Jilid-05 Depernas 24-Bab-74
BAB 74. KEADAAN SEKARANG
§ 854. Pendahuluan
Sekarang sesudah 15 tahun merdeka, penghargaan rakjat Indo
nesia terhadap kebudajaan nasional diberbagai bidang kesenian se
dang berkembang. Perkembangan itu sedjalan dengan perkembangan
kehidupan sosialekonomi dari bangsa seluruhnja, jang menudju ke
pada lebih eratnja hubunganhubungan disegala bidang.
Kegiatan penerangan, hiburan, membatja, sport, kesenian dan
sebagainja jang makin lama makin intensif menandakan adanja ke
butuhan akan hubunganhubungan dan bentukbentuk pengutjapan2
jang bersifat nasional, sesuai dengan kemadjuan zaman. Kebutuhan
itu sebagai hasil perkembangan sosialekonomi, terutama njata dima
sjarakat kota besar/ketjil, pendeknja dalam masjarakat jang tidak
lagi hidup dalam susunan desa Indonesia asli.
Dibidang sport hampir tidak ada lagi perbedaan kebutuhan didesa
dan kota, hanja dalam pelaksanaan terdapat perbedaan sjaratsjarat
materiilnja.
Dibidang hiburan seperti film dan batjaan, djuga kelihatan penju
supan jang djauh dari bentukbentuk baru dan bentuk2 nasional
kedalam desadesa, bahkan dibidang film nampak djuga bentuk2 jang
internasional sifatnja.
Pers nasional, dalam arti pers jang berbahasa Indonesia, djuga
meluas dengan tjepat sampai kepelosokpelosok sebagai salah satu
ukuran terpenting dari ketjepatan perkembangan kesadaran nasional,
jang berinti kesadaran kehidupan politik nasional. Dalam perkem
bangan ini tentu sadja terdapat perbedaan penghargaan dan sikap ter
hadap segala sesuatu. Penghargaan dan sikap itu terutama ditentukan
oleh lingkungan sosial.
Setjara umum masjarakat Indonesia dapat dibagi dalam masja
rakjat desa jang agraris (pertanian) dan masjarakat kota, sebagian
besar bersifat agraris, karena masjarakat Indonesia masih djauh dari
masjarakat industri jang sesungguhnja. Tapi meskipun demikian dan
karena adanja sikap chusus golongangolongan masjarakat, maka ma
sjarakat Indonesia digerakkan oleh dinamika perkembangan kehidupan
nasional jang didalamnja ideologiideologi memainkan peranan jang
makin lama makin besar.
Dalam perkembangan demikian terdjadilah perubahan mental
menurut penggolonganpenggolongan jang baru jang makin lama
makin berlainan dari masjarakat agraris jang terbelakang dan biasa
nja feodal itu.
Sekarang misalnja dengan tjepat terdjadi demokratisasi bentuk
bentuk kesenian, baik dalam pentjiptaan maupun dalam penggunaan
nja. Tendens sekarang ialah bahwa semua orang harus dapat mentjipta
dan terutama semua orang harus dapat menikmati hasil tjiptaan itu,
suatu hal jang merupakan tjitatjita dan sendi dari kebudajaan nasio
nal. Kebutuhan akan berbagai hal dibidang hiburan, sport dan kesenian
setjara masal makin besar, sering dengan tidak terlalu mengindahkan
kwalita.
933
Kebutuhan setjara masal ini terdapat baik didesa maupun dikota,
dan meliputi segala golongan: tani, buruh dan golongan terpeladjar.
Dalam hubungan ini disamping batjaan murah, filmlah jang paling
menondjol sebagai salah satu alat hiburan masal, karena sifatsifatnja
sesuai sekali dengan konsumsi dan produksi masal. Oleh sebab itu
pulalah kedua alat komunikasi itu seharusnja mendapat pelajanan
jang chusus dalam perentjanaan kegiatan kebudajaan.
Supaja kwalita terdjamin, mendjadi sjarat mutlak supaja publik
jang umumnja pasif mendjadi aktif sebab dengan djalan begitulah
publik tidak lagi mendjadi penerima sadja, tapi djuga mendjadi pen
tjipta sjaratsjarat dalam kegiatan kebudajaan. Swadaja masjarakat
dalam bidang kesenian, hiburan dan sport mendjadi sjarat bagi ter
djaminnja kepribadian nasional dibidang kebudajaan. Swadaja ialah
djalan jang terbaik agar segala sesuatu itu sesuai dengan kebutuhan,
selera dan kemauan rakjat, jang didalamnja dipersatukan segala jang
baik dari keseniankesenian warisan leluhur kita dan dari kesenian
kesenian baru.
Selandjutnja tugas pemerintah dalam hal ini ialah berupa pimpin
an dan dorongan, diselaraskan dengan swadaja masjarakat.
§ 855. Peranan para pengarang
Kaum tjendekiawan banjak jang tidak bertjermin kepada rakjat
terbanjak jang mendjadi sokoguru daripada Revolusi kita. Banjak
dikalangan mereka jang lebih suka mempeladjari segala sesuatu jang
bersumber kepada kalangan mereka sendiri. Mereka mengadji rasa
dan pikiran sendiri, serta memberi maaf kepada tjatjattjatjat mereka
sendiri sambil membelanja. Sebaliknja mereka tidak setjara sungguh
sungguh mendekati rakjat djelata jang terdiri dari berbagai golongan:
buruh, tani, tentara dan lainlain. Mereka tidak berusaha untuk men
didik dan memberi bantuan kepada rakjat, terutama jang masih buta
huruf, untuk ikut serta berdjuang serta menikmati hasilhasil kemer
dekaan, terutama dibidang seni dan sastera.
Kontinuita usaha kita kurang dan tjara berfikir kita kurang prin
sipiil. Kita harus berani membongkar alatalat jang lama dan mem
bangunkan jang baru untuk meneruskan perdjoangan diatas rel revo
lusi. Revolusi kita tidak hanja meminta sumbangan keringat atau
disiplin, tetapi djuga tidak kurang pentingnja ialah kebutuhan untuk
mentjiptakan fikiranfikiran dan konsepsikonsepsi baru (Manifesto
Politik). Para seniman dan sasterawan kita harus dapat menundukkan
dan menelandjangi ketjenderungan kaum tjendekiawan jang terlalu
bersifat kosmopolitan. Kritik jang tadjam dan sindiransindiran jang
berarti dalam bentuk serba neka harus dilantjarkan terutama untuk
memutarbalik pandangan mereka terhadap rakjat banjak.
Terhadap rakjat jang pada hakekatnja mendjadi pentjipta sedja
rah, para seniman dan sasterawan kita harus dapat memberikan pu
djian dan penghargaan jang semestinja. Karangankarangan hendak
nja memakai gaja jang gampang dimengerti oleh rakjat, tetapi tjukup
pula memberikan gambarangambaran atau garisgaris penghidupan
934
jang revolusioner. Mengganti atau meniru tanpa memberikan per
timbanganpertimbangan jang baru terhadap kebudajaan asing adalah
sematjam dogmatisme kesenian dan dogmatisme kesusasteraan.
