ANALISIS TEKNIKAL HARGA SAHAM PADA PERUS

AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1, No. 1, Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat
p-ISSN: 2549-5658 e-ISSN: 2549-7243
Hal 1-19

ANALISIS TEKNIKAL HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FARMASI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015
Siti Sri Rahayu
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Email: [email protected]
Diterima: ....; Direvisi: ....; Disetujui: ....
Abstract
The purpose of the research is for analyze the movement of stock price technically to decided
investment pharmaceutical companies which registered in Indonesian Stock Exchange in 2015. Data
used in this research is second data which published by Indonesian Stock Exchange. The result from
the research is analyze modern technically and analyze classic technically show that stock price in
2015 is downtrend. The analyze frequency stock price movements show that nine companies becomes
samples are three companies is not active and six companies are active in traded in 2015. The
comparison between analyze technical classic and modern show that analyze technical classic is
more accurate than analyze technical modern in predict stock price.

Keywords: Classical Technical Analysis, Modern Technical Analysis, Stock Price, Moving Average,
Stock Trading Volume, Chart Pattern, Stock Trading Frequency, Bullish, Bearish.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan harga saham secara teknikal untuk
menentukan keputusan investasi pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekuder yang
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian analisis pergerakan harga saham melalui
analisis teknikal modern dengan indikator Moving Average dan analisis teknikal klasik dengan
menganalisis volume perdagangan dan harga saham yang membentuk chart patterns menunjukan
bahwa secara garis besar trend pergerakan harga saham selama tahun 2015 mengalami penurunan
(downtrend). Hasil analisis frekuensi pergerakan harga saham menunjukan bahwa dari sembilan
perusahaan yang dijadikan sample tiga perusahaan dinyatakan tidak aktif diperdagangkan dan enam
perusahaan lainnya dinyatakan aktif diperdagangkan selama tahun 2015. Hasil perbandingan analisis
teknikal klasik dengan analisis teknikal modern menunjukan bahwa analisis teknikal klasik lebih
akurat dibanding analisis teknikal modern dalam memprediksi harga saham.
Kata Kunci: Analisis Teknikal Klasik, Analisis Teknikal Modern, Harga Saham, Moving Average,
Volume Perdagangan Saham, Chart Patterns, Frekuensi Perdagangan Saham, Bullish, Bearish.

PENDAHULUAN


Investasi

merupakan

penundaan

kompensasi yang lebih besar dimasa yang

konsumsi dimasa sekarang dengan tujuan

akan datang. Investor adalah pihak yang

untuk mendapatkan nilai konsumsi atau

melakukan investasi, bisa dari pemerintah,

2 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat


DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
perusahaan

maupun

individu.

Investasi

memperjualbelikan sahamnya di Bursa Efek

dapat dilakukan pada aset rill atau aset

Indonesia.

financial. Pasar modal merupakan salah satu

menginvestasikan dananya pada saham

jenis investasi pada aset financial. “Pasar


tentunya untuk mendapatkan keuntungan

modal merupakan suatu wadah atau tempat

(return) yang optimal. Keuntungan dari

untuk

instrumen

saham yang diinvestasikan selalu diiringi

keuangan yang biasanya untuk jangka

dengan resiko dari investasi. Semakin besar

panjang” (Van Horne dan Wachowicz,

return yang didapat maka semakin besar


2005).

pula resiko yang akan timbul, sesuai dengan

memperjualbelikan

Pasar

modal

merupakan

alternatif

pendanaan selain Bank bagi perusahaan.

Tujuan

para


investor

hukum high risk-high return, low risk-low
return.

Pasar modal berfungsi sebagai sarana tempat

Return yang diterima investor dapat

bertemunya pihak yang membutuhkan dana

berupa dividen yang dibagikan setiap

(emiten) dan pihak yang menyediakan dana

periode oleh emiten ataupun selisih antara

(investor).


harga jual dan harga beli yang disebut

“Di tempat inilah para pelaku

pasar yaitu individu-individu atau badan

dengan

usaha yang mempunyai kelebihan dana

dihadapkan

(surplus fund) melakukan investasi dalam

memutuskan menjual atau membeli saham.

surat berharga yang ditawarkan oleh emiten”

Keputusan tersebut harus dibuat dengan


(Sunariyah,

hati-hati

2011:5).

