Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal Programming di PT. Jakarana Tama

(1)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE

GOAL PROGRAMMING

DI PT. JAKARANA TAMA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh FAHRUR ROZI

080423019

P R O G R A M P E N D I D I K A N E K S T E N S I

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 2


(2)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE

GOAL PROGRAMMING

DI PT. JAKARANA TAMA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh FAHRUR ROZI

080423019

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Ukurta Tarigan, MT) (Tuti Sarma Sinaga, ST. MT.)

P R O G R A M P E N D I D I K A N E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2 0 1 2


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir di PT. Jakarana Tama ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Laporan ini berjudul “Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal Programming di PT. Jakarana Tama”.

Laporan ini menjelaskan tentang Optimasi perencanaan produksi pada PT. Jakarana Tama yaitu untuk meminimumkan biaya produksi dan meingkatkan keuntungan perencanakan produktivitas berdasarkan peramalan data tahun lalu.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, PT. Jakarana Tama, dan pembaca lainnya.

Medan, Mei 2012 Penulis,


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada Penulis, yaitu:

1. Allah SWT atas segala kemudahan, kelancaran dan kemurahan-Nya dalam memberikan rahmat dan petunjuk untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

2. Orangtua penulis Sumarli dan Habibah Nasution dan adik-adik Penulis Muliana Sari, Muhammad Fadly dan Yusdarti Fadillah yang telah mendukung penulis dalam doa, materi, moral juga semangat untuk menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana. 3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi

bimbingan dan bantuan selama pelaksanaan dan pengerjaan Laporan Tugas Sarjana. 4. Ibu Tuti Sarma Sinaga, ST. MT. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberi bimbingan, ilmu dan bantuan selama pelaksanaan dan pengerjaan Laporan Tugas Sarjana.

5. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT., selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri USU. 7. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, MM dan Ir. Rosnani Ginting, MT selaku

Koordinator Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Prof. DR. Ir. Rahim Matondang, M.SIE, selaku Koordinator Bidang Manajemen Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Taufik SE, selaku Pembimbing Lapangan pada PT. Jakarana Tama dan memberi informasi data-data maupun gambaran umum perusahaan.


(5)

10. Teman spesial Devi Selviana yang selalu membantu, memberi masukan, memberikan kata kesabaran dan keikhlsan dalam menjalankan Tugas Akhir.

11. Sahabat Eko Budi Rianto, Miranda O Sibarani, Ika Roma Rohami Nasution dan Irna Hafsari Harahap yang selalu membantu dan memberikan motivasi serta semangat kepada Penulis.

12. Alumni Teknik Industri Ekstensi stambuk 2008 yang memberi semangat dan termotivasi untuk cepat menyelsaikan Tugas Akhir.

13. Staf Pegawai Teknik Industri Bang Mijo, Kak Dina, Bang Ridho, Bang Nurmansyah dan Bu Ani terima kasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan Tugas Akhir.

14. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Akhirnya, kiranya Tuhan Yang Maha Esa yang mengaruniakan berkah-Nya dalam perjalanan hidup Bapak, Ibu dan saudara sekalian.

Medan, Mei 2012 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-3 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-4 1.5. Manfaat Penelitian... I-4 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Daerah Pemasaran ... II-4 2.4. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4 2.5. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8 2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-8 2.6.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-8 2.6.2. Jam Kerja ... II-8 2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Pendukung ... II-10 2.7.1. Sistem Pengupahan ... II-10 2.7.2. Jaminan Sosial ... II-11 2.7.3. Fasilitas Pendukung ... II-12 2.9. Proses Produksi ... II-13 2.9.1. Standard Mutu Bahan/Produk ... II-13 2.9.2. Bahan yang Digunakan ... II-17 2.9.3. Uraian Proses ... II-20 2.10. Mesin dan Peralatan ... II-28 2.10.1. Mesin Produksi ... II-38 2.10.2. Peralatan ( Equipment ) ... II-30 2.10.3. Utilitas ... II-31


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi ... III-1 3.1.1. Tujuan Perencanaan Produksi ... III-1 3.1.2. Karakteristik Perencanaan Produksi ... III-2 3.2. Pengendalian Produksi ... III-3 3.3. Produksi Optimal ... III-5 3.3.1. Pengertian Produksi Optimal ... III-5 3.3.2. Faktor-faktor Yang Membatasi Produksi

Optimal ... III-5 3.4. Peramalan ... III-7 3.4.1. Konsep Dasar Peramalan ... III-7 3.4.2. Pendefinisian Tujuan Peramalan ... III-8 3.4.3. Karakteristik Peramalan yang Baik ... III-8 3.4.4. Beberapa Sifat Hasil Peramalan ... III-10 3.4.5. Teknik Peramalan ... III-10 3.4.6. Peramalan Kuantitatif ... III-12 3.4.6.1. Metode Time Series ... III-13 3.4.6.2. Metode Dekomposisi ... III-21 3.4.6.3. Metode Kausal ... III-21 3.5.7. Kriteria Performance Peramalan ……… ... III-22


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 3.6.8. Verifikasi Peramalan ... III-24

3.7. Goal Programming ….. ... III-26 3.7.1. Konsep dan Terminologi Goal Programming ... III-26 3.7.2. Model Umum Goal Programming ... III-29 3.7.3. Perumusan Masalah Goal Programming ... III-30 3.8.. Metode Pemecahan Masalah... III-31

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian ... IV-1 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.3. Kerangka Konseptual ... IV-1 4.4. Identifikasi Masalah ... IV-2 4.5. Menentukan Tujuan Penelitian ... IV-3 4.6. Sumber Data ... IV-3

4.6.1. Data Primer ... IV-3 4.6.2. Data Skunder ... IV-4 4.7. Metode Pengolahan Data ... IV-4 4.8. Analisa Pemecahan Masalah ... IV-8 4.9. Kesimpulan dan Saran ... IV-9


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Penjualan Produk Mie mulai dari Januari 2009

sampai dengan Desember 2011 ... V-1 5.1.2. Data Harga Pokok dan Harga Penjualan ... V-1 5.1.3. Waktu Penyelesaian Produk ... V-3 5.1.4. Pemakaian Dan Ketersediaan Bahan Baku ... V-4 5.2. Pengolahan Data ... V-5

5.2.1. Meramalkan Permintaan Untuk Tiap Produk Dari

Januari 2009 sampai dengan Desember 2012 ... V-5 5.2.2. Perhitungan Waktu Penyelesaian Produk

dan Ketersediaan Waktu Kerja ... V-12 5.2.3. Perhitungan Pemakaian dan Ketersediaan Bahan

Baku ... V-14 5.2.4. Memformulasikan Fungsi Sasaran ... V-17 5.2.5. Memformulasikan Fungsi Pencapaian untuk

Goal Programming ... V-21 5.2.6. Penyelesaian Fungsi Pencapaian


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Volume Produksi ... ... VI-1 6.2. Analisis Pencapaian Sasaran Keuntungan ... VI-5 6.3. Analisis Pencapaian Sasaran Pemakaian Jam Kerja ... VI-6

VII KESIMPULAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Alokasi Tenaga Kerja Pada PT Jarakana Tama Medan ... II-9 2.1. Standar Mutu Mie Kering ... II-14 2.1. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instan ... II-17 5.1. Data Penjualan Mie mulai dari Januari 2009 sampai dengan

Oktober 2011 di PT. Jakarana Tama Food Industry ... V-2 5.2. Harga Pokok dan Harga Penjualan Gaga Mie untuk berbagai

rasa per karton ... V-3 5.3. Data Jam Kerja Tersedia ... V-3 5.4. Data Pemakaian Bahan Baku ... V-5 5.5. Data Ketersediaan Bahan Baku Setiap Bulan ... V-5 5.6. Kecepatan Produksi Mesin... V-12 5.7. Perhitungan Pemakaian Bahan Baku... V-13 5.8. Berat Jenis Mie ... V-14 5.9.Rekapitulasi hasil perhitungan proyeksi keuntungan ... V-20 5.10. Formulasi Perencanaan Produksi Untuk Setiap Mie ... V-25 5.11. Hasil Perencanaan Produksi Masing-Masing Dengan Metode

Goal Programming ... V-39 5.12. Hasil Perencanaan keuntungan dan Jam Kerja Produksi


(13)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN 6.1. Hasil Perencanaan Produksi Masing-Masing Dengan Metode

Goal Programming ... VI-2 6.2. Rekapitulasi Hasil perencanaan Produksi ... VI-6 6.3. Persentase Pemakaian Bahan Baku Periode Januari 2012 s/d


(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama Food Industry

Tanjung Morawa ... II-7 2.2. Urutan Proses Pembuatan Mie Instan di PT. Jakarana Tama

Food Industry ... II-27 3.1. Moving Range Chart ... III-25 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.2. Blok Diagram Presedur penelitian ... IV-7 5.1. Periode Yang Akan Diramalkan Dengan software WINQSB ... V-6 5.2. Solve and Analize Dengan software WINQSB ... V-7 5.3. Peramalan 100 Ayam Bawang Dengan Software WINQSB ... V-8 5.4. Input Data Dalam Software LINDO ... V-34 5.5. Optimizer Output Dalam Software LINDO ... V-35 5.6. Hasil Akhir Dalam Software LINDO ... V-35


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1 2. Spesifikasi Mesin dan Peralatan ... L-11 3. Peramalan Jumlah Permintaan ... L-21 4. Penyelesaian Goal Programming Menggunakan Software LINDO ... L-40 5. Surat Penjajakan ... L-51 6. Surat Balasan dari Pabrik ... L-52 7. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-53 8. Form Asistensi... L-


(16)

ABSTRAK

PT. Jakarana Tama berlokasi di jalan raya Medan Tanjung Morawa Km. 9,5 Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Perusahaan ini merupakan suatu industri yang bergerak dalam bidang usaha makanan cepat saji.Produk yang dihasilkan ada sembilan jenis yaitu gaga mie 100 ayam bawang, gaga mie 100 soto mi, gaga mie 100 kaldu ayam, gaga mie 100 goreng spesial, gaga mie 100 soto cabe rawit, gaga mie 1000 ayam bawang, gaga mie 1000 rasa soto, gaga mie 1000 goreng spesial, gaga mie 1000 kaldu ayam. Perusahaan ini memproduksi produknya bersifat make to order.

Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Jakarana Tama Food Industry

adalah perusahaan sering mengalami keterlambatan pengiriman ke konsumen dikarenakan kurangaya bahan baku untuk di produksi. Perusahaan juga tidak dapat menyimpan bahan baku terlalu banyak dikarenakan bahan baku yang digunakan mudah rusak dan tidak dapat memproduksi terlalu banyak karena produk yang diproduksi tidak lama masa kadaluarsanya.

Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan jumlah permintaan oleh konsumen. Dalam ini perusahaan dihadapkan untuk untuk pengambilan keputusan dalam jumlah optimal produk yang akan diproduksi .

Perencanaan produksi dengan metode Goal Programming dapat melakukan optimasi produksi dengan tujuan memaksimalkan keuntungan. Hal ini dilakukan dengan membuat model matematis dimana yang menjadi fungsi tujuan adalah maksimisasi keuntungan, sedangkan yang menjadi kendala adalah jumlah pemakaian, ketersediaan bahan baku, dan ketersediaan jam kerja. Penggunaan

Goal Programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi yang

optimal dimana penggunaan jumlah bahan baku tetap berada dalam batasan ketersediaan bahan baku tetap berada dalam batasan ketersediaan bahan baku diperusahaan.

Untuk menjamin kelangsungan produksi, maka perusahaan perlu menambah jam kerja. Hasil ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam perencanaan produksinya.


(17)

ABSTRAK

PT. Jakarana Tama berlokasi di jalan raya Medan Tanjung Morawa Km. 9,5 Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Perusahaan ini merupakan suatu industri yang bergerak dalam bidang usaha makanan cepat saji.Produk yang dihasilkan ada sembilan jenis yaitu gaga mie 100 ayam bawang, gaga mie 100 soto mi, gaga mie 100 kaldu ayam, gaga mie 100 goreng spesial, gaga mie 100 soto cabe rawit, gaga mie 1000 ayam bawang, gaga mie 1000 rasa soto, gaga mie 1000 goreng spesial, gaga mie 1000 kaldu ayam. Perusahaan ini memproduksi produknya bersifat make to order.

Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Jakarana Tama Food Industry

adalah perusahaan sering mengalami keterlambatan pengiriman ke konsumen dikarenakan kurangaya bahan baku untuk di produksi. Perusahaan juga tidak dapat menyimpan bahan baku terlalu banyak dikarenakan bahan baku yang digunakan mudah rusak dan tidak dapat memproduksi terlalu banyak karena produk yang diproduksi tidak lama masa kadaluarsanya.

Perencanaan produksi dilakukan berdasarkan jumlah permintaan oleh konsumen. Dalam ini perusahaan dihadapkan untuk untuk pengambilan keputusan dalam jumlah optimal produk yang akan diproduksi .

Perencanaan produksi dengan metode Goal Programming dapat melakukan optimasi produksi dengan tujuan memaksimalkan keuntungan. Hal ini dilakukan dengan membuat model matematis dimana yang menjadi fungsi tujuan adalah maksimisasi keuntungan, sedangkan yang menjadi kendala adalah jumlah pemakaian, ketersediaan bahan baku, dan ketersediaan jam kerja. Penggunaan

Goal Programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi yang

optimal dimana penggunaan jumlah bahan baku tetap berada dalam batasan ketersediaan bahan baku tetap berada dalam batasan ketersediaan bahan baku diperusahaan.

Untuk menjamin kelangsungan produksi, maka perusahaan perlu menambah jam kerja. Hasil ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam perencanaan produksinya.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Perekonomian yang tidak stabil saat ini telah membawa dampak yang besar pada semua aspek. Salah satunya ialah kenaikan biaya hidup yang ditandai dengan kenaikan harga barang pokok yang berakibat pada menurunya daya beli masyarakat. Untuk itu para pelaku ekonomi seperti perusahaan harus melakukan langkah penting agar dapat bertahan pada situasi yang sulit. Salah satu langkah yang dapat diambil ialah perusahaan harus dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga pada akhirnya keuntungan perusahaan dapat meningkat. Untuk dapat memenuhi permintaan konsumen diperlukan perencanaan produksi yang baik yaitu berupa memaksimalkan volume produksi.

Perusahaan yang memproduksi lebih dari satu produk seperti pada perusahaan makanan dan minuman harus melakukan perencanaan produksi yang tepat dengan menentukan jumlah produk yang harus diproduksi sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Kombinasi produk memberikan keuntungan yang berbeda satu sama lainya, sehingga penentuan kombinasi produk yang tepat dapat membawa perusahaan dalam kinerja yang efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan batasan-batasan yang ada.

PT. Jakarana Tama Food Industry terletak di Jl. Tanjung Morawa Km 9,5 – Medan. Perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang


(19)

makanan cepat saji yaitu mie instan. Produk yang dihasilkan adalah gaga mie 100 ayam bawang, gaga mie 100 soto mi, gaga mie 100 kaldu ayam, gaga mie 100 goreng spesial, gaga mie 100 soto cabe rawit, gaga mie 1000 ayam bawang, gaga mie 1000 rasa soto, gaga mie 1000 goreng spesial, gaga mie 1000 kaldu ayam.

Pelaksanaan produksi PT. Jakarana Tama Food Industry memproduksi mie instan yang hanya berdasarkan dari permintaan dari PT. Wicaksana Overseas Internasional sebagai distributor. Perusahaan mengalami kesulitan dalam meramalkan permintaan konsumen, sehingga terjadi ketidaksesuian volume produksi yang dapat mengakibatkan keterlambatan permintaan konsumen, maka diperlukan perencanaan produksi yang optimal. Selama ini sistem perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan adalah dengan melihat hari libur anak sekolah dan libur hari besar. Apabila hari libur sekolah dan hari libur besar terjadi maka di bulan tersebut permintaan berkurang. Perusahaan tidak diperbolehkan melebihkan jumlah produksi yang terlalu besar untuk disimpan digudang karena dapat merugikan perusahaan karena semakin lama barang disimpan di gudang maka semakin sedikit tenggang waktu pada produk yang mengakibatkan produk tidak dapat dipasarkan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan sebuah model yang dapat digunakan perusahaan dalam melakukan perencanaan produksi. Perencanaan produksi dilakukan bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Dalam hal ini perusahaan perlu membuat rencana produksi yang optimal. Untuk itu diperlukan pendekatan yang tepat sehingga dapat menghasilkan rencana yang tepat. Salah satu metode yang dapat mengoptimalkan perencanaan produksi adalah metode


(20)

Goal programming. Dengan pendekatan ini diharapkan perusahaan dapat menentukan alternatif terbaik guna mencapai solusi optimal dengan memperhatikan batasan-batasan input yang menjadi tujuan teknik goal programming

Metode Goal programming dapat diterapkan secara efektif dalam perencanaan produksi, karena metode goal programming potensial untuk menyelesaikan aspek-aspek yang bertentangan antara elemen-elemen dalam perencanaan produksi, yaitu konsumen, produk, dan proses manufaktur.

1.2.Rumusan Masalah

Permasalahan pokok yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah mencari solusi dalam menyusun rencana produksi yang optimal. Dimana penentuan jumlah produksi yang menjadi permasalahan dalam perusahaan ini dikaitkan dengan upaya memaksimalkan keuntungan dan mencapai beberapa sasaran dengan mempertimbangkan berbagai faktor pembatas. Permasalahan ini akan dipecahkan dengan merancang perancangan produksi menggunakan metode Goal

Programming.

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah perencanaan produksi yang optimal berdasarkan pendekatan metode Goal

Programming, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya untuk


(21)

1.4. Asumsi dan Batasan Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Kondisi perusahaan tidak berubah selama penelitian.

2. Proses produksi di perusahaan berlangsung normal.

3. Harga bahan baku dan harga jual produk selama penelitian tidak berubah. 4. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi baik

tanpa ada gangguan.

5. Operator pada bagian lantai produksi adalah pekerja normal pada saat dilakukan penelitian.

Sedangkan Batasan penelitian adalah

1. Penelitian dilakukan pada lantai produksi pada PT. Jakarana Tama Food Industry Jl. Tanjung Morawa Km 9,5 - Medan.

2. Data penjualan yang digunakan untuk meramalkan permintaan adalah Data penjualan mulai dari Januari 2009 sampai dengan Oktober 2011.

3. Ukuran produk mie yang diteliti mie 100 berbagai rasa dan mie 1000 berbagai rasa

1.5. Manfaat Penelitian


(22)

1. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan sistem perencanaan produksi yang optimal di perusahaan.

2. Sebagai salah satu penerapan ilmu yang didapat oleh mahasiswa selama masa perkuliahan dan memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang didapat di perguruan tinggi kedalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

3. Penelitian bermanfaat sebagai tambahan referensi yang dapat memperkaya laporan – laporan penelitian Teknik Industri serta dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti – peneliti selanjutnya.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah:

Bab I : Pendahuluan, Menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan asumsi penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan tugas akhir.

Bab II Gambaran umum perusahaan, menjelaskan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen.

Bab III Landasan teori, Menampilkan teori-teori dan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah. Teori dalam penelitian ini diantaranya mengenai perencanaan produksi,


(23)

tujuan perencanaan produksi, karakteristik perencanaan produksi, pengendalian produksi, pengertian produksi optimal, faktor-faktor yang membatasi produksi optimal, pengertian dan tujuan perencanaan agregat, strategi perencanaan agregat, peramalan, teknik peramalan, goal programming konsep dan terminologi goal

programming.

Bab IV Metodologi Penelitian, menggambarkan jenis penelitian, lokasi dan tempat penelitian, kerangka konseptual, langkah-langkah dan tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

Bab V Pengumpulan dan pengolahan data, memuat data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di lapangan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah. Data yang diambil berdasarkan data primer dan data sekunder, data primer adalah data yang diambil waktu proses pengerjaan produk. Pengukuran produk dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Sedangkan data sekundernya berdasarkan data penjualan periode data penjualan mulai dari Januari 2009 sampai dengan Oktober 2011, harga pokok produksi dan harga penjualan, jumlah jam kerja dan harga bahan baku.

Bab VI Analisis pemecahan masalah, dalam bab ini akan dianalisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah.

Bab VII Kesimpulan dan saran pada bab ini berisikan kesimpulan yang dapat dari hasil pemecahan masalah serta saran-saran yang diberikan bagi pihak perusahaan.


(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.Sejarah Perusahaan

Perkembangan industri mie instan di Indonesia dimulai dari tahun 1970. Dalam jangka waktu 10 tahun mie instan di Indonesia hanya diproduksi oleh satu atau dua perusahaan saja. Seiring dengan semakin majunya perekonomian di Indonesia menyebabkan pertumbuhan industri mie instan semakin pesat sehingga mendukung adanya pengembangan produk mie instan tersebut.

