Pengaruh Perilaku Individu dan Lingkungan Fisik terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dataran Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional dengan

disain studi Matched Case Control dengan memilih kasus yang menderita DBD dan
kontrol yang tidak menderita DBD. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
pasien dengan DBD pada waktu lalu (retrospektif) melalui wawancara menggunakan
kuesioner dan melakukan observasi pada lingkungan rumah responden. Alasan
penggunaan disain ini karena desain ini cocok digunakan pada kasus DBD yang
merupakan kasus yang jarang terjadi (Sutrisna, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Tengah. Dipilihnya Kabupaten
Aceh Tengah sebagai lokasi penelitian karena kabupaten tersebut merupakan
kabupaten daerah dataran tinggi yang sebelumnya tidak ditemukan penderita DBD
akan tetapi pada tahun 2007 mulai terdapat 8 kasus DBD dan terjadi peningkatan
terus menerus sehingga pada tahun 2009 tedapat 43 kasus dan pada tahun 2010

ditemukan 128 kasus di Kabupaten tersebut yang mengalami DBD (Dinkes Aceh
Tengah, 2010).
Penelitian

ini

dimulai

dengan

melakukan

penelusuran

kepustakaan,

penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian dan analisis data serta penyusunan

Universitas Sumatera Utara


laporan akhir, yang membutuhkan waktu lebih kurang 9 (sembilan) bulan dari bulan
Februari sampai dengan Oktober 2011.

3.3

Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita dan bukan penderita DBD

berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh tengah yang tinggal di Kota Takengon
Kabupaten Aceh Tengah periode Januari-Desember 2010 dan menetap tinggal > 1
tahun di kota tersebut yang berjumlah 128 orang dan yang menjadi responden adalah
kepala keluarga (KK). (karena ada 24 KK dimana dalam 1 KK terdapat 2 kasus DBD
maka sampel menjadi 104 KK sebagai responden) , sampel penelitian terdiri dari:
a. Sampel kasus adalah penderita DBD di Kabupaten Aceh Tengah yang dinyatakan
dengan surat keterangan oleh tenaga medis dan didukung oleh hasil pemeriksaan
laboratorium di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru dan tercatat di
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah pada bulan Januari sampai dengan
Desember 2010, diwawancarai dengan menggunakan kuesioner kepada kepala
keluarga penderita DBD (ayah/ibu). Dipilih sampel dengan penderita DBD pada
tahun 2010 setelah dilakukan observasi awal diketahui bahwa perilaku dan

lingkungan masih belum ada perubahannya, diantaranya masih terdapatnya TPA
pada lingkungan rumah yang merupakan tradisi dari masyarakat tersebut yang
tidak dibersihkan dan terlihat kotor.
b. Sampel kontrol adalah yang bukan penderita DBD yang merupakan tetangga
terdekat dalam satu lingkungan dengan pencocokan sama antara kasus dalam hal

Universitas Sumatera Utara

umur, jenis kelamin dan kondisi tempat tinggal pada bulan Januari sampai dengan
Desember 2010, dan yang diwawancarai adalah KK dengan menggunakan
kuesioner.
Pengambilan sampel dengan mewawancarai kepala keluarga responden (kasus
dan kontrol), bila responden terpilih tidak berada di tempat atau tidak mau
diwawancarai sampai kunjungan ketiga maka responden digantikan dengan
responden terpilih lainnya.
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Aceh Tengah dari bulan Januari sampai
dengan Desember 2010 adalah 128 orang karena ada 24 KK dalam 1 kepala keluarga
terdapat 2 kasus, karena kepala keluarga dijadikan sampel dari kasus DBD maka
sampel menjadi 104 KK sebagai kasus dengan sampel kontrol juga 104 orang.
Perbandingan kasus dan kontrol 1:1.