Yang

termasuk

capital

gain.

dengan

supaya

tidak


Investor

selalu

pilihan

untuk

menimbulkan

instrumen pasar modal antara lain saham,

kerugian bagi investor atau berdampak pada

obligasi, reksadana, warrant, dan option.

penurunan return yang akan diterima. Oleh

Instrumen


banyak

karena itu dibutuhkan analisis yang tepat

diperdagangkan di Bursa Efek adalah

yang menjadi dasar dalam pengambilan

saham.

keputusan.

pasar
“Saham

modal
adalah

yang
tanda


bukti

kepemilikan modal atau dana pada suatu
perusahaan”

(Irham

Fahmi,

Terdapat dua macam analisis yang

2015:270).

dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

Saham merupakan surat berharga yang

keputusan yaitu analisis fundamental dan

diterbitkan oleh suatu perseroan terbatas

analisis teknikal. “Analisis fundamental

dengan status perseroan terbuka (Tbk.)

fokus dengan data-data keuangan untuk

karena tidak semua perusahaan dapat

mencari nilai yang sesungguhnya atau

3 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
intrinsic value dari suatu saham” (Edianto
Ong,

2016:7).

Analisis

Pergerakan harga yang terjadi di pasar

tekhnikal

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

memperkirakan pergerakan harga saham

rasional maupun irasional namun pada

dimasa yang akan datang dengan melihat

akhirnya semuanya akan tercermin pada

laporan keuangan serta kondisi politik dan

harga pasar (supply & demand). “Dari dasar

ekonomi suatu negara. Dari segi transparansi

hukum

data analisis fundamental cenderung kurang

menyimpulkan bahwa jika harga naik,

transparan dalam penyajian data, karena

apapun alasan dibalik kenaikan harga

biasanya perusahaan tidak mempublikasikan

tersebut, demand pasti lebih besar daripada

laporan keuangannya secara rinci.

supply dan dari sisi fundamental mestinya

ekonomi

ini

para

technicalist

“Analisis teknikal adalah suatu metode

bullish. Sebaliknya, jika harga turun, supply

pengevaluasian saham, komoditas ataupun

pastilah lebih besar daripada demand dan

sekuritas lainnya dengan cara menganalisis

dari sisi fundamental mestinya bearish”

statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar

(Edianto Ong, 2016:2). Bearish dan bullish

dimasa

lampau

pergerakan

harga

guna

memprediksi

adalah

dimasa

mendatang.”

melambangkan situasi pasar. Bearis adalah

(Edianto Ong, 2016:1).
Analisis

teknikal

istilah

yang

digunakan

dalam

kondisi pasar dimana harga saham sedang
memperkirakan

turun. Sedangkan bullish adalah kondisi

pergerakan harga saham dimasa yang akan

pasar dimana harga saham sedang naik.

datang dengan mengamati grafik (charts)

“Prinsip dasar dari analisis teknikal adalah

yang menggambarkan pergerakan harga

pergerakan harga yang terjadi dipasar telah

saham dimasa lalu dan jumlah transaksi

mewakili semua faktor lain (market action

(volume)

discouts

suatu

perusahaan

(emiten).

everythung),

terdapat

pola

Analisis teknikal disebut juga sebagai

kecenderungan dalam pergerakan harga

analisis yang menggunakan data historis

(price move in treds), sejarah akan terulang

dengan melihat harga saham dimasa lalu

(history repeats itself)” (Edianto ong:

dalam peramalannya. Para analis yang

2016:2).

melakukan analisis menggunakan analisis

Analisis teknikal sendiri telah lama

teknikal ini disebut sebagai technicalis,

digunakan, pertama kali digunakan pada

technician, atau chartist.

awal abad ke 16 di Eropa untuk perdagangan
agrikultur. Kemudian tercipta teknik baru

4 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
dalam

analisis

teknikal

yaitu

dengan

pergerakan harga saham yang disebut

Charts

untuk

sebagai garis Support dan Resistance. “Garis

menganalisis perdagangan beras sekitar

Support atau (Support line) adalah level

tahun 1700-an di asia (tepatnya jepang). Di

dimana terdapat kecenderungan harga akan

Amerika analisis teknikal diperkenalkan

naik, karena pembeli yang lebih banyak

oleh Charles Dow dan rekannya Edward

daripada penjual, atau demand lebih besar

Jones serta Charles Bergestresser. Charles

daripada supply” (Edianto Ong, 2016:49).

Dow dan rekan-rekannya memperkenalkan

Sedangkan “garis resistance atau resistance

analisis teknikal di Amerika sekitar abad ke

line

18 tepatnya tahun

kecenderungan harga akan turun, karena

menggunakan

studi

Candle

tentang

teknikal adalah suatu

diamana

terdapat

penjual yang lebih banyak daripada pembeli,

untuk

atau supply lebih besar daripada demand”

memprediksi kecenderungan (trend) harga

(Edianto Ong, 2016:49). Garis support dan

saham dimasa yang akan datang” (Desi

resistance berfungsi sebagai suatu pembatas

Pujiati, 2013). Charts yang digunakan dalam

harga yang memudahkan para investor

analisis teknikal ada tiga yaitu line charts,

maupun trader untuk mengetahui yang

bar charts dan candle charts. Charts

mana harga yang terlalu murah dan yang

berfungsi menggambarkan atau menunjukan

lebih terlalu mahal dari harga saham tersebut

riwayat pergerakan nilai harga saham pada

dimasa lalu.

