PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN B

1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
PERILAKU KONSUMEN Di KELAS X MAN SIABU

OLEH
AFRISA DALIMUNTHE
NPM: 12050004 / Program Studi Pendidikan Ekonomi
Mahasiswi STKIP Tapanuli Selatan

ABSTRAK
This study aims to 1). to see the picture Usage Problem Based
Learning Model, 2). To see a picture of student learning outcomes in
Consumer Behavior material before and after using Model-Based Learning
Problems MAN Siabu In Class X 3). To determine the extent of influence
between the use of problem-based learning model to the learning outcomes
of students in the material economy consumer behavior in class X MAN
Siabu.Place of research conducted at MAN Siabu using experimental
methods designed in the model of one group pretest posttest design. The
population in this study were taken from class X-5 and X-6 totaling 69

students.The sampling technique used is total sampling technique.

Data collection methods used were observation and tests. The
calculation of comparative analysis shows that the average value of
the use of Problem Based learning models of 3.25 (Good). The
average value of student learning outcomes in material economic
growth by using model Problem Based at 79.34. If consulted with the
assessment criteria in Table 8 Chapter III are in the category of
“Good”. To be known hypotheses that are upheld in this study is
accepted or rejected, then do inferential analysis using test formula
“t-test”. Based on the results of hypothesis testing conducted obtained
t = 11.90, while on a significance level of 5% by dk = N-1 = 69-1 =
68 obtained table = 1.66. It can be concluded that t arithmetic greater than
ttable (11.90> 1.66). Mean hypothesis established this study can be
accepted or approved. That is a significant difference between the
learning model Problem Based on student learning outcomes in the
material economy class X MAN Siabu.
Keyword:

influence, model, Problem Based Learning, Consumer

behavior.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk
mempersiapkan kesuksesan masa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai

2

macam cara, salah satunya pendidikan di sekolah. Pendidikan disekolah
merupakan

kewajiban

Negara

Indonesia,

untuk

itu


pemerintah

telah

mencanangkan Wajib Belajar 9 Tahun.
Hal ini sejalan dengan Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk memecahkan masalah tersebut, dunia pendidikan salah satunya
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) memberikan berbagai ilmu kepada siswa yang
dituntut untuk menjadi manusia yang memiliki ilmu, cakap, mandiri, dan
bertanggung jawab serta menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Untuk itu
salah satu mata pelajaran yang diberikan di Madrasah Aliyah Negeri adalah mata
pelajaran ekonomi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan lainnya.

Dimana ilmu ekonomi ini menciptakan manusia yang kreatif, menciptakan
manusia yang berani mengambil resiko, memecahkan masalah dan berani
membuat keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi mempunyai peranan
dan kontribusi yang penting dalam kehidupan manusia. Menyadari tentang
pentingnya kontribusi dan peranan ekonomi dalam kehidupan manusia,
seharusnya pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang disenangi dan
disukai siswa.
Pelajaran ekonomi apabila sudah disenangi dan disukai siswa, maka siswa
tersebut akan lebih kreatif untuk menciptakan sesuatu hal yang baru dan mampu
memecahkan masalah yang selanjutnya siswa akan mengerti tujuan dari pada
pelajaran ekonomi. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan belajar ekonomi
adalah aktivitas yang tidak menyenangkan. Belajar ekonomi hampir selalu
dirasakan sebagai beban dari upaya untuk memperdalam ilmu. Banyak diantara
siswa yang menganggap bahwa mengikuti pelajaran ekonomi ini tidak lebih hanya

3

sebaga rutinitas, mengisi daftar hadir, mencari nilai, melewati waktu dan lain
sebagainya, terlebih pada materi pertumbuhan ekonomi.
Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil ulangan harian ekonomi siswa

