Jilid-05 Depernas 24-Bab-75
BAB 75. KEADAAN JANG MENDJADI TUDJUAN
§ 858. Asas2 untuk memperkembangkan Kebudajaan Nasional
Tudjuan Revolusi 17 Agustus 1945 ialah masjarakat Indonesia
jang modern, adil dan makmur jang hidup dalam persahabatan dengan
segala bangsa didunia. Revolusi kita didjiwai oleh tjitatjita Pantja
sila. Tjitatjita Pantjasila dilahirkan atas dasar kepribadian Indonesia.
Kehidupan kebudajaan dalam masjarakat Indonesia harus pula ber
pangkal pada Pantjasila. Dalam usaha memperkembangkan kebuda
jaan nasional, Pantjasila memberi dasar jang kuat. Ketuhanan Jang
Maha Esa, Kerakjatan, Kebangsaan, Keadilan Sosial dan Kemanusiaan
mendjamin perkembangan kebudajaan nasional kearah jang kita tjita
tjitakan. Dengan Pantjasila kebudajaan nasional diperkembangkan de
ngan memberi djaminan kepada kepribadian kebudajaan Indonesia
untuk tumbuh subur. Keadilan Sosial dan Kerakjatan memberi dja
minan akan kehidupan kebudajaan untuk seluruh rakjat Indonesia
sesuai dengan tjitatjita Negara Republik Indonesia jang berdasarkan
Kemanusiaan jang adil dan beradab.
Kepribadian kebudajaan Indonesia meliputi kebudajaankebuda
jaan daerah dan mewudjudkan keadilan seperti jang dilambangkan
oleh „Bhinneka Tunggal Ika”. Dalam menggalang kebudajaan kesa
tuan perlu sekali diingat, betapa pentingnja perpaduan antara kebu
dajaan daerah. Selain daripada itu unsurunsur kebudajaan daerah
masing2 harus pula diperbaiki dan dimuliakan, supaja kebudajaan
seluruhnja mentjapai tingkat jang tinggi. Unsurunsur kebudajaan
jang tinggi nilainja membentuk kebudajaan keseluruhan jang bernilai
tinggi. Asas kebudajaan „Bhinneka Tunggal Ika” berfungsi untuk
meninggikan taraf kebudajaan kita dengan penindjauan tentang kema
djuankemadjuan, baik dari masingmasing kebudajaan daerah mau
pun tentang kemadjuan dari kebudajaan kesatuan. Kemadjuan dalam
seluruh lapangan kebudajaan diseluruh daerah akan memberi resul
tante jang berupa kemadjuan kebudajaan nasional. Kemadjuan itu
diseluruh daerah hendaklah diteliti setjara ilmiah. Djuga setjara
ilmiah harus diberi bimbingan kepada perkembangan kebudajaan, baik
didaerah maupun dipusat. Karena itu perlu sekali adanja lembaga
lembaga kebudajaan baik didaerah maupun dipusat, supaja diseluruh
wilajah Indonesia terdapat kesuburan kehidupan kebudajaan jang
optimal.
Dengan bimbingan kepada perkembangan kebudajaan, baik dipu
sat, maupun didaerah, dapat ditjegah keruntuhan kebudajaan kita.
Kebudajaan kita tidak luput daripada antjaman keruntuhan berhu
bung dengan pemasukan kebudajaan luar negeri jang datangnja diser
tai segala alatalat tehnik guna memudahkan penjebarannja. Sifat
sifat lahiriah dari kebudajaan luar negeri ialah bahwa ia sangat mudah
dipraktekkan, pula tidak mendapat rintangan baik mengenai waktu,
943
maupun mengenai kebebasan gerak perseorangan. Misalnja beberapa
aspek kebudajaan Barat seperti berdansa, menjanji dan main musik
setjara Barat, berpakaian setjara Barat bagi pria dan wanita, pertun
djukan kesenian Barat, sekaliannja itu tidak pernah makan waktu
semalam suntuk seperti wajang kulit misalnja.
Hal jang penting ,djuga ialah bahwa alatalat kesenian dari Barat
lebih mudah diangkut dan lebih murah daripada alatalat kesenian
kita, misalnja gamelan. Pakaian setjara Barat memberi kelonggaran
besar untuk gerak tjepat dan lebih mudah dikenakan dari pada
pakaian setjara Indonesia. Bermatjammatjam keradjinan tangan
akan terdesak oleh produksi barang dengan memakai mesin, misalnja
tenun, batik dan lainlain.
Alatalat modern untuk produksi barangbarang keperluan hidup
seharihari, begitu pula alatalat hiburan rakjat seperti film, radio,
gramafon dan lainlain perlu diberi unsurunsur kebudajaan Indone
sia, sehingga unsurunsur itu tidak hilang dan didesak oleh unsur
unsur dari luar. Misalnja dalam bentuk, tjorak, warna dan gambar
barangbarang supaja dipakai unsurunsur Indonesia sebanjakbanjak
nja. Kalau tidak maka unsurunsur kebudajaan Indonesia itu akan
hilang dengan tjepatnja tanpa bekas. Unsur kebudajaan itu terdapat
disemua daerah dari wilajah Indonesia. Dalam lembagalembaga ke
budajaan tersebut hal ini dapat ditjari dan dikumpulkan.
Untuk keperluan kehidupan seharihari tjaratjara Indonesia
harus disesuaikan dengan perobahan zaman jang memerlukan gerak
tjepat dan pekerdjaan berat. Misalnja pakaian Indonesia harus diru
bah sedemikian rupa sehingga memenuhi keperluan ini. Djika tidak
tentu akan terdesak oleh tjaratjara asing.
Baik asasasas Pantjasila, maupun Bhinneka Tunggal Ika bertu
djuan untuk mengikut sertakan seluruh rakjat untuk memperkem
bangkan kebudajaan nasional.
Tudjuan pertama ialah untuk mendjamin terlaksananja kehidup
an kebudajaan seluruh rakjat. Djustru dalam zaman peralihan dimana
lebih banjak dipergunakan alatalat mesin, kehidupan kebudajaan rak
jat harus didjaga dengan seksama. Kehidupan kebudajaan jang dimak
sud adalah berpokok dan berpangkal pada milik kita sendiri sehingga
dapat berkembang dengan subur.
Tudjuan kedua ialah untuk memadjukan dan menjuburkan kebu
dajaan Indonesia dan mentjegah keruntuhan kebudajaan kita karena
desakan jang dialami dari luar negeri.
Tudjuan ketiga ialah untuk memperkembangkan daja kreatip
rakjat kita diseluruh lapangan. Semua tudjuan ini adalah sesuai de
ngan tjitatjita pembangunan masjarakat sosialis Indonesia.
Usaha dan tjara mentjapai tudjuan revolusi, djuga dalam bidang
seni dan sastera, harus revolusioner. Tjaratjara jang reformistis dan
kompromistis harus ditinggalkan. Sistim liberalisme harus diganti
dengan sistim demokrasi terpimpin. Dalam melaksanakan demokrasi
terpimpin harus dilakukan retooling dan herordening serta koordinasi
disegala bidang.
944
§ 859. Usahausaha untuk mentjapai tudjuan
a. Menudju kekepribadian bangsa Indonesia
Dalam menudju kekepribadian kita sendiri harus diusahakan
agar kebudajaankebudajaan daerah jang beraneka warna itu diberi
bimbingan sedemikian rupa, sehingga mempertinggi rasa bersatu dan
hidup susila.
Mulai dari Sekolah Rakjat perlu kepada pemudapemudi kita
sebagai harapan bangsa diberikan peladjaranpeladjaran atau petun
djukpetundjuk mengenai sopansantun, tjara bergaul, saling hormat
menghormati serta hargamenghargai.
Perlulah kepribadian itu dibangunkan dalam djiwa tiap anak In
donesia mulai dari sekolah rendah sampai kesekolahsekolah tinggi.
Teristimewa pendidikan dan pengadjaran harus diberi djiwa dan
semangat dasardasar kenegaraan Indonesia jang berfalsafah kepada
Pantjasila, berpedoman Bhinneka Tunggal Ika dan bersendi kebuda
jaan nasional jang unsurunsurnja terdapat dalam hasilhasil kebuda
jaan daerah dizaman jang lampau dan dizaman baru.
Dalam matapeladjaran sedjarah, ilmu bumi, kesehatan dan keta
tanegaraan, haruslah dibuktikan bahwa Indonesia dalam sedjarahnja
jang lampau mempunjai unsurunsur asli, baik dalam senibangun,
senilukis, senipahat, senisastra dan sebagainja.
Ini berarti perlunja dilakukan penindjauan terhadap kitabkitab
peladjaran sedjarah, ilmubumi, kitabkitab batjaan, jang harus dise
lenggarakan oleh satu panitia chusus hingga dapat menjaring buku
buku peladjaran jang ada dan memerintahkan supaja diadakan buku
buku jang baru jang djiwa dan semangatnja sesuai dengan maksud
mengembangkan kepribadian Indonesia.
Dalam bidang kebudajaan haruslah diadakan politik kebudajaan
jang tegas dan aktif supaja dapat membawa masjarakat kedjalan jang
dapat mengembangkan kepribadian Indonesia dan menggali segala
harta benda kebudajaan dari zaman jang lampau untuk memberikan
kejakinan rakjat, atas tenaganja dan karyanja sendiri dalam memadju
kan kebudajaan nasional.
Demikian djuga Djawatan Kebudajaan perlu memberi hadiah ke
pada karya terbaik dalam segala matjam kesenian setahun sekali,
untuk merangsang bangsa Indonesia agar mentjiptakan seni baru dan
menghormati hasilhasil karya bangsanja.
Selandjutnja Djawatan Kebudajaan harus memberikan bantuan
kepada usahausaha swasta jang bergerak dilapangan kebudajaan de
ngan tidak mempunjai dasar komersil.
Sedapat mungkin haruslah Djawatan Kebudajaan sendiri mempu
njai sedjumlah seniwati dan seniman jang dapat dikirimkan keseluruh
Indonesia dan keluar negeri, jakni untuk menjatukan rasa kepriba
dianIndonesia di Indonesia dan untuk memperkenalkan kepribadian
Indonesia diluar negeri.
Lain daripada itu politik kebudajaan Pemerintah harus diarahkan
kedjurusan melindungi kepribadian Indonesia dari pengaruhpengaruh
djelek dari luar negeri jang mungkin merusak kepribadian Indonesia,
945
umpamanja berbagai matjam tontonan tertentu, pembatjaan, pertun
djukan dan lain sebagainja.
§ 860. Usahausaha urgensi/pokok
Usahausaha urgensi/pokok dari kegiatan kebudajaan terpimpin
ialah usahausaha jang dapat membulatkan dan mendorong semangat
rakjat untuk memadjukan produksi dan kesedjahteraannja sebagai
suatu tudjuan kolektif jang mulia. Untuk itu segala alat kesenian,
pendidikan, hiburan dan penerangan serta gabungan dari padanja,
harus dikerahkan dengan tudjuan untuk memberi pengertian, rasa
persatuan dan kegembiraan tentang tjitatjita bersama, jaitu masja
rakat sosialis a la Indonesia. Ofensif mental ini pertamatama harus
ditudjukan kepada pendidikan, baik disekolah, maupun diluar sekolah,
dan dimasjarakat ramai. Dan kebudajaan adalah unsur jang penting
dari pembangunan mental itu. Tudjuan dan landasan ini harus selalu
rakjat banjak, jang berarti, sifat usaha itu adalah masal dan kerakjat
an, berpokok pada potensi rakjat jang terpimpin.
Tjara dan alat jang dipergunakan haruslah tjara dekat dihati rak
jat, sekalipun barangkali harus disesuaikan, oleh dan ditengah rakjat
disempurnakan sampai ketingkat „panggung”.
Maka perlu direalisasikan :
1. Kebidjaksanaan dan organisasi pendidikan dan politik kebuda
jaan jang mendjamin peranan vital dan komplementer jang harus
didjalankan oleh ilmu, teknologi, kesenian, sport dan rekreasi,
dengan isi tjitatjita pembangunan masjarakat adil dan makmur.
2. Dalam rangka “funds and forces” jang masih terbatas, dilakukan
penertiban peralatan, tenaga pengadjar dan akomodasi, dibidang
penjelenggaraan Lembagalembaga keilmuan dan universitas
universitas, dengan mentjegah kerdjadobel.
3. Studi “humanities” diselenggarakan menurut garis kepentingan
kebudajaan nasional.
4. Pendidikan kesenian diselenggarakan menurut garis kepentingan
kebudajaan nasional.
5. Pendirian : (a) Lembaga Theater Nasional
(b) Konservatorium Nasional.
6. Pendirian : (a) Panitia Nasional Hadiah Kesenian.
(b) Panitia Nasional Pertukaran Kebudajaan antar
Daerah dan antar Bangsa.
7. Pendirian/penjempurnaan :
(a) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Sastera
Daerah kedalam Bahasa Indonesia.
