PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU. docx

MAKALAH
HAKIKAT, LATAR BELAKANG, PENGERTIAN, TUJUAN DAN
MANFAAT PKLH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok:
Mata Kuliah

: Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Semester

: VI

Prodi

: PGSD

Dosen

: Ondi Suganda, M.Pd.

Disusun oleh:

Dani
Herawati Linda Yulistiani
Irma Hawari
Leni Marlina Devi
Nur Munawaroh
3. G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KUNINGAN
2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup”. Sholawat beserta salam
kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad Saw yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup di program studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada
Universitas Kuningan. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Ondi Suganda, M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................


ii

BAB I

BAB II

BAB III

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................

1

C. Tujuan ......................................................................................................


2

: PEMBAHASAN
A. Hakikat PKLH ........................................................................................

3

B. Latar Belakang PKLH ............................................................................

4

C. Pengertian PKLH ....................................................................................

6

D. Tujuan PKLH ..........................................................................................

7

E. Manfaat PKLH ........................................................................................


9

: PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................

12

B. Saran ........................................................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

13

2

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Manusia sebagai pelaku kehidupan di bumi ini selalu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan setiap masanya. Selain manusia, lingkungan pula merupakan pelaku dalam
kehidupan di bumi ini. Manusia dan lingkungan hidup berdampingan membentuk sebuah
rantai kehidupan yang sangat kuat. Namun, semakin lama jumlah manusia mengalami
pertambahan yang begitu pesat, sehingga lingkungan semakin terdesak dengan keadaan
tersebut dan memaksa keseimbangan kehidupan terus bergeser. Masalah lingkungan
adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. Dalam arti ini
masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah
ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa.
Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang
cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena
dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan manusia itu
sendiri beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan
laut, darat dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala
kemerosotan makin meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan menimpa,
pemerintah Indonesia khususnya telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi

masalah kependudukan tersebut, diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan
kependudukan.

Keluarga

Berencana

merupakan

program

pemerintah

untuk

mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Indonesia sehingga
dikeluarkanlah program ini yang memiliki inti bahwa dua orang anak dalam sebuah
keluarga lebih baik. Mendukung program tersebut, penting pula diadakan yang namanya
pendidikan kependudukan bagi masyarakatnya.
B. Rumusan Masalah

Melihat dari apa yang dipaparkan di latar belakang, maka penulis ingin memfokuskan
penulisan makalah ini ke dalam beberapa permasalahan, sebagai berikut:
1. Apa hakikat PKLH?
2. Apa latar belakang, pengertian, tujuan dan manfaat PKLH?

2

C. Tujuan
Dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar
dapat mengetahui hakikat Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup sebagai
disiplin ilmu yang harus diajarkan kepada siswa serta dapat mengimplementasikan
pembelajaran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam dunia pendidikan
di Indonesia sebagai bekal menuju dunia profesional.
`

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat PKLH
Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang

cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena
dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan manusia itu
sendiri beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan
laut, darat dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala
kemerosotan makin meningkat dari tahun ke tahun.
Salah satu pertemuan di Pounex, Swiss, menyimpulkan bahwa masalah lingkungan
tidak saja disebabkan oleh kemajuan melainkan juga oleh keterbelakangan dan
kemiskinan. Masalah lingkungan yang akhir ini misalnya penyakit menular yang
disebabkan oleh lingkungan yang kotor dan erosi yang disebabkan karena kerusakan
hutan. Sementara di negara maju kerusakan lingkungan disebabkan oleh kurang atau
tidaknya adanya pembangunan. Oleh karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan
justru akan menjadi makin parah.
Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah kependudukan.
Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas
penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah kependudukan di Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%), akan mengakibatkan terjadinya
struktur penduduk muda, sehingga akan ketergantungan tinggi. Keadaan yang demikian
akan menjadi beban dalam pembangunan yang telah tercapai sebagian hanya digunakan
untuk konsumsi penduduk yang tidak produktif.
Penyebaran penduduk yang tidak merata akan mengakibatkan pemanfaatan sumber

daya manusia tidak atau kurang efektif. Di luar Jawa banyak sumber daya alam yang
belum atau kurang dimanfaatkan karena kekurangan tenaga kerja, sementara di Jawa
banyak pengangguran karena terbatasnya lapangan kerja, kualitas penduduk yang rendah,
yang ditandai dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan pendapatan perkapita,
akan merupakan hambatan pula upaya memperhambat laju pembangunan.
Beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut,
diantaranya program keluarga berencana yang telah dimulai sejak tahun 1970 dan
pendidikan kependudukan yang dimulai sejak tahun 1976. Diharapkan dengan kedua
usaha tersebut laju pertumbuhan pendudukan yang dapat ditingkatkan.

