FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMULIHAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMULIHAN FISIK PADA IBU POST
PARTUM NORMAL DI RUANGAN NIFAS RSIA SITTI KHADIJAH 1
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1

Jaria Abubakar, 2Rusni Mato, 3Jamila Kasim

1

Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2

(Alamat Respondensi : XXX_XXX@gmail.com; Hp : )
ABSTRAK
Masa nifas (post partum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses
kelahiran. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik bagi
ibu maupun bayinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan
pemulihan fisik pada ibu post partum normal di Ruangan Nifas RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah

Makassar. Jenis penelitian ini menggunakan metode Survey Analitic dengan jumlah sampel sebanyak
60 orang ibu post partum yang diperoleh dengan menggunkan teknik Purposive Sampling yang
sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan. Analisis uji dalam penelitian ini menggunakan
Deskriptive Chi Square berdasarkan Correction Pearson Chi Square. Hasil penelitian memperlihatkan
faktor ambulasi (p value 0.001), nutrisi (p value 0.001), dan istirahat (p value 0.001) mempunyai
hubungan yang signifikan dengan pemulihan fisik ibu post partum normal. Kesimpulan penelitian ini
adalah ada hubungan ambulasi dini, nutrisi dan istirahat dengan pemulihan fisik pada ibu post partum
normal di Ruangan Nifas RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Makassar. Disarankan kepada tenaga
kesehatan dan ibu post partum agar lebih memperhatikan lagi kebutuhan dasar ibu bersalin setelah
proses persalinannya agar dapat mencegah terjadinya komplikasi setelah proses kelahiran.
Kata Kunci : Pemulihan Fisik, Ambulasi Dini, Nutrisi, Istirahat.
PENDAHULUAN
Masa nifas (post partum) merupakan
masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan
dan proses kelahiran. Dengan pengertian
lainnya, masa nifas yang biasa disebut juga
masa puerperium ini dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil (Maryunani A, 2011).

Masa nifas ini berlangsung selama kirakira 6 minggu. Pada masa ini terjadi
perubahan-perubahan
fisiologis
maupun
psikologis, yaitu: perubahan fisik, involusi
uterus, perubahan sistem tubuh lainya dan
perubahan psikis. Karena pada masa ini ibu-ibu
yang baru melahirkan mengalami berbagai
kejadian yang sangat kompleks baik fisiologis
maupun psikologis, maka bidan dan perawat
berperang penting dalam membentu ibu
sebagai orang tua baru dan memberikan
support kepada ibu serta keluarga untuk
menghadapi kehadiran buah hati yang sangat
membutuhkan perhatian dan kasi sayang
sehingga dapat memulai menjalani kehidupan
keluarga baru (Maryunani A, 2011).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam
periode ini karena merupakan masa kritis baik
bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa


60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan, dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalm 24 jam pertama (Maryunani
A, 2011).
Asuhan nifas perlu dilaksanakan secara
menyeluruh, walaupun pada umumnya ibu
yang melahirkan dalam keadaan sehat, tetapi
kadang-kadang
juga ditemukan
adanya
masalah, sebagaimana diuraikan dibawah ini.
Masa nifas atau masa pemulihan banyak hal
bisa terjadi dalam masa ini. Yang terutama
adalah keluarnya darah nifas atau lokhia,
akibat terlepasnya lapisan rahim. Pada
mulanya, darah berwarna merah (lokhia rubra)
dan ada gumpalan-gumpalan kecil. Dalam
bebrapa hari kemudian, akan semakin
memudar, hingga sekitar hari kesepuluh

berwarna putih kekuningan. Semua itu
merupakan proses normal. Bila darah berbau,
ada kemungkinan terjadi infeksi (Maryunani A,
2011).
Namun, bila darah yang keluar lebih bayak
lagi, hal itu bisa merupakan tanda-tanda tubuh
mengalami kelelahan terlalu bayak bergerak
atau kekurangan nutrisi. Ini merupakan bahwa
ibu perlu bayank istirahat. Bidan atau perawat
perlu mewaspadai keluarnya darah segera atau

terjadinya pembengkakan atau kemerahan
disekitar luka perineum.
Proses kelahiran merupakan peristiwa
yang penting dan mulia, namun sangat
menguras tenaga maupun emosi ibu.
Kejadianya penuh ketenangan dan sangat
melelahkan. Bagi sebagian orang bahkan
kelelahan ini dapat berlangsung lebih lama,
hingga beberapa bulan pasca persalinan.

