Analisis Lokasi Pasar Hewan Siborongborong Dalam Pengembangan Sub Sektor Peternakan Di Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Siborongborong sebagai lokasi pasar hewan di
Kabupaten Tapanuli Utara.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Pebruari sampai dengan bulan
April 2012.

3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder tahun 2007 – 2010. Data primer diperoleh langsung dari lapangan yang
dikumpulkan melalui wawancara dengan responden yang merupakan key informan,
yaitu masyarakat yang bermukim di sekitar pasar hewan Siborongborong. Responden
ditentukan sebanyak 10 orang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
dari instansi terkait, yaitu: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, Dinas
Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara, Kantor Camat Siborongborong, serta
dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara :


Universitas Sumatera Utara

1. Observasi dan wawancara
Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan juga wawancara dengan
masyarakat sekitar dan pedagang di pasar hewan Siborongborong.
2. Studi dokumentasi
Dengan mengkaji dokumen-dokumen yang relevan dengan objek yang diteliti.

3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan pertama yaitu
untuk mengetahui posisi subsektor peternakan dalam basis ekonomi Kabupaten
Tapanuli Utara adalah metode kuantitatif dengan menggunakan analisis Location
Quotient (LQ). Metode LQ sebagai salah satu pendektan model ekonomi basis dapat
digunakan sebagai salah satu alat analisis untuk mengidentifikasi penyebaran
komoditas unggulan. Rumus yang dipakai adalah (Tarigan, 2009):
���
��
���


LQ = ��

Di mana :

pi = total produksi sub sektor komoditas i pada tingkat kabupaten
pt = produksi komoditas i pada tingkat kabupaten
Pi = total produksi sub sektor komoditas i pada tingkat provinsi
Pt = produksi komoditas i pada tingkat provinsi
Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga kriteria yaitu :

Universitas Sumatera Utara

- LQ > 1, menunjukan komoditas tersebut menjadi basis atau menjadi sumber
pertumbuhan. Komoditas memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak
saja memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat
diekspor ke luar wilayah.
- LQ = 1, menunjukan komoditas termasuk non basis, tidak memiliki keunggulan
komparatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah
sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
- LQ < 1, menunjukan komoditas non basis. Produksi komoditas di suatu wilayah

tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau
impor dari luar.
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan kedua
yaitu untuk mengetahui fungsi pasar hewan Siborongborong terhadap pengembangan
subsektor peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara, dilakukan melalui model
gravitasi, dengan rumus sebagai berikut (Suwarjoko dalam Sabana, 2007):
I 1,2 = a (P 1 )(P 2 ) / Jb 1,2
Keterangan:
I 1,2

= interaksi dalam wilayah 1 dan 2

P1

= populasi wilayah 1

P2

= populasi wilayah 2


J 1,2 = jarak atau waktu tempuh wilayah 1 dan 2
a

= konstanta yang nilainya 1

b

= konstanta yang nilainya 2.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara terletak di wilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara
berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi dan
kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong datar
(3,16 persen), landai (26,86 persen), miring (25,63 persen) dan terjal (44,35 persen).

Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 10 20’ - 20 41’ Lintang Utara
dan 98005’–99016’ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis, Kabupaten Tapanuli
Utara berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu, disebelah Utara dengan
Kabupaten Toba Samosir di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan
Batu, disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan disebelah
Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.
Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 Km2 terdiri dari
luas dataran 3.793,71 Km2 dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km2. Dari 15
kecamatan yang ada, kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara adalah
Kecamatan Garoga sekitar 567,58 Km2 atau 14,96 persen dari luas Kabupaten, dan
kecamatan yang terkecil luasnya yaitu Kecamatan Muara sekitar 79,75 Km2 atau
2,10 persen.

Universitas Sumatera Utara

Psr Hewan

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Siborongborong merupakan salah satu dari 15 kecamatan yang

ada di Kabupaten Tapanuli Utara, dengan luas wilayah. ± 279,91 km². Kecamatan
Siborongborong berada pada ketinggian rata-rata 1.365 m di atas permukaan laut
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
-

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sipahutar dan Kab. Toba Samosir

-

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagaran.

-

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan dan
Kab. Toba Samosir

-

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sipoholon.
Secara


administratif,

kecamatan

Siborongborong

terdiri

dari

21

desa/kelurahan. Luas Kecamatan Siborongborong berdasarkan desa adalah sebagai
berikut (Tabel 4.2). Dari 21 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Siborongborong,
desa yang paling luas adalah Desa Pohan Julu dengan luas wilayah 31,5 Km2 atau
11,25 persen dari luas kecamatan, dan desa yang terkecil luasnya yaitu Desa
Sitabotabo Toruan denga luas desa 4,43 Km2 atau 1,58 persen

4.2. Populasi Ternak dan Produksi Daging

Sebagai daerah pertanian, di Kabupaten Tapanuli Utara juga terdapat
sejumlah ternak, baik ternak besar, kecil dan unggas. Dalam penelitian ini akan
diuraikan mengenai ternak besar, yang terdiri dari sapi, kerbau dan kuda. Pada
umumnya para petani memiliki ternak, baik besar maupun kecil dan unggas yang
dipelihara dengan system tradisional. Khusus untuk ternak besar, seperti kerbau,

Universitas Sumatera Utara

sangat banyak digunakan untuk membantu dalam usahatani, sehingga jenis ternak
kerbau yang pada umumnya banyak dipelihara oleh masyarakat.
Tabel 4.1. Populasi Ternak Besar di Kabupaten Tapanuli Utara
No.

