Gambaran Pola Sarapan Pagi, Aktivitas Fisk , dan Prestasi Belajar Mahsiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Angkatan 2015

BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1 Sarapan Pagi
Kata sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran-an, kata sarap
atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari.
Dalam bahasa Inggris disebut “Break Fast”. Kemudian setelah diberi akhiran – an
menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi hari. Menurut Dinas
Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari
sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau
makanan kudapan, jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan
sehari,dan mengkonsumsi sarapan biasanya dilakukan secara teratur setiap hari
antara pukul 06.00-09.00. Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting
sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya
mengandung unsur empat sehat lima sempurna sehingga setiap orang harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan amunisi yang
lengkap (Khomsan, 2010).
Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam
pesan ke delapan. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan
memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan
meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan
memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan

(Soekirman, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi terdapat
ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas.
Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi
yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses belajar karena pada
malam hari di tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna menghasilkan tenaga
untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh lainnya (Moehji,
2009). Anak-anak yang tidak melewatkan waktu sarapan akan mengalami
gangguan fisik terutama kekurangan energi untuk beraktivitas. Dampak lain juga
akan dirasakan pada proses belajar mengajar yaitu anak menjadi kurang
konsentrasi, mudah lelah, mudah mengantuk dan gangguan fisik lainnya. Anakanak yang sarapan memiliki performa yang lebih baik dalam perkembangan
kognitif di sekolah dibandingkan mereka yang tidak sarapan (Ahmad dkk, 2011).
2.1.1 Manfaat Sarapan Pagi
Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang.Bagi orang dewasa,
sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan
tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.Bagi anak sekolah,
sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan

penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik (Khomsan, 2010).
Berikut ini adalah beberapa manfaat sarapan pagi:
1 .Memberi energi untuk otak
Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk
meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin normal,

Universitas Sumatera Utara

maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak positif
untuk meningkatkan produktifitas.
2 .Meningkatkan asupan vitamin
Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan
beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan
mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis
dalam tubuh (Khomsan, 2010).
3. Memperbaiki memori atau daya ingat
Penelitian terakhir membuktikan bahwa tidur semalaman membuat otak
kelaparan.Jika tidak mendapat glukosa yang cukup pada saat sarapan, maka fungsi
otak atau memoridapat terganggu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suzan
E. Bagwel (2008) pada dua kelompok populasi dengan kebiasaan sarapan yang

rutin pada suatu kelompok dan kebiasaan sarapan yang tidak rutin pada kelompok
lainnya, menggunakan tes daya ingat yaitu dengan cara memberikan delapan kata
yang sering ditemukan oleh kedua kelompok tersebut untuk dihafal selama lima
menit, kemudian menuliskannya kembali dalam waktu satu menit.Hasil dari tes
tersebut didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok dengan
kebiasaan sarapan rutin daripada kelompok dengan kebiasaan sarapan yang tidak
rutin.
4.Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres
Dari sebuah survei, anak-anak dan remaja yang sarapan memiliki performa
lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku positif, ceria,
koperatif, mudah berteman dan mudah menyelesaikan masalah dengan

Universitas Sumatera Utara

baik.Sedangkan anak yang tidak sarapan tidak dapat berfikir dengan baik dan
selalu kelihatan malas.Manfaat lain dari sarapan adalah mengurangi kemungkinan
jajan di sekolah dan mengurangi risiko dari bahan tambahan makanan berbahaya
seperti zat pewarna, pengawet, pemanis, penyedap dan sebagainya. Sarapan
bergizi seimbang dan cukup mengandung karbohidrat kompleks dari serealia juga
akan mengurangi kemungkinan makan siang dan malam lebih banyak (Martianto,