(b) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Buku ke
ilmuan kedalam bahasa Indonesia.
(c) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Sastera
Luar Negeri kedalam Bahasa Indonesia.
8. Pendirian : (a) Lembaga penjelidikan Bahasa dan Kebudajaan
Daerah.
(b) Lembaga Keradjinan Tangan untuk Kesenian.
946
9.
Pemeliharaan dan pengembangan museum, museum lapangan,
arsip, perpustakaan, artgallery, taman kebudajaan lokal, sekalian
nja dengan mengikutsertakan masjarakat setempat, sebagai da
sar pendirian suatu Museum Nasional.
10. Tjagartjagar alam (natuurreservaten) diperbanjak dan disem
purnakan.
11. Pendirian suatu Sirkus Nasional.
12. Diambil langkahlangkah dibidang perundangundangan dan kebi
djaksaan, supaja terdjamin berkembangnja karya ilmu, keseni
an, sport jang mempertinggi perikemanusiaan masjarakat dan
bangsa kita, dalam bentuk hadiah, subsidi, premi, beasiswa, per
inganan padjak dan sebagainja.
13. Larangan ekspor barangbarang jang berupa pusaka nasional dan
vital buat perkembangan ilmu, seni dan penjelidikan sedjarah,
diperkeras dan diperintji kembali menurut kepentingan nasional
kita.
14. Industri film Indonesia diperbaiki demikian rupa dalam waktu
jang setjepattjepatnja, sehingga import film dapat dibatasi sam
pai volume jang normal antar bangsa, dan supaja pengaruh film
impor jang terlalu besar itu jang bertendensi mendjauhkan kita
dari alam masjarakat kita sendiri dengan sendirinja dapat dihi
langkan.
15. Dilakukan larangan terhadap film, batjaan serta hiburan, teruta
ma jang dari luar negeri jang merugikan usaha pengembangan
kebudajaan nasional.
§ 861. Usahausaha djangka pendek
1. Pendirian/penjempurnaan Tamantaman Kebudajaan ditingkat
Ibukota propinsi dan Kabupaten dan Kota Besar.
2. Penentuan patokanpatokan dibidang hiburan (musik, batjaan,
tari, film dan sandiwara), untuk membuka kesempatan sebesar
besarnja bagi perkembangan idee, tema, bentuk keseniankeseni
an rakjat dab tjiptaantjiptaan senimanseniman Indonesia sen
diri, dengan djalan :
(a)
Andjuranandjuran oleh Menteri P.P. dan K. diberbagai bi
dang, misalnja musik hiburan diradio dan tarian hiburan da
lam pergaulan.
(b) Membuat peraturanperaturan jang memadjukan kreasi sen
diri terutama dibidangbidang jang disebut diatas dengan
djalan festivalfestival dan pemberian hadiahhadiah.
3. Sebelum front nasional terbentuk sebaiknja dibentuk Panitia Ke
budajaan Nasional jang tidak terlalu besar djumlah keanggota
annja, terdiri dari pemukapemuka kebudajaan dan kesenian ;
dan jang mendjadi penasehat ialah Menteri P.P. dan K. dalam
pelaksanaan kegiatan kebudajaan terpimpin.
947
§ 862. Untuk memperkuat keprihadian bangsa Indonesia harus
diadakan :
1. "Artgallery" tempat gambargambar dan patungpatung pahla
wan Indonesia sedjak dahulu kala sampai sekarang disertai de
ngan buktibukti hasil karyanja dan (kalau ada) peninggalanpe
ninggalannja.
2. Pertundjukan tetap musikmusik Indonesia, taritarinja, pentjak
silatnja, seni rupa, seni lukis, seni pahat dan modelmodel seni
bangunnja.
3. Mengadakan penggalian kearah sedjarah, kebudajaan jang lam
pau setjara nasionalobjektif, djangan setjara chauvinistis dengan
memasukkan sedjarah atau menondjolkan hanja jang segi pende
waannja sadja.
4. Mesti ditimbulkan rasa kebanggaan nasional untuk memupuk
kepribadian nasional, hingga menebalkan kepertjajaan kepada
diri sendiri, mendjadikan manusia Indonesia jang kuat djiwanja,
tidak lekas menurut dan menerima sadja, apa jang dipropagan
dakan orang kepadanja, ia harus mendjadi sosialis Indonesia jang
berpidjak dengan kedua belah kakinja diatas bumi Indonesia dan
berada ditengahtengah massa.
5.
Pemeliharaan lagu Indonesia Raya
(a) dipandang dari sudut instrumental dan berdasarkan P.P.
No. 44 tahun 1958, maka lagu Indonesia Raya sudah siap
untuk disampaikan kesemua orkes, baik symphonie, harmo
nie maupun fanfare karena sudah merupakan musik jang
lengkap partaipartainja.
Hanja tjara melaksanakan kadangkadang agak djanggal dan
kurang memuaskan untuk didengar.
Lagu Indonesia Raya, djika dilihat setjara harmoni dan djika
instrumennja kurang lengkap maka tidak akan begitu me
muaskan, karena lagu ini biasa diselenggarakan dihari besar
sadja.
Untuk symphoni, sekarang belum dapat dilaksanakan kare
na belum ada pimpinan orkes jang tjukup baik.
(b) mengenai vokal, dalam koor nada dan katakata harus dila
hirkan dengan tepat, dengan mengingat isi dan semangat.
Lagu Indonesia Raya harus diandjurkan dengan teliti sekali
sedjak di Sekolah Rakjat dan dinjanjikan dengan ⅓ atau ¼
daripada suara.
Para guru supaja mengerti letak kesalahankesalahan sehing
ga mendjamin pelaksanaan njanjian ini dengan baik.
§ 863. Pembentukan Departemen Kebudajaan
a. Dalam alam Usdek jang mengingini kita kembali kekepribadian
sendiri, maka usahausaha kebudajaan perlu mendapat perhatian
jang chusus, karena kebudajaan kita adalah inti daripada kepri
badian bangsa Indonesia.
948
Hal ini lebih mudah ditjapai djika untuk kegiatankegiatan dila
pangan kebudajaan ini diadakan suatu Departemen sendiri, jaitu
Departemen Kebudajaan.
b. Dengan adanja Departemen tersendiri maka akan tertjapai effi
ciensi dan keleluasaan bekerdja baik didalam maupun diluar
negeri.
e. Adanja Departemen Kebudajaan ini dapat dipertanggungdjawab
kan ditindjau dari sudut psychologis, konstitusionil dan kema
sjarakatan.
(1) Dapat dipertanggungdjawabkan setjara psychologis djika
Departemen ini tugasnja chusus mengkoordinir dan menjeli
diki perkembangan aktiviteitaktiviteit dalam hal penjeli
dikan dan memadjukan bahasa, ilmu pengetahuan dan seni.
(2) Dapat dipertanggungdjawabkan setjara konstitusionil atas
dasar kalimat ke 4 pembukaan U.U.D. 1945, jang menjata
kan bahwa pemerintah Indonesia dibentuk antara lain untuk
mentjerdaskan kehidupan rakjat jang dengan sendirinja me
liputi djuga kebudajaan, ilmu pengetahuan dan lain sebagai
nja dan djuga atas dasar pasal 32 ajat 2 U.U.D. jang menja
takan bahwa pemerintah memadjukan kebudajaan nasional
Indonesia.
(3) Dilihat dari sudut kemasjarakatan, karena kebudajaan tidak
dapat dilepaskan dari lingkunganlingkungan kehidupan jang
berlainlainan jang mendjelma dalam masjarakat, faktor
kesusilaan, religious, psychologis, hidup kebatinan, filosofi,
sosial dan ekonomi, maka Departemen Kebudajaan djuga
harus mementingkan hubunganhubungan ini.
Perkembangan kebudajaan jang melulu ditetapkan oleh De
partemen akan menghalangi perkembangan segisegi jang
penting dalam masjarakat.
Maka dari itu meskipun planning kebudajaan dipegang oleh
Pemerintah Pusat, hendaknja dalam pelaksanaannja paling
sedikit harus diberikan tempat jang mendjamin perkem
bangan kebudajaan itu.
Perlu disusun suatu dasar filsafat kebudajaan jang menentu
kan garisgaris besar, arah, serta diselidiki literatur nasional
hingga terdapat dasardasar filsafat bangsa Indonesia diza
man lampau untuk didjadikan pedoman „kembali kekepri
badian kita sendiri”.
(4) Bentuk susunan Departemen Kebudajaan harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan manumit kepribadian bangsa Indone
sia.
§ 864. Peranan Pemerintah
a. Hingga sekarang tjampurtangan Pemerintah dalam hidup kebu
dajaan masih kurang terasa, karena aparaturnja masih serba ke
kurangan dalam organisasi, anggaran belandja dan personalianja
dan politik kebudajaan kurang tegas, sehingga persoalan kebu
dajaan lebih banjak diserahkan kepada kemampuan masjarakat
sendiri.
949
Keadaan ini tidak dapat dibiarkan berdjalan terus, terutama da
lam menghadapi pembangunan semesta dan berentjana jang ha
rus didahului dengan perobahan hidup mental jang radikal. Ka
renanja perlu Pemerintah memegang peranan jang positif dalam
menudju kepada suatu keadaan masjarakat jang didjiwai dengan
hidup kebudajaan menurut kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Politik kebudajaan harus digariskan dengan tegas oleh Pemerin
tah, dengan tidak menjerahkan kebidjaksanaan kepada departe
men masingmasing, melainkan harus diadakan kebidjaksanaan
overall. Misalnja :
1. Dalam bidang sandang harus disarankan agar tjorak tekstil
jang akan kita produsir mempunjai tjorak berdasarkan motif
Indonesia (lihat motif batik, tenun Nusatenggara, Bali dan
sebagainja).
2. Dibidang pangan supaja diperhatikan tjara gotongrojong,
baik produksi maupun distribusinja, karena gotongrojong
merupakan tjiri kebudajaan kita.
3. Dibidang kenegaraan supaja perundangundangan diseleng
garakan sesuai dengan djiwa bangsa Indonesia jang berasas
kan musjawarah dan demokrasi jang murni.
4. Dibidang pendidikan supaja kebudajaan nasional didjadikan
alat utama bagi pembentukan kepribadian bangsa Indonesia
dan sebagainja.
5. Adalah mendjadi tugas para seniman dan sasterawan kita
untuk mengenal kekuatankekuatan sosial rakjat kita dan
peranan positif rakjat kita dalam revolusi.
6. Untuk mendjamin berkembangnja kebudajaan nasional, ma
ka segala impor barangbarang hiburan dan barang 2 untuk
penghidupan seharihari harus dibatasi, sedang produksinja
didalam negeri dimadjukan.
b. Dibawah ini didjelaskan pembagian tugas antara usahausaha
Pemerintah dan usahausaha Swasta :
1. Penentuan dasar, bimbingan dan penilikan atas perkembang
an kebudajaan dengan segala tjorak ragamnja (kesenian, ba
hasa, kesusasteraan, sedjarah, anthropologi, purbakala, Pe
ninggalan Nasional, Kearsipan Nasional, museum dan seba
gainja) berada dalam tangan Pemerintah Pusat dengan di
bantu oleh Pemerintah Daerah.
2. Usahausaha Swasta didorong dalam turut membantu mem
perkembangkan dan membimbing hidup kebudajaan
dengan bantuan serta penilikan dari pihak Pemerintah Pusat
dan Daerah.
3. Halhal jang menjangkut hidup kebudajaan hendaknja dipu
satkan dalam suatu instansi Pemerintah jang langsung ada
dibawah pimpinan Menteri Pertama, dengan bekerdja setjara
koordinatif dengan instansiinstansi lain jang berwewenang.
4. Dalam Front Nasional sebagai alat penggerak pembangunan
nasional perlu dihimpun tokohtokoh kebudajaan dengan
mendapat tempat dan tugas tersendiri.
950
5.
6.
Pembiajaan untuk perkembangan kebudajaan pada umumnja
dipikul oleh Anggaran Belandja Negara dengan bantuan dari
fihak masjarakat.
Perkembangan Kebudajaan Indonesia tidak dibatasi guna
keperluan dalam negeri, tetapi disalurkan djuga keluar ne
geri, antara lain dengan djalan :
a. Melengkapi petugaspetugas Negara Indonesia dan pela
djarpeladjar keluar negeri dengan pengetahuan teoritis
dan praktis dalam lapangan kebudajaan.
b. Pengiriman missimissi dan pameranpameran kebudajaan
keluar negeri dilakukan dengan mengadakan dahulu se
leksi jang tepat.
§ 865. Penggalian kekajaan kebudajaan aseli
Jang dimaksud dengan kekajaan kebudajaan aseli adalah hasil
hasil kebudajaan kebendaan dari zaman nirleka dan sedjarah kuno
sampai sekitar pertengahan abad ke19. Dari pada itu jang mendjadi
pokok adalah hasilhasil kebudajaan sebelum pertengahan abad ke17,
sedangkan sesudah masa ini kebanjakan adalah hasilhasil kebudajaan
asing (Barat terutama).
