Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode Fuzzy Goal Programming

(1)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE

F UZZY GOAL PROGRAMMING

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

NANDA SARI DEWI NIM : 110403097

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN METODE

F UZZY GOAL PROGRAMMING

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

NANDA SARI DEWI NIM : 110403097

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Ukurta Tarigan, MT) (Khalida Syahputri, ST, MT)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

ABSTRAK

Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow.

Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi overproduction sebesar 30,13%. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil perhitungan persentase over production telah melebihi ekspektasi. Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming. Dalam metode goal programming dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Tujuan penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.

Hasil yang diperoleh dari optimasi perencanaan produksi adalah menurunnya persentase penyimpangan produksi dengan penjualan menjadi 13,70%. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah jumlah produksi tertinggi sebesar 90.607 pasang untuk tipe sandal berwarna dan 81.500 pasang untuk tipe sandal hitam-putih. Analisis sensitivitas untuk parameter waktu penyelesaian produk dan permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap fungsi tujuanya yaitu titik optimum.

Kata kunci: Optimasi, Fuzzy Goal Programming, Variabel Deviasional, Produksi, Penjualan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik.

Pembuatan laporan tugas sarjana merupakan langkah awal bagi penulis dalam mengenal dunia kerja serta mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi syarat-syarat dan ketentuan dalam mengikuti kurikulum Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Lapoan tugas sarjana ini terdiri dari seluruh rangkaian penelitian di PT. Garuda Mas Perkasa. Laporan ini memaparkan judul penulis yaitu “Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode F uzzy Goal Programming”

Penulis menyadari bahwa Laporan tugas sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan Laporan tugas sarjana ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini. Banyak pihak yang telah membantu, memberi dukungan dan doa kepada penulis selama penyusunan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua Penulis Samsir dan Hijrah, serta kedua saudara yaitu Fitri Indra Yani dan Firti Indra Yana yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil dan doanya selama penulis mengerjakan tugas sarjana dari awal hingga akhir.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing I Tugas Sarjana, dan dosen wali yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan laporan.

4. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyusunan laporan.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku koordinator bidang rekayasa sistem manufaktur yang meluangkan waktunya dalam membimbing selama penyusunan proposal tugas sarjana.


(6)

6. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Ir. Mangara Tambunan M. M.Sc, selaku Koordinator Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dan Dosen Penguji I sidang tugas sarjana.

8. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Penguji II sidang tugas sarjana.

9. Ibu Merry selaku Accounting PT. Garuda Mas Perkasa dan pembimbing lapangan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

10.Seluruh jajaran staff dan karyawan di lingkungan PT. Garuda Mas Perkasa yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dan memberikan banyak informasi di lantai produksi.

11.Bang Mijo, Bang Ridho, Bang Nur, Kak Dina, Kak Ani, Kak Rahma, Kak Mia, selaku staff jurusan yang membantu selama perkuliahan dan dalam urusan administrasi dan pencarian literatur selama pengerjaan tugas sarjana. 12.Rekan seperjuangan selama penelitian di PT. Garuda Mas Perkasa Randy dan

Kevin Prayoga yang telah membantu dalam seluruh kelancaran penelitian, pengumpulan data dan penyusunan laporan.

13. Rekan kerja di Laboratorium Pengukuran dan Statistik kakak dan abang kesayangan Nurliana A. Sitompul, ST, Lisa Maxel, ST, Yuni Astuti, ST, Tri Utari, ST, Rois Rowa Sujana, ST, Nadhira I.P. Harahap, ST. Teman-teman Randy, Wahyu Juliansyah M, Ahmad Shalihin, Dian Indah Permata Sari, M. Chaidir Lubis, dan Kevin Prayoga. Serta adik-adik Adel, Laxmi, Arif, Arifin,


(7)

Yuli, Mike, Freddy, Gretty, Haura, Jean, Ica dan Sri yang membantu memberikan dukungan psikologis mulai dari proses judul hingga kesimpulan, saran dan lampiran.

14. Partners in Crime Randy, Ricky, Ratih, Hadrian, Dewi Juliana, dan citekers 15. Cheerleaders ‘kapan wisuda’ yang terus kasi semangat Anggi Purnama Sari,

Aprilencia Tarigan, Raudhatun Wardah Lubis, Sri Ramadhani, Putri Hannika Sitorus, Try Wahyudi Wibowo, dan Buyung S. Nugroho.

16.GIELAS (Generasi IE dua ribu sebelas) yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu kelancaran mulai dari masa kuliah, praktikum sampai sekarang.

17.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xix

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-4 1.3. Tujuan Penelitian ... I-5 1.4. Manfaat Penelitian ... I-5 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-6

III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Proses Produksi ... II-3 2.5.1. Bahan yang Digunakan ... II-3 2.5.2. Uraian Proses ... II-6 2.6. Mesin Produksi ... II-12 2.7. Waste Treatment ... II-15 2.8. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-15 2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-16

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi ... III-1 3.2. Peramalan ... III-2 3.2.1. Evaluasi Model Peramalan ... III-5 3.3. Goal Programming ... III-7 3.3.1. Terminologi Goal Programming ... III-7 3.3.2. Filosofi yang Mendasari ... III-10 3.3.3. Analisis Hasil dari Goal Programming ... III-11 3.4. Sistem Fuzzy ... III-13 3.4.1. Konsep Fuzzy dan Peluang ... III-14 3.5. FuzzyGoal Programming ... III-14


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.6. Instrumen Penelitian ... IV-3 4.7. Rancangan Penelitian ... IV-4 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-5 4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-5 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-8 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-8

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Permintaan dari April 2014 – Maret 2015 .... V-1 5.1.2. Data Ketersediaan Jam kerja dari April 2014 –

Maret 2015 ... V-2 5.1.3. Waktu Siklus Pengerjaan Produk ... V-4 5.1.4. Pemakaian dan Ketersediaan Bahan Baku ... V-8


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.5. Harga Pokok Produksi dan Penjualan Produk

Sandal ... V-9 5.2. Pengolahan Data ... V-10

5.2.1. Peramalan Permintaan untuk Periode April 2015

– Maret 2016 ... V-10 5.2.1.1. Peramalan Permintaan Sandal Berwarna

Periode April 2015 – Maret 2016 ... V-10 5.2.1.2. Peramalan Permintaan Sandal

Hitam-putih Periode April 2015 – Maret 2016 .. V-23 5.2.2. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Waktu

Siklus ... V-39 5.2.3. Penentuan Rating Factor dan Allowance ... V-43 5.2.4. Formulasi Fungsi Model Goal Programming ... V-53 5.2.4.1. Variabel Keputusan ... V-53 5.2.4.2. Fungsi Kendala ... V-54 5.2.4.3. Fungsi Sasaran... V-57 5.2.4.4. Formulasi Fungsi Pencapaian ... V-61 5.2.4.5. Penyelesaian Fungsi Pencapaian dengan

Software LINDO 6.1. ... V-67 5.2.5. Formulasi Fungsi Model Fuzzy Goal


(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.5.1. Nilai Toleransi Fungsi Tujuan... V-70 5.2.5.2. Nilai Toleransi Batasan ... V-71 5.2.5.3. Formulasi Fungsi Pencapaian Fuzzy