Di Kelas X MAN SIABU pada materi Perilaku Konsumen yang penulis peroleh
dari hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran ekonomi pada tanggal
27 mei 2016 dimana siswa masih banyak yang belum tuntas dengan perolehan
nilai rata-rata sebesar 65. Sedangkan nilai yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) MAN SIABU yang seharusnya dicapai siswa adalah 75. Jika
perolehan nilai siswa tersebut dipersentasekan maka 58,82 % siswa belum mampu
menguasai materi pertumbuhan ekonomi dan 41,18 % telah menguasai materi
Perilaku Konsumen. Dari berbagai macam materi pelajaran yang disampaikan
guru, materi pelajaran Perilaku Konsumen termasuk materi pelajaran yang banyak
belum dikuasai oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
materi Perilaku Konsumen masih rendah dan masih perlu ditingkatkan.
Apabila kondisi ini terus-menerus dibiarkan maka mutu pendidikan akan
semakin rendah atau tujuan sekolah tidak tercapai, serta tujuan pendidikan
nasional juga tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan, serta hal ini juga
dapat memperburuk mutu pendidikan yang mana mutu pendidikan itu akan
merosot, serta sumber daya manusia semakin rendah.
Oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses
belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar meningkat, ada
beberapa usaha untuk meningkatkan pembelajaran yang efektif diantaranya adalah
usaha melalui penyempurnaan kurikulum setiap periode waktu tertentu seperti,

manajemen kurikulum, desain pendidikan karakter, mengadakan materi tambahan,
musyawarah guru antar mata pelajaran, menggunakan media pembelajaran yang
cocok, serta menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang sesuai
dengan materi sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan siswa dapat
mencapai hasil yang baik, misalnya dengan menggunakan model pembelajara .
Berdasarkan Berbasis Masalah latar belakang masalah diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perilaku
Konsumen”.

4

1. Hakekat penggunaan model pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan
dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahanpermasalahan. Martimis Yamin (2011:148) menyatakan bahwa Pembelajaran
berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi
kondisi belajar aktif kepada peserta didik dalam dunia nyata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “Model Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah dimulai dari masalah, dan dikembangkan dan

dihubungkan dengan dunia nyata, disini siswa dituntut mencari penyelesaian
masalah secara individual maupun berkelompok”.
a. Mendefenisikan Masalah
Dalam model pembelajaran Berbasis Masalah ini, guru berusaha
memecahkan masalah dengan melalui adanya suatu ketidaknyamanan yang terjadi
dalam diri seseorang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. David
(2013111) mengatakan Mendefenisikan Masalah merupakan “Merumuskan
masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa
menjadi jelas masalah apa yang dikaji”.
Berdasarkan

penjabaran

diatas,

penulis

menyimpulkan

bahwa


“Mendefenisikan Masalah adalah merumuskan masalah dari peristiwa tertentu
yang mengandung isu konflik, dan menyuruh siswa untuk memecahkan masalah
tersebut.
b. Mendiagnosis Masalah
Di dalam model pembelajaran berbasis masalah Mendiagnosis Masalah
adalah didalam sebuah masalah pasti ada sebab akibat yang memunculkan suatu
terjadinya masalah untuk mencari masalah tersebut akan dicari dan dicari faktor
pendorong masalah itu untuk diketahui bagaimana cara menyelesaikannya.Dewey
(2013:110) menyatakan bahwa Mendiagnosis Masalah adalah sebab-sebab
terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor penghambat
maupun pendukung penyelesaian masalah.

