PEMBAGIAN KEKUASAAN HORIZONTAL DAN VERTI

blog.unila.ac.id/maulana

Pengantar

(Fungsi Kekuasaan

Lembaga-lembaga Negara)

Hubungan antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Hubungan yang bersifat atasan dan bawahan, dalam arti
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di dalamnya
terdapat semacam pembagian kerja antara pusat dan daerah

1

TEORI PEMBAGIAN KEKUASAAN
JOHN LOCKE “ TWO TREATIES ON CIVIL GOVERNMENT”

MONTESQIEU “ l ‘Esprit des Lois” TRIAS POLITICA
Ajaran ini mempengaruhi banyak negara, meski tidak dianut sepenuhnya. USA : Che
and balances.

Indonesia : bukan separation of power, tetapi distribution of function.

2

Bestuur ( Pemerintahan dalam arti sempit) ajaran
ini sering disebut teori residu (sisa), karena tidak
termasuk politie, rechtspraak dan regeling.
Politie, kekuasaan yang memaksa penduduk taat
pada tata tertib hukum, serta preventieve rechtszorg
mengadakan pencegahan supaya tata tertib
masyarakat tetap terpelihara ;
Rechtspraak (Peradilan)
Regeling ( Pengaturan)

Lemaire : Panca Praja
Bestuurszorg ( melaksanakan kesejahteraan
umum )
Bestuur ( menjalankan undang-undang);
Kepolisian
Mengadili

Membuat Peraturan

3

Wilson dan Goodnow ( dalam Ermaya, 2004:140)
Penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara, dijalankan
oleh dua golongan/badan pemerintahan negara :
KEKUASAAN POLITICS : MENETAPKAN TUJUAN
DAN KEBIJAKAN NEGARA ;
ADMINISTRATION = BADAN-BADAN PEMERINTAH
YANG MELAKSANAKAN TUJUAN DAN
KEBIJAKSANAAN NEGARA.

AM. DONNER, HANS KELSEN
AM DONNER :Nederlands Bestuursrecht
Politiek (menentukan tujuan/tugas)
Bestuur ( mengimplementasikan) :
POLITIEK ALS ETHIEK – Menetapkan haluan
negara (politik sebagai etik)
POLITIEK ALS TECHNIK – Melaksanakan

haluan negara ( Politik sebagai teknik)

4

$
"

#

#

"
!

$

!

!


"

#

%

!

$

&

"

5

!!

"


# ! $%
!&' $ !

# !

Pembagian Kekuasaan secara Vertikal:
Pembagian Kekuasaan menurut tingkatnya.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah Pembagian Kekuasaan antara
beberapa tingkat pemerintahan.
Carl J. Friedrich memakai istilah Pembagian Kekuasaan secara
Teritorial (Territorial Division of Power).
Pembagian Kekuasaan ini dengan jelas dapat kita saksikan kalau kita
melakukan perbandingan antara negara KESATUAN, negara
FEDERAL serta KONFEDERASI.

Dalam negara Kesatuan jelas sekali terlihat bahwa
Pembagian kekuasaan secara vertikal melahirkan garis
hubungan antara pusat dan daerah dalam sistem :
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi

3. Medebewind

6

1. Desentralisasi :
Pasal 1 Butir 7 UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah:

“Penyerahan wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonomi
untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia”

2. Dekonsentrasi :
Pasal 1 Butir 8 UU No. 32 / 2004 tentang Pemerintahan
Daerah:

“Pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil

Pemerintah dan/atau kepada instansi
vertikal di wilayah tertentu.”

7

3. Medebewind (Tugas Pembantuan):
Pasal 1 Butir 9 UU No. 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah:

“Penugasan dari Pemerintah kepada
daerah* dan/atau desa, dari pemerintah
provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau
desa, serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu”
(* daerah = Provinsi, Kabupaten, Kota)

8