Goal Programming ... V-75

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Volume Produksi ... VI-1 6.2. Analisis Penggunaan Bahan Baku... VI-2 6.3. Analisis Pencapaian Keuntungan ... VI-5 6.4. Analisis Penggunaan Jam Kerja ... VI-6 6.5. Analisis Sensitivitas ... VI-7

6.5.1. Analisis Sensitivitas Parameter Waktu

Penyelesaian Produk ... VI-8 6.5.2. Analisis Sensitivitas Parameter Permintaan

Produk ... VI-9

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2


(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Produksi dan Penjualan ... I-2 3.1. Tiga Tipe Prinsip Fungsi Tujuan ... III-8 5.1. Permintaan Sandal dari April 2014 – Maret 2015 . V-1 5.2. Ketersediaan Jam Kerja untuk Maing-masing

Stasiun Kerja April 2014 ... V-2 5.3. Ketersediaan Jam Kerja untuk April 2014 – Maret

2015 ... V-3 5.4. Waktu Siklus Proses Pembuatan Sandal

Berwarna ... V-7 5.5. Data Bahan Baku ... V-9 5.6. Biaya Produksi Sandal ... V-9 5.7. Keuntungan Penjualan Sandal ... V-10 5.8. Data Historis Sandal Berwarna... V-11 5.9. Parameter Peramalan A Metode Konstan ... V-12 5.10. Parameter Peramalan A Metode Linier ... V-13 5.11. Parameter peramalan A Metode Eksponensial ... V-14 5.12. Parameter Peramalan A Metode Kuadratis ... V-15 5.13. Parameter peramalan A Metode Siklis ... V-17 5.14. Parameter peramalan A Metode Dekomposisi ... V-18 5.15. Rekapitulasi Nilai Peramalan Sandal Berwarna .... V-19


(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.16. Rekapitulasi Perhitungan MAPE untuk Semua

Metode ... V-20 5.17. Perhitungan Verifikasi Peramalan Sandal

Berwarna ... V-21 5.18. Data Historis Sandal Hitam-putih... V-23 5.19. Parameter Peramalan B Metode Konstan ... V-25 5.20. Parameter Peramalan B Metode Linier ... V-25 5.21. Parameter peramalan B Metode Eksponensial ... V-26 5.22. Parameter Peramalan B Metode Kuadratis ... V-28 5.23. Parameter Peramalan B Metode Siklis ... V-29 5.24. Parameter peramalan B Metode Dekomposisi ... V-31 5.25. Rekapitulasi Nilai Peramalan Sandal Hitam-putih V-32 5.26. Rekapitulasi Perhitungan MAPE untuk Semua

Metode ... V-33 5.27. Perhitungan Verifikasi Peramalan Sandal

Hitam-putih ... V-34 5.28. Hasil Permintaan Sandal untuk Periode April

2015 – Maret 2016 ... V-36 5.29. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Waktu Siklus

Pembuatan Sandal ... V-41 5.30. Rekapitulasi Perhitungan Uji Kecukupan Data ... V-42


(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.31. Waktu Siklus Pembuatan Sandal ... V-43 5.32. Rating Factor untuk Setiap Stasiun Kerja ... V-44 5.33. Waktu Normal Pembuatan Sandal ... V-46 5.34. Allowance untuk Setiap Stasiun Kerja ... V-47 5.35. Waktu Baku Proses Pembuatan Sandal ... V-51 5.36. Perhitungan Waktu Penyelesaian Produk ... V-52 5.37. Kapasitas Mesin ... V-53 5.38. Formulasi Fungsi Pencapaian Mei 2015 – Maret

2016 ... V-62 5.39. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Produksi pada

Proses Pembuatan Sandal Berwarna dan

Hitam-putih ... V-70 5.40. Batasan Jam Kerja ... V-71 5.41. Batasan Bahan Baku ... V-73 5.42. Formulasi Fuzzy Mei 2015 – Maret 2016 ... V-77 5.43. Rekapitulasi Hasil Perencanaan Produksi dengan

Metode Fuzzy Goal Programming ... V-83 6.1. Selisih Hasil Peramalan dengan Hasil Optimasi

Perencanaan Produksi ... VI-1 6.2. Rekapitulasi Penggunaan Bahan Baku ... VI-3 6.3. Rekapitulasi Pencapaian Keuntungan ... VI-5


(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN


(18)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Sandal Swallow ... II-2 2.2. Crumb Rubber Tipe SIR ... II-4 2.3. EVA ... II-5 2.4. Kalsium Karbonat ... II-5 2.5. Belerang ... II-6 2.6. Proses Pembuatan Sheet ... II-7 2.7. Proses Pembuatan Sponge ... II-8 2.8. Proses Perendaman Sponge dalam Bak Pendingin II-8 2.9. Proses Pemotongan Sandal ... II-9 2.10. Proses Pemisahan Sandal dengan Scrap ... II-9 2.11. Proses Penggerindaan ... II-10 2.12. Proses Pengeboran ... II-10 2.13. Proses Pembuatan Tali Sandal ... II-11 2.14. Proses Perakitan Tapak Sandal dengan Tali ... II-11 2.15. Proses Pengemasan Sandal (Packing) ... II-12 2.16. Struktur Organisasi PT. Garuda Mas Perkasa ... II-16 3.1. Proses Peramalan ... III-4 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-4 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-8 5.1. Scatter Diagram Permintaan Sandal Berwarna ... V-11


(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.2. Grafik Uji Hipotesis Sandal Berwarna dengan

Distribusi F ... V-21 5.3. Batas Kelas Perhitungan Peramalan Permintaan

Sandal Berwarna ... V-22 5.4. Scatter Diagram Permintaan Sandal Hitam-putih . V-24 5.5. Grafik Uji Hipotesis Sandal Hitam-putih dengan

Distribusi F ... V-34 5.6. Batas Kelas Perhitungan Peramalan Permintaan

Sandal Hitam-putih ... V-35 5.7. Grafik Hasil Peramalan Sandal Tipe A ... V-37 5.8. Grafik Hasil Peramalan Sandal Tipe B... V-37 5.9. Grafik Perbandingan Data Historis dengan Hasil

Peramalan ... V-38 5.10. Uji Keseragaman Data Stasiun Pencacahan

Crumb rubber ... V-40 5.11. Tampilan Input Fungsi Pencapaian ... V-68 5.12. Tampilan Solve ... V-68 5.13. Tampilan Hasil Perhitungan dengan LINDO 6.1.

Software ... V-69 6.1. Analisis Sensitivitas Alternatif 1 ... VI-8 6.3. Analisis Sensitivitas Alternatif 2 ... VI-9


(20)

ABSTRAK

Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow.

Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi overproduction sebesar 30,13%. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang terjadi dilapangan berdasarkan hasil perhitungan persentase over production telah melebihi ekspektasi. Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming. Dalam metode goal programming dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Tujuan penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.

Hasil yang diperoleh dari optimasi perencanaan produksi adalah menurunnya persentase penyimpangan produksi dengan penjualan menjadi 13,70%. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah jumlah produksi tertinggi sebesar 90.607 pasang untuk tipe sandal berwarna dan 81.500 pasang untuk tipe sandal hitam-putih. Analisis sensitivitas untuk parameter waktu penyelesaian produk dan permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap fungsi tujuanya yaitu titik optimum.

