PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA (1)

RESIKO BISNIS
(Pembangunan Sistem Informasi)
DIDALAM INSTANSI PEMERINTAHAN DAN STRATEGI UNTUK
MENGATASINYA
(Entrepreneur and Information Technology)

Oleh :
Rasmandika Ramdhan Nugraha (10114389)
KWU-8

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRAK
Saat ini, kebutuhan akan teknologi informasi di kehidupan sehari-hari
sangat tinggi. Hampir segala kegiatan baik dalam hal pribadi maupun bisnis
menggunakan teknologi informasi. Mengapa demikian? Teknologi informasi
sangat mempermudah pekerjaan. Sebagai contoh penggunaan teknologi informasi
pada sistem administrasi rumah sakit, system administrasi perkantoran, system
administrasi pembayaran pajak, profile perusahaan, pendaftaran siswa baru, dan

lain sebagainya.
Banyaknya

kebutuhan akan teknologi informasi menjadikan bisnis

dibidang ini sangat menjanjikan. Tidak hanya perusahaan swasta, tetapi instansi
pemerintahan pun turut berkembang dan membutuhkan teknologi informasi untuk
menunjang system administrasi yang ada. Hal ini bisa menjadi peluang bagi
orang-orang yang berkecimpung didunia bisnis teknologi informasi saat ini.
Akan tetapi dibalik banyaknya peluang yang ada, berbisnis di bidang
teknologi informasi dalam instansi pemerintahan juga memiliki banyak resiko
yang timbul. Resiko tersebut dapat berupa berbagai macam baik resiko dari segi
resource ataupun dari segi pengeluaran. Resiko tersebut dapat diminimalisir
dengan menggunakan sebuah pendekatan yang disebut managemen resiko.
Dengan managemen resiko kita dapat mengidentifikasi apa saja resiko-resiko
yang mungkin terjadi pada sebuah proyek teknologi informasi.

1

DAFTAR ISI


ABSTRAK................................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................. 2
BAB I...................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...................................................................................... 3
2.1

Latar Belakang Masalah.................................................................3

2.2

Batasan Masalah...........................................................................3

2.3

Maksud dan Tujuan Pembahasan.....................................................4

Maksud pembahasan............................................................................4
Tujuan Pembahasan............................................................................. 4
BAB II..................................................................................................... 5

LANDASAN TEORI.................................................................................. 5
2.1

Pengertian Entrepreneur................................................................5

2.2

Sifat Entrepreneur.........................................................................7

2.3

Pengertian Managemen................................................................10

PEMBAHASAN...................................................................................... 12
3.1

Bisnis/Proyek Sistem Informasi Didalam Instansi Pemerintahan..........12

3.2


Resiko Dalam Proyek Pemerintahan...............................................14

3.3

Strategi Untuk Mengurangi Resiko Pada Bisnis/Proyek Pemerintahan. .19

BAB IV.................................................................................................. 25
KESIMPULAN....................................................................................... 25

2

BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah
Pada era modern saat ini, kebutuhan akan teknologi informasi di
kehidupan sehari-hari sangat tinggi. Banyaknya kebutuhan akan teknologi
informasi menjadikan bisnis dibidang ini sangat menjanjikan. Tidak hanya
perusahaan swasta, tetapi instansi pemerintahan pun turut berkembang dan
membutuhkan teknologi informasi untuk menunjang system administrasi yang

ada. Hal ini bisa menjadi peluang bagi orang-orang yang berkecimpung
didunia bisnis teknologi informasi saat ini.
Akan tetapi dibalik itu semua terdapat banyak resiko yang mungkin akan
muncul saat menjalankan bisnis teknologi informasi (proyek IT) didalam
instansi pemerintahan. Resiko tersebut dapat berupa materil, sumberdaya
(resource) dan lain sebagainya. Bukan tidak mungkin bisnis atau proyek yang
awalnya dianggap bisa memberikan keuntungan malah membuat kerugian
yang cukup besar. Dan resiko terburuk lain yang dapat terjadi adalah
berurusan dengan KPK.
Untuk mencegah resiko-resiko tersebut, semua aspek harus dipikirkan
dengan cukup matang. Baik dalam segi resource, modal,pengeluaran dan
management yang harus benar-benar dikelola dengan baik. Mengenali
kemampuan resource pun sangat diperlukan untuk mencegah resiko yang
timbul dalam bisnis/proyek teknologi informasi didalam instansi pemerintaha.
2.2 Batasan Masalah
Untuk membahas permasalahan diatas, penulis membatasi dengan hal-hal
berikut :
1. Apa pengertian dari entrepreneur?
2. Apa saja resiko yang mungkin muncul dalam bisnis/proyek teknologi
informasi didalam instansi pemerintahan?


