PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMP (1)

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

PENGARUH BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS
NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR
Feby Inggriyani, Nurul Fazriyah
febyinggriyani@unpas.ac.id
Universitas Pasundan

Abstrak. Penelitian ini beranjak dari masalah yang muncul pada siswa kelas V di SDN Kecamatan
Lengkong Kota Bandung yaitu memiliki kesulitan di dalam menulis narasi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh data secara empirik tentang pengaruh berpikir kritis terhadap
kemampuan menulis narasi siswa kelas V di SDN Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Metode
yang digunakan adalah survei dengan teknik expost-facto. Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Kecamatan Lengkong Kota Bandung, sampel penelitian di SDN Pelita dan SDN Karangpawulang
dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan instrumen berbentuk esai untuk kemampuan berpikir kritis dan data kemampuan
menulis narasi dilakukan dengan tes esai. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa berpikir
kritis memberikan pengaruh terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas V di SDN
Kecamatan Lengkong Kota Bandung.


Kata kunci: berpikir kritis, kemampuan menulis, menulis narasi

Abstract. The Problems that arise in SDN Lengkong Sub-District Bandung are students of class V
have difficulty in writing narrative. The general purpose of this study is to obtain empirical data
about the influence of critical thinking skills to write narrative in SDN Lengkong class V student
Subdistrict, Bandung. The method used is survey with expost-facto technique. This research was
conducted at SDN Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Research sample at SDN Pelita and SDN
Karangpawulang with purposive sampling technique. Data collection techniques in this study is
used essay-test instrument on critical thinking and data writing narrative skills done with essay
test. Based on the results of research show that critical thinking gives influence the ability to write
narrative at class V student in SDN Lengkong Subdistrict Bandung.

Keywords: critical thinking, writing skills, narrative writing

105

A. Pendahuluan
Menulis merupakan salah satu

Dengan demikian, menulis narasi dapat


keterampilan berbahasa yang harus

dikatakan menulis cerita berdasarkan

dikuasai selain dari 3 keterampilan

pengalaman pribadi dan ditulis supaya

bahasa yang lain yaitu berbicara,

pembaca seolah-olah mengalami apa

menyimak dan membaca. Adapun,

yang dirasakan penulisnya. Adapun

menulis

Ahsin


merupakan

salah

satu

(2016)

menjelaskan

bahwa

keterampilan berbahasa paling sulit

tulisan narasi merupakan sebuah karya

dibandingkan

yang didalamnya terkandung berbagai


dengan

keterampilan

berbahasa lainnya.
Merujuk
(2010)

aspek tentang rangkaian cerita yang

pendapat

menulis

keterampilan

Yunsirno

membentuk makna, dan mengakibatkan


suatu

pembaca narasi akan terinspirasi dari

yang

sifat maupun kehidupan tokoh yang

adalah

berbahasa

dipergunakan untuk menuangkan ide

dibaca.

atau gagasan yang ada dalam pikiran

mengungkapkan bahwa narasi dapat


melalui bahasa tulisan sehingga dapat

dibatasi sebagai suatu bentuk wacana

dibaca dan dipahami orang lain. Oleh

yang sasaran utamanya adalah tindak

karena itu, keterampilan menulis sangat

tanduk yang dijalin dan dirangkaikan

perlu

dapat

menjadi sebuah peristiwa yang terjadi

menyampaikan ide/gagasannya melalui


dalam suatu kurun waktu. Dengan

bahasa tulis dengan baik dan benar.

demikian,

Salah satu kemampuan menulis yang

narasi merupakan tulisan mengenai

harus dimiliki siswa kelas V di sekolah

suatu peristiwa yang telah terjadi

dasar adalah menulis narasi.

berdasarkan urutan waktu.

dilatih


Narasi

supaya

menurut

siswa

McCrimmon

Selain

itu,

dapat

Heaton

Keraf


dikatakan

(1990)