Kata kunci: Optimasi, Fuzzy Goal Programming, Variabel Deviasional, Produksi, Penjualan.


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia perindustrian terus berkembang. Banyak perusahaan harus menghadapi tantangan berupa kompetisi yang ketat di dalam industri. Perkembangan ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menjadikan tuntutan wajib untuk industri-industri manufaktur khususnya di Indonesia melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan mengoptimalkan setiap proses produksi. Perbaikan secara berkelanjutan ini harus dilakukan dalam keseluruhan aspek dimulai dari penggunaan bahan baku hingga produk jadi.

Kegiatan produksi sering mengalami kendala. Beberapa kendala diantaranya ketersediaan jumlah bahan baku, jumlah tenaga kerja, ketepatan waktu penyelesaian, dan kapasitas produksi. Biaya (cost) yang tinggi dan pemenuhan pesanan yang terhambat adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak terencana. Perencanaan produksi (Rosnani, 2007) salah satunya bertujuan sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci.

PT. Garuda Mas Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi sandal dengan merk dagang swallow. Bahan baku dalam pembuatan sandal berupa Crumb rubber SIR 10, tepung EVA, kalsium karbonat, belerang dan


(22)

pewarna karet. Data jumlah produksi dan permintaan produk sandal berwarna (A) dan sandal hitam-putih (B) ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Produksi dan Penjualan

Periode Produksi Permintaan Selisih

A B A B A B

April

71.000 130.000 28.800 68.400 42.200 61.600 Mei

68.500 137.400 54.000 80.400 14.500 57.000 Juni

55.800 72.000 27.600 37.200 28.200 34.800 Juli

67.900 94.500 34.800 70.800 33.100 23.700 Agustus

45.000 79.500 44.400 64.800 600 14.700 September

69.000 73.500 52.800 76.800 16.200 -3.300 Oktober

72.500 135.800 35.520 86.400 36.980 49.400 November

65.000 71.500 51.600 54.000 13.400 17.500 Desember

51.500 89.500 39.600 75.600 11.900 13.900 Januari

61.200 140.900 37.200 97.200 24.000 43.700 Februari

70.400 135.000 58.800 80.400 11.600 54.600 Maret

35.200 71.500 42.000 73.200 -6.800 -1.700 Total 733.000 1.231.100 507.120 865.200 225.880 365.900

1.964.100 1.372.320 591.780 Sumber: PT. Garuda Mas Perkasa

Berdasarkan data jumlah produksi dan jumlah permintaan yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 diatas, dapat dihitung besarnya persentase inventory adalah

� � = �

� × %

� � = . .. × % = , %

Permasalahan yang timbul selama proses produksi adalah telah terjadi inventory yang sangat besar hal ini mengarah kepada over production yang mencapai hingga sebesar 30,13%. Pihak manajemen mengizinkan dilakukannya inventory sebagai


(23)

stok apabila terjadi lonjakan permintaan, tetapi tidak lebih dari 20%. Kondisi yang terjadi dilapangan bahwa inventory terlalu besar melebihi ekspektasi yang diizinkan sehingga menimbulkan over production.

Perencanaan produksi yang digunakan perusahaan saat ini tidak dilakukan secara keilmuan, hal ini menyebabkan terjadi penyimpangan atau ketidaktepatan hasil perencanaan dengan kondisi perusahaan. Besarnya jumlah tenaga kerja tetap yang menjadi sumber daya perusahaan yaitu ±300 orang dan kapasitas mesin yang mampu memproduksi hingga 273.539 pasang sandal per bulan mengakibatkan produk yang dihasilkan juga sangat tinggi seperti yang ditunjukkan pada data historis. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan dari perencanaan produksi yang tidak tepat adalah ongkos simpan, penggunaan lahan yang luas untuk gudang, modal yang tertanam digudang yang berakibat pada siklus finansial yang melambat, dan nilai dari keusangan produk karena disimpan untuk waktu tertentu. Perencanaan produksi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan pihak perusahaan untuk mengetahui jumlah produksi optimal yang harus dihasilkan perusahaan setiap periodenya dengan mempertimbangkan estimasi permintaan, selain dari pada itu perencanaan produksi dapat memaksimalkan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam proses produksi. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan produksi untuk menghitung jumlah produksi optimal dengan model matematis fuzzy goal programming. Metode Goal Programming (Dylan, 2010) ini digunakan untuk melakukan maksimisasi atau minimisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan beberapa fungsi tujuan, selain itu


(24)

dalam metode goal programming juga dikenal istilah variabel deviasional yaitu penyimpangan/deviasi dari pencapaian fungsi kendala yang tidak diharapkan, penyimpangan ini bisa dalam bentuk penyimpangan positif maupun negatif. Contoh variabel deviasional yang tidak diharapkan adalah jumlah tenaga kerja yang seharusnya berjumlah sesuai dengan tenaga kerja tetap. Terdapat deviasi positif dengan diterapkannya sistem kontrak. Metode fuzzy goal programming digunakan karena dalam perencanaan produksi terdapat beberapa fungsi tujuan yang ingin dicapai memiliki informasi yang masih samar tanpa ada nilai pasti. Metode ini memperbolehkan adanya toleransi maksimum dan minimum suatu besaran fungsi tujuan sesuai dengan kondisi yang diterapkan perusahaan.

Penelitian yang pernah dilakukan adalah perencanaan produksi secara agregat dalam proses produksi ubin (Mansoureh, 2014). Perencanaan dilakukan untuk 1 tahun mendatang. Terdapat 3 fungsi tujuan yang dapat menentukan tingkat produksi yang optimal. Ketiga fungsi tujuan tersebut adalah meminimisasi biaya, maksimisasi kapasitas produksi dan memenuhi permintaan pasar. Hasil yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan sebagai input untuk hirarki perencanaan lain seperti penjadwalan kerja, MPS, dan MRP.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan masalah yang dihadapi adalah jumlah produksi berlebih (over production) yang disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam menentukan jumlah produk optimum dalam pemenuhan permintaan pasar. Pada penelitian ini akan


(25)

dilakukan penyusunan perencanaan produksi optimum dengan pendekatan model matematis fuzzygoal programming, sehingga diperoleh jumlah produksi optimum sesuai dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah penyusunan sebuah rencana produksi yang optimal dalam menghasilkan produk dengan melihat ketersediaan kapasitas, material, dan sumber daya yang disediakan perusahaan.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengestimasi trend permintaan produksi

2. Mengetahui waktu aktual yang dibutuhkan dalam penyelesaian produk

3. Merancang kebutuhan kapasitas dan sumber daya lain seperti bahan baku dan tenaga kerja

4. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dan sumber daya secara terintegrasi. 5. Peningkatan pencapaian permintaan dan over production

6. Analisis ketersediaan bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas produksi

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu rujukan dalam perencanaan produksi yang optimal.


(26)

2. Manfaat bagi masyarakat

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan mengenai penyelesaian permasahalan real dalam konteks ilmiah dan dapat dijadikan bahan pendukung untuk penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil dari penelititan ini sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi S-1 dan memberikan pengalaman dalam pemecahan masalah secara terintegrasi di lantai produksi.