Sebagian terbesar dari bangunanbangunan purbakala adalah
peninggalan nasional. Jang dimaksudkan dengan „peninggalan nasio
nal lainnja” adalah bangunanbangunan jang tidak termasuk
bangunan purbakala tetapi mempunjai tjorak tersendiri, jang
kemudian mendjadi tjorak nasional atau paling sedikit ikut serta
memberi sumbangannja untuk pembentukan pola nasional, seperti
misalnja rumahrumah adat.
Dari peninggalan purbakala dan peninggalanpeninggalan nasio
nal lainnja ada sebagian jang sampai kini masih dipergunakan masja
rakat, terutama masdjidmasdjid, pemakamanpemakaman, kuilkuil,
rumahrumah adat dan sebagainja. Peninggalanpeninggalan jang
„hidup” ini masih dimiliki dan diurus oleh masjarakat jang bersang
kutan, sehingga Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional hanja
melakukan pengawasan dan memberi bantuan tehnis dan finansiil
untuk mempertahankan keasliannja.
Diharapkan bahwa tingkatan ilmu purbakala dinegeri kita tidak
ketinggalan, jaitu dengan djalan mengambil manfaat sebanjak mung
kin dari usahausaha dan pengalamanpengalaman dilain negeri.
Kerdjasama didalam negeripun sudah tentu dipelihara sebaik
baiknja. Demikianlah hendaknja selalu ada hubungan dengan Fakul
tasfakultas Djawatan Geologi, Djawatan Topografi, Balai Penjelidik
an Bahanbahan, Balai Penjelidikan Tanah dan sebagainja.
Dalam hal pendjagaan dan pengawasan, Dinas Purbakala dan
peninggalan Nasional erat sekali berhubungan dengan Pamong Pradja
dan Polisi Negara. Dinas itu sendiri sudah mempunjai djuru kuntji
untuk sebagian besar dari peninggalanpeninggalan purbakala, dan
beberapa orang djuru pelihara jang selama tiga minggu sebulan me
lakukan pemeriksaan terhadap keadaan peninggalanpeninggalan pur
bakala itu. Tetapi didalam hal penemuanpenemuan dan pelanggaran
951
MonumentenOrdonantie atau didalam hal usaha rakjat jang menjang
kut sesuatu peninggalan purbakala, maka Dinas Purbakala dan Pe
ninggalan Nasional hanja dapat bekerdja dengan bantuan dari Pamong
Pradja dan Polisi Negara, bahkan ada kalanja djuga dari Pengadilan
Negeri. Dalam urusan peninggalanpeninggalan jang masih terpakai
terutama tempattempat ibadat dan pemakamanpemakaman, harus
djuga ditjari hubungan dan kerdja sama dengan Departemen Agama.
Dengan staf ahli/tehnis jang ketjil dirasakan benar betapa berat
nja tanggungan Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional, lebihlebih
dengan adanja kenjataan bahwa masjarakat sendiri memperlihatkan
minat jang besar sekali terhadap sedjarah dan pusaka kebudajaannja,
sehingga dengan demikian tidak mungkin lagi Dinas tersebut meng
asingkan diri (seperti pada zaman kolonial) sebagai lembaga ilmiah
belaka. Berhubung dengan hal tersebut maka dengan „mengorban
kan” tenagatenaga jang ada hendaknja diusahakanlah pendidikan
kader.
Rentjana 8 tahun mulai 1961 :
Diluar rentjana tahunan dan pekerdjaan rutine/landjutan diren
tjanakan untuk :
1. Menjempurnakan Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional,
agar usahanja betulbetul meliputi seluruh tanah air, jaitu dengan:
(a) Memperluas pembentukan kader guna mentjukupi kebutuhan
akan tenagatenaga ahli dan tehnis,
(b) Mengubah status kantorkantor Seksi Bangunan mendjadi
kantor tjabang dan membuka lagi kantorkantor tjabang
untuk daerahdaerah jang kaja akan peninggalanpeninggalan
purbakalanja di Bukit Tinggi, Palembang dan Trowulan.
2. Menjempurnakan pendidikan ahliahli purbakala dengan mengi
rimkan mereka keluar negeri dengan bergiliran guna memperluas
pengalaman serta pengetahuan dan agar berkenalan dengan tjara2
baru dalam hal penjelidikan dan pemeliharaan.
3. Memodernisir tjaratjara kerdja kepurbakalaan dengan menggu
nakan hasilhasil baru dalam lapangan tehnis dan kimia seperti
misalnja penggunaan kapalterbang C 14 dalam penelitian dari
udara.
4. Mengadakan penjelidikan dan penggalian setjara besarbesaran
terutama terhadap daerahdaerah peninggalan nirleka (seperti
Flores misalnja) dan bekasbekas kota (dimulai dengan Madja
pahit jang sudah pasti letaknja).
5. Menjelidiki prasastiprasasti Kayuwangi dan Balitung.
6. Menjelidiki lebih luas lagi peninggalanpeninggalan Islam, ter
masuk perbaikan masdjidmasdjid dan makammakam kuno.
§ 866. Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan Negaranega
ra asing, chususnja dalam lingkungan AsiaAfrika
Hubungan dan kerdja sama kebudajaan dengan negaranegara
asing termasuk bidang pelaksanaan politik luarnegeri kita jang bebas
952
dan aktif menudju perdamaian dunia. Hubungan dan kerdjasama
kebudajaan dengan negaranegara asing memperkuat kedudukan
negara kita keluar dan kedalam dan merupakan saluran jang sebaik
baiknja untuk memperkenalkan kebudajaan bangsa diluar negeri, me
nanam goodwill dan persahabatan dengan bangsabangsa didunia.
Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan negaranegara asing,
chususnja dalam lingkaran AsiaAfrika, dapat dilakukan dengan mem
peroleh hasilhasil jang terbaik dengan mengadakan perdjandjianper
djandjian bilateral.
Tentang hubungan Indonesia dengan bangsabangsa sedunia da
lam Manifesto Politik Presiden dikatakan demikian : „Pembentukan
satu persahabatan jang baik antara Republik Indonesia dan semua
negara didunia, terutama sekali dengan negaranegara AsiaAfrika,
atas dasar hormatmenghormati satu sama lain, dan atas dasar be
kerdjabersama membentuk satu Dunia Baru jang bersih dari imperial
isme dan kolonialisme, menudju kepada Perdamaian Dunia jang sem
purna”. Dalam hubungan ini dinjatakan, bahwa „Revolusi kita tidak
ditudjukan untuk memusuhi sesuatu bangsa jang manapun djuga. Kita
mengulurkan tangan persahabatan kepada semua bangsa didunia ini,
untuk memperkokoh kesedjahteraandunia dan memperkokoh perda
maian dunia”.
Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan negaranegara
dalam lingkaran AsiaAfrika telah didjiwai oleh Konperensi Bandung
dan oleh Dasa Sila Bandung jang telah ditjiptakan oleh Konperensi
jang bersedjarah itu. Dasardasar kerdjasama kebudajaan jang telah
diterima baik oleh Konperensi AsiaAfrika itu sampai sekarang masih
merupakan pedoman jang praktis bagi kerdjasama kebudajaan dalam
lingkaran AsiaAfrika dan antara lain berbunji seperti berikut.
„Konperensi AsiaAfrika jakin, bahwa diantara usahausaha jang
terpenting untuk memadjukan saling mengerti diantara bangsabang
sa ialah usaha memadjukan kerdjasama kebudajaan. Asia dan Afrika
adalah tempat lahirnja agamaagama dan kebudajaankebudajaan jang
besar, telah memperkaja kebudajaankebudajaan dan peradaban2 lain
dan dalam proses itu telah mendjadi makin kaja pula. Dengan begitu
maka kebudajaankebudajaan Asia dan Afrika mempunjai dasardasar
rohani jang universil. Tetapi perhubungan rohani negaranegara Asia
dan Afrika telah terputus selama abadabad jang lalu.
„Bangsabangsa AsiaAfrika sekarang berkehendak dengan sung
guhsungguh untuk membaharui hubunganhubungan kebudajaan
mereka jang lama dan memperkembangkan hubunganhubungan baru
dalam hubungan dunia modern sekarang ini. Semua negara peserta
konperensi menjatakan kehendak mereka untuk bekerdja jang lebih
erat dalam lapangan kebudajaan.
„Dalam pandangannja mengenai pengembangan kerdjasama ke
budajaan diantara negara2 Asia dan Afrika sama sekali bukanlah
maksud Konperensi untuk mengetjualikan atau menjaingi golongan
bangsa2 dan peradaban serta kebudajaan lain. Sesuai dengan tradisi
toleransi dan universalita negaranegara Asia dan Afrika. Konperensi
berpendapat, bahwa kerdjasama kebudajaan antara mereka haruslah
953
diperkembangkan dalam hubungan kerdjasama sedunia jang lebih
luas.
„Berdampingan dengan pengembangan kerdjasama kebudajaan
antara bangsabangsa AsiaAfrika, negaranegara AsiaAfrika berke
hendak pula mengembangkan hubungan kebudajaan mereka dengan
negaranegara lain. Hal ini mereka anggap akan dapat memperkaja
kebudajaan mereka sendiri dan memberikan sumbangan bagi tertja
painja perdamaian dunia dan saling mengerti.”
Dalam rangka kerdjasama kebudajaan dengan negara2 asing kita
dapat mengadakan pertukaran professor, ahli, dan mahasiswa, dapat
mengambil faedah dari pengalaman research dan ilmiah dari negara
negara jang sudah madju untuk kepentingan pembangunan semesta
berentjana ditanah air kita. Kita dapat mengirimkan missi dan rom
bongan kesenian timbalbalik kenegaranegara sahabat. Dapat dilaku
kan pula tukarmenukar film jang bermutu kulturil, menjelenggara
kan terdjemahan karyakarya kesusasteraan jang bermutu dari luar
negeri.
Pemerintah hendaknja membantu usahausaha pengiriman
missi dan rombongan kesenian keluar negeri jang dilakukan oleh
organisasiorganisasi
(lembagalembaga) persahabatan dan
kebudajaan dengan negara asing.
Djuga pengiriman perutusanperutusan pemuda kita ke Festival
festival Pemuda Sedunia atau pertemuanpertemuan internasional lain
dimanapun djuga jang bersifat kulturil, perlu mendapat bantuan dan
segala fasilita dari Pemerintah, asal kita memegang teguh kepribadian
dan pendirian Negara kita, karena Festival2 Pemuda Sedunia merupa
kan tempat kita memperkenalkan kesenian Indonesia jang beraneka
ragam indahnja. Festivalfestival demikian mendjadi tempat pemuda
pemuda kita beladjar kenal setjara langsung dengan kesenian bangsa
bangsa sedunia jang bermutu, karena dalam festivalfestival interna
sional hanja kesenian2 jang bermutu dan jang paling baik dari
masingmasing bangsa dari seluruh pelosok dunia jang dipertundjuk
kan. Hal ini akan memperkaja pengalaman dan pandangan pemuda2
kita, akan memberi kesankesan jang baik kepada mereka dan semua
nja itu akan merupakan pendorong bagi dajadaja kreatipnja.
Dalam rangka hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan ne
garanegara asing perlu djuga diadakan tukarmenukar kundjungan
sasterawan, penulis, pelukis, wartawan dan tokoh2 negara. Sebab
kundjungan2 timbalbalik jang demikian akan membawa pengaruh 2
jang baik bagi mempererat tali persahabatan diantara negara kita
dengan bangsa2.
Persetudjuan kerdjasama ilmiah, pendidikan dan kebudajaan an
tara Republik Indonesia dan Luar Negeri telah diadakan dengan 6
negara, ialah Tjekoslowakia, India, Mesir, Jugoslavia, Pilipina dan
Uni Sovjet, sedangkan dalam persetudjuan persahabatan dengan Per
sekutuan Tanah Melaju — pasal 7 mengandung ketentuan tentang
kerdjasama dilapangan kebudajaan setjara luas. Pada umumnja pasal
pasal dari persetudjuan 2 itu adalah mengenai usahausaha un
tuk memadjukan perkembangan kerdjasama antara lembagalembaga
954
pendidikan, pengetahuan, sekolah, organisasi olah raga dan kebuda
jaan dari negeri masingmasing. Disinggung pula usaha untuk me
nominal ahliahli dan mahasiswamahasiswa dalam lapangan ilmu
pengetahuan, pedagogiek, pendidikan dan lainlain. Lain daripada
itu diusahakan pertukaran penerangan tentang kehidupan rakjat
negeri masingmasing, pertukaran penerbitan mengenai ilmu
pengetahuan, kebudajaan, kesenian dan madjalah berkala. Per
kundjungan rombongan kebudajaan dan kesenian diusahakan, begitu
pula perkundjungan perseorangan dan penjelenggaraan pameran2.