Seni dan sastera kita harus mempunjai gaja baru jang tidak ber
bau feodal dan kolonial, serta mampu mempadukan diri dengan segala
bidang penghidupan dan kehidupan menudju kesosialisme Indonesia.
Kaum feodal dan kaum kolonialis telah mengakibatkan keseng
saraan jang lama dalam sedjarah Indonesia. Keterbelakangan dan
butahuruf merupakan tjiri2 masjarakat Indonesia. Dilapangan itulah
seni dan sastera kita harus berhasil meratakan dan meninggikan mar
tabat rakjat Indonesia. Seniman dan sasterawan kita harus sanggup
menunaikan tugas untuk membongkar serta mengkritik segala kebo
brokan masjarakat sekarang. Dan achirnja, seniman dan sasterawan
kita harus djuga berhasil meletakkan djembatan untuk mentjapai
persatuan nasional jang kokoh kuat.
Jang ada didalam kepustakaan sekarang dan jang belum dapat
kita nilai sebagai sumbangan untuk revolusi kita, harus kita pilih
setjara kritis. Dengan tjara demikian kita akan berhasil memadjukan
seni dan sastera kita kedalam proses pembangunan, proses memper
satukan bahan dan produksi, proses penjelidikan dan proses mentjipta.
Dengan tjara demikian lambatlaun akan hilang pula sikap jang
meremehkan kwalita hasilhasil bangsa sendiri.
§ 856. Lembagalembaga jang ada jang bertugas dilapangan
kebudajaan
a. Dari Lembaga Pemerintah kita tjatat :
1. Djawatan Kebudajaan.
2. Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan.
3. Lembaga Sedjarah dan Anthropologi.
4. Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional.
5. Arsip Nasional.
6. Lembaga Pengawetan Alam.
7. P.F.N. dari Departemen Penerangan.
8. Dewan Film Indonesia.
Djawatan Kebudajaan mempunjai Bagianbagian (Urusanurusan)
jang terdiri atas:
a). Urusan Kesenian.
b). Urusan Adatistiadat dan Tjeriteratjeritera Rakjat.
c). Urusan Taman Kebudajaan.
d). Urusan Museum.
e). Urusan Pendidikan Tenaga.
f). Urusan Tata Usaha.
Djawatan Kebudajaan mempunjai tugas :
1). Mempeladjari, memimpin dan mengembangkan matjammatjam
kesenian aseli maupun asing jang hidup dalam masjarakat Indo
nesia.
935
2). Mendidik Guru untuk mengadjar dan mengembangkan kesenian
baik disekolah maupun diluar sekolah, dan menjelenggarakan
buku2 peladjaran kesenian dan kebudajaan bagi guruguru dan
muridmurid.
3). Menjelidiki, mentjatat dan memperkenalkan adatistiadat.
4). Menjelidiki, mengumpulkan dan memperkenalkan tjeriteratjeri
tera rakjat.
5). Mengusahakan pendirian Tamantaman Kebudajaan dan memberi
bimbingan kepadanja.
6). Menjelenggarakan pembuatan film kebudajaan.
7). Menjelenggarakan ichtiar tentang kegiatankegiatan dilapangan
kebudajaan.
Dinas Purbakala lepas dari Djawatan Kebudajaan dan langsung ber
tanggungdjawab kepada Pimpinan Kementerian P.P. dan K. Menurut
surat putusan Menteri P.P. dan K. namanja tetap mendjadi „Dinas
Purbakala dan Peninggalan Nasional” dengan tugas sbb.:
1). Mengumpulkan dan menjelidiki bahanbahan kepurbakalaan,
prasasti dan peninggalan nasional lainnja.
2). Memelihara, mengawasi dan melindungi peninggalanpeninggalan
purbakala dan peninggalan nasional sesuai dengan peraturan jang
berlaku.
3). Memperbaiki dan membangun kembali bangunanbangunan pur
bakala dan peninggalan nasional lainnja.
Arsip Negara terlepas pula dari Djawatan Kebudajaan dan langsung
bertanggung djawab kepada Pimpinan Kementerian P.P. dan K. Me
nurut surat putusan Menteri P.P. dan K. namanja mendjadi Arsip
Nasional dan bertugas untuk setjara ilmiah :
1). Mengusahakan pelaksanaan organisasi kearsipan di Indonesia.
2). Menjimpan, memelihara dan menjelamatkan arsiparsip Peme
rintah dan partikelir jang mempunjai arti sedjarah.
Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan dilepaskan dari Fakultas Sastera
Universitas Indonesia. Kemudian dibentuk Lembaga Bahasa dan Ke
susasteraan jang langsung bertanggung djawab kepada Pimpinan Ke
menterian P.P. dan K. dengan tugas sbb.:
1). Mengurus Bahasa Indonesia dan Bahasa2 Daerah dalam segisegi
keilmuannja, peristilahannja, tatabahasanja dan kesusasteraan
nja.
2). Mengikuti dan membimbing penggunaan dan perkembangan ba
hasabahasa tersebut pada 1 dalam hubungan dengan segisegi
jang dimaksud diatas.
3). Mengurus penterdjemahan buahbuah kesusasteraan dan ilmiah
dari Bahasa Daerah kedalam Bahasa Indonesia dan sebaliknja.
4). Memberikan bila diminta atau atas prakarsa sendiri keterangan,
pertimbangan, nasihat, bantuan dls. dalam lapangan Bahasa Indo
nesia atau Bahasa Daerah kepada instansiinstansi Pemerintah
dan partikelir, baik didalam maupun diluar negeri.
936
5). Mengurus penterdjemahan buahbuah kesusasteraan dunia dan
karangankarangan ilmiah luar negeri kedalam Bahasa Indonesia
dan/atau bahasa Daerah, serta menterdjemahkan buah kesusas
teraan bahasa Indonesia dan/atau bahasa Daerah kedalam bahasa
asing.
Lembaga Sedjarah dan Antropologi bertanggungdjawab kepada
Pimpinan Departemen P.P. dan K. dan bertugas untuk setjara ilmiah :
1). Menjelidiki sedjarah, terutama sedjarah Indonesia.
2). Menjelidiki antropologi, terutama antropologi Indonesia.
3). Menjelenggarakan penulisan sedjarah Indonesia sebagai sedjarah
nasional dan sebagai dasar penulisan bukubuku peladjaran se
djarah bagi sekolahsekolah.
4). Mengusulkan penetapan peninggalan sedjarah nasional pada
umumnja dan peninggalan sedjarah perdjuangan pada chususnja.
Masjarakat kita mengenal banjak lembaga-lembaga kebudajaan
baik lembaga Pemerintah maupun lembaga Swasta.
Pada dasarnja lembagalembaga itu mempunjai fungsi menjalur
kan dan memperkembangkan kegiatankegiatan dibidang kebudajaan.
Sandarannja tidak dapat lain ialah kehidupan rakjat dan masjarakat
Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika dan Pantjasila.