3

3. Apa saja strategi yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko
yang dapat muncul pada bisnis/proyek teknologi informasi?
2.3 Maksud dan Tujuan Pembahasan
Maksud pembahasan
1. Untuk mengetahui apa arti entrepreneur itu sendiri.
2. Untuk mengetahui apa saja resiko yang mungkin muncul dalam
bisnis/proyek teknologi informasi didalam instansi pemerintahan.
3. Untuk mengetahui strategi yang harus dilakukan agar bisa mengurangi
resiko yang mungkin terjadi pada bisnis/proyek teknologi informasi
didalam instansi pemerintahan.
Tujuan Pembahasan
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan apa saja resiko yang
mungkin muncul pada bisnis/proyek teknologi informasi didalam instansi
pemerintahan. Dengan mengetahui apa saja resiko-resiko yang akan muncul
dapat menjadi acuan untuk menyusun langkah-langkah atau strategi yang
harus dilakukan dalam mengurangi resiko-resiko tersebut.


4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Entrepreneur
Secara sederhana entrepreneurship atau dalam Bahasa indonesia memiliki arti
kewirausahaan adalah suatu usaha yang dibangun untung mrnghasilkan suatu
produk dan mendapatkan manfaat atau nilai profit dari produk tersebut.
Menurut Sudrajat, “sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus
berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya
dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu
aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja serta berusaha
dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya”.
Pakar kewirausahaan Peter F. Drucker (dikutip dalam Jayadi, 2010),
mengartikan “kewirausahaan sebagai kemampuan dalam menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Dalam pengertian ini, kewirausahaan terkait erat
dengan kemampuan kreasi dan inovasi. Kemampuan wirausahawan adalah
menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda dari yang lain, atau mampu
menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya”.

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya
yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan
serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan
pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki
karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya.
Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas
dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya. Ciri-ciri orang yang memiliki jiwa
kreatif dan inovatif yaitu :

5

1. Penuh percaya diri, dengan indikator penuh keyakinan, optimis,
berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab
2. Memiliki inisiatif, dengan indikator penuh energi, cekatan dalam
bertindak, dan aktif
3. Memiliki motif berprestasi, dengan indikator yang terdiri atas orientasi
pada hasil dan wawasan ke depan
4. Memiliki jiwa kepimimpinan dengan indikator berani tampil beda, dapat

dipercaya, tangguh dalam bertindak, dan dapat bergaul dengan orang lain
serta suka terhadap saran dan kritik yang membangun
5. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan serta suka pada
tantangan
Beberapa pandangan para ahli mengenai definisi entrepreneur :
Eddy Soeryanto Soegoto (2014:27) mendefinisikan bahwa “Entrepreneur
adalah orang yang berjiwa kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, ulet dan tekun,
rajin, disiplin, siap menghadapi resiko, jeli melihat dan meraih peluang, piawai
mengelola sumber daya dalam membangun, mengembangkan, memajukan dan
menjadikan usaha atau perusahaannya unggul”.
Menurut Geoffrey G Meredith “Entrepreneur adalah orang yang mempunyai
kemampuan melihat menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya
serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesan”. (1995).
Menurut Sinner “Entrepreneur adalah seorang yang mengambil resiko yang
diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima
imbalan jasa berupa profit non financial”. (1992)
Menurut Siswanto Sudomo “Entrepreneur adalah segala sesuatu yang
penting mengenai seorang wirausaha, yakni yang memiliki sifat bekerja keras
dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil resiko untuk

mewujudkan gagasannya”. (1989)

6

Menurut Say “Entrepreneur adalah orang yang mampu melakukan kordinasi,
organisasi dan pengawasan. Dia memiliki pengetahuan yang luas tentang
lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha,
mengelola sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih
keuntungan”. (1996)
2.2 Sifat Entrepreneur
Dikutip dalam buku Menjadi Pebisnis ulung, menurut Eddy Soeryanto
Soegoto(2014:7-8) sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari
kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut :
1. “Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat
dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan waktu yang direncanakan Sifat sering menunda pekerjaan
dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat
seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen
akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat
tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem
kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatankesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas
pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen
yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).

7

Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita,
harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan
contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas
produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi
masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh
menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat
sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba
yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan
oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan,
kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan
purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
4. Kreatif dan inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru
yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang,
bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.

8

5.

Mandiri
Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan

keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam
mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam
memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang
calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/
sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha
yang sedang dirintis”.
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto dalam bukunya yang berjudul menjadi
pembisnis ulung, ada beberapa keuntungan menjadi seorang entrepreneur
diantaranya adalah
1. Pekerjaan Mulia
2. Pekerjaan menyenangkan
3. Menciptakan Lapangan Kerja dan Mengurangi Pengangguran
4. Mengurangi kemiskinan
5. menentukan kemajuan suatu bangsa
6. menentukan perkembangan ekonomi

9

7. Mencerdaskan bangsa dan dunia
8. Menjadi orang kaya
9. Dikenal Banyak orang
10. Pimpinan partai polotik
11. Pimpinan negara dan pemerintah
12. Pahlawan pembangunan
2.3 Pengertian Managemen
Managemen

adalah

proses

pengorganisasian

seperti

perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian atau pengawasan. Pengertian
managemen juga dipandang sebagai disiplin ilmu yang mengajarkan proses
mendapatkan tujuan organisasi dalam upaya bersama dengan sejumlah orang atau
sumber milik organisasi. Managemen terdiri dari 5 unsur yaitu man, material,
machine, money dan method yang mana semua aktifiktas yang ditimbulkannya
dalam proses manajemen itu, harus diatur dengan baik.
Menurut George.R.Terry “manajemen adalah suatu proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan”.
Menurut James A.F Stoner mengemukakan pendapat bahwa “managemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya
organisasi lain agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
Sedangkan menurut Wilson Bangun “managemen adalah rangkaian aktivitasaktivitas yang dikerjakan oleh anggota-anggota organisasi untuk mencapai
tujuannya”.