satu

pasar

level

yang

digambarkan

perilaku

adalah

melalui

periode

Charts

Ada banyak indikator yang dapat

untuk

digunakan dalam memprediksi pergerakan

melakukan suatu analisis teknikal. Periode

harga saham. Indikator yang sering dan

waktu (timehorizon) atau lama waktu

umum digunakan adalah Moving Average,

analisis

sebelum

MACD (Moving Average Convergence

melakukan analisis. Pada analisis teknikal

Divergence), RSI (Relative Strength Index),

semakin pendek periode waktu analisis

Stochastic, Parabolic SAR, Bollinger Band,

maka data yang diperoleh akan semakin

dan lain sebagainya. Indikator tersebut

detail.

merupakan

dibutuhkan

waktu

grafik

sebagai

harus

Terdapat

tertentu.
alat

utama

ditentukan

prinsip

menentukan

keputusan

berdasarkan

batas

dasar
investasi

acuan

pada

dalam
yaitu
grafik

formula

matematis

yang

berfungsi membantu memberi sinyal beli
atau jual bagi para investor maupun trader.

5 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
Pada

perdagangan

saham

terdapat

melemah

selama

semester

I

2015.

bebeberapa indeks yang dijadikan indikator

Kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi

dari harga saham yang diperdagangkan.

Indonesia belum sesuai harapan karena

Indeks yang dijadikan indikator tersebut

pembangunan infrastruktur masih lamban

berguna

dalam

sehingga menekan rupiah. Pelemahan rupiah

melakukan pengamatan harga saham dari

ini juga menjadi salah satu tekanan terhadap

perdagangan yang terjadi. Indeks-indeks

laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

yang ada di Bursa Efek Indonesia antara lain

Secara year to date, IHSG minus 5,81

Indeks Liquid 45(LQ45), Indeks IDX30,

persen menjadi 4.923 pada penutupan

Jakarta Islamic Index (JII) Indeks Kompas

perdagangan saham Jumat 26 Juni 2015.

100, dan Indeks Harga Saham Gabungan

IHSG tertekan ini didorong dari sejumlah

(IHSG). Indeks harga saham dibagi lagi

sektor saham yang melemah. Sektor saham

menjadi sembilan indeks sektoral yaitu:

industri dasar dan kimia merosot 21,6 persen

pertanian, pertambangan, industri dasar dan

menjadi 426,25. Disusul sektor saham

kimia, aneka industri, industri barang

pertambangan susut 17,53 persen ke level

konsumsi,

dan

1.129. Tak hanya itu, sektor saham aneka

konstruksi bangunan, infrastruktur, utilitas

industri dan manufaktur masing-masing

dan transportasi, keuangan, perdagangan,

turun 9,56 persen dan 8,23 persen secara

jasa dan investasi. Sektor industri barang

year to date. Hal itu ditambah permintaan

dan konsumsi memiliki enam sub sektor

terhadap

diantaranya, sektor makanan dan minuman,

meningkat

rokok,

barang

membayar utang perusahaan swasta dan

keperluan rumah tangga, peralatan rumah

Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tak

tangga, serta sub sektor lainnya. Industri

hanya sentimen domestik, tekanan dari luar

farmasi merupakan salah satu industri yang

negeri juga menekan nilai tukar rupiah

sebagian besar bahan bakunya diimpor dari

terhadap dollar AS.

untuk

memudahkan

properti,

farmasi,

real

kosmetik

estate

dan

luar negeri, oleh karena itu perubahan nilai
tukar

sangat

mempengaruhi

kondisi

keuangana perusahaan.

dollar

AS

di

kuartal

yang
II

cenderung
2015

untuk

Berdasarkan kurs referensi Jakarta
Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR),
rupiah telah melemah 6,92 persen secara

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap

year to date (Ytd) dari level 12.474 per

dolar Amerika Serikat (AS) cenderung

dollar AS pada 2 Januari 2015 menjadi

6 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
13.338 per dolar AS pada Jumat 26 Juni

banyak mengimpor bahan baku seperti

2015. Sepanjang Juni 2015, rupiah berada di

farmasi, makanan dan minuman. Tak hanya

kisaran 13.200 per dollar AS hingga 13.300

itu, industri pendukung seperti industri baja

per dollar AS. Tekanan nilai tukar rupiah ini

juga terkena imbasnya. Hal itu lantaran

dinilai dapat menekan kinerja keuangan

bahan baku produksi sebagian besar impor.

perusahaan dan membebani emiten yang
METODE PENELITIAN

Efek Indonesia periode 2014 sampai dengan

Sampel pada penelitian ini diambil

2015, serta data penunjang lainnya yang

dengan metode judgement sampling yang

bersumber dari berbagai literatur seperti

merupakan salah satu jenis dari teknik

jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan

purposive

dengan penelitian ini.

sampling.