Dalam memperkembangkan dan memadjukan hubunganhubu
ngan kebudajaan dengan luar negeri azasazas tersebut diatas men
djiwai djuga segala kegiatan lembagalembaga persahabatan dan
badanbadan hubungan kebudajaan Indonesia dengan negaranegara
asing.
b. Lembagalembaga Swasta :
Sedjumlah besar masuk dalam B.M.K.N. (Badan Musjawarah Ke
budajaan Nasional). Badan ini ialah sematjam suatu „overkappings
lichaam”, jang bersifat menghubungkan dan mengkoordinasikan usa
hausaha organisasi/atau lembagalembaga dan orangorang dilapa
ngan kebudajaan.
Didalam usaha mengkoordinir usaha kebudajaan baru termasuk :
a. penjelenggaraan kongres Kebudajaan.
b. penjelenggaraan simposion Kebudajaan.
c. penjelenggaraan pameran.
d. penerbitan madjalah Kebudajaan (Madjalah Indonesia).
Masih dirasakan kurang adanja koordinasi jang menguntungkan,
jang dapat saling mendorong perkembangan tjabangtjabang keseni
an dari lembagalembaga masingmasing. Koordinasi baru diwudjud
kan dalam garisgaris umum jang diperoleh dalam kongreskongres
kebudajaan.
Didalam perkembangan kebudajaan kita nanti perlu sekali di
adakan koordinasi jang lebih kongkrit dalam beberapa bidang atau
tjabangtjabang kesenian, misalnja bidang senilukis, seni tari, seni
suara dsb. Dalam beberapa bidang, misalnja seni tari, koordinasi
itu akan merangsang daja kreasi jang menguntungkan tjorak dan
bentuk tjiptaantjiptaan baru karena adanja pengolahan jang lebih
masak, kritis dan jang lebih dapat dipertanggung djawabkan.
937
Didalam hal ini Djawatan Kebudajaan jang perlu dipertinggi
deradjatnja mendjadi suatu instansi otonom, hendaknja mengambil
peranan jang aktif. Dalam menjusun rentjanarentjana dari bagian
bagiannja, Djawatan Kebudajaan harus mengadakan kerdjasama
jang erat dengan lembagalembaga kebudajaan dalam masjarakat.
Daftar lembagalembaga/kesenian/kebudajaan :
1. Didaerah Djakarta Raya :
a). Lembaga Pemeliharaan dan Perkembangan Seni Tari.
b). Lembaga Kebudajaan Rakjat.
c). Lembaga Kebudajaan Nasional.
d). Lembaga Seni Sastera Perwakilan Djawa Barat.
e). Lembaga Kebudajaan Indonesia (museum).
f). Lembaga Taman Kanakkanak Pak Kasur.
g). Lembaga Kesenian Kebudajaan Nasional Indonesia (LKKNI).
h). Lembaga Jajasan Pentjak Silat.
i). Lembaga Kebudajaan Melaju.
j). Lembaga Seniman Yin Hwa.
2. Diluar Djakarta :
a). Lembaga Kesenian Klaten.
b). Lembaga Kebudajaan Rakjat Tjabang Jogjakarta.
c). Lembaga Seni Sastera Jogjakarta.
d). Lembaga Purbakala Daerah Atjeh.
e). Lembaga Bunda.
f). Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) Tjabang Surabaja.
g). Lembaga Kebudajaan Indonesia Melaju.
h). Lembaga Kebudajaan Pamekasan.
i). Lembaga Bahasa djeung Sastera.
j). Lembaga Seni Sastera.
k). Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan.
l). Lembaga Kebudajaan Atjeh Tjabang Kabupaten Pidie.
m). Lembaga Kebudajaan Nasional Tjabang Sumatera Utara.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
938
DAFTAR ANGGOTA B.M.K.N. „ORGANISASI”
Nama
No.
Nama
A.S.R.I.
9. Badan Pemupuk Keb. Indo
Ansambel Njanji dan Tari
nesia.
Gembira.
10. Badan Musjawarah Kes. In
Badan Kesenian Indonesia.
donesia,
Badan Kongres Kebudaja
11. Eka Kapti
an Islam,
12. Eka Pendawa.
Badan Kesenian dan Keb.
13. Gedung Pentjak Medal
Dajak.
Kentjana.
Badan Perintis Peradaban
14.
Gabungan Seniman Muda.
dan Kebudajaan Nasional.
15.
Gelanggang Kesusasteraan
Badan Koordinasi Perguru
Makasar.
an Partikelir.
16. Gaja Dinamika.
Budaja Wiraga.
17. Gerakan Arti Pemuda Pela
djar Nasional Indonesia.
18. Himpunan Sandiwara Rak
si Seni Indonesia.
19. Himpunan Budaja Surakar
ta.
20. Himpunan Pentjinta Seni
Indonesia.
21. Ikatan Keluarga Seni Rupa
Indonesia.
22. IPSI Tjabang Djakarta.
23. I.P.S.I. Pusat.
24. Ikatan Seni Rupa Prabang
kara.
25. I.S.S.I. Tjabang Djakarta.
26. Irama Tjitra.
27. Ikatan Seni Sunda Indone
sia.
28. Ikatan Stenograf Indonesia.
29. Jajasan Pusat Keb. Ban
dung.
30. Jajasan Pusat Kebudajaan.
31. Jajasan Mattheus.
32. Jajasan Semarak Tjirebon.
33. J.A.T.N.I.
34. Jajasan Budaja.
35. Jajasan Kebudajaan Sula
wesi.
36. Kesenian Mardi Kuno.
37. Kesenian Tari Djawa La
ngen Sedijo Tomo.
38. Kesenian Timor.
39. Krido Putro.
40. Kesenian Indonesia Sibolga.
41. Krido Bekso Wiromo.
42. Kebudajaan Nasional Pan
tjasila.
43. Kesenian Djawa Wajang
Kulit Langen Budaja.
44. Kesenian Sangir.
45. Kebudajaan Nasional Pan
tjasila P.B.
46. Lembaga Kebudajaan Kla
ten.
47. Lekra Pusat.
48. Lembaga Kebudajaan Mela
ju.
49. Lekra Solo.
50. Lembaga Basa djeung Sas
tera Sunda.
51. Lekra Malang.
52. Lekra Pali.
53. Lekra Purwodadi.
54. Lekra Medan.
55. Lekra Makasar.
56. Lembaga Pusat Pendidikan
Nasional.
57. Madjelis Luhur Taman Sis
wa.
58. Museum Radya Pustaka.
59. Orkes Seruling Medunde.
60. Pelukis Indonesia.
61. Persatuan Pentjak Silat.
62. Perkumpulan Seni Sunda
Sekar Galih Pantjawarna.
63. Perkumpulan Perguruan
Sawerigading.
64. Perkumpulan Ludruk Ali
ran Masa.
65. Pustaka Ganesha Barabai
66. Perkumpulan Kesenian Sun
da.
67. Perkumpulan Irama Siswa.
68. Persikpera.
69. Parkiwa.
70. Panti Seni Budaja Mandar.
71. Sandiwara Miss Tjitjih.
72. Sutji Rahaju.
73. Siswo Kusolo.
74. Seni Indonesia Kalangan
Pentjak.
75. Sedio Utomo.
76. Serikat Kesenian Birajang.
77. Seni Budaja Toradja.
78. Seni Kebudajaan Tertib.
79. Taman Kesenian Taman
Siswa.
80. Taman Kebudajaan Djuwa
na.