Kecamatan

1
2
3
4
5

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Parmonangan
Adian Koting
Sipoholon
Tarutung
Siatas Barita
Pahae Julu
Pahae Jae
Purbatua
Simangumban

Pangaribuan
Garoga
Sipahutar
Siborongborong
Pagaran
Muara
Jumlah

2007
1,733
1,223
1,460
1,430
946
886
381
742
372
1,381
665

1,484
3,928
1,408
1,100
19,139

Jumlah Ternak Besar (ekor)
2008
2009
1,723
1,714
1,196
1,207
1,435
1,449
1,431
1,445
933
942
885
814
385
381
749
756
366
369
1,393
1,393
660
662
1,510
1,525
3,806
3,874
1,422
1,436
1,077
1,077
18,971
19,044

2010
1,708
1,209
1,450
1,444
945
816
385
753
368
1,398
663
1,538
3,871
1,449
1,070
19,067

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka, 2009 s/d 2011.
Data tersebut menunjukkan bahwa populasi ternak besar di Kabupaten
Tapanuli Utara berfluktuasi, namun pada tahun 2010 menunjukkan peningkatan.
Populasi ternak yang paling banyak setiap tahun terdapat di Kecamatan
Siborongborong, kemudian di Kecamatan Parmonangan. Sedangkan populasi ternak
yang paling rendah terdapat di Kecamatan Simangumban dan Pahae Jae. Pada
umumnya jenis ternak besar yang dipelihara oleh masyarakat adalah kerbau,
kemudian sapi dan kuda, sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2. Populasi Ternak Besar Berdasarkan Jenisnya
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kecamatan
Parmonangan
Adian Koting
Sipoholon
Tarutung
Siatas Barita
Pahae Julu
Pahae Jae
Purbatua
Simangumban
Pangaribuan
Garoga
Sipahutar
Siborongborong
Pagaran
Muara
Jumlah

2007
328
59
73
15
13
94
57
27
33
466
145
24
386
26
418
2,164

Sapi (ekor)
2008
2009
334
321
62
62
74
74
16
16
13
13
88
88
58
58
27
27
31
31
468
459
146
145
26
26
388
369
43
43
419
418
2193
2150

2010
2007
318 1245
62 1124
75 1367
15 1400
13
923
86
772
59
324
27
715
31
314
450
915
145
412
24 1460
367 3196
43 1345
416
620
2131 16132

Kerbau (ekor)
Kuda (ekor)
2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010
1245 1257 1270 160 144 136 120
1102 1113 1115
40
32
32
32
1352 1366 1368
20
9
9
7
1405 1419 1421
15
10
10
8
916
925
928
10
4
4
4
769
698
705
20
28
28
25
327
323
326
0
0
0
0
722
729
726
0
0
0
0
317
320
319
25
18
18
18
925
934
948
0
0
0
0
416
420
424 108
98
97
94
1484 1499 1514
0
0
0
0
3204 3297 3302 346 214 208 202
1358 1372 1385
37
21
21
21
626
632
630
62
32
27
24
16168 16304 16381 843 610 590 555

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka, 2009 s/d 2011.

Universitas Sumatera Utara

Sapi

16.132

Kerbau

16.168

2193

2.164
843

2007

Kuda

16.381

16.304

2150
610

2008

2131
590

555

2009

2010

Gambar 4.2. Perkembangan Populasi Ternak Besar di Kab. Tapanuli Utara

Selain digunakan untuk membantu petani dalam usahatani, ternak besar juga
dibutuhkan untuk keperluan adat, khususnya kerbau dan sapi. Hal ini mungkin
merupakan salah satu alasan masyarakat lebih banyak yang memelihara ternak
kerbau. Oleh karena adanya kebutuhan akan ternak bersar, khususnya kerbau, baik
untuk kebutuhan pertanian maupun kebutuhan adat, maka di Kecamatan
Siborongborong didirikan pasar hewan sebagai tempat transaksi ternak bersar,
khususnya kerbau.
Pasar

hewan

Siborongborong

berada

di

Desa

Siaro

Kecamatan

Siborongborong dengan jarak sekitar 1,5 km dari pusat kota Siborongborong, dengan

Universitas Sumatera Utara

luas lahan sekitar 1 ha. Pada awalnya keberadaan pasar hewan Siborongborong
tumbuh bersamaan dengan pasar tradisional untuk kebutuhan pokok masyarakat.
Pasar hewan Siborongborong dikelola oleh Pemda Taput mulai tahun 1995,
pembangunan sarana fisik pasar dilakukan pada tahun 2005 dan 2009. Aktivitas jual
beli di pasar hewan siborongborong adalah 1 kali dalam 1 minggu yaitu setiap hari
Selasa yang dimulai dari pukul 7 pagi sampai dengan pukul 14 siang.
Pasar Hewan Siborongborong adalah merupakan satu-satunya pasar hewan
yang dikelola oleh Pemda Taput. Pada umumnya ternak yang diperjual belikan di
pasar hewan ini adalah ternak kerbau dan sapi namun lebih dominan ternak kerbau.
Pedagang dan pembeli yang datang ke pasar hewan Siborongborong berasal dari
Kabupaten Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan bahkan dari
Kabupaten Simalungun. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa dari aktivitas
jual beli ternak, umumnya pola pertukaran ternak adalah :
-

Pedagang yang berasal dari Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten
Simalungun membawa ternak ke pasar hewan Siborongborong adalah ternak
untuk potong, kemudian mereka membeli anak ternak untuk di bawa ke
Kabupaten Humbang Hasundutan dan Simalungun.

-

Pedagang yang berasal dari Kabupaten Toba Samosir membawa ternak ke
pasar hewan Siborongborong adalah ternak induk dan anak.

