Gambaran Pola Sarapan Pagi, Aktivitas Fisk , dan Prestasi Belajar Mahsiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Angkatan 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu
kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari.
Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam
dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan
kemampuan fisik (Martianto,2006). Oleh karena itu,untuk meningkatkan
konsentrasi belajar dan kemampuan fisik pada mahasiswa/i, saat sarapan pagi
harus diperhatikan pemilihan menu serta kandungan gizi yang baik untuk
pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.
Manusia yang kurang makan akan lemah dalam kegiatan, pekerjaan fisik, dan
daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang masuk ke dalam
tubuh (Kartasapoetra, 2008:16). Menurut berbagai kajian, frekuensi makan yang
baik adalah 3 kali sehari, hal ini berarti sarapan pagi hendaknya jangan
ditinggalkan dan bisa dilakukan antara pukul 06.00-08.00 (Khomsan A,
2004:103).
Kebiasaan makan pagi termasuk dalam salah satu tiga belas pesan dasar gizi
seimbang.Bagi pelajar sarapan yang cukup, terbukti dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan stamina sehingga meningkatkan prestasi belajar.Bagi
remaja dan orang dewasa sarapan yang cukup terbukti dapat mencegah

kegemukan.Membiasakan sarapan juga berarti membiasakan disiplin bangun pagi

Universitas Sumatera Utara

dan beraktivitas pagi dan mencegah dari makan berlebihan di kala makan kudapan
atau makan siang (Depkes, 2014).
Kebutuan gizi seseorang tidak mungkin terpenuhi hanya dari satu atau dua
kali makan sehari, khususnya pada mahasiswa yang memiliki aktivitas yang fisik
yang padat. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010
,kebiasaan sarapan pagi juga termasuk dalam PUGS( Pesan Umum Gizi
Seimbang) yang dibuat oleh departemen kesehatan pada tahun 2002, Yaitu pada
pesan ke-8 menyebutkan „biasakan sarapan pagi untuk memelihara ketahanan
fisik dan meningkatkan produktivitas kerja‟. Sarapan pagi menyumbang 15-30 %
pemenuhan kalori dalam sehari .Sangat disayangkan sebesar 26,1% anak
indonesia hanya mengomsumsi minuman (air putih, teh, susu) dan sekitar 44,6%
yang kurang bahkan tidak pernah sarapan pagi. Banyak masyarkat indonesia
terutama anak-anak, remaja, dan dewasa yang beranggapan salah mengenai
sarapan, mereka mengira hanya teh, susu, kopi,sepotong kue kecil untuk sarapan
pagi. Selain itu makan pada jam 10 pagi atau jam istrahat sekolah atau kerja
dianggapa sebagai sarapan pagi (Kemenkes,2011).Meninggalkan makan pagi akan

menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan halini menyebabkan tubuh lemah
sehingga konsentrasi berkurang karena tidak adanya suplai energy di dalam tubuh.
Apabila hal ini terjadi, maka tubuh akan membongkar persediaan tenaga yang ada
dari jaringan lemak tubuh, bahkan bisa mengalami penurunan kadar glukosa
(hipoglikemi) (Kartasapoetra& Marsetyo, 2005).
Berdasarkan rekomendasi WHO, sarapan yang baik dan memenuhi kriteria
gizi adalah sarapan yang menyuplai karbohidrat (55-65%), protein (12-15%),

Universitas Sumatera Utara

lemak (24-30%).Jumlah energi yang harus terpenuhi dalam sarapan yaitu sekitar
370-555 kkal dan protein sekitar 9,8-14,7 gram.
Sarapan memberi modal energi pada kita untuk beraktivitas sepanjang
hari. Sebenarnya selain memberi energi pada tubuh, sarapan juga memiliki
manfaat lain yang tak kalah penting yaitu meningkatkan konsentrasi yang fokus
dan fisik yang prima sebagai penunjang karir yang kita lakoni. Berbagai penelitian
membuktikan bahwa makan pagi berpengaruh pada prestasi belajar anak. Anak
yang tidak makan pagi, kurang dapat mengerjakan tugas di kelas yang
memerlukan konsentrasi. Mereka umumnya mempunyai nilai hasil ujian yang
lebih rendah, mempunyai daya ingat yang terbatas dan sering absen.