4

Kadar perlunya PKLH juga tersirat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Seperti diketahui, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
yang membahagiakan seluruh bangsa Indonesia, negara kita melaksanakan pembangunan
di segala bidang dengan menggunakan pedoman yang ditujukan oleh Undang-Undang
Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Dalam GBHN itu disebutkan bahwa pembangunan nasional jangka panjang di bidang
ekonomi diarahkan antara lain kepada usaha untuk pengaturan serta menyebarkan
penduduk yang lebih wajar dengan memindahkan penduduk ke luar Jawa dan Bali.

B. Latar Belakang PKLH
Yang menjadi latar belakang mengapa terdapat PKLH adalah adanya masalah
kependudukan dan lingkungan hidup dimana dua hal tersebut dapat dibedakan tetapi tidak
dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan mempunyai keterkaitan yang erat dan saling
berhubungan.
Berikut merupakan sejarah perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup dari
berbagai penjuru dunia.
1. Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di Tingkat Internasional
Pada tahun 1975, sebuah lokakarya internasional tentang pendidikan lingkungan
hidup diadakan di Beograd, Jugoslavia. Pada pertemuan tersebut dihasilkan
pernyataan antar negara peserta mengenai pendidikan lingkungan hidup yang dikenal
sebagai "The Belgrade Charter -a Global Framework for Environmental Education".
Secara ringkas tujuan pendidikan lingkungan hidup yang dirumuskan dalam Belgrade
Charter tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap keterkaitan bidang ekonomi,
sosial, politik serta ekologi, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
b. Memberi kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap/perilaku, motivasi dan komitmen, yang diperlukan untuk
bekerja secara individu dan kolektif untuk menyelesaikan masalah lingkungan
saat ini dan mencegah munculnya masalah baru. Menciptakan satu kesatuan pola
tingkah laku baru bagi individu, kelompok-kelompok dan masyarakat terhadap
lingkungan hidup.

2. Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di tingkat ASEAN
Program pengembangan pendidikan lingkungan bukan merupakan hal yang baru di
lingkup ASEAN. Negara-negara anggota ASEAN telah mengembangkan program dan
kegiatannya sejak konferensi internasional pendidikan lingkungan hidup pertama di
Belgrade tahun 1975. Sejak dikeluarkannya ASEAN Environmental Education Action

5

Plan 2000-2005, masing-masing negara anggota ASEAN perlu memiliki kerangka
kerja untuk pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan. Indonesia
sebagai negara anggota ASEAN turut aktif dalam merancang dan melaksanakan
ASEAN Environmental Education Action Plan 2000-2005.
Pada intinya ASEAN Environmental Education Action Plan 2000 –2005 ini
merupakan tonggak sejarah yang penting dalam upaya kerja sama regional antar
sesama negara anggota ASEAN dalam turut meningkatkan pelaksanaan pendidikan
lingkungan di masing-masing negara anggota ASEAN.
3. Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia
Penyelenggaraan pendidikan lingkungan di Indonesia dimulai pada tahun 1975
dimana Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta untuk pertama kalinya
merintis pengembangan pendidikan lingkungan dengan dengan menyusun garis-garis
besar program pengajaran pendidikan lingkungan hidup yang diujicobakan di 15
sekolah dasar di Jakarta pada periode tahun 1977/1978.
Pada tahun 1979 dibentuk dan berkembang Pusat Studi Lingkungan (PSL) di berbagai
perguruan tinggi negeri dan swasta. Bersama dengan itu, mulai dikembangkan
pendidikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh semua PSL
dibawah koordinasi Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan
Hidup (Meneg PPLH). Sampai tahun 2002 jumlah PSL yang menjadi anggota Badan
Koordinasi PusatStudi Lingkungan (BKPSL) telah berkembang menjadi 87 PSL dan
disamping itu berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mulai
mengembangkan dan membentuk program khusus pendidikan lingkungan.
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah ( menengah umum dan kejuruan),
penyampaian mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara
integratif dituangkan dalam sistem sistem kurikulum tahun 1984dengan memasukkan
masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata
pelajaran. Sejak tahun 1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang
lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh departemen pendidikan nasional bagi
guru-guru SD, SMP, dan SMA termasuk sekolah kejuruan.Prakarsa pengembangan
pendidikan lingkungan jugadlakukan oleh berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM). Pada tahun 1996/1997 terbentuk jaringan pendidikan lingkungan yang
beranggotakan LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap
pendidikanlingkungan. Hingga tahun 2001 tercatat 76 anggota JPLyang bergerak
dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan.
C. Pengertian PKLH