Karena alasan di atas dan penguasaan manajemen serta pengalaman marketing selama 27 tahun menjadikan dan memutuskan pemilik-pemilik saham PT. Wicaksana Overseas Internasional terjun ke industri mie instan. Pada tahun 1992 PT. Jakarana Tama didirikan.

Setelah mendapat izin dari pemerintah untuk mendirikan sebuah perusahaan baru yang bergerak dibidang produksi Mie Instan maka didirikanlah perusahaan tersebut dengan nama PT. Jakarana Tama.

Pendirian pabrik pertama PT. Jakarana Tama dilakukan di Ciawi, Bogor. Perusahaan ini kemudian melihat perkembangan yang pesat terhadap produknya, dimana banyak permintaan terhadap produk tersebut yang datangnya dari luar pulau Jawa yang seringkali tidak dapat dipenuhi, baik dalam jumlah maupun dari segi waktu. Untuk memenuhi permintaan yang datangnya dari luar Pulau Jawa


(25)

tersebut, khususnya dari Pulau Sumatera maka didirikan pabrik yang berlokasi di Medan, yang mulai dibangun pada bulan November tahun 1992. Produksi perdana dimulai 7 Juni 1993 yang sekaligus menjadi peresmian berdirinya PT. Jakarana Tama, sedangkan produksi komersial PT. Jakarana Tama dimulai pada bulan Juli 1993.

Pemilihan usaha dalam bidang industri makanan ini juga dapat dikaitkan dengan himbauan dan usaha pemerintah pada saat itu, yakni pengadaan makanan yang bergizi dan non beras.

Dengan semakin meningkatkan permintaan konsumen menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan baru yang menanamkan modalnya untuk mengembangkan industri mie instan.

Dalam perjalanan perusahaan ini, dapat dilihat bahwa disamping mencapai tujuan-tujuan bagi pihak perusahaan sendiri, terdapat pula tugas dan tanggung jawab yang senantiasa dilaksanakan, yakni :

1. Membantu pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat. 2. Membantu mengembangkan produksi makanan yang bergizi.

3. Memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar pabrik.

Dalam memasarkan produknya PT. Jakarana Tama bekerja sama dengan PT. Wicaksana Overseas Internasional sebagai distributor.


(26)

Perusahaan PT. Jakarana Tama Cabang Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan instan dengan produk akhir berupa mie instan.

Adapun produk mie instan yang telah diluncurkan oleh PT. Jakarana Tama di pasar domestik pada saat ini adalah mie instan dengan merek Gaga Mie 100 dan Gaga Mie 1000.

Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi mie instan adalah tepung terigu, tepung tapioka, minyak goreng, bumbu, kemasan dan karton. PT. Jakarana Tama Cabang Medan pada saat ini hanya memproduksi mie saja. Sedangkan bumbu sebagai salah satu bahan baku di datangkan dari Ciawi Bogor yang juga diproduksi oleh PT. Jakarana Tama Bogor, mengingat besarnya biaya peralatan yang dikeluarkan apabila memproduksi bumbu sendiri dibandingkan dengan mendatangkan dari Ciawi, yang mampu memproduksi sebanyak yang dibutuhkan.

PT. Jakarana Tama Cabang Medan menitik beratkan produksinya pada produk mie instan, dengan memproduksi berbagai jenis mie instan yaitu :

1. Gaga mie 100 Ayam Bawang 2. Gaga mie 100 Soto Mi 3. Gaga mie 100 Kaldu Ayam 4. Gaga mie 100 Goreng Spesial 5. Gaga mie 100 Soto Cabe Rawit 6. Gaga mie 1000 Ayam Bawang 7. Gaga mie 1000 Rasa Soto 8. Gaga mie 100 Goreng Spesial


(27)

9. Gaga mie 100 Kaldu Ayam

Pada dasarnya efisiensi bahan dalam proses produksi mie ini sangat tinggi, dimana bahan yang terbuang masih dapat dimanfaatkan kembali. Misalnya makanan ringan. Krip-krip adalah merupakan pecahan-pecahan mie (remah-remah) yang diperoleh dari lintasan produksi yang masih steril yang kemudian diolah kembali menjadi makanan ringan.

2.3.Daerah Pemasaran

PT. Jakarana Tama Cabang Medan memasarkan produknya untuk wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Aceh, dan Sumatera Selatan. Masing-masing daerah pemasaran ini berusaha untuk dapat memasarkan produk sebaik-baiknya untuk meningkatkan jumlah penjualan.

2.4.Struktur Organisasi Perusahaan

Pengertian organisasi secara umum adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut. Metode pembagian tugas memunculkan empat jenis hubungan kerja dalam organisasi yaitu hubungan garis (hubungan lini atau komando), hubungan garis, fungsional, garis dan staf, organisasi staf dan fungsional.

Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang terdiri dari beberapa


(28)

bagian aktifitas yang berbeda-beda harus dikordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

Suatu struktur yang diperoleh dari mengelompokkan orang-orang sehingga mereka dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan bersama disebut organisasi, atau kata lain organisasi adalah suatu kesatuan sosial dari kelompok individu yang saling berinteraksi dengan pola tertentu sehingga setiap anggota mempunyai tugas tertentu, dan sebagai satu kesatuan yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah merupakan gambaran secara skematis tentang hubungan atau kerja sama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

Untuk menjalankan suatu perusahaan secara efektif dan efesien diperlukan adanya suatu keraturan baik intern maupun ekstern perusahaan tersebut. Struktur organisasi turut menunjang keberhasilan dari manajemen. Tanpa organisasi kita akan menghadapi kesimpang siuran di tempat kerja. Nilai yang sangat besar dari sebuah organisasi adalah kemampuannya memanfaatkan berbagai sumber daya manusia secara lebih efektif. Para karyawan yang bekerja secara invidual dengan tujuan berbeda-berbeda memerlukan koordinasi dan pengarahan yang dapat dilakukan melalui organisasi.

Organisasi dan manajemen yang baik akan memberikan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang seimbang. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap keberhasilan perusahaan, karena untuk melakukan usaha yang


(29)

ada, setiap personil mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Jika setiap personil ahli dalam bidangnya dan melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya maka organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien, sistematik dan terkoordinir.

Struktur Organisasi yang diterapkan pada PT. Jakarana Tama Cabang Medan adalah jenis struktur organisasi lini dan fungsional, dimana pempinan tertinggi dipegang oleh Factory Manager. Disebut berbentuk organisasi lini dan fungsional adalah organisasi yang wewenangnya dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap kerja berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya.

Untuk lebih jelasnyan Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(30)

VI-7

Keterangan :

Hubungan Fungsional

: Hubungan Lini

Factory Manager

TEKNIK SPV SENIOR

PRODUKSI SPV

SENIOR KEPALA PERSONALIA

(HRD) UTILITY SPV KASEK. WORK SHOP

SPV . PROD SHIFT A KOORD. PROD SHIFT B Opr. Teknik Field SPV. PROD SHIFT B Opr. Bubut Opr. Scrap Opr. Mixer Opr. Press Opr. Fryer Opr. Packing Opr. Pay Roll

GA Security Opr.

Telepon Administrasi Tim Medis Opr. Analis QC Pe-racikan QC Field QC Raw Material WARE HOUSE SPV PPIC SPV QC SPV Opr. Sanitasi Opr. Gudang bahan jadi Opr. Gudang bahan baku

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa Sumber : PT Jakarana Tama Food Industry


(31)

2.5.Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan orang-orang yang memegang tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing melaksakan tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada lampiran 1.

2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.6.1.Jumlah Tenaga Kerja

PT. Jakarana Tama Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja/karyawan yang ditempatkan langsung pada bagian proses pembuatan/pengolahan produk, yaitu pekerja yang ada di bagian pengolahan (pabrik), sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah karyawan/tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan pembentukan produk atau yang tidak langsung bekerja di pabrik, yaitu yang ditempatkan pada bagian kantor, baik kantor manajer, maupun kantor-kantor pada setiap departemen.

Khusus bagi penerimaan tenaga kerja yang baru, sama seperti perusahaan lainnya, dilakukan test pengetahuan umum, kesehatan, wawancara dan juga test keahlian khusus. Sesudah melewati tahap tersebut, diadakan penyaringan data yang lulus dalam penyaringan ini kemudian diterima bekerja, dan kemudian diadakan trainning dan pelatihanpekerja.


(32)

V-31

Latihan dan pendidikan tenaga kerja langsung dilakukan dalam pabrik melalui latihan oleh pekerja yang terlatih. Untuk tenaga kerja langsung terlebih dahulu diberikan masa percobaan selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan peraturan dan persyaratan bagi karyawan baru. Dan dalam masa percobaan harus bersedia lembur dan patuh terhadap peraturan. Perincian alokasi jumlah tenaga kerja pada PT. Jakarana Tama dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja Pada PT Jarakana Tama Medan

No Bagian Jenis Kelamin Jumlah

Pria Wanita

1. HRD 21 4 24

2. Accounting 2 2 4

3. Sales/Marketing 10 2 12

4. Purchasing 1 - 1

5 Quality Control 7 6 12

6 Gudang Bahan Jadi 12 1 13

7 Gudang Bahan Baku 11 1 12

8 Produksi 77 179 256

9 Anodle 6 4 10

10 Teknik 13 1 14

11 PPIC 1 - 1

Jumlah Karyawan 161 200 361

2.6.2. Jam Kerja

Jam kerja pada perusahaan ini secara umum dibagi atas 2 shift. dengan perincian sebagai berikut :


(33)

V-32

Hari kerja Senin sampai Jumat Pukul 08.00 – 12.00 WIB ( Bekerja) Pukul 12.00 – 13.00 WIB (Istirahat) Pukul 13.00 – 16.00 WIB (Bekerja) Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur

2. Pabrik

Senin sampai Sabtu diatur dalam 2 shift sebagai berikut:

- Shift I bertugas mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB - Shift II bertugas mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB 3. Khusus karyawan keamanan dibagi dalam satu kelompok 4 orang. Untuk

setiap kelompok dilakukan pergantian tiap 12 jam dari hari Senin sampai Minggu

2.7. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Pendukung 2.7.1. Sistem Pengupahan

Besarnya gaji/upah untuk setiap karyawan ditentukan menurut tingkat golongannya. Perusahaan ini menerapkan ketentuan pemerintah tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku bagi seluruh karyawan. Dalam hal upah atau gaji karyawan PT. Jakarana Tama melakukan pembayaran sekali setiap bulan. Besar upah atau gaji yang dibayarkan perusahaan sesuai dengan ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja yaitu sebesar Rp.1.197.000,- setiap bulannya dan tentunya didasarkan pada data masing-masing pekerja ada kerja lembur atau tidak.