3.4

Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung terhadap kepala keluarga

dengan responden yang terdiri dari penderita DBD sebagai kasus dan bukan penderita
DBD sebagai kontrol. Data sekunder diperoleh dari Laporan dan Profil Rumah Sakit
Umum Daerah Datu Beru yang merupakan Rumah Sakit di Kabupaten Aceh Tengah,
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah, data dari tiap Kecamatan di
Kabupaten Aceh Tengah.

Universitas Sumatera Utara

3.5

Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Uji

validitas dilakukan di Kecamatan Kebayakan yang terdiri dari 20


penderita dan Bebesen 10 penderita DBD . Uji validitas bertujuan untuk mengukur
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data.
Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur,
harus mengukur apa yang akan diukur.
Uji validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment Corelation Coefficient (r)
dengan ketentuan

bila nilai r hitung > r tabel pada df (30-2;0,05) yang sebesar

0,361, maka dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < dari pada r tabel
maka dinyatakan tidak valid (Riyanto.A, 2009).
Menurut Riyanto (2009) uji

reliabilitas dilakukan setelah semua data

dinyatakan valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini
teknik untuk


menghitung indeks reliabilitas alat ukur menggunakan Cronbach's

Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan
ketentuan bila r Alpha > 0,6 , maka dinyatakan reliabel.
Jika dilihat dari tabel pengujian validita diperoleh nilai Corected Item-Total
Correlation dari variabel independen (X) yaitu perilaku individu (pengetahuan, sikap
dan tindakan), lingkungan fisik (tata rumah, jarak rumah, TPA dan Keberadaan
jentik), untuk tiap butir pertanyaan > nilai r tabel , dengan demikian dinyatakan valid.

Universitas Sumatera Utara

Nilai Cronbach's Alpha dari masing-masing variabel > konstanta 0,6 (Riyanto. A,
2009).

3.6

Variabel dan Definisi Operasional
Variabel terikat (dependent variable) adalah kejadian DBD sedangkan


variabel bebas (independent variable) adalah perilaku individu (pengetahuan tentang
DBD, sikap tentang kesiapan dan kesediaan responden untuk bertindak dalam
pencegahan DBD di lingkungan keluarga/masyarakat dan praktik bila responden telah
dapat melakukan suatu tindakan pencegahan DBD dengan benar dan merupakan
kebiasaan yang dilakukan tanpa perintah atau ajakan orang lain) dan lingkungan fisik
(jarak antar rumah, tata rumah, kelembaban rumah, TPA dan keberadaan jentik).
1.

Kasus DBD adalah penderita yang terdiagnosa DBD yang dinyatakan dengan
surat keterangan yang dikeluarkan oleh dokter bahwa penderita tersebut telah
didiagnosa dan didukung dengan hasil laboratorium (trambosit, IgG dan IgM)
pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010

2.

Kontrol adalah orang yang tidak terdiagnosa menderita DBD yang memiliki
karakteristik (jenis kelamin, umur, lingkungan tempat tinggal) yang sama dengan
kasus (penderita DBD) bukan penderita DBD.

3.


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh kasus (penderita DBD)
dan kontrol (bukan penderita DBD) tentang terjadinya demam berdarah dengue
meliputi pengertian DBD, penyebab DBD, gejala-gejala DBD, pencegahan dan
penanganan yang diberikan sehubungan dengan keluhan yang dialami. Diukur

Universitas Sumatera Utara

dari item pertanyaan pengetahuan yang terdiri dari 18 item berbentuk soal
dengan pernyataan benar salah. Jika menjawab dengan benar diberi nilai 1, dan
menjawab salah diberi nilai 0. Nilai skor maksimal adalah 18 dan skor minimal
adalah 0. Total skor variabel pengetahuan tersebut dikategorikan menjadi 2
berdasarkan nilai median (karena data berdistribusi tidak normal), yaitu:
a. Baik, jika total nilai skor responden ≥ median (≥ 8)
b. Kurang, jika total skor responden < median (< 8)
4.