81. Tunas Muda.
82. Organisasi Seniman Indone
sia (O.S.I.).
83. Masjarakat Seniman Bung
kulan.
84. Gelora Seniman Angkatan
Sekarang. (G E S A S).
939
3. Jajasan Lektur :
Jajasan ini disebut „Jajasan Untuk Memadjukan Persediaan Lek
tur jang berguna untuk Pembangunan Masjarakat”; disingkatkan
„Jajasan Lektur”.
Dengan dikeluarkannja Keputusan Dewan Moneter tanggal 18
Mei 1951, untuk menurunkan (menekan) harga bukubuku impor de
ngan djalan memberikan restitusi atas Surat Izin Devisen (deviezen
certificaat), maka perlu dibentuk suatu „Badan” dengan status „Ja
jasan”, sebagaimana tersebut diatas.
Jajasan itu bermaksud :
a. mendjalankan segala usaha untuk membantu tersebarnja batjaan
jang berfaedah bagi pembangunan masjarakat ;
b. melaksanakan keputusankeputusan jang diambil oleh Pemerin
tah mengenai restitusi para penerbit ;
c.
membantu terbentuknja kerdja sama jang tersusun antara per
usahaanperusahaan pendjualan buku dan perusahaanperusaha
an penerbit di Indonesia.
Dalam praktek dewasa ini Jajasan Lektur melakukan tugas seba
gai berikut :
1. Turut menjelenggarakan dan mengatur impor Lektur; dalam pe
ngertian mengadakan „pemeriksaan pendahuluan” terhadap se
mua impor lektur, baik mengenai nilainja maupun mengenai
hargaharganja.
2. Memberi saran kepada Departemen Perdagangan tentang per
mintaanpermintaan pengakuan importirimportir buku jang ba
ru.
3 Memberi saran kepada instansi jang berwadjib untuk melarang
peredaran lektur jang membahajakan keamanan Negara dan/
atau kesusilaan (pornografis), apabila setjara kebetulan Jajasan
Lektur „menemukan” Lektur sematjam itu.
4. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan bersangkutan dengan
bonbon buku mahasiswa ; dengan bonbon itu para mahasiswa
dapat membeli bukubuku pada tokotoko buku dengan setengah
harga.
Selandjutnja Jajasan Lektur menjelenggarakan djuga pekerdja
anpekerdjaan teknis sekitar pembajaran restitusi kepada toko
toko buku jang telah mendjual bukubukunja berdasarkan bon
bon tersebut diatas.
5. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan administratif jang ber
sangkutan dengan „Import I.M.G. Program” dengan kerdja sama
dengan Departemen Luar Negeri dan L.A.A.P.L.N.
6. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan administratif jang ber
sangkutan dengan distribusi kertas koran untuk pentjetakan
bukubuku peladjaran dan agama.
Pekerdjaan ini dikerdjakan bersamasama dengan Serikat Per
usahaan Surat Kabar (S.P.S.).
940
7. Dengan kerdjasama dengan Departemen Agama (Bagian Pener
bitan) Jajasan Lektur mengerdjakan pekerdjaanpekerdjaan teh
nis (kalkulasi) jang bersangkutan dengan :
a. restitusi penerbitan AlQuran dan Tafsirannja.
b. pemberian bahanbahan untuk pentjetakan AlQuran dan Taf
sirannja setjara kredit.
8. Bersamasama dengan L. A. A. P. L. N. Jajasan Lektur menje
lenggarakan transfer honorarium/copyright pengarangpenga
rang dan penerbitpenerbit keluar negeri jang bukubukunja di
terbitkan di Indonesia.
9. Tugastugas tersebut diatas dikerdjakan oleh Bagianbagian ter
sendiri.
Disamping bagianbagian tadi Jajasan Lekturpun mempunjai ba
gian inspeksi, jang bertugas setiap waktu mengadakan pemeriksaan
pada importirimportir, tokotoko buku dan penerbitpenerbit, bila
oleh pimpinan Jajasan dirasa perlu untuk mengadakan pemeriksaan
itu.
d. Lembagalembaga Persahabatan dengan Luar Negeri
Di Djakarta telah didirikan beberapa Lembaga Persahabatan de
ngan luar negeri. Lembagalembaga ini merupakan badan tempat
menampung hasrat dari masjarakat Indonesia untuk mengadakan
kerdjasama jang erat dilapangan kebudajaan dengan berbagai negeri
lain. Dengan djalan begitu tertanam pengertian jang baik antara rak
jat Indonesia dan rakjat diluar negeri.
Telah berdiri misalnja : Lembagalembaga IndonesiaDjepang,
IndonesiaR.R.T., IndonesiaDjerman, IndonesiaRepublik Demokrasi
Djerman, IndonesiaPolandia, IndonesiaTjekoslowakia, Indonesia
Australia, Indonesia Argentina, IndonesiaAmerika, Badan Hubu
ngan Kebudajaan IndonesiaSovjet, Lembaga IndonesiaKorea, Indo
nesiaBulgaria dan Lembaga IndonesiaRepublik Arab Persatuan.
§ 857. Pemasukan film di Indonesia
Tjara pemasukan film di Indonesia ada 2 matjam jaitu :
a. Tjara „flat” : seperti impor biasa dengan membuka L/C.
b. Tjara „Recette” : film dimasukkan dulu, bebas dari devisen.
Pendapatan jang diperoleh dimasukkan dalam rekening jang di
bekukan tidak boleh terus ditransfor.
Flat
1956
1957
1958
1959
Djumlah importir
Nasional
15 orang
24 orang
25 orang
30 orang
Djumlah devisen
jang disediakan Rp.4.500.000 Rp.7.500.000 Rp.7.500.000 Rp.9.000.000
jang direalisir : Rp.4.500.000 Rp.6.862.000 Rp.4.500.000 Rp.8.022.000
Recette :
Importir „Recette” :
9 perusahaan Amerika.
1 perusahaan Inggeris.
941
c. Peraturanperaturan impor film
1. Dewan Film menentukan djumlah film jang dapat diimpor
dari tiaptiap negeri misalnja tahun 1959/1960 sebanjak
425 tjerita. Dari tiap tjerita dapat diimpor 2 stel.
2. Importirimportir „recette” memadjukan permohonan kete
rangan Pemasukan Pabean bebas devisen melalui Direktorat
Perdagangan Luar Negeri ke B.D.P.
3. Importirimportir „flat” (jang membajar dengan tunai) me
madjukan Permohonan Idzin Impor melalui Direktorat Per
dagangan Luar Negeri ke B.D.P. dengan perantaraan Bank.
4. Apabila film „flat” ditolak oleh Panitya Sensor, maka film itu
dikembalikan dan diganti oleh leverancier dengan film jang
lain jang mutunja sama.
5. 9 Perusahaan film Amerika ditetapkan boleh mengimpor ma
ximum 130 tjerita Amerika, 1 perusahaan film Inggris di
tetapkan boleh mengimpor maximum 20 tjerita Inggris
dalam setahun, djadi djumlah seluruhnja ada 150 tjerita
dalam setahun.
Selebihnja jaitu 425 tjerita dikurangi 150 tjerita = 275 tjeri
ta, diimpor oleh importirimportir nasional.