Bidan atau perawat perlu mengingatkan wanita
yang baru pertama kalinya menjadi ibu bahwa
kelelahan tersebut merupakan reaksi normal
dari tubuh (Maryunani A, 2011).
Dengan
mengetahui
kondisi-kondisi
tersebut di atas, maka bidan dan perawat dapat
memberikan asuhan masa nifas yang optimal,
yang meliputi pemulihan fisik, ambulasi dini,
nutrisi dan istirahat. Hal ini dapat diberikan baik
selama perawatan dirumah sakit atau rumah
bersalin (sebagai kelanjutan dari penyuluhan
pada masa antenatal) maupun saat ibu akan
pulang sebagai bekal
untuk melanjutkan
asuhan nifas terhadap diri ibu dan bayinya
(Maryunani A, 2011).
Pada ibu post partum diwajibkan untuk
Ambulasi Dini karena ambulasi dini ini akan

meningkatkan sirkulasi dan mencegahnya
resiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi keja
peristaltik dan kandung kemih sehingga
mencagah distensi abdominal dan konstipasi.
Ambulasi dini dilakukan secara bertahap sesuai
kekuatan ibu. Terkadang ibu nifas enggak
banyak bergerak karena merasa letih dan sakit.
Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi, ibu
akan terancam akan mengalami trombosis
vena. Untuk mencegahnya terjadinya trombosis
vena, perlu dilakukan ambulasi dini oleh ibu
nifas (Bahiyatun, 2013).
Ambulasi
dini
dapat
mengurangi
komplikasi
kandung
kemih,
konstipasi,

trombosis vena puerperalitas, dan emboli
pulmonal. Pada ambulasi pertama, sebaiknya
ibu dibantu karena pada saat itu ibu bisa
merasa pusing ketika pertama kali bangun
setelah melahirkan (Bahiyatun, 2013. Hal: 77).
Selain ambulasi dini, nutrisi juga
diperlukan bagi ibu nifas. Ibu nifas harus
mengkomsumsi makan yang mengadung zatzat yang berguna bagi tubuh ibu pasca
melahirkan dan untuk persiapan produksi ASI,
bervariasi dan seimbang, terpenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, zat besi, vitamin dan
mineral untuk mengatasi anemia, cairan dan
serta untuk memperlancar eksresi (Maritalia D,
2014).
Selain nutrisi ada pula istirahat juga
diperlukan bagi ibu nifas beberapa jam setelah
melahirkan. Proses persalinan yang lama dan
melelahkan dapat membuat ibu frustasi bahkan
depresi apa bila kebutuhan istrahatnya tidak


terpenuhi. Masa nifas sangat erat kaitanya
dengan gangguan pola tidur yang dialami ibu,
terutama segera setelah melahirkan. Pada tiga
hari pertama dapat merupakan hari yang sulit
bagi ibu akibat menumpuknya kelalah karena
proses persalinan dan nyeri yang timbul pada
luka perineum (Maritalia D, 2014).
Kebutuhan istirahat sangat di perlukan ibu
beberapa jam setelah melahirkan. Proses
persalinan yang lama dan melelahkan dapat
membuat ibu frustasi bahkan depresi apa bila
kebutuhan istirahatnya tidak terpenuhi. Bila ibu
mengalami kesulitan untuk tidur pada malam
hari, satu atau dua pertama melahirkan, dapat
di berikan bantuan obat tidur dengan
mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan
dokter. Insomnia pada ibu nifas merupakan
salah satu tanda peringatan untuk psikosis
nifas. Masa nifas sangat erat kaitanya dengan
gangguan pola tidur yang di alami ibu, terutama

segera setelah melahirkan. Pada tiga hari
pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi
ibu akibat menumpuknya kelelahan karena
proses persalinan dan nyeri yang timbul pada
luka perinium. Secara teoritis, pola tidur akan
kembali mendekati normal dalam 2 sampai 3
minggu setelah persalinan (Maritalia D, 2014).
Pelayan kesehatan ibu nifas menurut
sumber dari profil kesehatan indosesia 2014,
kementrian kesehatan RI. Di tiga provinsi yang
memiliki cakupan kunjungan nifas lengkap
tertinggi yaitu provinsi DKI Jakarta (94,64%), di
Yogyakarta (94,54%), dan Sumatera Utara
(94,15%). Sedangkan tiga provinsi dengan
cakupan kunjungan nifas lengkap terendah
ialah Papua Barat (29,13%), Papua (38,61%),
dan Maluku (43,39%) (kemenkes RI, 2015).
Untuk wilayah makasar pada tahun 2013,
cakupan pelayanan ibu nifas sebesar 74,91%.
Cakupan tersebut suda hamper mencapai

