Uji Efek Antiinfsi Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) Terhadap Tikus yang Diinduksi λ-Karagenan
UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU
GIRING (Curcuma heyneana Val & Zijp) TERHADAP TIKUS YANG
DIINDUKSI λ-KARAGENAN
ABSTRAK
Inflamasi adalah respon perlindungan normal tubuh terhadap cedera
jaringan yang disebabkan trauma fisik, bahan kimia berbahaya dan agen
mikrobiologi. Penghambatan radang menggunakan obat sintesis seperti natrium
diklofenak memiliki efek samping gangguan gastrointestinal, perdarahan, dan
ulkus peptik. Temu giring memiliki kandungan kimia yaitu minyak atsiri, steroid
dan kurkuminoid yang diduga berkhasiat sebagai antiinflamasi. Penelitian ini
bertujuan membuktikan apakah ekstrak etanol rimpang temu giring berkhasiat
sebagai antiinflamasi pada tikus dengan penginduksi λ-karagenan.
Pengujian ekstrak etanol rimpang temu giring terhadap efek antiinflamasi
menggunakan metode paw edema dengan menggunakan alat pletismometer digital
dengan prinsip pengukuran berdasarkan hukum Archimedes. Tikus diberikan
ekstrak etanol rimpang temu giring secara oral dengan 4 dosis yaitu dosis 5; 25;
125 dan 625 mg/kg bb, natrium diklofenak dosis 2,25 mg/kg bb sebagai kontrol
positif dan natrium karboksi metil selulosa 0,5% sebagai kontrol negatif. Setelah
satu jam pemberian bahan uji, tikus diinduksi dengan larutan λ-karagenan secara
intraplantar, lalu diukur volume radang kaki tikus tiap 30 menit selama 360 menit.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan mulai
menit ke-60 ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 125 dan 625 mg/kg bb
memiliki persen radang (36,15% dan 31,81%) yang berbeda signifikan (P < 0,05)
dengan natrium karboksi metil 0,5% dan mulai menit ke-270 sampai menit ke360 ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 25; 125 dan 625 mg/kg bb memiliki
persen radang (56,29%; 32,43% dan 24,33%) yang berbeda signifikan (P < 0,05)
dengan natrium karboksi metil selulosa 0,5%. Mulai menit ke-60 sampai menit
ke-360 ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 125 dan 625 mg/kg bb memiliki
kemampuan menginhibisi radang (45,92% dan 52,42%) yang tidak berbeda
signifikan (P > 0,05) dengan natrium diklofenak dosis 2,25 mg/kg bb.
Dengan demikian disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring
(Curcuma heyneana Val & Zijp) dosis 25 mg/kg bb mulai memberikan efek
antiinflamasi pada menit ke-270, dosis 125 dan 625 mg/kg bb mulai memberikan
efek antiinflamasi pada menit ke-60 terhadap tikus yang diinduksi λ-karagenan.
Dosis 125 dan 625 mg/kg bb memiliki efek antiinflamasi yang sama dengan
natrium diklofenak dosis 2,25 mg/kg bb.
Kata kunci: Rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp), natrium
diklofenak, antiinflamasi.
vii
Universitas Sumatera Utara
THE ASSAY ANTIINFLAMATORY EFFECT OF ETHANOL EXTRACT
OF TEMU GIRING (Curcuma heyneanaVal & Zijp) RHIZOMA IN RATS
INDUCTION WITH λ-CARRAGEENAN
ABSTRACT
Inflammation is the body's normal protective response to tissue injury
caused by physical trauma, dangerous chemicals or microbiological agents.
Inhibition of inflammation using synthetic drugs such as diclofenac sodium have
side effects gastrointestinal disorders, bleeding and peptic ulcer. Ethanol extract of
temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) rhizoma contains chemicals such as
essential oils, steroid and kurkuminoid suspected efficacious as antiinflammatory.
This study aims to prove whether the ethanol extract of the temu giring rhizome
efficacious as antiinflammatory in mice with inducers of λ-carrageenan.