2006).
2.1.2 Kerugian Tidak Sarapan Pagi
Seseorang tidak sarapan pagi berarti perutnya dalam keadaan kosong
sejak makan malam sebelumnya sampai makan siang nantinya.Dalam keadaan
seperti ini, tubuh tidak berada dalam kondisi yang baik untuk melakukan
pekerjaan dengan baik. Bila anak sekolah yang tidak sarapan pagi maka kadar
gulanya akan menurun. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh akan berusaha
menaikkan kadar gula darah dengan mengambil cadangan glikogen. Jika
cadangan glikogen habis, maka cadangan lemaklah yang diambil (Moehji, 2009).
Selain itu, bila tidak sarapan pagi dapat menyebabkan konsentrasi belajar
berkurang, kecepatan bereaksi menurun tajam sehingga kemampuan
memecahkan suatu masalah juga menjadi sangat menurun yang akan
menyebabkan prestasi belajar juga ikut menurun. Hal ini akan menghambat proses
belajar di sekolah. Bila anak usia sekolah tidak terbiasa sarapan pagi secara terus
menerus akan mengakibatkan penurunan berat badan dan daya tahan tubuh,
kurang gizi dan anemia gizi besi (Ahmad dkk, 2011).Berikut ini adalah beberapa
kerugian tidak sarapan pagi:

Universitas Sumatera Utara


1.Hipoglikemia
Pada anak yang tidak sarapan, menipisnya ketersediaan glikogen
otot tidak tergantikan. Untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal,
tubuh memecah simpanan glikogen dalam hati menjadi gula darah. Jika
bantuan pasokan gula darah ini habis juga, tubuh akan kesulitan memasok
jatah gula darah ke otak. Akibatnya anak bisa menjadigelisah, bingung,
pusing, mual, berkeringat dingin, kejang perut bahkan bisa sampai
pingsan. Ini merupakan gejala hipoglikemia atau merosotnya kadar gula
darah (Ratnawati, 2001).
2.Obesitas
Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada siang dan malam
hari daripada orang yang sarapan karena asupan energi cenderung
meningkat ketika sarapan dilewatkan. Mereka akan mengonsumsi lebih
banyak makanan pada waktu siang dan malam hari. Asupan makanan yang
banyak pada malam hari akan berakibat pada meningkatnya glukosa yang
disimpan sebagai glikogen. Karena aktivitas fisik pada malam hari sangat
rendah, glikogen kemudian disimpan dalam bentuk lemak. Hal inilah yang
akan mengakibatkan terjadinya obesitas (Siagian, 2008).Kerugian lain jika
tidak ada asupan makanan di pagi hari yaitu dapat memicu kadar insulin
lebih tinggi dalam darah. Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dapat

menjadi cikal bakal penyakit diabetes.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan Mahasiswa/I
Berikut adalah beberapa faktor –faktor yang mempengaruhi kebiasaan

sarapan pagi mahasiswa/i:
1. Uang Saku
Mahasiswa cendurung mendapat uang sakit dari orangtuanya baik harian,
mingguan maupun bulanan untuk keperluan sehari-hari.Pemberian uang saku
ini berpengaruhi terhadap mahasiswa/I untuk bertanggung jawab mengelola
uang tersebut.Namun karena uang tersebut kebanyakan mahasiswa
menggunkanya untuk mengkonsumsi aneka ragam makanan. Salah satu factor
seorang anak itu mengkomsumsi aneka ragam makanan adalah uang saku
(Rohayati,2001).
2. Telat bangun
Telat bangun merupakan faktor penyebab mahasiswa banyak yang tidak

sarapan pagi.Mereka sering menggabungkan waktu sarapan pagi dengan
makan siang pada saat matakuliah jeda.
2.1.4 Jenis Makanan Sarapan Pagi
Jenis makanan untuk sarapan dapat dipilih dan disusun sesuai dengan
keadaan dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman dalam jumlah yang seimbang (Depkes,
2014). Pengelompokan jenis hidangan yang dikonsumsi oleh mahasiswa/i untuk
sarapan adalah:

Universitas Sumatera Utara

1). makanan pokok
2). makanan pokok dan hewani
3). makanan pokok dan nabati
4). makanan pokok, hewani dan nabati
5). makanan pokok, hewani, nabati dan sayuran
6). makanan pokok, nabati dan sayuran
7). makanan pokok, hewani, nabati, sayuran dan makanan jajanan
8). makanan jajanan.
Berikut disajikan daftar kandungan gizi pada bebrapa jenis sarapan pagi :

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Makanan Sarapan Pagi per 100 Gram
Makanan sarapan pagi
Beras
Mie
Ayam goring
Telur dadar
Burger
Kornet
Sosis
Tahu
Tempe
Abon
Sumber : Khomsan 2010