Kerdjasama dalam siaran radio dan dalam cinematography dimadju
kan. Kemungkinan untuk para atlit masingmasing negara untuk ber
temu diadakan. Beberapa persetudjuan memberi djaminan haktjipta
kepada pengarang negeri masingmasing. Dalam beberapa persetudju
an diutamakan peladjaran bahasa negeri masingmasing dan pertu
karan hasilhasil penjelidikan ilmiah.
Dengan negaranegara jang termasuk Rentjana Kolombo, seperti
Inggris, India, Sailan, Pakistan, Birma, Canada, Australia, Zelandia
Baru, Djepang, Thailand, Pilipina dan lainlain telah diadakan perse
tudjuan ekonomi, dimana termasuk djuga kemungkinan pertukaran
guru dan peladjar guna pembangunan dilapangan ekonomi dan sosial.
Karena persetudjuan dengan International Cooperation Administra
tion dari Amerika Serikat, terbuka djuga kemungkinan setjara luas
untuk mengirimkan peladjar2 Indonesia ke Amerika Serikat untuk
mendapat pendidikan ilmiah dan untuk mendapatkan guru dan ahli
tehnik dari Amerika Serikat.
Persetudjuanpersetudjuan kerdjasama dilapangan kebudajaan
dengan luarnegeri tjukup memberi kemungkinan dan kesempatan ke
pada rakjat Indonesia untuk mendapat faedah jang sebaikbaiknja
dari kerdjasama itu dilapangan kebudajaan. Dalam persetudjuan ker
djasama dilapangan kebudajaan sematjam itu dengan sedjumlah
negara2, kemungkinan jang dapat merugikan perkembangan kebu
dajaan Indonesia tidak tampak pada pasal2 persetudjuan tsb. tetapi
dalam pelaksanaan persetudjuan itu, rakjat kita harus waspada,
sehingga kebudajaan Indonesia tidak dirugikan.
§ 867. Usaha dibidang tourisme dalam sangkutpautnja dengan
kebudajaan dan kesenian
a. Usahausaha dibidang tourisme mempunjai segisegi kulturil
ekonomis.
Tourisme dapat memadjukan saling pengertian dalam hubungan
antarbangsa, sebab saling pengertian dan penghargaan diantara
bangsabangsa dapat dimadjukan dengan mengenai dari dekat kebu
dajaan bangsa lain, keseniannja dan tjara hidupnja.
Biasanja pariwisata2 asing dengan sepintas lalu lebih mengenal
sedjarah bangsa dan negeri jang dikundjunginja kalau negeri jang
bersangkutan terutama mempunjai museum sedjarah jang melukiskan
tingkattingkat perdjoangan bangsa beserta pahlawanpahlawan ke
merdekaannja. Lain dari museum sedjarah, national artgaliery,
Wisma
955
Seni Nasional jang menjimpan karyakarya utama bangsa dari zaman
kezaman dibidang kesenian (seni lukis, seni pahat dan sebagainja)
mendapat kundjungan jang ramai dari para pariwisata luar negeri.
Dinegeri kita museum sedjarah dan Wisma Seni Nasional masih
harus didirikan dan termasuk dalam pola pembangunan semesta be
rentjana.
Tourisme dinegeri kita masih merupakan bidang jang belum
mungkin diusahakan dengan sepenuhnja dan sebaikbaiknja untuk
memenuhi fungsi kulturilekonomisnja. Masalah keamanan masih me
rupakan faktor penghambat jang besar, jang tidak atau belum me
mungkinkan mengeksploitir objekobjek tourisme jang tersebar letak
nja diseluruh tanah air kita. Umpamanja sadja daerahdaerah
Minangkabau dan Danau Toba di Sumatera belum dapat dibuka
untuk tourisme, padahal daerahdaerah tersebut merupakan pusat
pusat kebudajaan dengan tjorak rumahrumahnja jang menarik, lagi
pula merupakan daerahdaerah jang banjak keindahan alamnja.
Dalam tingkat sekarang, menurut keterangan dari pihak Déwan
Tourisme, tourisme telah menghasilkan 40.000.000 rupiah devisen
untuk negara, jaitu untuk pembajaran GIA dan hotel sadja. Buat ta
hun 1967 ditaksir pendapatan negara dari tourisme bersih sedjumlah
$ 25.000.000.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b. Usahausaha untuk memadjukan tourisme luarnegeri dan an
tardaerah :
Mengusahakan agar Indonesia mendjadi tempat matjammatjam
konperensi internasional.
Memberikan fasilitas sebanjakbanjaknja kepada kaum pariwisa
ta luarnegeri (termasuk mempermudah mendapatkan visa masuk
Indonesia dan prosedur pemeriksaan jang sopan dan ramah oleh
Djawatan Pabean dan Imigrasi kita).
Mempergiat pulihnja keadaan keamanan negara.
Memberi pelajanan sebaikbaiknja kepada kaum pariwisata
umumnja, chususnja kaum pariwisata luarnegeri sesuai dengan
sifat ramahtamah bangsa Indonesia dan sifat hormat kepada
tamu.
Didekat projekprojek tourisme didirikan tokotoko keradjinan
tangan jang menundjukkan hasil karya dari penduduk disekitar
nja.
Dengan kedatangan kaum pariwisata luarnegeri ketanah air kita
harus didjaga djangan sampai mereka membawa akibat jang
buruk kepada kebudajaan nasional kita atau merusak nilainilai
kesenian rakjat kita.
Tourisme harus ditempatkan dibawah penilikan satu Departemen
atau Bagian Departemen. Djuga penerangan mengenai tourisme
harus dipusatkan pada satu Departemen atau satu Instansi Pe
merintah.
Para pariwisata luarnegeri harus menjewa hotel dalam matauang
dollar.
956
9.
10.
11.
12.
13.
Disamping usaha tourisme jang ditudjukan kepada bangsa asing,
perlu diperkembangkan tourisme antardaerah dalam hubungan
rekreasi bagi rakjat (darmawisata).
Dalam rangka darmawisata, Kementerian P.P. dan K. mengusa
hakan dalam waktu liburan akan adanja. saling kundjungan mu
ridmurid sekolah antar daerah untuk mempererat perasaan ke
satuan bangsa.
Membuka objekobjek tourisme dalam negeri jang bersifat rekre
atif.
Perwakilanperwakilan diplomatik kita diluar negeri lebih aktif,
berusaha memberi penerangan tentang Indonesia, bukan sadja
jang mengenai masalahmasalah politik dan ekonomi, tetapi dju
ga jang mengenai kebudajaan bangsa. Dalam memberi penera
ngan ini harus dipikirkan dan dikemukakan dengan baik aspek
aspek tourisme di Indonesia, sehingga menggugah hasrat orang
untuk berkundjung ke Indonesia.
Dalam mendirikan bangunanbangunan untuk tourisme hendak
lah diutamakan arsitektur jang menundjukkan tjorak jang chas
dari daerah masingmasing.
§ 868. Mengembangkan dan memelihara bahasa Indonesia dan
daerah
Jang sudah ada sekarang ialah Lembaga Bahasa dan Kesusaste
raan jang dibentuk oleh Kementerian P.P. dan K.
Lembaga ini harus meliputi :
Urusan Tatabahasa.
Urusan pengistilahan.
Urusan kesusasteraan.
Urusan penterdjemahan.
Urusan perkamusan (ensiklopedi dan kamuskamus).
Urusan penerbitan.
Tugas lembaga ini seperti jang diuraikan dahulu hendaklah pula
ditambah dengan : penterdjemahan dan penulisan bukubuku penge
tahuan untuk peladjaran di Universitasuniversitas. Dalam usaha ini
diadakan kerdjasama dengan usahausaha penerbitan Swasta, sedang
kepada penerbitanpenerbitan chusus bukubuku peladjaran diberikan
subsidi.
Di Universitas Indonesia Fakultas Sastera djuga ada Lembaga
Bahasa dan Budaja jang menundjukkan aktivitetnja dalam komisi
komisi istilahnja, jang hasilnja sebagian telah dibukukan dan meru
pakan buku tebal jang berfaedah sekali bagi mahasiswa dan maha
guru.
Lembaga jang telah ada hasilnja itu dibubarkan dan diganti de
ngan Lembaga baru jang besar tanggungdjawabnja dan luas sekali
lapangannja.
§ 869. Lembaga Perundangundangan Nasional
Kalau Lembaga ini dapat melaksanakan programnja setjara jang
diharapkan dan setjara jang efektif, kepada Lembaga ini dapat di
957
serahkan untuk mengIndonesiakan segala kitabkitab hukum jang
masih diterbitkan dalam bahasa Belanda seperti Burgerlijke Wetboek,
bahkan menurut isi rantjangan kerdjanja itu telah mendjadi kerdja
routinenja.
Situasi jang aneh sekarang ini timbul pada umumnja dalam ke
adaan Universitas, dimana mahasiswa tidak lagi tahu berbahasa Be
landa, karena tidak boleh lagi diadjarkan, tetapi masih banjak djuga
memakai bukubuku studi berbahasa Belanda, istimewa hal ini me
ngenai studi ilmu hukum dan politik. Dan hal ini tidak mengheran
kan karena kita berada dalam zaman peralihan. Tetapi sesudah mer
deka 15 tahun keadaan seperti itu tidak dapat dibiarkan terusmene
rus berlarutlarut.
Oleh sebab itu harus dibuat rantjangan untuk memberikan prio
ritet kepada penterdjemahan buku undangundang Belanda dan bu
kubuku lainnja untuk dipergunakan disegala universitas jang ada.
Tugas lembaga perundangundangan nasional dapat diperintji
seperti berikut :
a.
Menterdjemahkan dan mengIndonesiakan undangundang Be
landa jang berlaku.
b. MengIndonesiakan bukubuku hukum seperti buku hukum pi
dana dan lainlain.
c. Menterdjemahkan dan membina bukuhukum perdata untuk
rakjat Indonesia.
d. Membina Undangundang Pewarganegaraan Republik Indonesia.
e. Pada umumnja membina undangundang nasional diseluruh la
pangan, termasuk lapangan kebudajaan.
Untuk ini haruslah Lembaga Hukum jang telah ada diperluas
dengan diberi tugas teristimewa.
§ 870. Perundangundangan dalam bidang kebudajaan
Maksud daripada perundangundangan dalam bidang Kebuda
jaan adalah :
a. Untuk memupuk dan menjuburkan kebudajaan jang asli jang
terdapat dalam wilajah Indonesia.
b. Memberikan kesempatan jang seluasluasnja untuk perkembang
an kebudajaan nasional,
c. Menolak, meniadakan unsurunsur kebudajaan dari luar jang
merusak kepribadian Indonesia.
d. Menerima unsurunsur kebudajaan dari luar jang membantu
perkembangan kebudajaan nasional.
Gambaran jang mendjadi tudjuan dalam bidang perundang
undangan jang mengenai kebudajaan, ialah :
1. Harus diadakan perubahan didalam undangundang jang telah
ada dengan maksud mentjiptakan manusia susila berwatak dan
berperikemanusiaan, serta kepribadian Indonesia, supaja manu
958
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
sia Indonesia mendjadi manusia sosialis Indonesia, djangan hanja
intelek tanpa watak, tanpa susila, tanpa rasa sosial dan tanpa
idealisme.
Harus diadakan undangundang baru untuk melindungi haktjipta
dalam lapangan ilmiah, kesenian dan sebagainja.,
Harus diadakan larangan mengekspor barangbarang pusaka na
sional, ketjuali dalam rangka pertukaran untuk keperluan ilmiah
dan musea dengan luar negeri.
Dalam Undangundang Perguruan Tinggi perlu ditjantumkan
keharusan adanja studium generale jang berisi unsurunsur pe
ngadjaran tentang situasi kebudajaan nasional, Pantjasila, de
mokrasi terpimpin, sosialisme Indonesia dan Manifesto Politik
R.I.
Dalam Undangundang Naturalisasi harus ditjantumkan kewa
djiban orangorang jang mendjadi warganegara Indonesia untuk
mengetahui bahasa Indonesia sekedarnja, Pantjasila dan demo
krasi terpimpin.
Mengadakan undangundang atau peraturan atau saran supaja
ditiap ibu kota propinsi diadakan istanaistana kebudajaan atau
tempattempat pusat kebudajaan.
Mengadakan undangundang baru jang lebih sempurna dari jang
diadakan oleh Belanda dulu untuk melindungi tjagartjagar
alam, bangunanbangunan atau daerahdaerah dimana terdapat
peninggalan2 sedjarah.
Mengadakan undangundang melarang penerbitan tjabul dan me
larang impor bukubuku, film dan madjalah tjabul dan jang me
ngandung unsur2 jang merugikan usaha perkembangan kebuda
jaan nasional.
Mengadakan undangundang baru untuk mengganti dan menjem
purnakan monumentenordonansi jang berasal dari zaman
kolonial.
