Pembuatan Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan Sosis Sapi
64
Lampiran A. Hasil Karakterisasi Edible Film
No.
Variabel
Tebal Lebar
Lo
Ao
Load
Stroke
σ
(mm) (mm) (mm) (mm2) (KgF) (mm/menit) (KgF/mm2)
ԑ
(%)
1
I
0,232
31
110
3,41
0,17
16,0
0,0498
14,54
2
II
0,108
31
110
6,2
0,13
11,4
0,0209
10,36
3
III
0,196
31
110
4,96
0,07
10,7
0,0141
9,72
4
IV
0,236
31
110
7,44
0,11
8,7
0,0147
7,91
5
V
0,156
31
110
7,13
0,09
7,2
0,0126
6,54
Keterangan: σ
ԑ
: Kuat tarik Edible Film (KgF/mm2)
: Kemuluran
(%)
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran B. Gambar Penelitian
Lampiran B.1 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 10
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Lampiran B.2 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 20
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Universitas Sumatera Utara
66
Lampiran B.3 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 30
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Lampiran B.4 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 40
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran B.5 Edible film saat dilepas dari plat akrilik
Lampiran C.1.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 10 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran C.2.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 20 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Lampiran C.3.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 30 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran C.4.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 40 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Lampiran C.5.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 50 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin.
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran D. 1.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari
terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Lampiran D. 2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari
terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible Film
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran D. 3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari
terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible Film
Lampiran D. 2.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari
terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran D. 2.2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari
terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Lampiran D. 2.3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari
terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran D. 3.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari
terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Lampiran D. 3.2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari
terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran D. 3.3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari
terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
250
200
150
Ketebalan
Column2
100
Column1
50
0
10 ml buah 20 ml buah 30 ml buah 40 ml buah 50 ml buah
naga merah naga merah naga merah naga merah naga merah
Lampiran E.1. Grafik Plot Permukaan Ketebalan edible film dari ekstrak buah
naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin
Universitas Sumatera Utara
75
600
500
400
300
Column2
200
Column1
Kuat Tarik
100
0
10 ml Buah 20 ml Buah 30 ml Buah 40 ml Buah 50 ml Buah
Naga
Naga
Naga
Naga
Naga
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Lampiran E.2. Grafik Plot Permukaan Kuat Tarik edible film dari ekstrak buah
naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin
16
14
12
10
Column1
8
Column2
6
Kemuluran
4
2
0
10 ml Buah 20 ml Buah 30 ml Buah 40 ml Buah 50 ml Buah
Naga Merah Naga Merah Naga Merah Naga Merah Naga Merah
Lampiran E.3. Grafik Plot Permukaan Kemuluran edible film dari ekstrak buah
naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran F. Hasil Analisa Permukaan dengan SEM pada Edible film dari 10
g ekstrak buah naga merah, 81ml aquadest, 6 g tepung terigu,
kitosan 2% dan 1 ml gliserin
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran F. Struktur Bahan Campuran Dalam Pembuatan Edible Film
Interaksi Kitosan dengan Gliserin
Interaksi struktur antioksidan buah naga merah dengan struktur pati
Universitas Sumatera Utara
78
Interaksi struktur kitosan dengan struktur antioksidan buah naga merah
Interaksi struktur antioksidan buah naga merah dengan struktur gliserin.
(Zaidar,emma.2016)
Universitas Sumatera Utara
79
Lampiran G. 1 Penentuan Ketebalan
Penentuan ketebalan pada edible film dengan penambahan tepung tapioca, kitosan,
ekstrak buah naga merah, aquadest dan gliserin dapat dihitung dengan
menggunakan jangka sorong. Penetuan dilakukan pada lima sisi yang berbeda.