Energi(kal)
335
339
300
251
276

241
452
68
149
212

Protein (g)
6,2
10,0
34,2
16,3
12,8
16,0
14,5
7,8
18,3
18,0

Universitas Sumatera Utara


Jenis makanan yang dapat dijadikan sebagai menu sarapan antara lain (Sianturi,
2001):
1.Susu
Susu dapat dijadikan sebagai menu sarapan karena susu mengandung zat
gizi dan kalori yang cukup lengkap. Namun, untuk mencukupi 25 persen dari total
kalori per hari maka susu harus dikombinasikan dengan makanan lainnya seperti
biskuit, sandwich, roti dan sebagainya.
2 .Sereal
Sereal umumnyaadalah sereal yang mengandung zat gizi cukup
lengkap.Sereal dapat pula dikombinasikan dengan roti, biskuit dan sandwich.
3 .Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin, mineral dan serat yang baik. Buahbuahan dapat
dikonsumsi secara langsung atau dibuat jus sebagai pelengkap sarapan. Selain itu,
buah dapat pula dimakan saat di perjalanan atau ketika tiba di sekolah atau tempat
kerja.
5.Roti
Roti dapat disajikan dalam bentuk sandwich atau roti isi selai ataupun keju
sebagai menu sarapan.Roti memiliki nilai kalori yang cukup tinggi serta dapat
pula dikombinasikan dengan jus buah.
6.Telur


Universitas Sumatera Utara

Telur adalah sumber protein yang baik.Telur mengandung zat gizi
lengkap, antara lain cholin, vitamin E, A, B, asam folat B dan kolesterol.
2.1.5 Pola Komsumsi Sarapan Mahasiswa/I
Menurut Hoang yang dikutip oleh Zulfrida (2003) pola konsumsi adalah
berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan
makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas
untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan adalah cara seseorang atau
sekelompok orang (keluarga) dalam memilih makanan sebagai tanggapan
terhadap pengaruh fisiologi, psikologis, kebudayaan dan sosial.Pola makan anak
umumnya terdiri dari tiga kali makan utama (pagi, siang dan malam) dan dua kali
makan selingan (snack). Waktu memberikan makanan selingan adalah diantara
dua waktu makan yaitu tepatnya diantara waktu makan pagi dan makan siang
serta diantara siang dan makan malam.Waktunya jam 10 pagi dan jam 4 sore.
Menurut Khomsan (2010) sarapan sebaiknya menyumbangkan energi
sekitar 25% dari asupan energi harian yang terdiri dari sekitar 450-500 kalori dan
8-9 gram protein. Sarapan yang mengandung sekitar 25% kebutuhan gizi sehari
merupakan bagian dari pemenuhan gizi seimbang serta dapat memengaruhi daya
pikir dan aktivitas seseorang seharian, terlebih lagi pada anak dalam usia
pertumbuhan. Oleh karena itu, sarapan pagi sebaiknya harus dilakukan setiap hari
dengan menu sarapan yang lengkap dan mengandung semua unsur gizi yang
dibutuhkan tubuh seperti protein, karbohidrat, vitamin, zat besi dan lemak yang
mengandung omega 3sehingga dapat memberikan nutrisi yang baik untuk
perkembangan tubuh anak.

Universitas Sumatera Utara

2.1.6

Kaitan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar
Dalam peningkatan konsentrasi belajar dapat dicapai dengan berbagai cara,

salah satunya adalah makan pagi atau biasa disebut dengan sarapan. Makan pagi
atau sarapan mempunyai peranan penting bagi anak sekolah, yaitu untuk
memenuhi gizi di pagi hari, dimana para mahasiswa berangkat ke kampus dan
mempunyai aktivitas yang sangat padat di tamabah lagi dengan kegiatan
organisasi lainnya. Apabila terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh
terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat sehingga dapat mendukung prestasi
belajar yang lebih baik.
Menurut Djaali dalam penelitian Jumarni (2012) faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar selain status gizi adalah kebiasaan sarapan pagi pada anak, dimana
gizi untuk menunjang aktivitas sekolah agar tetap fit sangat dipengaruhi oleh
sarapan pagi. Bila tidak sarapan, kadar gula darah turun padahal gula dalam darah
merupakan energi utama yang sangat diperlukan bagi otak.
Konsentrasi dipengaruhi oleh asupan energi sarapan pagi dan energi snack
pagi, protein sarapan pagi dan protein snack sarapan pagi, dan skor konsentrasi
pagi.

