Perilaku Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Konsumsi Makanan Siap Saji (Fast Food) Medan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan

waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan
tinggi lemak. Fast food mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga
hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, serta penyajian yang
higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu
penyajiannya yang cepat sehingga tidak menghabiskan waktu yang lama dan
dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, higienis dan dianggap sebagai
makanan bergengsi dan makanan gaul.
Dalam

hal

konsumsi

makanan

siap saji


ini

mahasiswa

harus

mempertahankan kesehatan tubuh yang optimal salah satunya adalah dengan
menjaga status gizi yang seimbang, artinya semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh
harus terpenuhi dengan tepat guna. Status gizi setiap orang dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi
adalah tingkat pengetahuan gizi. Menurut Sediaoetama (2002), tingkat
pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku memilih
makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat
kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Banyak

faktor

yang


membuat

para

mahasiswa

lebih

memilih

mengonsumsi fast food antara lain kesibukan orang tua khususnya ibu yang tidak
sempat menyiapkan makanan di rumah sehingga mahasiswa lebih memilih
membeli makanan diluar (fast food), lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang

1
Universitas Sumatera Utara

2


mendukung dalam hal besarnya uang saku mahasiswa. Selain itu, penyajian fast
food yang cepat dan praktis tidak membutuhkan waktu lama, rasanya enak, sesuai

selera dan seringnya mengkonsumsi fast food dapat menaikkan status sosial
mahasiswa, menaikkan gengsi dan tidak ketinggalan globalitas (Proverawati,
2010).
Survei yang dilakukan oleh AC Nilsen bahwa 69% masyarakat kota di
Indonesia mengonsumsi fast food yaitu 33% menyatakan makan siang sebagai
waktu yang tepat untuk makan di restoran fast food, 25% untuk makan malam,
9% menyatakan sebagai makanan selingan dan 2% memilih untuk makan pagi
(Nilsen 2008). Hal tersebut akan semakin berkembang sesuai dengan
meningkatkatnya tingkat konsumsi makanan fast food di Indonesia.
Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya
hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentari (gaya hidup malas), berakibat
pada perubahan pola makan atau konsumsi masyarakat yang merujuk pada pola
makan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, terutama terhadap penawaran
makanan siap saji (fast food), yang berdampak meningkatkan risiko obesitas
(Zametkin et al, 2004; Hidayati dkk, 2009).
Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. WHO
menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global. Obesitas

sudah merupakan masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Menurut World
Health Organization (2009) melaporkan bahwa pada tahun 2008, sekitar 1,4

milyar orang dewasa usia 20 tahun ke atas mengalami overweight, dengan
prevalensi sebesar 10% pada pria dan 14% pada wanita.

Universitas Sumatera Utara

3

Di Indonesia kejadian gizi lebih sudah terjadi sejak lama. Menurut data
Riskesdas 2013, kejadian gizi lebih di Indonesia meningkat dari tahun 2010 ke
tahun 2013 yaitu sebesar 10% pada tahun 2010 dan menjadi 13,5% pada tahun
2013. Kejadian gizi lebih lebih banyak terjadi pada perempuan (32,9%)
dibandingkan laki-laki (19,7%), sedangkan di provinsi Sumatera Utara terjadi
peningkatan angka kejadian gizi lebih yaitu pada tahun 2010 sebesar 11,9%
menjadi 12,2% pada tahun 2013, dan di Kota Medan sendiri prevalensi gizi lebih
tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia yang
mengalami peningkatan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Sihaloho (2012), kategori

pengetahuan tentang makanan siap saji (fast food) yang baik 63,8% dan kategori
sedang 36,2%, sedangkan dengan kategori dilihat dari sikap responden tentang
makanan siap saji yang baik 63,8% dan kategori sedang 36,2%, dan dilihat dari
dukungan dari kategori dukungan sosial yang baik ada 11,6%, sedang 59,4%, dan
kurang sebanyak 29%, dan kategori dilihat dari kategori sumber informasi televisi
ada sebanyak 85,5% dan yang menjawab pengaruh dari teman sebaya sebanyak
29% sedangkan dari media iklan sebanyak 50,7%.
Menurut penelitian yang dilakukan Lestari (2011), kebiasaan jajan fast
food, dijumpai sebagian besar kasus 88,0% membeli fast food dengan frekuensi

≥3 kali/minggu. Berdasarkan frekuensi makan per hari pada kasus dijumpai
sebanyak 92,0% memiliki frekuensi makan 3-5 kali/hari, sedangkan pada kontrol
dijumpai sebanyak 8% dengan frekuensi makan 3-5 kali/hari. Berdasarkan
kebiasaan makan sayur diperoleh bahwa sebanyak 88,% kasus mengonsumsi

