Spektrum Jamur Penyebab Kelainan Kulit pada Kaki Pelajar di SMAN 15 Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Banyak organisme viral, bakterial, dan fungal yang mampu menghasilkan

infeksi primer atau sekunder pada kaki dan kuku jarinya. Infeksi jamur pada kaki
dapat disebabkan jamur dermatofita ataupun golongan non dermatofita, seperti:
Candida yang menyebabkan kandidiasis kutis (Dawber, Bristow, and Turner,
2005).
Dermatofita adalah golongan jamur yang paling umum menyebabkan tinea
pedis. Dermatofita termasuk dalam famili arthrodermataceae. Dermatofita dapat
melekat dan menyerang jaringan yang mengandung keratin (zat tanduk) manusia
dan hewan, seperti: kuku, rambut, dan stratum korneum pada epidermis.
Berdasarkan sifat morfologi makro dan mikro, dermatofita dibagi menjadi 3
genera: Microsporum (M), Trichophyton (T), dan Epidermophyton (E), dari 4
spesies dermatofita yang sudah dikenal, hanya 23 spesies yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang, yang terdiri dari spesies
Trichophyton, spesies Microsporum dan spesies Epidermophyton. Yang terbanyak

ditemukan adalah T. rubrum. Dermatofita yang lain adalah E. floccosum, T.
mentagrophytes, M. canis, M. gypseum, T. cocentricum, T. schoenleini dan T.
tonsurans. (Brooks, Carroll, Butel, Morse, Mietzner, 2013; Goldsmith, Katz,
Gilchrest, Paller, Leffell, and Wolff, 2012; Dawber, et al., 2005).
Tinea pedis merupakan dermatofitosis yang paling umum terjadi.
Prevalensi pada pengguna sepatu tertutup terhitung 10%. Insidensi tinea pedis
lebih tinggi lagi dijumpai pada pengguna pemandian umum atau kolam renang
umum. (Goldsmith, et al., 2012).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Tinea pedis muncul dalam 3 pola, yaitu: tipe moccasin pada telapak kaki,
interdigital, dan vesikuler yang menyebar keluar dari sela – sela jari – jari kaki.
Tinea pedis muncul terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis
yang tersering dilihat adalah bentuk interdigitalis. Di antara jari IV dan V, terlihat
fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Kelainan ini dapat meluas ke bawah
jari (subdigital) dan juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembab,

maka sering terlihat maserasi dan sering terkelupas. Aspek klinis maserasi berupa
kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan
terlihat kulit baru, yang pada umumnya akan diserang oleh bakteri. Bentuk klinis
ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan keluhan, seperti kulit
terkelupas dan pecah – pecah lalu disertai nyeri dan pruritus, atau tanpa keluhan
(Brooks, et al., 2013; Dawber, et al., 2005).
Sedangkan kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau sub
akut disebabkan oleh jamur golongan candida, biasanya oleh Candida albicans
dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, dan kuku (Goldsmith, et al., 2012).
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik
laki – laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat
sebagai saprofit. Gambaran klinisnya bermacam – macam sehingga tidak
diketahui data – data penyebarannya (Kazemi, 2013).
C. albicans mempunyai predileksi untuk berkolonisasi pada zona
intertriginosa lipatan kulit yang lembab dan hangat. Faktor predisposisi termasuk
di antaranya: obesitas, diabetes melitus, dan mengenakan pakaian tertutup. Erosio
interdigitalis blastomycetica Untuk kandidiasis pada interdigital tangan atau kaki,
umumnya celah interdigital 3 atau 4, di mana kelembaban sering terjadi
(Goldsmith, et al., 2012).
Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan diagnosis terdiri

atas pemeriksaan langsung sediaan basah dan biakan. Pemeriksaan lain, misalnya
pemeriksaan histopatologik dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Pada

Universitas Sumatera Utara

3

pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis, yang
dapat berupa kerokan kulit, rambut, dan kuku (Brooks, et al., 2013).
Kelainan kulit kaki yang disebabkan infeksi jamur banyak terlihat pada
orang yang dalam kehidupan sehari-hari sering memakai sepatu tertutup disertai
perawatan kaki yang buruk, para pekerja dengan kaki yang selalu atau sering
basah, dan orang yang sering berjalan tanpa alas kaki pada lantai yang
terkontaminasi (Springer, 2006).
Penggunaan kaos kaki diwajibkan bagi pelajar di kota Medan. Kaos kaki
dan sepatu yang tidak dapat menyerap keringat dapat meningkatkan risiko infeksi,
khususnya infeksi jamur. Durasi belajar mengajar pada pelajar di Medan, yang
pada umumnya dimulai pada pukul 7 pagi dan selesai pada siang hari atau sore
hari, meningkatkan risiko infeksi jamur akibat keringat yang tidak terserap dengan
baik. Selain dari faktor di atas, dari pengamatan awal di SMAN 15, banyak faktor,

seperti lapangan olahraga dan jalan menuju sekolah yang sering tergenang air,
memungkinkan jamur sebagai penyebab kelainan kulit. Sehubungan hal tersebut,
peneliti ingin meneliti tentang spektrum jamur penyebab kelainan kulit kaki
pelajar di SMAN 15 Medan.
1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimana spektrum jamur penyebab kelainan kulit pada kaki pelajar

SMAN 15 Medan?
1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum:
Mengetahui spektrum jamur penyebab kelainan kulit pada kaki pelajar
SMAN 15 Medan.

Universitas Sumatera Utara


4

1.3.2. Tujuan khusus:
1.3.2.1. Mengetahui gambaran pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH
10% pada kelainan kulit kaki pelajar SMAN 15 Medan.
1.3.2.2. Mengetahui gambaran kultur pada kelainan kulit kaki pelajar
SMAN 15 Medan.
1.3.2.3. Mengetahui keluhan objektif pada kelainan kulit kaki pelajar
SMAN 15 Medan.
1.3.2.4. Mengetahui keluhan subjektif pada kelainan kulit kaki pelajar
SMAN 15 Medan.
1.4.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1.4.1. Tenaga medis
Dapat memberikan informasi kepada tenaga medis tentang spektrum jamur
penyebab pada pelajar SMAN 15 Medan dengan gejala klinis maupun tanpa
gejala klinis (asimtomatik).

1.4.2. Peneliti
Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta memperluas
wawasan peneliti mengenai jamur penyebab pada kelainan kulit kaki dan sebagai
data dasar dalam melaksanakan pengembangan penelitian selanjutnya.
1.4.3. Masyarakat
Agar dapat mengetahui tentang pentingnya kesehatan kulit khususnya
daerah kaki yang dihubungkan dengan pemakai kaos kaki dan sepatu sehingga
diupayakan pencegahan.

Universitas Sumatera Utara