Kondisi

tersebut

berkaitan

dengan

penggunaan

glukosa

sebagai

sumberenergi (Sunarti dkk, 2006).Dalam keadaan normal, system saraf pusat
hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi..
Dampak negatif meninggalkan makan pagi adalah ketidakseimbangan
system syaraf pusat yang diikuti dengan rasa pusing, badan gemetar atau rasa
lelah, dalam keadaan ini anak sulit menerima pelajaran dengan baik (Khomsan,
2002), konsentrasi belajar terganggu karena cadangan dari makan malam sudah

Universitas Sumatera Utara

menurun (Sunarti dkk, 2006), gangguan ingatan jangka pendek, tidak bisa
menyelesaikan masalah, perhatian terganggu (Gionannini, 2008) dan penurunan
hasil tes prestasi belajar (Philips, 2005).
2.2 Mahasiswa FKM
Seseorang yang sedang menyandang pendidikan kesehatan di perguruan
tinggi yang diharapakan menjadi seorang sarjana yang berintelektual dalam
bidang kesehatan dalam bentuk preventif dan promotif.
2.2.1 Kebutuhan Gizi Mahasiswa
Kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan banyak aktifitas yang dilakukan oleh
mahasiswa sangat memengaruhi.Mahasiswa membutuhkan makanan yang
bervariasi yang dapat memberikan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin
dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.Mahasiswa juga
dikategorikan sebagai remaja akhir (16-18 tahun) dan sekitar 19-29 tahun yang
memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda.
a. Energi
Kebutuhan energi berhubungan dengan laju pertumbuhan. Kebutuhan energi
individual anakbergantung pada tingkat aktivitas anak dan ukuran
tubuhnya.Aktivitas fisik memerlukan energi diluar kebutuhan untuk metabolisme
basal.
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar
metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan

Universitas Sumatera Utara

tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh
dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.
Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak,
seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan
makan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni.
Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan
sumber energi.
Kebutuhan akan energi berbeda-beda setiap orang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi tubuh orang tersebut.
Tabel 2.2 Kebutuhan energy pada usia remaja akhir
Golongan Usia

Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Energi (kkal)

Pria 16 – 18 tahun

56

165

2675

Pria 19 –2 9 tahun

60

168

2725

Wanita 16-18 tahun

50

158

2125

Wanita 19-29 tahun

54

159

2250

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
b.

Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain

itu karbohiddrat juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi
kelangsungan proses metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan
suatu aksi penghematan terhadap protein.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.3 kebutuhan karbohidrat pada remaja akhir
Golongan Usia

Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Karbohidrat(g)

Pria 16 – 18 tahun

56

165

368

Pria 19 –2 9 tahun

60

168

375

Wanita 16-18 tahun

50

158

292

Wanita 19-29 tahun

54

159

309

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
c.

Protein.
Berdasarkan daftar Angka Kecukupan Gizi(2013), angka Kecukupan

protein yang dianjurkan (tiap orang per harian) pada anak usia remaja akhir dapat
dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 kebutuhan protein pada remaja akhir
Golongan Usia

Berat badan (kg) Tinggi badan (cm)

Protein(g)

Pria 16 – 18 tahun

56

165

66

Pria 19 –2 9 tahun

60

168

62

Wanita 16-18 tahun

50

158

59

Wanita 19-29 tahun

54

159

56

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indo

d.Lemak
Makanan tinggi lemak, khususnya yang mengandung lemak jenuh tinggi
dan asam lemak agar dikonsumsi sedikit mungkin. Demi kesehatan WHO
menganjurkan agar konsumsi lemak sebesar 15-30% dari kebutuhan energi total.