5

Berdasarkan pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
“Mendiagnosis Masalah adalah menentukan sebab-sebab terjadinya masalah serta
meninjau masalah secara kritis dan mencari cara untuk menyelesaikan masalah
tersebut”.
C. Merumuskan Alternatif Strategi

Dalam pembelajaran berbasis masalah merumuskan alternatif strategi
adalah suatu tindakan guru dengan melakukan suatu cara dengan menguji siswa
untuk merumuskan pemecahan yang akan dilakukan dalam proses belajar
tersebut. Dewey (2013:110) menyatakan bahwa Merumuskan Alternatif Strategi
adalah menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.
Berdasarkan pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
merumuskan alternatif strategi adalah guru melakukan diskusi dalam kelas
sebagaimana pengetahuan yang dimiliki siswa untuk merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan.
d. Menentukan dan Menerapkan Strategi Pilihan
Dalam pembelajaran berbasis masalah menentukan dan menerapkan
strategi pilihan adalah bagaimana cara untuk melakukan suatu pengambilan
keputusan guru dengan cara apa untuk melakukan pemecahan masalah. David
(2013:111) menyatakan bahwa menentukan dan menerapkan strategi pilihan
adalah pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menentukan dan
menerapkan strategi pilihan adalah menentukan pengambilan keputusan tentang
strategi apa yang akan dilakukan dalam pemecahan masalah.
2. Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen
Belajar merupakan suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau

diubah melalui latihan dan pengalaman pada diri setiap

orang sepanjang

hidupnya. Proses belajar ini terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkunganya. Djamarah (2008:13) berpendapat bahwa “Belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”. Dari penjelasan diatas dapat

6

disimpulkan bahwa “Belajar adalah suatu proses perkembangan hidup manusia
setelah ia belajar sesuatu yang menyebabkan terjadinya lingkah laku”.
Setelah proses belajar mengajar tentu ada terjadi perubahan, perubahan
tersebut disebut hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan kualitatif
individu sehingga tingkah lakunya berkembangan dan dapat di gambarkan dalam
suatu aktifitas dan prestasi. Dimyati dan Mudjiono (2009:3) menyatakan bahwa
“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa “Hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar
mengajar di sekolah maupun di luar sekolah”.
Salah satu pelajaran yang wajib diikuti peserta didik ditingkat MAN
adalah mata pelajaran Ekonomi. Ekonomi adalah ilmu dasar yang menjadi tolak
ukur bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ekonomi
dapat memberikan kemampuan untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah,
memberi keterampilan tinggi dalam berpikir kritis, sistematis dan kreatif untuk
memecahkan masalah.
Murni (2013:1) “Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upayaupaya pengalokasian sumber daya yang tersedia untuk mencapai kepuasan atau
kemakmuran masyarakat”. Sukirno (2010:8) menyatakan bahwa “Ilmu ekonomi
adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas liputannya”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa “Ilmu ekonomi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari dan
menciptakan kemakmuran dengan menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) yang
terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas”. Salah satu
materi pokok yang ada dalam ekonomi adalah perilaku konsumen. Ada beberapa
permasalahan yang penting untuk diujikan di materi perilaku konsumen,
diantaranya adalah : a) Jumlah Kepuasan (Total Utility) b) Marginal Utility (MU),
c) Kurva Indifferensi (Indifference Curve), d) Indifference Map (Peta Kurva
Kepuasan Agama), e) Budged Line (Kurva Garis Anggaran).
a. Jumlah Kepuasan (Total Utility)
Total Utility adalah kepuasan untuk mengonsumsi suatu barang
berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus

7

dikeluarkan. Asfia (2012:106) menyatakan bahwa Total Utility (TU) adalah
jumlah keseluruhan kepuasan utilitas yang diperoleh konsumen dalam
mengonsumsi sejumlah barang tertentu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Total Utility (TU) adalah
manfaat dan memaksimumkan kepuasan ang diperoleh seseorang setelah
mengkonsumsi barang, dari mengkonsumsi barang tersebut akan memperoleh
nilai kegunaan bagi konsumen.
b. Penambahan Nilai Guna (Marginal Utility)
Marginal utility adalah bertambahnya suatu nilai guna karena setiap
bertambahnya suatu barang yang akan dikonsumsi akan meningkatkan kepuasan
bagi para konsumen. Prathama (2006:74) menyatakan bahwa Marginal Utility
(MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi
sebanyak satu unit barang.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa Marginal
Utility (MU) adalah kepuasan yang diperoleh oleh konsumen setelah
mengkonsumsi lebih dari satu unit barang dan jasa / kepuasan yang di dapatkan
saat menambah jumlah barang yang dikonsumsi.
c. Kurva Indifferensi (Indifference Curve)
Kurva