target SPM Nasional yaitu 90% pada tahun
2015 (Dinkes Kota Makassar, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari
ruang Rekam Medik RSIA Sitti Khadijah 1
Muhammadiyah Makassar tahun 2016 periode
Januari samapi dengan Maret, maka diketahui
bahwa total kunjungan ibu bersalin diruang
nifas sebanyak 598. Dari data tersebut,
dikatehui bahwa jumlah kunjungan ibu bersalin
pada bulan Januari sebanyak 179, pada bulan
Februari sebanyak 216, dan pada bulan Maret
sebanyak 203 kunjungan.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
tertarik untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan pemuliha fisik pada ibu
post portum normal diruangan nifas RSIA Sitti
Khadijah 1 Muhammadiyah Makassar.

BAHAN DAN METODE
Jenis Penelitian, Waktu & Tempat, Populasi

& Sampel
Jenis dan metode penelitian ini adalah
Survey Analitik. Penelitian ini dilaksanakan di
dilakukan diruangan nifas RSIA Sitti Khadijah 1
Muhammadiyah Makassar pada tanggal 07
sampai dengan 11 Juni 2016 dengan jumlah
sampel sebanyak 60 orang responden yang
didapatkan dengan teknik Purposive Sampling
yang sesuai dengan kriteria sampel berikut ini :
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu yang bersedia menjadi responden
b. Ibu yang berada ruanga rawat inap
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu yang menolak menjadi responden
b. Ibu
yang
pada
saat
penelitian
berlangsung, tiba-tiba pulang
Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari subyek peneliti
dengan mengenakan alat pengukur atau
alat mengambilan data, langsung pada
sebyek sebagai sumber informasi yang
dicari (Saryono, 2011.Hal : 77).
Data primer dalam penelitian ini adalah
data yang didapatkan secara langsung
dari
responden
sebagai
sampel
penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang
peroleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh peneliti dari subyek penelitinya.
Biasanya berupa data dokumentasi atau
data laporan yang telah tersedia.
(Saryono 2011. Hal : 78).
Data sekunder dalam penelitian ini
adalah data yang didapatkan oleh
peneliti melalui data rekam medik RSIA
Sitti
Khadijah
1
Muhammadiyah
Makassar.
2. Instrumen Penelitian
Untuk
mendapatkan
data
yang
diinginkan, maka peneliti menggunakan
kuesioner penelitian tentang pemulihan fisik
pada ibu post partum normal yang
dikembangkan
berdasarkan
tinjauan
kepustakaan dan tujuan penelitian
Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan
program komputerisasi
untuk tabulasi dan pengelompokan data
berdasarkan karakteristik umum responden
dan variabel yang diteliti.

2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa dilakukan terhadap tiap-tiap
variabel penelitian untuk melihat tampilan
distribusi frekuensi dan presentasi dari
tiap-tiap variabel.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat berfungsi untuk
mengetahui hubungan antar variabel
dengan menggunakan korelasi Chi
Square Test (Chi Kuadrat) dengan
ketentuan Interval Level (taraf keyakinan)
95%, Probability (toleransi kesalahan) 5%
(α 0.05).
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di ruangan Nifas
RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah
Makassar pada tanggal 07 sampai dengan 11
Juni 2016 dengan jumlah responden sebanyak
60 orang lansia yang didapatkan dengan
menggunakan teknik Purposive Sampling yang
sesuai dengan kriteria sampel yang telah
ditetapkan.
Dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan, data kemudian disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi meliputi analisis
univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat
dalam penelitian ini meliputi karakteristik umum
responden, variabel independen dan variabel
dependen. Sedangkan analisis bivariat dalam
penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
antara variabel independen dengan variabel
dependen.
1. Analisa Univariat
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di
Ruangan Nifas RSIA Sitti Khadijah
Makassar
No
Umur
n
%
1
< 20
3
5.0
2
20 s/d 35
44
73.3
3
> 35
13
21.7
Total
60
100
Berdasarkan tabel 1, maka diketahui
bahwa kelompok umur paling banyak
adalah 20 s/d 35 tahun dengan jumlah
responden 44 orang (73.3%) sedangkan
yang paling sedikit adalah < 20 tahun
dengan jumlah responden 3 orang (5.0%).
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan
Pekerjaan di Ruangan Nifas RSIA Sitti
Khadijah Makassar
N
Pekerjaan
n
%
o
1
IRT
40
66.7
2
PNS
9
15.0
3
Swasta
3
5.0
4
Lainnya
8
13.3