Universitas Sumatera Utara

Menurut jenisnya,konsumsi lemak jenuh maksimal sebesar 10% dari kebutuhan
energi total, sedangkan untuk lemak tak jenuh sebesar 3-7% (Widodo R, 2009).
2.3 Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar
metabolism untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan
tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh
dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan
bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat
pekerjaan yang dilakukan (Almatsier, 2009).
Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari dapat memengaruhi gaya hidup
seseorang. Gaya hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan
berpengaruh terhadap kondisi tubuh seseorang. Aktivitas fisik tersebut diperlukan
untuk membakar energi dari dalam tubuh. Apabila pemasukan energi berlebihan
dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan memudahkan seseorang menjadi
gemuk (Nurmalina, 2011).
Aktivitas fisik remaja atau usia sekolah pada umumnya memiliki tingkatan
aktivitas fisik sedang, sebab kegiatan yang sering dilakukan adalah belajar di
sekolah. Kegiatan belajar yang mereka lakukan mulai pukul 07.00-13.00 WIB.
Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan remaja perempuan sangat berbeda, untuk
remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih tinggi daripada perempuan. Remaja
laki-laki aktivitas fisiknya lebih berat, sebab pada usia tersebut sedang
memprioritaskan olah raga seperti hiking, sepak bola, tenis, dan berenang.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan untuk remaja perempuan aktivitasnya lebih ringan dari remaja laki-laki
seperti mengerjakan pekerjaan rumah, merawat tanaman, berdandan dan
sebagainya (Subardja dalam Sayuti 2000).
Tersedianya sarana dan fasilitas dalam kehidupan, membuat aktivitas fisik
semakin berkurang. Pola hidup menjadi lebih santai karena segalanya sudah
tersedia. Remaja banyak menggunakan waktunya di rumah dengan bermain
gadget, kesempatan bermain diluar kurang, juga menonton televisi yang diselingi
memakan makanan yang mengandung energi dan lemak tinggi mempermudah
terjadinya obesitas (Nurmalina, 2011).
2.3.1 Kaitan Aktivitas Fisik dengan Prestasi Belajar
Aktivitas fisik memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja otak.
Penelitian oleh Coe et al. (2006) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik
dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan, sehingga dapat
meningkatkan perhatian terhadap pelajaran. Aktivitas fisik yang dilakukan secara
teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut Grissom (2005),
kesegaran jasmani berhubungan positif dengan prestasi belajar. Siswa dengan
kesegaran jasmani yang baik cenderung mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Indikator keberhasilan pembelajaran seorang mahasiswa salah satunya dapat
dilihat dari pencapaian prestasi belajarnya (Sadler, 2010).
2.3.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik Mahasiswa
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik bagi remaja
yang kegemukan atau obesitas, berikut ini beberapa factor tersebut:

Universitas Sumatera Utara

a.Umur
Aktivitas fisik remaja sampai dewasameningkat sampai mencapai
maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas
fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin
berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
b.Jenis kelamin
Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki-laki hampir sama
dengan remaja perempuan, tapi setelah pubertas remaja laki-laki biasanya
mempunyai nilai yang jauh lebih besar.
c.Pola makan
Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena bila
jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa
mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olah raga atau
menjalankan aktivitas lainnya.Kandungan dari makanan yang berlemak juga
banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari ataupun
berolahraga, sebaiknya makanan yang akan di konsumsi dipertimbangkan
kandungan gizinya agar tubuh tidak mengalami kelebihan energi namun tidak
dapat dikeluarkan secara maksimal.
d.Penyakit/ kelainan pada tubuh
Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas,
hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada kelainan pada tubuh seperti di atas
akan mempengaruhi aktivitas yang akan di lakukan. Seperti kekurangan sel darah
merah, maka orang tersebut tidak di perbolehkan untuk melakukan olah raga yang

Universitas Sumatera Utara

berat. Obesitas juga menjadikan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik. (
Karim, 2002).
2.3.3 Pengukuran Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu , aktivitas fisik berat
adalah kegiatan yang secara terus menerus melakukan aktivitas fisik selama 10
menit sampai meningkatnya denyut nadi dan nafas lebih cepat dari biasanya
(misalnya memompa air,lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dan lain-lain)
selama minimal tiga hari dalam satu minggu dan total waktu beraktivitas ≥ 1500
MET minute, aktivitas sedang yaitu apabila melakukan aktivitas fisik sedang
(menyapu, mengepel,dll) minimal lima hari atau lebih dengan total lamanya
beraktivitas 150 menit dalam satu minggu, aktivitas ringan adalah selain dari
aktivitas tersebut (Riskesdas, 2013).
Kegiatan fisik dihitung dengan menggunakan metode faktorial dengan
cara merinci jenis kegiatan secara spesifik serta lamanya kegiatan telah dilakukan
selama 24 jam (dalam menit) untuk kemudian dicatat dan kemudian disesuaikan
dengan estimasi standar faktorial dari total pengeluaran energi. Besar energi
kegiatan dihitung sebagai kelipatan BMR per menit yang disebut sebagai Physical
Activity Ratio (PAR), dan kebutuhan energi 24 jam dengan menggunakan nilai
Physical Activity Level (PAL) (FAO,2001).
PAL = (PAR x alokasi waktu tiap aktivitas)
24 jam