(34)

V-33

Disamping upah tersebut perusahaan juga memberikan subsidi konsumsi karyawannya satu kali setiap hari kerja untuk masing-masing shift, sebanyak Rp.5500,- per orang dan uang transportasi Rp.3000,- per orang. Perusahaan juga memberi tambahan gaji kepada karyawan intensif yang besarnya ditentukan berdasarkan prestasi dan lamanya kerja. Untuk masa kerja mulai dari 0-3 tahun sebesar Rp.0,- per bulan. Untuk 3-5 tahun sebesar Rp.10.000 per bulan sedangkan Untuk 5 > tahun sebesar Rp.20.000 per bulan.

2.7.2. Jaminan Sosial

Untuk menolong karyawannya agar bekerja lebih giat dalam meningkatkan prestasinya, perusahaan memberikan jaminan social dalam tunjangan antara lain:

1. Asuransi

a. Asuransi Tenaga Kerja - Jaminan Hari Tua - Dana Pensiun - Santunan Hari Tua

- Asuransi Kecelakaan Kerja - Asuransi Kematian

b. Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kepada semua karyawan berupa jaminan kecelakaan, kematian, dan hari tua.


(35)

V-34

2. Tunjangan

a. Tunjangan Hari Besar Agama

Setiap tahunnya karyawan juga mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) dan paket Hari Raya yang beragama Islam dan paket Tahun Baru bagi yang beragama Kristen.

b. Tunjangan jabatan/fungsional c. Tunjangan Hari Tua

d. Tunjangan Sosial dalam kemalangan maupun sukacita e. Tunjangan kesehatan Karyawan dan Keluarga, yaitu:

- Berobat ke dokter yang ditunjuk perusahaan - Rawat inap

- Perawatan gigi

2.7.3. Fasilitas Pendukung

Perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung produjtivitas dan efektifitas karyawan berupa pelayanan kesejahteraan bagi karyawan seperti:

1. Sarana Kesehatan

Berupa poliklinik yang ada dipabrik, dimana karyawan dapat memperoleh perobatan secra cuma – cuma.

2. Perlengkapan Kerja

Perusahaan Fasilitas kerja, berupa pakaian kerja, sarung tangan, topi serta masker


(36)

V-35

3. Koperasi dan Toko Koperasi

Perusahaan menyediakan koperasi karyawan berupa koperasi simpan pinjam dan toko koperasi yang dikelolah karyawan di bawah pengawasan perusahaan.

4. Sarana ibadah/Musollah 5. Keanggotaan SPSI 6. Transportasi

Perusahaan menyediakan bus angkutan untuk antar jemput pekerja dan mobil untuk antar jemput karyawan kantor.

7. Kamar mandi dan kamar ganti pakaian 8. Fasilitas trainning dan pelatihan 9. Cuti yang meliputi:

- Cuti tahunan selama 12 hari kerja

- Cuti melahirkan selama 1,5 bulan sebelum dan sesudah melahirkan - Cuti perkawinan selama 3 hari

2.9. Proses Produksi

2.9.1.Standard Mutu Bahan/Produk

PT. Jakarana Tama, Tanjung Morawa adalah sebuah pabrik makanan yang menghasilkan produk mie instan yang selalu berusaha memberikan kepuasan pada konsumen. Perusahaan selalu berusaha untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan market share yang tinggi dan memenuhi kebutuhan konsumen


(37)

V-36

dengan menjaga mutu mie instan agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Untuk menjaga nilai rasa dalam pembuatan mie maka perlu adanya standar mutu bahan produk yang dilakukan agar kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk tetap terjaga sehingga dapat meningkatkan daya beli mie Instan terhadap konsumen dan dapat bersaing dengan produk lain.

Adapun standar mutu yang telah di tentukan oleh perusahaan PT. Jakarana Tama dalam menjaga mutu produk dengan memperhatikan Standar Mutu Produksi dan Standar Mutu Pengemasan adalah sebagai berikut.

1. Standard Mutu Produksi

Standar Mutu Produksi yang dilakukan untuk menjaga kualitas produk adalah sebagai berikut

a. Pemeriksaan Kandungan Mie

Analisis pemeriksaan kandungan Mie dilakukan di dalam laboratorium yaitu dengan mengambil sampel mie yang berada dalam mesin produksi di setiap stasiun pengolahan secara random setiap 15 menit sekali. Standar mutu mie kering dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering

Jenis Pemeriksaan Standar


(38)

V-37

Tabel 2.2. Standar Mutu Mie Kering (Lanjutan)

Jenis Pemeriksaan Standar

Kadar Free Fatty Acid (FFA) mie Maksimal 0,25 %

Kadar Peroksida Maksimal 3,00 mg/100 gr

Kadar Air Mie Maksimal 17-19 %

Kadar Lemak Maksimal 17-19 %

Bila hasil pemeriksaan tidak sesuai standar maka dilakukan proses pengolahan ulang.

b. Pengontrolan Berat Mie

Pemeriksaan berat mie dilakukan di mesin packing setiap 0,5 menit setiap jalur. Adapun pengontrolan berat jenis pada setiap mie instan adalah sebagai berikut:

1. Gaga 100 Ayam Bawang = 65 gr

2. Gaga 100 Soto Mi = 65 gr

3. Gaga 100 Kaldu Ayam = 65 gr

4. Gaga 100 Goreng Extra Pedas = 88 gr

5. Gaga 100 Soto Cabe Rawit = 65 gr

6. Gaga 1000 Ayam Bawang = 75 gr

7. Gaga 1000 Rasa Soto = 75 gr

8. Gaga 1000 Goreng Spsesial = 88 gr

9. Gaga 1000 Kaldu Ayam = 75 gr


(39)

V-38

Keutuhan dari kepingan mie juga diperhatikan yaitu minimal 96%. Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka mie tersebut tidak dapat dibungkus/dikemas.

2. Standar Mutu Pengemasan

Mie yang akan dikemas harus berbentuk rapi, tidak panas, tidak pecah, juga tidak ada kontaminasi. Kemasan yang digunakan harus bersih. Etiket yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. Kondisi bagian belakang dan daerah penutup

Kondisi yang masih diterima pada bagian ini adalah bagian penutup harus kuat, berwarna kontras dan berwarna dasar berwarna biru sebagai latar belakang.

b. Kondisi tulisan

Tulisan harus jelas dan dapat dibaca. c. Pengkodean

Etiket harus dilengkapi dengan kode produksi dan batas pemakaiannya (batas kadaluarsa)

Standar pengemasan kepingan mie instan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Berikut ini

Tabel 2.3. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instan

No Jenis Pemeriksaan Standar

1 Berat netto kepingan mie

65 gr, (mie 100), 75 gr, (mie 1.000), 88 gr (mie goreng 100 dan mie goreng 100)


(40)

V-39

Tabel 2.3. Standar Pengemasan Kepingan Mie Instan (Lanjutan)

No Jenis Pemeriksaan Standar

2 Kode

- Etiket - ada dan sesuai

- karton - ada dan sesuai

3 Mutu Sealing Tidak bocor dan tidak berlipat

4 Mutu Etiket Baik dan gambarnya jelas

5 Kelengkapan bumbu ada dan sesuai

6 Isi tiap karton 40 cs

2.9.2. Bahan yang Digunakan

Produk yang dihasilkan oleh PT. Jakarana Tama adalah mie instan. Produk ini diproduksi dengan berbagai rasa.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan mie instan adalah sebagai berikut :

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang paling penting digunakan dalam pembuatan suatu produk dimana keberadaan bahan tersebut mempengaruhi nilai produk. Dengan kata lain, bahan baku adalah bahan utama dalam pembuatan produk. a. Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan mie instan sehingga mie dapat dihasilkan sebagai bahan makanan. Dalam membuat satu adonan atau satu adukan dibutuhkan 225 kg ( 9 sak @ 25 kg ) tepung terigu.. yang di datangkan dari Surabaya (PT. Bogasari) dengan frekueni kedatangan satu kali seminggu.


(41)

V-40

b. Tepung Tapioka

Tepung tapioka merupakan zat berbentuk bubuk berwarna putih. berfungsi sebagai bahan baku yang ditambahkan pada tepung terigu yang dapat membuat adonan menjadi kenyal pada setiap keping mie blok. Dalam membuat satu adonan dibutuhkan 10 kg tepung tapioka dalam satu kali proses pembuatan mie yang di impor dari brazil.

c. Larutan Konsui

Larutan alkali atau larutan konsui adalah campuran formula-formula tertentu dengan air dengan komposisi formula dan air adalah 1:3, formula-formula yang dimaksud adalah komposisi dari sodium polipospat, sodium karbonat, garam,

karboksimentil, selulosa, tetrazine yang berfungsi untuk memberi warna,

mengatur keasaman, mengentalkan dan member rasa dari mie yang dibuat. Dikatakan larutan alkali karena bersifat basa dengan pH 9-10.

d. Minyak goreng

Minyak goreng berfungsi untuk menggoreng mie yang sudah diadon dan dibentuk dalam mangkok-mangkok penggorengan. Minyak goreng yang dipakai harus mempunyai titik didih yang tinggi dan mengandung lemak rendah, sehingga hasil produksi tidak berbau tengik dan dapat bertahan lama. Minyak goreng didatangkan dari PT. Asianagro Tanjung Balai.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk atau suatu bahan yang ditambahkan pada produk dimana


(42)

V-41

keberadaannya sebagai bahan pelengkap dan merupakan bagian dari produk akhir. Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini biasanya tidak dapat dibedakan secara jelas pada barang jadi tersebut.

Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan adalah sebagai berikut :

1. Etiket atau pembungkus

Etiket atau pembungkus terbuat dari plastik yang telah diberi merek berbagai jenis dan rasa mie yang hendak dibungkus. Etiket atau pembungkus adalah plastik kedap udara agar kualitas mie terjaga. Etiket ini dibuat berbentuk roll gulungan yang telah disesuaikan dengan keadaan mesin pembungkus. Pembungkus di peroleh dari PT. Indomas Belawan.

2. Kotak karton

Kotak karton digunakan untuk mengepak mie yang telah dibungkus pada masing-masing etiket yang memuat 40 bungkus. Kotak karton ini juga telah diberi label berdasarkan jenis dan rasa mie yang akan dikemas.