Sikap adalah respon individu atau kecenderungan individu untuk bereaksi
terhadap suatu tindakan atau lingkungannya atas kejadian DBD. Diukur dari
item pernyataan dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 pernyataan

positif dan 5 pernyataan negatif. Alternatif positif terhadap masalah penelitian:
sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi
nilai 2 dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan alternatif yang
negatif terhadap masalah penelitian: sangat setuju (SS) diberi nilai 1, setuju (S)
diberi nilai 2, tidak setuju (TS) diberi nilai 3 dan sangat tidak setuju (STS) diberi
nilai 4. Nilai skor maksimal adalah 50 dan skor minimal adalah 10. Total skor
variabel pengetahuan tersebut dikategorikan menjadi 2 berdasarkan nilai median
(karena data berdistribusi tidak normal), yaitu:
a. Baik, jika total nilai skor responden ≥ median (≥ 29)
b. Kurang, jika total skor responden < median (< 29)

Universitas Sumatera Utara

5.

Praktik adalah tindakan yang dilakukan oleh kepala keluarga kasus (penderita
DBD) dan kontrol (bukan penderita DBD) untuk dapat melakukan suatu tindakan
pencegahan DBD dengan benar dan merupakan kebiasaan yang dilakukan tanpa
menunggu perintah atau ajakan orang lain menyangkut terhadap penyebab
terjadinya DBD. Diukur dari item pertanyaan tentang tindakan yang dilakukan

terhadap kejadian DBD yang terdiri dari 9 item, setelah dilakukan uji validitas
dari 9 item pertanyaan terdapat 2 item yang tidak valid sehingga menjadi 7 item
pertanyaan, setiap pertanyaan yang menjawab ada diberi nilai 1, dan yang
menjawab tidak ada diberi nilai 0. Nilai skor maksimal adalah 7 dan skor
minimal adalah 0. Total skor variabel pengetahuan tersebut dikategorikan
menjadi 2 berdasarkan nilai median (karena data berdistribusi tidak normal),
yaitu:
a. Baik, jika total nilai skor responden ≥ median (≥ 4)
b. Kurang, jika total skor responden < median (< 4)

6.

Jarak rumah adalah adanya halaman pembatas antara satu rumah dan rumah
lainnya dengan kategori :
a. Baik ≥ 5 m dan
b. Tidak baik < 5 m.

7.

Tata rumah adalah ada tidaknya barang berserakan dan kain bergantungan

dengan kategori:
a. Baik
b. Tidak baik

Universitas Sumatera Utara

8.

Tempat penampungan air (TPA) adalah ada tidaknya tempat-tempat untuk
menampung air guna keperluan sehari-hari seperti: tempayan, drum, bak mandi,
bak WC, bak penampungan air, ember dan lain-lain, dengan kategori sebagai
berikut:
a. Ada
b. Tidak ada

9.

Keberadaan jentik adalah ada tidaknya jentik pada tempat penampungan air baik
tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari, bukan untuk keperluan
sehari-hari atau tempat penampungan alami, dengan kategori:
a. Ada
b. Tidak ada

Universitas Sumatera Utara

3.7 Metode Pengukuran
Definisi operasional, cara ukur, skala ukur dan hasil ukur sebagai berikut:
Tabel 3.1. Definisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur, Skala Ukur, dan Hasil
Ukur
Definisi
Operasional
VARIABEL DEPENDEN
Kasus
Orang
yang
Demam
mempunyai
gejala
klinis
Berdarah
DBD
dan
berdasarkan test
laboratorium
yang
telah
didiagnosa
positif DBD oleh
rumah sakit dan
dicatat
pada
status
kartu
berobat
bulan
januari sampai
dengan desember
2010
VARIABEL INDEPENDEN
Variabel

Cara Ukur

Alat Ukur

Skala Ukur

Kategori

Studi
dokumentasi
data
sekunder
pada Rumah
Sakit Umum
Daerah Datu
Beru
Takengon
Aceh
Tengah

