Analisis Lokasi Pasar Hewan Siborong-Borong Dalam Pengembangan Sub Sektor Peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara

ABSTRAK
Latar belakang: Interleukin-5 (IL-5) merupakan salah satu sitokin yang penting pada
Rinitis alergi (RA) yang ditandai dengan adanya keterlibatan ImunoglobulinE (IgE),
sel T helper 2 dan sel eosinofil. IL-5 memiliki peran yang sangat penting dan spesifik
pada proses maturasi, perkembangan, aktivasi dan kelangsungan hidup eosinofil.
Eosinofil sebagai sel dominan pada RA, erat kaitannya dengan manifestasi gejala
klinis dan kualitas hidup penderitanya. Penelitian pada pasien asma berat dijumpai
kadar IL-5 yang lebih tinggi dibandingkan dengan asma ringan. Allergic Rhinitis and
it’s Impact on Asthma World Health Organization (ARIA-WHO) membuat klasifikasi
RA berdasarkan lama gejala klinis yang dialami dan dampakya terhadap kualitas
hidup penderitanya. Diagnosis RA ditegakkan melalui anamnesis, dan pemeriksan
tes cukit kulit.
Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan klasifikasi RA dengan IL-5 pada penderita
RA.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan potong lintang dengan
jumlah subjek penelitian sebanyak 39 kasus. Pemeriksaan IL-5 dilakukan dengan
menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Immune Sorbent Assay).
Hasil: Dari 39 kasus diperoleh jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar
69,23%, kelompok umur terbanyak 21-40 tahun sebesar (74,35%), penderita RA
dengan riwayat atopi (64,10%) dengan rerata nilai IL-5 adalah 57,49 pg/ml. Keluhan
terbanyak hidung buntu sebesar 46,15% dengan rerata nilai IL-5 (56,86%) dan

klasifikasi RA terbanyak adalah persisten sedang-berat sebesar 43,58% dengan
rerata nilai IL-5 adalah 56,25 pg/ml. Berdasarkan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai
p=0,085 untuk klasifikasi RA intermiten dan p=0,235 untuk RA persisten.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara klasifikasi RA dengan
kadar IL-5.
Kata kunci: Rinitis Alergi, Interleukin-5.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Background: Interleukin-5 is one of the most important cytokine in allergic rhinitis
(AR) which characterized by involvement of ImmunoglobulinE (IgE), T-helper (Th2)
cell and eosinophils. IL-5 has a major role in modulating eosinophils maturation,
survival and function. Eosinophils are one of predominant cell types found in AR,
associated with clinical manifestation and quality of life. Higer level of serum IL-5 in
patients asthma during exacerbation compared mild asthma in research. Allergic
Rhinitis and it’s Impact on Asthma World Health Organization (ARIA-WHO) classified
of AR with mild intermitten, moderate-severe intermitten, mild persistent and
moderate-severe persistent, based on clinical manifestation and impact of quality of
life. Allergic rhinitis is diagnosed by history taking and skin prict test.

Objective: To determine the correlation of classification of allergic rhinitis with
interleukin-5.
Methods: This is analitic with cross-sectional study of 39 cases. IL-5 is evaluated by
using Enzyme Linked Immuno Sorbant Assay (ELISA). Results: From 39 cases, the
most common gender is female (69,23%). The most common age group is 21-40
years (74,35%). Patient allergic rhinitis with history of atopy (64,10%), the mean
score of (57,49pg/ml). The most common complaint is nasal blokage (46,15%) with
the mean score of IL-5 (56,25pg/ml). The most common of AR Classification is mildmoderate persistent AR (43,58%) with the mean score of IL-5 (56,25pg/ml). Based
on Kruskal Wallis Test, p value =0,085 for intermitten AR and 0,235 for persistent
AR.
Conclusion: There is no significant correlations between AR classification and IL-5.
Keywords: Allergic Rhinitis, Interleukin-5.

Universitas Sumatera Utara