1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data produksi dan penjualan yang digunakan adalah pada periode april 2014-maret 2015.

2. Jenis sandal yang diamati adalah sandal Berwarna (A) dan sandal Hitam-Putih (B).

Asumsi yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Tidak terjadi perubahan kebijakan dari perusahaan selama penelitian dilakukan.

2. Harga bahan baku dan harga penjualan tidak berubah selama penelitian. 3. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi yang baik

dan tidak ada gangguan.


(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Garuda Mas Perkasa (GMP) adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan sandal karet yang dikenal dengan merk dagang Swallow, terletak di Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5 Medan. PT. Garuda Mas Perkasa berdiri pada tahun 1984, awalnya perusahaan merupakan badan usaha yang berbentuk UD dan memproduksi sepatu karet, hingga sekarang telah memiliki badan usaha dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas) dan memproduksi lebih banyak variasi sandal.

PT. Garuda Mas Perkasa (GMP) mengolah bahan setengah jadi yaitu Crumb Rubber menjadi produk jadi berupa sandal, Crumb Rubber diperoleh dari supplier tetap yaitu PTPN IV dan Bakrie. Hasil produksi sendiri dipasarkan untuk daerah Medan, Semarang, Surabaya, dan Jakarta.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Garuda Mas Perkasa memproduksi sandal yang terdiri dari bermacam-macam warna dan ukuran yaitu untuk ukuran 8, 8½, 9, 9½, 10, dan 10½. Pada proses produksi PT. Garuda Mas Perkasa terbagi menjadi dua bagian yaitu proses produksi tali sandal dan tapak sandal. Gambar 2.1. merupakan salah satu contoh produk sandal merek swallow yang banyak dijumpai di pasaran.


(28)

Gambar 2.1. Sandal Swallow

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Garuda Mas Perkasa berada di Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5 Kelurahan Pulo Brayan Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

2.4. Daerah Pemasaran

Proses pemasaran produk pada PT. Garuda Mas Perkasa dilakukan dengan menggunakan sistem distributor. Untuk wilayah pemasaran Sumatera Bagian Utara berpusat di Medan dan untuk wilayah Jawa berpusat di Surabaya. Distributor akan memasarkan produk sandal ke berbagai daerah di Indonesia.

Beberapa distributor untuk wilayah pemasaran Jawa dan Bali yaitu: 1. Jakarta

Alamat distributor daerah Jakarta terletak di Jl. Kamal Raya No. 1 Tegal Alur, Cengkareng.


(29)

2. Semarang

Alamat distributor daerah Semarang terletak di Jl. Sultan Abdul Rachman Saleh No. 37.

3. Surabaya

Alamat distributor daerah Surabaya terletak di Pergudangan Kalianak Permai, Jl. Kalianak No. 75 Blok A/15.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu cara dan metode untuk menciptakan atau memberikan nilai tambah terhadap suatu barang atau jasa dengan mengggunakan sumber daya yang tersedia misalnya tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan baku, dan lain-lain.

2.5.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan untuk proses produksi sandal berupa bahan utama, bahan penolong dan bahan tambahan. Bahan-bahan tersebut secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Bahan Utama

Bahan utama merupakan bahan yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan mengalami perubahan sifat ataupun bentuk. Bahan baku yang digunakan pada PT Garuda Mas Perkasa adalah Crumb Rubber SIR 10 dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(30)

Gambar 2.2. Crumb Rubber Tipe SIR

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi dan merupakan bahan yang bersifat esensial dalam membantu meningkatkan kualitas produk dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan pada produk sandal ini adalah: tali pengikat agar sepasang sandal tidak terpisah satu dengan yang lain dan plastik pembungkus sandal.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu memperlancar proses produksi dan tidak terlihat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan untuk proses pembuatan produk ini adalah air. a. EVA (Ethylene Vinyl Acetate) adalah merupakan bibit plastik yang

terbentuk butiran-butiran kecil berwarna putih yang diimpor dari Taiwan. Gambar 2.3. merupakan contoh dari EVA.


(31)

Gambar 2.3. EVA

b. Kalsium karbonat (CaCO3) adalah bahan kimia yang berbentuk seperti kapur berfungsi sebagai senyawa penambah kekuatan tarik dan kelenturan sandal.

Gambar 2.4. Kalsium Karbonat

c. Belerang berfungsi untuk menguatkan campuran dari semua bahan. Belerang yang digunakan untuk memproduksi sandal swallow ditunjukkan pada Gambar 2.5.


(32)

Gambar 2.5. Belerang

d. Pewarna khusus adalah cairan untuk mewarnai spon-spon sesuai dengan kebutuhan.

Adapun yang menjadi bahan penolong pada produksi tali sandal yaitu: bahan pelumas.

2.5.2. Uraian Proses

Proses pembuatan sandal melalui beberapa stasiun kerja yang disusun secara berurutan sesuai dengan proses pembuatan produk. Proses produksi diuraikan sebagai berikut:

1. Proses pencacahan crumb rubber

Proses pencacahan dilakukan terhadap bahan baku yaitu crumb rubber SIR 10 menjadi cacahan kecil seperti berbentuk butiran tepung karet.

2. Proses pencampuran bahan

Proses pencampuran hasil cacahan karet dengan bahan baku lain yaitu eva dan kalsium karbonat dan pada tahap ini dilakukan pewarnaan, dilakukan dengan mesin dispersion mixer menghasilkan adonan karet.


(33)

3. Proses pembuatan sheet

Proses ini disebut juga proses rolling, dimana adonan karet digiling dengan mesin two roll rubber mixing mill. Terdapat 3 rolling kecil dan 1 rolling besar pada mesin ini untuk dapat menghasilkan sheet dengan spesifikasi yang diharapkan.

Gambar 2.6. Proses Pembuatan Sheet

4. Proses pembuatan sponge

Proses pembuatan sheet tapak dilakukan dengan menggabungkan 3 lembar sheet, penggabungan disesuaikan dengan warna yang dikehendaki, untuk sandal dengan 2 warna dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 sheet berwarna putih dan 2 sheet berwarna hitam, lalu sheets ini dipress dengan menggunakan mesin press dengan suhu ±93°C. Selain dilakukan penggabungan, pada mesin ini juga terjadi proses penggelembungan, sehingga menghasilkan sponge.


(34)

Gambar 2.7. Proses Pembuatan Sponge

5. Proses pendinginan

Sponge yang dihasilkan dari mesin press memiliki suhu tinggi, hal ini mengharuskan proses pendinginan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya, proses pendinginan dengan menggunakan bak pendingin, sponge direndam hingga bersuhu netral.

Gambar 2.8. Proses Perendaman Sponge dalam Bak Pendingin

6. Proses pencetakan/pemotongan

Proses pemotongan dilakukan dari sponge yang telah didinginkan menjadi berbentuk sandal dengan ukuran yang berbeda-beda yaitu 8, 8 ½, 9, 9½, 10,


(35)

dan 10½. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong atau dikenal dengan mesin pon menghasilkan tapak sandal.

Gambar 2.9. Proses Pemotongan Sandal

7. Proses pemisahan

Proses ini dilakukan untuk memisahkan hasil cetakan mesin pemotong/ pon dengan scrap sponge.