3. Selotif

Selotif digunakan untuk merekatkan tutup kotak karton satu sama lain. 4. Bumbu penyedap dan sauce

Bumbu penyedap dan sauce tidak di produksi sendiri oleh pabrik tetapi didatangkan dari Ciawi yang menangani bumbu pada grup yang sama. Jadi bumbu sudah dalam bentuk kemasan. Pemberian bumbu pada setiap kemasan


(43)

berbeda-V-42

beda menurut jenisnya dan rasa mie. Bumbu dan mie disatukan pada waktu pembungkusan. Bumbu ini terdiri dari pala, lada. Monosodium glutamate, rasa daging ayam, garam, hidrolisa, protein sayur, bumbu seledri, kecap, bumbu bawang putih dan daun bawang.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung terhadap bahan baku yang sifatnya hanya membantu atau mendukung kelancaran proses produksi dan bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong ini tidak tampak pada barang jadi. Bahan penolong yang digunakan adalah :

1. Air

Dalam proses pembuatan mie, air berfungsi untuk melarutkan zat-zat yang digunakan serta menjadikan adonan dapat bercampur secara homogen. Air berasal dari sumur pompa yang ditampung dalam tangki penyaring atau filter yang akan menyaring kotoran-kotoran sehingga dihasilkan air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

2.9.3. Uraian Proses

1. Pembuatan Larutan Konsui

Pencampuran dan pengadukan larutan alkali ini dilakukan di tangki konsui selama ± 1 jam sehingga larutan homogen, lalu larutan ini dialirkan ke mesin


(44)

V-43

Larutan alkali ini digunakan untuk campuran dalam pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka menjadi adonan pembentuk mie di mesin mixer.

2. Pencampuran Pengadukan di Mesin Mixer

Tepung terigu sebanyak 9 sak (225 kg) dan tepung tapioka sebanyak 10 kg yang berada di lantai I lantai produksi dipompakan melalui screw conveyor ke mesin mixer yang berada pada lantai II.

Pengadukan tepung terigu dan tepung tapioka merupakan tahap awal proses pembuatan mie instan ini. Proses ini merupakan proses pencampuran tepung terigu dan tepung tapioka dengan larutan alkali pada temperatur 300 – 360C selama 12-15 menit, dengan kecepatan 60-70 rpm. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan sampai terbentuk adonan yang homogen dan memiliki tekstur yang elastis. Adonan yang dihasilkan berwarna kuning muda, yang tidak menggumpal (tidak mudah pecah/hancur). Adonan yang baik adalah adonan yang lembut dan kadar airnya cukup. Proses kerja mesin mixer ini diatur melalui sebuah panel control untuk mengetahui suhu, waktu, dan kecepatan pengadukan.

3. Penampungan di Mesin Feeder

Bila pencampuran selesai yang berarti telah terbentuk adonan yang baik menurut standar produk maka tutup bagian bawah (damper) mesin mixer terbuka dan adonan ditampung oleh mesin feeder yang berada tepat di bawah mesin mixer

di lantai I, sehingga adonan dapat berpindah hanya dengan menggunakan gaya gravitasi.


(45)

V-44

Mesin feeder ini berfungsi sebagai tempat penampungan adonan untuk diratakan dan juga untuk mengatur jumlah adonan yang akan di press, agar adonan yang akan di press rata.

Proses kerja mesin feeder ini diatur melalui sebuah panel control sehingga proses dapat berjalan secara kontiniu selama masih ada adonan di dalam mesin ini. Mesin ini juga dilengkapi sensor infra merah, yang akan mengatur jumlah adonan yang akan jatuh ke mesin press.

4. Pengepresan di Mesin Press

Dari mesin feeder, adonan didorong sedikit demi sedikit ke mesin press dengan menggunakan roller-roller press yang akan menekan dan menipiskan adonan menjadi lembaran-lembaran. Di mesin press terdapat 2 pasang secara seri. Dari masing-masing roller akan keluar lembaran-lembaran dengan ketebalan yang semakin kecil. Pada hasil output roller ke-8 akan memberikan ketebalan yang dikehendaki yaitu pada toleransi antara 1,0-1,2 mm. Ketebalan dari lembaran adonan ini selalu dikendalikan dengan menyetel setiap pasangan-pasangan roller. Lebar lembaran adonan adalah 80 cm dan lembaran yang dihasilkan tidak boleh putus atau berlubang, bersifat elastis dan tidak tegang.

5. Penyisiran di Mesin Slitter

Mesin slitter atau penyisir terletak tepat berada di ujung mesin press. Lembaran adonan yang keluar dari roller terakhir mesin press akan masuk ke mesin slitter (penyisir). Kemudian lembaran dipotong-potong menjadi mie yang berukuran sekitar 1 mm dengan mesin slitter. Kemudian mie diuntai (dibuat bergelombang) dengan menampung mie hasil sisiran dari slitter pada conveyor


(46)

V-45

dengan kecepatan yang lebih kecil dari kecepatan keluaran potongan-potongan mie dari mesin slitter.

Kecepatan yang lebih kecil atau lebih lambat ini dibuat dengan tujuan agar potongan-potongan mie menjadi menumpuk, sehingga mie menjadi mengendur dan akhirnya bergelombang dan keriting. Selanjutnya mie dilewatkan pada alat pemisah yang berbentuk roda-roda yaitu alat-alat yang membagi-bagi mie menjadi 5 bagian. Perbedaan kecepatan dari motor conveyor dengan motor slitter

juga digunakan untuk menentukan berat mie yang akan diproduksi. Jika conveyor

bergerak lambat maka gelombang mie akan rapat yang berarti akan semakin berat dan sebaliknya.

6. Penguapan atau Pengukuran di Steam Box

Selanjutnya untaian mie yang selalu berada di atas conveyor dilewatkan melalui steam box. Steam box ini sepanjang ± 12 meter berisi uap panas 1000C yang dialirkan dari boiler dan dilewati mie selama 1 menit. Disini dimasak dengan cara mengukur karena hanya menggunakan uap panas atau tanpa kontak dengan api. Pengukuran mempunyai tujuan :

a. Mendapatkan mie dengan kematangan yang baik

b. Menghasilkan mie dengan tekstur yang empuk dan elastis

c. Mempercepat pemasakan mie pada saat dikonsumsi oleh konsumen.

Kemudian dari steam box untaian mie dilewatkan melalui 2 unit kipas angin (fan) untuk menurunkan suhu dari mie agar dapat diproses pada proses selanjutnya.


(47)

V-46

7.Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter

Untaian mie yang dilewatkan melalui 2 unit kipas angin (fan) untuk menurunkan suhu dimaksudkan agar mie tidak terlalu lembek untuk dipotong dan dilipat dengan alat pelipat. Cutter ini terdiri dari pisau pemotong dan alat pelipat sendiri dari pengkait.

Untaian mie pada akhir conveyor dilewatkan pada mesin pemotong dan kemudian untaian mie tersebut dipotong berdasarkan ukuran panjang yang ditentukan yaitu sekitar 24 cm dan kemudian untaian mie yang telah dipotong dilipat dengan pengkait yang tepat berada dibawah pisau pemotong, sehingga panjang mie hasil lipatan menjadi 12 cm.

8.Pendistribusian

Kemudian mie yang telah dilipat dijatuhkan ke conveyor distribusi yang membawa potongan-potongan mie conveyor penggorengan yang berisi mangkok-mangkok. Ketika meletakkan mie dari bagian distribusi sering mie yang dijatuhkan tidak tepat pada mangkok karena kecepatan antara conveyor tidak sama. Untuk menghindari hal ini perusahaan menggunakan tenaga karyawan untuk mengatur atau meletakkan mie pada mangkok.

9.Penggorengan

Prinsip penggorengan mie adalah pengeringan mie basah dengan media minyak goreng pada temperature tinggi sehingga mencapai kadar air tertentu dengan tujuan membentuk mie kering yang matang, renyah, gurih, tahan lama,

dan siap dikemas. Mie yang dimasukkan ke dalam mangkok-mangkok


(48)

V-47

agar tidak mengembang melebihi ukuran yang diinginkan dan tidak mengapung saat digoreng.

Mangkok-mangkok conveyor dilewatkan dalam penggorengan yang telah berisi minyak yang telah dipanaskan. Penggorengan berbentuk memanjang sekitar 6 meter dan dilalui conveyor dengan kecepatan sangat lambat. Sebelum penggorengan dimulai, minyak dipanaskan dulu dengan pipa-pipa panas yang dipanaskan oleh uap panas dari boiler dengan tekanan 0,5 kg/cm2. Dibagian awal penggorengan sekitar 1350C, dibagian tengah 1650C dan dibagian ujung 1500C. Minyak yang telah dipakai untuk menggoreng lalu dialirkan kembali ke heat

exchanger, agar panasnya tetap. Lalu dipompakan kembali ke penggorengan.

Lama penggorengan sekitar 2 menit. Mie keluar dari penggorengan dijatuhkan ke conveyor lain yang berbentuk jaring-jaring. Ini dimaksudkan untuk meniriskan sisa minyak dari penggorengan.

10. Pendinginan

Potongan-potongan mie yang telah digoreng kemudian dibawa ke mesin pedingin (cooling fan) dengan menggunakan conveyor. Pendinginan mie ini dilakukan di dalam cooling box dengan menghembuskan udara kea rah mie melalui kipas angin yang ditempatkan sedemikian rupa di dalam cooling box. Adapun jumlah kipas angin yang berada dalam mesin pendingin adalah 20 unit.

Tujuan pendinginan mie adalah untuk mengeringkan minyak yang bersisa saat penggorengan. Sehingga mie menjadi benar-benar kering dan tidak berbau tengik dan tahan lama. Proses pendinginan berlangsung selama 2 menit.


(49)

V-48

Temperatur ideal untuk produk akhir ialah pada temperature kamar atau suhu sekitar 270C.

11.Pembungkusan

Setelah mie didinginkan dan keluar dari cooling fan, mie didistribusikan

oleh conveyor menjadi 2 jalur dan di bawa ke mesin pembungkus di bagian kiri

dan bagian kanan. Di pembungkusan, mie yang bergerak akan melewati operator yang bertugas menyusun dan membenarkan letak mie berdasarkan panjangnya dan memeriksa mie yang layak dibungkus. Operator pengisian mie memeriksa agar setiap conveyor

Pada mesin pembungkus berisi mie. Selanjutnya operator pengisi bumbu memasukkan bumbu ke setiap mie sesuai dengan rasa dan jenis mie dan kemudian

conveyor mie berjalan menuju pembungkus dimana plastik pembungkus telah ada

pada mesin tersebut. Mesin ini dilengkapi dengan sensor yang memberi nomor produksi dari masing-masing mie dan tanggal penggunaan yang diperbolehkan.