6

Sudjoko (2015:1.15) mengungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktiv
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak manusia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Serta PLH adalah upaya mengubah
perilku dan sikap yang dilkukan oleh berbagai pihak atau elemen masyakat yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat
tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat
menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan
lingkungan untuk kepantingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH) merupakan suatu
program yang dicetuskan oleh pemerintah dalam rangka proses penanaman kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan. Warnadi dkk (1997) menyatakan bahwa Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) merupakan suatu program pendidikan
untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap,
dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik
antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Konvensi

UNESCO

di

Tbilisi 1997

dalam

Sigit

(2007),

menyatakan bahwa

pendidikan lingkungan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan
suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalahmasalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen,
dan

keterampilan

untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif

dalam

mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan hidup yang
ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalahmasalah lingkungan hidup
baru. Adapun tujuan umum pendidikan lingkungan hidup menurut konferensi Tbilisi
1997 adalah: (1) untuk membantu menjelaskan masalah kepedulian serta perhatian
tentang saling keterkaitan antara ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di kota
maupun di wilayah pedesaan; (2) untuk memberikan kesempatan kepada setiap
orang untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan
yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, dan (3) untuk
menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan masyarakat

7

sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai tersebut
meliputi aspek: (1) pengetahuan, (2) sikap, (3) kepedulian. (4) keterampilan, dan (5)
partisipasi. Sedangkan Internasional Working Meeting On Environment Education
Inschool

Curriculum,

dalam rekomendasinya

mengenai

pelaksanaan pendidikan

lingkungan hidup, menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan hendaknya
merupakan suatu proses mereorganisasi nilai dan memperjelas konsep-konsep untuk
membina keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai
antar

hubungan

manusia, kebudayaan,

lingkungan hidup harus juga diikuti

dan

dengan

lingkungan
praktik

fisiknya. Pendidikan

pengambilan keputusan dan

merumuskan sendiri ciriciri perilaku yang didasarkan pada isu-isu tentang kualitas
lingkungan. PKLH

dilaksanakan

mulai

dari pendidikan

dasar

sampai

dengan

pendidikan tinggi. Namun demikian hasil yang diperlihatkan dari pelaksanaan PKLH
selama ini kurang begitu menggembirakan, oleh karena itu PKLH di semua jenjang
pendidikan perlu

dievaluasi.

Soemarwoto

(2001: 180-183)

menyatakan

bahwa

pendidikan lingkungan hidup mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi perlu
ditinjau kembali agar bahan pelajaran dapat diinternalkan dan melahirkan masyarakat
yang bersikap dan berkelakuan ramah terhadap lingkungan hidup. Menurut beliau
kelemahan selama ini adalah pelajaran lingkungan idup terlalu berat pada ekologi
dan tidak memasukkan hal-hal praktis dari kehidupan sehari-hari. kesadaran akan
pentingnya lingkungan bagi manusia sejak pendidikan dasar bahkan pendidikan pra
sekolah sampai dengan perguruan tinggi.
D. Tujuan PKLH
Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup berasal dari dua konsep dasar
pendidikan, yaitu pendidikan kependudukan dan pendidikan kelestarian lingkungan
hidup. Pendidikan kependudukan mempunyai tujuan utama dalam upaya perubahan sikap
serta perilaku, reproduksi dan penyebaran penduduk secara rasional dan bertanggung
jawab. Adapun tujuan lain yaitu : agar masyarakat/anak didik dapat mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat serta segala akibatnya
maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penduduk tersebut dengan program
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan
masyarakat. Maka diharapkan mereka dapat menyesuaikan hal itu dalam kehidupan
keluarga masyarakat bangsa dan manusia pada umumnya. Sedangkan pendidikan
lingkungan hidup mempunyai tujuan utama pada upaya perubahan sikap serta perilaku
dalam mengelola sumber daya alam secara rasional dan bertanggung jawab.