(2001)

bahwa

menjelaskan

(1984) adalah sebuah kisah yang

bahwa di dalam menulis seseorang

diceritakan untuk menjelaskan sesuatu

harus memperhatikan lima komponen

ke dalam bentuk tulisan atau untuk


yaitu,

memberikan secara rinci, catatan diri

digunakan, keterampilan mekanik, isi,

pribadi mengenai yang telah terjadi.

keterampilan dalam gaya bahasa dan

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

penggunaan

bahasa

yang


Feby & Nurul
106

mempertimbangkan kemampuan dalam

Menulis,

menuntut

seseorang

memilih serta mengatur informasi.

untuk memiliki penalaran yang baik

Adapun rincian kemampuan menulis

dengan memikirkan terlebih dahulu apa

menurut Djiwandono (2012) yaitu, isi

yang akan ditulisnya, sehingga akan

yang relevan, organisasi sistematik dan

menghasilkan tulisan yang baik. Oleh

penggunaan bahasa yang baik serta

karena itu, siswa harus menyeleksi dan

benar. Dalam hal ini, isi wacana harus

mengorganisasikan

sesuai dengan topik, disusun secara

diperoleh untuk mempresentasikannya

sistematis dan diungkapkan dalam

kembali dalam urutan logis. Dengan

bahasa dengan susunan kalimat yang

demikian, sangatlah jelas bahwa di

gramatikal, pilihan kata yang tepat

dalam menulis diperlukan kemampuan

serta intonasi sesuai dengan pelafalan

berpikir

yang jelas.

penjelasan

kritis

informasi

untuk

dalam

yang

memberikan

mengidentifikasi

Berdasarkan hasil observasi dan

suatu masalah, menganalisis masalah,

wawancara kepada guru kelas V di

memberikan suatu penjelasan objek

salah satu SDN Kecamatan Lengkong

yang dideskripsikan dan melukiskan

Kota Bandung yaitu, kegiatan menulis

suatu pemikiran secara rinci dalam

kurang

pengorganisasian isi suatu tulisan.

diminati

siswa,

sehingga

mereka mengalami kesulitan dalam

Kegiatan

berpikir

memiliki

mengungkapkan ide dan pikirannya

hubungan dengan proses pembelajaran.

ketika

Semakin

menulis

narasi.

Rendahnya

berkembang

keterampilan

penguasaan kosakata siswa disebabkan

berpikir seorang siswa, maka mereka

karena rendahnya minat membaca,

itu belajar. Jika siswa semakin sering

kurangnya penguasaan keterampilan

belajar tentang suatu topik, maka

mikrobahasa, seperti penggunaan tanda

semakin baik kemampuan berpikir

bahasa, penggunaan kelompok kata,

mereka.

penyusunan klausa dan kalimat dengan

Tapilouw

(Susanto

2013)

struktur yang benar sampai dengan

menyatakan

penyusunan paragraf. Oleh karena itu,

merupakan cara berpikir disiplin dan

perlu upaya yang dilakukan guru

dikendalikan oleh kesadaran. Cara

supaya siswa nyaman dalam menulis.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

berpikir ini mengikuti alur logis dan
Feby & Nurul
107

bahwa,

berpikir

kritis

rambu-rambu pemikiran yang sesuai

untuk

dengan fakta atau teori yang diketahui

mengevaluasi pengetahuan, ide-ide dan

oleh

ini

mempertimbangkan argumen sebelum

mencerminkan tentang suatu pikiran

dia mencapai suatu justifikasi yang

yang terarah. Hal ini sesuai dengan

seimbang. Selain itu, Yaumi (2012)

pendapat Ennis (Costa, 1985) yang

mengemukakan bahwa, “berpikir kritis

mengungkapkan bahwa berpikir kritis

adalah

berfokus pada penentuan tentang apa

mengatakan sesuatu dengan penuh

yang akan dipercaya atau diperbuat,

keyakinan

dimana kegiatan berpikir kritis ini

alasan yang logis dan bukti empiris

melibatkan bawaan dan kemampuan.

yang kuat.” Dengan demikian, dapat

Adapun Moore (2007) menjelaskan

dikatakan bahwa, kemampuan berpikir

bahwa, “critical thinking is the use of

kritis dalam menulis merupakan aspek

those cognitive skill or strategies that

yang paling penting. Hal ini didasarkan

increase the probability of a desirable

pada tujuan paragraf itu sendiri yaitu

outcome.” Dengan demikian, berpikir

untuk meyakinkan pembaca supaya

kritis adalah penggunaan keterampilan

memahami apa yang disampaikan oleh

kognitif

penulis.

individu.

