Analisis Yuridis Terhadap Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Yang Dikuasi Oleh Salah Satu Pewaris (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 2134 K Pdt 1989)

ABSTRAK
Hukum waris Islam pada dasarnya berlaku untuk seluruh umat Islam didunia. Namun
corak suatu negara dan kehidupan di negara atau daerah tersebut memberi pengaruh atas
hukum waris di daerah itu. Persoalan Hukum Waris menyangkut tiga unsur, yaitu adanya
harta peninggalan, adanya pewaris dan adanya waris yaitu orang yang menerima pengalihan
atau penerusan atau pembagian harta warisan itu. Masalah akan dapat terjadi jika harta
warisan tidak langsung dibagi. Salah satu kasus yang ada pada Putusan Mahkamah Agung
No. 2134 K/PDT/1989. Kronologis perkara ini adalah perkawinan poligami yang dilakukan
H. Muhammad Jamil terhadap dua orang istrinya. Perkawinan dengan istri pertama H.
Muhammad Jamil tidak memiliki harta, sedangkan perkawinan dengan istri kedua barulah
memiliki harta kekayaan. Permasalahan kemudian timbul setelah meninggalnya H.
Muhammad Jamil yang merupakan ayah dari penggugat. Harta sengketa tetap dikuasai oleh
tergugat dan dinikmati hasilnya sendiri tanpa memperbolehkan para penggugat untuk turut
menikmati hasil harta.
Ada beberapa permasalahan yang akan dibahas, yaitu faktor-faktor apa yang
menyebabkan sebahagian ahli waris menguasai harta warisan, bagaimana tindakan hukum
yang dilakukan ahli waris yang dikuasai haknya oleh ahli waris yang lain dan bagaimana
analisis terhadap putusan Mahkamah Agung dalam menyelesaikan kasus tersebut. Sifat dari
penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis, dengan pendekatan yuridis normatif. Bahan
utama dari penelitian ini adalah data sekunder yang dilakukan dengan menghimpun bahanbahan berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum terrier.
Faktor-faktor yang menyebabkan ahli waris menguasai harta warisan adalah Ahli

waris merasa bahwa harta warisan yang ditinggalkan adalah merupakan harta warisan ayah
yang didapatnya sejak menikah dengan ibunya yang merupakan istri kedua dari pewaris,
sehingga ahli waris merasa lebih berhak dari saudara-saudara lainnya, ahli waris ingin
menikmati sendiri harta tersebut, ahli waris merasa paling banyak berkorban untuk merawat
orang tuanya, jadi berhak atas harta dalam jumlah yang banyak atau ahli waris memang
merupakan orang yang serakah.Tindakan hukum yang dilakukan ahli waris yang dikuasai
haknya oleh ahli waris yang lain yaitu dengan melakukan musyawarah, karena musyawarah
tidak tercapai akhirnya ahli waris mengajukan permohonan penetapan ke Pengadilan Agama
Tebing Tinggi. Selanjutnya untuk melaksanakan penetapan Pengadilan Agama atau eksekusi
diajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Lubuk Pakam. Analisis terhadap Putusan Mahkamah
Agung No. 2134.K/PDT/1989 dalam menyelesaikan kasus pembagian harta warisan yang
dikuasai salah satu ahli waris adalah sudah tepat dan memenuhi rasa keadilan. Mahkamah
Agung menolak gugatan kasasi dari Buyung Musjaya dan kawan-kawan dan menguatkan
putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, yang mengharuskan pembagian antara H.
Muhammad Djamil dengan Subangliah dilaksanakan terlebih dahulu, barn dibagi kembali
kepada ahli waris yang lainnya. SelaJn itu ternyata tidak terbukti adanya harta bawaan dari
Subangliah