Sarapan akan berpengaruh pada kadar gula dalam darah yang semakin
meningkat. Keadaan ini ada hubungannya dengan kerja otak terutama konsentrasi
belajar pada pagi hari. Seorang ilmuwan mengatakan sarapan pagi merupakan
makanan khusus untuk otak, hal ini didukung dari sebuah penelitian yang
menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat dengan kecerdasan mental,dalam
artian, sarapan memberikan nilai positif terhadap aktivitas otak, otak menjadi
lebih cerdas, peka dan lebih mudah untuk menerima pelajaran. Bila terjadi
keterlambatan masukan zat gizi (asupan gula ke dalam sel darah) maka dapat
menurunkan daya konsentrasi anak sewaktu belajar yang timbul karena rasa
malas, lemas, lesu dan pusing juga mengantuk yang nantinya berujung penurunan
prestasi anak. Sarapan terbukti dapat meningkatkan kemampuan belajar dan
stamina anak (Gibson & Gunn, 2011).Selain sarapan pagi, faktor lain yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah aktivitas fisik. Prevalensi

Universitas Sumatera Utara

penduduk Indonesia pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dengan
kategori aktivitas fisik yang kurang pada umur 15 – 19 tahun dan 20 – 24 tahun
berturut – turut sebanyak 35,4% dan 26,1%. Selain itu, prevalensi aktivitas fisik
yang kurang 24,8% ditemukan pada penduduk Indonesia tamatan Sekolah

Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA). Terdapat 22 provinsi di
Indonesia yang aktivitas fisik penduduknya tergolong kurang aktif di atas rerata
Nasional, salah satunya provinsi Sumatera Barat dengan perilaku sedentary ≥ 6
jam per hari sebanyak 30,3% (Kemenkes RI, 2013). Aktivitas fisik adalah setiap
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan mengakibatkan pengeluaran
energi (World Health Organization (WHO), 2013a). Menurut Departemen
Kesehatan RI (2007), aktivitas fisik sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan
fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar
sepanjang hari. Aktivitas fisik atau latihan fisik yang baik, benar, terukur, dan
teratur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) dan
dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani (Wardani dan
Roosita, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Selain bermanfaat dalam kesehatan, aktivitas fisik atau olahraga dapat
memengaruhi keadaan psikologi termasuk depresi, kecemasan, dan stress
(Paiman, 2009). Aktivitas fisik juga dapat memengaruhi fungsi kognitif yang
berhubungan dengan perhatian dan proses mengingat, yaitu dengan cara
meningkatkan suplai darah ke otak, massa otak, memori, dan juga penghantaran

sinaps ke otak pada orang dewasa (Toit et al., 2011).
Berdasarkan intensitasnya, aktivitas fisik dibagi menjadi 4 jenis, antara
lain aktivitas fisik berat, sedang, ringan, dan inaktivasi (World Cancer Research
Funds, 2007). Departemen Kesehatan RI (2007) menyarankan masyarakat untuk
melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit dalam sehari. Aktivitas
fisik dapat berupa olahraga seperti push up, lari ringan, tenis, yoga, fitness, senam,
bermain bola, bermain tenis, dan angkat beban. Selain olahraga, aktivitas fisik
dapat berupa kegiatan sehari-hari seperti berjalan, berkebun, bermain, dan menari
(WHO, 2012).
Aktivitas fisik memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja otak.
Penelitian oleh Coe et al. (2006) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik
dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan, sehingga dapat
meningkatkan perhatian terhadap pelajaran. Aktivitas fisik yang dilakukan secara
teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut Grissom (2005),
kesegaran jasmani berhubungan positif dengan prestasi belajar. Siswa dengan
kesegaran jasmani yang baik cenderung mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Indikator keberhasilan pembelajaran seorang mahasiswa salah satunya dapat
dilihat dari pencapaian prestasi belajarnya (Sadler, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan nilai hasil tes belajar
(Nurmasyita, 2007). Bagi remaja, prestasi belajar merupakan hal yang penting.
Remaja mulai melihat kesuksesan dan kegagalan sebagai gambaran keberhasilan
di masa depan (Santrock, 2003). Remaja merasa bangga dengan prestasi yang
diraih. Keinginan untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik akan memotivasi
remaja untuk lebih berusaha (Gunarsa, 2004).
Mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda Indonesia yang
mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya di Perguruan Tinggi, yang
usianya berkisar antara 18 hingga 22 tahun.Dalam teori perkembangan, usia ini
termasuk dalam masa remaja akhir (Siswoyo, 2007). Dalam proses belajar pada
perguruan tinggi untuk melihat keberhasilan seorang mahasiswa dapat dilihat dari
indeks prestasi (IP).Indeks prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan
nilai akhir yang menggambarkan nilai proses belajar mengajar tiap semester atau
juga besaran angka yang menyatakan prestasi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar mahasiswa pada satu semester.Mahasiswa yang memiliki IP tinggi dapat
didedikasikan mampu mengikuti mata kuliah dengan baik begitu juga sebaliknya
mahasiswa yang memiliki IP rendah dapat dikategorikan kurang mampu
mengikuti pelajaran dengan baik.Hal yang menjadi factor rendahnya prestasi