Universitas Sumatera Utara

4

sayur 1-3 kali/minggu, berikutnya sebanyak 12,0% mengonsumsi sayur 4-7

kali/minggu. Jumlah kasus yang mempunyai kebiasaan ngemil sebanyak 82,7%,
sedangkan pada kontrol kebiasaan ngemil sebanyak 32%.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Kumara (2013), Mahasiswa
Fakultas Kedokteran USU semester ganjil tahun akademik 2013/ 2014 untuk
menjawab kuesioner pengetahuan mahasiswa tentang pola nutrisi seimbang.
Semester I menunjukkan bahwa dari total responden sebanyak 60.9% dengan
pengetahuan kategori cukup dan sebanyak 39.1% dengan pengetahuan baik.
Semester III menunjukkan sebanyak 65.2% dengan pengetahuan baik dan
pengetahuan cukup sebanyak 34.8%. Tidak ada responden dengan kategori
pengetahuan kurang. pada semester V mempunyai 8.7% yang berpengetahuan
kurang. Responden dengan pengetahuan baik dan cukup masing-masing 34.8%
dan 56.5%. Semester VII yang berpengetahuan baik adalah 34.8%. Responden
yang berpengetahuan cukup dan kurang masing-masing 39.1% dan 26.1%.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Syifa (2011), diperoleh bahwa
diantara 72 responden yang tinggal bersama orang tua/keluarga, terdapat 47
responden (65.3%) yang pola makannya tidak sesuai PUGS (Pedoman Umum
Gizi Seimbang). Diantara 53 responden yang tidak tinggal bersama orang
tua/keluarga, terdapat 25 responden (47.2%) yang pola makannya tidak sesuai
PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
nilai p value = 0,066. Hal ini menunjukkan pada tingkat kemaknaan 5% tidak ada

hubungan antara tempat tinggal dengan pola makan.

Universitas Sumatera Utara

5

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah salah satu fakultas
yang terletak di Kota Medan. Fakultas ini letaknya sangat strategis, termasuk
dalam kawasan pusat kota yang di dalamnya banyak terdapat restoran-restoran
fast food. Hal ini menyebabkan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang masih

banyak mengonsumsi makanan cepat saji seperti hamburger, fried chicken,
spaghetti, pangsit, bakso, mie ayam, dan siomay, dimana makanan cepat saji

dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti kolestrol tinggi,
obesitas, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan stroke.
Mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai generasi muda
dan merupakan aset di masa yang akan datang memerlukan perhatian khusus
dalam mengonsumsi makanannya. Peranan makanan jajanan sebagai penyumbang
gizi dalam menu mahasiswa sehari-hari tidak dapat diabaikan. Peranan tersebut

terutama pada mahasiswa yang tidak cukup waktu untuk makan di rumah,
makanan jajanan memberikan kontribusi zat gizi yang nyata.
Dalam hal ini mahasiswa juga dipengaruhi oleh gaya hidup (life style)
yang sangat mendukung, dan dukungan ekonomi dalam hal uang saku yang cukup
untuk membeli makanan siap saji (fast food) tersebut diluar, serta lingkungan
(teman) dan sangat padatnya aktivitas perkuliahan kedokteran yang membuat
mereka lebih memilih makanan siap saji (fast food) yang penyajian fast food cepat
dan praktis tidak membutuhkan waktu yang lama, rasanya yang enak, sesuai
selera dan mendorong para mahasiswa mengonsumsi makanan cepat saji ( fast
food).

Universitas Sumatera Utara

6

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara adalah salah satu fakultas
yang di dalamnya terdapat mahasiswa dengan gaya hidup yang dikategorikan ratarata dari status kalangan menengah keatas dibandingkan fakultas lainnya. Menurut
penelitian Lestari (2011) menyebutkan bahwa uang saku rata-rata harian
mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah menunjukkan
bahwa dari hasil uji statistik ada hubungan bermakna antara uang saku harian

dengan kejadian obesitas yaitu ≥ Rp.24.600 sebesar 80,0%. Maka, dipandang dari
status ekonomi dengan besar uang saku mahasiswa fakultas kedokteran dengan
mahasiswa lainnya, fakultas kedokteran lebih besar terpengaruh untuk dapat
mengonsumsi makanan siap saji tersebut. Sementara itu, dengan latar belakang
pendidikan Kedokteran, mereka pasti lebih mengerti tentang bahaya atau dampak
dari mengonsumsi makanan cepat saji (fast food). Seharusnya mereka menjadi
contoh bagi mahasiswa lainnya yang bukan berlatar belakang pendidikan
kedokteran dalam konsumsi makanan siap saji (fast food).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 20 orang mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU), terdapat 5 orang
mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang masih mengonsumsi makanan siap
saji dan bahkan mereka menyediakan makanan siap saji di dalam mobil dan
delivery makanan. Dalam hal ini membuat mereka tidak banyak melalukan

aktivitas fisik karena dalam fakultas mereka disediakan fasilitas yang mendukung
seperti lift dan ruangan ber AC. Dari hasil wawancara dan pengamatan juga
terdapat 5 orang mahasiswa lainnya obesitas karena 2-3 kali menonsumsi fast

Universitas Sumatera Utara


7

food setiap harinya serta 5 orang mahasiswa lainnya obesitas dalam kategori

sedang.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
penelitian ini adalah bagaimana perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran USU
tentang konsumsi makanan siap saji (fast food).
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara tentang konsumsi makanan siap saji ( fast food).
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik (umur, jenis kelamin, uang saku) tentang
konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU
2015
2. Untuk mengetahui sumber informasi (teman, iklan) tentang konsumsi
makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015
3. Untuk mengetahui tingkat kategori pengetahuan mahasiswa tentang

konsumsi makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU
2015
4. Untuk mengetahui tingkat kategori sikap mahasiswa tentang konsumsi
makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015
5. Untuk mengetahui tingkat kategori tindakan mahasiswa tentang konsumsi
makanan siap saji pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 2015

Universitas Sumatera Utara

8

1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan dan informasi kepada Fakultas Kedokteran USU
mengenai perilaku mahasiswa tentang makanan cepat saji.
2. Sebagai masukan dan informasi kepada Fakultas Kedokteran USU tentang
gambaran jenis makanan cepat saji yang sehat dan tidak yang sehat di
lingkungan kampus Fakultas Kedokteran USU.

Universitas Sumatera Utara