Sampel

dipilih

berdasarkan penilaian terhadap beberapa

Penelitian

ini

akan

mengnalisis

kriteria anggota sampel yang disesuaikan

pergerakan harga saham secara teknikal

dengan maksud penelitian. Populasi pada

dengan

penelitian ini adalah Perusahaan Farmasi

teknikal klasik dan analisis tektikal modern,

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

dimana

tahun 2015. Ada 10 (sepuluh) perusahaan

menggunakan pergerakan harga saham dan

Farmasi yang merupakan populasi pada

volume perdagangan sebagai indikator yang

penelitian ini, namun hanya 9 (sembilan)

akan memunculkan pola-pola dari Chart

perusahaan Farmasi yang memenuhi kriteria

Patterns,

sedangkan

analisis

teknikal

sebagai sample untuk penelitian ini.

modern

menggunakan

metode

Moving

Average

sebagai

Teknik

pengumpulan

data

yang

menggunakan
analisis

metode

analisis

teknikal

indikator

klasik

yang

akan

digunakan dalam penelitian ini adalah

memunculkan sinyal bullish dan bearish.

metode pengumpulan data dokumentasi.

Penelitian ini nantinya akan menjelaskan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian

bagaimana keputusan investasi berdasarkan

ini berupa data kuantitatif. Sumber data

pergerakan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perdagangan

saham

dan

sumber data sekunder yaitu data yang

perdagangan

saham.

Penelitian

diperoleh dari ringkasan kinerja perusahaan

menggunakan aplikasi Chart Nexus 5.0

dan data historikal pergerakan harga saham

sebagai alat analisis yang dapat menbantu

perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa

dalam melakukan aktivitas analisis.

harga

saham,

volume
frekuensi
ini

7 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
Pola-pola dari Chart Patterns dan

perusahaan diperjualbelikan pada waktu

sinyal bullish serta bearish yang terbentuk

tertentu. Menurut Surat Edaran Bursa Efek

akan menunjukan bagaimana trend atau

Jakarta No. SE-03/BEJ/II-I/1994, suatu

kecenderungan arah pergerakan harga pada

saham dikatakan aktif apabila frekuensi

suatu pasar. Trend yang terbentuk dapat

perdagangan saham minimal 300 kali atau

memberi gambaran pada investor, terkait

lebih dalam satu tahun. Analisis frekuensi

dengan

merupakan salah satu faktor yang perlu di

keputusan

investasi.

Menurut

(Edianto Ong, 2016:29), “Dalam Dow

perhatikan

Theory dikatakan bahwa terdapat tiga jenis

investasi khususnya dalam investasi saham,

trend, antara lain Uptrand (kecenderungan

karena

harga naik), Downtrand (kecenderungan

ditentukan dari banyaknya frakuensi suatu

harga turun) dan Sideway (kecendurungan

saham diperdagangkan di Bursa.

harga ke samping atau harga tetap, Sideway

dalam

aktif

Secara

penentuan

tidaknya

umum

keputusan

suatu

data

saham

penelitian

ini

juga bisa disebut trandless atau tidak

merupakan data sekunder yang mencakup

memiliki trend).

data-data historis pergerakan harga saham,

Analisis teknikal klasik akan mengkaji

volume

perdagangan,

frekuensi

bagaimana trend yang terjadi pada suatu

perdagangan, dan laporan-laporan yang

pasar berdasarkan pola Chart Patterns yang

dipublikasikan oleh setiap perusahaan pada

terbentuk. Hasil dari analisis tersebut akan

Bursa Efek Indonesia.

menjadi dasar dalam menentukan keputusan
investasi.
Analisis

Data

sekunder

tersebut

diperoleh

melalui website Bursa Efek Indonesia pada
teknikal

modern

akan

www.idx.co.id, website www.sahamok.com

mengkaji bagaimana trend yang terjadi pada

dan

suatu pasar berdasarkan garis Moving

memanfaatkan jaringan internet. Dengan

Average dan sinyal bullish serta bearish

kata lain, penelitian ini tidak dilakukan

yang terbentuk. Hasil dari analisis tersebut

secara

akan mencadi dasar dalam menentukan

perusahaan

keputusan investasi

Indonesia yang menjadi objek penelitian.

Analisis
menggambarkan

frekuensi
berapa

perdagangan
kali

saham

website

yahoo

langsung
(emiten)

finance

dengan
dan

dengan

mendatangi
Bursa

Efek

8 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
HASIL DAN PEMBAHASAN

dan

komoditas

nonmigas.