Testing of ethanol extract of temu giring rhizome towards the
antiinflammatory effect using paw edema method by using digital pletismometer
with a measurement principle based on the law of Archimedes. Rats given ethanol
extract of temu giring rhizome orally with four doses are doses of 5; 25; 125 and
625 mg/kg bw, diclofenac sodium 2.25 mg/kg bw as a positive control and
sodium carboxy methyl cellulosa 0.5% as a negative control. After an hour of
administration of the test substances , rats induced with λ-carrageenan solution in
intraplantar, and then measured the volume of inflammation every 30 minute
during 360 minute.
Based on the research that has been done shows started in the 60 minute
the ethanol extract of temu giring rhizome doses of 125 and 625 mg/kg bw have
inflammation percent (36.15% and 31.81%) were significantly different (P < 0.05)
with sodium carboxy methyl 0.5% and begins in the 270 to 360 minute the
ethanol extract of temu giring rhizome dose of 25; 125 and 625 mg/kg bw have
inflammation percent (56.29%, 32.43% and 24.33%) were significantly different
(P < 0.05) with sodium carboxy methyl cellulosa 0.5% . Begins in the 60 to 360
minute the ethanol extract of temu giring rhizome doses of 125 and 625 mg/kg bw
already indicates inhibition of inflammation (45.92% and 52.42%) were not
significantly different (P > 0.05) with diclofenac sodium doses of 2.25 mg .
The researchers concluded that ethanol extract of temu giring rhizome
(Curcuma heyneana Val & Zijp) at dose of 25 mg/kg bw began providing
antiinflamatory effects began minute 270, doses 125 and 625 mg/kg bw began
providing antiinflamatory effects began minute 60 against rats induced λcarrageenan. Doses 125 and 625 mg/kg bw have the same antiinflamatory effect
whit a dose 2.25 mg/kg bw diclofenac sodium.
Key word: Temu giring rhizome (Curcuma heyneanaVal & Zijp), diklofenak
sodium, antiinflammatory.
viii
Universitas Sumatera Utara
GIRING (Curcuma heyneana Val & Zijp) TERHADAP TIKUS YANG
DIINDUKSI λ-KARAGENAN
ABSTRAK
Inflamasi adalah respon perlindungan normal tubuh terhadap cedera
jaringan yang disebabkan trauma fisik, bahan kimia berbahaya dan agen
mikrobiologi. Penghambatan radang menggunakan obat sintesis seperti natrium
diklofenak memiliki efek samping gangguan gastrointestinal, perdarahan, dan
ulkus peptik. Temu giring memiliki kandungan kimia yaitu minyak atsiri, steroid
dan kurkuminoid yang diduga berkhasiat sebagai antiinflamasi. Penelitian ini
bertujuan membuktikan apakah ekstrak etanol rimpang temu giring berkhasiat
sebagai antiinflamasi pada tikus dengan penginduksi λ-karagenan.
Pengujian ekstrak etanol rimpang temu giring terhadap efek antiinflamasi
menggunakan metode paw edema dengan menggunakan alat pletismometer digital
dengan prinsip pengukuran berdasarkan hukum Archimedes. Tikus diberikan
ekstrak etanol rimpang temu giring secara oral dengan 4 dosis yaitu dosis 5; 25;
125 dan 625 mg/kg bb, natrium diklofenak dosis 2,25 mg/kg bb sebagai kontrol
positif dan natrium karboksi metil selulosa 0,5% sebagai kontrol negatif. Setelah
satu jam pemberian bahan uji, tikus diinduksi dengan larutan λ-karagenan secara
intraplantar, lalu diukur volume radang kaki tikus tiap 30 menit selama 360 menit.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan mulai
menit ke-60 ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 125 dan 625 mg/kg bb
memiliki persen radang (36,15% dan 31,81%) yang berbeda signifikan (P < 0,05)
dengan natrium karboksi metil 0,5% dan mulai menit ke-270 sampai menit ke360 ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 25; 125 dan 625 mg/kg bb memiliki
persen radang (56,29%; 32,43% dan 24,33%) yang berbeda signifikan (P < 0,05)
dengan natrium karboksi metil selulosa 0,5%. Mulai menit ke-60 sampai menit
ke-360 ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 125 dan 625 mg/kg bb memiliki
kemampuan menginhibisi radang (45,92% dan 52,42%) yang tidak berbeda
signifikan (P > 0,05) dengan natrium diklofenak dosis 2,25 mg/kg bb.