10. Mengadakan undangundang pers.
§ 871. Hadiah Nasional untuk kesenian
Perlu menetapkan hadiah untuk tjabangtjabang kesenian jang
berikut :
1. Arsitek
§ 858. Asas2 untuk memperkembangkan Kebudajaan Nasional
Tudjuan Revolusi 17 Agustus 1945 ialah masjarakat Indonesia
jang modern, adil dan makmur jang hidup dalam persahabatan dengan
segala bangsa didunia. Revolusi kita didjiwai oleh tjitatjita Pantja
sila. Tjitatjita Pantjasila dilahirkan atas dasar kepribadian Indonesia.
Kehidupan kebudajaan dalam masjarakat Indonesia harus pula ber
pangkal pada Pantjasila. Dalam usaha memperkembangkan kebuda
jaan nasional, Pantjasila memberi dasar jang kuat. Ketuhanan Jang
Maha Esa, Kerakjatan, Kebangsaan, Keadilan Sosial dan Kemanusiaan
mendjamin perkembangan kebudajaan nasional kearah jang kita tjita
tjitakan. Dengan Pantjasila kebudajaan nasional diperkembangkan de
ngan memberi djaminan kepada kepribadian kebudajaan Indonesia
untuk tumbuh subur. Keadilan Sosial dan Kerakjatan memberi dja
minan akan kehidupan kebudajaan untuk seluruh rakjat Indonesia
sesuai dengan tjitatjita Negara Republik Indonesia jang berdasarkan
Kemanusiaan jang adil dan beradab.
Kepribadian kebudajaan Indonesia meliputi kebudajaankebuda
jaan daerah dan mewudjudkan keadilan seperti jang dilambangkan
oleh „Bhinneka Tunggal Ika”. Dalam menggalang kebudajaan kesa
tuan perlu sekali diingat, betapa pentingnja perpaduan antara kebu
dajaan daerah. Selain daripada itu unsurunsur kebudajaan daerah
masing2 harus pula diperbaiki dan dimuliakan, supaja kebudajaan
seluruhnja mentjapai tingkat jang tinggi. Unsurunsur kebudajaan
jang tinggi nilainja membentuk kebudajaan keseluruhan jang bernilai
tinggi. Asas kebudajaan „Bhinneka Tunggal Ika” berfungsi untuk
meninggikan taraf kebudajaan kita dengan penindjauan tentang kema
djuankemadjuan, baik dari masingmasing kebudajaan daerah mau
pun tentang kemadjuan dari kebudajaan kesatuan. Kemadjuan dalam
seluruh lapangan kebudajaan diseluruh daerah akan memberi resul
tante jang berupa kemadjuan kebudajaan nasional. Kemadjuan itu
diseluruh daerah hendaklah diteliti setjara ilmiah. Djuga setjara
ilmiah harus diberi bimbingan kepada perkembangan kebudajaan, baik
didaerah maupun dipusat. Karena itu perlu sekali adanja lembaga
lembaga kebudajaan baik didaerah maupun dipusat, supaja diseluruh
wilajah Indonesia terdapat kesuburan kehidupan kebudajaan jang
optimal.
Dengan bimbingan kepada perkembangan kebudajaan, baik dipu
sat, maupun didaerah, dapat ditjegah keruntuhan kebudajaan kita.
Kebudajaan kita tidak luput daripada antjaman keruntuhan berhu
bung dengan pemasukan kebudajaan luar negeri jang datangnja diser
tai segala alatalat tehnik guna memudahkan penjebarannja. Sifat
sifat lahiriah dari kebudajaan luar negeri ialah bahwa ia sangat mudah
dipraktekkan, pula tidak mendapat rintangan baik mengenai waktu,
943
maupun mengenai kebebasan gerak perseorangan. Misalnja beberapa
aspek kebudajaan Barat seperti berdansa, menjanji dan main musik
setjara Barat, berpakaian setjara Barat bagi pria dan wanita, pertun
djukan kesenian Barat, sekaliannja itu tidak pernah makan waktu
semalam suntuk seperti wajang kulit misalnja.
Hal jang penting ,djuga ialah bahwa alatalat kesenian dari Barat
lebih mudah diangkut dan lebih murah daripada alatalat kesenian
kita, misalnja gamelan. Pakaian setjara Barat memberi kelonggaran
besar untuk gerak tjepat dan lebih mudah dikenakan dari pada
pakaian setjara Indonesia. Bermatjammatjam keradjinan tangan
akan terdesak oleh produksi barang dengan memakai mesin, misalnja
tenun, batik dan lainlain.
Alatalat modern untuk produksi barangbarang keperluan hidup
seharihari, begitu pula alatalat hiburan rakjat seperti film, radio,
gramafon dan lainlain perlu diberi unsurunsur kebudajaan Indone
sia, sehingga unsurunsur itu tidak hilang dan didesak oleh unsur
unsur dari luar. Misalnja dalam bentuk, tjorak, warna dan gambar
barangbarang supaja dipakai unsurunsur Indonesia sebanjakbanjak
nja. Kalau tidak maka unsurunsur kebudajaan Indonesia itu akan
hilang dengan tjepatnja tanpa bekas. Unsur kebudajaan itu terdapat
disemua daerah dari wilajah Indonesia. Dalam lembagalembaga ke
budajaan tersebut hal ini dapat ditjari dan dikumpulkan.
Untuk keperluan kehidupan seharihari tjaratjara Indonesia
harus disesuaikan dengan perobahan zaman jang memerlukan gerak
tjepat dan pekerdjaan berat. Misalnja pakaian Indonesia harus diru
bah sedemikian rupa sehingga memenuhi keperluan ini. Djika tidak
tentu akan terdesak oleh tjaratjara asing.
Baik asasasas Pantjasila, maupun Bhinneka Tunggal Ika bertu
djuan untuk mengikut sertakan seluruh rakjat untuk memperkem
bangkan kebudajaan nasional.
Tudjuan pertama ialah untuk mendjamin terlaksananja kehidup
an kebudajaan seluruh rakjat. Djustru dalam zaman peralihan dimana
lebih banjak dipergunakan alatalat mesin, kehidupan kebudajaan rak
jat harus didjaga dengan seksama. Kehidupan kebudajaan jang dimak
sud adalah berpokok dan berpangkal pada milik kita sendiri sehingga
dapat berkembang dengan subur.
Tudjuan kedua ialah untuk memadjukan dan menjuburkan kebu
dajaan Indonesia dan mentjegah keruntuhan kebudajaan kita karena
desakan jang dialami dari luar negeri.
Tudjuan ketiga ialah untuk memperkembangkan daja kreatip
rakjat kita diseluruh lapangan. Semua tudjuan ini adalah sesuai de
ngan tjitatjita pembangunan masjarakat sosialis Indonesia.
Usaha dan tjara mentjapai tudjuan revolusi, djuga dalam bidang
seni dan sastera, harus revolusioner. Tjaratjara jang reformistis dan
kompromistis harus ditinggalkan. Sistim liberalisme harus diganti
dengan sistim demokrasi terpimpin. Dalam melaksanakan demokrasi
terpimpin harus dilakukan retooling dan herordening serta koordinasi
disegala bidang.
944
§ 859. Usahausaha untuk mentjapai tudjuan
a. Menudju kekepribadian bangsa Indonesia
Dalam menudju kekepribadian kita sendiri harus diusahakan
agar kebudajaankebudajaan daerah jang beraneka warna itu diberi
bimbingan sedemikian rupa, sehingga mempertinggi rasa bersatu dan
hidup susila.
Mulai dari Sekolah Rakjat perlu kepada pemudapemudi kita
sebagai harapan bangsa diberikan peladjaranpeladjaran atau petun
djukpetundjuk mengenai sopansantun, tjara bergaul, saling hormat
menghormati serta hargamenghargai.
Perlulah kepribadian itu dibangunkan dalam djiwa tiap anak In
donesia mulai dari sekolah rendah sampai kesekolahsekolah tinggi.
Teristimewa pendidikan dan pengadjaran harus diberi djiwa dan
semangat dasardasar kenegaraan Indonesia jang berfalsafah kepada
Pantjasila, berpedoman Bhinneka Tunggal Ika dan bersendi kebuda
jaan nasional jang unsurunsurnja terdapat dalam hasilhasil kebuda
jaan daerah dizaman jang lampau dan dizaman baru.
Dalam matapeladjaran sedjarah, ilmu bumi, kesehatan dan keta
tanegaraan, haruslah dibuktikan bahwa Indonesia dalam sedjarahnja
jang lampau mempunjai unsurunsur asli, baik dalam senibangun,
senilukis, senipahat, senisastra dan sebagainja.
Ini berarti perlunja dilakukan penindjauan terhadap kitabkitab
peladjaran sedjarah, ilmubumi, kitabkitab batjaan, jang harus dise
lenggarakan oleh satu panitia chusus hingga dapat menjaring buku
buku peladjaran jang ada dan memerintahkan supaja diadakan buku
buku jang baru jang djiwa dan semangatnja sesuai dengan maksud
mengembangkan kepribadian Indonesia.
Dalam bidang kebudajaan haruslah diadakan politik kebudajaan
jang tegas dan aktif supaja dapat membawa masjarakat kedjalan jang
dapat mengembangkan kepribadian Indonesia dan menggali segala
harta benda kebudajaan dari zaman jang lampau untuk memberikan
kejakinan rakjat, atas tenaganja dan karyanja sendiri dalam memadju
kan kebudajaan nasional.
Demikian djuga Djawatan Kebudajaan perlu memberi hadiah ke
pada karya terbaik dalam segala matjam kesenian setahun sekali,
untuk merangsang bangsa Indonesia agar mentjiptakan seni baru dan
menghormati hasilhasil karya bangsanja.
Selandjutnja Djawatan Kebudajaan harus memberikan bantuan
kepada usahausaha swasta jang bergerak dilapangan kebudajaan de
ngan tidak mempunjai dasar komersil.
Sedapat mungkin haruslah Djawatan Kebudajaan sendiri mempu
njai sedjumlah seniwati dan seniman jang dapat dikirimkan keseluruh
Indonesia dan keluar negeri, jakni untuk menjatukan rasa kepriba
dianIndonesia di Indonesia dan untuk memperkenalkan kepribadian
Indonesia diluar negeri.
Lain daripada itu politik kebudajaan Pemerintah harus diarahkan
kedjurusan melindungi kepribadian Indonesia dari pengaruhpengaruh
djelek dari luar negeri jang mungkin merusak kepribadian Indonesia,
945
umpamanja berbagai matjam tontonan tertentu, pembatjaan, pertun
djukan dan lain sebagainja.
§ 860. Usahausaha urgensi/pokok
Usahausaha urgensi/pokok dari kegiatan kebudajaan terpimpin
ialah usahausaha jang dapat membulatkan dan mendorong semangat
rakjat untuk memadjukan produksi dan kesedjahteraannja sebagai
suatu tudjuan kolektif jang mulia. Untuk itu segala alat kesenian,
pendidikan, hiburan dan penerangan serta gabungan dari padanja,
harus dikerahkan dengan tudjuan untuk memberi pengertian, rasa
persatuan dan kegembiraan tentang tjitatjita bersama, jaitu masja
rakat sosialis a la Indonesia. Ofensif mental ini pertamatama harus
ditudjukan kepada pendidikan, baik disekolah, maupun diluar sekolah,
dan dimasjarakat ramai. Dan kebudajaan adalah unsur jang penting
dari pembangunan mental itu. Tudjuan dan landasan ini harus selalu
rakjat banjak, jang berarti, sifat usaha itu adalah masal dan kerakjat
an, berpokok pada potensi rakjat jang terpimpin.
Tjara dan alat jang dipergunakan haruslah tjara dekat dihati rak
jat, sekalipun barangkali harus disesuaikan, oleh dan ditengah rakjat
disempurnakan sampai ketingkat „panggung”.
Maka perlu direalisasikan :
1. Kebidjaksanaan dan organisasi pendidikan dan politik kebuda
jaan jang mendjamin peranan vital dan komplementer jang harus
didjalankan oleh ilmu, teknologi, kesenian, sport dan rekreasi,
dengan isi tjitatjita pembangunan masjarakat adil dan makmur.
2. Dalam rangka “funds and forces” jang masih terbatas, dilakukan
penertiban peralatan, tenaga pengadjar dan akomodasi, dibidang
penjelenggaraan Lembagalembaga keilmuan dan universitas
universitas, dengan mentjegah kerdjadobel.
3. Studi “humanities” diselenggarakan menurut garis kepentingan
kebudajaan nasional.
4. Pendidikan kesenian diselenggarakan menurut garis kepentingan
kebudajaan nasional.
5. Pendirian : (a) Lembaga Theater Nasional
(b) Konservatorium Nasional.
6. Pendirian : (a) Panitia Nasional Hadiah Kesenian.
(b) Panitia Nasional Pertukaran Kebudajaan antar
Daerah dan antar Bangsa.
7. Pendirian/penjempurnaan :
(a) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Sastera
Daerah kedalam Bahasa Indonesia.
(b) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Buku ke
ilmuan kedalam bahasa Indonesia.