Selain

itu,

Pergerakan harga saham dari setiap

perlambatan pertumbuhan perekonomian di

perusahaan tersebut berbeda-beda. Tingkat

Indonesia juga disebabkan oleh beberapa

harga dari setiap saham perusahaan juga

permasalahan struktural baik dari sektor rill

berbeda. Oleh sebab itu, tingkat keuntungan

maupun sektor keuangan. Permasalahan

yang dihasilkan dari setiap perusahaan juga

struktural

berbeda. Pola dan sinyal yang terbentuk

perekonomian yang masih bertumpu pada

akan menyesuaikan pergerakan harga saham

komoditas, serta tingginya kandungan impor

harian dari setiap perusahaan, oleh karena

dalam

itu pola dan sinyal yang terbentuk akan

membuat tidak maksimalnya kinerja ekspor

berbeda,

dalam memanfaatkan kondisi rupiah yang

momentum

atau

terbentuknya juga akan berbeda.
Berdasarkan hasil analisis

waktu
volume

dengan menganalisis pola Charts Patterns
dapat diketahui bahwa secara keseluruhan
trend yang terjadi sepanjang tahun 2015
pada seluruh perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah
trend penurunan (downtrend). Penurunan
trend yang terjadi merupakan dampak dari
melemahnya pertumbuhan ekonomi yang
terjadi selama tiga tahun terakhir di
Perlambatan

pertumbuhan

ekonomi di Indonesia disebabkan oleh
perlambatan

perekonomian

global.

Melemahnya pertumbuhan perekonomian
global

bersumber

dari

produk

sedang

perdagangan menggunakan metode klasik

Indonesia.

bersumber

melemahnya

pertumbuhan ekonomi dunia, dan adanya
ketidakpastian pasar keuangan dunia yang
mendorong turunnya harga minyak dunia

dari

ekspor

struktur

indonesia

terdepresiasi.

permasalahan

yang

Sedangkan

struktural

pada

sektor

keuangan bersumber dari pasar keuangan
domestik yang masih terhitung lemah dalam
menghadapi

perlambatan

pertumbuhan

ekonomi global yang selanjutnya memberi
dampak pada melambatnya aliran dana atau
modal asing yang masuk ke Indonesia.
Ketidakpastian

pasar

keuangan

global

mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap
dollar terdepresiasi selama tahun 2015.
Perlambatan

pertumbuhan

ekonomi

di

Indonesia berdampak pada melemahnya
daya

konsumsi

dari

masyarakat.

Melemahnya daya konsumsi masyarakat
yang dipicu oleh perlambatan pertumbuhan
ekonomi global membuat perusahaan tidak
bisa memperoleh keuntungan atau laba yang
besar,

hal

tersebut

dapat

memicu

kekhawatiran dan kepanikan dari investor

9 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
yang

selanjutnya

investor

membuat tidak maksimalnya kinerja ekspor

berbondong-bondong melakukan penjualan

dalam memanfaatkan kondisi rupiah yang

atas saham yang dimiliki, dan hal tersebut

sedang

akan mendorong harga saham menjadi

permasalahan

turun.
Berdasarkan

keuangan bersumber dari pasar keuangan

menggunakan

membuat

hasil

metode

analisis

Modern

dengan

indikator Moving Average dapat diketahui
bahwa secara keseluruhan trend yang terjadi
sepanjang

tahun

2015

pada

seluruh

perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penurunan trend

yang

terjadi merupakan dampak dari melemahnya
pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama
tiga tahun terakhir di Indonesia. Perlambatan
pertumbuhan

ekonomi

di

Indonesia

disebabkan oleh perlambatan perekonomian
global.

Melemahnya

perekonomian

global

pertumbuhan
bersumber

dari

melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia,
dan adanya ketidakpastian pasar keuangan
dunia yang mendorong turunnya harga
minyak dunia dan komoditas nonmigas.
Selain

itu,

perlambatan

pertumbuhan

perekonomian di Indonesia juga disebabkan
oleh beberapa permasalahan struktural baik
dari sektor rill maupun sektor keuangan.

terdepresiasi.

Sedangkan

struktural

pada

sektor

domestik yang masih terhitung lemah dalam
menghadapi

perlambatan

pertumbuhan

ekonomi global yang selanjutnya memberi
dampak pada melambatnya aliran dana atau
modal asing yang masuk ke Indonesia.
Ketidakpastian

pasar

keuangan

global

mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap
dollar terdepresiasi selama tahun 2015.
Perlambatan

pertumbuhan

ekonomi

di

Indonesia berdampak pada melemahnya
daya

konsumsi

dari

masyarakat.