10

Dari definisi-definisi diatas, bisa kita tarik kesimpulan bahwa managemen :
1. Managemen adalah sebuah perencanaan yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan.
2. Managemen memiliki sebuah tujuan yang akan dicapai.
3. Managemen dilakukan untuk mengorganisasikan sumber daya agar
mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan.
4. Managemen memiliki lima unsur yang harus diatur dengan baik.

11

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Bisnis/Proyek Sistem Informasi Didalam Instansi Pemerintahan
Dewasa ini banyak sekali bisnis yang bisa dijalani, salah satunya yaitu bisnis
atau proyek teknologi informasi. Kebutuhan akan teknologi informasi menjadikan
bisnis dibidang ini cukup digemari. Apa lagi pada zaman globalisasi sekarang
yang segala sesuatunya menggunakan internet. Internet juga hamper menjadi
sebuah kebutuhan primer dimasyarakat sekarang.
Dalam proyek teknologi informasi, pihak pemberi proyek atau bisa disebut
sebagai client biasanya meminta untuk dibuatkan sebuah system yang bisa
mempermudah pekerjaan atau pengorganisasian disebuah instansi atau organisasi.
Hampir semua instansi atau organisasi memerlukan system informasi yang bisa
menunjang kinerja dan mempermudah pekerjaan para pegawai yang ada
didalamnya.
Instansi pemerintahan merupakan salah satu contoh sebuah organisasi yang
banyak memerlukan sebuat system informasi dan banyak memberikan proyek
kepada para entrepreneur dibidang IT (Information Technology). Banyak para
entrepreneur dibidang teknologi informasi yang ingin mendapatkan proyek
didalam instansi pemerintahan dikarenakan jumlah uang yang begitu besar dalam
satu kali proyek. Keuntungan yang dijanjikan sangatlah besar jika dibandingkan
dengan instansi lain pada umumnya.
Instansi pemerintahan memiliki dua jenis proyek yang dapat dikelola setiap
tahunnya yaitu :
a. Penunjukan Langsung (Pengadaan)
Penunjukan langsung (pengadaan) adalah metode pemilihan penyedia
barang atau jasa dengan cara menunjuk langsung satu penyedia barang jasa
yang berlaku sebagai salah satu metode pengadaan barang jasa oleh

12

Pemerintah Indonesia. Pada dasarnya metode pengadaan langsung ini untuk
pekerjaan yang memang nilainya sampai dengan 200 juta rupiah untuk barang,
pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, serta untuk pekerjaan konsultansi
dengan nilai sampai dengan 50 juta rupiah. Dengan adanya pembatasan nilai,
metode pengadaan langsung memang diarahkan untuk pekerjaan yang
memang sederhana, nilainya kecil dan/atau kejadian yang insidental tapi tidak
berisiko tinggi.
Dalam pelaksanaannya, proses penunjukan langsung (pengadaan) cukup
sederhana. Pejabat pengadaan cukup mengumpulkan 2 informasi harga
kemudian memanggil penyedia barang/jasa yang mampu untuk memberikan
penawaran harga. Berdasarkan informasi harga yang dikumpulkan dan HPS
dari PPK (jika ada), Pejabat pengadaan melakukan negosiasi dan jika deal,
maka penyedia barang/jasa bisa bekerja. Mirip seperti jual beli biasa, ada
perkiraan harga, kita memilih penjual yang mampu, kita tanya harga, kita
tawar, deal, bertransaksi.
Dalam penunjukan langsung (pengadaan) tidak seperti proses pelelangan
yang ada persaingan harga antar penyedia barang/jasa. Disini penyedia cukup
memilih penyedia yang mampu dan melakukan negosiasi lalu penyedia
bekerja dan dibayar.
b. Pemilihan Langsung (lelang)
Lalu bagaimana dengan pemilihan langsung? Dilihat dari namanya,
seharusnya ini mirip-mirip dengan penunjukan langsung atau pengadaan
langsung, karena tinggal milih secara langsung. Tetapi ternyata tidak
demikian. Pemilihan langsung dalam pelaksanaannya mirip dengan proses
pelelangan, bahkan secara substansi, pemilihan langsung sebenarnya adalah
proses pelelangan khusus pada pekerjaan konstruksi dengan karakter
pekerjaan yang sederhana serta dengan nilai sampai dengan 5 miliar rupiah.