Tipe

berpikir

untuk

meningkatkan

kemungkinan hasil yang diinginkan
oleh seseorang.

menguji

pengalamannya,

kemampuan kognitif untuk

karena

Forrester

bersandar

(Thomas,

pada

2011)

menyatakan bahwa “Creative thinking

Menurut Fisher (Susanto, 2013)

and critical thinking can be viewed as

mengungkapkan bahwa berpikir kritis

complementary, with both skills being

dapat

student-centred

diinterpretasikan

kedalam

and

encouraging

berbagai cara. Misalnya, berpikir kritis

students to think independently.” Oleh

mengenai bagaimana tentang sesuatu

karena itu, dapat dikatakan bahwa

yang telah dipikirkan. Belajar berpikir

kemampuan

kritis

maupun berpikir kreatif berhubungan

berarti

belajar

bagaimana

bertanya, kapan bertanya, dan apa

dengan

metode

berpikir

penalaran

yang

dipakai.

Seseorang dapat dikatakan berpikir

berpikir

keberanian
secara

baik

kritis

siswa

dalam

mandiri,

tidak

terpengaruh dengan orang lain dan

kritis atau bernalar sampai dia mampu keteguhan keyakinan dalam dirinya.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
108

Dengan demikian, kemampuan ini

Dengan

demikian

seseorang

merupakan faktor internal yang dapat

dapat dikatakan berpikir kritis dengan

mempengaruhi

cara siswa terampil untuk menganalisa,

keputusan

atau

tindakan seseorang.

mensintesa, keterampilan memahami,

Berpikir kritis mempunyai lima
jenis

keterampilan

menurut

memecahkan masalah, keterampilan

Faiz

meyimpulkan dan evaluasi.

(2012:7) sebagai berikut, yaitu:

Ennis dan Norris (Fisher, 2008)

a).Keterampilan untuk menganalisa,
yaitu

keterampilan

menguraikan

kedalam

komponen-

struktur

komponen. Hal ini dilakukan untuk

menjelaskan bahwa terdapat elemen
keterampilan

berpikir

kritis,

diantaranya sebagai berikut:
1. Mengidentifkasi

elemen-elemen

pengorganisasian mengenai struktur

kasus yang dipikirkan, khususnya

tersebut.

alasan dan kesimpulan-kesimpulan;

b).Keterampilan

melakukan

sintesa,

2. Mengidentifikasi dan mengevaluasi

yaitu keterampilan menggabungkan
bagian-bagian

menjadi

sebuah

asumsi-asumsi;
3. Mengklarifikasi dan mengintepretasi

bentuk atau susunan yang baru.
c).Keterampilan

memahami

pernyataan dan gagasan-gagasan;
dan

4. Menilai akseptibilitas, khususnya

memecahkan suatu masalah, yaitu
kemampuan

memahami

sesuatu

kredibilitas, klaim-klaim;
5. Mengevaluasi

dengan kritis dan mengaplikasikan
kedalam permasalahan.

yang beragam jenisnya;
6. Menganalisis,

d).Keterampilan untuk menyimpulkan,
yaitu keterampilan menguraikan dan

argumen-argumen

mengevaluasi,

dan

mampu menghasilkan penjelasan.
7. Menganalisis,

memahami berbagai aspek secara

mengevaluasi,

dan

membuat keputusan-keputusan;

bertahap untuk sampai pada sebuah

8. Menarik inferensi-inferensi;

kesimpulan.