Dengan demikian disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring
(Curcuma heyneana Val & Zijp) dosis 25 mg/kg bb mulai memberikan efek
antiinflamasi pada menit ke-270, dosis 125 dan 625 mg/kg bb mulai memberikan
efek antiinflamasi pada menit ke-60 terhadap tikus yang diinduksi λ-karagenan.
Dosis 125 dan 625 mg/kg bb memiliki efek antiinflamasi yang sama dengan
natrium diklofenak dosis 2,25 mg/kg bb.
Kata kunci: Rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp), natrium
diklofenak, antiinflamasi.
vii
Universitas Sumatera Utara
THE ASSAY ANTIINFLAMATORY EFFECT OF ETHANOL EXTRACT
OF TEMU GIRING (Curcuma heyneanaVal & Zijp) RHIZOMA IN RATS
INDUCTION WITH λ-CARRAGEENAN
ABSTRACT
Inflammation is the body's normal protective response to tissue injury
caused by physical trauma, dangerous chemicals or microbiological agents.
Inhibition of inflammation using synthetic drugs such as diclofenac sodium have
side effects gastrointestinal disorders, bleeding and peptic ulcer. Ethanol extract of
temu giring (Curcuma heyneana Val & Zijp) rhizoma contains chemicals such as
essential oils, steroid and kurkuminoid suspected efficacious as antiinflammatory.
This study aims to prove whether the ethanol extract of the temu giring rhizome
efficacious as antiinflammatory in mice with inducers of λ-carrageenan.
Testing of ethanol extract of temu giring rhizome towards the
antiinflammatory effect using paw edema method by using digital pletismometer
with a measurement principle based on the law of Archimedes. Rats given ethanol
extract of temu giring rhizome orally with four doses are doses of 5; 25; 125 and
625 mg/kg bw, diclofenac sodium 2.25 mg/kg bw as a positive control and
sodium carboxy methyl cellulosa 0.5% as a negative control. After an hour of
administration of the test substances , rats induced with λ-carrageenan solution in
intraplantar, and then measured the volume of inflammation every 30 minute
during 360 minute.
Based on the research that has been done shows started in the 60 minute
the ethanol extract of temu giring rhizome doses of 125 and 625 mg/kg bw have
inflammation percent (36.15% and 31.81%) were significantly different (P < 0.05)
with sodium carboxy methyl 0.5% and begins in the 270 to 360 minute the
ethanol extract of temu giring rhizome dose of 25; 125 and 625 mg/kg bw have
inflammation percent (56.29%, 32.43% and 24.33%) were significantly different
(P < 0.05) with sodium carboxy methyl cellulosa 0.5% . Begins in the 60 to 360
minute the ethanol extract of temu giring rhizome doses of 125 and 625 mg/kg bw
already indicates inhibition of inflammation (45.92% and 52.42%) were not
significantly different (P > 0.05) with diclofenac sodium doses of 2.25 mg .
The researchers concluded that ethanol extract of temu giring rhizome
(Curcuma heyneana Val & Zijp) at dose of 25 mg/kg bw began providing
antiinflamatory effects began minute 270, doses 125 and 625 mg/kg bw began
providing antiinflamatory effects began minute 60 against rats induced λcarrageenan. Doses 125 and 625 mg/kg bw have the same antiinflamatory effect
whit a dose 2.25 mg/kg bw diclofenac sodium.
Key word: Temu giring rhizome (Curcuma heyneanaVal & Zijp), diklofenak
sodium, antiinflammatory.
viii
Universitas Sumatera Utara