(36)

8. Proses penggerindaan

Proses penggerindaan bertujuan untuk menghaluskan sisi sandal yang tidak rapi saat pemotongan dengan mesin pon.

Gambar 2.11. Proses Penggerindaan

9. Proses pelubangan

Pelubangan untuk tali sandal dilakukan dengan mesin bor, tapak sandal dilubangi sebayak 3 buah.


(37)

10. Proses pembuatan tali sandal

Pembuatan tali sandal dilakukan dengan bahan baku sheet yang sama seperti dalam pembuatan tapak, sheet dicetak dengan every rubber cutting machine, untuk sekali pencetakan dihasilkan 16 tali yaitu 8 pasang sandal, kemudian hasil cetakan digunting dan dirapikan hingga menghasilkan satu unit tali.

Gambar 2.13. Proses Pembuatan Tali Sandal

11. Proses perakitan

Perakitan dilakukan antara tapak sandal yang telah dilubangi dengan tali.


(38)

12. Pengemasan (packing)

Setelah berbentuk sandal utuh, sepasang sandal tersebut dimasukkan kedalam plastik kemasan dan diikat dengan tali.

Gambar 2.15. Proses Pengemasan Sandal (Packing)

13. Packaging

Kemasan sepasang sandal kemudian di masukkan kedalam plastik yang berisi 6 pasang sandal (setengah lusin) dengan variasi seluruh ukuran yaitu 8, 8 ½, 9, 9½, 10, dan 10½. Kemasan tersebut kemudian dimasukkan kedalam goni yang didalamnya terdapat 20 lusin sandal.

2.6. Mesin Produksi

Jenis mesin produksi yang digunakan oleh PT Garuda Mas Perkasa dalam memproduksi sandal adalah sebagai berikut:

1. Mesin Pencacah

Berfungsi mencacah karet SIR menjadi butiran tepung karet. Jumlah : 4 unit


(39)

2. Dispersion mixer

Berfungsi sebagai mesin pembuat adonan karet

Jumlah : 8 unit

Tipe : KD300-600

Daya : 600 HP inverter

spesifikasi : Front feed Dry-type mechanical 3. Two roll rubber mixing mill

Berfungsi membuat sheet dengan proses penggilingan secara berulang.

Jumlah : 8 unit

Merk : DXS

Size roll : 560 x 510 x 1530 mm Speed of front roll : 27,7 m/min

Friction ratio of roll : 1:1,2

Daya motor : 95 KW

4. Mesin Press

Berfungsi untuk membuat sponge dari lembaran sheet Jumlah : 10 unit

Kapasitas : 7 sheet Dimensi Sheet : 1,2 x 1,5 m Tipe : Build-up 5. Mesin pencetak/ pon

Berfungsi sebagai mesin pemotong dari lembaran sponge menjadi bentuk sandal.


(40)

Jumlah : 7 mesin

Kapasitas : 18 pcs atau 9 pasang Dimensi sheet : 1,2 x 1,5 m

6. Gerinda

Berfungsi sebagai penghalus sisi yang tidak rapi hasil pemotongan dengan mesin pencetak/ pon.

Jumlah : 12 unit Tipe : Build-up 7. Bor

Berfungsi sebagai alat untuk melubangi tapak sandal untuk dirakit dengan tali sandal.

Jumlah : 20 unit Tipe : Build-up

8. Every rubber cutting machine

Berfungsi sebagai mesin pencetak tali sandal. Jumlah : 6 unit

Buatan : Taiwan

Merk : E-Chen Oil Pressure Machinery Co., Ltd.

Tipe : EOB


(41)

2.7. Waste Treatment

PT. Garuda Mas Perkasa tidak menghasilkan limbah dalam proses produksinya, karena dalam proses produksi, karet ataupun sponge hasil kegagalan produksi masih dapat dicacah dan kembali digunakan sebagai bahan baku. Air dalam proses pendinginan sponge juga tidak berbahaya bagi lingkungan karna hanya berfungsi sebagai pendingin tanpa terkena atau terpengaruh oleh zat kimia.

2.8. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi.Struktur organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, PT. Garuda Mas Perkasa menggunakan organisasi lini fungsional. Pada hubungan garis tugas, wewenang dan tanggung jawab berjalan secara vertikal menurut garis lurus mulai dari pimpinan puncak sampai pada satuan-satuan yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, sedangkan hubungan fungsional terjadi pada bagian-bagian yang setara. Struktur organisasi PT. Garuda Mas Perkasa dapat dilihat pada Gambar 2.16.


(42)

Direktur Utama

Manajer Pemasaran

Manager Keuangan dan Administrasi Manajer Pabrik Mandor Kepala bengkel Personalia Keamanan Kasir Kabag Pembelian Kepala Gudang Adm. Penjualan Bagian pendistribusian Keterangan: Hubungan Lini Hubungan Fungsional

Sumber: PT. Garuda Mas Perkasa

Gambar 2.16. Struktur Organisasi PT. Garuda Mas Perkasa

2.8.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam struktur organisasi, setiap bagian mempunyai tugas sendiri-sendiri dan setiap tugas merupakan tanggung jawab yang harus dikerjakan. Pembagian tugas dan tanggung jawab dalam suatu organisasi dimaksudkan agar tercipta suasana kerja yang produktif dan dapat terpelihara dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

Pembagian-pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama Tugas :

a. Mengelola perusahaan secara keseluruhan.

b. Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek, penjualandan pembelanjaan.


(43)

Wewenang :

a. Surat-surat ekstern dan intern.

b. Pesanan-pesanan pembelian dan pekerjaan. c. Faktur-faktur penjualan.

d. Ekspor dan impor.

e. Penerimaan dan pengeluaran keuangan. 2. Manajer pemasaran

Tugas :

a. Menjalin relasi dan kerja sama yang baik dengan konsumen / pelanggan. b.Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian Marketing

sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada.

c. Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa pesaing.

d.Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga yang ditawarkan ke pasar / pelanggan.

e. Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing sehingga membantu kelancaran proses kerja di bagiannya.

f. Melakukan koordinasi dengan Bagian PPIC dan Produksi sehubungan dengan perencanaan, proses dan hasil produksi.

g. Mendorong peningkatan mutu dan produktifitas di lingkungan pabriknya. h. Membina kesehatan dan keselamatan kerja.


(44)

i. Memberikan penjelasan kepada para bawahannya mengenai penyusunan pelaporan tugas masing-masing untuk memenuhi kebutuhan pelapran manajemen perusahaan.

j. Mengawasi jalannya kegiatan produksi secara keseluruhan sehingga sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

k. Membina dan menjaga disiplin kerja para bawahannya, secara berkala melakukan penilaian atas prestasi kerja mereka.

l. Memeriksa laporan-laporan yang diterima dari para bawahannya sebelum meneruskannya kepada fungsi-fungsi yang terkait.

Wewenang :

a. Berwenang dalam mengarahkan fungsi-fungsi dibawah pengawasannya agar pelaksanaan tugas mereka berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

b. Berwenang memberikan usulan strategi pemasaran kepada Marketing Manager.

c. Berwenang untuk mengembangkan pola kerja di Bagian Marketing dengan memperhatikan sumber daya yang ada.

d. Berwenang melakukan langkah-langkah tindak lanjut dan penyelesaian terhadap keluhan dari pelanggan.

e. Berwenang mengajukan pendapat kepada Marketing Manager untuk menerima atau menolak permintaan order dari pelanggan.

f. Berwenang untuk melakukan penghapusan Surat Jalan apabila terjadi pembatalan pengiriman.


