POLA PIKIR SANTRI TERHADAP ORIENTASI KARIER (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Iman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2018) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  POLA PIKIR SANTRI TERHADAP ORIENTASI KARIER (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Iman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

  

Sarjana Pendidikan

Oleh:

AISHA MIRANI WARDANI

  

NIM. 11114125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  MOTTO

ِثاَواَمَّسنا يِف ْوَأ ٍةَرْخَص يِف ْهُكَتَف ٍلَدْرَخ ْهِم ٍتَّبَح َلاَقْثِم ُكَت ْنِإ اَهَّوِإ َّيَىُب اَي

ٌريِبَخ ٌفيِطَن َ َّاللَّ َّنِإ ُ َّاللَّ اَهِب ِثْأَي ِضْرَ ْلْا يِف ْوَأ

  “(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di

dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

  Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui ”.

  (QS. Luqman: 16).

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur kepada rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Bapak dan Ibu, Ambar Kusumo Wardono dan Maemonah yang senantiasa membimbing, mendidik dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang, dan rasa sabar serta memberikan dukungan moral, materil, spiritual, motivasi dan do‟a yang tiada henti untuk putri-putrinya dalam setiap langkah demi menggapai cita-cita dan harapan yang indah untuk anak-anaknya.

  2. Adikku tercinta Anggita Septia Ningrum, yang telah bersedia membantu dalam perihal apapun, serta sudah banyak merepotkan.

  3. Seluruh keluarga besar alm. Mbah Amat Samsuri terkhusus mbah Juwariyah dan keluarga besar alm.

  Mbah Prayit yang selalu mensuport, dan mendo‟akan dalam segala hal demi terwujudnya cita-cita.

  

KATA PENGANTAR

ميحرنا همحرنا اللَّ مسب

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nati-nantikan syafaatnya di yaumil qiyamah.

  Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah dengan bentuk skripsi dengan judul

  “Pola Pikir Santri Terhadap

Orientasi Karier (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Iman Kecamatan

Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2018)

   Selesainya skripsi ini tidak

  semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik material maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk penulis dalam menempuh pendidikan ini dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  5. Ibu Ulfah Susilowati, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik terimakasih atas bimbingannya pengarahan selama masa perkuliahan di IAIN Salatiga.

  6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah membantu memberikan kelancaran dalam proses pembuatan skripsi.

  7. Bapak Kyai Haji Bachrodin selaku Pengasuh Utama Pondok Pesantren Al- Iman Sumowono yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

  8. Para pendidik di Pondok Pesantren Al-Iman Sumowono yang telah berkenan menjadi informan, serta seluruh santri yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.

  9. Bapak dan Ibu, Ambar Kusumo Wardono dan Maemonah yang senantiasa membimbing, mendidik dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang, dan rasa sabar serta memberikan dukungan moral, materil, spiritual, motivasi dan do‟a yang tiada henti untuk putri-putrinya dalam setiap langkah demi menggapai cita-cita dan harapan yang indah untuk anak-anaknya.

  10. Mbok Riyami yang telah membantu merawat saya sedari kecil.

  11. Dosen Pembimbing Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si yang telah sabar membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk saya dalam menempuh pendidikan ini dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  12. Keluarga PPL (Sami, Aripin, Lukman, Irvan, Tina, Hindun, Waled, Afra, Bella) canda, tawa, kebahagiaan, kesedihan kehangatan pertemanan yang tulus, sukses buat kita semua.

  13. Muhammad Khoironi yang selalu memberikan semangat untuk menjalani kuliah, dll., sukses selalu untuk kita, semoga selalu di beri kelancaran dan keberkahan.

  14. Dayah, Mbak Laela, Ririn, Dyah Jiddan, Uus, Mele, Ifa, Isna, Umik, Duo Wulan, Ayu Tyas, Dewi Ina, Kiki, Izza, Ulin Niam, dll. yang tidak bisa di sebutkan satu persatu terimakasih sudah bersedia menerima, mendengarkan, terimakasih telah menjadi penghibur, semoga silaturahim kita akan tetap baik, semoga keberkahan selalu menyertai kalian, sukses buat kita semua.

  15. Rekan KKN posko 50 Ds. Ngrembes Kec. Kemusu Kab. Boyolali terimakasih sudah menjadi rekan yang baik dan asik selama penugasan yang diberikan oleh kampus. Sukses selalu untuk kita.

  16. Teman-teman mahasiswa pejuang skripsi serta keluarga besar PAI terutama angkatan 2014 yang tak henti-hentinya saling suport.

  17. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa disebut satu persatu.

  Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do‟a kepada Allah SWT, semoga amal sholih Bapak, Ibu, teman-teman dan semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi ini diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan balasan yang mulia di sisi-Nya Amin.

  Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin ya robbal Alamin.

  Salatiga, 10 September 2018 Penulis

  Aisha Mirani Wardani NIM. 11114125

  

ABSTRAK

  Wardani Mirani, Aisha. 2018. Pola Pikir Santri Terhadap Orientasi Karier (Studi

  Kasus di Pondok Pesantren Al-Iman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2018). Skripsi. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si.

  

Kata Kunci: Pola Pikir; Orientasi Karier; Bimbingan dan Konseling Karier;

  Pondok Pesantren Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pikir santri terhadap orientasi karier. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1)

  Bagaimana pola pikir yang terbentuk pada santri dalam menghadapi orientasi karier. 2) Faktor apa yang mempengaruhi orientasi karier di kalangan remaja. 3) Motivasi apa yang membuat santri lebih memilih menuntut ilmu di pondok pesantren Al-Iman.

  Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian studi kasus (case study) dan bersifat kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer yang diperoleh dari informan yaitu pengasuh pondok dan para pendidik, dan subjek dalam penelitian ini adalah santri remaja pada usia 16 sampai 21 tahun yang hanya melanjutkan pendidikan informal di pondok pesantren Al-Iman. Pengumpulan data ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola pikir santri terhadap orientasi karier di pondok pesantren Al-Iman menunjukan bahwa adanya: (1) Motivasi yang membuat santri lebih memilih menuntut ilmu di pondok pesantren Al-Iman: tidak dapat meraih cita-cita, faktor ekonomi, tidak ingin merepotkan orang tua, dorongan dari orang tua, faktor internal, faktor lingkungan masyarakat, mengikuti teman sebaya, pergaulan juga terjaga, ingin lebih mendalami ilmu agama, adanya pembekalan keterampilan. (2) Pola pikir yang terbentuk pada santri dalam menghadapi orientasi karier: Keyakinan setiap usaha pasti ada hasil, berserah diri kepada Allah, bekerja sampingan di pabrik, berwirausaha, mencari pengalaman di perkebunan, mengikuti amanat suami, belum mempunyai orientasi karier. (3) Faktor yang mempengaruhi orientasi karier di kalangan remaja: faktor pendidik, faktor dari masyarakat atau lingkungan tempat tinggal, faktor dari seluruh anggota keluarga inti maupun keluarga besar, faktor keterampilan santri, bakat, faktor keyakinan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ........................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... v MOTTO ................................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................ xii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 4 C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian...................................................................................... 6 F. Penegasan Istilah ........................................................................................ 7

  G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 8

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Pikir ................................................................................................. 9 B. Orientasi Karir ....................................................................................... 11

  1. Pengertian Orientasi Karir ................................................................. 11

  2. Perkembangan Karir ......................................................................... 16

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Karir ................. 22

  4. Hambatan Pengembangan Karir ........................................................ 27

  5. Bimbingan dan Konseling Karir ........................................................ 29

  C. Pondok Pesantren .................................................................................. 36

  1. Ciri-Ciri Umum Pondok Pesantren ................................................... 36

  2. Sistem Pengajaran ............................................................................. 39

  3. Elemen-Elemen Pondok Pesantren .................................................... 44

  4. Peran Pesantren ................................................................................. 46

  5. Pondok Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat....................... 49

  D. Motivasi ................................................................................................ 53

  E. Kajian Pustaka ...................................................................................... 54

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 57 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 58 C. Sumber Data .......................................................................................... 59 D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 60 E. Analisis Data ......................................................................................... 62

  F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................ 64

  G. Tahap-tahap Penelitian ................................................................. 65

  BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan Data .......................................................................................... 67

  1. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ........................................... 67

  2. Pola Pikir Santri terhadap Orientasi Karier ...................................... 67

  a. Motivasi yang Membuat Santri Lebih Memilih Menuntut Ilmu di Pondok Pesantren Al-Iman .......................................................... 78

  b. Pola Pikir Santri dalam Menghadapi Orientasi Karier ................. 87

  B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orientasi Karier di Kalangan Remaja ................................................................................................... 97

  C. Analisis Data ....................................................................................... 104

  1. Motivasi yang Membuat Santri Lebih Memilih Menuntut Ilmu di Pondok Pesantren Al-Iman ................................................ 105

  2. Pola Pikir yang Terbentuk pada Santri dalam Menghadapi Orientasi Karier ..................................................................... 112

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orientasi Karier di Kalangan Remaja .................................................................. 120

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 125 B. Saran ........................................................................................... 126 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  RIWAYAT HIDUP PENULIS