12.Pengepakan

Dipengepakan, mie dikemas ke dalam karton-karton yang masing-masing berisi 40 bungkus. Mie dimasukkan ke dalam karton dengan cara manual. Kemudian karton atau kardus ditutup dengan selotip. selanjutnya dibawa ke gudang bahan jadi untuk disimpan.

Di kotak karton dicantumkan jenis mie, isi karton, tanggal produksi, batas tanggal pemakaian produk, kode produksi dan nama perusahaan.

Blok Diagram dari urutan proses pembuatan mie instan ini dapat dilihat pada Gambar 2.2. di bawah ini


(50)

V-49

Bahan Baku Di Gudang

Pencampuran di Mesin Mixer

Penampungan di Mesin Feeder

Pengepresan di Mesin Press

Pengukusan di Mesin Steam Box

Penyisiran di Mesin Slitter

Pemotongan dan Pelipatan di Mesin Cutter

Pendistribusian

Penggorengan

Pendinginan di Colling Fan

Pembungkusan ( Packing )

Pembuatan larutan Alkali Konsui

Uap air ( Steam )

Bumbu, Pembungkus, dan Kotak Karton Minyak Goreng

Gambar 2.2. Urutan Proses Pembuatan Mie Instan di PT. Jakarana Tama


(51)

V-50

2.10. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan digunakan sebagai alat untuk memproduksi suatu produk. PT. Jakarana Tama Cabang Medan dalam menjalankan aktivitas produksinya menggunakan mesin – mesin yang sebagian besar buatan luar negeri. Adapun spesifikasi mesin – mesin dan peralatan dapat dilihat pada Lampiran 2

2.10.1. Utilitas

Adapun unit – unit pendukung atau unit pembantu yang terdapat di perusahaan antara lain adalah :

1. Uap (Steam)

Uap merupakan salah satu unit pendukung di bagian produksi. Uap yang digunakan oleh pabrik dihasilkan oleh boiler. Uap adalah bentuk gas dari zat (air) yang dalam kondisi normal tidak berbentuk gas. Yang dimaksud dengan uap jenuh adalah uap yang suhunya sama dengan titik didih air. Uap yang terbentuk pada saat air mendidih. Unsaturated adalah uap yang suhunya masih dibawah titik didih air. Steam Boiler di PT. Jakarana Tama cabang Medan menggunakan uap

Saturated. Uap yang dihasilkan seluruhnya digunakan di bagian produksi yakni

untuk :

a. Proses pengukusan pada steam box, yang digunakan untuk memasak mie. b. Proses penggorengan pada fryer, yang digunakan untuk memanaskan minyak

goring.

Di PT .Jakarana Tama terdapat dua boiler dengan kapasitas 10 ton/jam. Boiler ini diperoleh dari PT. Mechmar jaya industri.


(52)

V-51

2. Air

Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi. Kegunaan air di perusahaan ini adalah :

a. Untuk proses produksi

b. Untuk keperluan boiler sebagai penghasil uap c. Untuk keperluan laboratorium

d. Untuk kebutuhan karyawan

e. Untuk zat pendingin, pembersih dan perawatan instalasi.

Air yang digunakan di perusahaan adalah air yang berasal dari sumur bor yang kemudian diolah sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan. Pengolahan air ini disebut dengan water treatment. Pengolahan air dibagai menjadi dua tahap yaitu :

1. Tahap pertama adalah eksternal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk pabrik, kantor dan keperluan lainnya.

2. Tahap kedua adalah internal water treatment yaitu pengolahan air hingga dapat digunakan untuk boiler.

Kapasitas air sesuai dengan kapasitas tangki yaitu 20.000/jam. Kebutuhan akan air sebesar 12.000 – 15.000/hari.

3. Listrik

a. Sumber Listrik dari PLN

Sumber tenaga utama yang diguankan berasal dari PLN, daya listrik yang digunakan dibagi atas dua bagian besar yang dikontrol pada 2 (dua) panel kontrol. Yang pertama daya listrik yang digunakan untuk bagian produksi dan


(53)

V-52

yang kedua daya listrik digunakan untuk bagian utilitas, kantor dan lain-lain. Daya yang dibutuhkan dari PLN adalah 555KVA.

b. Mesin Listrik Tenaga Disel

Mesin ini dipersiapkan sebagai tenaga cadangan apabila pemutusan aliran listrik dari PLN secara tiba-tiba. Terdapat 1 generator yang mempunyai kapasitas 590 KVA, 472 kW dengan type Caperpilar seri 3412. Sedangkan bahan bakar yang digunakan adalah solar.

4. Laboratorium

Pengadaan laboratorium di perusahaan ini merupakan suatu ketentuan yang dikeluarkan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan. Aktivitas di laboratorium ini meliputi pemeriksaan mutu standar yang dihasilkan dan pengadaan riset dalam menciptakan jenis produk baru dan modifikasi produk yang telah ada sebagai usaha diffrensiasi pasar dalam menghadapi persaingan.

Pemeriksaan standar mutu produk dilakukan dengan pemeriksaan bahan baku yang digunakan, bahan setengah jadi dan barang jadi. Pemeriksaan terhadap bahan-bahan baku dilakukan dengan menguji setiap jenis bahan yang digunakan seperti tepung dan bahan-bahan tambahan. Untuk produk jadi dilakukan pemeriksaan terhadap isi bungkus dari mie.

2.10.2. Safety dan Fire Protection

Dalam melaksanakan keselamatan karyawan dalam bekerja di PT. Jakarana Tama Food Industry telah menyediakan beberapa fasilitas antara lain :


(54)

V-53

1. Regu pemadam kebakaran yang terdiri atas karyawan

2. Tabung pemadam kebakaran yang diletakkan disetiap ruangan 3. Menyediakan pakaian kerja seperi masker, tpoi dan sarung tangan.

2.10.3. Pengolahan Limbah

Sistem dan proses penanganan limbah pada PT. Jakarana Tama menghasilkan 3 (tiga) jenis limbah yaitu:

1. Limbah Gas

Limbah gas berupa asap yang keluar dari cerobong asap pabrik yang berasal dari steam box dan fryer

2. Limbah Padat

Limbah padat berupa plastik, pecahan mie dan adonan. Limbah ini dikumpulkan dalam suatu tempat, kemudian dibakar pada waktu tertentu tergantung banyaknya tidaknya limbah, tetapi biasanya dilakukan setelah habis produksi.

3. Limbah Cair

Limbah cair berupa minyak dari air steam. Proses pengolahan Limbah cair ini melalui beberapa proses. Adapun tahapan pengolahan limbah yaitu sebagai berikut:

a. Tahap I (Primary Treatment)

Pada fase ini dilakukan proses penambahan bahan kimia yaitu TCF dan TCN. TCP adalah suatu senyawa dengan molekul anionic polyelectrolyte


(55)

V-54

yang berbentuk cairan putih dan tidak berbau. Sedangkan TCN adalah senyawa aluminium sulfat ( Al2(SO4)3) yang berguna untuk membuat

disperse yang selanjutnya air mengalami suatu pemisahan yaitu padatan dan cairan. Di dalam bak ini terdapat baling-baling yang terus berputar yang dapat mencapurkan TCN dan TCF serta limbah dengan konsentrasi 100 ml.

b. Tahap II (Second Treatment)

Tahap ini adalah proses kelanjutan dari tahap I. Dalam tahap ini terjadi proses kontak dengan udara yang dilakukan oleh kincir untuk proses penyegaran.

c. Tahap III (Third treatment)

Tahap ini merupakan tahap akhir. Dalam bak penampungan air tahap terakhir ini, air dialirkan dalam dua aliran. Pertama, menuju kesebuah kolam dan kedua, langsung ke saluran air yang akan menuju sungai.

Untuk memastikan bahwa air tidak tercemar oleh limbah yang mengakibatkan habitat makhluk hidup di dalam air mati maka kebijkan perusahaan memasukkan ikan kedalam kolam sebagai patokan apakah air tercemar atau tidak.Apabila ikan yang berada dalam kolom mati berarti air tersebut sudah tercemar dan apabila ikan tersebut hidup berarti airnya tidak tercemar. Untuk meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat di daerah tempat tinggal berdirinya perusahaan PT.Jakarana Tama perusahaan tersebut mengambil tenaga kerja dari penduduk sekitar pabrik. Adanya kebutuhan kerja ini tentunya akan meningkatkan kesempatan kerja bagi penduduk sekitarnya.


(56)

V-55

Munculnya kesempatan kerja tentu akan membuat pendapatan masyarakat meningkat. Kebutuhan tenaga kerja dalam proses konstruksi biasanya jumlahnya berfluktuasi tergantung tahapan proyek.


(57)

V-56

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan Produksi1

Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu periode yang akan datang. Perencanaan produksi merupakan bagian dari perencanaan operasional di dalam perusahaan. Dalam penyusunan perencanaan produksi, hal yang perlu dipertimbangkan adalah adanya optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi tersebut.

Perencanaan produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan produksi.

3.1.1. Tujuan Perencanaan Produksi

Tujuan perencanaan produksi adalah :

1

Agus Ahyari, 1992. Manajemen Produksi: Perencanaan Sistem Produksi, BPFE,


(58)

V-57

1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi item-item

dalam jadwal induk produksi.

2. Sebagai masukan perencanaan sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.

3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan (demand).

3.1.2. Karakteristik Perencanaan Produksi

Manajemen dapat memfokuskan seluruh tingkat produksinya tanpa harus terperinci, dengan menyusun perencanaan produksi dalam kelompok produk atau famili (agregate). Satuan unit yang dipakai dalam perencanaan produksi

bervariasi dari satu pabrik ke pabrik yang lain. Hal ini bergantung dari jenis produk seperti : ton, liter, kubik, jam mesin, atau jam orang. Jika satuan unit sudah ditetapkan maka faktor konversi dapat ditetapkan sebagai alat komunikasi dengan departemen lainya seperti bagian pemasaran dan akuntansi.

Satuan unit diatas harus dikonversikan dalam bentuk satuan rupiah.

Disamping itu juga faktor konversi diperlukan untuk menerjemahkan perencanaan produksi ke jadwal induk produksi. Perencanaan produksi mempunyai waktu perencanaan yang cukup panjang, biasanya 5 tahun. Rencana ini digunakan untuk perencanaan sumber daya seperti ekspansi, pembelian mesin dan lain sebagainya.