______________
942
§ 854. Pendahuluan
Sekarang sesudah 15 tahun merdeka, penghargaan rakjat Indo
nesia terhadap kebudajaan nasional diberbagai bidang kesenian se
dang berkembang. Perkembangan itu sedjalan dengan perkembangan
kehidupan sosialekonomi dari bangsa seluruhnja, jang menudju ke
pada lebih eratnja hubunganhubungan disegala bidang.
Kegiatan penerangan, hiburan, membatja, sport, kesenian dan
sebagainja jang makin lama makin intensif menandakan adanja ke
butuhan akan hubunganhubungan dan bentukbentuk pengutjapan2
jang bersifat nasional, sesuai dengan kemadjuan zaman. Kebutuhan
itu sebagai hasil perkembangan sosialekonomi, terutama njata dima
sjarakat kota besar/ketjil, pendeknja dalam masjarakat jang tidak
lagi hidup dalam susunan desa Indonesia asli.
Dibidang sport hampir tidak ada lagi perbedaan kebutuhan didesa
dan kota, hanja dalam pelaksanaan terdapat perbedaan sjaratsjarat
materiilnja.
Dibidang hiburan seperti film dan batjaan, djuga kelihatan penju
supan jang djauh dari bentukbentuk baru dan bentuk2 nasional
kedalam desadesa, bahkan dibidang film nampak djuga bentuk2 jang
internasional sifatnja.
Pers nasional, dalam arti pers jang berbahasa Indonesia, djuga
meluas dengan tjepat sampai kepelosokpelosok sebagai salah satu
ukuran terpenting dari ketjepatan perkembangan kesadaran nasional,
jang berinti kesadaran kehidupan politik nasional. Dalam perkem
bangan ini tentu sadja terdapat perbedaan penghargaan dan sikap ter
hadap segala sesuatu. Penghargaan dan sikap itu terutama ditentukan
oleh lingkungan sosial.
Setjara umum masjarakat Indonesia dapat dibagi dalam masja
rakjat desa jang agraris (pertanian) dan masjarakat kota, sebagian
besar bersifat agraris, karena masjarakat Indonesia masih djauh dari
masjarakat industri jang sesungguhnja. Tapi meskipun demikian dan
karena adanja sikap chusus golongangolongan masjarakat, maka ma
sjarakat Indonesia digerakkan oleh dinamika perkembangan kehidupan
nasional jang didalamnja ideologiideologi memainkan peranan jang
makin lama makin besar.
Dalam perkembangan demikian terdjadilah perubahan mental
menurut penggolonganpenggolongan jang baru jang makin lama
makin berlainan dari masjarakat agraris jang terbelakang dan biasa
nja feodal itu.
Sekarang misalnja dengan tjepat terdjadi demokratisasi bentuk
bentuk kesenian, baik dalam pentjiptaan maupun dalam penggunaan
nja. Tendens sekarang ialah bahwa semua orang harus dapat mentjipta
dan terutama semua orang harus dapat menikmati hasil tjiptaan itu,
suatu hal jang merupakan tjitatjita dan sendi dari kebudajaan nasio
nal. Kebutuhan akan berbagai hal dibidang hiburan, sport dan kesenian
setjara masal makin besar, sering dengan tidak terlalu mengindahkan
kwalita.
933
Kebutuhan setjara masal ini terdapat baik didesa maupun dikota,
dan meliputi segala golongan: tani, buruh dan golongan terpeladjar.
Dalam hubungan ini disamping batjaan murah, filmlah jang paling
menondjol sebagai salah satu alat hiburan masal, karena sifatsifatnja
sesuai sekali dengan konsumsi dan produksi masal. Oleh sebab itu
pulalah kedua alat komunikasi itu seharusnja mendapat pelajanan
jang chusus dalam perentjanaan kegiatan kebudajaan.
Supaja kwalita terdjamin, mendjadi sjarat mutlak supaja publik
jang umumnja pasif mendjadi aktif sebab dengan djalan begitulah
publik tidak lagi mendjadi penerima sadja, tapi djuga mendjadi pen
tjipta sjaratsjarat dalam kegiatan kebudajaan. Swadaja masjarakat
dalam bidang kesenian, hiburan dan sport mendjadi sjarat bagi ter
djaminnja kepribadian nasional dibidang kebudajaan. Swadaja ialah
djalan jang terbaik agar segala sesuatu itu sesuai dengan kebutuhan,
selera dan kemauan rakjat, jang didalamnja dipersatukan segala jang
baik dari keseniankesenian warisan leluhur kita dan dari kesenian
kesenian baru.
Selandjutnja tugas pemerintah dalam hal ini ialah berupa pimpin
an dan dorongan, diselaraskan dengan swadaja masjarakat.
§ 855. Peranan para pengarang
Kaum tjendekiawan banjak jang tidak bertjermin kepada rakjat
terbanjak jang mendjadi sokoguru daripada Revolusi kita. Banjak
dikalangan mereka jang lebih suka mempeladjari segala sesuatu jang
bersumber kepada kalangan mereka sendiri. Mereka mengadji rasa
dan pikiran sendiri, serta memberi maaf kepada tjatjattjatjat mereka
sendiri sambil membelanja. Sebaliknja mereka tidak setjara sungguh
sungguh mendekati rakjat djelata jang terdiri dari berbagai golongan:
buruh, tani, tentara dan lainlain. Mereka tidak berusaha untuk men
didik dan memberi bantuan kepada rakjat, terutama jang masih buta
huruf, untuk ikut serta berdjuang serta menikmati hasilhasil kemer
dekaan, terutama dibidang seni dan sastera.
Kontinuita usaha kita kurang dan tjara berfikir kita kurang prin
sipiil. Kita harus berani membongkar alatalat jang lama dan mem
bangunkan jang baru untuk meneruskan perdjoangan diatas rel revo
lusi. Revolusi kita tidak hanja meminta sumbangan keringat atau
disiplin, tetapi djuga tidak kurang pentingnja ialah kebutuhan untuk
mentjiptakan fikiranfikiran dan konsepsikonsepsi baru (Manifesto
Politik). Para seniman dan sasterawan kita harus dapat menundukkan
dan menelandjangi ketjenderungan kaum tjendekiawan jang terlalu
bersifat kosmopolitan. Kritik jang tadjam dan sindiransindiran jang
berarti dalam bentuk serba neka harus dilantjarkan terutama untuk
memutarbalik pandangan mereka terhadap rakjat banjak.
Terhadap rakjat jang pada hakekatnja mendjadi pentjipta sedja
rah, para seniman dan sasterawan kita harus dapat memberikan pu
djian dan penghargaan jang semestinja. Karangankarangan hendak
nja memakai gaja jang gampang dimengerti oleh rakjat, tetapi tjukup
pula memberikan gambarangambaran atau garisgaris penghidupan
934
jang revolusioner. Mengganti atau meniru tanpa memberikan per
timbanganpertimbangan jang baru terhadap kebudajaan asing adalah
sematjam dogmatisme kesenian dan dogmatisme kesusasteraan.
Seni dan sastera kita harus mempunjai gaja baru jang tidak ber
bau feodal dan kolonial, serta mampu mempadukan diri dengan segala
bidang penghidupan dan kehidupan menudju kesosialisme Indonesia.