9. Menghasilkan argumen-argumen.

e).Keterampilan

mengevaluasi

dan

Berdasarkan

uraian

di

atas,

menilai, yaitu keterampilan dalam

peneliti merasa perlu melakukan suatu

menentukan nilai sesuatu dengan

studi yang mengkaji faktor intern yang

menggunakan kriteria tertentu.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

berdampak pada keberhasilan siswa
Feby & Nurul
109

dalam

menulis.

Khususnya

dalam

Bandung. Tujuan penelitian ini untuk

penelitian ini, peneliti melakukan studi

mengetahui pengaruh berpikir kritis

pengaruh

terhadap

terhadap kemampuan menulis narasi

kemampuan menulis narasi siswa kelas

siswa kelas V di SDN Kecamatan

V di SDN Kecamatan Lengkong Kota

Lengkong Kota Bandung.

berpikir

kritis

B. Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan

kuantitatif

dengan

jumlah

sampal

memenuhi

kriteria

penelitian dan sarana dan prasarana

metode survei melalui teknik expost-

fasilitas sekolah memadai.

facto. Populasinya adalah seluruh siswa

Pengumpulan

data

instrumen

kelas V di SDN Kecamatan Lengkong

berpikir kritis dan kemampuan menulis

Kota Bandung yang berjumlah 969

narasi dengan menggunakan tes esai.

siswa. Teknik pengambilan sampel

Analisis data menggunakan regresi

penelitian

purposive

linier sederhana dengan bantuan SPSS

sampling. Dalam pengambilan sampel

versi 17. Untuk pengujian normalitas

menggunakan rumus Taro Yamane,

data

sehingga diperoleh 283 siswa. Sampel

Smirnov dan pengujian homogenitas

penelitian di SDN Pelita dan SDN

menggunakan Levente test.

menggunakan

menggunakan

Kolmogorov

Karangpawulang. Ini dilakukan karena
terdapat beberapa pertimbangan yaitu,
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengujian

hipotesis

penelitian

dengan kemampuan menulis narasi

menunjukkan bahwa besar hubungan

yang termasuk dalam kategori sedang.

antara varibel berpikir kritis dengan

Hal ini menunjukan bahwa semakin

menulis narasi yang dihitung dengan

tinggi kemampuan berpikir kritis siswa,

koefisien korelasi adalah 0,541. Hal ini

maka, akan semakin tinggi kemampuan

menunjukan bahwa terdapat hubungan

menulis narasinya. Hal ini sesuai

(korelasi positif) antara berpikir kritis

dengan pendapat Hidayati (2009) yang

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

Feby & Nurul
110

menjelaskan

bahwa

kemampuan

walaupun kita lebih menyadarinya

berpikir kritis merupakan sesuatu yang

sebagai alat interaksi sosial. Untuk

paling esensial dalam pembelajaran

ringkasan model korelasi dapat dilihat

bahasa. Oleh karena itu, bahasa sering

pada tabel 1 dibawah ini:

disebut sebagai alat dalam berpikir,
Model
1

Tabel 1 Rangkuman Model Korelasi
R
R
Adjusted
Std. Error of the
Square
R Square
Estimate
0.541a
.292
.290
3.82010

a. Predictors: (Constant), Berpikir_Kritis
b. Dependent Variable: Kemampuan_Menulis

Pada Tabel 1 angka R Square

Misalnya, dapat dilihat dari kondisi

atau koefisien korelasi sebesar 0,292,

fisik siswa pada saat pembelajaran,

ini berarti koefisien determinasinya

kemampuan

adalah 29,2%. Hal ini dapat dikatakan

kegiatan proses pembelajaran yang

bahwa 29,2% variabel kemampuan

diberikan, kondisi lingkungan dan lain

menulis narasi dapat dijelaskan oleh

sebagainya. Untuk ringkasan hasil uji

variabel berpikir kritis. Sedangkan

Anova dapat dilihat pada tabel 2

sisanya yaitu 70,8% dijelaskan atau

dibawah ini:

menulis

awal

siswa,

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Tabel 2 Rangkuman Uji Anova
Model
Sum of Squares Df
Mean Square
1 Regression
1694.897
1
1694.897
Residual
4100.680 281
14.593
Total
5795.576 282
a. Predictors: (Constant), Berpikir_Kritis
b. Dependent Variable: Kemampuan_Menulis

F
Sig.
116.143 .000a

Berdasarkan tabel 2 yaitu uji

untuk menjelaskan pengaruh berpikir

Anova didapat F hitung adalah 116,143

kritis terhadap kemampuan menulis

dengan

narasi siswa. Model regresi dapat

tingkat

signifikansi

0,000.