-

Padagang dari Kabupaten Tapanuli Utara membawa dan membeli anak, induk
dan potong.

Universitas Sumatera Utara

Transaksi jual beli yang terjadi di pasar hewan Siborongborong pada
umumnya adalah antar toke, tanda jadi dengan uang muka yang pelunasannya
beberapa

minggu

berikutnya

dan

bahkan

ada

transaksi

dengan

hanya

mempertukarkan ternak dengan ternak.
Selanjutnya, produksi daging di Kabupaten Tapanuli Utara selama lima tahun
terakhir dapat dilihat sebagai berikut:
Produksi Daging (kg)
1.152.574

1.168.347

1.200.000
951.307

982.248

993.662

2008

2009

2010

1.000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
0
2006

2007

Gambar 4.3. Produksi Daging di Kabupaten Tapanuli Utara, 2006 – 2010

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa produksi daging di Kabupaten
Tapanuli Utara mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2006, walaupun
sejak tahun 2009 telah menunjukkan peningkatan. Hal ini berhubungan dengan
konsumsi daging per kapita oleh masyarakat Tapanuli Utara yang masih tergolong
rendah (masih dibawah 5 kg perkapita), sebagaimana disajikan pada diagram berikut.

Universitas Sumatera Utara

Konsumsi Daging/Kapita (kg)
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0

4,37

4,49

4,45

4,52

3,15

2006

2007

2008

2009

2010

Gambar 4.4. Konsumsi Daging Perkapita di Kabupaten Tapanuli Utara, 2006 – 2010

4.3. Analisis Data dan Pembahasan
4.3.1. Posisi Subsektor Peternakan Dalam Perekonomian Kabupaten Tapanuli
Utara
Struktur perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat dari kontribusi
lapangan usaha (sektor) terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara, sebagaimana
disajikan pada Tabel 4.3. Berdasarkan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara tersebut
diketahui bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi yang terbesar (diatas 50%)
terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara setiap tahun. Hal ini berarti bahwa
struktur perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara adalah berbasis pertanian. Sektor
pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu: tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Pada umumnya pengusahaan
keempat sub sektor di bidang pertanian masih dilakukan secara tradisional.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2010 (Juta Rp)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Lembaga keuangan, Persewaan,
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Total

2007
757,216.73
1,073.11
30,885.04
10,461.73
87,999.28
182,265.22
52,992.49
49,848.00

2008
790,550.34
1,120.22
32,351.41
11,053.19
95,428.83
192,402.73
55,241.51
50,671.62

2009
819,379.08
1,183.67
33,074.94
11,640.06
101,164.95
202,816.34
58,286.85
51,629.97

2010
856,514.42
1,247.31
34,367.81
12,343.36
107,132.05
215,564.67
61,400.54
53,401.31

205,003.16
1,377,744.76

228,061.40
1,456,881.25

250,220.67
1,529,396.54

272,400.59
1,614,372.07

Sumber: Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka, 2009 s/d 2011.

Secara khusus sub sektor peternakan memberikan kontribusi di bawah 5%
terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara, sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Kontribusi Sub Sektor Pertenakan terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli
Utara
No.
1
2
3
4
5

1
2
3
4
5

Sub Sektor
Tanaman Bahan Makanan
Tanaman Perkebunan
Peternakan
Kehutanan
Perikanan
Total (Pertanian)
PDRB Taput
Prosentase terhadap PDRB Taput
Tanaman Bahan Makanan
Tanaman Perkebunan
Peternakan
Kehutanan
Perikanan

2007
412,452.45
264,500.61
56,664.07
13,443.33
10,156.27
757,216.73
1,377,744.76

2008
430,422.96
274,849.20
60,590.02
13,877.55
10,810.62
790,550.34
1,456,881.25

2009
444,531.80
285,984.82
62,857.67
14,608.70
11,396.09
819,379.08
1,529,396.54

2010
462,867.05
300,086.54
65,895.01
15,652.27
12,013.55
856,514.42
1,614,372.07

29.94
19.20
4.11
0.98
0.74

29.54
18.87
4.16
0.95
0.74

29.07
18.70
4.11
0.96
0.75

28.67
18.59
4.08
0.97
0.74

Sumber: PDRB Kabupaten Tapanuli Utara, 2009 s/d 2011.

Universitas Sumatera Utara

Data tersebut menunjukkan bahwa sub sektor peternakan menempati posisi
ketiga dalam pembentukan PRDB sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara.
Dengan demikian bahwa sektor peternakan memiliki peran cukup penting dalam
perekonomian petani Kabupaten Tapanuli Utara.
0,97 0,74

(%)

4,08
Tan. B Makanan
18,59

28,67

Tan. Perkebunan
Peternakan
Kehutanan
Perikanan

Gambar 4.5. Konstribusi Sub Sektor Pertanian Terhadap PDRB Tapanuli Utara,
2010

Untuk mengeahui posisi sektor maupun sub sektor dalam perekonomian suatu
daerah dapat dilakukan dengan metode LQ. Untuk analisis diperlukan data PDRB
Sumatera Utara, sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5. PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2007-2010 (Milyar Rp)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Lembaga keuangan, Persewaan,
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Total

2007
23,856.15
1,229.05
23,615.20
739.92
6,559.30
18,386.28

2008
25,300.64
1,304.35
24,305.23
772.94
7,090.65
19,515.52

2009
26,526.92
1,322.98
24,977.11
816.00
7,554.36
20,575.43

2010
27,875.20
1,400.65
26,105.21
873.64
8,066.15
21,914.84

9,076.56
6,720.62

9,883.24
7,179.84

10,630.44
7,939.21

11,633.90
8,795.15

9,609.20
99,085.67

10,519.96
106,172.36

11,216.75
111,559.22

11,976.16
118,640.90

Sumber: Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka, 2009 s/d 2011.
Analisis LQ lapangan usaha (sektor) di Kabupaten Tapanuli Utara disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 4.6. Analisis LQ Sektoral di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2007-2010
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Lembaga keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan
Jasa-jasa