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data santri Pondok Pesantren Al-Iman Tahun 2018 .............................. 68Tabel 4.2 Data pengurus Pondok Pesantren Al-Iman Tahun 2018 ....................... 69Tabel 4.3 Data santri putra dan wali santri Pondok Pesantren Al-Iman

  Tahun 2018 ............................................................................................................ 69

Tabel 4.4 Data santri putri dan wali santri Pondok Pesantren Al-Iman

  Tahun 2018 ............................................................................................................ 72

Tabel 4.5 Jadwal kegiatan Pondok Pesantren Al-Iman .......................................... 75Tabel 4.6 Kurikulum Pondok Pesantren Al-Iman

  Tahun Ajaran 1439/1440 ....................................................................................... 76

Tabel 4.7 Jadwal Pelajaran Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al Iman Tahun

  Ajaran 1439-1440................................................................................................... 77

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran

  2 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran

  3 Surat Keterangan Penelitian Lampiran

  4 Pedoman Wawancara Lampiran

  5 Verbatim Wawancara Lampiran

  6 Dokumentasi Lampiran

  7 Daftar Nilai SKK Lampiran

  8 Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini perkembangan sumber daya manusia sangat

  penting bagi kemajuan di masa yang akan datang. Maka dari itu motivasi untuk mencapai sumber daya yang berkualitas seseorang harus membekali diri dengan pendidikan dan keterampilan. Dengan adanya motivasi juga harus disejajarkan dengan pola pikir yang harus bisa mendorong imajinasi dan kreativitas untuk berkembang. Pola pikir pikir sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman, dan nilai-nilai yang dianut di lingkungannya. Meskipun demikian, setiap orang bebas memilih dan menentukan pola pikir seperti apa yang akan dijadikan pegangan bagi dirinya.

  Bagi kebanyakan orang karier adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan, dengan karier yang sedang digeluti maka akan menunjang proses dalam kehidupan. Menentukan minat sejak dini merupakan salah satu alasan dalam pemilihan karier sesorang agar di masa yang akan datang dapat menekuni karier dengan matang yang melibatkan komitmen jangka panjang. Maka menyiapkan diri untuk mengambil keputusan memilih karier sangat dibutuhkan mulai sejak dini atau dari usia remaja.

  Kehidupan di pesantren, terdapat santri yang hanya mengenyam pendidikan di pesantren, dan ada yang mengenyam pendidikan formal maupun informal agar mendapat ilmu dunia dan akhirat, agar seimbang dalam menuntut ilmu. Di pondok pesantren Al-Iman ini, pondok pesantren yang mengajarkan kitab-kitab dan al-Quran, terdapat santriwan dan santriwati yang hanya mengenyam pendidikan informal atau hanya mengikuti pendidikan di pesantren saja. Ketika sudah lulus Madrasah

  

Aliyah atau SMA mereka di pesantren hanya mengikuti kegiatan

  pendidikan informal saja tidak melanjutkan pendidikan formal. Namun para santriwati di sini diajarkan untuk bewirausaha dengan berdagang di pasar untuk membantu koperasi pondok al-Iman itu sendiri.

  Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang sangat berkualitas dan multitalent. Peningkatan sumber daya manusia merupakan salah satu syarat yang sangat mutlak untuk menjadikan suatu bangsa menjadi lebih berkembang. Salah satu fasilitas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

  Pendidikan agama dan pendidikan umum sama-sama sangat kuat, sangat penting dan berhubungan dalam membentuk suatu generasi.

  Pengaruh globlalisasi sebenarnya semua harus memiliki pengetahuan yang lebih tentang teknologi namun apakah santri-santri di pondok pesantren tersebut sudah memadai. Persaingan di era sekarang ini semakin ketat dengan perkembangan teknologi yang belum santri miliki. Orientasi karier sangat dipengaruhi oleh pengetahuan teknologi.

  Peneliti di sini memilih untuk penelitian di pondok pesantren al- Iman karena pada observasi awal yang telah diadakan, masih banyak santri-santri yang hanya mengikuti kegiatan pondok yang masih terbatas dalam ruang lingkup keagamaan dalam kata lain tidak masuk dalam sekolah formal, motivasinya masih minim mengenai pengembangan karier, santri yang hanya mengikuti pelajaran kitab tidak terlalu memikirkan masa depan kariernya karena mereka memiliki dasar rejeki sudah ada yang mengatur jadi yang perlu dilakukan yang sudah ada di depan mereka dan sudah pasrah kepada Allah mengenai karier di masa depan yang akan dijalankan. Hikmah yang dapat mereka ambil dari belajar kitab adalah hidupnya lebih teratur karena sudah lebih mengerti tentang Islam dan memiliki pedoman, selain itu juga dapat memutuskan hal-hal yang baik mengerti mana yang benar dan salah.

