dalam setiap perusahaan. Setiap perusahaan
juga perlu memperhatikan kesejahteraan para karyawannya. Tingkat kesejahteraan
ini menjadi salah satu faktor penting bagi setiap perusahaan untuk menjadi tolak


Universitas Sumatera Utara

3

ukur kenyamanan para karyawan saat bekerja. Semakin tinggi tingkat
kesejahteraan karyawan, semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat kesejahteraan, semakin rendah pula kinerja yang
dihasilkan (Mangkunegara, 2011)
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi darat, yaitu kereta
api. Perusahaan ini memiliki prestasi yang cukup baik, terlihat dari meningkatnya
pengguna kereta api dari waktu ke waktu, perolehan penghargaan dari dalam
negeri maupun luar negeri terkait pelayanan, peningkatan sarana dan prasarana,
dan lain-lain. Kesuksesan yang berhasil dicapai oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) tak lepas dari kerja keras karyawannya dalam meningkatkan kinerjanya.
Banyak faktor yang mendorong kinerja karyawan salah satunya adalah kepuasan
kerja karyawan yang sudah terpenuhi oleh perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif bila dibandingkan
dengan perusahaan yang mempunyai karyawan yang kurang puas (Robbins dan
Judge, 2014).

Pada kesempatan ini, penulis melakukan prasurvei dengan salah satu
karyawan SDM yang bersumber dari kantor PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Divisi Regional I Sumatera Utara terkait dengan kinerja karyawan dalam bekerja.
Dari hasil prasurvei, diperoleh bahwa kinerja karyawan mengalami penurunan
dalam 3 bulan terakhir. Hal ini didukung dengan data tingkat absensi yang setiap
bulannya semakin meningkat seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

4

Tabel 1.1 Data Absensi Karyawan Kantor PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara Tahun 2015 Selama 3 Bulan
Bulan

Sakit

Izin

Cuti


Tanpa Keterangan

Total

Agustus 2015

3 orang

2 orang

2 orang

2 orang

9 orang

September 2015

2 orang


4 orang

4 orang

3 orang

13 orang

Oktober 2015

2 orang

5 orang

4 orang

5 orang

16 orang


Sumber : PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara
tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat absensi
karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara
meningkat setiap bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kerja karyawan
di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara masih
tergolong rendah. Tingginya tingkat absensi menyebabkan beberapa pekerjaan
terbengkalai sehingga pekerjaan tidak dapat selesai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Akibatnya para karyawan sering memakai waktu lembur untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Waktu kerja yang ditetapkan oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara adalah pukul 07.45 sampai
pukul 16.45 dengan waktu istirahat 1 jam, yaitu pukul 12.00 sampai pukul 13.00.
Namun, terkadang karyawan baru bisa menyelesaikan pekerjaannya 1 sampai 2
jam di luar waktu kerja. Permasalahan lain yang ditemukan penulis terkait kinerja
karyawan adalah kegiatan apel pagi yang diadakan setiap hari pukul 07.45 sampai
pukul 08.00, namun masih terdapat beberapa karyawan yang tidak mengikuti

Universitas Sumatera Utara


5

kegiatan apel pagi dimana kegiatan tersebut berguna untuk memotivasi karyawan
setiap harinya dalam bekerja.
Pada dasarnya, banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan,
namun berdasarkan prasurvei yang penulis temukan bahwa permasalahan yang
muncul adalah pada kepuasan kerja. Kepuasan kerja karyawan di PT. Kereta Api
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dinilai masih kurang, dilihat dari
wawancara singkat mengenai kepuasan kerja pada 10 pegawai dari 5 unit yang
berbeda. Hasil wawancara menunjukkan 8 dari 10 pegawai menyatakan
ketidakpuasan pada pekerjaannya. Hubungan dengan atasan dan rekan kerja,
gaji/upah yang tidak sesuai, jenjang karir yang lama dan kondisi lingkungan kerja
yang tidak sesuai menjadi alasan ketidakpuasan yang dirasakan para karyawan.
Salah satu respon terhadap ketidakpuasan menurut Robbins dan Judge (2014)
adalah neglect atau mengabaikan, yaitu ketidakpuasan yang dinyatakan dengan
membiarkan kondisi memburuk, termasuk kemangkiran atau datang terlambat.
Ketidakhadiran karyawan dalam bekerja dan dalam mengikuti kegiatan apel pagi
dapat disebabkan oleh ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara tahun
2016”.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

Universitas Sumatera Utara

6

karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera
Utara.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1


Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
1.3.2

Tujuan Khusus

1.

Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

2.

Untuk mengetahui kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

1.4


Hipotesis Penelitian
Dari uraian diatas maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut, bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara tahun 2015.
1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1

Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja terutama tentang pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja.
1.5.2

Manfaat Aplikatif

a. Bagi peneliti

Universitas Sumatera Utara

7

Dapat digunakan untuk menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan
khususnya tentang manajemen sumber daya manusia dalam kaitannya dengan
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
b. Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan untuk pertimbangan
dalam penentuan langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam rangka
peningkatan kinerja karyawan.
c. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
melakukan penelitian lain yang sejenis.

Universitas Sumatera Utara