ASAL USUL DAN LATAR BELAKANG MUNCULNYA A

ASAL-USUL DAN LATAR BELAKANG MUNCULNYA AGAMA
BUDDHA DI INDIA

I.

Asal-Usul Munculnya Agama Buddha Di India

Berawal dari kelahiran Pangeran Siddharta di Kota Kapilavasthu, Nepal.
Kehidupan Pangeran Siddharta sangat mewah dan bergelimangan harta, semua
keinginan serba tercukupi. Sampai suatu hari beliau mencoba keluar dari istana.
Beliau memilih untuk meninggalkan pola hidup mewah, kekayaan, dan kesenangan.
Dan peristiwa inilah, awal keberadaan agama Budha.
Ketika di luar istana, beliau melihat 4 peristiwa yang tidak pernah beliau
ketahui sebelumnya, tidak pernah beliau rasakan, ataupun lihat selama beliau di
dalam istana:
-

Orang tua renta yang berjalan dengan menggunakan tongkat
Orang yang sedang sakit parah merintih kesakitan dalam pembaringannya
Orang mati yang sedang diusung ke kremasi
Seorang pertapa suci sedang melakukan meditasi di dalam kesunyian


Keempat peristiwa tersebut turut membuat Pangeran Siddharta bertanyatanya di dalam hatinya. Mengapa harus ada usia tua? Mengapa harus ada rasa sakit?
Mengapa harus ada kematian? Dan dapatkah manusia terbebas dari rasa sakit, usia
tua, dan kematian yang menyiksa?
Akhirnya, Pangeran Siddharta memutuskan untuk mengikuti jalan pertapa
yang tadi ia temui sebelumnya, Pangeran Siddharta melakukan pertapaan/meditasi
sebagai jalan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya di dalam
hatinya. Jika beliau berhasil, beliau juga bertekad untuk menemukan obat penderitaan
yang dapat melepaskan manusia dari penderitaan rasa sakit, usia tua, maupun
kematian yang menyiksa. Inilah yang nantinya dikenal sebagai Masa Pelepasan Agung.
Pangeran Siddharta telah membuktikan bahwa kebahagiaan duniawi hanya
bersifat sementara, setelah itu muncullah penderitaan. Tapi beliau yakin akan adanya
suatu kebahagiaan abadi. Beliau terus mengembara dan sempat berguru kepada
pertapa Alara Kalama dan pertapa Udraka Ramputra. Pangeran Siddharta mampu
menyamai kepandaian gurunya, dan dengan cepat beliau dapat menguasai semua
ilmu-ilmu gurunya. Tapi beliau belum berhasil menemukan obat penderitaan. Beliau
belum juga menyerah, beliau terus mencoba banyak hal dan sempat pula mencoba
melakukan pertapaan menyiksa diri selama 6 tahun di Hutan Uruwela di Magadha.
Pertapaannya terhenti ketika beliau mendengarkan seorang kakek sedang menasehati
cucunya,

“Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya akan semakin tinggi. Kalau
terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan lenyaplah suara kecapi itu. Bila
senar kecapi ini dikendorkan, suaranya akan semakin merendah. Kalau terlalu
dikendorkan, maka lenyaplah suara kecapi itu.”
Nasehat yang tidak ditujukan untuk Pangeran Siddharta itu menjadi sangat
penting baginya dan begitu beliau menyadarinya, beliau langsung mandi dan makan

serta minum. Setelah dirasa cukup, beliau kembali melanjutkan pertapaannya (yang
dilakukan tanpa penyiksaan diri) di bawah Pohon Bodhi di Hutan Gaya sambil
berprasetya bahwa beliau tidak akan meninggalkan pertapaannya sampai beliau
mencapai Masa Pelepasan Agung, sekalipun darahnya mengering, dagingnya busuk,
dan tulan-belulangnya berserakan. Pertapaannya inipun tidak berjalan semulus yang
diperkirakan. Ada saja godaan dari setan penggoda, Mara. Akan tetapi, pada akhirnya
Pangeran Siddharta mampu menaklukan godaan Mara, dan beliau pun mencapai Masa
Pelepasan Agung. Hari itulah (di usia beliau yang ke-35) yang sampai saat ini kita
peringati sebagai Hari Raya Waisyak.
Pencerahan yang beliau dapatkan, beliau ajarkan dan sebarkan sebagai
ajaran Agama Buddha. Setelah itu, beliau memiliki banyak sekali julukan atau
panggilan, di antaranya Buddha Gautama, Buddha Shakyamuni, Tathagata ('Ia Yang
Telah Datang', Ia Yang Telah Pergi'), Sugata ('Yang Maha Tahu'), Bhagava ('Yang

Agung') dan sebagainya. Dalam memperluas ajaran Dharma, beliau ditemani 5
pertapa yang merupakan murid pertamanya yang mendengarkan khotbah beliau
mengenai Dhammacakka Pavattana. Buddha menyampaikan dan mengajarkan
Dharmanya selama 45 tahun, sampai usia beliau yang ke-80. Saat-saat terakhir
beliau, beliau mengajarkan Dharma terakhirnya di antara 2 pohon Sala di Kusinagara,
India.

II.

Latar Belakang Berkembangnya Agama Buddha Di India

Ada banyak hal yang melatar belakangi berkembangnya agama Buddha di
India, akan tetapi ada 5 sebab di antaranya yang paling dominan:
-

-

Banyak masyarakat yang tidak menyukai kedudukan istimewa kasta Brahmana
Agama Buddha merupakan agama yang tidak mengenal kasta dan menjunjung
tinggi persamaan kedudukan terhadap sesama

Penolakan akan hak-hak istimewa karena telah menyulitkan dan menghambat
masyarakat awam untuk mencapai Moksa (proses menjadi satu dengan Sang
Hyang Widi Wasa)
Kondisi sosial, politik, dan ekonomi India pada masa itu yang sangat
memprihatinkan
Ketidakpuasan terhadap doktrin (khotbah agama) dan pelaksanaan ritual
pemujaan oleh para Brahmana

Kelompok X-IA-5
Luh Putu Gayatri W.
Saskia Ratna Desita

(13)
(34)

Syariefah Syifa
Muhammad Al-Azhar
Alvin Ananda

(37)

(16)
(03)