Total
60
100
Berdasarkan tabel 2, maka diketahui
bahwa pekerjaan responden yang paling
banyak adalah IRT dengan jumlah
responden 40 orang (66.7%) sedangkan
pekerjaan responden yang paling sedikit
adalah swasta dengan jumlah responden 3
orang (5.0%)
Tabel 3
Distribusi Ambulasi Dini Ibu Post Partum di
Ruangan Nifas RSIA Sitti Khadijah
Makassar
N
Ambulasi
n
%
o
Dini
1
Dilakukan
43
71.7
Tidak
2
Dilakukan
17
28.3
Total
60
100
Berdasarkan tabel 3, maka diketahui
bahwa ibu post partum yang melakukan
ambulasi dini sebanyak 43 orang (71.7%),
sedangkan yang tidak melakukan ambulasi
dini sebanyak 17 orang (28.3%).
Tabel 4
Distribusi Nutrisi Ibu Post Partum di
Ruangan Nifas RSIA Sitti Khadijah
Makassar
No
Nutrisi
n
%
1
Terpenuhi
48
80.0
2
Tidak Terpenuhi
12
20.0
Total
60
100
Berdasarkan tabel 4, maka diketahui
bahwa nutrisi ibu post partum yang dalam
kategori terpenuhi sebanyak 48 orang
(80.0%) sedangkan nutrisi ibu post partum
yang dalam kategori tidak terpenuhi
sebanyak 12 orang (20.0%).
Tabel 5
Distribusi Istirahat Ibu Post Partum di
Ruangan Nifas RSIA Sitti Khadijah
Makassar
No
Istirahat
n
%
1
Cukup
47
78.3
2
Tidak Cukup
13
21.7
Total
60
100
Berdasarkan tabel 5, maka diketahui
bahwa ibu post partum yang dalam kategori
istirahat yang cukup sebanyak 47 orang
(78.3%), sedangkan yang dalam kategori
tidak cukup sebanyak 13 orang (21.7%).
Tabel 6
Distribusi Pemulihan Fisik Ibu Post Partum
Normal di Ruangan Nifas RSIA Sitti
Khadijah Makassar
N
Pemulihan
n
%
o
Fisik
1
Sudah Pulih
50
83.3
2
Belum Pulih
10
16.7
Total
60
100

Berdasarkan tabel 6, maka diketahui
bahwa pemulihan fisik ibu post partum yang
dalam kategori sudah pulih sebanyak 50
orang (83.3%), sedangkan yang dalam
kategori belum pulih sebanyak 10 orang
(16.7%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 7
Hubungan Ambulasi Dini dengan Pemulihan
Fisik Ibu Post Partum Normal di Ruangan
Nifas RSIA Sitti Khadijah Makassar
Pemulihan Fisik
Total
Ambulas
Belum
Pulih
i Dini
Pulih
n
%
n
%
n
%
4
4
71.
Dilakukan
66.7 3
5.0
0
3
7
Tidak
1
11.
1
28.
16.7 7
Dilakukan 0
7
7
3
5
1
16.
6
Total
83.3
100
0
0
7
0
p 0.001
Berdasarkan tabel 7, maka diketahui
bahwa dari total 43 orang (71.7%) ibu post
partum yang dalam kategori melakukan
ambulasi dini, didapatkan 40 orang (66.7%)
yang dalam kategori pemulihan fisik yang
sudah pulih dan 3 orang lainnya (5.0%).
dalam kategori belum pulih. Sedangkan dari
total 17 orang (28.3%) ibu post partum yang
dalam kategori tidak melakukan ambulasi
dini, didapatkan 10 orang (16.7%) yang
dalam kategori pemulihan fisik yang sudah
pulih dan 7 orang lainnya (11.7%) dalam
kategori belum pulih.
Setelah dilakukan analisis Descriptive
Statistics Crosstabs menggunakan uji Chi
Square Test, maka berdasarkan Correction
Pearson Chi Square dengan toleransi
kesalahan sebesar 5% (α 0.05) dan
Confidence
Interval
sebesar
95%
didapatkan nilai p value sebesar 0.001,
yang berarti p value 0.001 < α 0.05.
Tabel 8
Hubungan Nutrisi dengan Pemulihan Fisik
Ibu Post Partum Normal di Ruangan Nifas
RSIA Sitti Khadijah Makassar
Nutrisi