Kaum feodal dan kaum kolonialis telah mengakibatkan keseng
saraan jang lama dalam sedjarah Indonesia. Keterbelakangan dan
butahuruf merupakan tjiri2 masjarakat Indonesia. Dilapangan itulah
seni dan sastera kita harus berhasil meratakan dan meninggikan mar
tabat rakjat Indonesia. Seniman dan sasterawan kita harus sanggup
menunaikan tugas untuk membongkar serta mengkritik segala kebo
brokan masjarakat sekarang. Dan achirnja, seniman dan sasterawan
kita harus djuga berhasil meletakkan djembatan untuk mentjapai
persatuan nasional jang kokoh kuat.
Jang ada didalam kepustakaan sekarang dan jang belum dapat
kita nilai sebagai sumbangan untuk revolusi kita, harus kita pilih
setjara kritis. Dengan tjara demikian kita akan berhasil memadjukan
seni dan sastera kita kedalam proses pembangunan, proses memper
satukan bahan dan produksi, proses penjelidikan dan proses mentjipta.
Dengan tjara demikian lambatlaun akan hilang pula sikap jang
meremehkan kwalita hasilhasil bangsa sendiri.
§ 856. Lembagalembaga jang ada jang bertugas dilapangan
kebudajaan
a. Dari Lembaga Pemerintah kita tjatat :
1. Djawatan Kebudajaan.
2. Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan.
3. Lembaga Sedjarah dan Anthropologi.
4. Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional.
5. Arsip Nasional.
6. Lembaga Pengawetan Alam.
7. P.F.N. dari Departemen Penerangan.
8. Dewan Film Indonesia.
Djawatan Kebudajaan mempunjai Bagianbagian (Urusanurusan)
jang terdiri atas:
a). Urusan Kesenian.
b). Urusan Adatistiadat dan Tjeriteratjeritera Rakjat.
c). Urusan Taman Kebudajaan.
d). Urusan Museum.
e). Urusan Pendidikan Tenaga.
f). Urusan Tata Usaha.
Djawatan Kebudajaan mempunjai tugas :
1). Mempeladjari, memimpin dan mengembangkan matjammatjam
kesenian aseli maupun asing jang hidup dalam masjarakat Indo
nesia.
935
2). Mendidik Guru untuk mengadjar dan mengembangkan kesenian
baik disekolah maupun diluar sekolah, dan menjelenggarakan
buku2 peladjaran kesenian dan kebudajaan bagi guruguru dan
muridmurid.
3). Menjelidiki, mentjatat dan memperkenalkan adatistiadat.
4). Menjelidiki, mengumpulkan dan memperkenalkan tjeriteratjeri
tera rakjat.
5). Mengusahakan pendirian Tamantaman Kebudajaan dan memberi
bimbingan kepadanja.
6). Menjelenggarakan pembuatan film kebudajaan.
7). Menjelenggarakan ichtiar tentang kegiatankegiatan dilapangan
kebudajaan.
Dinas Purbakala lepas dari Djawatan Kebudajaan dan langsung ber
tanggungdjawab kepada Pimpinan Kementerian P.P. dan K. Menurut
surat putusan Menteri P.P. dan K. namanja tetap mendjadi „Dinas
Purbakala dan Peninggalan Nasional” dengan tugas sbb.:
1). Mengumpulkan dan menjelidiki bahanbahan kepurbakalaan,
prasasti dan peninggalan nasional lainnja.
2). Memelihara, mengawasi dan melindungi peninggalanpeninggalan
purbakala dan peninggalan nasional sesuai dengan peraturan jang
berlaku.
3). Memperbaiki dan membangun kembali bangunanbangunan pur
bakala dan peninggalan nasional lainnja.
Arsip Negara terlepas pula dari Djawatan Kebudajaan dan langsung
bertanggung djawab kepada Pimpinan Kementerian P.P. dan K. Me
nurut surat putusan Menteri P.P. dan K. namanja mendjadi Arsip
Nasional dan bertugas untuk setjara ilmiah :
1). Mengusahakan pelaksanaan organisasi kearsipan di Indonesia.
2). Menjimpan, memelihara dan menjelamatkan arsiparsip Peme
rintah dan partikelir jang mempunjai arti sedjarah.
Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan dilepaskan dari Fakultas Sastera
Universitas Indonesia. Kemudian dibentuk Lembaga Bahasa dan Ke
susasteraan jang langsung bertanggung djawab kepada Pimpinan Ke
menterian P.P. dan K. dengan tugas sbb.:
1). Mengurus Bahasa Indonesia dan Bahasa2 Daerah dalam segisegi
keilmuannja, peristilahannja, tatabahasanja dan kesusasteraan
nja.
2). Mengikuti dan membimbing penggunaan dan perkembangan ba
hasabahasa tersebut pada 1 dalam hubungan dengan segisegi
jang dimaksud diatas.
3). Mengurus penterdjemahan buahbuah kesusasteraan dan ilmiah
dari Bahasa Daerah kedalam Bahasa Indonesia dan sebaliknja.
4). Memberikan bila diminta atau atas prakarsa sendiri keterangan,
pertimbangan, nasihat, bantuan dls. dalam lapangan Bahasa Indo
nesia atau Bahasa Daerah kepada instansiinstansi Pemerintah
dan partikelir, baik didalam maupun diluar negeri.
936
5). Mengurus penterdjemahan buahbuah kesusasteraan dunia dan
karangankarangan ilmiah luar negeri kedalam Bahasa Indonesia
dan/atau bahasa Daerah, serta menterdjemahkan buah kesusas
teraan bahasa Indonesia dan/atau bahasa Daerah kedalam bahasa
asing.
Lembaga Sedjarah dan Antropologi bertanggungdjawab kepada
Pimpinan Departemen P.P. dan K. dan bertugas untuk setjara ilmiah :
1). Menjelidiki sedjarah, terutama sedjarah Indonesia.
2). Menjelidiki antropologi, terutama antropologi Indonesia.
3). Menjelenggarakan penulisan sedjarah Indonesia sebagai sedjarah
nasional dan sebagai dasar penulisan bukubuku peladjaran se
djarah bagi sekolahsekolah.
4). Mengusulkan penetapan peninggalan sedjarah nasional pada
umumnja dan peninggalan sedjarah perdjuangan pada chususnja.
Masjarakat kita mengenal banjak lembaga-lembaga kebudajaan
baik lembaga Pemerintah maupun lembaga Swasta.
Pada dasarnja lembagalembaga itu mempunjai fungsi menjalur
kan dan memperkembangkan kegiatankegiatan dibidang kebudajaan.
Sandarannja tidak dapat lain ialah kehidupan rakjat dan masjarakat
Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika dan Pantjasila.
Dalam memperkembangkan dan memadjukan hubunganhubu
ngan kebudajaan dengan luar negeri azasazas tersebut diatas men
djiwai djuga segala kegiatan lembagalembaga persahabatan dan
badanbadan hubungan kebudajaan Indonesia dengan negaranegara
asing.
b. Lembagalembaga Swasta :
Sedjumlah besar masuk dalam B.M.K.N. (Badan Musjawarah Ke
budajaan Nasional). Badan ini ialah sematjam suatu „overkappings
lichaam”, jang bersifat menghubungkan dan mengkoordinasikan usa
hausaha organisasi/atau lembagalembaga dan orangorang dilapa
ngan kebudajaan.