(59)

V-58

3.2. Pengendalian Produksi

Pengendalian Produksi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang direncanakan, baik mengenai jumlah, kualitas, harga mapun waktunya. Menurut Agus Ahyari (1992), pengendalian produksi bila ditinjau secara terperinci maka akan dapat terlihat masing-masing, yaitu : 1. Pengendalian proses produksi

Pengendalian produksi ini akan menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dalam suatu perusahaan. Produk apa dan berapa yang akan diproduksi pada suatu periode yang akan datang, bagaimana penyelesaian produksinya, kapan proses tersebut

seharusnya akan dimulai, dan kapan proses tersebut seharusnya sudah selesai dan lain sebagainya.

2. Pengendalian bahan baku

Bahan baku dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Ketiadaan bahan baku dalam suatu perusahaan, akan berarti berhentinya proses produksi dari dalam perusahaan yang

bersangkutan. Oleh karena itu, didalam perusahaan tersedianya persediaan bahan baku untuk keperluan proses produksi merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan.

3. Pengendalian tenaga kerja

Tenaga kerja langsung yang benar-benar mengenai pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan ini akan mempunyai peranan yang cukup penting dalam penentuan baik dan buruknya kualitas produk yang bersangkutan.


(60)

V-59

4. Pengendalian kualitas

Kualitas produk mempunyai peranan yang cukup penting didalam rangka usaha untuk mempetahankankan kelangsungan hidup dari perusahaan. Berproduksi tanpa memperhatikan kualitas hasil produksinya, akan

berakibat terhadap terancanmya perusahaan tersebut pada masa yang akan datang.

5. Pengendalian biaya produksi

Biaya produksi yang dikelarkan dalam perusahaan yang melaksanakan proses produksi dalam perusahaanya perlu untuk direncanakan dan dikendalikan sebaikbaiknya. Tingginya harga pokok produksi akan berakibat pada tingginya harga pokok penjualan produk perusahaan, sehingga perusahaan akan mengalami berbagai kesulitan sehubungan dengan harga pokok penjualan yang tinggi tersebut.

6. Pengendalian pemeliharaan peralatan

Penggunaan sarana dan fasilitas produksi yang terus menerus, apabila tidak didukung dengan pemeliharaan yang memadai akan berakibat timbulnya kerusakan dari peralatan produksi yang dipergunakan tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

3.3. Produksi Optimal

3.3.1. Pengertian Produksi Optimal

Produksi optimal adalah suatu ukuran terhadap berapa banyak jenis barang yang dihasilkan dan berapa banyak tiap-tiap dari jenis barang tersebut dalam


(61)

V-60

menggunakan sejumlah kapasitas dari faktor-faktor produksi yang tersedia dengan memperoleh hasil yang optimal, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Keputusan untuk menentukan produksi yang optimal harus dilakukan secara teliti dan cermat dengan memperhatikan faktor-faktor produksi yang tersedia agar dalam proses produksi tidak mengalami kelebihan atau kekurangan produk.

3.3.2 Faktor-faktor Yang Membatasi Produksi Optimal

Untuk memproduksi suatu barang atau jasa diperlukan adanya faktor-faktor produksi yang meliputi bahan baku, tenaga kerja, modal dan teknologi. Adapun faktor-faktor yang membatasi produksi optimal antara lain:

1. Bahan Baku

Jumlah bahan dasar merupakan salah satu faktor pembatas dalam

menentukan jumlah barang yang akan diproduksi. Kegiatan produksi tidak akan berjalan dengan lancar apabila jumlah bahan dasar yang dibutuhkan dalam proses produksi melebihi kemampuan perusahaan dalam penyediaan bahan baku. Dalam penyediaan bahan baku perlu suatu perencanaan yang cermat sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan bahan baku. Karena kekurangan atau kelebihan bahan baku akan merugikan perusahaan.

2. Kapasitas Mesin

Kapasitas mesin adalah alat yang dimiliki perusahaan dalam memproduksi barang/jasa. Suatu perusahaan tidak mungkin memproduksi melebihi kapasitas mesin yang dimilikinya, walaupun permintaan pasar tinggi dan


(62)

V-61

bahan baku yang tersedia banyak. Adalah hal yang penting untuk memperhatikan kapasitas dari mesin agar kelancaran produksi tidak terganggu. Disamping itu mesin-mesin juga memerlukan perawatan yang baik agar mesin mampu digunakan sesuai umur ekonomisnya.

3. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja sangat erat kaitanya dengan kelancaran produksi, sebab tenaga kerja ini secara langsung akan melaksanakan kegiatan produksi. Bila jumlah tenaga kerja yang ada tidak mencukupi untuk menghasilkan jumlah barang yang direncanakan, maka produksi akan terhambat atau bisa juga kualitas barang yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang

ditetapkan. Dan bila jumlah tenaga kerja terlalu berlebih dari yang diperlukan, maka akan menimbulkan beban biaya terutama untuk

perusahaan yang memerlukan tenaga kerja ahli, oleh karena itu penanganan tenaga kerja harus dilakukan dengan cermat.

4. Modal/Dana

Modal merupakan sumber dana atau pembiayaan dari pengeluaran perusahaan dalam memproduksi suatu barang. Modal yang tersedia

merupakan batasan kemampuan bagi perusahaan dalam berproduksi. Dalam perencanaan produksi perlu diperhatikan seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam penyediaan dana/modal. 5. Permintaan Pasar

Untuk mengetahui permintaan pasar dapat dilakukan dengan peramalan penjualan produk dari data historis penjualan produk. Dengan menggunakan


(63)

V-62

peramalan, perusahaan dapat memprediksikan berapa permintaan pasar pada masa-masa yang akan datang. Peramalan penjualan menentukan berapa besarnya masing-masing produk yang dapat dijual pada tingkat harga tertentu.

3.4. Peramalan

3.4.1. Konsep Dasar Peramalan

Peramalan merupakan tahap awal dari perencanaan dan pengendalian produksi. Pada tahap ini ingin diketahui bagaimana keadaan pada masa yang akan mendatang. Keadaan masa yang akan datang mencakup:

a. Apa yang dibutuhkan (jenis).

b. Berapa yang dibutuhkan (jumlah/kuantitas). c. Kapan dibutuhkan (waktu).

Tujuan dibuatnya peramalan yaitu untuk meredam ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan sebenarnya. Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa persoalan dalam pengambilan keputusan itu.

a. Apa yang diramalkan artinya menentukan variabel apa yang dipakai dalam peramalan.

b. Seberapa jauh ketelitian yang diinginkan.

c. Periode peramalan yaitu satuan yang dipakai pada data yang akan digunakan dalam peramalan.


(64)

V-63

d. Horizon peramalan yaitu seberapa jauh peramalan akan dilakukan.

e. Interval peramalan yaitu selang waktu dimana peramalan direvisi, setelah data aktual muncul. Biasanya interval peramalan sama dengan periode peramalan.

3.4.2. Pendefinisian Tujuan Peramalan

Tujuan peramalan dilihat dengan waktu: a. Jangka pendek (short term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh low management. b. Jangka menengah (medium term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh middle management.

c. Jangka panjang (long term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh top

management.

3.4.3. Karakteristik Peramalan yang Baik

Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:


(1)

5) 0.000000 0.000000 6) 0.000000 0.000000 7) 0.000000 0.000000 8) 0.000000 0.000000 9) 0.000000 0.000000 10) 0.000000 0.000000 11) 0.000000 0.000000 12) 0.000000 0.000000 13) 0.000000 0.000000 14) 0.000000 0.000000 15) 0.000000 0.000000 16) 0.000000 0.000000 17) 0.000000 0.000000 18) 0.000000 0.000000 19) 0.000000 0.000000 NO. ITERATIONS= 0

10.

Perencanaan Produksi Untuk Bulan Oktober 2012

MinDB9+DB10+DB11DB12+DB13+DB14+DB15+DB16+DB17+DA1+DA2+DA3+DA4+DA5+ DA6+DA7+DA8+DA9+DA10+DA15+DA16+DA17

SUBJECT TO

2)X1 + DB9 - DA9 = 2499 3)X2 + DB10 - DA10 = 58575 4)X3 + DB11 - DA11 = 112 5)X4 + DB12 - DA12 = 53687 6)X5 + DB13 - DA13 = 11110 7)X6 + DB14 - DA14 = 648 8)X7 + DB15 - DA15 = 19277 9)X8 + DB16 - DA16 = 32163 10)X9 + DB17 - DA17 = 21575

11)7.700 X1 + 7.700 X2 + 8.450 X3 + 6.300 X4 + 7.700 X5 + 4.000 X6 + 4.000 X7 + 4.000 X8 + 7.000 X9 - DB11 + DA11 = 1254363798

12)3.610 X1 +3.610 X2 +3.610 X3 + 2.222 X4 + 3.610 X5 +2.933 X6 + 2.933 X7 + 2.222 X8 + 2.933 X9 - DB1 + DA1 = 19200

13)0.012X1+0.012X2+0.012X3+0.016X4+0.016X5+0.013X6+0.013X7+0.016X8 +0.013X9 - DB2 + DA2 = 3600

14)0.260X1+0.260X2+0.260X3+0.352X4+0.260X5+0.300X6+0.300X7+0.352X8 +0.300X9 - DB3 + DA3 = 72000

15)0.037X1+0.037X2+0.037X3+0.050X4+0.037X5+0.042X6+0.042X7+0.050X8 +0.042X9 - DB4 + DA4 = 14000

16)X1+X2+X3+X4+X5+X6+X7+X8+X9 - DB5 + DA5 = 380000

17)40 X1+40X2+40X3+40X4+40X5+40X6+40X7+40X8+40X9 - DB6 + DA6 = 10632000

18)0 X1+40X2+40X3+80X4+80X5+40X6+40X7+80X8+80X9 - DB7 + DA7 = 21264000

19)0.52X1 + 0.52X2+0.52X3 + 0.52X4 + 0.52X5 + 0.52X6 + 0.52X7 + 0.52X8 + 0.52X9 - DB8 + DA8 = 520

END

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 0 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 0.0000000E+00

VARIABLE VALUE REDUCED COST DB9 0.000000 1.000000 DB10 0.000000 1.000000 DB11DB12 0.000000 1.000000


(2)

DB13 0.000000 1.000000 DB14 0.000000 1.000000 DB15 0.000000 1.000000 DB16 0.000000 1.000000 DB17 0.000000 1.000000 DA1 0.000000 1.000000 DA2 0.000000 1.000000 DA3 0.000000 1.000000 DA4 0.000000 1.000000 DA5 0.000000 1.000000 DA6 0.000000 1.000000 DA7 0.000000 1.000000 DA8 0.000000 1.000000 DA9 0.000000 1.000000 DA10 0.000000 1.000000 DA15 0.000000 1.000000 DA16 0.000000 1.000000 DA17 0.000000 1.000000 X1 2499.000000 0.000000 X2 58575.000000 0.000000 X3 112.000000 0.000000 DB11 0.000000 0.000000 DA11 0.000000 0.000000 X4 53687.000000 0.000000 DB12 0.000000 0.000000 DA12 0.000000 0.000000 X5 11110.000000 0.000000 DA13 0.000000 0.000000 X6 648.000000 0.000000 DA14 0.000000 0.000000 X7 19277.000000 0.000000 X8 32163.000000 0.000000 X9 21575.000000 0.000000 DB1 588090304.000000 0.000000 DB2 2602932.750000 0.000000 DB3 42294776.000000 0.000000 DB4 6015086.000000 0.000000 DB5 162551360.000000 0.000000 DB6 **************** 0.000000 DB7 **************** 0.000000 DB8 84723792.000000 0.000000 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 0.000000 0.000000 3) 0.000000 0.000000 4) 0.000000 0.000000 5) 0.000000 0.000000 6) 0.000000 0.000000 7) 0.000000 0.000000 8) 0.000000 0.000000 9) 0.000000 0.000000 10) 0.000000 0.000000 11) 0.000000 0.000000 12) 0.000000 0.000000 13) 0.000000 0.000000 14) 0.000000 0.000000 15) 0.000000 0.000000 16) 0.000000 0.000000 17) 0.000000 0.000000 18) 0.000000 0.000000 19) 0.000000 0.000000


(3)

NO. ITERATIONS= 0

11.