2007
2.2990
0.0632
0.0947
1.0241
0.9717
0.7180
0.4229
0.5372

2008
2.2707
0.0624
0.0967
1.0392
0.9780
0.7165
0.4062
0.5129

2009
2.2531
0.0653
0.0966
1.0405
0.9768
0.7190
0.3999
0.4744

2010
2.2581
0.0654
0.0968
1.0383
0.9761
0.7229
0.3879
0.4462

1.5453

1.5754

1.6272

1.6716

Hasil perhitungan LQ menunjukkan terdapat nilai LQ setiap tahun > 1 pada
tiga lapangan usaha, yaitu pertanian, jasa-jasa dan listrik, gas dan air bersih. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

berarti bahwa ketiga sektor lapangan usaha tersebut menjadi basis atau menjadi
sumber pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara, dimana yang paling
besar adalah sektor pertanian. Ketiga komoditas tersebut memiliki keunggulan
komparatif, hasilnya tidak saja memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan
tetapi juga dapat di ekspor ke luar wilayah.
Selanjutnya dalam penelitian ini dilakukan perhitungan LQ sub sektor
peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara untuk mengetahui peranan sub sector
peternakan terhadap perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara, sebagai berikut:
Tabel 4.7. Analisis LQ Sub Sektor Peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara
Uraian
PDRB Sub Sektor Peternakan Taput (Rp
Juta)
PDRB Taput (Rp Juta)
PDRB Sub Sektor Peternakan Sumut (Rp
Milyar)
PDRB Sumut (Rp Milyar)
pi/pt
Pi/Pt
LQ

2007

2008

2009

2010

56,664.07
1,377,744.76
2,503.27

60,590.02
1,456,881.25
2,616.00

62,857.67
1,529,396.54
2,731.00

65,895.01
1,614,372.07
2,852.00

99,085.67
0.0411
0.0253
1.6280

106,172.36
0.0416
0.0246
1.6879

111,559.22
0.0411
0.0245
1.6789

118,640.90
0.0408
0.0240
1.6980

Hasil perhitungan LQ menunjukkan bahwa nilai LQ setiap tahun > 1, hal ini
berarti bahwa sub sector peternakan menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan
perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara. Sektor peternakan memiliki keunggulan
komparatif, hasilnya tidak saja memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan
tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah. Dibandingkan dengan LQ sektor jasa-jasa
dan listrik, gas dan air bersih, ternyata nilai LQ sub sektor peternakan lebih tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian bahwa posisi sub sektor peternakan dalam perekonomian
Kabupaten Tapanuli Utara adalah cukup besar. Sebagai basis perekonomian, maka
sub sektor peternakan akan berperan penting dalam pengembangan wilayah, oleh
karena itu sub sektor peternakan dapat dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Utara.

4.3.2. Fungsi Pasar Hewan Siborongborong Terhadap
Subsektor Peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara

Pengembangan

Analisis fungsi pasar hewan Siborongborong terhadap pengembangan
subsektor peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara dilakukan melalui model gravitasi
yang menunjukkan daya tarik suatu wilayah terhadap daerah lain. Dalam hal ini yang
dianalisis adalah daya tarik pasar hewan Siborongborong terhadap daerah (kecamatan
di Kabupaten Tapanuli Utara), khususnya dalam pemasaran hewan. Analisis
dilakukan dengan membandingkan populasi ternak pada setiap kecamatan dengan
jarak antar ibu kota kecamatan (Lampiran 5).
Hasil perhitungan Model Gravitasi (Tabel 4.8.) menunjukkan nilai indeks
gravitasi tertinggi dengan Kecamatan Siborongborong adalah Kecamatan Pagaran
dan Sipoholon menunjukkan nilai gravitasi tertinggi. Tingginya nilai indeks gravitasi
Kecamatan Pagaran dan Kecamatan Sipoholon tersebut menunjukkan bahwa
Kecamatan Pagaran dan Kecamatan Sipoholon adalah dua daerah yang memiliki
keeratan hubungan dengan Kecamatan Siborongborong dibanding dengan kecamatan
lain di Kabupaten Tapanuli Utara karena Kecamatan Pagaran dan Sipoholon adalah
dua daerah yang langsung berbatasan dengan Siborongborong (lihat Gambar 4.6).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8. Indeks Gravitasi Interaksi Ruang Total antar Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O

Kecamatan
Muara
Siborong-borong
Pagaran
Parmonangan
Sipoholon
Sipahutar
Siatas Barita
Pangaribuan
Tarutung
Garoga
Pahae Julu
Adian Koting
Pahae Jae
Purbatua
Simangumban

A
19.94
10.38
3.05
2.97
2.45
1.42
1.36
1.88
0.45
0.72
0.82
0.35
0.38
0.26

B
19.94
88,524.90
10,436.25
22,552.64
20,384.28
7,662.18
5,787.03
11,362.33
1,108.37
2,437.30
2,849.03
615.93
1,004.81
427.73

C
D
10.38
3.05
88,524.90 10,436.25
7,784.91
7,784.91
10,781.16 8,342.29
4,445.46 2,440.24
2,264.56 1,698.14
1,669.82 1,330.71
4,771.80 5,431.10
330.80
272.70
900.29 1,110.92
1,276.89 2,720.64
224.94
283.75
364.93
453.91
154.28
192.71