Karena probabilitas ini dibawah 0,05,

dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

maka model regresi layak digunakan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
111

Feby & Nurul

Model
(Constant)
Berpikir
Kritis

Tabel 3 Rangkuman Model Regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Sig
T
.
Std.
B
Beta
Error
48.212
3.396
14.198 .00
.433
.040
.541 10.777 .00

Berdasarkan tabel 3 di atas

Correlations
Zeroorder

Partia
l

.541

Part

.541 .541

Menurut Pujiono (2012), terdapat lima

persamaan regresi Y = 48,212 +

tahap-tahap

seseorang

(0,433X). Konstanta sebesar 48,212

berpikir

yang menyatakan bahwa jika tidak ada

dalam kegiatan menulis yaitu sebagai

pengaruh dari variabel berpikir kritis,

berikut:

maka nilai kemampuan menulis narasi

1. Kemampuan dalam mengingat, yaitu

kritis

(Critical

dikatakan
Thinking)

48,212. Koefisien regresi sebesar 0,433

kegiatan

menyatakan bahwa setiap kenaikan

sadar untuk menyimpan informasi.

nilai berpikir kritis akan meningkatkan

Kemampuan

kemampuan

siswa.

proses menulis dilakukan ketika

Adapun hasil uji persamaan regresi

siswa mencari ide dan gagasan

sebesar 0,000 dan nilai tersebut berada

berdasarkan

dibawah

pernah diketahuinya Hasil kerja

menulis

0,05.

narasi

Dengan

demikian,

yang dilakukan

mengingat

pengalaman

secara

dalam

yang

koefisien atau model regresi signifikan

siswa berupa ide dan gagasan yang

dan dapat dikatakan bahwa berpikir

dapat diwujudkan dalam bentuk

kritis berpengaruh secara signifikan

mind mapping.

terhadap kemampuan menulis narasi

2. Kemampuan mendiskusikan adalah

siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian

kegiatan saling bertukar pikiran

Suhartono (2014) yang menyatakan

(brainstorming)

bahwa

berpengaruh

permasalahan sehingga diperoleh

secara langsung terhadap kemampuan

suatu jalan pemahaman yang benar.

menulis ilmiah. Dengan demikian,

Misalnya, pada saat mendiskusikan

keterampilan

dipengaruhi

tulisan naratif bisa dimulai dengan

secara langsung oleh berpikir kritis

pertanyaan-pertanyaan apakah cerita

siswa.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

itu baik atau buruk, apa alasannya,
Feby & Nurul

berpikir

kritis

menulis

112

mengenai

suatu

siapa tokoh-tokoh dalam cerita,

kritis untuk meningkatkan kualitas

bagaimana konfliknya·

hasil tulisannya. Salah satu cara untuk

dan lain

sebagainya. Dengan demikian, hasil

meningkatkan

dari

dijadikan

kritis siswa adalah melalui kegiatan

informasi untuk mengembangkan

menulis, baik menulis reflektif maupun

tulisannya.

menulis jurnal (Duron, Limbach, dan

diskusinya

dapat

3. Kemampuan suatu individu dalam

Waugh,

kemampuan

2006).

berpikir

Menulis

dalam

adalah

menulis

menganalisis suatu permasalahan,

penelitian

dari

jurnal bagi anak SD yang merupakan

mulai

mengidentifikasi,

tersebut

membedakan komponen dan asumsi

latihan

untuk melihat sesuatu dibalik ide-ide

Dimana ketika menulis narasi siswa

yang telah ada. Di dalam menulis,

diminta memiliki alur, plot dan tokoh

proses untuk menganalisis penting

untuk mengasah kemampuan berpikir

dilakukan supaya gagasan dan ide

dalam

yang

berdasarkan pengalaman pribadinya.

ditulis

bisa

mencapai

dalam

berpikir

reflektif.

mengembangkan

cerita

kebenaran dan keruntutan dalam

Selain

karangannya.