Melemahnya daya konsumsi masyarakat
yang dipicu oleh perlambatan pertumbuhan
ekonomi global membuat perusahaan tidak
bisa memperoleh keuntungan atau laba yang
besar,

hal

tersebut

dapat

memicu

kekhawatiran dan kepanikan dari investor
yang

selanjutnya

membuat

investor

berbondong-bondong melakukan penjualan
atas saham yang dimiliki, dan hal tersebut
akan mendorong harga saham menjadi

Permasalahan struktural bersumber dari

turun.
Berdasarkan hasil analisis frekuensi

struktur perekonomian yang masih bertumpu

perdagangan dapat diketahui bahwa dari

pada komoditas, serta tingginya kandungan

sembilan perusahaan yang diteliti terdapat

impor dalam produk ekspor indonesia yang

tiga perusahaan yang dinyatakan tidak aktif

10 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
diperdagangkan
dinyatakan

dan

aktif

enam

perusahaan

diperdagangkan.

Tiga

perusahaan yang sahamnya tidak aktif
diperdagangkan tersebut diantaranya adalah
PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk, PT.
Merck, Tbk dan PT. Merck Sharp Dohme
Farma, Tbk, sedangkan enam perusahaan
yang

sahamnya

aktif

diperdagangkan

diantaranya adalah PT. Indofarma (Persero),
Tbk, PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk, PT. Kalbe Farma, Tbk, PT.
Kimia Farma (Persero), Tbk, PT. Pyridam
Farma, Tbk dan PT. Tempo Scan Pacific,

Edaran Bursa Efek Jakarta No.

03/BEJ/II-I/1994.
Berdasarkan hasil perbandingan antara
analisis teknikal klasik dan analisis teknikel
modern dapat diketahui bahwa analisis
teknikal klasik lebih akurat dibanding
analisis teknikal modern dalam memprediksi
harga saham. Hal tersebut karena pada
analisis teknikal klasik perubahan harga
saham yang terjadi sepenuhnya dikendalikan
oleh harga saham itu sendiri, sedangkan
pada analisis teknikal modern indikatorlah
yang akan memberikan sinyal pada harga
saham,

Tbk.
Saham yang dinyatakan tidak aktif
diperdagangkan

saham

jadi

indikatorlah

yang

mengendalikan harga saham. Pada analisis

yang

teknikal modern perubahan harga terjadi

frekuensi perdagangan sahamnya kurang

karena adanya sinyal dari indikator sinyal

dari 300 kali dalam satu tahun. Sedangkan

tersebut bisa saja dikatakan tidak valid

saham yang aktif diperdagangkan adalah

apabila sinyal bullish sebelumnya telah

saham

terdeteksi namun yang terjadi pada keesokan

yang

adalah

SE-

frekuensi

perdagangan

sahamnya 300 kali atau lebih dalam satu

harinya yang muncul adalah sinyal bearish.

tahun, hal tersebut sesuai dengan Surat
SIMPULAN

menurun (downtrend). Penurunan trend yang

Berdasarkan

analisis

terjadi sepanjang tahun 2015 diakibatkan

pergerakan harga saham melalui analisis

oleh kondisi perekonomian di Indonesia

teknikal klasik dengan menganalisis volume

yang mengalami perlambatan. Perlambatan

perdagangan

pertumbuhan

membentuk

dan

hasil

Hasil

harga

pola-pola

saham

Chart

yang

Patterns

ekonomi

di

Indonesia

disebabkan oleh perlambatan perekonomian

menunjukan bahwa secara garis besar trend

global.

Melemahnya

pergerakan harga saham pada perusahaan

perekonomian

farmasi tahun 2015 mengalami trend yang

melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia,

global

pertumbuhan
bersumber

dari

11 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
dan adanya ketidakpastian pasar keuangan

tahun

dunia yang mendorong turunnya harga

perekonomian di Indonesia yang mengalami

minyak dunia dan komoditas nonmigas.

perlambatan.

Selain

ekonomi di Indonesia disebabkan oleh

itu,

perlambatan

pertumbuhan

2015

diakibatkan

oleh

Perlambatan

kondisi

pertumbuhan

perekonomian di Indonesia juga disebabkan

perlambatan

oleh beberapa permasalahan struktural baik

Melemahnya pertumbuhan perekonomian

dari sektor rill maupun sektor keuangan.

global

Permasalahan struktural bersumber dari

pertumbuhan ekonomi dunia, dan adanya

struktur perekonomian yang masih bertumpu

ketidakpastian pasar keuangan dunia yang

pada komoditas, serta tingginya kandungan

mendorong turunnya harga minyak dunia

impor dalam produk ekspor indonesia yang

dan

membuat tidak maksimalnya kinerja ekspor

perlambatan pertumbuhan perekonomian di

dalam memanfaatkan kondisi rupiah yang

Indonesia juga disebabkan oleh beberapa

sedang

permasalahan struktural baik dari sektor rill

terdepresiasi.

permasalahan

struktural

Sedangkan
pada

sektor

perekonomian

bersumber

komoditas

dari

global.

melemahnya

nonmigas.