13

Dengan demikian ada ciri-ciri khusus dalam metode pemilihan langsung
yaitu:



Untuk pekerjaan dengan batasan nilai sampai dengan 5 miliar rupiah
Merupakan proses pelelangan, sehingga ada persaingan di dalamnya.
Dalam pelelangan tidak ada proses negosiasi, dan ini berbeda dengan
pengadaan langsung dan penunjukan langsung yang perlu proses negosiasi



karena tidak ada persaingan harga di dalamnya.
Ada persaingan antara sesame penyedia barang/jasa.

Dari deskripsi diatas kita bisa tahu bahwa proyek pemilihan langsung (lelang)
memiliki nominal uang yang sangat besar. Dalam penetapan harga tidak ada batas
nominal yang ditetapkan oleh instansi pemerintahan, akan tetapi para penyedia
barang/jasa akan berebut memberikan harga yang cukup sesuai dengan keinginan
instansi pemerintah tersebut.
3.2 Resiko Dalam Proyek Pemerintahan
Dari kutipan yang telah dinahas, kita bisa tahu bahwa pemerintah dalam sekali
proyek

penyediaan

barang/jasa

tidak

pernah

tanggung-tanggu

dalam

mengeluarkan nominal harga. Alasan tersebutlah yang membuat para penyedia
barang/jasa berbondong-bondong mencari jalan untuk mendapatkan proyek
tersebut. Akan tetapi, dibalik keuntungan besar yang dijanjikan terdapat pula
resiko besar yang mungkin akan terjadi.
Berdasarkan

pembahasan

tadi

kita

dapat

menarik

kesimpulan

dan

membandingkan antara dua jenis proyek dalam pemerintahan bahwa proyek
pemilihan langsung (lelang) akan lebih beresiko dibandingkan dengan proyek
penunjukan langsung (pengadaan). Kenapa demikian? Seperti yang kita tahu
dalam proses lelang para penyedia barang/jasa akan berlomba untuk membanting
harga agar sesuai dengan keinginan pemberi jasa atau instansi pemerintah.
Proses banting harga tersebut bisa saja malah akan merugikan pihak penyedia
barang/jasa. Bukan hal yang tidak mungkin proyek yang diharapkan akan
memberikan keuntungan besar malah akan memberikan dampak kerugian karena
salahnya perhitungan saat memberikan harga barang/jasa. Disinilah pihak

14

managemen proyek penyedia barang/jasa harus teliti dalam menghitung dan
memperkirakan pengeluaran yang sekiranya akan terjadi sebelum memberikan
harga kepada instansi pemerintahan.
Selain kerugian yang akan diterima, proyek pemilihan langsung (lelang) juga
memiliki resiko lain yang mungkin bisa terjadi. Seperti yang kita tahu proyek
pemerintah tidak lepas dari yang namanya mafia salah satunya bisa kita sebut
koruptor. Dengan jumlah nominal uang dalam satu kali proyek yang sangat besar
itu tentu pihak KPK akan masuk dan menyelidiki proses dan jalur dana yang
keluar.
Bisa saja pihak penyedia barang/jasa ikut terseret keranah hukum karena
kesalahan para mafia tersebut. Kesimpulan nya, baik penunjukan langsung
(pengadaan) ataupun pemilihan langsung (lelang) memiliki resiko masing-masing
dan memiliki tingkan resiko yang berbeda. Resiko tersebut akan dibahas lebih
lanjut pada pembahasan selanjutnya.
Macam-macam resiko yang mungkin terjadi pada proyek system informasi
didalam instansi pemerintahan antara lain :
a. Kemampuan resource tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kemampuan resource (tenaga ahli) sangat berperan penting dalam
keberhasilan suatu proyek. Manager proyek harus bisa memilih dan
menyeleksi tenaga ahli (resource) sesuai dengan beban pekerjaan proyek yang
akan dikerjakan. Jangan sampai saat setelah mendapat proyek resource tidak
bisa mengerjakan apa yang sudah menjadi tugasnya.
Kecocokan antara sesama resource juga menentukan hasil pekerjaan yang
akan mereka kerjakan. Tetapi sangat sulit memang memilih resource yang
saling cocok satu sama lain. Disinilah peran penting manager proyek dalam
mengelola sumber daya yang akan diberdayakan.
b. Waktu pengerjaan proyek melewati batas dari waktu yang ditentukan.
Waktu amat menentukan keberhasilan suatu proyek. Ketepatan waktu
pengerjaan sangat dibutuhkan untuk kelancaran proyek. Kemampuan manager