indifferen

(Indifference

Curve)

adalah

suatu

garis

yang

menghubungkan titik-titik kombinasi dari dua macam barang konsumsi yang
dapat memberikan kepuasan sama. Wilson (2007:59) menyatakan bahwa Kurva
Indifferensi (Indifference Curve) adalah gabungan dari dua barang yang
dikonsumsi mempunyai kepuasan sama.
Dari pendapat diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa Kurva
Indifferensi (Indifference Curve) adalah kegunaan atau gabungan dari dua barang
atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memiliki tingkat kepuasan yang
sama.
d. Indifference Map (Kurva Kepuasan Sama)
Indifference Map (Kurva Kepuasan Sama) adalah titik A mempunyai
kombinasi 6 unit roti dan 4 unit baju, yang akan memberikan kepuasan sama jika
mengkonsumsi 2 unit roti dan 8 unit baju (titik B), baik mengambil kombinasi A
atau B konsumen akan mendapatkan tingkat kepuasan yang sama. Mandala

8

(2006:78) menyatakan bahwa Indifference Map (Kurva Kepuasan Sama) adalah
suatu kurva indifferensi atau sekumpulan kurva indifferensi.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan Indifference Map (Kurva
Kepuasan Sama) adalah kombinasi barang X dan Y dapat digambarkan dengan
adanya kumpulan kurva indifferensi atau gabungan dari kombinasi barang X dan
Y akan terlihat setelah adanya kurva indifferensi.
e. Kurva Garis Anggaran (Budget Line)
Kurva Garis Anggaran (Budget Line) adalah jumlah uang yang dimiliki
konsumen untuk berbagai kombinasi X dan Y dari masing-masing barang yang
dikonsumsi. Wawan (2005:316) menyatakan bahwa Kurva Garis Anggaran
(Budget Line) adalah menggambarkan semua kombinasi barang-barang yang
dapat dibeli oleh seorang konsumen pada tingkat pendapatan harga tertentu dari
masing-masing barang.
Dari pendapat diatas penulis menarik kesimpulan bahwa Kurva Garis
Anggaran (Budget Line) adalah Menggambarkan kombinasi barang-barang yang
akan dikonsumsi dari harga dari barang-barang tersebut memiliki harga yang
berbeda-beda.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di MAN SIABU. Kepala Sekolah Bapak Drs
H. Pangurabahan Nasution M.Pd, dan guru mata pelajaran ekonomi kelas X yaitu
Ibu Siti Ramlah S.Pd. Adapun waktu penelitian ini direncanakan dapat selesai
kurang lebih 3 bulan yaitu mulai bulan Oktober sampai Desember 2016.
Ulber (2011:12) berpendapat bahwa “Metode penelitian merupakan cara
dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah
tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi
atas masalah tersebut”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2011:303) “Eksperimen dapat
dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah
memakai system baru (before after) atau dengan membandingkan dengan
kelompok yang tetap menggunakan sistem lama”. Toha (2009:42) menyatakan
bahwa “Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individuindividu yang karakteristiknya ingin kita ketahui”.

9

Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik sampling acak (random sampling), yaitu sampel yang ditetapkan
adalah 37 dan 32 orang, yang diambil dari kelas X-6 dan X-7 dari 284 orang dari
seluruh siswa dikelas X MAN.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian maka perlu
dilakukan

penyusunan

suatu

instrumen

penelitian.