(c) Biro Penterdjemahan (dan Penerbitan) Sastera
Luar Negeri kedalam Bahasa Indonesia.
8. Pendirian : (a) Lembaga penjelidikan Bahasa dan Kebudajaan
Daerah.
(b) Lembaga Keradjinan Tangan untuk Kesenian.
946
9.
Pemeliharaan dan pengembangan museum, museum lapangan,
arsip, perpustakaan, artgallery, taman kebudajaan lokal, sekalian
nja dengan mengikutsertakan masjarakat setempat, sebagai da
sar pendirian suatu Museum Nasional.
10. Tjagartjagar alam (natuurreservaten) diperbanjak dan disem
purnakan.
11. Pendirian suatu Sirkus Nasional.
12. Diambil langkahlangkah dibidang perundangundangan dan kebi
djaksaan, supaja terdjamin berkembangnja karya ilmu, keseni
an, sport jang mempertinggi perikemanusiaan masjarakat dan
bangsa kita, dalam bentuk hadiah, subsidi, premi, beasiswa, per
inganan padjak dan sebagainja.
13. Larangan ekspor barangbarang jang berupa pusaka nasional dan
vital buat perkembangan ilmu, seni dan penjelidikan sedjarah,
diperkeras dan diperintji kembali menurut kepentingan nasional
kita.
14. Industri film Indonesia diperbaiki demikian rupa dalam waktu
jang setjepattjepatnja, sehingga import film dapat dibatasi sam
pai volume jang normal antar bangsa, dan supaja pengaruh film
impor jang terlalu besar itu jang bertendensi mendjauhkan kita
dari alam masjarakat kita sendiri dengan sendirinja dapat dihi
langkan.
15. Dilakukan larangan terhadap film, batjaan serta hiburan, teruta
ma jang dari luar negeri jang merugikan usaha pengembangan
kebudajaan nasional.
§ 861. Usahausaha djangka pendek
1. Pendirian/penjempurnaan Tamantaman Kebudajaan ditingkat
Ibukota propinsi dan Kabupaten dan Kota Besar.
2. Penentuan patokanpatokan dibidang hiburan (musik, batjaan,
tari, film dan sandiwara), untuk membuka kesempatan sebesar
besarnja bagi perkembangan idee, tema, bentuk keseniankeseni
an rakjat dab tjiptaantjiptaan senimanseniman Indonesia sen
diri, dengan djalan :
(a)
Andjuranandjuran oleh Menteri P.P. dan K. diberbagai bi
dang, misalnja musik hiburan diradio dan tarian hiburan da
lam pergaulan.
(b) Membuat peraturanperaturan jang memadjukan kreasi sen
diri terutama dibidangbidang jang disebut diatas dengan
djalan festivalfestival dan pemberian hadiahhadiah.
3. Sebelum front nasional terbentuk sebaiknja dibentuk Panitia Ke
budajaan Nasional jang tidak terlalu besar djumlah keanggota
annja, terdiri dari pemukapemuka kebudajaan dan kesenian ;
dan jang mendjadi penasehat ialah Menteri P.P. dan K. dalam
pelaksanaan kegiatan kebudajaan terpimpin.
947
§ 862. Untuk memperkuat keprihadian bangsa Indonesia harus
diadakan :
1. "Artgallery" tempat gambargambar dan patungpatung pahla
wan Indonesia sedjak dahulu kala sampai sekarang disertai de
ngan buktibukti hasil karyanja dan (kalau ada) peninggalanpe
ninggalannja.
2. Pertundjukan tetap musikmusik Indonesia, taritarinja, pentjak
silatnja, seni rupa, seni lukis, seni pahat dan modelmodel seni
bangunnja.
3. Mengadakan penggalian kearah sedjarah, kebudajaan jang lam
pau setjara nasionalobjektif, djangan setjara chauvinistis dengan
memasukkan sedjarah atau menondjolkan hanja jang segi pende
waannja sadja.
4. Mesti ditimbulkan rasa kebanggaan nasional untuk memupuk
kepribadian nasional, hingga menebalkan kepertjajaan kepada
diri sendiri, mendjadikan manusia Indonesia jang kuat djiwanja,
tidak lekas menurut dan menerima sadja, apa jang dipropagan
dakan orang kepadanja, ia harus mendjadi sosialis Indonesia jang
berpidjak dengan kedua belah kakinja diatas bumi Indonesia dan
berada ditengahtengah massa.
5.
Pemeliharaan lagu Indonesia Raya
(a) dipandang dari sudut instrumental dan berdasarkan P.P.
No. 44 tahun 1958, maka lagu Indonesia Raya sudah siap
untuk disampaikan kesemua orkes, baik symphonie, harmo
nie maupun fanfare karena sudah merupakan musik jang
lengkap partaipartainja.
Hanja tjara melaksanakan kadangkadang agak djanggal dan
kurang memuaskan untuk didengar.
Lagu Indonesia Raya, djika dilihat setjara harmoni dan djika
instrumennja kurang lengkap maka tidak akan begitu me
muaskan, karena lagu ini biasa diselenggarakan dihari besar
sadja.
Untuk symphoni, sekarang belum dapat dilaksanakan kare
na belum ada pimpinan orkes jang tjukup baik.
(b) mengenai vokal, dalam koor nada dan katakata harus dila
hirkan dengan tepat, dengan mengingat isi dan semangat.
Lagu Indonesia Raya harus diandjurkan dengan teliti sekali
sedjak di Sekolah Rakjat dan dinjanjikan dengan ⅓ atau ¼
daripada suara.
Para guru supaja mengerti letak kesalahankesalahan sehing
ga mendjamin pelaksanaan njanjian ini dengan baik.
§ 863. Pembentukan Departemen Kebudajaan
a. Dalam alam Usdek jang mengingini kita kembali kekepribadian
sendiri, maka usahausaha kebudajaan perlu mendapat perhatian
jang chusus, karena kebudajaan kita adalah inti daripada kepri
badian bangsa Indonesia.
948
Hal ini lebih mudah ditjapai djika untuk kegiatankegiatan dila
pangan kebudajaan ini diadakan suatu Departemen sendiri, jaitu
Departemen Kebudajaan.
b. Dengan adanja Departemen tersendiri maka akan tertjapai effi
ciensi dan keleluasaan bekerdja baik didalam maupun diluar
negeri.
e. Adanja Departemen Kebudajaan ini dapat dipertanggungdjawab
kan ditindjau dari sudut psychologis, konstitusionil dan kema
sjarakatan.
(1) Dapat dipertanggungdjawabkan setjara psychologis djika
Departemen ini tugasnja chusus mengkoordinir dan menjeli
diki perkembangan aktiviteitaktiviteit dalam hal penjeli
dikan dan memadjukan bahasa, ilmu pengetahuan dan seni.
(2) Dapat dipertanggungdjawabkan setjara konstitusionil atas
dasar kalimat ke 4 pembukaan U.U.D. 1945, jang menjata
kan bahwa pemerintah Indonesia dibentuk antara lain untuk
mentjerdaskan kehidupan rakjat jang dengan sendirinja me
liputi djuga kebudajaan, ilmu pengetahuan dan lain sebagai
nja dan djuga atas dasar pasal 32 ajat 2 U.U.D. jang menja
takan bahwa pemerintah memadjukan kebudajaan nasional
Indonesia.
(3) Dilihat dari sudut kemasjarakatan, karena kebudajaan tidak
dapat dilepaskan dari lingkunganlingkungan kehidupan jang
berlainlainan jang mendjelma dalam masjarakat, faktor
kesusilaan, religious, psychologis, hidup kebatinan, filosofi,
sosial dan ekonomi, maka Departemen Kebudajaan djuga
harus mementingkan hubunganhubungan ini.
Perkembangan kebudajaan jang melulu ditetapkan oleh De
partemen akan menghalangi perkembangan segisegi jang
penting dalam masjarakat.
Maka dari itu meskipun planning kebudajaan dipegang oleh
Pemerintah Pusat, hendaknja dalam pelaksanaannja paling
sedikit harus diberikan tempat jang mendjamin perkem
bangan kebudajaan itu.
Perlu disusun suatu dasar filsafat kebudajaan jang menentu
kan garisgaris besar, arah, serta diselidiki literatur nasional
hingga terdapat dasardasar filsafat bangsa Indonesia diza
man lampau untuk didjadikan pedoman „kembali kekepri
badian kita sendiri”.
(4) Bentuk susunan Departemen Kebudajaan harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan manumit kepribadian bangsa Indone
sia.
§ 864. Peranan Pemerintah
a. Hingga sekarang tjampurtangan Pemerintah dalam hidup kebu
dajaan masih kurang terasa, karena aparaturnja masih serba ke
kurangan dalam organisasi, anggaran belandja dan personalianja
dan politik kebudajaan kurang tegas, sehingga persoalan kebu
dajaan lebih banjak diserahkan kepada kemampuan masjarakat
sendiri.
949
Keadaan ini tidak dapat dibiarkan berdjalan terus, terutama da
lam menghadapi pembangunan semesta dan berentjana jang ha
rus didahului dengan perobahan hidup mental jang radikal. Ka
renanja perlu Pemerintah memegang peranan jang positif dalam
menudju kepada suatu keadaan masjarakat jang didjiwai dengan
hidup kebudajaan menurut kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Politik kebudajaan harus digariskan dengan tegas oleh Pemerin
tah, dengan tidak menjerahkan kebidjaksanaan kepada departe
men masingmasing, melainkan harus diadakan kebidjaksanaan
overall. Misalnja :
1. Dalam bidang sandang harus disarankan agar tjorak tekstil
jang akan kita produsir mempunjai tjorak berdasarkan motif
Indonesia (lihat motif batik, tenun Nusatenggara, Bali dan
sebagainja).
2. Dibidang pangan supaja diperhatikan tjara gotongrojong,
baik produksi maupun distribusinja, karena gotongrojong
merupakan tjiri kebudajaan kita.
3. Dibidang kenegaraan supaja perundangundangan diseleng
garakan sesuai dengan djiwa bangsa Indonesia jang berasas
kan musjawarah dan demokrasi jang murni.
4. Dibidang pendidikan supaja kebudajaan nasional didjadikan
alat utama bagi pembentukan kepribadian bangsa Indonesia
dan sebagainja.
5. Adalah mendjadi tugas para seniman dan sasterawan kita
untuk mengenal kekuatankekuatan sosial rakjat kita dan
peranan positif rakjat kita dalam revolusi.
6. Untuk mendjamin berkembangnja kebudajaan nasional, ma
ka segala impor barangbarang hiburan dan barang 2 untuk
penghidupan seharihari harus dibatasi, sedang produksinja
didalam negeri dimadjukan.
b. Dibawah ini didjelaskan pembagian tugas antara usahausaha
Pemerintah dan usahausaha Swasta :
1. Penentuan dasar, bimbingan dan penilikan atas perkembang
an kebudajaan dengan segala tjorak ragamnja (kesenian, ba
hasa, kesusasteraan, sedjarah, anthropologi, purbakala, Pe
ninggalan Nasional, Kearsipan Nasional, museum dan seba
gainja) berada dalam tangan Pemerintah Pusat dengan di
bantu oleh Pemerintah Daerah.
2. Usahausaha Swasta didorong dalam turut membantu mem
perkembangkan dan membimbing hidup kebudajaan
dengan bantuan serta penilikan dari pihak Pemerintah Pusat
dan Daerah.
3. Halhal jang menjangkut hidup kebudajaan hendaknja dipu
satkan dalam suatu instansi Pemerintah jang langsung ada
dibawah pimpinan Menteri Pertama, dengan bekerdja setjara
koordinatif dengan instansiinstansi lain jang berwewenang.
4. Dalam Front Nasional sebagai alat penggerak pembangunan
nasional perlu dihimpun tokohtokoh kebudajaan dengan
mendapat tempat dan tugas tersendiri.
950
5.
6.
Pembiajaan untuk perkembangan kebudajaan pada umumnja
dipikul oleh Anggaran Belandja Negara dengan bantuan dari
fihak masjarakat.
Perkembangan Kebudajaan Indonesia tidak dibatasi guna
keperluan dalam negeri, tetapi disalurkan djuga keluar ne
geri, antara lain dengan djalan :
a. Melengkapi petugaspetugas Negara Indonesia dan pela
djarpeladjar keluar negeri dengan pengetahuan teoritis
dan praktis dalam lapangan kebudajaan.
b. Pengiriman missimissi dan pameranpameran kebudajaan
keluar negeri dilakukan dengan mengadakan dahulu se
leksi jang tepat.
§ 865. Penggalian kekajaan kebudajaan aseli
Jang dimaksud dengan kekajaan kebudajaan aseli adalah hasil
hasil kebudajaan kebendaan dari zaman nirleka dan sedjarah kuno
sampai sekitar pertengahan abad ke19. Dari pada itu jang mendjadi
pokok adalah hasilhasil kebudajaan sebelum pertengahan abad ke17,
sedangkan sesudah masa ini kebanjakan adalah hasilhasil kebudajaan
asing (Barat terutama).