15

proyek untuk memanage waktu sangat diuji pada tahap ini. Jangan sampai
waktu menjadi sebuah resiko yang dapat menghancurkan suatu proyek. Selain
itu kemampuan dari resource yang telah dibahas sebelumnya juga amat
mempengaruhi pengerjaan suatu proyek. Semakin lama resource mengerjakan
proyek dari waktu yang telah ditentukan semakin beresiko pula proyek
mengalami kegagalan karena selesai tidak tepat sesuai waktu yang dijanjikan.
Akan tetapi pengerjaan proyek yang terlalu cepat juga bisa menjadi sebuah
resiko. Kenapa? Proses pencairan dana pada proyek pemerintah biasanya
berkisar dua minggu setelah waktu proyek yang dijanjikan selesai. Walaupun
pengerjaan proyek selesai lebih cepat pencairan tetap akan sesuai dengan
waktu pada umumnya. Bayangkan saja manager proyek diharuskan
memberikan upah kepada resource sedangkan pencairan dana belum
dilakukan. Terkadang resource tidak mau tahu menahu soal pencairan. Yang
diinginkan adalah tugas selesai dan mereka mendapatkan upah. Hal itu akan
menjadi hal yang merugikan untuk manager proyek. Jadi pengerjaan proyek
yang tepat dengan waktu yang telah dijadwalkan sangatlah lebih baik.
c. Resource (tenaga ahli) mengundurkan diri atau menghilang
Bukan hal yang tidak mungkin resource atau tenaga ahli mengundurkan
diri ditengah waktu berjalan nya suatu proyek. Mungkin bisa saja menghilang
tanpa kabar apapun. Bayangkan akan seperti apa bila hal itu terjadi. Manager
proyek akan bingung dan akan menghambat pengerjaan proyek tersebut. Hal
ini merupakan sebuah resiko yang tidak akan terduga. Hanya karna satu hal
tetapi

dapat

mempengaruhi

sebuah

proyek

sangat

besar.

Bahkan

mendatangkan kerugian.
d. Proyek dibatalkan setelah program selesai
Pada bisnis teknologi informasi didalam instansi pemerintahan hal-hal
yang hampir tidak mungkin bisa saja terjadi. Pada perusahaan swasta biasanya
penyedia barang/jasa mengerjakan suatu proyek setelah proyek tersebut sudah
diputuskan 100%. Akan tetapi pada sebagian proyek didalam instansi
pemerintahan terkadang penyedia barang dan jasa menyelesaikan terlebih

16

dahulu program yang akan dibuat. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan
seberapa butuh instansi pemerintahan tersebut pada program yang akan dibuat.
Selain itu pengerjaan program terlebih dahulu dilakukan agar pihak dari
instansi pemerintah dapat melihat seberapa bagus program yang akan dibuat.
Hal ini tentu memjadi sebuah resiko bagi pihak penyedia barang dan jasa.
Bagai mana tidak, bisa saja setelah program selesai justru pihak dari instansi
pemerintahan menolak proyek tersebut karena beberapa hal. Bayangkan saja
program yang telah selesai dikerjakan ditolak begitu saja. Tentu mau tidak
mau manager proyek tetap harus memberi upah kepada programmer yang
telah mengerjakan program tersebut. Hal ini dapat menjadi sebuah kerugian
yang cukup besar untuk pihak penyedia barang dan jasa. Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah managemen agar hal tersebut dapat diatasi.
e. Waktu pencairan dana yang terus diundur.
Sebelumnya telah dibahas waktu pencairan dana biasanya dua minggu
setelah batas pengerjaan proyek selesai. Tetapi terkadang waktu pencairan
dana bisa saja melebihi batas yang ditentukan atau bahkan terus diundur
karena beberapa hal. Hal ini menjadi sebuah resiko dalam proyek
dipemerintahan. Mengapa? Karena ada resource yang menunggu bayaran dan
terkadang ada resource yang tidak ingin tahu menahu mengenai pencairan
dana. Bekerja selesai dan bayaran harus diberikan. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
f. Resiko mengalami kerugian.
Pada proyek pemilihan langsung (lelang) terdapat resiko mengalami
kerugian. Kenapa bisa begitu? Proyek yang digadang-gadang akan
memberikan keuntungan yang sangat besar justru malah mendatangkan sebuah
kerugian. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pelelangan sebuah proyek
penyedia barang/jasa terlalu besar membanting harga agar mendapatkan
proyek tersebut.
Hal tersebut justru dapat memberikan dampak kerugian bukannya
keuntungan. Oleh karena itu, pada saat pelelangan sebuah proyek penyedia