1.1
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 10
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X5)
= 0,24 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,23 mm + 0,23 mm + 0,23 mm + 0,23 mm + 0,24
mm
5
= 0, 232 mm
1.2
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 20
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,11 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,11 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,11 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,11 mm
Universitas Sumatera Utara
80
Uji ketebalan (X5)
= 0,10 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,11 mm + 0,11 mm + 0,11 mm + 0,11 mm + 0,10
mm
5
= 0, 108 mm
1.3
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 30
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X5)
= 0,18 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,20 mm + 0,20 mm + 0,20 mm + 0,20 mm + 0,18
mm
5
= 0, 196 mm
1.4
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 40
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,24 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,24 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,24 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,24 mm
Universitas Sumatera Utara
81
Uji ketebalan (X5)
= 0,22 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,24 mm + 0,24 mm + 0,24 mm + 0,24 mm + 0,22
mm
5
= 0, 236 mm
1.5
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 50
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X5)
= 0,15 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,16 mm + 0,16 mm + 0,16 mm + 0,16 mm + 0,15
mm
5
= 0, 158 mm
Lampiran G.2 Perhitungan Kuat Tarik
Perhitungan kuat tarik pada edible film dengan penambahan tepung tapioca,
kitosan, gliserin dengan variasi aquadest dan ekstrak buah naga merah dapat
dihitung dengan menggunakan alat Torse (Autograph).
Universitas Sumatera Utara
82
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
2.1
10 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,17 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,11 mm
A0
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 0,11 mm
= 3,41 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
0,17 ���
=
����
3,41 �� 2
��
= 0,498 KgF/mm2
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
2.2
20 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,13 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,20 mm
A0
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 0,20 mm
= 6,2 mm2
Universitas Sumatera Utara
83
Kekuatan Tarik (σ)
=
=
0,13 ���
����
��
6,2 �� 2
= 0,209 KgF/mm2
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
2.3
30 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,07 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,16 mm
= Lebar specimen x Tebal specimen
A0
= 31 mm x 0,16 mm
= 4,96 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
0,07 ���
4,96 �� 2
=
����
��
= 0,141 KgF/mm2
2.4
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
40 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,11 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Universitas Sumatera Utara
84
Tebal specimen
A0
: 0,24 mm
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 024 mm
= 7,44 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
=
0,11 ���
����
��
7,44 �� 2
= 0,147 KgF/mm2
2.5 Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
50 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,09 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,23 mm
A0
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 0,23 mm
= 7,13 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
0,09 ���
7,13 �� 2
=
����
��
= 0,126 KgF/mm2
Universitas Sumatera Utara
85
Lampiran G.3 Perhitungan Kemuluran
Perhitungan kemuluran pada edible film dengan penambahan tepung tapioca,
kitosan, gliserin, dengan variasi ekstrak buah naga merah dan aquadest dapat
dihitung dengan menggunakan perhitungan regangan terhadap panjang mula-mula
(I0).
3.1
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 10 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 16,0 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
x 100%
��,� ��
=
��� ��
x 100%
= 14,54 %
3.2
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 20 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 11,4 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
x 100%
��,� ��
=
��� ��
x 100%
= 10.36 %
Universitas Sumatera Utara
86
3.3
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 30 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 10,7 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
x 100%
��,� ��
=
��� ��
x 100%
= 9.72 %
3.4
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 40 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 8,7 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
=
x 100%
�,� ��
��� ��
x 100%
= 7.91 %
Universitas Sumatera Utara
87
3.5
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 50 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 7,2 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
=
x 100%
�,� ��
��� ��
x 100%
= 6.54 %
Universitas Sumatera Utara
Lampiran A. Hasil Karakterisasi Edible Film
No.
Variabel
Tebal Lebar
Lo
Ao
Load
Stroke
σ
(mm) (mm) (mm) (mm2) (KgF) (mm/menit) (KgF/mm2)
ԑ
(%)
1
I
0,232
31
110
3,41
0,17
16,0
0,0498
14,54
2
II
0,108
31
110
6,2
0,13
11,4
0,0209
10,36
3
III
0,196
31
110
4,96
0,07
10,7
0,0141
9,72
4
IV
0,236
31
110
7,44
0,11
8,7
0,0147
7,91
5
V
0,156
31
110
7,13
0,09
7,2
0,0126
6,54
Keterangan: σ
ԑ
: Kuat tarik Edible Film (KgF/mm2)
: Kemuluran
(%)
Universitas Sumatera Utara
65
Lampiran B. Gambar Penelitian
Lampiran B.1 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 10
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Lampiran B.2 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 20
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Universitas Sumatera Utara
66
Lampiran B.3 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 30
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Lampiran B.4 Edible film dengan komposisi 6 g tepung tapioca, kitosan 2%, 40
g ekstrak buah naga merah, dan 2 g gliserin.