Sebagian terbesar dari bangunanbangunan purbakala adalah
peninggalan nasional. Jang dimaksudkan dengan „peninggalan nasio
nal lainnja” adalah bangunanbangunan jang tidak termasuk
bangunan purbakala tetapi mempunjai tjorak tersendiri, jang
kemudian mendjadi tjorak nasional atau paling sedikit ikut serta
memberi sumbangannja untuk pembentukan pola nasional, seperti
misalnja rumahrumah adat.
Dari peninggalan purbakala dan peninggalanpeninggalan nasio
nal lainnja ada sebagian jang sampai kini masih dipergunakan masja
rakat, terutama masdjidmasdjid, pemakamanpemakaman, kuilkuil,
rumahrumah adat dan sebagainja. Peninggalanpeninggalan jang
„hidup” ini masih dimiliki dan diurus oleh masjarakat jang bersang
kutan, sehingga Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional hanja
melakukan pengawasan dan memberi bantuan tehnis dan finansiil
untuk mempertahankan keasliannja.
Diharapkan bahwa tingkatan ilmu purbakala dinegeri kita tidak
ketinggalan, jaitu dengan djalan mengambil manfaat sebanjak mung
kin dari usahausaha dan pengalamanpengalaman dilain negeri.
Kerdjasama didalam negeripun sudah tentu dipelihara sebaik
baiknja. Demikianlah hendaknja selalu ada hubungan dengan Fakul
tasfakultas Djawatan Geologi, Djawatan Topografi, Balai Penjelidik
an Bahanbahan, Balai Penjelidikan Tanah dan sebagainja.
Dalam hal pendjagaan dan pengawasan, Dinas Purbakala dan
peninggalan Nasional erat sekali berhubungan dengan Pamong Pradja
dan Polisi Negara. Dinas itu sendiri sudah mempunjai djuru kuntji
untuk sebagian besar dari peninggalanpeninggalan purbakala, dan
beberapa orang djuru pelihara jang selama tiga minggu sebulan me
lakukan pemeriksaan terhadap keadaan peninggalanpeninggalan pur
bakala itu. Tetapi didalam hal penemuanpenemuan dan pelanggaran
951
MonumentenOrdonantie atau didalam hal usaha rakjat jang menjang
kut sesuatu peninggalan purbakala, maka Dinas Purbakala dan Pe
ninggalan Nasional hanja dapat bekerdja dengan bantuan dari Pamong
Pradja dan Polisi Negara, bahkan ada kalanja djuga dari Pengadilan
Negeri. Dalam urusan peninggalanpeninggalan jang masih terpakai
terutama tempattempat ibadat dan pemakamanpemakaman, harus
djuga ditjari hubungan dan kerdja sama dengan Departemen Agama.
Dengan staf ahli/tehnis jang ketjil dirasakan benar betapa berat
nja tanggungan Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional, lebihlebih
dengan adanja kenjataan bahwa masjarakat sendiri memperlihatkan
minat jang besar sekali terhadap sedjarah dan pusaka kebudajaannja,
sehingga dengan demikian tidak mungkin lagi Dinas tersebut meng
asingkan diri (seperti pada zaman kolonial) sebagai lembaga ilmiah
belaka. Berhubung dengan hal tersebut maka dengan „mengorban
kan” tenagatenaga jang ada hendaknja diusahakanlah pendidikan
kader.
Rentjana 8 tahun mulai 1961 :
Diluar rentjana tahunan dan pekerdjaan rutine/landjutan diren
tjanakan untuk :
1. Menjempurnakan Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional,
agar usahanja betulbetul meliputi seluruh tanah air, jaitu dengan:
(a) Memperluas pembentukan kader guna mentjukupi kebutuhan
akan tenagatenaga ahli dan tehnis,
(b) Mengubah status kantorkantor Seksi Bangunan mendjadi
kantor tjabang dan membuka lagi kantorkantor tjabang
untuk daerahdaerah jang kaja akan peninggalanpeninggalan
purbakalanja di Bukit Tinggi, Palembang dan Trowulan.
2. Menjempurnakan pendidikan ahliahli purbakala dengan mengi
rimkan mereka keluar negeri dengan bergiliran guna memperluas
pengalaman serta pengetahuan dan agar berkenalan dengan tjara2
baru dalam hal penjelidikan dan pemeliharaan.
3. Memodernisir tjaratjara kerdja kepurbakalaan dengan menggu
nakan hasilhasil baru dalam lapangan tehnis dan kimia seperti
misalnja penggunaan kapalterbang C 14 dalam penelitian dari
udara.
4. Mengadakan penjelidikan dan penggalian setjara besarbesaran
terutama terhadap daerahdaerah peninggalan nirleka (seperti
Flores misalnja) dan bekasbekas kota (dimulai dengan Madja
pahit jang sudah pasti letaknja).
5. Menjelidiki prasastiprasasti Kayuwangi dan Balitung.
6. Menjelidiki lebih luas lagi peninggalanpeninggalan Islam, ter
masuk perbaikan masdjidmasdjid dan makammakam kuno.
§ 866. Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan Negaranega
ra asing, chususnja dalam lingkungan AsiaAfrika
Hubungan dan kerdja sama kebudajaan dengan negaranegara
asing termasuk bidang pelaksanaan politik luarnegeri kita jang bebas
952
dan aktif menudju perdamaian dunia. Hubungan dan kerdjasama
kebudajaan dengan negaranegara asing memperkuat kedudukan
negara kita keluar dan kedalam dan merupakan saluran jang sebaik
baiknja untuk memperkenalkan kebudajaan bangsa diluar negeri, me
nanam goodwill dan persahabatan dengan bangsabangsa didunia.
Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan negaranegara asing,
chususnja dalam lingkaran AsiaAfrika, dapat dilakukan dengan mem
peroleh hasilhasil jang terbaik dengan mengadakan perdjandjianper
djandjian bilateral.
Tentang hubungan Indonesia dengan bangsabangsa sedunia da
lam Manifesto Politik Presiden dikatakan demikian : „Pembentukan
satu persahabatan jang baik antara Republik Indonesia dan semua
negara didunia, terutama sekali dengan negaranegara AsiaAfrika,
atas dasar hormatmenghormati satu sama lain, dan atas dasar be
kerdjabersama membentuk satu Dunia Baru jang bersih dari imperial
isme dan kolonialisme, menudju kepada Perdamaian Dunia jang sem
purna”. Dalam hubungan ini dinjatakan, bahwa „Revolusi kita tidak
ditudjukan untuk memusuhi sesuatu bangsa jang manapun djuga. Kita
mengulurkan tangan persahabatan kepada semua bangsa didunia ini,
untuk memperkokoh kesedjahteraandunia dan memperkokoh perda
maian dunia”.
Hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan negaranegara
dalam lingkaran AsiaAfrika telah didjiwai oleh Konperensi Bandung
dan oleh Dasa Sila Bandung jang telah ditjiptakan oleh Konperensi
jang bersedjarah itu. Dasardasar kerdjasama kebudajaan jang telah
diterima baik oleh Konperensi AsiaAfrika itu sampai sekarang masih
merupakan pedoman jang praktis bagi kerdjasama kebudajaan dalam
lingkaran AsiaAfrika dan antara lain berbunji seperti berikut.
„Konperensi AsiaAfrika jakin, bahwa diantara usahausaha jang
terpenting untuk memadjukan saling mengerti diantara bangsabang
sa ialah usaha memadjukan kerdjasama kebudajaan. Asia dan Afrika
adalah tempat lahirnja agamaagama dan kebudajaankebudajaan jang
besar, telah memperkaja kebudajaankebudajaan dan peradaban2 lain
dan dalam proses itu telah mendjadi makin kaja pula. Dengan begitu
maka kebudajaankebudajaan Asia dan Afrika mempunjai dasardasar
rohani jang universil. Tetapi perhubungan rohani negaranegara Asia
dan Afrika telah terputus selama abadabad jang lalu.
„Bangsabangsa AsiaAfrika sekarang berkehendak dengan sung
guhsungguh untuk membaharui hubunganhubungan kebudajaan
mereka jang lama dan memperkembangkan hubunganhubungan baru
dalam hubungan dunia modern sekarang ini. Semua negara peserta
konperensi menjatakan kehendak mereka untuk bekerdja jang lebih
erat dalam lapangan kebudajaan.
„Dalam pandangannja mengenai pengembangan kerdjasama ke
budajaan diantara negara2 Asia dan Afrika sama sekali bukanlah
maksud Konperensi untuk mengetjualikan atau menjaingi golongan
bangsa2 dan peradaban serta kebudajaan lain. Sesuai dengan tradisi
toleransi dan universalita negaranegara Asia dan Afrika. Konperensi
berpendapat, bahwa kerdjasama kebudajaan antara mereka haruslah
953
diperkembangkan dalam hubungan kerdjasama sedunia jang lebih
luas.
„Berdampingan dengan pengembangan kerdjasama kebudajaan
antara bangsabangsa AsiaAfrika, negaranegara AsiaAfrika berke
hendak pula mengembangkan hubungan kebudajaan mereka dengan
negaranegara lain. Hal ini mereka anggap akan dapat memperkaja
kebudajaan mereka sendiri dan memberikan sumbangan bagi tertja
painja perdamaian dunia dan saling mengerti.”
Dalam rangka kerdjasama kebudajaan dengan negara2 asing kita
dapat mengadakan pertukaran professor, ahli, dan mahasiswa, dapat
mengambil faedah dari pengalaman research dan ilmiah dari negara
negara jang sudah madju untuk kepentingan pembangunan semesta
berentjana ditanah air kita. Kita dapat mengirimkan missi dan rom
bongan kesenian timbalbalik kenegaranegara sahabat. Dapat dilaku
kan pula tukarmenukar film jang bermutu kulturil, menjelenggara
kan terdjemahan karyakarya kesusasteraan jang bermutu dari luar
negeri.
Pemerintah hendaknja membantu usahausaha pengiriman
missi dan rombongan kesenian keluar negeri jang dilakukan oleh
organisasiorganisasi
(lembagalembaga) persahabatan dan
kebudajaan dengan negara asing.
Djuga pengiriman perutusanperutusan pemuda kita ke Festival
festival Pemuda Sedunia atau pertemuanpertemuan internasional lain
dimanapun djuga jang bersifat kulturil, perlu mendapat bantuan dan
segala fasilita dari Pemerintah, asal kita memegang teguh kepribadian
dan pendirian Negara kita, karena Festival2 Pemuda Sedunia merupa
kan tempat kita memperkenalkan kesenian Indonesia jang beraneka
ragam indahnja. Festivalfestival demikian mendjadi tempat pemuda
pemuda kita beladjar kenal setjara langsung dengan kesenian bangsa
bangsa sedunia jang bermutu, karena dalam festivalfestival interna
sional hanja kesenian2 jang bermutu dan jang paling baik dari
masingmasing bangsa dari seluruh pelosok dunia jang dipertundjuk
kan. Hal ini akan memperkaja pengalaman dan pandangan pemuda2
kita, akan memberi kesankesan jang baik kepada mereka dan semua
nja itu akan merupakan pendorong bagi dajadaja kreatipnja.
Dalam rangka hubungan dan kerdjasama kebudajaan dengan ne
garanegara asing perlu djuga diadakan tukarmenukar kundjungan
sasterawan, penulis, pelukis, wartawan dan tokoh2 negara. Sebab
kundjungan2 timbalbalik jang demikian akan membawa pengaruh 2
jang baik bagi mempererat tali persahabatan diantara negara kita
dengan bangsa2.
Persetudjuan kerdjasama ilmiah, pendidikan dan kebudajaan an
tara Republik Indonesia dan Luar Negeri telah diadakan dengan 6
negara, ialah Tjekoslowakia, India, Mesir, Jugoslavia, Pilipina dan
Uni Sovjet, sedangkan dalam persetudjuan persahabatan dengan Per
sekutuan Tanah Melaju — pasal 7 mengandung ketentuan tentang
kerdjasama dilapangan kebudajaan setjara luas. Pada umumnja pasal
pasal dari persetudjuan 2 itu adalah mengenai usahausaha un
tuk memadjukan perkembangan kerdjasama antara lembagalembaga
954
pendidikan, pengetahuan, sekolah, organisasi olah raga dan kebuda
jaan dari negeri masingmasing. Disinggung pula usaha untuk me
nominal ahliahli dan mahasiswamahasiswa dalam lapangan ilmu
pengetahuan, pedagogiek, pendidikan dan lainlain. Lain daripada
itu diusahakan pertukaran penerangan tentang kehidupan rakjat
negeri masingmasing, pertukaran penerbitan mengenai ilmu
pengetahuan, kebudajaan, kesenian dan madjalah berkala. Per
kundjungan rombongan kebudajaan dan kesenian diusahakan, begitu
pula perkundjungan perseorangan dan penjelenggaraan pameran2.