E

F
G
H
2.97
2.45
1.42
1.36
22,552.64 20,384.28 7,662.18 5,787.03
10,781.16 4,445.46 2,264.56 1,669.82
8,342.29 2,440.24 1,698.14 1,330.71
7,416.96 7,122.74 3,179.45
7,416.96
16,876.88 11,676.26
7,122.74 16,876.88
10,513.03
3,179.45 11,676.26 10,513.03
40,166.20 7,080.87 11,359.99 4,334.82
431.70 1,009.63
556.29 1,805.10
2,302.26 2,058.75 3,172.71 3,347.60
2,927.70 1,441.96 1,521.80 1,405.32
419.49
458.93
478.30
816.16
641.67
729.28
684.18 1,283.38
259.57
296.65
269.08
501.47

I

J
K
L
M
N
O
Total
1.88
0.45
0.72
0.82
0.35
0.38
0.26
46.43
11,362.33 1,108.37 2,437.30 2,849.03
615.93 1,004.81
427.73 175,172.70
4,771.80
330.80
900.29 1,276.89
224.94
364.93
154.28 123,505.10
5,431.10
272.70 1,110.92 2,720.64
283.75
453.91
192.71 42,501.32
40,166.20
431.70 2,302.26 2,927.70
419.49
641.67
259.57 106,546.82
7,080.87 1,009.63 2,058.75 1,441.96
458.93
729.28
296.65 76,318.59
11,359.99
556.29 3,172.71 1,521.80
478.30
684.18
269.08 64,181.27
4,334.82 1,805.10 3,347.60 1,405.32
816.16 1,283.38
501.47 47,651.51
485.20 4,649.13 4,775.49
640.13
918.85
364.92 96,342.71
485.20
364.23
257.71
168.68
313.43
146.57
7,250.88
4,649.13
364.23
3,254.76 1,721.24 1,772.25
583.78 27,675.94
4,775.49
257.71 3,254.76
745.34 1,051.09
413.30 24,641.84
640.13
168.68 1,721.24
745.34
10,639.34 1,655.87 18,868.45
918.85
313.43 1,772.25 1,051.09 10,639.34
3,266.81 23,124.32
364.92
146.57
583.78
413.30 1,655.87 3,266.81
8,532.99

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.6. Peta Indeks Gravitasi Total

Universitas Sumatera Utara

Selain dengan kedua kecamatan tersebut, Kecamatan Siborongborong juga
memiliki nilai indeks gravitasi yang lebih tinggi yaitu dengan Kecamatan Muara,
Kecamatan Parmonangan dan Kecamatan Sipahutar sangat relevan karena memang
kedua daerah tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Siborongborong. Hal
ini berarti bahwa keeratan hubungan daerah-daerah tersebut dengan Kecamatan
Siborongborong lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain. Keeratan ini juga
diperlihatkan adanya mobilitas sumber-sumber ekonomi, dalam hal ini ternak, baik
kerbau maupun sapi kedua daerah ke Kecamatan Siborongborong atau sebaliknya.
Bagi daerah-daerah di sekitarnya Kecamatan Siborongborong memiliki daya
tarik tersendiri dengan adanya pasar hewan di Siborongborong yang merupakan satusatunya di Kabupaten Tapanuli Utara. Daya tarik ini juga datang dari daerah yang
berbatasan langsung dengan Kecamatan Siborongborong, seperti Kecamatan Dolok
Sanggul di Kab. Humbang Hasundutan dan Kecamatan Balige di Kab. Toba Samosir.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa untuk masing-masing ternak besar,
yaitu sapi, kerbau dan kuda, Kecamatan Siborongborong memiliki indeks gravitasi
tertinggi dengan sebagian besar kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk
ternak sapi, dan kerbau Kecamatan Siborongborong memiliki indeks gravitasi
tertinggi dengan semua kecamatan, kecuali tiga kecamatan, yaitu Pahae Jae, Purbatua
dan Simangumban. Untuk ternak kuda, Kecamatan Siborongborong memiliki indeks
gravitasi tertinggi dengan 10 kecamatan, yaitu Muara. Pagaran, Parmonangan,
Sipoholon, Siatas Barita, Tarutung, garoga, Pahae Julu, Adian Koting, dan
Simangumban (Tabel 4.9 s/d Tabel 4.11).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9. Indeks Gravitasi Interaksi Ruang Ternak Sapi antar Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O

Kecamatan
Muara
Siborong-borong
Pagaran
Parmonangan
Sipoholon
Sipahutar
Siatas Barita
Pangaribuan
Tarutung
Garoga
Pahae Julu
Adian Koting
Pahae Jae
Purbatua
Simangumban