Kuesioner

Ordinal

0

Wawancara

Kuesioner

Ordinal

Baik
1 = Kurang

Wawancara

Kuesioner

Ordinal

Wawancara

Kusioner

Ordinal

0=
1=
0=
1=

=
Tidak
penderita
DBD
(kontrol)
1 = Penderita
DBD (kasus)

Perilaku Individu
Pengetahuan

Sikap
Tindakan

Segala sesuatu
yang diketahui
individu tentang
DBD
Respon individu
terhadap DBD
Tindakan
individu
terhadap
penyebab
terjadinya
DBD

Baik
Kurang
Baik
Kurang

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1. Lanjutan
Variabel

Definisi
Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur

Skala
Ukur

Adanya
halaman
pembatas antara
satu rumah den
dengan rumah
lainnya
Ada
tidaknya
barang
berserakan dan
kain
bergantungan

Observasi

Ceklist

Ordinal

0 = Baik (≥ 5 m)
1 = Tidak
Baik (< 5 m)

Observasi

Ceklist

Ordinal

0 = Tidak ada
1 = Ada

Ada
tidaknya
tempat-tempat
untuk
menampung air
guna keperluan
sehari-hari
seperti:
tempayan bak
mandi, bak WC,
drum,
bak
penampungan
air, ember dan
lain-lain
Ada
tidaknya
jentik
pada
tempat
penampungan
air baik tempat
penampungan
air
untuk
keperluan
sehari-hari,
bukan
untuk
keperluan
sehari-hari atau
tempat
penampungan
air alami

Observasi

Ceklist

Ordinal

0

Kategori

Lingkungan
Fisik

Jarak
rumah

Tata rumah

Tempat
penampungan
air (TPA)

Keberadaan
jentik

=

Tidak
ada

1 = Ada

Observasi

Ceklist

Nominal

0 = Tidak ada jentik
1 = Ada jentik

Universitas Sumatera Utara

3.8 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji conditional
logistic regression, dengan pertimbangan teknis analisis ini dapat memberikan
jawaban mengenai besarnya pengaruh perilaku individu (pengetahuan, sikap dan
tindakan) dan lingkungan fisik (jarak rumah, tata rumah, tempat penampungan air dan
keberadaan jentik) terhadap kejadian demam berdarah dengue yang berupa data
kategori pada taraf kepercayaan CI 95% (Sig = 0,05).

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
tengah Provinsi Aceh dengan luas wilayah 4.318,39 Km2, terletak antara 4,1033o
sampai 5,5750o Lintang Utara dan 95, 1540o sampai 97, 2025o Bujur Timur dengan
ketinggian bervariasi. Dengan batas-batas wilayah Kabupaten Aceh Tengah adalah:
Sebelah Utara

: Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Bireuen

Sebelah Selatan

: Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Gayo Lues

Sebelah Timur

: Kabupaten Aceh Timur

Sebelah Barat

: Kabupaten Pidie

Kabupaten Aceh Tengah memiliki topografi wilayah yang bervariasi, mulai
dari datar, lembah, bergelombang, berbukit sampai bergunung dengan kemiringan
permukaan tanah mulai dari landai sampai curam. Kabupaten Aceh Tengah memiliki
14 kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 295 desa. Kabupaten Aceh Tengah
mempunyai sebuah danau yang diberi nama Danau Laut Tawar.
4.1.2 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Tengah tahun 2010 adalah 175.527 jiwa,
dengan perbandingan laki-laki sebanyak 88.793 jiwa dan perempuan 86.734 jiwa.
Jumlah penduduk terbanyak tersebar pada golongan umur 15-44 tahun yaitu 93.673