17

barang/jasa harus sangat hati-hati dalam menetapkan harga, memperhitungkan
segala pengeluaran yang mungkin terjadi dan harus pandai memanage hal-hal
yang akan dibutuhkan dalam sebuah proyek. Menetapkan harga yang tidak
terlalu tinggi tetapi tidak terlalu rendah pula.
Selain itu, pada proyek pemerintahan terdapat banyak mafia yang mungkin
akan merugikan penyedia barang/jasa. Memang benar dana dalam sekali
proyek pemerintahan sangatlah besar. Akan tetapi dengan adanya mafia-mafia
yang mungkin ikut berkecimpung didalam proyek membuat dana semakin
kecil. Dan bukan hal yang mustahi penyedia barang/jasa malah akan
mendapatkan dana yang sangat kecil karena telah terpotong oleh para mafiamafia proyek. Hal ini yang harus sangat diwaspadai dalam sebuah
bisnin/proyek didalam instansi pemerintahan karena akan mendatangkan
resiko kerugian pada penyedia barang/jasa.
g. Resiko terjerat KPK
KPK? Pada sebuah proyek pemerintahan khususnya untuk proyek
pemilihan langsung (lelang) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan
diam dan melihat. Alur dana dari sebuah proyek, pengeluaran, siapa saja yang
mendapatkan dana, untuk apa saja, semua itu pasti diselidiki dengan sangat
detail. Hal ini dilakukan agar tidak terdapat mafia proyek yang mungkin akan
merugikan negara. Kenapa hal ini menjadi sebuah resiko? Bukan hal yang
tidak mungki penyedia layanan barang/jasa ikut terjerat kedalam proses
hukum karena ulah para mafia proyek.
Sesuatu yang mungkin kita anggap memberi justru adalah sebuah
pelanggaran. Jalur dana, pengeluaran segala hal yang berkaitan dengan proyek
akan diselidiki dengan detail. Sejumlah uang yang digunakan untuk
transportasi pun akan diselidiki. Tanggal, jumlah dan jasa transportasi apa
yang digunakan harus secara detail dituliskan dalam rincian pengeluaran.
Jangan sampai hanya karna nominal yang sedikit kita malah ikut terjerat
kedalam proses hukum yang justru akan sangat merugikan kita

18

Hal-hal tersebut merupakan beberapa contoh dari sekian banyak resiko yang
mungkin terjadi pada bisnis/proyek didalam instansi pemerintahan. Akan tetapi
resiko-resiko tersebut bisa kita minimalisir tergantung dari tindakan yang akan
diambil saat proses pengerjaan proyek.
3.3 Strategi Untuk Mengurangi Resiko Pada Bisnis/Proyek Pemerintahan
Dalam bisnis teknologi informasi di instansi pemerintahan memang memiliki
banyak resiko. Baik resiko materil maupun resiko resource. Akan tetapi resikoresiko tersebut dapat kita kurangi ataupun kita cegah dengan beberapa cara dan
memanage kegiatan proyek/bisnis dengan baik.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
dalam bisnis teknologi informasi didalam instansi pemerintahan adalah sebagai
berikut :
1. Kelola rencana proyek dengan baik
Suatu proyek tidak akan berjalan dengan baik tanpa sebuah perencanaan.
Apa lagi dengan menjalankan suatu proyek dengan cara spontan dan
membabi-buta. Hal tersebut justru akan merusak kelangsungan suatu proyek
dan akan banyak memunculkan resiko-resiko pada sebuah proyek.
Tahap perencanaan perupakan tahap awal pada suatu proyek. Selain itu
tahap ini meruupakan tahap yang sangat penting dalam kelangsungan suatu
proyek. Dibutuhkan perencanaan yang sangat matang dan managemen yang
baik agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancer. Dengan pengelolaan
yang baik, resiko-resiko pada bisnis proyek system informasi dapat dikurangi.
Terkadang orang hanya merencanakan sesuatu yang akan dilaksanakan
dalam waktu dekat. Seharusnya perencanaan suatu proyek dilakukan untuk
merencanakan program yang akan dilaksanakan sekarang dan juga program
yang akan dilaksanakan untuk kedepannya. Walaupun seringkali apa yang
telah kita rencanakan tidak sesuai dengan yang terjadi. Tetapi hal itu dapat
dikurangi dengan perencanaan yang matang dan strategi yang baik.
2. Mencari resource (sumber daya) sesuai dengan beban suatu proyek

19

Resource atau sumber daya dalam suatu proyek merupakan salah satu
objek yang sangat penting untuk kelangsungan atau keberhasilan dalam
proyek teknologi informasi. Merupakan tugas untuk manager proyek dalam
memilih sumber daya resource yang baik dan professional. Kebanyakan dari
orang akan memilih resource tidak melihat dari kemampuat tetapi dari harga.
Sebagai contoh memilih mahasiswa untuk mengerjakan suatu proyek
pemerintahan.
Kenapa

mahasiswa?

Rata-rata

dari

mahasiswa

belum

memiliki

pengetahuan dan pengalaman dalam sebuah proyek akan tetapi sudah cukup
memiliki kemampuan untuk membuat sebuah program. Hal ini banyak diambil
oleh sebagian orang dikarenakan kurangnya pengalaman mahasiswa dapat
dibayar dengan jumah upah yang tergolong kecil dan seorang manager proyek
akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibanding menyewa seorang
professional.
Tentu saja hal tersebut dapat mendatangkan sebuah resiko. Beban proyek
yang begitu besar membuat mahasiswa tidak dapat mengerjaka sebuah
program dengan baik. Dan pada akhirnya proyek tidak selesai tepat waktu.
Anda tentu tidak ingin hal tersebut terjadi. Oleh karena itu anda harus sangat
teliti dalam memili sebuah resource yang tepat sesuai dengan beban proyek
yang akan dikerjakan. Jangan karena ingin mendapatkan keuntungan yang
lebih besar anda justru mengorbankan banyak hal dan malah mendapatkan
kerugian. Jika sekiranya dalam sebuah proyek teknologi informasi di
pemerintahan dapat dikerjakan oleh mahasiswa, memilih para mahasiswa
adalah suatu hal yang tepat. Akan tetapi jika beban suatu proyek cukup besar
memilih seorang professional adalah hal yang tepat.
3. Memanage waktu dengan baik
Jika berbicara perihal sebuah proyek tentu ada yang namanya waktu mulai
dan waktu selesai sebuah proyek. Manager proyek perlu dengan teliti
memanage waktu pengerjaan sebuah proyek. Jika waktu pengerjaan melebihi
dari apa yang dijadwalkan tentu akan membuat sebuah masalah untuk