A

B
1.58
1.58
0.28
0.37
0.12
0.05
0.03
0.26
0.03
0.04
0.04
0.03
0.02
0.01
0.01

137.09
101.39
60.87
16.60
5.50
97.21
6.16
12.65
13.40
7.62
4.93
1.88
1.88

C
0.28
137.09
21.01
8.08
1.01
0.45
7.79
0.72
1.05
1.38
0.95
0.50
0.19
0.19

D
0.37
101.39
21.01
30.32
2.68
1.64
30.09
3.96
4.19
8.23
9.80
3.06
1.14
1.14

E

F

0.12
60.87
8.08
30.32

0.05
16.60
1.01
2.68
0.56

0.56
0.47
4.94
2.01
0.46
1.17
0.72
0.31
0.11
0.11

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

G
0.03
5.50
0.45
1.64
0.47
0.00

H
0.26
97.21
7.79
30.09
4.94
0.00
14.32

14.32
0.50
0.51
1.42
0.33
0.31
0.10
0.10

I
0.03
6.16
0.72
3.96
2.01
0.00
0.50
0.00

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

J

K

0.04
12.65
1.05
4.19
0.46
0.00
0.51
0.00
0.59

0.04
13.40
1.38
8.23
1.17
0.00
1.42
0.00
2.71
5.44

0.59
2.71
1.36
0.54
0.18
0.17

5.44
1.87
3.67
1.59
1.75

L
0.03
7.62
0.95
9.80
0.72
0.00
0.33
0.00
1.36
1.87
5.11

5.11
8.08
1.95
1.51

3.02
1.00
0.92

M
0.02
4.93
0.50
3.06
0.31
0.00
0.31
0.00
0.54
3.67
8.08
3.02
0.00
0.00

N
0.01
1.88
0.19
1.14
0.11
0.00
0.10
0.00
0.18
1.59
1.95
1.00
0.00

O
0.01
1.88
0.19
1.14
0.11
0.00
0.10
0.00
0.17
1.75
1.51
0.92
0.00
9.87

Total
2.86
468.76
180.67
219.02
110.25
20.88
25.69
154.61
18.94
33.82
50.44
32.75
24.43
18.03
17.64

O
0.06
19.35
1.94
11.74
1.09
0.00
0.99
0.00
1.75
18.01
15.50
9.48
0.00
2,730.29

Total
27.13
8,553.23
4,873.88
2,083.37
2,112.32
1,315.99
678.51
325.71
1,324.28
216.41
481.41
552.92
134.98
2,949.55
2,810.20

9.87

Tabel 4.10. Indeks Gravitasi Interaksi Ruang Ternak Kerbau antar Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O

Kecamatan
Muara
Siborong-borong
Pagaran
Parmonangan
Sipoholon
Sipahutar
Siatas Barita
Pangaribuan
Tarutung
Garoga
Pahae Julu
Adian Koting
Pahae Jae
Purbatua
Simangumban

A

B
13.42

13.42
5.80 4,415.45
1.42
404.94
1.64 1,110.31
1.44 1,047.11
0.67
392.64
0.53
204.78
1.08
583.48
0.12
36.99
0.28
109.88
0.41
137.11
0.08
27.22
0.16
50.55
0.06
19.35

C
5.80
4,415.45
83.89
147.41
63.42
32.23
16.41
68.05
3.07
11.27
17.07
2.76
5.10
1.94

D
E
F
1.42
1.64
1.44
404.94 1,110.31 1,047.11
83.89
147.41
63.42
552.96
168.77
552.96
35.25
168.77
35.25
117.16
33.77
0.00
63.40
10.41
0.00
375.50
190.82
0.00
12.25
1.33
0.00
67.43
9.60
0.00
176.28
13.03
0.00
16.88
1.71
0.00
30.75
2.99
0.00
11.74
1.09
0.00

G
0.67
392.64
32.23
117.16
33.77
0.00
30.18
47.32
1.51
11.60
5.94
1.71
2.79
0.99

H
0.53
204.78
16.41
63.40
10.41
0.00
30.18
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

I
1.08
583.48
68.05
375.50
190.82
0.00
47.32
0.00
1.72
22.25
24.40
3.00
4.91
1.75

J
0.12
36.99
3.07
12.25
1.33
0.00
1.51
0.00
1.72
44.62
33.70
20.25
42.85
18.01

K
0.28
109.88
11.27
67.43
9.60
0.00
11.60
0.00
22.25
44.62
91.96
44.65
52.35
15.50

L
0.41
137.11
17.07
176.28
13.03
0.00
5.94
0.00
24.40
33.70
91.96
16.70
26.82
9.48

M
0.08
27.22
2.76
16.88
1.71
0.00
1.71
0.00
3.00
20.25
44.65
16.70

N
0.16
50.55
5.10
30.75
2.99
0.00
2.79
0.00
4.91
42.85
52.35
26.82
0.00

0.00
0.00 2,730.29

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11. Indeks Gravitasi Interaksi Ruang Ternak Kuda antar Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O

Kecamatan
Muara
Siborong-borong
Pagaran
Parmonangan
Sipoholon
Sipahutar
Siatas Barita
Pangaribuan
Tarutung
Garoga
Pahae Julu
Adian Koting
Pahae Jae
Purbatua
Simangumban

A

B
0.91
0.91
0.19
0.16
0.04
0.02
0.02
0.01
0.02
0.03
0.02
0.02
0.01
0.00
0.01

66.95
38.26
5.68
0.00
1.69
0.00
3.28
8.20
3.90
3.94
0.00
0.00
1.09

C
0.19
66.95
7.93
0.75
0.00
0.14
0.00
0.38
0.68
0.40
0.49
0.00
0.00
0.11

D
0.16
38.26
7.93
2.83
0.00
0.51
0.00
2.11
2.72
2.39
5.06
0.00
0.00
0.66

E

F
0.04
5.68
0.75
2.83
0.00
0.15
0.00
1.07
0.30
0.34
0.37
0.00
0.00
0.06

0.02
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

G
0.02
1.69
0.14
0.51
0.15
0.00
0.00
0.27
0.33
0.41
0.17
0.00
0.00
0.06

H
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

I

J
0.02
3.28
0.38
2.11
1.07
0.00
0.27
0.00
0.38
0.79
0.70
0.00
0.00
0.10

K
0.03
8.20
0.68
2.72
0.30
0.00
0.33
0.00
0.38
1.58
0.97
0.00
0.00
1.02

L
0.02
3.90
0.40
2.39
0.34
0.00
0.41
0.00
0.79
1.58
2.64
0.00
0.00
0.87

0.02
3.94
0.49
5.06
0.37
0.00
0.17
0.00
0.70
0.97
2.64
0.00
0.00
0.54

M
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

N
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

O
0.01
1.09
0.11
0.66
0.06
0.00
0.06
0.00
0.10
1.02
0.87
0.54
0.00
0.00

0.00

Universitas Sumatera Utara

Total
1.46
133.91
78.02
62.62
11.59
0.02
3.74
0.01
9.12
16.20
13.34
14.89
0.01
0.00
4.51