Universitas Sumatera Utara

jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 47.604 jiwa dan perempuan 46.069
jiwa.
Kepadatan penduduk di tiap kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tengah tahun
2010 tidak merata, Kecamatan Bebesen adalah yang terpadat penduduknya yaitu
727.24 jiwa/Km2, kemudian Kecamatan Kebayakan 249.22 jiwa/Km2, Kecamatan
Bies 222.25 jiwa/Km2, Kecamatan Silih Nara 209.61 jiwa/Km2, Kecamatan Kute
Panang 194.38 jiwa/Km2, Kecamatan Lut Tawar 180.39 jiwa/Km2, Kecamatan
Pegasing 178,18 jiwa/Km2, dan yang terjarang penduduknya adalah kecamatan Linge
yaitu 4.22 jiwa/Km2.
4.1.3

Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Rumah yang
tidak memenuhi syarat kesehatan akan menjadi sumber dari berbagai penyakit.
Jumlah rumah sehat yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Tengah adalah sebanyak 18.241 rumah. Sedangkan jumlah rumah seluruhnya
sebanyak 41.713 rumah. Rumah yang ada tidak seluruhnya diperiksa, hanya 27.080
rumah atau 63,4% yang diperiksa, dari rumah yang diperiksa terdapat 67,4% yang
sehat.

Universitas Sumatera Utara

4.2 Pengaruh Perilaku Individu dan Lingkungan Fisik terhadap Kejadian DBD
Hasil penelitian tentang pengetahuan pada kelompok kasus di daerah Dataran
Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah adalah berpengetahuan kurang sebanyak 44
orang (42,3%). Pada kelompok kontrol berpengetahuan kurang sebanyak 58 orang
(55,8%), dan berpengetahuan baik sebanyak 46 orang (44,2%).
Sikap pada kelompok kasus adalah bersikap kurang sebanyak 44 orang
(42,3%) dan bersikap baik sebanyak 60 orang (57,1%). Pada kelompok kontrol
bersikap kurang sebanyak 33 orang (31,7%), dan bersikap baik sebanyak 71 orang
(68,3%).
Tindakan pada kelompok kasus terdapat tindakan kurang sebanyak 26 orang
(25,0%) dan tindakan baik sebanyak 78 orang (75,0%). Pada kelompok kontrol
tindakan kurang sebanyak 12 orang (11,5%), dan tindakan baik sebanyak 92 orang
(88,5%).
Hasil penelitian tentang jarak rumah pada kelompok kasus di daerah Dataran
Tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah adalah tidak baik ( 0,05. Nilai Odds Ratio (OR) = 1,79 (95% CI: 0.93 – 3,44) artinya bahwa

Universitas Sumatera Utara

responden yang bersikap kurang mempunyai risiko 1,79 kali lebih besar menderita
DBD dibandingkan dengan responden yang bersikap baik, diperoleh nilai p= 0,0782.
Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil ada hubungan yang bermakna antara
tindakan dengan kejadian demam berdarah dengue diperoleh nilai

= 7,54 dan

p=0,0064 < 0,05. Nilai Odds Ratio (OR) = 3,33 (95% CI: 1,34 – 8,30) artinya bahwa
responden yang memiliki tindakan kurang mempunyai risiko 3,33 kali lebih besar
untuk menderita DBD dibandingkan dengan responden yang memiliki tindakan baik,
diperoleh nilai

= 7,54 dan p= 0,0064.

Hasil penelitian bahwa ada hubungan yang bermakna antara jarak rumah
dengan kejadian demam berdarah dengue. Nilai Odds Ratio (OR) = 2,42 (95% CI:
1,23 – 4,73) artinya responden yang jarak rumah tidak baik (< 5 m) mempunyai risiko
2,42 kali lebih besar untuk menderita DBD dibandingkan responden yang jarak
rumahnya baik (≥ 5 m), diperoleh nilai

= 7,05 dan p=0,0079.