8

Meskipun tujuan kedua konsep dasar itu berbeda, dikaji lebih mendalam keduanya
memiliki beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki dua objek kajian yang berupa
dinamika penduduk dan perilaku integrasi manusia terhadap lingkungannya, keduanya
sama-sama menunjang terbinanya kualitas penduduk yang lebih baik.
Atas dasar kesamaan tersebut, pada tahun 1984 pendidikan kependudukan dan
pendidikan lingkungan hidup yang semula terpisah digabungkan menjadi satu nama yaitu
“pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup” yang batasannya sebagai berikut :
“Suatu program pendidikan untuk membina anak/peserta didik agar memiliki
pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang
pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek
kehidupan manusia”.
Berdasarkan batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih terperinci sebagai
berikut :
1. Mengembangkan pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan
hidup.
2. Mengembangkan kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan
lingkungan hidup.
3. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya mengatasi masalah kependudukan dan
lingkungan hidup.
4. Mengembangkan pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara
penduduk dengan lingkungan hidup.
5. Mengembangkan sikap positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang
serasi yang menjamin kelangsungan hidup manusia.
6. Mengembangkan keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian
lingkungan hidup.
7. Mengembangkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk
dan kelestarian lingkungan hidup.
Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari PKLH adalah
membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu
warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan terhadap masalah
kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang serasi, dan seimbang
dalam hubungannya dengan lingkungan hidupnya.
E. Manfaat PKLH
Setelah mengetahui tentang tujuan PKLH maka selanjutnya adalah apa manfaat yang
dapat diambil setelah mempelajari PKLH itu sendiri. PKLH adalah suatu program yang
dikhususkan untuk membentuk pribadi peserta didiknya lebih peka terhadap masalahmasalah kependudukan dan lingkungan hidup. Dari mempelajari PKLH tentu saja

9

diharapkan keluran yang didapat dari situ mempunyai manfaat besar bagi lingkungan dan
kependudukan.
Saat ini dunia dihadapkan kepada berbagai krisis yang mencemaskan. Penemuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu dahsyat dan menakjubkan telah merubah dan
membawa perbaikan pada kehidupan manusia di bumi ini. Umur manusia semakin
panjang, berbagai penyakit seperti malaria, tipus, TBC dan lain-lain dapat diobati dengan
penemuan-penemuan di bidang kedokteran dan obat-obatan. Kematian bayi, anak dan ibu
dapat diberantas. Akibatnya adalah pertambahan penduduk dari 3,8 milyar orang tahun
1950 an menjadi 6,1 milyar pada tahun 1999. Tambaan 2 milyar orang lebih dalam waktu
kurang dari 50 tahun. Tambahan penduduk ini berupa bayi yang tumbuh menjadi anak,
anak dewasa dan seterusnya. Ledakan jumlah penduduk memerlukan sandang, pangan,
papan, pelayanan kesehatan dan pendidikan keamanan, transportasi, rekreasi dan lain
sebagainya agar mereka dapat hidup layak.
Kebutuhan hidup manusia ini didapatkan sebagian besar dari dukungan alam. semakin
banyak manusia semakin intensif dan ekspensif penggunaan alam yang dilaksanakan oleh
manusia.

Perkembangan

ilmu

pengetahuan,

teknologi

yang

dibarengi

dengan

pertumbuhan industri secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan bermilyar-milyar
manusia tadi, telah mengakibatkan semakin menurunnya mutu alam lingkungan hidup
manusia tadi. Manusia melupakan bahwa daya dukung plenet bumi untuk memberikan
kehidupan terbatas.
Sekarang keadaan sudah sampai ke titik kritis. Hal ini terjadi karena dua kekuatan
besar saling mendukung dan memperkuat, ialah:
1. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terbatas di atas suatu planet dengan
daya dukung yang terbatas untuk menghidupinya dan menampung sampah hasil
kehidupannya.
2. Teknologi tidak terbatas yang dibarengi dengan sikap manusia untuk
mendominasi dan menghabiskan alam lingkungannya.
Krisis yang mengancam sistem kehidupan di planet bumi ini harus segera kita hadapi
dan kita pecahkan bersama. Pertumbuhan penduduk harus kita atur. Sikap kita untuk
secara tidak bertanggung jawab mengeksploitasi dan merusak alam lingkungan bagi
keenakan dan kemudahan hidup kita harus kita rubah.
Untuk itu Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) dirasa dan
mutlak diperlukan sebagai salah satu alternatif guna menjawab tantangan masalah
kependudukan dan lingkungan hidup yang berkembang saat ini dan yang akan datang.
Sehingga manfaat yang dapat diambil dari PKLH adalah Terwujudnya manusia Indonesia
yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif dalam