Didalam usaha mengkoordinir usaha kebudajaan baru termasuk :
a. penjelenggaraan kongres Kebudajaan.
b. penjelenggaraan simposion Kebudajaan.
c. penjelenggaraan pameran.
d. penerbitan madjalah Kebudajaan (Madjalah Indonesia).
Masih dirasakan kurang adanja koordinasi jang menguntungkan,
jang dapat saling mendorong perkembangan tjabangtjabang keseni
an dari lembagalembaga masingmasing. Koordinasi baru diwudjud
kan dalam garisgaris umum jang diperoleh dalam kongreskongres
kebudajaan.
Didalam perkembangan kebudajaan kita nanti perlu sekali di
adakan koordinasi jang lebih kongkrit dalam beberapa bidang atau
tjabangtjabang kesenian, misalnja bidang senilukis, seni tari, seni
suara dsb. Dalam beberapa bidang, misalnja seni tari, koordinasi
itu akan merangsang daja kreasi jang menguntungkan tjorak dan
bentuk tjiptaantjiptaan baru karena adanja pengolahan jang lebih
masak, kritis dan jang lebih dapat dipertanggung djawabkan.
937
Didalam hal ini Djawatan Kebudajaan jang perlu dipertinggi
deradjatnja mendjadi suatu instansi otonom, hendaknja mengambil
peranan jang aktif. Dalam menjusun rentjanarentjana dari bagian
bagiannja, Djawatan Kebudajaan harus mengadakan kerdjasama
jang erat dengan lembagalembaga kebudajaan dalam masjarakat.
Daftar lembagalembaga/kesenian/kebudajaan :
1. Didaerah Djakarta Raya :
a). Lembaga Pemeliharaan dan Perkembangan Seni Tari.
b). Lembaga Kebudajaan Rakjat.
c). Lembaga Kebudajaan Nasional.
d). Lembaga Seni Sastera Perwakilan Djawa Barat.
e). Lembaga Kebudajaan Indonesia (museum).
f). Lembaga Taman Kanakkanak Pak Kasur.
g). Lembaga Kesenian Kebudajaan Nasional Indonesia (LKKNI).
h). Lembaga Jajasan Pentjak Silat.
i). Lembaga Kebudajaan Melaju.
j). Lembaga Seniman Yin Hwa.
2. Diluar Djakarta :
a). Lembaga Kesenian Klaten.
b). Lembaga Kebudajaan Rakjat Tjabang Jogjakarta.
c). Lembaga Seni Sastera Jogjakarta.
d). Lembaga Purbakala Daerah Atjeh.
e). Lembaga Bunda.
f). Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) Tjabang Surabaja.
g). Lembaga Kebudajaan Indonesia Melaju.
h). Lembaga Kebudajaan Pamekasan.
i). Lembaga Bahasa djeung Sastera.
j). Lembaga Seni Sastera.
k). Lembaga Bahasa dan Kesusasteraan.
l). Lembaga Kebudajaan Atjeh Tjabang Kabupaten Pidie.
m). Lembaga Kebudajaan Nasional Tjabang Sumatera Utara.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
938
DAFTAR ANGGOTA B.M.K.N. „ORGANISASI”
Nama
No.
Nama
A.S.R.I.
9. Badan Pemupuk Keb. Indo
Ansambel Njanji dan Tari
nesia.
Gembira.
10. Badan Musjawarah Kes. In
Badan Kesenian Indonesia.
donesia,
Badan Kongres Kebudaja
11. Eka Kapti
an Islam,
12. Eka Pendawa.
Badan Kesenian dan Keb.
13. Gedung Pentjak Medal
Dajak.
Kentjana.
Badan Perintis Peradaban
14.
Gabungan Seniman Muda.
dan Kebudajaan Nasional.
15.
Gelanggang Kesusasteraan
Badan Koordinasi Perguru
Makasar.
an Partikelir.
16. Gaja Dinamika.
Budaja Wiraga.
17. Gerakan Arti Pemuda Pela
djar Nasional Indonesia.
18. Himpunan Sandiwara Rak
si Seni Indonesia.
19. Himpunan Budaja Surakar
ta.
20. Himpunan Pentjinta Seni
Indonesia.
21. Ikatan Keluarga Seni Rupa
Indonesia.
22. IPSI Tjabang Djakarta.
23. I.P.S.I. Pusat.
24. Ikatan Seni Rupa Prabang
kara.
25. I.S.S.I. Tjabang Djakarta.
26. Irama Tjitra.
27. Ikatan Seni Sunda Indone
sia.
28. Ikatan Stenograf Indonesia.
29. Jajasan Pusat Keb. Ban
dung.
30. Jajasan Pusat Kebudajaan.
31. Jajasan Mattheus.
32. Jajasan Semarak Tjirebon.
33. J.A.T.N.I.
34. Jajasan Budaja.
35. Jajasan Kebudajaan Sula
wesi.
36. Kesenian Mardi Kuno.
37. Kesenian Tari Djawa La
ngen Sedijo Tomo.
38. Kesenian Timor.
39. Krido Putro.
40. Kesenian Indonesia Sibolga.
41. Krido Bekso Wiromo.
42. Kebudajaan Nasional Pan
tjasila.
43. Kesenian Djawa Wajang
Kulit Langen Budaja.
44. Kesenian Sangir.
45. Kebudajaan Nasional Pan
tjasila P.B.
46. Lembaga Kebudajaan Kla
ten.
47. Lekra Pusat.
48. Lembaga Kebudajaan Mela
ju.
49. Lekra Solo.
50. Lembaga Basa djeung Sas
tera Sunda.
51. Lekra Malang.
52. Lekra Pali.
53. Lekra Purwodadi.
54. Lekra Medan.
55. Lekra Makasar.
56. Lembaga Pusat Pendidikan
Nasional.
57. Madjelis Luhur Taman Sis
wa.
58. Museum Radya Pustaka.
59. Orkes Seruling Medunde.
60. Pelukis Indonesia.
61. Persatuan Pentjak Silat.
62. Perkumpulan Seni Sunda
Sekar Galih Pantjawarna.
63. Perkumpulan Perguruan
Sawerigading.
64. Perkumpulan Ludruk Ali
ran Masa.
65. Pustaka Ganesha Barabai
66. Perkumpulan Kesenian Sun
da.
67. Perkumpulan Irama Siswa.
68. Persikpera.
69. Parkiwa.
70. Panti Seni Budaja Mandar.
71. Sandiwara Miss Tjitjih.
72. Sutji Rahaju.
73. Siswo Kusolo.
74. Seni Indonesia Kalangan
Pentjak.
75. Sedio Utomo.
76. Serikat Kesenian Birajang.
77. Seni Budaja Toradja.
78. Seni Kebudajaan Tertib.
79. Taman Kesenian Taman
Siswa.
80. Taman Kebudajaan Djuwa
na.
81. Tunas Muda.
82. Organisasi Seniman Indone
sia (O.S.I.).