Bila dilihat dari variabel tata rumah hasil uji statistik menunjukkan ada
hubungan antara tata rumah dengan kejadian demam berdarah dengue. Nilai Odds
Ratio (OR) = 11,50 (95% CI: 2,71 – 48,77) artinya bahwa responden yang tata
rumahnya tidak baik mempunyai risiko 11,50 kali lebih besar untuk menderita DBD
dibandingkan dengan responden yang tata rumahnya baik, diperoleh nilai

= 17,64

dan p=0,0000.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara tempat penampungan air (TPA) dengan kejadian demam berdarah dengue.
Nilai Odds Ratio (OR) = 3,18 (95% CI: 1,61 – 6,26) artinya bahwa responden yang

Universitas Sumatera Utara

memiliki TPA mempunyai risiko 3,18 kali lebih besar untuk menderita DBD
dibandingkan responden yang tidak memiliki TPA, diperoleh nilai

= 12,52 dan

p=0,0004.
Hasil uji statistik menunjukkan juga bahwa ada hubungan yang bermakna
antara keberadaan jentik dengan kejadian demam berdarah dengue. Nilai Odds Ratio
(OR) = 16,75 (95% CI: 6,11 – 45,92) artinya bahwa risiko DBD 16,75 kali lebih
besar pada rumah yang ada jentik di tempat penampungan air dibandingkan dengan
yang tidak ada jentik nya, diperoleh nilai

= 55,90 dan p=0,000.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Pengaruh Perilaku Individu dan Lingkungan Fisik terhadap
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Daerah Dataran Tinggi
Gayo Kabupaten Aceh Tengah

Variabel
Perilaku Individu
Pengetahuan
Kurang
Baik
Sikap
Kurang
Baik
Tindakan
Kurang
Baik
Lingkungan Fisik
Jarak Rumah
Tidak Baik
Baik
Tata Rumah
Ada
Tidak Ada
Tempat Penampung Air
Ada
Tidak Ada
Keberadaan Jentik
Ada
Tidak Ada

Kasus

Kontrol

OR
(95% CI)

n

%

n

%

44
60

42,3
57,7

58
46

55,8
44,2

44
60

42,3
57,1

33
71

26
78

25
75

48
56

Nilai
p

0
4,08

0,55
0,30 - 0,99

31,7
68,3

3,10

1,79
0,93 – 3,44

0,0782

12
92

11,5
88,5

7,54

3,33
1,34 – 8,30

0,0064

46,2
53,8

31
73

29,8
70,2

7,05

2,42
1,23 – 4,74

0,0079

102
2

98,1
1,9

81
23

77,9
22,1

17,64

11,50
2,71 – 48,77

0,0000

75
29

72,1
27,9

53
51

51,0
49,0

12,52

3,18
1,61 – 6,26

71
33

68,3
31,7

7,7
92,3

55,90

16,75
6,11 – 45,92

8
96

0,0465

0,0004

0,0000

Bila dilihat dari Tabel 4.1, variabel yang memiliki syarat untuk dilanjutkan ke
tahapan analisis multivariat adalah variabel pengetahuan, sikap, tindakan, jarak
rumah, tata rumah, TPA dan keberadaan jentik.

Universitas Sumatera Utara

4.3

Pengaruh Perilaku Individu dan Lingkungan Fisik terhadap Kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Daerah Dataran Tinggi Gayo
Kabupaten Aceh Tengah
Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (perilaku individu dan lingkungan fisik) terhadap variabel dependen
(kejadian DBD) serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi. Pengujian
terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku individu (pengetahuan dan
tindakan) dan lingkungan fisik (jarak rumah, tata rumah, tempat penampungan air
dan keberadaan jentik) berpengaruh terhadap kejadian DBD di daerah dataran tinggi
Gayo Kabupaten Aceh Tengah dilakukan dengan uji conditional logistic regression
dengan nilai signifikansi masing-masing variabel < 0,05.
Hasil analisis uji conditional logistic regression menunjukkan bahwa variabel
perilaku individu yang berpengaruh terhadap kejadian DBD adalah pengetahuan
dengan nilai p= 0,0433 (p