20

penyedia barang dan jasa. Tetapi dalam proyek pemerintahan waktu
pengerjaan yang terlalu cepat juga dapat merugikan seorang manager proyek.

Dalam sebuah proyek pemerintahan, waktu pencairan sebuah dana
biasanya memakan waktu sekitar 2 minggu dari jadwal beresnya sebuah
proyek. Jika pengerjaan terlalu cepat tentu manager proyek membutuhkan
sebuah dana untuk membayar resource. Sedangkan pencairan dana dari
pemerintahan belum bisa didapatkan. Apa yang akan terjadi jika uang yang
dimiliki seorang manager tidak mencukupi untuk membayar gaji resource?
Oleh karena itu dibutuhkan managemen waktu yang baik agar pengerjaan
selesai tepat waktu tidak kurang dan tidak melebihi yang telah dijadwalkan.
4. Memanage semua kegiatan proyek dengan baik
Selain managemen waktu, manager proyek juga perlu memanage semua
kegiatan proyek dengan cukup baik. Pembagian segala tugas berdasarkan
spesialis kerja masing-masing. Jangan sampai seorang programmer diberikan
tugas seorang analis, atau analis diberikan beban tugas seorang programmer.
Disinilah tugas utama seorang manager proyek, memberikan setiap pekerja
tugas berdasarkan keahlian masing-masing.
5. Merekrut cukup resource atau tenaga ahli
Merekrut resource tidak bisa dengan sembarangan, manager proyek perlu
tahu resource apa saja yang dibutuhkan. Merekrut banyak resource tidak
cukup baik untuk pengerjaan proyek. Tetapi terlalu sedikit merekrut juga sama
saja dapat menimbulkan resiko-resiko tertentu. Pemilihan resource dapat
dilakukan dengan melihat bidang apa saja yang akan dibutuhkan dalam
proyek. Terlalu berlebihan apa lagi merekrut resource dengan bidang yang
tidak dibutuhkan sangatlah tidak

bijaksana. Selain itu loyalitas seorang

resource juga perlu diperhatikan oleh manager proyek.
Pada bahasan sebelumnya telah disinggung resiko dalam pengerjaan
proyek teknologi informasi didalam instansi pemerintahan salah satunya

21

adalah menghilangnya resource atau tenaga ahli. Banyak penyabab yang bisa
mengakibatkan resource mengundurkan diri atau menghilang. Antara lain :
a. Resource merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerjanya.
b. Resource merasa bayaran yang dia terima tidak sesuai dengan apa yang
dikerjakan.
c. Resource mendapatkan beberapa masalah dengan teman kerjanya.
d. Resource menghilang entah apa penyebabnya.
e. Dan lain sebagainya.
Menghilangnya seorang resource dapat mempengaruhi kinerja resource
yang lain. Selain itu dapat memperlambat waktu pengerjaan suatu proyek
karena beban kerja resource yang lain menjadi lebih besar. Hal ini harus
diwaspadai oleh manager proyek. Tidak mudah merekrut seorang resource
untuk mengerjakan suatu proyek selain itu kecocokan antara sesama resource
juga menjadi salah satu penyebab keberhasilan suatu proyek.
6. Menyelesaikan surat menyurat sebelum menyelesaikan proyek
Perlu diketahui jika proyek dalam pemerintahan memiliki proses yang
cukup panjang untung mencapai tahap akhir. Banyak proses yang harus dilalui
salah satunya adalah pemberkasan. Sebelum menyelesaikan suatu proyek,
perlu dipastikan dulu proyek yang akan dijalani sudah fix dan sudah
menyelesaikan beberapa pemberkasan salah satunya RAB (Rencana
Anggaran Biaya).
Biasanya pihak pemerintah akan meminta terlebih dahulu contoh program
yang akan dibuat. Untuk mengurangi resiko mubadzirnya program yang kita
buat, maksudnya kita telah membuat program tetapi pihak pemerintah
membatalkan proyek kita hanya perlu membuat suatu mockup. Dengan sebuah
mockup kita tidak perlu lelah membuat program yang belum jelas berjalan
tidaknya.
Dengan begitu jika suatu ketika saat pihak penyedia barang dan jasa
memperlihatkan mockup dan pihak pemerintahan tidak menyetujui proyek
tersebut, kerugian yang diterima tidak akan begitu besar dibandingkan telah
menyelesaikan program.