83. Masjarakat Seniman Bung
kulan.
84. Gelora Seniman Angkatan
Sekarang. (G E S A S).
939
3. Jajasan Lektur :
Jajasan ini disebut „Jajasan Untuk Memadjukan Persediaan Lek
tur jang berguna untuk Pembangunan Masjarakat”; disingkatkan
„Jajasan Lektur”.
Dengan dikeluarkannja Keputusan Dewan Moneter tanggal 18
Mei 1951, untuk menurunkan (menekan) harga bukubuku impor de
ngan djalan memberikan restitusi atas Surat Izin Devisen (deviezen
certificaat), maka perlu dibentuk suatu „Badan” dengan status „Ja
jasan”, sebagaimana tersebut diatas.
Jajasan itu bermaksud :
a. mendjalankan segala usaha untuk membantu tersebarnja batjaan
jang berfaedah bagi pembangunan masjarakat ;
b. melaksanakan keputusankeputusan jang diambil oleh Pemerin
tah mengenai restitusi para penerbit ;
c.
membantu terbentuknja kerdja sama jang tersusun antara per
usahaanperusahaan pendjualan buku dan perusahaanperusaha
an penerbit di Indonesia.
Dalam praktek dewasa ini Jajasan Lektur melakukan tugas seba
gai berikut :
1. Turut menjelenggarakan dan mengatur impor Lektur; dalam pe
ngertian mengadakan „pemeriksaan pendahuluan” terhadap se
mua impor lektur, baik mengenai nilainja maupun mengenai
hargaharganja.
2. Memberi saran kepada Departemen Perdagangan tentang per
mintaanpermintaan pengakuan importirimportir buku jang ba
ru.
3 Memberi saran kepada instansi jang berwadjib untuk melarang
peredaran lektur jang membahajakan keamanan Negara dan/
atau kesusilaan (pornografis), apabila setjara kebetulan Jajasan
Lektur „menemukan” Lektur sematjam itu.
4. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan bersangkutan dengan
bonbon buku mahasiswa ; dengan bonbon itu para mahasiswa
dapat membeli bukubuku pada tokotoko buku dengan setengah
harga.
Selandjutnja Jajasan Lektur menjelenggarakan djuga pekerdja
anpekerdjaan teknis sekitar pembajaran restitusi kepada toko
toko buku jang telah mendjual bukubukunja berdasarkan bon
bon tersebut diatas.
5. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan administratif jang ber
sangkutan dengan „Import I.M.G. Program” dengan kerdja sama
dengan Departemen Luar Negeri dan L.A.A.P.L.N.
6. Menjelenggarakan pekerdjaanpekerdjaan administratif jang ber
sangkutan dengan distribusi kertas koran untuk pentjetakan
bukubuku peladjaran dan agama.
Pekerdjaan ini dikerdjakan bersamasama dengan Serikat Per
usahaan Surat Kabar (S.P.S.).
940
7. Dengan kerdjasama dengan Departemen Agama (Bagian Pener
bitan) Jajasan Lektur mengerdjakan pekerdjaanpekerdjaan teh
nis (kalkulasi) jang bersangkutan dengan :
a. restitusi penerbitan AlQuran dan Tafsirannja.
b. pemberian bahanbahan untuk pentjetakan AlQuran dan Taf
sirannja setjara kredit.
8. Bersamasama dengan L. A. A. P. L. N. Jajasan Lektur menje
lenggarakan transfer honorarium/copyright pengarangpenga
rang dan penerbitpenerbit keluar negeri jang bukubukunja di
terbitkan di Indonesia.
9. Tugastugas tersebut diatas dikerdjakan oleh Bagianbagian ter
sendiri.
Disamping bagianbagian tadi Jajasan Lekturpun mempunjai ba
gian inspeksi, jang bertugas setiap waktu mengadakan pemeriksaan
pada importirimportir, tokotoko buku dan penerbitpenerbit, bila
oleh pimpinan Jajasan dirasa perlu untuk mengadakan pemeriksaan
itu.
d. Lembagalembaga Persahabatan dengan Luar Negeri
Di Djakarta telah didirikan beberapa Lembaga Persahabatan de
ngan luar negeri. Lembagalembaga ini merupakan badan tempat
menampung hasrat dari masjarakat Indonesia untuk mengadakan
kerdjasama jang erat dilapangan kebudajaan dengan berbagai negeri
lain. Dengan djalan begitu tertanam pengertian jang baik antara rak
jat Indonesia dan rakjat diluar negeri.
Telah berdiri misalnja : Lembagalembaga IndonesiaDjepang,
IndonesiaR.R.T., IndonesiaDjerman, IndonesiaRepublik Demokrasi
Djerman, IndonesiaPolandia, IndonesiaTjekoslowakia, Indonesia
Australia, Indonesia Argentina, IndonesiaAmerika, Badan Hubu
ngan Kebudajaan IndonesiaSovjet, Lembaga IndonesiaKorea, Indo
nesiaBulgaria dan Lembaga IndonesiaRepublik Arab Persatuan.
§ 857. Pemasukan film di Indonesia
Tjara pemasukan film di Indonesia ada 2 matjam jaitu :
a. Tjara „flat” : seperti impor biasa dengan membuka L/C.
b. Tjara „Recette” : film dimasukkan dulu, bebas dari devisen.
Pendapatan jang diperoleh dimasukkan dalam rekening jang di
bekukan tidak boleh terus ditransfor.
Flat
1956
1957
1958
1959
Djumlah importir
Nasional
15 orang
24 orang
25 orang
30 orang
Djumlah devisen
jang disediakan Rp.4.500.000 Rp.7.500.000 Rp.7.500.000 Rp.9.000.000
jang direalisir : Rp.4.500.000 Rp.6.862.000 Rp.4.500.000 Rp.8.022.000
Recette :
Importir „Recette” :
9 perusahaan Amerika.
1 perusahaan Inggeris.
941
c. Peraturanperaturan impor film
1. Dewan Film menentukan djumlah film jang dapat diimpor
dari tiaptiap negeri misalnja tahun 1959/1960 sebanjak
425 tjerita. Dari tiap tjerita dapat diimpor 2 stel.
2. Importirimportir „recette” memadjukan permohonan kete
rangan Pemasukan Pabean bebas devisen melalui Direktorat
Perdagangan Luar Negeri ke B.D.P.
3. Importirimportir „flat” (jang membajar dengan tunai) me
madjukan Permohonan Idzin Impor melalui Direktorat Per
dagangan Luar Negeri ke B.D.P. dengan perantaraan Bank.
4. Apabila film „flat” ditolak oleh Panitya Sensor, maka film itu
dikembalikan dan diganti oleh leverancier dengan film jang
lain jang mutunja sama.
5. 9 Perusahaan film Amerika ditetapkan boleh mengimpor ma
ximum 130 tjerita Amerika, 1 perusahaan film Inggris di
tetapkan boleh mengimpor maximum 20 tjerita Inggris
dalam setahun, djadi djumlah seluruhnja ada 150 tjerita
dalam setahun.
Selebihnja jaitu 425 tjerita dikurangi 150 tjerita = 275 tjeri
ta, diimpor oleh importirimportir nasional.
______________
942