Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val & Zijp) Dengan Metode Dpph

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih
elektron tak berpasangan. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh akan
menyebabkan reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya
jumlahnya terus bertambah (Momuat, 2011). Radikal bebas merupakan mediator
beberapa penyakit, Semakin banyaknya radikal bebas di alam menjadi alasan
semakin banyaknya penelitian terkait pencarian senyawa yang berfungsi sebagai
penangkap radikal bebas atau sering disebut sebagai antioksidan. Penggunaan
antioksidan dimaksudkan untuk menangkap radikal bebas ini (Erika, 2014).
Meskipun demikian, bukan berarti tubuh kita tidak dapat menangkap
radikal bebas yang tanpa kita sadari akan membentuk reaksi berantai yang dapat
merusak sel-sel penting dalam tubuh. Dalam tubuh kita terdapat senyawa yang
disebut antioksidan yang dapat berperan aktif dalam menanggulangi masalah
kelebihan radikal bebas. Namun, hal ini tergantung pada pola hidup dan pola
makan kita harus benar. Di dalam tubuh sendiri terdapat enzim SOD atau
superoksida dismutase, gluthatione, dan katalase yang dapat melindungi sel-sel
dari serangan radikal bebas (Kumalaningsih, 2006).
Antioksidan merupakan atom atau molekul pemberi elektron yang dapat

meredam dampak negatif radikal bebas. Antioksidan mampu menetralkan radikal
bebas atau bahan yang dapat mencegah sistem biologi tubuh dari efek yang
merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi
yang berlebihan (Noya, dkk., 2013).

1

Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksidan yang berasal dari
dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Berdasarkan sumbernya,
ada dua macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik.
Antioksidan alami biasanya lebih diminati, karena tingkat keamanan yang lebih
baik dan manfaatnya yang lebih luas dibidang makanan, kesehatan dan kosmetik.
Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan
berkayu (Marianne dan Rosidah, 2012).
Temu giring merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman obat yang
tumbuh di Indonesia. Tanaman ini tumbuh pada daerah hingga ketinggian 75 cm
di atas permukaan tanah. Temu giring dijumpai sebagai tanaman liar di hutan atau
di halaman rumah, terutama di tempat yang teduh. Perbanyakan dilakukan dengan
stek rimpang induk atau rimpang cabang yang bertunas (Mursito, 2003).
Kandungan kimia rimpang temu giring antara lain minyak atsiri, tanin dan

kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksi-kurkumin dan bisdesmetoksi-kurkumin (Ditjen, POM., 1989). pati, saponin, dan flavonoid (Depkes
dan kessos, RI., 2001).
Kurkuminoid merupakan kelompok senyawa fenolik yang mempunyai
sifat antioksidan dan antiradang. Selain kurkuminoid ditemukan pula senyawa
kandungan fenolik lain, seperti flavonol kursetin dan kaempferol (Mellanisa,
2011). Telah dilakukan beberapa penelitian tentang khasiat temu giring yaitu
sebagai immunodulator (Rahmi, 2011), aktivitas fagositosis (Prasetya, 2011) dan
penurun kadar kolesterol darah (Pradita, 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zully (2014), menunjukkan
bahwa kurkumin yang terkandung dalam ekstrak etanol rimpang temu giring

2

dapat mengurangi efek hepatotoksik dari parasetamol yang diinduksi, dengan
menghambat peningkatan aktivitas ALT dan AST.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan uji
aktivitas antioksidan dari rimpang temu giring dimana pengujian antioksidan ini
dilakukan

dengan


menggunakan

metode

pemerangkapan

radikal

bebas

menggunakan DPPH.

1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah
penelitian adalah:
a. apakah ekstrak etanol dari rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val &
Zijp) memiliki aktivitas sebagai antioksidan ?
b. apakah ekstrak etanol dari rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val &
Zijp) memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi?


1.3. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. ekstrak etanol dari rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp)
memiliki aktivitas sebagai antioksidan
b. ekstrak etanol dari rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp)
memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.

3

1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan,
dengan mengukur kemampuan antioksidan dari ekstrak etanol rimpang temu giring
dalam memerangkap radikal bebas DPPH dan untuk menghitung nilai IC50 dari
ekstrak tersebut.

1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan
informasi mengenai karakteristik dan golongan senyawa kimia dari ekstrak

rimpang temu giring, untuk mengetahui kemampuan aktivitas antioksidan, serta
dapat menambah data penelitian dalam usaha pemanfaatan rimpang temu giring
sebagai antioksidan.

4

1.6. Kerangka Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari rimpang temu giring dan
ekstrak etanol. Variabel terikat meliputi karakteristik, golongan metabolit
sekunder dan % peredaman seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1

Variabel Bebas
Rimpang temu
giring

Variabel Terikat
Karakteristik

Golongan
metabolit

sekunder
Ekstrak Etanol

Parameter
1. Kadar air
2. Kadar abu total
3. Kadar abu tidak larut
asam

1. Alkaloid
2. Saponin
3. Tanin
4. Steroid/ Triterpenoid
5. Flavonoid
6. Glikosida
Nilai IC50 :

% Peredaman

Kuat

: 50 – 100 ppm
Sedang : 100 – 150 ppm
Lemah : 150 – 200 ppm
(Mardawati, dkk., 2008).

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

5