belajar seorang mahasiswa dapat di pegaruhi oleh hal seperti sarapan pagi yang
tidak teratur dan aktivitas fisik yang sangat padat, karena apabila seseorang tidak
sarapan pagi dan juga memiliki aktivitas fisik yang padat maka dapat
menimbukan penurunan konsentrasi belajar seseorang dalam ruangan saat belajar.

Universitas Sumatera Utara

Hal itu terjadi karena adanya rasa lapar ,ngantuk ,lemas, kelelahan dan daya
tangkap yang kurang.Contohnya yang terjadi di sebuah salah satu Universitas
Sumatera Utara ,setelah peneliti melakukan survey pendahuluan pada 60 sample
yang di ambil secara acak yaitu 25 laki-laki dan 35 perempuan di jumpai ada
sekitar 33% yang jarang sarapan pagi , 17% rutin sarapan pagi dan 50% yang
tidak pernah sarapan pagi.Telat bangun merupakan alasan mereka tidak sempat
sarapan pagi karena sudah dikejar waktu untuk ke kampus,alasan mereka telat
bangun karena padatnya aktivitas fisik yang mereka lakukan hingga membuat
mereka kelelahan hingga tertidur pulas. Mereka yang cenderung kurang tidur
memiliki pola makan yang buruk,setelah di teliti ,banyak di antara mereka yang
tidak pernah sarapan pagi. Mereka yang jarang dan tidak pernah sarapan pagi
sering menggabung waktu sarapan pagi dengan makan siang yaitu sekitar jam
11.00-13.00 setelah mata kuliah jeda. Sementara hasil penelitian menunjukan jam

sarapan yang baik itu sekitar pukul 06.00-09.00. Hal itu dapat menyebabakan nilai
akademis menurun karena kurangnya konsentrasi belajar didalam ruangan
perkulihan karena sudah dalam keadaan letih,lesu,lemas dan lapar. Cemilan
merupakan menu yang sering di jadikan menu pengganti sarapan oleh
mahasiswa/I FKm USU2015 seperti mkanan gorengan, pecal,dan indomie .
Sementara kadungan gizi yang terdapat di dalam cemilan tersebut tidak dapat
memenuhi kebutuhan gizi yang cukup untuk melakukan aktifitas.Hal ini sangat
berpengaruhi terhadap konsentrasi belajar mahasiswa tersebut bahkan dapat
mempengaruhi prestasi belajarnya.

Universitas Sumatera Utara

Sementara itu peneliti juga menemukan bahwa mereka yang jarang
sarapan pagi dan aktivitas padat memiliki nilai akademis yang kurang memuaskan
dibawah 2,00.
Melihat fenomena kejadian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pola
sarapan pagi, aktivitas fisik, dan prestasi belajar mahasiswa/I FKM Universitas
Sumatera Utara angkatan 2015.
1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahuinya jumlah asupan gizi yang terdapat dalam sarapan
sesuai dengan kebutuhan gizi yang dibutuhkan, aktivitas fisik, dan prestasi
belajar mahasiswa/I FKM USU angkatan 2015”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pola sarapan pagi, aktivitas fisik dan
prestasi belajar mahasiswa FKM USU angkatan 2015.

1.3.2

Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran perilaku pola sarapan pagi meliputi frekuensi
sarapan dan jumlah zat gizi sarapan mahasiswa/i FKM USU angkatan
2015
2. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa FKM USU
angkatan 2015
3. Diketahuinya gambaran prestasi belajar mahasiswa FKM USU
angkatan 2015


Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1

Bagi Mahasiswa
Memberikan informasi kepada mahasiswa FKM USU angkatan 2015
tentang gambaran pentingnya sarapan pagi,aktivitas fisik ,dan prestasi
belajar.

1.4.2

Bagi Instusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagi bahan masukan atau bahan pustaka yang berguna
untuk pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya. Serta dapat
dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.4.3


Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan refrensi atau sumber data untuk
penelitian sejenis berikutnya yang akan melakukan penelitian dengn
menggunakan metode dan variable yang lebih kompleks.

Universitas Sumatera Utara