Gambar 4.7. Peta Indeks Gravitasi Sapi

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.6. Peta Indeks Gravitasi Kerbau

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.7. Peta Indeks Gravitasi Kuda

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data Tabel 4.8. juga diketahui bahwa terdapat indeks gravitasi
yang tinggi antara kecamatan selain dengan Kecamatan Siborongborong, yaitu antara
Kecamatan Sipahutar dengan Siatas Barita dan Pangaribuan, kemudian antara
Kecamatan Sipoholon dan Tarutung, Kecamatan Pangaribuan dengan Garoga,
Kecamatan Tarutung dengan Kecamatan Pahae Julu dan Adian Koting, Kecamatan
Pahae Julu dengan Pahae Jae, serta antara Kecamatan Purbatua dengan Kecamatan
Simangumban. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antar daerah dalam jual beli
ternak masih terjadi di luar pasar hewan Siborongborong. Dalam hubungannya
sebagai sumber pendapatan daerah Kabupaten Tapanuli Utara, hal ini akan
merugikan, karena pemerntah daerah tidak dapat mengetahui kapan dan dimana
terjadi jual beli tersebut.
Namun dilihat secara keseluruhan dari jumlah kecamatan dengan nilai indeks
gravitasi tertinggi terhadap Kecamatan Siborongborong menunjukkan bahwa
Kecamatan Siborongborong dapat mernjadi sentra ternak besar di Kabupaten
Tapanuli Utara. Oleh karena itu penempatan pasar hewan di Kecamatan
Siborongborong berdasarkan indeks gravitasi interaksi antar ruang sudah tepat.
Selain itu pergerakan penduduk atau sumber-sumber ekonomi lain juga
dimungkinkan karena faktor adanya kemudahan transportasi dan jarak yang relatif
dekat. Jenis transportasi yang lazim digunakan penduduk Kecamatan Pagaran dan
Kecamatan Sipoholon untuk bepergian ke Kecamatan Siborongborong adalah
angkutan pedesaan.

Universitas Sumatera Utara

Dengan demikian untuk memacu perkembangan di kedua daerah perlu
menganggap Kecamtan Siborongborong sebagai daerah pusat pembangunan yang
berpotensi untuk dikembangkan. Selanjutnya pembangunan ini akan memberikan
spread effect terhadap perkembangan kedua daerah. Namun demikian, interaksi ini
tidak boleh mengabaikan potensi-potensi yang ada di daerah yang menunjukkan
indeks gravitasi yang lebih tinggi.
Menurut Rita, et.al (2005), pasar merupakan salah satu jenis penggunaan
lahan yang mempunyai daya tarik cukup besar bagi masyarakat, karena erat kaitannya
dengan proses pemenuhan kebutuhan harian. Pasar sebagai zone aktivitas merupakan
zone-zone penarik perjalanan. Besarnya tarikan perjalanan tersebut tergantung pada
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Arus lalu lintas akibat tarikan perjalanan itu
harus diatur agar tidak terjadi kemacetan di sekitar aktivitas pasar yang berlangsung
setiap hari. Demikian juga dengan pasar hewan Siborongborong telah menjadi
penarik dalam proses pemenuhan kebutuhan masyarakat akan ternak kerbau. Oleh
karena itu fungsi pasar hewan Siborongborong dapat meningkatkan daya tarik daerah
lain di Kabupaten Tapanuli Utara untuk meningkatkan pengembangan sub sektor
peternakan.
Manfaat ekonomi secara langsung yang diperoleh masyarakat sekitar dari
berbagai usaha yang dilakukan sejalan dengan aktivitas pasar hewan tersebut adalah
membuka usaha warung, menjadi petugas parkir, memeliharan ternak toke, menjual
rumput/pakan ternak, dan sumber kompos.

Universitas Sumatera Utara

Pasar hewan Siborongborong juga merupakan salah satu sumber pendapatan
asli daerah (PAD) dari subsektor peternakan melalui retribusi pasar. Besarnya
pendapatan asli daerah dari pasar hewan Siborongborong adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12. Pendapatan Asli Daerah Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Tapanuli Utara
No.
1.

2.
3.

Jenis Penerimaan
Pasar Hewan
a. Retribusi
b. Penjualan Ternak
Retribusi Rumah Potong
Hewan
Sumbangan Pembinaan
Pendidikan SPP SNAKMA
Jumlah
PAD Tapanuli Utara
Kontribusi Psr Hewan (%)

2007
46,590,000
12,590,000
34,000,000

2008
30,134,000
12,634,000
17,700,000

2009
68,792,000
14,442,000
54,350,000

2010
73,712,000
13,212,000
60,500,000

35,387,000

30,843,000

33,516,000

27,467,000

12,060,000
94,037,000
7,642,047,000
0.1647

11,500,000
72,677,000
9,000,283,000
0.1382

13,225,000
115,533,000
12,616,732,000
0.1145

13,225,000
114,404,000
16,786,324,000
0.0787

Sumber: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Utara, 2011.