Terpenuhi
Tidak
Terpenuhi
Total

Pemulihan Fisik
Belum
Pulih
Pulih
n
%
n
%
4
73.
4
6.7
4
3
10.
10.
6
6
0
0
5
83.
1
16.
0
3
0
7
p 0.001

Total
n
4
8
1
2
6
0

%
80
20
10
0

Berdasarkan tabel 8, maka diketahui
bahwa dari total 48 orang (80.0%) ibu post
partum yang dalam kategori nutrisi yang
terpenuhi, didapatkan 44 orang (73.3%)
dalam kategori pemulihan fisik yang sudah
pulih dan 4 orang lainnya (6.7%) dalam
kategori belum pulih. Sedangkan dari total
12 orang (20.0%) ibu post partum yang
dalam kategori nutrisi yang tidak terpenuhi,
didapatkan 6 orang (10.0%) dalam kategori
pemulihan fisik yang sudah pulih dan 6
orang lainnya (10.0%) dalam kategori belum
pulih.
Setelah dilakukan analisis Descriptive
Statistics Crosstabs menggunakan uji Chi
Square Test, maka berdasarkan Correction
Pearson Chi Square dengan toleransi
kesalahan sebesar 5% (α 0.05) dan
Confidence
Interval
sebesar
95%
didapatkan nilai p value sebesar 0.001,
yang berarti p value 0.001 < α 0.05.
Tabel 9
Hubungan Nutrisi dengan Pemulihan Fisik
Ibu Post Partum Normal di Ruangan Nifas
RSIA Sitti Khadijah Makassar
Pemulihan Fisik
Total
Belum
Istirahat
Pulih
Pulih
n
%
n
%
n
%
Cukup
43 71.7 4
6.7 47 78.3
Tidak
7 11.7 6 10.0 13 21.7
Cukup
Total
50 83.3 10 16.7 60 100
p 0.001
Berdasarkan tabel 9, maka diketahui
bahwa dari total 47 orang (78.3%) ibu post
partum yang dalam kategori istirahat yang
cukup, didapatkan 43 orang (71.7%) dalam
kategori pemulihan fisik yang sudah pulih
dan 4 orang lainnya (6.7%) dalam kategori
belum pulih. Sedangkan dari total 13 orang
(21.7%) ibu post partum yang dalam
kategori istirahat yang tidak cukup,
didapatkan 7 orang (11.7%) dalam kategori
pemulihan fisik yang sudah pulih dan 6
orang lainnya (10.0%) dalam kategori belum
pulih.
Setelah dilakukan analisis Descriptive
Statistics Crosstabs menggunakan uji Chi
Square Test, maka berdasarkan Correction
Pearson Chi Square dengan toleransi
kesalahan sebesar 5% (α 0.05) dan
Confidence
Interval
sebesar
95%
didapatkan nilai p value sebesar 0.001,
yang berarti p value 0.001 < α 0.05.
PEMBAHASAN