Kerdjasama dalam siaran radio dan dalam cinematography dimadju
kan. Kemungkinan untuk para atlit masingmasing negara untuk ber
temu diadakan. Beberapa persetudjuan memberi djaminan haktjipta
kepada pengarang negeri masingmasing. Dalam beberapa persetudju
an diutamakan peladjaran bahasa negeri masingmasing dan pertu
karan hasilhasil penjelidikan ilmiah.
Dengan negaranegara jang termasuk Rentjana Kolombo, seperti
Inggris, India, Sailan, Pakistan, Birma, Canada, Australia, Zelandia
Baru, Djepang, Thailand, Pilipina dan lainlain telah diadakan perse
tudjuan ekonomi, dimana termasuk djuga kemungkinan pertukaran
guru dan peladjar guna pembangunan dilapangan ekonomi dan sosial.
Karena persetudjuan dengan International Cooperation Administra
tion dari Amerika Serikat, terbuka djuga kemungkinan setjara luas
untuk mengirimkan peladjar2 Indonesia ke Amerika Serikat untuk
mendapat pendidikan ilmiah dan untuk mendapatkan guru dan ahli
tehnik dari Amerika Serikat.
Persetudjuanpersetudjuan kerdjasama dilapangan kebudajaan
dengan luarnegeri tjukup memberi kemungkinan dan kesempatan ke
pada rakjat Indonesia untuk mendapat faedah jang sebaikbaiknja
dari kerdjasama itu dilapangan kebudajaan. Dalam persetudjuan ker
djasama dilapangan kebudajaan sematjam itu dengan sedjumlah
negara2, kemungkinan jang dapat merugikan perkembangan kebu
dajaan Indonesia tidak tampak pada pasal2 persetudjuan tsb. tetapi
dalam pelaksanaan persetudjuan itu, rakjat kita harus waspada,
sehingga kebudajaan Indonesia tidak dirugikan.
§ 867. Usaha dibidang tourisme dalam sangkutpautnja dengan
kebudajaan dan kesenian
a. Usahausaha dibidang tourisme mempunjai segisegi kulturil
ekonomis.
Tourisme dapat memadjukan saling pengertian dalam hubungan
antarbangsa, sebab saling pengertian dan penghargaan diantara
bangsabangsa dapat dimadjukan dengan mengenai dari dekat kebu
dajaan bangsa lain, keseniannja dan tjara hidupnja.
Biasanja pariwisata2 asing dengan sepintas lalu lebih mengenal
sedjarah bangsa dan negeri jang dikundjunginja kalau negeri jang
bersangkutan terutama mempunjai museum sedjarah jang melukiskan
tingkattingkat perdjoangan bangsa beserta pahlawanpahlawan ke
merdekaannja. Lain dari museum sedjarah, national artgaliery,
Wisma
955
Seni Nasional jang menjimpan karyakarya utama bangsa dari zaman
kezaman dibidang kesenian (seni lukis, seni pahat dan sebagainja)
mendapat kundjungan jang ramai dari para pariwisata luar negeri.
Dinegeri kita museum sedjarah dan Wisma Seni Nasional masih
harus didirikan dan termasuk dalam pola pembangunan semesta be
rentjana.
Tourisme dinegeri kita masih merupakan bidang jang belum
mungkin diusahakan dengan sepenuhnja dan sebaikbaiknja untuk
memenuhi fungsi kulturilekonomisnja. Masalah keamanan masih me
rupakan faktor penghambat jang besar, jang tidak atau belum me
mungkinkan mengeksploitir objekobjek tourisme jang tersebar letak
nja diseluruh tanah air kita. Umpamanja sadja daerahdaerah
Minangkabau dan Danau Toba di Sumatera belum dapat dibuka
untuk tourisme, padahal daerahdaerah tersebut merupakan pusat
pusat kebudajaan dengan tjorak rumahrumahnja jang menarik, lagi
pula merupakan daerahdaerah jang banjak keindahan alamnja.
Dalam tingkat sekarang, menurut keterangan dari pihak Déwan
Tourisme, tourisme telah menghasilkan 40.000.000 rupiah devisen
untuk negara, jaitu untuk pembajaran GIA dan hotel sadja. Buat ta
hun 1967 ditaksir pendapatan negara dari tourisme bersih sedjumlah
$ 25.000.000.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b. Usahausaha untuk memadjukan tourisme luarnegeri dan an
tardaerah :
Mengusahakan agar Indonesia mendjadi tempat matjammatjam
konperensi internasional.
Memberikan fasilitas sebanjakbanjaknja kepada kaum pariwisa
ta luarnegeri (termasuk mempermudah mendapatkan visa masuk
Indonesia dan prosedur pemeriksaan jang sopan dan ramah oleh
Djawatan Pabean dan Imigrasi kita).
Mempergiat pulihnja keadaan keamanan negara.
Memberi pelajanan sebaikbaiknja kepada kaum pariwisata
umumnja, chususnja kaum pariwisata luarnegeri sesuai dengan
sifat ramahtamah bangsa Indonesia dan sifat hormat kepada
tamu.
Didekat projekprojek tourisme didirikan tokotoko keradjinan
tangan jang menundjukkan hasil karya dari penduduk disekitar
nja.
Dengan kedatangan kaum pariwisata luarnegeri ketanah air kita
harus didjaga djangan sampai mereka membawa akibat jang
buruk kepada kebudajaan nasional kita atau merusak nilainilai
kesenian rakjat kita.
Tourisme harus ditempatkan dibawah penilikan satu Departemen
atau Bagian Departemen. Djuga penerangan mengenai tourisme
harus dipusatkan pada satu Departemen atau satu Instansi Pe
merintah.
Para pariwisata luarnegeri harus menjewa hotel dalam matauang
dollar.
956
9.
10.
11.
12.
13.
Disamping usaha tourisme jang ditudjukan kepada bangsa asing,
perlu diperkembangkan tourisme antardaerah dalam hubungan
rekreasi bagi rakjat (darmawisata).
Dalam rangka darmawisata, Kementerian P.P. dan K. mengusa
hakan dalam waktu liburan akan adanja. saling kundjungan mu
ridmurid sekolah antar daerah untuk mempererat perasaan ke
satuan bangsa.
Membuka objekobjek tourisme dalam negeri jang bersifat rekre
atif.
Perwakilanperwakilan diplomatik kita diluar negeri lebih aktif,
berusaha memberi penerangan tentang Indonesia, bukan sadja
jang mengenai masalahmasalah politik dan ekonomi, tetapi dju
ga jang mengenai kebudajaan bangsa. Dalam memberi penera
ngan ini harus dipikirkan dan dikemukakan dengan baik aspek
aspek tourisme di Indonesia, sehingga menggugah hasrat orang
untuk berkundjung ke Indonesia.
Dalam mendirikan bangunanbangunan untuk tourisme hendak
lah diutamakan arsitektur jang menundjukkan tjorak jang chas
dari daerah masingmasing.
§ 868. Mengembangkan dan memelihara bahasa Indonesia dan
daerah
Jang sudah ada sekarang ialah Lembaga Bahasa dan Kesusaste
raan jang dibentuk oleh Kementerian P.P. dan K.
Lembaga ini harus meliputi :
Urusan Tatabahasa.
Urusan pengistilahan.
Urusan kesusasteraan.
Urusan penterdjemahan.
Urusan perkamusan (ensiklopedi dan kamuskamus).
Urusan penerbitan.
Tugas lembaga ini seperti jang diuraikan dahulu hendaklah pula
ditambah dengan : penterdjemahan dan penulisan bukubuku penge
tahuan untuk peladjaran di Universitasuniversitas. Dalam usaha ini
diadakan kerdjasama dengan usahausaha penerbitan Swasta, sedang
kepada penerbitanpenerbitan chusus bukubuku peladjaran diberikan
subsidi.
Di Universitas Indonesia Fakultas Sastera djuga ada Lembaga
Bahasa dan Budaja jang menundjukkan aktivitetnja dalam komisi
komisi istilahnja, jang hasilnja sebagian telah dibukukan dan meru
pakan buku tebal jang berfaedah sekali bagi mahasiswa dan maha
guru.
Lembaga jang telah ada hasilnja itu dibubarkan dan diganti de
ngan Lembaga baru jang besar tanggungdjawabnja dan luas sekali
lapangannja.
§ 869. Lembaga Perundangundangan Nasional
Kalau Lembaga ini dapat melaksanakan programnja setjara jang
diharapkan dan setjara jang efektif, kepada Lembaga ini dapat di
957
serahkan untuk mengIndonesiakan segala kitabkitab hukum jang
masih diterbitkan dalam bahasa Belanda seperti Burgerlijke Wetboek,
bahkan menurut isi rantjangan kerdjanja itu telah mendjadi kerdja
routinenja.
Situasi jang aneh sekarang ini timbul pada umumnja dalam ke
adaan Universitas, dimana mahasiswa tidak lagi tahu berbahasa Be
landa, karena tidak boleh lagi diadjarkan, tetapi masih banjak djuga
memakai bukubuku studi berbahasa Belanda, istimewa hal ini me
ngenai studi ilmu hukum dan politik. Dan hal ini tidak mengheran
kan karena kita berada dalam zaman peralihan. Tetapi sesudah mer
deka 15 tahun keadaan seperti itu tidak dapat dibiarkan terusmene
rus berlarutlarut.
Oleh sebab itu harus dibuat rantjangan untuk memberikan prio
ritet kepada penterdjemahan buku undangundang Belanda dan bu
kubuku lainnja untuk dipergunakan disegala universitas jang ada.
Tugas lembaga perundangundangan nasional dapat diperintji
seperti berikut :
a.
Menterdjemahkan dan mengIndonesiakan undangundang Be
landa jang berlaku.
b. MengIndonesiakan bukubuku hukum seperti buku hukum pi
dana dan lainlain.
c. Menterdjemahkan dan membina bukuhukum perdata untuk
rakjat Indonesia.
d. Membina Undangundang Pewarganegaraan Republik Indonesia.
e. Pada umumnja membina undangundang nasional diseluruh la
pangan, termasuk lapangan kebudajaan.
Untuk ini haruslah Lembaga Hukum jang telah ada diperluas
dengan diberi tugas teristimewa.
§ 870. Perundangundangan dalam bidang kebudajaan
Maksud daripada perundangundangan dalam bidang Kebuda
jaan adalah :
a. Untuk memupuk dan menjuburkan kebudajaan jang asli jang
terdapat dalam wilajah Indonesia.
b. Memberikan kesempatan jang seluasluasnja untuk perkembang
an kebudajaan nasional,
c. Menolak, meniadakan unsurunsur kebudajaan dari luar jang
merusak kepribadian Indonesia.
d. Menerima unsurunsur kebudajaan dari luar jang membantu
perkembangan kebudajaan nasional.
Gambaran jang mendjadi tudjuan dalam bidang perundang
undangan jang mengenai kebudajaan, ialah :
1. Harus diadakan perubahan didalam undangundang jang telah
ada dengan maksud mentjiptakan manusia susila berwatak dan
berperikemanusiaan, serta kepribadian Indonesia, supaja manu
958
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
sia Indonesia mendjadi manusia sosialis Indonesia, djangan hanja
intelek tanpa watak, tanpa susila, tanpa rasa sosial dan tanpa
idealisme.
Harus diadakan undangundang baru untuk melindungi haktjipta
dalam lapangan ilmiah, kesenian dan sebagainja.,
Harus diadakan larangan mengekspor barangbarang pusaka na
sional, ketjuali dalam rangka pertukaran untuk keperluan ilmiah
dan musea dengan luar negeri.
Dalam Undangundang Perguruan Tinggi perlu ditjantumkan
keharusan adanja studium generale jang berisi unsurunsur pe
ngadjaran tentang situasi kebudajaan nasional, Pantjasila, de
mokrasi terpimpin, sosialisme Indonesia dan Manifesto Politik
R.I.
Dalam Undangundang Naturalisasi harus ditjantumkan kewa
djiban orangorang jang mendjadi warganegara Indonesia untuk
mengetahui bahasa Indonesia sekedarnja, Pantjasila dan demo
krasi terpimpin.
Mengadakan undangundang atau peraturan atau saran supaja
ditiap ibu kota propinsi diadakan istanaistana kebudajaan atau
tempattempat pusat kebudajaan.
Mengadakan undangundang baru jang lebih sempurna dari jang
diadakan oleh Belanda dulu untuk melindungi tjagartjagar
alam, bangunanbangunan atau daerahdaerah dimana terdapat
peninggalan2 sedjarah.
Mengadakan undangundang melarang penerbitan tjabul dan me
larang impor bukubuku, film dan madjalah tjabul dan jang me
ngandung unsur2 jang merugikan usaha perkembangan kebuda
jaan nasional.
Mengadakan undangundang baru untuk mengganti dan menjem
purnakan monumentenordonansi jang berasal dari zaman
kolonial.
10. Mengadakan undangundang pers.
§ 871. Hadiah Nasional untuk kesenian
Perlu menetapkan hadiah untuk tjabangtjabang kesenian jang
berikut :
1. Arsitek