Universitas Sumatera Utara
67
Lampiran B.5 Edible film saat dilepas dari plat akrilik
Lampiran C.1.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 10 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran C.2.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 20 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Lampiran C.3.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 30 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Universitas Sumatera Utara
69
Lampiran C.4.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 40 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin
Lampiran C.5.Hasil Analisa Gugus Fungsi FT-IR Edible Film dengan
variasi 50 ml ekstrak buah naga merah, 6 g tepung tapioca, 12 ml kitosan
2%, 1 ml gliserin.
Universitas Sumatera Utara
70
Lampiran D. 1.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari
terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Lampiran D. 2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari
terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible Film
Universitas Sumatera Utara
71
Lampiran D. 3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari
terhadap sampel 1 sosis yang dibungkus dengan Edible Film
Lampiran D. 2.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari
terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran D. 2.2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari
terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Lampiran D. 2.3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari
terhadap sampel 2 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Universitas Sumatera Utara
73
Lampiran D. 3.1 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 1 hari
terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Lampiran D. 3.2 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 3 hari
terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
Universitas Sumatera Utara
74
Lampiran D. 3.3 Jumlah pertumbuhan koloni bakteri dalam waktu 5 hari
terhadap sampel 3 sosis yang dibungkus dengan Edible
Film
250
200
150
Ketebalan
Column2
100
Column1
50
0
10 ml buah 20 ml buah 30 ml buah 40 ml buah 50 ml buah
naga merah naga merah naga merah naga merah naga merah
Lampiran E.1. Grafik Plot Permukaan Ketebalan edible film dari ekstrak buah
naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin
Universitas Sumatera Utara
75
600
500
400
300
Column2
200
Column1
Kuat Tarik
100
0
10 ml Buah 20 ml Buah 30 ml Buah 40 ml Buah 50 ml Buah
Naga
Naga
Naga
Naga
Naga
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Lampiran E.2. Grafik Plot Permukaan Kuat Tarik edible film dari ekstrak buah
naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin
16
14
12
10
Column1
8
Column2
6
Kemuluran
4
2
0
10 ml Buah 20 ml Buah 30 ml Buah 40 ml Buah 50 ml Buah
Naga Merah Naga Merah Naga Merah Naga Merah Naga Merah
Lampiran E.3. Grafik Plot Permukaan Kemuluran edible film dari ekstrak buah
naga merah dengan campuran tepung tapioca, kitosan, dan gliserin
Universitas Sumatera Utara
76
Lampiran F. Hasil Analisa Permukaan dengan SEM pada Edible film dari 10
g ekstrak buah naga merah, 81ml aquadest, 6 g tepung terigu,
kitosan 2% dan 1 ml gliserin
Universitas Sumatera Utara
77
Lampiran F. Struktur Bahan Campuran Dalam Pembuatan Edible Film
Interaksi Kitosan dengan Gliserin
Interaksi struktur antioksidan buah naga merah dengan struktur pati
Universitas Sumatera Utara
78
Interaksi struktur kitosan dengan struktur antioksidan buah naga merah
Interaksi struktur antioksidan buah naga merah dengan struktur gliserin.
(Zaidar,emma.2016)
Universitas Sumatera Utara
79
Lampiran G. 1 Penentuan Ketebalan
Penentuan ketebalan pada edible film dengan penambahan tepung tapioca, kitosan,
ekstrak buah naga merah, aquadest dan gliserin dapat dihitung dengan
menggunakan jangka sorong. Penetuan dilakukan pada lima sisi yang berbeda.