Kata Kunci : Analisis Yuridis, Pembagian Harta Warisan, Dikuasai


i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Islamic Inheritance Law basically applies to all of the Muslims in the world. Yet, the
color and the life of the country or region have influence on the Inheritance Law there. The
problem of Inheritance Law involves three elements such as the legacy, the testator, and the
heir or beneficiary of transfer, forwarding atau distribution of the inherited property. The
problem can occur if the inherited property is not directly divided. One of the cases is what is
seen in the Decision of Supreme Court No: 2134 K/PDT/1989. The chronology of this case
begins with the polygamy done by H. Muhammad Jamil Daring his marriage with his first
wife, ff. Muhammad Jamil did not have any property, then daring his marriuage with his
second wife, H. Muhammad Jamil had a lot of property. The problem occurred after H.
Muhammad Jamil, the father of the plaintiff, died. The disputed property kept being
controlled by the defendant and the benefits obtained from the disputed property were
enjoyed by the defendant only without letting the plaintiffs enjoy the benefits obtained from
the disputed property too.
Several problems discussed in this analytical descriptive study with normative

juridical approach were the factors causing a part of the heirs controlled the inherited
property, the legal action taken by the heirs whose rights were held by the other heirs, and
how the analysis of the Supreme Court was done in settling the case. The main data for this
study were the secondary data obtained through the collection of primary, secondary and
tertiary legal materials.
The factors causing the heir hold the inherited property were that the heir thought
that the property was those earned by his father during his marriage with his mother who
was the second wife of the testator that the heir thought that he was more entitled to the
property left by their father compared to his other brothers and sisters, the heir wanted to
enjoy the inherited property alone, the heir thought that he had spent a lot of expenses to take
care their parents so he thought he deserved to have the large amount of the property or the
heir is greedy. Legal action taken by the heirs whose rights was held by the another heir was
to conduct deliberation, since (his deliberation did not work, the heirs whose rights was held
by the another heir evntually filed the application for decision to Tebing Tinggi Religious
Court. Then to implement the decision of Religious Court or execution, a lawsuit was filed to
Lubuk Pakam State Court. The analysis of the Decision of Supreme Court No: 2134
K/PDT/1989 in settling the case of the distribution of the inherited property held by one of
the heirs has been properly done and met the sense of justice. The Supreme Court rejected
the appeal of law 'suitfiled hi' BiwiMg Musjfn 'a and friend?, and upheld the decision
of'Lubuk Pakam Stale Court that the distribution o) inherited property between H.

Muhammad Jamil and Subatigliuh must be done fir at, then divided to the other heirs. In
addition to that, the inherent properly of Sitbangliah could not he proven.

Keywords: Juridicak Analysis, Inherit Property Distribution, Being Held

ii

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Terhadap Keabsahan Putusan Perceraian Dan Pembagian Harta Bersama Yang Dikeluarkan Oleh Hakim Dari Negara Lain (Singapura) Terhadap Warga Negara Indonesia (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 612 K/Pdt/2003), 2012

5 77 142

Analisis Yuridis Pembagian Harta Bersama Milik Orang Tua Yang Dilakukan Anak Di Kala Kedua Orang Tua Masih Hidup (Putusan MA Tanggal 27 OktobeR 2004, NO. 1187 K/PDT/2000)

2 36 152

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Pembagian Harta Warisan Orang Yang Berbeda Agama Dalam Persfektif Hukum Islam (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI No. 51 k/ag/1999)

0 55 136

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

Analisis Yuridis Terhadap Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Yang Dikuasi Oleh Salah Satu Pewaris (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 2134 K Pdt 1989)

0 0 16

Analisis Yuridis Terhadap Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Yang Dikuasi Oleh Salah Satu Pewaris (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 2134 K Pdt 1989)

4 9 25

Analisis Yuridis Terhadap Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Yang Dikuasi Oleh Salah Satu Pewaris (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 2134 K Pdt 1989)

0 3 27

Analisis Yuridis Terhadap Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Yang Dikuasi Oleh Salah Satu Pewaris (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 2134 K Pdt 1989)

0 7 5