Berdasarkan
interpretasi
dari
hasil
penelitian yang telah dilakukan, dengan
membandingkan
beberapa
hasil-hasil
penelitian sebelumnya dan beberapa konsep
terkait maka dapat dikemukakan beberapa hal
antara lain sebagai berikut :
1. Hubungan ambulasi dini dengan pemulihan
fisik ibu post partum normal di Ruangan
Nifas RSIA Sitti Khadijah Makassar
Berdasarkan hasil penelitian, maka
diketahui bahwa sebagian besar ibu post
partum melakukan ambulasi dini yaitu
sebanyak 43 orang (71.7%), dan hanya
sebagian kecil yang tidak melakukan
ambulasi dini yaitu sebanyak 17 orang
(28.3%). Hasil dari analisis statistik
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara ambulasi dini dengan
pemulihan fisik ibu post partum normal
dimana p value 0.001 < α 0.05.
Melakukan gerakan segera mungkin
bisa mencegah aliran darah terhambat
setelah melahirkan. Hambatan aliran darah
bisa menyebabkan terjadinya trombosis
vena dalam dan bisa menyebabkan inveksi.
Ibu yang baru melahirkan dianjurkan untuk
melakukan ambulasi dini secara teratur
(Maritalia, 2014).
Rimandini (2014) menyatakan bahwa
mobilisasi hendaknya dilakukan secara
bertahap. Dimulai dengan gerakan miring ke
kanan dan ke kiri. Pada hari kedua ibu telah
dapat duduk, pada hari ke tiga ibu dapat
menggerakan kaki yakni dengan jalan-jalan.
Hari keempat dan kelima, ibu boleh pulang.
Mobilisasi ini tidak mutlak dan bervariasi
tergantung pada adanya komplikasi, nifas
dan sembuhnya luka.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2013)
dalam penelitiannya berjudul hubungan
mobilisasi
dini
dengan
percepatan
kesembuhan luka perineum pada ibu post
partum yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara mobilisasi dini dengan
percepatan kesembuhan luka perineum (p
value 0.021).
Berdasarkan hal tersebut, maka
peneliti berasumsi bahwa ambulasi dini
mempunyai hubungan yang signifikan
dengan pemulihan fisik ibu post partum
normal. Hal ini karena melakukan gerakangerakan kecil setelah proses kelahiran
dapat
mempercepat
sirkulasi
darah
sehingga perlukaan yang terjadi setelah
proses melahirkan bisa mulih lebih cepat.
2. Hubungan nutrisi dengan pemulihan fisik ibu
post partum normal di Ruangan Nifas RSIA
Sitti Khadijah Makassar

Berdasarkan hasil penelitian, maka
diketahui bahwa sebagian besar nutrisi
pada ibu post partum berada pada kategori
terpenuhi, yaitu sebanyak 48 orang (80.0%).
Dan hanya sebagian kecil yang pada
kategori tidak terpenuhi yaitu sebenyak 12
orang (20.0%). Hasil dari analisis statistik
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara nutrisi dengan
pemulihan fisik ibu post partum normal
dimana p value 0.001 < α 0.05.
Nutrisi yang baik pentingnya untuk
pemulihan tubuh ibu pada pasca persalinan
sebagai cadangan hidup, kesehatan yang
optimal, dan semangat hidup untuk
menjalankan tugas sebagai ibu (Maryunani,
2011).
Nurasiah (2014) menyatakan bahwa
ibu nifas harus mengkonsumsi makan yang
mengandung zat-zat yang berguna bagi
tubuh pasca proses melahirkan guna
persiapan produksi ASI, mengkonsumsi
makanan yang bervariasi dan seimbang,
terpenuhi kebutuhan karbohidrat, protein,
zat besi, vitamin dan mineral untuk
mengatasi anemia, cairan dan serta untuk
memperlancar ekskresi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jenny S
(2011) dalam penelitiannya berjudul faktor
yang berhubungan dengan pemulihan
kondisi fisik pada ibu post partum yang
menyatakan
bahwa
faktor
nutrisi
mempunyai hubungan yang berarti dengan
pemulihan kondisi fisik pada ibu post partum
(p 0.002 < α 0.05).
Berdasarkan hal tersebut, maka
peneliti
berasumsi
bahwa
terdapat
hubungan yang signifikan antara nutrisi
dengan pemulihan fisik ibu post partum
normal. Hal ini karena salah satu kebutuhan
dasar ibu pasca melahirkan adalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Setelah
melahirkan,
seorang
ibu
harus
mendapatkan tambahan zat makan yang
digunakan untuk pemulihan fisik setelah
proses kelahiran bayi. Semakin baik
makanan yang dikonsumsi, maka semakin
cepat pula pemulihan fisiknya.
3. Hubungan istirahat dengan pemulihan fisik
ibu post partum normal di Ruangan Nifas
RSIA Sitti Khadijah Makassar
Berdasarkan hasil penelitian, maka
diketahui bahwa sebagian besar ibu post
partum pada kategori istirahat yang cukup,
yaitu sebanyak 47 orang (78.3%) dan hanya
sebagian kecil dalam kategori yang tidak
cukup yaitu sebanyak 13 orang (21.7%).
Hasil dari analisis statistik memperlihatkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara istirahat dengan pemulihan fisik ibu
post partum normal dimana p value 0.001 <
α 0.05.
Asuhan yang mendukung selama
persalinan sangat penting dalam proses
persalinan. Tindakan ini mempunyai efek
positif baik secara emosional maupun
secara fisiologis. Istirahat yang cukup
diperlukan oleh seorang ibu setelah
menghadapi proses kelahiran. Hal ini
karena dalam proses persalinan ibu telah
mengeluarkan banyak tenaga dan energi,
untuk pemulihan fisik diperlukan istirahat
yang cukup (Rukmawati, 2014).
Rimandini (2014) menyatakan bahwa
ibu post partum sangat membutuhkan
istirahat yang berkualitas untuk memulihkan
kembali
keadaan
fisiknya.
Keluarga
disarankan untuk memberikan kesempatan
kepada ibu untuk beristirahat yang cukup
sebagai persiapan energi menyusui bayi
nanti. Dengan tubuh yang letih dan mungkin
pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering
perl
diingatkan dan dibantu agar
mendapatkan istirahatnya yang cukup.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jenny S
(2011) dalam penelitiannya berjudul faktor
yang berhubungan dengan pemulihan
kondisi fisik pada ibu post partum yang
menyatakan
bahwa
faktor
istirahat
mempunyai hubungan yang berarti dengan
pemulihan kondisi fisik pada ibu post partum
(p 0.000 < α 0.05).
Berdasarkan hal tersebut, maka
peneliti
berasumsi
bahwa
istirahat
mempunyai hubungan yang signifikan
terhadap pemulihan fisik pada ibu post
partum. Hal ini karena dengan adanya
istirahat yang cukup setelah proses
melahirkan, ibu dapat dengan mudah
memulihkan
kondisinya
setelah
mengeluarkan
banyak
energi
pasca
persalinan.
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara
ambulasi dini dengan pemulihan fisik pada
ibu post partum normal di Ruangan Nifas
RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah
Makassar (p value 0.001)
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara
nutrisi dengan pemulihan fisik pada ibu post
partum normal di Ruangan Nifas RSIA Sitti
Khadijah 1 Muhammadiyah Makassar (p
value 0.001).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara
istirahat dengan pemulihan fisik pada ibu
post partum normal di Ruangan Nifas RSIA

Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Makassar
(p value 0.001).

Saran
1. Diharapakan kepada tenaga kesehatan agar
lebih memperhatikan lagi kebutuhan dasar
ibu
post
partum
setelah
proses
persalinannya agar dapat mencegah
terjadinya
komplikasi setelah
proses
kelahiran.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai pedoman dan acuan
dalam memberikan asuhan keperawatan
bagi ibu post partum di rumah sakit guna
meningkatkan derajat kesehatan sehingga
masalah atau penyakit yang dapat timbul
pada masa pemulihan pasca kelahiran
sedini mungkin dapat dihindari.
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar
menggunakan metode yang berbeda dan
jumlah sampel yang lebih banyak lagi
sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal

DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatum .2013. Buku Ajaran Asuhan Keidanan Nifas Normal. Jakarta :Perpustakaan Nasional.
Data Dan Informasi Tahun 2014 (Dinkes Kota Makassar 2014). (http://data-data-informasi-2014.pdf, diakses
tanggal 25 April 2016).
Jenni S, 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Pemulihan Kondisi Fisik Pada Ibu Post Partum. Jurnal
Kebidanan Vol. 1 No. 1 Tahun 2011.
Maryunani A. 2011. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (Post Partum) :Trans Info Media, Jakarta.
Mansyur N & Dahlan K. 2014. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang, Jatim :PerustahaanNasional.
Maritalia D. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :Perpustakaan pelajar
Nurasiah, 2014. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Refika Aditama : Bandung
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta Selatan : SelembaMedika.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014 (Kementrian Kesehatan RI 2015). (http://profil-kesehatan-indonesiatahun-2014.pdf, diakses tanggal 25 April 2016).
Ratih, 2014. Hubungan Mobilisasi Dini dengan Percepatan Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum
di RSIA Pertiwi Makassar. Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 5 Tahun 2014.
Rekam Medik RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Makassar Tahun 2016. Data Awal Kunjungan Ibu Bersalin.
Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian kesehatan. Yogyakarta :Nuha Medika
Rukmawati, 2014. Intranatal Care : Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pustaka Belajar : Yogyakarta.
Saryono. 2011. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jokjakarta. MITRA CENDIKA Prees.
Sari S, P & Rimandini D, K. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta Timur :Perpustakaan
Nasional.
Widyasih H. dkk. 2013. Perawatan Masa Nifas.Yogyakartan :Fitramaya.