Selain

itu,

maupun sektor keuangan. Permasalahan

keuangan bersumber dari pasar keuangan

struktural

domestik yang masih terhitung lemah dalam

perekonomian yang masih bertumpu pada

menghadapi

komoditas, serta tingginya kandungan impor

perlambatan

pertumbuhan

bersumber

dalam

dampak pada melambatnya aliran dana atau

membuat tidak maksimalnya kinerja ekspor

modal asing yang masuk ke Indonesia.

dalam memanfaatkan kondisi rupiah yang

Ketidakpastian

sedang

keuangan

global

ekspor

struktur

ekonomi global yang selanjutnya memberi

pasar

produk

dari

indonesia

terdepresiasi.

Sedangkan

mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap

permasalahan

dollar terdepresiasi selama periode 2015.
Berdasarkan hasil analisis pergerakan

keuangan bersumber dari pasar keuangan

harga saham melalui analisis teknikal
modern dengan indikator Moving Average
pada

perusahaan

farmasi

tahun

2015

menunjukan bahwa secara garis besar trend
mengalami

penurunan

(downtrend).

Penurunan trend yang terjadi sepanjang

struktural

yang

pada

sektor

domestik yang masih terhitung lemah dalam
menghadapi

perlambatan

pertumbuhan

ekonomi global yang selanjutnya memberi
dampak pada melambatnya aliran dana atau
modal asing yang masuk ke Indonesia.
Ketidakpastian

pasar

keuangan

global

12 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap

modern menunjukan bahwa analisis teknikal

dollar terdepresiasi selama periode 2015.
Berdasarkan hasil analisis pergerakan

klasik lebih akurat dibanding analisis

harga saham melalui analisis frekuensi
perdagangan saham menunjukan bahwa dari
sembilan perusahaan farmasi yang diteliti
terdapat tiga perusahaan yang sahamnya
tidak aktif diperdagangkan dan enam
perusahaan yang aktif diperdagangkan. Tiga
perusahaan yang sahamnya tidak aktif
diperdagangkan tersebut diantaranya adalah
PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk, PT.
Merck, Tbk dan PT. Merck Sharp Dohme
Farma, Tbk, sedangkan enam perusahaan
yang

sahamnya

aktif

diperdagangkan

diantaranya adalah PT. Indofarma (Persero),
Tbk, PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
Muncul, Tbk, PT. Kalbe Farma, Tbk, PT.
Kimia Farma (Persero), Tbk, PT. Pyridam
Farma, Tbk dan PT. Tempo Scan Pacific,
Tbk. Menurut Surat Edaran Bursa Efek
Jakarta No. SE-03/BEJ/II-I/1994, suatu
saham dikatakan aktif apabila frekuensi
perdagangan saham minimal 300 kali atau
lebih

dalam

satu

tahun.

Frekuensi

perdagangan saham yang tinggi dapat
mengindikasikan aktifnya suatu saham,
namun apabila frekuensi perdagangannya
rendah maka saham tersebut dinyatakan
tidak aktif diperdagangkan.
Berdasarkan hasil perbandingan analisis
teknikal klasik dengan analisis teknikal

teknikal modern dalam memprediksi harga
saham. Hal tersebut karena pada analisis
teknikal klasik perubahan harga saham yang
terjadi sepenuhnya dikendalikan oleh harga
saham itu sendiri, sedangkan pada analisis
teknikal modern indikatorlah yang akan
memberikan sinyal pada harga saham, jadi
indikatorlah yang mengendalikan harga
saham. Pada analisis teknikal modern
perubahan harga terjadi karena adanya
sinyal dari indikator sinyal tersebut bisa saja
dikatakan tidak valid apabila sinyal bullish
sebelumnya telah terdeteksi namun yang
terjadi pada keesokan harinya yang muncul
adalah sinyal bearish. Kurang akuratnya
analisis teknikal modern bukan berarti
metode analisis tersebut jelek atau tidak bisa
digunakan, analisis teknikal modern justru
akan

lebih

baik

dan

akurat

apabila

digunakan untuk analisis dengan janga
waktu yang pendek, namun tidak ada
jaminan bahwa analisis teknikal klasik 100%
akurat dalam memprediksi harga saham.
Perubahan harga yang sangat fluktuatif di
pasar memunculkan kemungkinan harga
saham yang diprediksi bisa saja meleset,
karena dalam pasar modal tidak ada sesuatu
yang pasti. Untuk dapat lebih maksimal
dalam melakukan analisis investor atau para

13 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
technicalist

disarankan

mengkombinasikan

untuk

penggunaan

analisis

melakukan analisis investor atau para
technicalist

disarankan

juga

untuk

penggunaan

analisis

teknikal klasik dan analisis teknikal modern

mengkombinasikan

untuk mendapat prediksi harga yang lebih

teknikal klasik dan analisis teknikal modern

baik dan akurat.

untuk mendapat prediksi harga yang lebih

SARAN

baik dan akurat sehingga bisa mendapatkan

Bagi investor disarankan untuk melihat

besaran return yang diinginkan.

seluruh saham yang terdaftar di bursa efek

Bagi peneliti selanjutnya yang akan

agar tidak terpaku pada perusahaan farmasi

melakukan penelitian mengenai analisis

saja.