(45)

3. Administrasi Penjualan Tugas :

a. Melaksanakan kegiatan administrasi umum perusahaan. b. Mengatur peningkatan penjualan.

c. Menyusun target pasar dalam dan luar kota. d. Melakukan pencatatan pesanan produk

e. Melakukan survey pasar mengenai pengembangan produk Wewenang :

Mengembangkan dan melakukan perbaikan produk 4. Bagian pendistribusian

Tugas :

a. Membuat laporan tentang pembelian dan pemakaian bahan di workshop. b. Melakukan pengiriman barang

c. Mengatur jadwal pengiriman

d. Bertanggung jawab terhadap barang keluar Wewenang :

Memberikan izin terhadap seluruh barang yang keluar 5. Manajer Pabrik

Tugas:

a. Mengontrol jalannya produksi.

b. Melakukan analisa terhadap kinerja mesin c. Mengontrol kinerja karyawan


(46)

e. Mengontrol kualitas produk dan memastikan produk yang baik yang sampai ke pengerjaan akhir.

f. Membuat laporan kegiatan produksi. Wewenang :

a. Berwenang menegur kinerja karyawan yang tidak sesuai dengan prosedur b. Berwenang menghentikan proses produksi jika terjadi kerusakan

c. Berwenang membuat pengajuan maintenance mesin 6. Kabag Gudang

Tugas :

a. Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai dengan faktur pembelian dan surat pesanan

b. Mengecek kesesuaian antara surat pesanan (SP) pembelian dengan fakturnya

c. Membuat bukti barang masuk

d. Membuat laporan bulanan stock barang

e. Menyiapkan barang sesuai dengan surat pesanan dari relasi untuk dikirim f. Mengkoordinir bagian stock keeper dan helper

g. Bertanggung jawab kepada kepala produksi terhadap persediaan produk di gudang.

Wewenang:

a. Berwewenang membuat permohonan pemesanan bahan baku

b. Berwenang mengeluarkan atau tidak mengeluarkan bahan baku dari gudang


(47)

7. Mandor Tugas :

a. Bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung di pabrik baik kegiatan produksi.

b. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan

Wewenang:

untuk mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya serta menentukan pembagian tugas bagi setiap bawahannya.

8. Kepala bengkel Tugas :

Menangani masalah yang terjadi pada mesin atau alat yang digunakan untuk menghasilkan produk,dan mengawasi para bawahannya.

Wewenang :

Memberikan persetujuan atas surat-surat sehubungan dengan penanganan mesin.

9. Manajer keuangan dan administrasi Tugas:

a. Mengatur seluruh kelancaran bagian ketenagakerjaan dan sumber daya manusia di panrik

b. Menganalisis kebutuhan tenaga kerja. c. menganalisis kebutuhan karyawan.


(48)

Wewenang:

Berwewenang melakukan kontrak atau pemutusan hubungan kerja 10.Personalia

Tugas :

Membuat catatan administrasi yang berkaitan dengan pegawai perusahaan. Wewenang:

Memberikan perizinan ketidak hadiran karyawan. 11.Keamanan

Tugas :

Melaksanakan pengamanan perusahaan baik dari dalam ataupun luar lingkungan perusahaan.

Wewenang :

Mengambil tindakan untuk keselamatan lingkungan perusahaan. 12.Kasir

Tugas :

a. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang diberikan staf Operasional yang berkaitan dengan semua transaksi penjualan perusahaan, kemudian mendokumentasikan dokumen-dokumen tersebut untuk diolah lebih lanjut menjadi Invoice, dan sebagai dokumen penjualan perusahaan.

b. Melakukan penagihan dan membuat laporan terhadap piutang perusahaan yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada Manajer Keuangan


(49)

c. Melakukan pembayaran dan membuat laporan terhadap utang perusahaan yang telah jatuh tempo, kemudian memberikan laporan kepada ManajerKeuangan.

d. Memeriksa segala dokumen-dokumen transaksi yang terjadi pada operasional yang diberikan oleh Manajer Operasional, seperti pembelian dan biaya maintenance pada kendaraan serta aset perusahaan.

Wewenang:

Berwenang mengeluarkan dana untuk transaksi pembayaran. 13.Kabag pembelian

Tugas :

a. Bertanggung jawab terhadap pembelian bahan baku untuk produksi.

b. Membuat jadwal perencanaan dari kegiatan di bagian produksi berdasarkan permintaan dari bagian pemasaran dan berdasarkan kapasitas mesin

c. Memonitoring realisasi jadwal pembelian dan penerimaan bahn baku yang sudah ditentukan

d. Mengecek stok dari bahan baku dan kemasan. Wewenang :


(50)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Perencanaan produksi (Lynwood, 1974) adalah kegiatan dari usaha membangun tujuan produksi untuk beberapa tahun mendatang yang disebut sebagai planning horizon. Tujuan dari perencanaan produksi adalah untuk membuat rencana optimal menggunakan sumberdaya untuk menyatakan kebutuhan produksi atau untuk memanfaatkan peluang penjualan. Sebagai input perencanaan produksi akan menggunakan beberapa informasi seperti tingkat persediaan, backlog, peramalan permintaan dimasa mendatang, work in process, kapasitas masing-masing stasiun produksi, ketersediaan material, standar produksi, harga penjualan, dan kebijakan manajemen. Informasi ini akan dikumpulkan dan dianlisis secara periodik untuk mengembangkan rencana produksi. Output dari perencanaan produksi ini dapat membentuk atau menentukan beberapa hal berikut ini:

1. Jumlah masing-masing produk yang akan diproduksi

2. Jumlah produk tertentu untuk diproduksi oleh masing-masing proses alternatif

3. Jumlah masing-masing produk yang akan dihasilkan dari suatu proses (seperti pekerja, lintasan, mesin dan lain-lain)

4. Target tingkat persediaan produk 5. Tingkat tenaga kerja


(51)

6. Lembur, shift tambahan, kapasitas yang tidak digunakan dan lain-lain

7. Jumlah material dan produk setengah jadi yang akan dipindahkan antara tahap yang satu ke tahap lainnya

8. Rencana subkontrak

9. Pembelian kebutuhan material.

Keputusan dibuat pada perencanaan produksi mempengaruhi biaya dan penerimaan yaitu seperti biaya produksi, biaya perubahan tingkat produksi, biaya perubahan kapasitas, biaya persediaan, customer service dan kerugian akibat kekurangan, biaya pembelian.

Kegagalan memenuhi kepuasan pelanggan tepat waktu merupakan kerugian intangible (tidak terlihat dalam bentuk fisik), seperti ketidakmampuan salesman dalam membuat janji pengiriman. Terdapat dua kemungkinan dari perencanaan produksi dan kontrol yang menghasilkan kerugian seperti itu, yaitu yang pertama adalah kegagalan untuk mengkoordinasi produksi dengan permintaan, dimana akan terjadi kekurangan produk dan keterlambatan pengiriman, yang kedua adalah waktu idle yang berlebihan yang akan menurunkan produk yang dihasilkan dibandingkan dengan tingkat produksi yang berlangsung.