  Maka dari itu peneliti memberikan alasan mengapa memilih tempat di pondok pesantren Al-Iman , dari segi santri-santrinya yang hanya mengenyam ilmu di pondok dan tidak bersekolah di sekolah formal yang mana sangat diperlukan pada era globalisasi. Bagaimana para santriwan dan santriwati dapat mengikuti perkembangan zaman di era globalisasi sekarang ini yang sangat membutuhkan sumber daya manusia yang sangat berkualitas. Bagaimana para santriwan dan santriwati dapat membangun masa depannya, dan bagaimana kreatifitas didapatkan oleh para santriwan dan santriwati. Bagaimana cara para santriwan dan santriwati ketika sudah lulus dari pondok harus dapat menghidupi dirinya yang didapatkan kemampuan sendiri.

  Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan anak yang hanya menuntut ilmu di pesantren terhadap orientasi karier anak didik yang akan dilakukan di masa depan ketika sudah lulus dari pondok pesantren. Dengan melatar belakangi hal- hal di atas maka dalam penelitian ini peneliti memberi judul: POLA

  PIKIR SANTRI TERHADAP ORIENTASI KARIER (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Iman Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2018).

B. Fokus Penelitian

  Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pendidikan santri yang telah tamat belajar 6-9 tahun namun hanya melanjutkan hanya melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, untuk membangun dan mengembangkan orientasi karier setelah lulus dari pondok pesantren.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, di sini peneliti menarik kesimpulan tentang rumusan permasalahan yakni:

  1 Motivasi apa yang membuat santri lebih memilih menuntut ilmu di pondok pesantren Al-Iman ?

  2 Bagaimana pola pikir yang terbentuk pada santri dalam menghadapi orientasi karier, khususnya remaja usia 16-21 tahun di pondok pesantren ?

  3 Faktor apa yang mempengaruhi orientasi karier dikalangan remaja, khususnya remaja usia 16-21 tahun di pondok pesantren ?

  D. Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui motivasi santri lebih memilih menuntut ilmu di pondok pesantren Al-Iman

  2. Mengetahui pola pikir yang terbentuk pada santri dalam menghadapi orientasi karier, khususnya remaja usia 16-21 tahun di pondok pesantren.

  3. Mengtahui faktor yang mempengaruhi orientasi karier dikalangan remaja, khususnya remaja usia 16-21 tahun di pondok pesantren

E. Manfaat Penelitian

  Adapun beberapa manfaat yang dapat dipetik dari perhatian ini adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi ataupun evaluasi bagi pembimbing maupun pendidikan yang berkewajiban meningkatkan dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada peserta didik.

  2. Manfaat Praktis Dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu pada ranah pendidikan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan sumber daya manusia di era globalisasi, sebagai berikut: a.

  Bagi Pembaca Di sini peneliti berharap dapat memberikan refernsi baru bagi para pembaca bahwa sebenarnya mengikuti sekolah informal dan sekolah formal itu sangat penting dalam era globalisasi seperti sekarang ini.

  b.

  Bagi Peneliti Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kesan baik dan memberikan wawasan baru tentang adanya pembelajaran pendidikan karakter melalui pendidikan pondok pesantren.

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahan persepsi dan agar mendapatkan kejelasan tentang judul penelitian, kiranya penulis perlu memberikan batasan dan penegasan mengenai istilah dalam judul: 1.

  Pola Pikir Pola pikir juga dikenal dengan istilah mindset, adalah cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk ke indra kita. Pola pikir itu untuk menjaga pikiran agar tetap berada pada jalur yang sudah menjadi keyakinan kita dan mendukung pencapaian tujuan yang menjadi pilihan kita. Pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman dan nilai-nilai yang dianut di lingkungannya. Pola pikir yang sudah teruji dan diyakini kebenarannya dapat menjadi prinsip hidup (Yunus, 2014:38- 39).

2. Orientasi Karier Definisi dari orientasi adalah menitik beratkan pandangan.

  Sedangkan Karier adalah realitas objektif dan subjektif. Setiap posisi memerlukan keterampilan-keterampilan, minat-minat, dan nilai-nilai. Dari uraian tersebut orientasi karier dapat diartikan sebagai suatu pandangan yang menitikberatkan pada karier atau pekerjaan yang tersedia bagi seseorang, rencana untuk mengambil keputusan mengenai keinginan untuk menekuni suatu pekerjaan.

G. Sistematika Penelitian

  Untuk memudahkan pemahaman skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut: 1.