Sebagaimana

yang

diungkapkan oleh Darmadi (2013:81) bahwa “Instrumen adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi dan
tes. Instrumen adalah alat bantu bagi peneliti untuk memperoleh imformasi dan
mengumpulkan data tentang kedua variabel yaitu model pembelajaran Berbasis
Masalah sebagai variabel bebas (variabel X) menggunakan observasi sedangkan
hasil belajar siswa pada materi Perilaku Konsumen variabel terikat (variabel Y)
menggunakan tes.
Hal ini sejalan dengan pendapat Nijar (2009:27) berpendapat bahwa
“Observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun langsung atau melihat
langsung ke lapangan (laboratorium) tahapan objek yang diteliti”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan
dimana seorang melakukan suatu pengamatan dengan terjun langsung ke lapangan
untuk melihat lebih dekat objek yang akan diteliti.
Tes adalah seperangkat pertanyaan yang diberikan kepada responden
dimana dengan memberikan pertanyaan tersebut dapat mengukur sejauh mana
pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan. Arikunto (2010:150)
berpendapat bahwa “Tes serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Berdasarkan pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
tes yaitu alat pengukur berupa serangkaian pertanyaan yang digunakan secara luas
untuk mengetahui atau mengukur keterampilan pengetahuan dan kemampuan.
Tes yang dibuat masing-masing berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal
dengan option a, b, c, d, dan e. Apabila soal bisa di jawab dengan “benar” diberi

10

skor 1 dan apabila jawaban “salah” diberi skor 0. Sedangkan nilai yang mungkin
dicapai siswa adalah 0 – 100.

C. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari data observasi yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran Ekonomi Penggunaan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Di Kelas X MAN SIABU diperoleh skor rata-rata 3,25, jika
dikonsultasikan dengan kriteria penilaian maka nilai rata-rata tersebut berada pada
kategori “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti yang melakukan langkahlangkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan langkah-langkah
yang diterapkan oleh para ahli.
Berikut akan dijelaskan perolehan tiap-tiap indikator dari perolehan nilai
rata-rata tersebut melalui tabel di bawah ini :
Tabel 1
Nilai Rata-Rata Tingkat Pencapaian Tiap Indikator Pada Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Kelas X MAN SIABU
No
Nilai RataIndikator
Rata Skor
1
Mendefenisikan Masalah
3,0
2
Mendiagnosis Masalah
3,2
3
Merumuskan Alternatif Strategi
3,2
4
Menentukan Dan Menerapkan Strategi Pilihan
3,6
Jumlah
13
Rata-Rata Skor
3,25
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada variabel hasil belajar
siswa materi perilaku konsumen di kelas X MAN SIABU diperoleh nilai rata-rata
79,28 jika dikonsultasikan dengan kriteria penilaian maka nilai rata-rata tersebut
berada pada kategori “Baik”. Sedangkan nilai yang diperoleh siswa terendah
adalah 60 sampai nilai tertinggi adalah 100 dan nilai yang mungkin dicapai siswa
adalah 0 – 100. Apabila nilai rata-rata 79,28 dibandingkan dengan nilai teoritisnya
50 maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi
Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU berada di atas nilai tengah
teoritisnya.

11

Berikut akan dijelaskan peroleh tiap-tiap indikator dari pencapaian nilai
rata-rata pada tabel berikut :

Tabel 2
Rata-Rata Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Ekonomi Materi Perilaku
Konsumen Di Kelas X MAN SIABU
No
Indikator
Rata-Rata
Kriteria
1. Total Utility (TU)
84,05
Sangat Baik
2.
3.
4.
5.