10

melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menjawab berbagai
tantangan mengenai masalah kependudukan yang semakin kompleks.
Berarti jika kita melihat dari tujuan awal PKLH dapat dikatakan bahwa manfaat yang
dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Memberikan wawasan lingkungan hidup kepada seluruh stakeholder khususnya
pada sektor pendidikan, warga sekolah dan masyarakat dalam menyelesaikan
permasalahan lingkungan.
2. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan bagi usia dini sebagai
cerminan prilaku yang rasional dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
3. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki sikap profesional sesuai dengan
tuntutan perkembangan iptek dan tuntutan pembangunan berkelanjutan.
4. Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan
menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di daerah
masing-masing khususnya.
5. Menampilkan kreatifitas melalui kegiatan nyata dalam rangka meningkatkan daya
dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan.
6. Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya

alam serta

gerakan pemanfaatan, penataan,

pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan lingkungan hidup di lingkungan
rumah, sekolah dan masyarakat.
7. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan
keindahan untuk menuju suatu kondisi daerah yang aman, nyaman dan tertib.
Tidak semata-mata Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup dijadikan
sebagai mata kuliah yang harus dipelajari jika tidak memiliki manfaat. Berikut adalah
manfaat PKLH untuk mahasiswa di perguruan tinggi adalah, sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa mengerti dan memahami sekaligus memiliki kesadaran mengenai
faktor-faktor penyebab perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang
erat antara perkembangan penduduk dengan program pembangunan untuk
menaikkan taraf hidup rakyat.
2. Agar mahasiswa memiliki kesadaran akan sebab akibat dari besar kecilnya
keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
3. Agar mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang rasional dan
bertanggung jawab dalam menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan,
baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, kawasan lokal, nasional, maupun
global.
4. Agar mahasiswa lebih kritis menanggapi masalah kependudukan yang terjadi.
5. Agar mahasiswa dapat langung ikut andil dalam penyelesaian masalah-masalah
kependudukan.

11

6. Agar mahasiswa dapat sebagai pemikir dan pelopor pembaharuan yang rasional
yang tidak terpisah dari masyarakat sekitar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup merupakan jawaban atas masalah
kependudukan dan lingkungan hidup yang selama ini mendera kehidupan masyarakat
Indonesia bahkan dunia. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup mengatasi
masalah kependudukan dan lingkungan hidup dimulai dari akarnya, yaitu kualitas sumber
daya manusia yang berkualitas. Upaya perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola
sumber daya alam secara rasional dan bertanggung jawab merupakan langkah vital yang
mesti dilakukan untuk menghindarkan masyarakat dunia dari masalah kependudukan dan
lingkungan hidup. Karena manusialah yang menjadi subjek dan objek dalam masalah
kependudukan dan lingkungan hidup ini, sehingga sangat tepat ketika kita ingin
menanggulangi masalah ini, maka pola pikir manusialah yang pertama harus diperbaiki.
Kesadaran pola pikir akan sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia selanjutnya
untuk menghargai lingkungan hidup.
B. Saran
Mahasiswa PGSD sebagai calon guru SD seharusnya memahami betul hakikat PKLH
ini sebagai acuan dalam mengajarkan anak-anak sekolah dasar untuk lebih mencintai
lingkungan hidup. Sehingga dengan memahaminya, guru akan sejalan dengan pemikiran
para ahli untuk mengatasi masalah kependudukan dengan mengajarkan Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan Hidup sejak dini. Pengajaran yang baik dalam kelas akan
memberikan makna yang kuat dalam diri siswa sehingga akan melekat terus sebagai
pribadi anggota masyarakat yang rasional dan bertanggung jawab atas dirinya dan
lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Soemarwoto, O. (2001). Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan
Sudjoko. (2015). Pendidikan Lingkungan Hidup. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Warnadi,

Muchlidawati

dan

Sunarto.

(1997).

Pedoman

Pelaksanaan

Pendidikan

Kependudukan danan Lingkungan Hidup untuk Guru SD. Jakarta : DEPDIKBUD
Daryanto

diakses

pada

16:00

pada

tanggal

10

Maret

2017

http://elc.stain-

pekalongan.ac.id/837/8/11.%20BAB-II.pdf
Luoman diakses pada 16:05 pada tanggal 10 Maret 2017 http://ilmubudayadasarwanda.blogspot.co.id/2011/12/pendidikan-kependudukan-dan-lingkungan.html
Soora

hoshi

diakses

pada

http://mansurahpklh.blogspot.co.id/

15:45

pada

tanggal

10

Maret

2017