  Bab I adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  2. Bab II adalah kajian pustaka, yang berisi tentang landasan teori penjelasan karier dan penjelasan pondok pesantren, kajian penelitian terdahulu.

  3. Bab III adalah metode penelitian yang meliputi pendekatan dan Jenis Penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.

  4. Bab IV adalah paparan data dan analisis data. analisis dan pembahasan yang meliputi deskripsi data, analisis data, pembahasan.

  5. Bab V adalah penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Pikir Pola pikir dikenal juga dengan istilah mindset adalah cara otak dan

  akal menerima, memproses, menganalisis, mempersepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yan masuk melalui indra kita. Pola pikir itu sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman, dan nilai-nilai yang dianut di lingkungannya. Meskipun demikian, setiap orang bebas memilih dan menentukan pola pikir seperti apa yang akan dijadikan pegangan bagi dirinya. Pola pikir yang sudah teruji dan diyakini kebenarannya dapat menjadi prinsip hidup (Yunus, 2014: 38).

  Pola pikir terbagi antara objektif dan subjektif. Pola pikir objektif itu berawal dari pertimbangan yang memedulikan semua segi dan semua pihak yang dengan sendirinya akan menarik partisipasi lingkungan dan sekaligus juga merupakan pola pikir yang terhormat dimata lingkungan.

  Sedangkan pola pikir subjektif yang berawal dari yang menguntungkan diri pribadi tanpa memperdulikan kepentingan dan hak orang lain (Suit, 2006: 78).

  Pola pikir bersifat umum dan spesifik sesuai dengan tuntunan bidang tertentu. Ungkapan pola pikir bersifat umum, misalnya jadilah kita sebagai penyebab bukan nasib yang menentukan kita. Artinya setiap pikiran menjadi penyebab, dan setiap kondisi yang terjadi merupakan suatu akibat. Karena itu, kita perlu mengelola pola pikir agar kondisi yang muncul hanyalah kondisi yang kita inginkan (Yunus, 2014: 39).

  Sumber utama pola pikir seseorang berawal dari orang tua yang mengasuh dan mendidik. Pola pikir yang diturunkan dari orang tua berkembang karena pengaruh lingkungan sosial, keluarga dekat, sekolah teman, bacaan dan media massa. Interaksi antara potensi bawaan dan pengaruh lingkungan inilah yang membentuk pola pikir dan karakter setiap orang, kemudian pola pikir inilah yang menentukan perkembangan kesuksesan seseorang. Kunci dari segala kesuksesan adalah berpikir positif, kesungguhan, keuletan kesabaran, tidak mudah menyerah dan fokus pada sasaran yang ingin dicapai (Yunus, 2014: 38-43).

  Hal yang sejajar dengan pola pikir yaitu sikap mental dan psikologi perkembangan. Definisi psikologi perkembangan menrut Desmita (2014: 4) yang mengkaji perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia sepanjang rentang kehidupannya, mulai dari rasa konsepsi hingga meninggal dunia. Semantara itu, menurut Kartono (dalam Ahmadi, 2005: 3) psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode menjelang dewasa.

  Berbeda dengan Encyclopedia International (dalam Ahmadi, 2005: 4) yang mengungkapkan bahwa psikologi perkembangan adalah suatu cabang dari psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang perilaku anak. Secara historis titik berat pembahasannya pada penganalisaan elemen-elemen perilaku anak yang dimungkinkan akan menjadi syarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks. Sedangkan, menurut Monks, dkk (1992: 3-4) psikologi pekermbangan lebih mempersoalkan faktor-faktor yang umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi yang khas itu, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.

  Dari uraian di atas dapat diartikan psikologi perkembangan merupakan suatu cabang dari psikologi umum yang membahas tentang aktivitas mental dan tingkah laku seseorang selama hidupnya.

B. Orientasi Karier 1. Pengertian Orientasi Karier

  Beberapa ahli mencoba memaparkan makna istilah karier. Salah satunya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Menurut Healy (dalam Thayeb, 1992: 36) “Karier diciptakan kuncinya adalah pemahaman, determinasi, dan kemampuan. Setiap orang, kecuali yang cacat berat, memiliki banyak alternatif. Karier adalah realitas objektif dan subjektif. Setiap posisi mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak, dan pilihan- pilihan masa depan terbuka atau tertutup. Posisi itu memerlukan keterampilan-keterampilan, minat-minat, dan nilai-nilai. Pada saat yang sama, karyawan dalam suatu posisi menghasilkan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan aspirasi-aspirasi pribadi. Kedua aspek karier itu penting dalam memahami perilaku seseorang.