Dilihat dari PAD Dinas Perikanan dan Peternakan terhadap PAD Kabupaten
Tapanuli Utara, termasuk rendah dan cenderung menurun setiap tahun. Oleh karena
itu Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara perlu melakukan berbagai upaya dalam
rangka meningkatkan PAD dari subsektor peternakan, khususnya melalui retribusi
pasar hewan Siborongborong.

Universitas Sumatera Utara

%
0,70

0,6097
0,5452

0,60

0,4391

0,50
0,3348

0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
2007

2008

2009

2010

Gambar 4.10. Kontribusi Retribusi Pasar Hewan Siborongborong Terhadap PAD
Tapanuli Utara

Dari segi aktivitas ekonomi, transaksi jual beli ternak yang terjadi di Pasar
Hewan Siborongborong rata-rata 200 – 250 ekor per minggu, dengan harga ternak
antara 5 – 15 juta per ekor, sesuai dengan besar kecilnya dan umur ternak. Dengan
demikian transaksi yang terjadi setiap minggu adalah Rp. 1 – 3.75 milyar. Uang ini
akan beredar ke berbagai daerah di Kabupaten Tapanuli Utara, bahkan luar kabupaten
sesuai dengan asal ternak dan daerah pembeli ternak. Dibandingkan dengan
kontribusi pasar hewan terhadap PAD Tapanuli Utara, kontribusinya sangat kecil.
Namun sebagai aktivitas pelayanan masyarakat, pasar hewan Siborongborong telah
memberikan manfaat ekonomi terhadap masyarakat luas, dengan nilai transaksi yang
cukup besar.

Universitas Sumatera Utara

Memperhatikan kondisi pasar hewan Siborongborong saat ini, masih
diperlukan pembenahan serius dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga dapat menghasilkan
retribusi yang lebih tinggi. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah
tempat makan dan minum hewan. Saat ini, di pasar hewan Siborongborong belum
ada sarana air minum untuk hewan, sehingga cukup menyulitkan bagi para peternak
dan pedagang. Demikian juga tempat memberikan makan, sehingga pemberian
makan dilakukan hampir di seluruh bagian pasar hewan. Oleh karena itu perlu
dibangun beberapa tempat untuk minum hewan beserta instalasi air minumnya.
Selain itu, perlu juga dibuat tempat khusus untuk bertransaksi bagi para peternak dan
pedagang serta tempat parkir kenderaan. Dengan penambahan dan perbaikan
beberapa sarana yang ada saat ini, maka Pemerintah Kabupaten dapat
mengoptimalkan penerimaan retribusi dari pasar hewan Siborongborong.
Dalam hal menjamin kesehatan hewan, maka di pasar hewan Siborongborong
juga sudah seharusnya didirikan pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan. Pelayanan
pemeriksaan kesehatan hewan ini juga dapat menjadi sumber retribusi bagi daerah.
Menurut Setyowati (2011), alternatif strategi pengembangan susbektor peternakan
adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan produksi komoditas peternakan dan produk olahannya
Hampir semua Kecamatan penghasil kerbau antara lain dengan sentra
utamanya adalah Siborongborong.

Universitas Sumatera Utara

b. Penguatan agroindustri berbasis komoditas/produk peternakan, seperti
pengolahan susu.
c. Penguatan permodalan bagi peternak dan agroindustri peternakan
Salah satu kendala yang dihadapi peternak antara lain adalah lemahnya
modal. Apalagi untuk usaha ternak kerbau dan sapi yang membutuhkan modal
cukup tinggi yaitu minimal 8 juta untuk membeli indukan. Hal inilah yang
menyebabkan skala usaha ternak rakyat masih relatif kecil dengan
kepemilikan ternak antara 2-3 ekor per rumah tangga. Bantuan modal dari
pemerintah belum ada. Demikian halnya untuk agroindustri berbahan baku
produk peternakan juga menghadapi kendala terkait permodalan. Apalagi
agroindustri ini juga menuntut modal yang cukup besar mengingat bahan baku
yang digunakan adalah daging dan susu. Jika akses permodalan mudah dan
ada penguatan modal dari pemerintah diharapkan peternak dan pelaku
agroindustri akan semakin termotivasi untuk berkinerja. Penguatan peran
KUD perlu dilakukan karena lembaga ini merupakan tangan panjang
penyaluran kredit dari pemerintah.
d. Pengembangan usaha pemasaran komoditi peternakan dan produk olahannya.
Produksi komoditi peternakan dan olahan yang tinggi tidak akan memberikan
kontribusi yang berarti jika tidak diimbangi dengan pangsa pasar yang luas.

Universitas Sumatera Utara

e. Perbaikan kualitas ternak melalui peningkatan kesehatan ternak
Kesehatan ternak menjadi salah stu faktor penting dalan usaha ternak. Upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dan
pendampingan terkait pentingnya pemeliharaan kesehatan ternak secara
intensif.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Analisis Fungsi Pasar Hewan
Siborongborong Dalam Pengembangan Sub Sektor Peternakan di Kabupaten
Tapanuli Utara diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sub sektor peternakan menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan
perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara selama empat tahun terakhir.
Sebagai basis perekonomian, maka subsektor peternakan akan berperan
penting dalam pengembangan wilayah.
2. Pasar hewan Siborongborong merupakan daerah dengan nilai indeks gravitasi
tertinggi, baik untuk ternak sapi, kerbau maupun kuda. Dengan demikian
bahwa lokasi pasar hewan di Siborongborong sudah sesuai sebagai pusat jual
beli ternak besar di Kabupaten Tapanuli Utara.

B. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka diberikan saran bahwa dalam
upaya meningkatkan pendapatan daerah dari retribusi subsektor pertenakan,
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara perlu mengkaji pendirian pasar hewan di
daerah lain.

Universitas Sumatera Utara