3.2. Peramalan

Peramalan (Douglas, 2008) adalah sebuah prediksi dari beberapa kejadian masa depan. Peramalan adalah bagian penting dalam berbagai bidang seperti bisnis dan industri, pemerintahan, ekonomi, lingkungan ilmu pengetahuan,


(52)

obat-obatan, ilmu sosial, politik, dan finansial. Permasalahan peramalan sering diklasifikasikan pada peramalan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Peramalan jangka pendek digunakan untuk memprediksi kejadian hanya untuk periode waktu yang sedikit (hari, minggu, bulan) di masa mendatang. Peramalan jangka menengah berlanjut dari satu hingga dua tahun mendatang, dan peramalan jangka panjang dapat digunakan untuk lebih banyak tahun lagi. peramalan jangka pendek dan jangka menengah dibutuhkan untuk aktivitas ddari manajemen operasi untuk anggaran dan pemilihan research and development produk baru. Peramalan jangka panjang digunakan untuk perencanaan stategis. Permalan jangka pendek dan jangka menengah adalah tipikal yang didasarkan pada pengidentifikasian, permodelan dan diluar model yang ditemukan pada data historis.

Peramalan yang paling sering digunakan adalah time series data. Time series berdaasarkan pada orientasi waktu atau urutan kronologi dari observasi pada variabel. Tingkat variabel dikumpulkan sesuai dengan periode waktu sebagai tipikal time series dan aplikasi peramalan. Banyak palikasi bisnis untuk peramalan dengan memanfaatkan data harian, mingguna, bulanan, kuarter, atau annual data.

Teknik peramlan kuantitatif untuk digunakan pada data historis dan model peramalan. Model menunjukkan pola data dan menunjukkan hubungan statistik antara sebelum dan nilai variabel yang sedang berlaku, kemudian model digunakan untuk mengetahui pola data dimasa mendatang. Terdapat tiga jenis peramalan kuantitatif yang paling sering digunakan yaitu model regresi, model smoothing, dan model umum time series. Model regresi dengan penggunaan


(53)

hubungan antara variabel yang berhubungan, terkadang model regresi disebut dengan juga dengan model kausal, karena variabel yang digunakan telah diasumsikan dapat menunjukkan nilai dari data yang diamati. Smoothing models biasanya menggunakan fungsi sederhana dari observasi sebelumnya untuk memberikan perkiraan dari variabel. Metode ini mungkin memiliki basis perhitungan statistik, tetapi sering digunakan dengan heuristik karena mudah digunakan dan hasil yang lebih memuaskan. Model time series menggunakan karakteristik statistik dari data historis untuk menentukan model dan mengestimasi parameter yang tidak diketahui dari model yang biasanya.

Proses dari time series (Douglas, 2008) adalah untuk menghubungkan kegiatan transformasi satu atau lebih input menjadi satu atau lebih output. Urutan proses peramalan ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Pendefenisian masalah

Pengumpulan

data Analisis data

Pemilihan model & penyesuaian Validasi model Penyebaran model peramalan Pemantauan kinerja model peramalan

Gambar 3.1. Proses Peramalan Sumber: Douglas C. Montgomery, dkk, 2008

1. Pendefenisian masalah meliputi pengembangan pemahaman bagaimana peramalan akan digunakan agar sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pengumpulan data terdiri dari data historis yang relevan dari variabel yang akan diramalkan, termasuk informasi pada variabel prediksi yang potensial. Pada fase ini juga berguna untuk memulai perencanaan bagaimana pengumpulan data dan permasalahan dimasa mendatang yang akan ditangani seingga kehandalan dan integritas data akan diperoleh.


(54)

3. Analisis data adalah bagian yang penting untuk pemilihan model peramalan yang digunakan. Plot time series dari data seharusnya dibangun dan divisualisasikan untuk pengenalan pola seperti trend dan musiman atau komponen yang berhubungan. Informasi ini akan menunjukkan tipe metode peamalan kuantitatif dan model yang akan dikembangkan.

4. Pemilihan model terdiri dari pemilihan satu atau lebih model peramalan dan menyesuaikan dengan model data.

5. Validasi model terdiri dari evaluasi dari model peramalan untuk mendefenisikan bagaimana kemungkinan kinerja pada aplikasi yang dimaksudkan.

6. Penyebaran model peramalan meliputi pemilihan model dan hasil peramalan yang digunakan, hal ini penting untuk memastikan pemahaman pengguna bagaimana untuk menggunakan model dan mengembangkan peramalan dari model menjadi penerapan yang terus dilakukan.

7. Pemeriksaan kinerja model peramalan adalah kegiatan berkelanjutan setelah model dikembangkan untuk memastikan model masih memiliki kinerja yang memuaskan. Peta kontrol dari error hasil peramalan adalah alat sederhana tetapi efektif untuk secara rutin mengontrol kinerja dari model peramalan.

3.2.1. Evaluasi Model Peramalan

Mempertimbangkan bagaimana untuk mengevaluasi kinerja dari teknik peramalan (Douglas, 2008) untuk sebuah waktu tertentu, penting untuk secara teliti mendefenisikan arti dari kinerja. Pengukuran pada umumnya adalah untuk


(55)

melihat akurasi peramalan, salah satu metodenya adalah average error atau mean error

= ∑

Mean absolute deviation (mean absolute error)

= ∑| |

Mean squared error

� = ∑[ ]

Defenisi relative forecast error adalah

= �

Metode ini sering disebut percent forecast error. Mean percent error dirumuskan sebagai berikut

� = ∑

Dan mean absolute percent error adalah

� = ∑| |

Mengetahui bahwa nilai relatif atau MAPE adalah 3% dapat menjadi sangat memliki arti dari pada mengetahui nilai MAD.


(56)

3.3. Goal Programming

3.3.1. Terminologi Goal Programming

Formulasi goal programming (Dylan, 2010) pertama kali dikenalkan oleh Charnes (1955) dalam bidang Excecutif compensation. Defenisi dasar dan konsep dari bidang multicriteria decision making dan mathematical programming adalah untuk goalprogramming, sehingga goal programming dapat didefenisikan dalam banyak bidang, yaitu

1. Sebagai decision makers, pembuat keputusan yang dimaksud adalah perorangan, organisasi, atau pemegang saham yang memiliki masalah dalam mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki.

2. Sebagai decision variable, yaitu faktor-faktor yang ingin dikontrol. Decision variable menjelaskan masalah dan formulasi keputusan yang akan dibuat. Tujuan dari goal programming adalah dapat menunjukkan seluruh kombinasi yang mungkin digunakan sebagai variabel yang dapat menerjemahkan titik tujuan pencapaian dengan batasan-batasan yang dimiliki.