  Karier adalah pekerjaan dari hasil pelatihan dan atau pendidikan yang ingin dilakukan orang dalam waktu lama. Pengertian karier tersebut diperkuat oleh Collin yang menyatakan, antara lain individual work

  

histories, sequences of and patterns in occupations and work positions,

and upward progress in an occupation or in life generally. Intinya, karier

  merupakan riwayat pekerjaan seseorang, serangkaian dan pola dalam pekerjaan dan posisi pekerjaan, serta kemajuan dalam pekerjaan atau dalam kehidupan(Kaswan, 2014: 15).

  Selain pengertian di atas, Menurut pandangan Noe ada empat makna yang berbeda yang dapat diterapkan pada konsep karier; (1) karier sebagai kemajuan, karier menunjukan kemajuan dan kesuksesan seseorang yang meningkat atau keatas dalam pekerjaan atau organisasi; (2) karier sebagai profesi, karier terjadi hanya dalam pekerjaan tertentu dimana terdapat pola kemajuan yang jelas; (3) karier dapat dianggap sebagai serangkaian pekerjaan sepanjang hidup, menurut definisi ini setiap orang memiliki karier; (4) karier sebagai serangkaian pengalaman yang terkait dengan perannya sepanjang hidup. Karier menggambarkan bagaimana seseorang mengalami serangkaian pekerjaan dan penugasan dalam sejarah pekerjaannya (Kaswan, 2014: 15).

  Dalam hal ini, Greenhaus (dalam Kaswan, 2014: 15-16) menyatakan karier adalah pola pengalaman yang terkait dengan pekerjaan, misalnya: posisi pekerjaan, kewajiban pekerjaan, keputusan dan interprestasi subjektif mengenai peristiwa yang berkaitan dengan pekerjaan dan aktivitas sepanjang rentang masa hidup seseorang.

  Sedangkan, menurut Bernardin dan Russel (dalam Kaswan, 2014: 15-16) karier merupakan persepsi pribadi sikap dan perilaku seseorang yang terkait dengan aktivitas dan pengalaman pekerjaan dalam rentang hidup seseorang.

  Kata karier dapat ditinjau dari sejumlah perspektif yang berbeda. Dari segi karier objektif, karier merupakan serangkaian posisi yang diduduki oleh seseorang selama hidupnya. Dari sudut pandang lain, karier subjektif terdiri atas perasaan kemana yang harus dituju seseorang dalam kehidupan kerjanya, seperti sikap, nilai, dan harapan seseorang. Kedua sudut pandang tersebut berfokus pada individu dan berasumsi bahwa orang memiliki kendali atas nasibnya dan mereka dapat memanfaatkan kesempatan untuk memaksimalkan kesuksesan dan kepuasan yang berasal dari karier. oleh karena itu, pengembangan karier amat diperlukan (Kaswan, 2014: 15-16).

  Karier merupakan konsep penting dalam beberapa wilayah praktik. Dalam bimbingan dan konseling karier, pilihan dan pengembangan karier dimaknai menurut bagaimana orang bisa sesuai dengan masyarakat dan memenuhi dirinya dengan memasuki pekerjaan yang tepat dan mengembangkan pekerjaannya lebih lanjut melalui pekerjaan (Kaswan, 2014: 13).

  Karier pada dasarnya adalah suatu respons yang terhadap kebutuhan untuk bekerja. Kebutuhan untuk bekerja atau menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa adalah suatu kebutuhan alami dan sosial: umat manusia secara alami harus mendapatkan barang-barang dan jasa-jasa dari orang lain agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan keberadaan masyarakat-masyarakat sebagian karena anggota-anggotanya yakin bahwa masyarakat memperluas dan menjamin tersedianya barang dan jasa.

  Dari segi ekonomi, tersedianya sumber-sumber termasuk bahan mentah, modal, teknologi, dan penawaran dan permintaan akan barang dan jasa tertentu mempengaruhi apa yang dapat dihasilkan dan bagaimana memproduksinya. Dari segi sosiologis, keberadaan lembaga-lembaga mempengaruhi sifat pekerjaan dan karier-karier secara langsung dan tidak langsung. Lembaga-lembaga masyarakat menetapkan peranan-peranan dan posisi-posisi, dengan demikian membatasi bagaimana seseorang dapat bertindak dalam suatu karier tertentu. Keluarga adalah lembaga yang pada umumnya mempengaruhi pekerjaan yang dikerjakan oleh keturunannya. Secara psikologis, kemampuan-kemampuan, nilai-nilai, pengalaman- pengalaman, dan kapasitas seseorang untuk mengetahui dan merenungkan diri dan dunia, mempengaruhi pekerjaan yang ia akan kerjakan. Yang paling penting ialah bahwa tanpa adanya tujuan-tujuan, apakah itu hedonistik, estetik, atau alturuistik, sudah pasti bakat-bakat manusia akan terbengkalai. Dan tanpa adanya kesempatan-kesempatan untuk belajar dan melatihnya, kemampuan-kemampuan itu tidak akan muncul.