Waugh (2006) menjelaskan 5 model

4. Kemampuan dalam merekonstruksi

itu,

Duron,

langkah

Limbach,

untuk

dan

meningkatkan

adalah mampu mengembangkan ide

kemampuan berpikir kritis yaitu

dan gagasan dalam bentuk karangan

1) Menentukan tujuan belajar,

yang jelas dan mudah dipahami.

2) Ajarkan melalui kegiatan bertanya,

5. Kemampuan menilai adalah mampu

3) Latihan sebelum penilaian guru,

melihat dan memutuskan mengenai

4) Review, saring dan improvisasi,

sesuatu berdasarkan kriteria yang

5) Berikan umpan balik dan penilaian

jelas dan masuk akal. Kegiatan yang

pembelajaran.

dilakukan yaitu karangan sendiri

Berdasarkan langkah-langkah di

ataupun karangan orang lain dari

atas,

aspek isi, bahasa, dan organisasi

memperhatikan penilaian terhadap 5

tulisan/penalaran.

model langkah tersebut. Informasi

Dengan

demikian,

didalam

maka

diperoleh

sangat

dari

penting

umpan

balik

untuk

dan

menulis diperlukan proses berpikir penilaian siswa, didapat pula sumber
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
113

informasi langsung dan penting dari

kemampuan bahasa baik menulis dan

proses pembelajaran. Senada dengan

keterampilan lainnya dapat dilakukan

pendapat Usmaedi (2017) bahwa kita

melalui

Gerakan

Literasi

Sekolah

dapat

berupa

program

yang

diusung

meningkatkan

berpikir

dengan

proses-proses

kemampuan

cara
yang

memahami

pemerintah yaitu program 6M yaitu

melibatkan

mengamati

(observe),

mencipta

kegiatan berpikir. Dengan demikian

(create),

untuk mencapai tujuan pembelajaran,

(communicate),

diperlukan efektivitas kegiatan belajar

(appreciate), membukukan (post), dan

spesifik, dan hendaknya melakukan

memamerkan (demonstrate)). Gerakan

hal-hal seperti efektivitas umpan balik

literasi sekolah dilakukan secara masif

sesuai dengan standar kurikulum dan

dan diberbagai level pendidikan tidak

lain lain.

hanya

Menurut Akbar (2017) bahwa
untuk

meningkatkan

kemampuan

berpikir siswa serta

meningkatkan

mengkomunikasikan

sekolah

tujuannya

mengapresiasikan

dasar.

adalah

Salah

satu

memperbaiki

kemampuan literasi siswa salah satunya
adalah kemampuan bahasa.

D. Simpulan
analisis

khususnya dalam menulis dengan cara

statistik yang dilakukan, diperoleh

diberikan latihan untuk meningkatkan

temuan penelitian yaitu berpikir kritis

kemampuan mengidentifikasi masalah,

memberikan

terhadap

mengevaluasi asumsi, mengklarifikasi

kemampuan menulis narasi siswa kelas

dan mengintepretasi pernyataan dan

V di SDN Kecamatan Lengkong Kota

gagasan,

Bandung. Hal ini menunjukan bahwa

keputusan dan menghasilkan argumen-

semakin tinggi (baik) berpikir kritis

argumen di dalam menulis narasi.