1.1
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 10
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,23 mm
Uji ketebalan (X5)
= 0,24 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,23 mm + 0,23 mm + 0,23 mm + 0,23 mm + 0,24
mm
5
= 0, 232 mm
1.2
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 20
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,11 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,11 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,11 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,11 mm
Universitas Sumatera Utara
80
Uji ketebalan (X5)
= 0,10 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,11 mm + 0,11 mm + 0,11 mm + 0,11 mm + 0,10
mm
5
= 0, 108 mm
1.3
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 30
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,20 mm
Uji ketebalan (X5)
= 0,18 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,20 mm + 0,20 mm + 0,20 mm + 0,20 mm + 0,18
mm
5
= 0, 196 mm
1.4
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 40
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,24 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,24 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,24 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,24 mm
Universitas Sumatera Utara
81
Uji ketebalan (X5)
= 0,22 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,24 mm + 0,24 mm + 0,24 mm + 0,24 mm + 0,22
mm
5
= 0, 236 mm
1.5
Penentuan Ketebalan Edible Film Perbandingan Buah naga merah 50
ml
Adapun perhitungan ketebalan rata-rata edible film:
Uji ketebalan (X1)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X2)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X3)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X4)
= 0,16 mm
Uji ketebalan (X5)
= 0,15 mm
Uji ketebalan rata-rata = 0,16 mm + 0,16 mm + 0,16 mm + 0,16 mm + 0,15
mm
5
= 0, 158 mm
Lampiran G.2 Perhitungan Kuat Tarik
Perhitungan kuat tarik pada edible film dengan penambahan tepung tapioca,
kitosan, gliserin dengan variasi aquadest dan ekstrak buah naga merah dapat
dihitung dengan menggunakan alat Torse (Autograph).
Universitas Sumatera Utara
82
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
2.1
10 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,17 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,11 mm
A0
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 0,11 mm
= 3,41 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
0,17 ���
=
����
3,41 �� 2
��
= 0,498 KgF/mm2
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
2.2
20 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,13 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,20 mm
A0
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 0,20 mm
= 6,2 mm2
Universitas Sumatera Utara
83
Kekuatan Tarik (σ)
=
=
0,13 ���
����
��
6,2 �� 2
= 0,209 KgF/mm2
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
2.3
30 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,07 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,16 mm
= Lebar specimen x Tebal specimen
A0
= 31 mm x 0,16 mm
= 4,96 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
0,07 ���
4,96 �� 2
=
����
��
= 0,141 KgF/mm2
2.4
Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
40 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,11 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Universitas Sumatera Utara
84
Tebal specimen
A0
: 0,24 mm
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 024 mm
= 7,44 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
=
0,11 ���
����
��
7,44 �� 2
= 0,147 KgF/mm2
2.5 Perhitungan Kuat Tarik Edible Film Perbandingan buah naga merah
50 ml
Adapun perhitungan kuat tarik edible film :
Load
: 0,09 KgF
Lebar specimen
: 31 mm
Tebal specimen
: 0,23 mm
A0
= Lebar specimen x Tebal specimen
= 31 mm x 0,23 mm
= 7,13 mm2
Kekuatan Tarik (σ)
=
0,09 ���
7,13 �� 2
=
����
��
= 0,126 KgF/mm2
Universitas Sumatera Utara
85
Lampiran G.3 Perhitungan Kemuluran
Perhitungan kemuluran pada edible film dengan penambahan tepung tapioca,
kitosan, gliserin, dengan variasi ekstrak buah naga merah dan aquadest dapat
dihitung dengan menggunakan perhitungan regangan terhadap panjang mula-mula
(I0).
3.1
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 10 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 16,0 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
x 100%
��,� ��
=
��� ��
x 100%
= 14,54 %
3.2
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 20 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 11,4 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
x 100%
��,� ��
=
��� ��
x 100%
= 10.36 %
Universitas Sumatera Utara
86
3.3
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 30 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 10,7 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
x 100%
��,� ��
=
��� ��
x 100%
= 9.72 %
3.4
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 40 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 8,7 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
=
x 100%
�,� ��
��� ��
x 100%
= 7.91 %
Universitas Sumatera Utara
87
3.5
Perhitungan Kemuluran Edible Film Perbandingan ekstrak buah
naga merah 50 ml
Adapun perhitungan kemuluran edible film:
: 7,2 mm/menit
Stroke
Panjang specimen mula – mula (I0) : 110 mm
Kemuluran (ԑ) =
Stroke
I0
=
x 100%
�,� ��
��� ��
x 100%
= 6.54 %
Universitas Sumatera Utara