Perencanaan Produksi Untuk Bulan November 2012

MinDB9+DB10+DB11DB12+DB13+DB14+DB15+DB16+DB17+DA1+DA2+DA3+DA4+DA5+ DA6+DA7+DA8+DA9+DA10+DA15+DA16+DA17

SUBJECT TO

2)X1 + DB9 - DA9 = 2040 3)X2 + DB10 - DA10 = 57507 4)X3 + DB11 - DA11 = 77 5)X4 + DB12 - DA12 = 53149 6)X5 + DB13 - DA13 = 11367 7)X6 + DB14 - DA14 = 391 8)X7 + DB15 - DA15 = 18810 9)X8 + DB16 - DA16 = 31372 10)X9 + DB17 - DA17 = 21629

11)7.700 X1 + 7.700 X2 + 8.450 X3 + 6.300 X4 + 7.700 X5 + 4.000 X6 + 4.000 X7 + 4.000 X8 + 7.000 X9 - DB11 + DA11 = 1254363798

12)3.610 X1 +3.610 X2 +3.610 X3 + 2.222 X4 + 3.610 X5 +2.933 X6 + 2.933 X7 + 2.222 X8 + 2.933 X9 - DB1 + DA1 = 19200

13)0.012X1+0.012X2+0.012X3+0.016X4+0.016X5+0.013X6+0.013X7+0.016X8 +0.013X9 - DB2 + DA2 = 3600

14)0.260X1+0.260X2+0.260X3+0.352X4+0.260X5+0.300X6+0.300X7+0.352X8 +0.300X9 - DB3 + DA3 = 72000

15)0.037X1+0.037X2+0.037X3+0.050X4+0.037X5+0.042X6+0.042X7+0.050X8 +0.042X9 - DB4 + DA4 = 14000

16)X1+X2+X3+X4+X5+X6+X7+X8+X9 - DB5 + DA5 = 380000

17)40 X1+40X2+40X3+40X4+40X5+40X6+40X7+40X8+40X9 - DB6 + DA6 = 10632000

18)0 X1+40X2+40X3+80X4+80X5+40X6+40X7+80X8+80X9 - DB7 + DA7 = 21264000

19)0.52X1 + 0.52X2+0.52X3 + 0.52X4 + 0.52X5 + 0.52X6 + 0.52X7 + 0.52X8 + 0.52X9 - DB8 + DA8 = 520

END

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 8 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 0.0000000E+00

VARIABLE VALUE REDUCED COST DB9 0.000000 1.000000 DB10 0.000000 1.000000 DB11DB12 0.000000 1.000000 DB13 0.000000 1.000000 DB14 0.000000 1.000000 DB15 0.000000 1.000000 DB16 0.000000 1.000000 DB17 0.000000 1.000000 DA1 0.000000 1.000000 DA2 0.000000 1.000000 DA3 0.000000 1.000000 DA4 0.000000 1.000000 DA5 0.000000 1.000000 DA6 0.000000 1.000000 DA7 0.000000 1.000000 DA8 0.000000 1.000000


(4)

DA9 0.000000 1.000000 DA10 0.000000 1.000000 DA15 0.000000 1.000000 DA16 0.000000 1.000000 DA17 0.000000 1.000000 X1 2040.000000 0.000000 X2 57507.000000 0.000000 X3 77.000000 0.000000 DB11 0.000000 0.000000 DA11 0.000000 0.000000 X4 53149.000000 0.000000 DB12 0.000000 0.000000 DA12 0.000000 0.000000 X5 11367.000000 0.000000 DA13 0.000000 0.000000 X6 391.000000 0.000000 DA14 0.000000 0.000000 X7 18810.000000 0.000000 X8 31372.000000 0.000000 X9 21629.000000 0.000000 DB1 588089216.000000 0.000000 DB2 2602929.500000 0.000000 DB3 42294488.000000 0.000000 DB4 6015046.000000 0.000000 DB5 162550640.000000 0.000000 DB6 **************** 0.000000 DB7 **************** 0.000000 DB8 84723416.000000 0.000000 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 0.000000 0.000000 3) 0.000000 0.000000 4) 0.000000 0.000000 5) 0.000000 0.000000 6) 0.000000 0.000000 7) 0.000000 0.000000 8) 0.000000 0.000000 9) 0.000000 0.000000 10) 0.000000 0.000000 11) 0.000000 0.000000 12) 0.000000 0.000000 13) 0.000000 0.000000 14) 0.000000 0.000000 15) 0.000000 0.000000 16) 0.000000 0.000000 17) 0.000000 0.000000 18) 0.000000 0.000000 19) 0.000000 0.000000 NO. ITERATIONS= 8

12.

Perencanaan Produksi Untuk Bulan Desember 2012

MinDB9+DB10+DB11DB12+DB13+DB14+DB15+DB16+DB17+DA1+DA2+DA3+DA4+DA5+ DA6+DA7+DA8+DA9+DA10+DA15+DA16+DA17

SUBJECT TO

2)X1 + DB9 - DA9 = 1581 3)X2 + DB10 - DA10 = 56439


(5)

4)X3 + DB11 - DA11 = 42 5)X4 + DB12 - DA12 = 52612 6)X5 + DB13 - DA13 = 11625 7)X6 + DB14 - DA14 = 134 8)X7 + DB15 - DA15 = 18343 9)X8 + DB16 - DA16 = 30582 10)X9 + DB17 - DA17 = 21683

11)7.700 X1 + 7.700 X2 + 8.450 X3 + 6.300 X4 + 7.700 X5 + 4.000 X6 + 4.000 X7 + 4.000 X8 + 7.000 X9 - DB11 + DA11 = 1216092570

12)3.610 X1 +3.610 X2 +3.610 X3 + 2.222 X4 + 3.610 X5 +2.933 X6 + 2.933 X7 + 2.222 X8 + 2.933 X9 - DB1 + DA1 = 19200

13)0.012X1+0.012X2+0.012X3+0.016X4+0.016X5+0.013X6+0.013X7+0.016X8 +0.013X9 - DB2 + DA2 = 3600

14)0.260X1+0.260X2+0.260X3+0.352X4+0.260X5+0.300X6+0.300X7+0.352X8 +0.300X9 - DB3 + DA3 = 72000

15)0.037X1+0.037X2+0.037X3+0.050X4+0.037X5+0.042X6+0.042X7+0.050X8 +0.042X9 - DB4 + DA4 = 14000

16)X1+X2+X3+X4+X5+X6+X7+X8+X9 - DB5 + DA5 = 380000

17)40 X1+40X2+40X3+40X4+40X5+40X6+40X7+40X8+40X9 - DB6 + DA6 = 10632000

18)0 X1+40X2+40X3+80X4+80X5+40X6+40X7+80X8+80X9 - DB7 + DA7 = 21264000

19)0.52X1 + 0.52X2+0.52X3 + 0.52X4 + 0.52X5 + 0.52X6 + 0.52X7 + 0.52X8 + 0.52X9 - DB8 + DA8 = 520

END

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 0 OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 0.0000000E+00

VARIABLE VALUE REDUCED COST DB9 0.000000 1.000000 DB10 0.000000 1.000000 DB11DB12 0.000000 1.000000 DB13 0.000000 1.000000 DB14 0.000000 1.000000 DB15 0.000000 1.000000 DB16 0.000000 1.000000 DB17 0.000000 1.000000 DA1 0.000000 1.000000 DA2 0.000000 1.000000 DA3 0.000000 1.000000 DA4 0.000000 1.000000 DA5 0.000000 1.000000 DA6 0.000000 1.000000 DA7 0.000000 1.000000 DA8 0.000000 1.000000 DA9 0.000000 1.000000 DA10 0.000000 1.000000 DA15 0.000000 1.000000 DA16 0.000000 1.000000 DA17 0.000000 1.000000 X1 1581.000000 0.000000 X2 56439.000000 0.000000 X3 42.000000 0.000000 DB11 0.000000 0.000000 DA11 0.000000 0.000000 X4 52612.000000 0.000000 DB12 0.000000 0.000000 DA12 0.000000 0.000000 X5 11625.000000 0.000000


(6)

DA13 0.000000 0.000000 X6 134.000000 0.000000 DA14 0.000000 0.000000 X7 18343.000000 0.000000 X8 30582.000000 0.000000 X9 21683.000000 0.000000 DB1 570145472.000000 0.000000 DB2 2523401.500000 0.000000 DB3 41001924.000000 0.000000 DB4 5831105.000000 0.000000 DB5 157579632.000000 0.000000 DB6 **************** 0.000000 DB7 **************** 0.000000 DB8 82138488.000000 0.000000 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 0.000000 0.000000 3) 0.000000 0.000000 4) 0.000000 0.000000 5) 0.000000 0.000000 6) 0.000000 0.000000 7) 0.000000 0.000000 8) 0.000000 0.000000 9) 0.000000 0.000000 10) 0.000000 0.000000 11) 0.000000 0.000000 12) 0.000000 0.000000 13) 0.000000 0.000000 14) 0.000000 0.000000 15) 0.000000 0.000000 16) 0.000000 0.000000 17) 0.000000 0.000000 18) 0.000000 0.000000 19) 0.000000 0.000000 NO. ITERATIONS= 0