Berdasarkan

hasil

pengaruh

keputusan-

Saran yang diberikan yaitu, guru

siswa maka semakin tinggi (baik) pula

sebaiknya

kemampuan menulis narasi siswa.

membuat

melatih

siswa

untuk

Upaya yang dilakukan untuk

pembenahan dan menumbuhkan literasi

menumbuhkan berpikir kritis siswa

dalam menulis yang dapat dimulai dari

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

Feby & Nurul
114

aktivitas atau kebiasaan siswa. Upaya

thinking) pada diri siswa melalui

yang dilakukan adalah menerapkan

pembelajaran

kemampuan berpikir kritis (critical

(khususnya membaca dan menulis).

bahasa

Indonesia

Daftar Pustaka

Agustini, M,. Dibia, Kt. & Suartama,
Berpikir
Kritis;
Sebuah
Kd. (2014). Pengaruh Model
Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Pembelajaran TGT Berbantuan Heaton, J.B. 1990. Writing English
Media Flip Chart Terhadap Hasil
Language Tests New Edition
Belajar IPA Siswa Kelas V SD.
Consultans
editor
Jeremy
MIMBAR PGSD, 2 (1), 1-11.
Harmer and Roy Kingsbury.
Ahsin, Muhammad Nur.
2016.
United States America.
Peningkatan
Keterampilan Hidayati, Panca Pertiwi. 2015.
Menulis
Karangan
Narasi
Pembelajaran
Menulis
Esai
Dengan Menggunakan Media
Berorientasi Peta Berpikir Kritis.
Audiovisual
Dan
Metode
Prisma
Press
Prodaktama:
Quantum
Learning.
Jurnal
Bandung.
Refleksi Edukatika, 6 (2), 159.
Karwati, Wawat dan Damayanti,
Akbar, Aulia. 2017. Membudayakan
Vismaia.
2017.
Pengaruh
Literasi dengan Program 6M di
Pendekatan
Proses
Menulis
Sekolah
Dasar.
Jurnal
terhadap Kemampuan Menulis
Pendidikan Sekolah Dasar, 3(1),
Laporan Kunjungan Siswa Kelas
51.
V SD. Jurnal Pendidikan
Costa, A. L. 1985. Developing Minds,
Sekolah Dasar, 2 (1), 51.
A Resource Book For Teaching Keraf, Gorys. 2001. Argumentasi dan
Thinking. Virginia: Association
Narasi. Jakarta: Gramedia.
for Supervision and Curriculum McCrimmon, James. 1984. Writing
Development.
With a Purpose. The State
Duron, Limbach, and Waugh. 2006.
University of New Jersey. p.159.
Critical Thinking Framework For Moore, T. D. 2007. Critical Thinking
Any Discipline. International
and
Intelligence
Analysis.
Journal of Teaching and
Washington: National Defense
Learning in Higher Education,
Intelligence College.
17 (2), 160-166.
Pujiono,
Setyawan.
2012.
Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes
Pengembangan Kebahasaan Dan
Bahasa Pegangan bagi Pengajar
Kesusastraan Melalui Nilai-Nilai
Bahasa. Malang: Indeks.
Kearifan Lokal Untuk Penguatan
Faiz, Fahruddin. 2012. Thinking Skill.
Jati Diri Bangsa. PIBSI XXXIV,
Yogyakarta: Suka Press.
781.
Fisher, Alex. 2008. Critical Thinking; Suhartono. 2014. Pengaruh Kebiasaan
An Introduction, diterjemahkan
Membaca, Kemampuan Berpikir
oleh
Benyamin
Hadinata,
Kritis, dan Penguasaan Struktur
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Feby & Nurul
ISSN 2540-9093
115

Sintaksis terhadap Keterampilan
Menulis
Ilmiah.
Lentera
Pendidikan, 17 (1), 58.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar
dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Thomas, Theda. 2011. Developing
First Year Students Critical
Thinking Skill. A Journal Asian
Social Science, 7 (4), 28.
Usmaedi.
2017.
Menggagas
Pembelajaran HOTS Pada Anak
Usia SD. Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar, 3 (1), 93.
Yaumi,
Muhamad.
2012.
Pembelajaran berbasis Multiple
Intelegences.
Jakarta:
Dian
Rakyat.
Yunsirno. 2010. Keajaiban Belajar.
Pontianak:
Pustaka
Jenius
Publishing.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

Feby & Nurul
116