Investor

hendaknya

melakukan

teknikal disarankan untuk menggunakan

sebelum

melakukan

sektor lain selain farmasi sebagai subjek

pengambilan keputusan investasi baik secara

penelitian, selain itu disarankan untuk

teknikal maupun fundamental. Pastikan

menggunakan indikator lain atau menambah

saham yang akan investor beli adalah saham

jumlah indikator dalam penelitian agar lebih

yang aktif diperdagangkan, tingkat likuiditas

bervariasi misalnya seperti indikator MACD

yang tinggi dan aktif memberikan dividend.

(Moving Average Convergence Divergence),

Disarankan bagi investor untuk mencoba

RSI (Relative Strength Index), Stochastic,

jenis indikator teknikal yang lain selain yang

Parabolic SAR, Bollinger Band, dan lain

digunakan dalam penelitian ini karena masih

sebagainya

banyak indikator lain yang kemungkinan

indikator yang mana yang lebih efisien

bisa menghasilkan return yang lebih besar.

dalam menghasilkan return.

pemeriksaan

Untuk

dapat

lebih

maksimal

sehingga

dapat

diketahui

dalam

REFERENSI
Ardani, Natica. Werner R. Murhadi & Deddi Marciano. (2012). Investasi: Komparasi
Strategi Buy and Hold dengan Pendekatan Teknikal. “Jurnal Universitas Surabaya”.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Penelitian (Edisi Keduabelas). Jakarta: Rineka
Cipta.
Asthri, Dian Dwi Parama., Topowijoyo & Sri Sulasmiyati. (2016). Analisis Teknikal Dengan
Indikator Moving Average Convergence Divergence Untuk Menentukan Sinyal
Membeli Dan Menjual Dalam Perdagangan Saham. “Jurnal Administrasi Bisnis”.
Vol 33, 41-48.

14 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
Darmadji, Tjiptono., dan Hendy M. Fakhruddin. (2011). Pasar Modal di Indonesia (Edisi
Ketiga). Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Jogiyanto. (1998), Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Pertama). Yogyakarta:
BPFE.
Maier, Stanislaus. (2016). Backtest of Trading Systems on Candle Charts. “The International
Federation of Technical Analysts”
Mudrajad, Kuncoro. (2013). Mudah Memahami dan menganalisis Indikator ekonomi.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Ong, Edianto. (2016). Technical Analysis for Mega Profit (Edisi Kedelapan). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Palimo, Yanuar. (2012). Perbandingan Efisiensi Teknikal Indikator Simple Mobing Average
Dan Exponential Moving Average Pada Saham Pertambangan Batubara di Bursa
Efek Indonesia. “Jurnal Universitas Gunadarma”
Pramono, Agung., Iman Murtono Soenhdaji., Septi Mariani & Ida Astuti. (2013). Analisis
Teknikal Modern Menggunakan Metode MACD, RSI, SO, dan Buy and Hold
Untuk Mengetahui Return Saham Optimal. “Jurnal Proceeding PESAT (Psikologi,
Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil)” , Vol 5, 272-277.
Putra, Li Loddy., Warner R. Murhadi & Putu Anom Mahadwartha. (2013). Strategi Aktif
(Moving Average) dan Strategi Pasif (Buy And Hold Strategy) pada Pembentukan
Portofolio. “Jurnal Universitas Surabaya.”
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. (2014). Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Uiversitas Indonesia.
Ramadhani, Wulan dan Yoyo Cahyadi. (2014). Analisis Teknikal Klasik dan Modern
Terhadap Saham PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dan PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk. “Jurnal Universitas Bina Nusantara.”
Sugiyono. (2016). Metodi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods)
(Edisi Kedelapan). Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. (2011). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Edisi Keenam). Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.

15 AGREGAT: Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol. 1 No 1 Maret 2017
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/agregat

DOI: 10.22236/agregat_vol1/is1pp1-19
Van Horne, James C. and John M. Wachowicz. (2005). Fundamentals of Financial:
Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. (Dewi Fitriasari dan Deny
Arnos Kwary). Jakarta: Salemba Empat.
Wijaya, Ryan Filbert. (2016). Investasi Saham Ala Swing Trader Dunia (Edisi Kelima).
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal.
www.idx.co.id diakses 2 Januari 2017
www.sahamoke.com diakses 5 Januari 2017
www.finance.yahoo.com diakses 5 Januari 2017
http://news.liputan6.com/read/2262001/industri-berbahan-baku-impor-paling-terpukul
diakses 4 September 2017

Vol. 1, No. 1, Maret 2017

AGREGAT
Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25