  Konsep karier berarti keyakinan bahwa terdapat konsistensi dalam hubungan seseorang dengan pekerjaan selama hidup. Kesinambungan dan koherensi sepanjang hidup berasal dari fakta-fakta bahwa orang-orang mencari dan mengulangi yang sudah lazim, bahwa sistem-sistem pendidikan dan pekerjaan kita mendorong spesialisasi, bahwa banyak okupasi dan posisi latihan yang memiliki syarat-syarat yang sama: mengikuti petunjuk-petunjuk tertulis dan lisan, mengikuti daftar waktu kegiatan, pergi dan pulang kerja, bekerja sama dan menerima saling ketergantungan. Dari perspektif seperti itu, karier menjadi jalur pengembangan diri dan mengambil konotasi positif dari vokasi (Thayeb, 1992: 38-39).

  Mengekspresikan diri melalui suatu karier adalah suatu usaha yang menantang, karena menuntut upaya kewaspadaan, dan adaptabilitas yang terus menerus. Orang-orang dapat memilih kemampuan-kemampuan dan minat-minat yang mereka bina dan memanfaatkan pada pekerjaan, sekalipun di sekitarnya memberikan kendala terhadap taraf perkembangan seperti itu. Orang-orang cacat, korban diskriminasi, atau yang berasal dari keluarga-keluarga dan masyarakat-masyarakat yang kurang menguntungkan harus berjuang lebih gigih demi karier-kariernya. Dengan demikian, karier merefleksikan kapasitas manusia untuk menghadapi dan menguasai kesengsaraan dan bukan makin menambah keparahan (Thayeb, 1992: 35).

  Sementara itu orientasi yang dimaksudkan adalah pusat perhatian atau titik berat pandangan (Prayitno dan Amti, 2013:234). Istilah orientasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam https://kbbi.web.id/orientasi) didefinisikan sebagai peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar, pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan.

  Berdasarkan definisi karier dan orientasi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa orientasi karier memiliki pengertian berupa pandangan atau perhatian yang terfokus kepada pemilihan karier. Artinya yaitu orientasi karier kecenderungan seseorang dalam menentukan pilihan karier yang mendukung dan tersedia baginya.

2. Perkembangan Karier

  Perkembangan karier adalah suatu proses yang terikat secara sosial, artinya perkembangan ini ikut dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi, kondisi geografis, suatu kesukuan, status jenis kelamin, dan status kelompok sosial. Gabungan dari semua hal tersebut akan mempengaruhi nilai-nilai, sikap pandangan, konstelasi kemampuan yang dikembangkan dan dimiliki oleh seseorang, segala harapan yang dipertaruhkan terhadap peranannya dalam dunia kerja, serta kemungkinan/kesempatan yang terbuka baginya untuk memegang jabatan tertentu (Winkel dan Hastuti, 2006: 646).

  Teori perkembangan karier menurut Super (dalam Rahma, 2010: 35) teori ini dasarnya bahwa kerja itu perwujudan konsep diri artinya orang mempunyai konsep diri dan ia berusaha menetapkan konsep diri itu dengan memilih pekerjaan. Teori perkembangan memandang bahwa pilihan karier bukanlah peristiwa yang sekali dalam seumur hidup karena konsep diri orang itu berubah-ubah melalui tahap-tahap kemunduran. Tahap eksplorasi selanjutnya terbagi atas fase-fase fantasi, tentatif dan realistik, sedangkan tahap pembentukkan terbagi atas fase uji coba dan keadaan mantap. Selain hal tersebut pola karier orang tua atau tingkat pekerjaan yang dicapai ditentukan oleh taraf sosial ekonomi orang tuanya, kemampuan mental, ciri-ciri kepribadian, minat, nilai-nilai, tersedianya kesempatan.

  Konstruk pengembangan karier dalah mengenai apa yang paling baik dari pengalaman organisasi dan srangkaian pekerjaan untuk mengembangkan, memotivasi, dan memelihara pegawai dan investasi yang personal dalam keterampilan yang perlu mereka lakukan (Kaswan, 2014: 14).

  Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Menurut Comenius (dalam Desmita, 2014: 23) membagi fase perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinya di sekolah. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah: a.

  0-6 tahun= sekolah ibu,merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.

  b.

  6-12 tahun= sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah.

  c.

  12-18 tahun= masa mengembangkan daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah.

  d.