Marginal Utility (MU)
Indifference Curve
Indifference Map (Peta Kurva Kepuasan
Sama)
Budget Line (Kurva Garis Anggaran)

80,07
72,46
75,72

Sangat Baik
Baik
Baik

89,49

Sangat
Baik

Dari hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa “Terdapat Pengaruh
Yang Signifikan Antara Model Pembelajaran Berbasia Masalah terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU”. Hal
ini terbukti dengan diperolehnya nilai thitung sebesar 11,90 sedangkan ttabel pada taraf
kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan 5% dengan derajat kebebasan (dk) =
N – 1 = 69 – 1 = 68 diperoleh t tabel sebesar 1,66. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (11,90 > 1,66).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis
alternatif yang ditegakkan pada penelitian ini dapat diterima atau disetujui.
Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara Penggunaan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU.
D. PEMBAHASAN
Merujuk pada pengertian Model pembelajaran Berbasis Masalah menurut
Martimis Yamin (2011:148) adalah “Salah satu model pembelajaran inovatif yang
memberi kondisi belajar aktif kepada peserta didik dalam dunia nyata.” Perolehan
nilai penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Di Kelas X MAN
SIABU adalah 3,25. Jika dikonsultasikan pada kriteria penilaian pada BAB III
Tabel 8 berada pada kategori “Baik”. Artinya guru sudah berhasil menerapkan

12

penggunaan model pembelajaran Berbasis Masalah dalam proses belajar, sesuai
dengan langkah-langkahnya pada materi perilaku Konsumen.
Hasil belajar adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang lebih
baik yang diperlihatkan oleh siswa setelah mengalami belajar tertentu. Susanto
(2013:5) menyatakan “Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu”.
Perolehan nilai hasil belajar ekonomi materi perilaku Konsumen Di Kelas X
MAN SIABU sebelum menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
mencapai nilai rata-rata 66,81 Jika dikonsultasikan pada kriteria penilaian pada
Tabel 8 BAB III berada pada kategori “Cukup”. Artinya siswa sudah mulai
memahami materi pertumbuhan ekonomi.
Perolehan nilai hasil belajar ekonomi materi perilaku Konsumen Di Kelas
X MAN SIABU sesudah menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
adalah 79,28. Jika dikonsultasikan dengan kriteria penilaian Tabel 8 BAB III
berada pada kategori “Baik”. Artinya siswa sudah memahami materi perilaku
Konsumen.
E. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menarik beberapa
kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengumpulan data. Adapun kesimpulan
tersebut sebagai berikut :
a) Berdasarkan

penilaian

dari

observer

terhadap

Penggunaan

Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Di Kelas X MAN SIABU diperoleh nilai
rata-rata sebesar 3,25 dan berada pada kategori “Baik”. Artinya peneliti
melakukan kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan langkahlangkah kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah.
b) Berdasarkan perhitungan rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU sebelum menggunakan model
pembelajaran Berbasis Masalah diperoleh nilai rata-rata 66,81. Jika
dikonsultasikan pada Tabel 8 BAB III, maka nilai tersebut masuk pada
kategori “Cukup”. Artinya siswa belum menguasai materi perilaku Konsumen
secara baik atau sesuai yang diharapkan oleh KKM. Sedangkan perhitungan

13

rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X
MAN SIABU sesudah menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,28 berada pada kategori “Baik”. Artinya
peneliti melakukan kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan
langkah-langkah kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah.
c)

Berdasarkan hasil perhitungan Uji ttes yang dilakukan diperoleh thitung sebesar
11,90 sedangkan ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan
5% dengan derajat kebebasan (dk) = N – 1 = 69 – 1 = 68 diperoleh ttabel
sebesar 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai thitung lebih besar
dari nilai ttabel (11,90 > 1,66). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang ditegakkan pada penelitian ini
dapat diterima atau disetujui kebenarannya. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X
MAN SIABU.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.
Kurniasih dan Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Peningkatkan Profesionalisme Guru. Kata Pena
Maolani dan Cahyana. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Makro. Bandung: PT. Refika Aditama.
Hermawan,wawan. 2005. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja
Pressindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
. 2014. Metode Penelitian Kombinasi ( Mixed Methods). Bandung :
Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana

14

Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
_________. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Tim Penyususn buku pedoman. 2016. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:
STKIP Tapanuli Selatan.
Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.