Keterangan :
PAL: Physical Activity Level
PAR: Physical Activity Ratio

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.5 Estimasi Standar Faktorial dari Total Pengeluaran Energi
Jenis Kegiatan
Aktivitas Ringan
Tidur
Perawatan pribadi (berpakaian
mandi)
Makan
Memasak
Duduk (pekerjaan di sekolah)
Pekerjaan rumah tangga
Berangkat ke/ dari sekolah
mengendarai
mobil/
sepeda motor
Berjalan
Kegiatan santai (menonton TV,
mengobrol)
Total
Aktivitas Sedang
Tidur
Perawatan pribadi (berpakaian,
mandi)
Makan
Mengajar dikelas
Berangkat ke/ dari sekolah dengan
angkutan umum
Olahraga/ senam intensitas rendah
Kegiatan santai (menonton TV,
mengobrol)
Total
Aktivitas Berat
Tidur
Perawatan Pribadi (berpakaian,
mandi)
Makan
Memasak
Kerja
pertanian
(penanaman,
menyiram, mencangkul)
Mengumpulkan air/kayu
Pekerjaan rumah tangga (menyapu,
mencuci
piring
dan
pakaian dengan tangan)
Berjalan
Kegiatan santai (menonton TV,
mengobrol)
Total

Durasi (Jam)

PAR

Total (PAL)

8

1

8

1

2,3

2,3

1
1
8
1

1,5
2,1
1,5
2,8

1,5
2,1
12
2,8

1

2

2

1

3,2

3,2

2

1,4

2,8

24

36,7/24 = 1,53

8

1

8

1

2,3

2,3

1
8

1,5
2,2

1,5
17,6

1

1,2

1,2

1

4,2

4,2

3

1,4

4,2

24

42,2/24 = 1,76

8

1

8

1

2,3

2,3

1
1

1,5
2,1

1,4
2,1

6

4,1

24,6

1

4,4

4,4

1

2,3

2,3

1

3,2

3,2

4

1,4

5,6

24

53,9/24 = 2,25

Universitas Sumatera Utara

Berikut ini tabel aktivitas fisik standar berdasarkan nilai Physical Activity Level
(PAL).
Tabel 2.6 Kategori Aktivitas Fisik Standar Berdasarkan Nilai Physical
Activity Level (PAL)
Kategori aktivitas fisik berdasarkan Physical
Nilai PAL
Activity Level (PAL)
Ringan
1,40-1,69
Sedang
1,70-1,99
Berat
2,00-2,40
Sumber: FAO, 2001

2.4 Prestasi Belajar
Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas
belajar yang telah dilakukan. Berdasarkan penelitian Effendi F, 2012 bahwa
prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau
usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat
atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar
adalah tingkat keberhasilan mahasiswa setelah menempuh proses pembelajaran
tentang materi tertentu dalam bentuk indeks prestasi kumulatif (IPK).
2.4.1

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa
a. Faktor Internal
Faktor internal ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang yang dapat mempengaruhi presta belajarnya. Faktor internal ini
terdiri dari faktor fisiologis (jasmani) yaitu kondisi fisiologis dari
mahasiswa seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan cacat
jasmani dan sebagainya yang dapat mempengaruhimenerima materi
pembelajaran, dan faktor psikologis (intelegensi, minat, bakat, dan

Universitas Sumatera Utara

motivasi) yang pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbedabeda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang .
Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu
lingkungan

keluarga,kampus,

maupun

lingkungan

masyarakatjuga

mempengaruhi prestasi belajr siswa.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat di gambarkan:
Komponen Penelitian
Pola sarapan pagi:
1. Frekuensi sarapan
2. Jumlah gizi sarapan
pagi (energi dan
protein)

Prestasi belajar

Aktivitas fisik

Tabel 2.5 Gambaran pola sarapan pagi , aktifitas fisik dan prestasi belajar
mahasiswa FKM USU angkatan 2015

Universitas Sumatera Utara