  18-24 tahun= sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauannya memilih suatu lapangan hidup.

  Tugas perkembangan Vokasional menurut Super, tugas perkembangan vokasional menurut tahap kristalisasi pada umur 14-18 tahun, karakteristik umum suatu periode proses kognitif merumuskan suatu tujuan karier yang bersifat umum melalui sumber kesadaran, kemungkinan, minat, nilai-nilai, dan perencanaan untuk memilih pekerjaan yang disukai. Tugas perkembangan vokasional tahap spesifikasi pada umur 18-21 tahun, karakteristik umum suatu periode melangkah dari pilihan pekerjaan tentatif terhadap pilihan pekerjaan yang spesifik. Tugas perkembangan vokasional tahap implementasi pada umur 21-24 tahun, karakteristik umum suatu periode melangkah dari pilihan pekerjaan tentatif terhadap pilihan pekerjaan yang spesifik. Tugas perkembangan vokasional tahap stabilisasi pada umur 24-35 tahun, karakteristik umum suatu periode mempertegas atau memperkuat suatu pilihan karier dengan pengalaman kerja nyata dan menggunakan bakat dengan menunjukkan pilihan karier sebagai suatu pilihan yang tepat. Tugas perkembangan vokasional tahap konsolidasi pada umur 35 lebih tahun, karakteristik umum suatu periode pemantapan dalam suatu karier dengan promosi jabatan, status dan kedudukan yang lebih tinggi (dalam Rahma, 2010: 36).

  Menurut Super (dalam Winkel dan Hastuti, 2006: 633) mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity, vocational maturity), yang menunjuk pada keberhasilan seseorang menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional yang khas bagi tahap perkembangan tertentu.

  Indikasi yang relevan bagi kematangan vokasional adalah, kemampuan untuk membuat rencana, kerelaan untuk memikul tanggung jawab, serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Beraneka indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada tahap masing-masing tahap perkembangan vokasional, lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan pekerjaan. Selain konsep diri, latar belakang karier orang tua dan psikologis juga mendukung untuk dapat tercapainya suatu pilihan pekerjaan.

  Tahap perkembangan orientasi karier tidak dapat dilepaskan dari proses perkembangan karier itu sendiri sebagaimana dikemukakan oleh Super (dalam Winkel dan Hastuti, 2006: 632), meliputi beberapa tahapan sebagai berikut: a.

  Fase pengembangan (Growth) Dari saat lahir sampai umur lebih kurang umur 15 tahun, anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure).

  b.

  Fase Eksplorasi (Exploration) Dari umur 15-24 tahun, orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat.

  c.

  Fase Pemantapan (Establishment) Dari umur 25-44 tahun, bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu.

  d.

  Fase Pembinaan (Maintenance) Dari umur 45-64 tahun, orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya.

  e.

  Fase Kemunduran (Decline) Bila orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.

  Proses perkembangan karier Menurut teori Ginzberg (dalam Rahma, 2010: 37) berlangsung dalam kurun waktu yang relatif panjang, dan melalui fase-fase perkembangan tertentu mengikuti irama kronologis manusia meliputi: fase fantasi yang mencakup usia sampai kira-kira sepuluh atau dua belas tahun ciri utama dari fase ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan artinya asal pilih saja. Fase tentatif mencakup usia lebih kurang 11 sampai 18 tahun, yang memiliki ciri bahwa pilihan karier orang mengalami perkembangan yaitu timbulnya minat terhadap apa yang disukai, mampu secara aspiratif terhadap pekerjaan, nilai kehidupan yang dicita-citakan dan perpaduan di antaranya sehingga tergambar profil kematangan diri. Fase ini meliputi empat tahap yaitu minat, kapasitas (kemampuan), nilai, dan transisi. Fase realistis masa anak mengikuti kuliah atau bekerja, pada fase ini anak melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitannya dengan sebenarnya, pada fase ini pula anak memiliki kemampuan menilai dan mempertimbangkan dua atau lebih alternatif pekerjaan secara mantap dalam memilih dan mengambil keputusan tentang pekerjaan tertentu.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN Analisis Tentang Fenomena Pendidikan Anak Orang Miskin Di Desa Karangkepoh Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 66

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 71 DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 126

KONSEP IKHLAS DALAM KITAB MINHAJUL ABIDIN DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN IBADAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 100

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132

PEMBENTUKAN AKHLAQ SANTRI MELALUI KULTUR PESANTREN (Study Kasus Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 2 163

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANGGULANGI GAYA HIDUP HEDONISME (KAJIAN PEMIKIRAN MUNIF CHATIB) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 109

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

0 0 129