22

7. Hitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) dengan teliti
Rencana anggaran biaya (RAB) merupaka sesuatu yang sangat penting.
Dalam memanage anggaran suatu proyek manager proyek harus dengan teliti
menghitung semua perkiraan pengeluaran. Akan lebih baik jiga menyewa
seorang akuntan dalam hal ini.
Pada proyek pemerintahan khususnya proyek pemilihan langsung (lelang)
biasanya pihak penyedia barang dan jasa akan berlomba menawarkan sebuah
proyek dengan harga yang murah. Dalam hal ini manager proyek perlu
perhitungan berapa harga paling minim untuk menyelesaikan suatu proyek.
jangan sampai setelah memberikan harga yang sangat murah untuk
mendapatkan sebuah proyek pemerintahan pihak penyedia barang dan jasa
malah mendapatkan kerugian karena harga yang ditaswarkan tidak sesuai
dengan pengeluaran.
Selain itu, perlu diperhitungkan juga akan munculnya para mafia-mafia
dalam proyek pemerintahan. Tidak bisa dipungkiri pasti ada saja mafia yang
mucul. Mau tidak mau pihak penyedia barang dan jasa harus berurusan dengan
mereka. Hal inilah yang banyak membuat pihak penyedia barang dan jasa
mengalami kerugian. Inilah alasan mengapa manager proyek harus dengan
teliti dalah menghitung segala macamm pengeluaran yang mungkin akan
terjadi.
8. Hindari segala hal yang berbau korupsi
Jika berbicara tentang korupsi tentu kita tahu dengan yang namanya KPK
(Komisi Pemberantas Korupsi). Kita pasti tidak ingin berurusan dengan
mereka. Didalam proyek pemerintahan, KPK pasti akan meneliti semua
pegeluaran yang ada. Mulai dari transportasi, tenaga kerja, biaya sehari-hari
dan lain sebagainya pasti akan dilihat untuk dipertanggung jawabkan. Oleh
karena itu setiap biaya yang dikeluarkan untuk keperluan proyek harus dirinci
dengan sangat jelas oleh penyedia barang dan jasa. Jangan sampai hanya
karena uang sedikit kita malah masuk kedalam sel tahanan.

23

Dalam kasus ini, KPK lebih sering masuk kedalam proyek-proyek
pemilihan langsung (lelang) dibanding proyek penunjukan langsung. Mengapa
demikian? Proyek pemilihan langsung (lelang) memiliki total biaya yang
sangat besar. Hal ini pasti mendatangkan para mafia-mafia korupsi. Karena
itulah KPK akan meneliti segala pengeluaran yang ada pada proyek tersebut.
Karena itulah jujur dalam rincian biaya lebih baik disbanding bermain tidak
sehat.
Itulah beberapa cara untuk mengurangi berbagai resiko dalam proyek system
informasi didalam instansi pemerintahan. Semua jenis resiko bisa kita hindari
dengan mengetahui apa saja resiko tersebut dan dengan managemen yang baik.
Kejujuran juga merupakan salah satu kunci untuk kesuksesan suatu proyek.
Jangan karena mareti yang kecil kita melepaskan nilai-nilai kejujuran.
Oleh karena itu, sebelum melakukan sebuah proyek alangkah baiknya kita
mempersiapkan segala sesuatu dengan sangat matang. Mulai dari resource atau
tenaga ahli, property pendukung dan koneksi untuk masuk kedalam instansi
pemerintahan. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan sebuah proyek
didalam instansi pemerintahan.

24

BAB IV
KESIMPULAN

Bisnis atau proyek teknologi informasi didalam instansi pemerintahan
merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Akan tetapi dibalik keuntungan
yang menjanjikan itu terdapat berbagai resiko yan gmungkin terjadi. Resiko
tersebut dapat berupa resiko materil seperti kerugian ataupun resiko sumber
daya. Ada pula resiko hukum yang mungkin akan menyeret pelaku proyek
atau penyedia barang/jasa.
Resiko-resiko didalam proyek teknologi informasi dapat diminimalisir
dengan menggunakan sebuah metode pendekatan yaitu metode resiko. Dengan
adanya metode resiko maka setiap resiko akan bisa diidentifikasi dan
diminimalisir sesuai dengan tingkat resikonya. Manager proyek sangat diuji
dalam hal ini untuk mengatur segala macam hal yang dibutukan dan
memanage tenaga ahli atau resource yang bekerja dalam sebuah proyek.

25

BIBLIOGRAPHY

Soegoto, Eddy Soeryanto. Entrpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. Elex Media
Komputindo, 2009.

Entrepreneurship

Menjadi

Pebisnis

Ulung,

Edisi

Revisi,

Elexmedia

Komputindo, 2014, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.
Sumber Keunggulan Bersaing, Strategi Pemasaran Pengaruhnya Terhadap
Keunggulan Posisional dan Kinerja Pemasaran PTS, Jurnal Majalah Ilmiah
UNIKOM 6 Vol 11 No.1, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.

26

Dokumen yang terkait

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22