3. Criterion yaitu pengukuran yang digunakan sebagai solusi terbaik, ada banyak kriteria dalam berbagai bidang pencapaian yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, tetapi hanya ada beberapa yang paling diutamakan berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai, beberapa level kriteria seperti:

a. Cost b. Profit c. Waktu


(57)

d. Jarak

e. Kinerja sistem f. Strategi perusahaan

g. Tujuan khusus perorangan (pemegang saham) h. Berbasiskan keamanan (safety)

Objective yaitu kriteria dengan informasi tambahan yang memiliki tujuan tertentu seperti maksimisasi atau minimisasi yang mana dipilih berdasarkan skala kepentingan, seperti meminimisasi biaya atau maksimisasi kinerja sistem, sedangkan permasalahan dengan tujuan untuk maksimisasi dan minimisasi disebut sebagai multi-objective optimization problem.

Goal mengacu pada kriteria dan level yang ditargetkan yang ingin dicapai. Terdapat tiga tipe prinsip dari fungsi tujuan yang ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tiga Tipe Prinsip Fungsi Tujuan

Tipe Goal Keterangan Contoh

1 Pencapaian level target

adalah titik batas atas (at most the target level)

Cost tidak boleh lebih dari anggaran $1 M

2 Mencapai setidaknya level

yang telah ditargetkan (at least the target level)

Memproduksi setidaknya 20 item produk

3 Pencapaian tepat pada level yang ditargetkan

Pekerja hanya 20 orang saja.


(58)

Variabel deviasi mengukur perbedaan antara level target pada sebuah kriteria dan nilai yang akan dicapai yang dianggap sebagai solusi. Kalau nilai yang dicapai diatas level target maka perbedaan nilai yang diberikan disebut variabel deviasi positif. Kalau nilai yang dicapai dibawah level target maka disebut variabel deviasi negatif.

Makna dari goal programming adalah minimisasi variabel deviasi yang tidak diinginkan, untuk goal tipe 1 yaitu less is better atau nilai yang lebih rendah adalah lebih baik maka variabel deviasi positif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan, untuk goal tipe 2 more is better atau nilai yang melebihi target lebih baik, maka variabel deviasi negatif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan, sedangkan untuk goal tipe 3 kedua variabel deviasi positif dan negatif dianggap sebagai variabel deviasi yang tidak diharapkan.

Konstrain adalah fungsi kendala yang menunjukkan pembatasan dalam variabel keputusan yang harus dipenuhi agar solusi dapat diterapkan dalam paktik. Konstrain berbeda dengan konsep dari goal, yang apabila tidak tercapai secara tidak langsung membuat solusi tidak dapat diterapkan. Konstrain secara normal adalah sebuah fungsi persamaan atau pertidaksamaan.

Tanda pembatas adalah sebuah tanda atau simbol yang membatasi keputusan tunggal atau variabel deviasi untuk menunjukkan range nilai. Tanda pembatas yang paling umum adalah untuk menunjukkan variabel non-negative dan berlangsung terus-menerus (kontinu).

Daerah feasible adalah daerah solusi yang menunjukkan seluruh fungsi kendala dipenuhi dan goal programming memenuhi tanda pembatas. Beberapa


(59)

solusi yang berada didalam daerah feasible dapat digunakan atau diimplementasikan dalam praktik.

3.3.2. Filosofi yang Mendasari

Goal programming dapat dimanfaatkan secara penuh, penting untuk memahami pilosofi dan konsep ekonomi yang mendukung fungsi matematis, hal ini akan memastikan jenis goal programming yang dipilih adalah metode yang tepat dan parameter yang digunakan telah sesuai.

1. Kepuasan, goal programming adalah salah satu teknik yang menggunakan kepuasan sebagai basis utama. Kepuasan menjelaskan sebuah perilaku yangmana akan dicapai oleh pembuat keputusan sebagai defenisikan tujuan (goal), apabila tujuan (goal) tercapai maka akibat dari keputusan yang telah diambil menunjukkan kepuasan.

2. Mengoptimalkan, optimal dalam konteks pengambilan kepututsan menunjukkan cara untuk menemukan keputusan yang memberikan nilai terbaik dari beberapa himpunan nilai yang mungkin dipilih sebagai kepututsan. Ada tiga situasi yang perlu dicatat yang merupakan bagian penting dalam pilosofi optimal yaitu

a. Apabila target dari goal disusun sangat optimistik seperti pada nilai ideal yang ditetapkan dan tujuan (goal) maka pilosofi yang utama berubah dari kepuasan menjadi pengoptimalan.


(60)

b. Apabila yang ingin dicapai adalah pengoptimalan pareto dan pemulihan maka pilosofi yang dipilih adalah kombinasi antara kepuasan dengan pengoptimalan secara bersamaan.

c. Apabila tujuan (goal) memiliki 2 sisi (misalnya situasi nilai optimal antara more is better atau less is better) maka kepuasan dan pengoptimalan dianggap sebagai nilai yang sama untuk pencapaian tujuan (goal).

3. Keseimbangan, dalam banyak permasalahan goal programming tidak cukup hanya melihat pada rata-rata pencapaian level dari goal tanpa melihat pada keseimbangan antara pencapaian tujuan.

3.3.3. Analisis Hasil dari Goal Programming

Terdapat beberapa kunci mengukur output goal programming (Dylan, 2010) yaitu:

1. Nilai dari variabel keputusan, keputusan yang diambil tidak secara langsung memberikan informasi mengenai pencapaian tujuan (goal) tetapi secara mendasar membantu untuk menunjukkan bayangan (visualisasi) dari solusi, menunjukkan potensi kesulitan pencapaian, dan memastikan bahwa solusi tersebut dapat diimplementasikan dalam praktik.

2. Level pencapaian dari tujuan (goal), sebuah kunci penyusunan informasi adalah seberapa dekat nilai yang dicapai dibandingkan dengan nilai yang ditargetkan, apakah berada diatas pencapaian, melebihi pencapaian atau tepat


(61)

memenuhi. Informasi ini dapat ditunjukkan langsung atau sebagai nilai dari variabel deviasi.

3. Keseimbangan relatif antar tujuan (goal), seperti yang dilihat pada nilai pasti dari goal, keseimbangan pencapaian tujuan antara tujuan yang satu dengan yang lain dapat ditinjau kembali berdasarkan tingkat kepentingan yang diharapkan.

4. Nilai dari fungsi pencapaian, dapat memberikan informasi mengenai total level dari deviasi tujuan apabila masing-masing tujuan memiliki prioritas yang berbeda.

5. Status dari konstrain atau kendala, solusi akan menunjukkan level slack atau surplus dalam beberapa fungsi pertidaksamaan kendala dan mengindikasikan kendala mana yang merupakan bagian terpenting, yaitu dimana tidak ada slack ataupun surplus karena sumber daya seluruhnya telah digunakan.

6. Teknik memodelkan informasi, informasi akan membantu memodelkan error dari goal programming.

Ide dasar goal programming (Frederick, 1980) adalah untuk menetapkan tujuan numerik yang spesifik untuk masing-masing tujuan, merumuskan fungsi tujuan untuk setiap tujuan, dan kemudian mencari solusi yang meminimalkan (bobot) jumlah penyimpangan fungsi-fungsi objektif dari tujuan masing-masing. Untuk menjelaskan fungsi matematis, x1, x2,...,xn menunjukkan variabel keputusan dan K adalah dianggap sebagai angka dari tujuan, untuk masing-masing tujuan k (k=1, 2,..., K). Cjk koefisien dari xj (j= 1, 2, ..., n) dan gk adalah goal dari fungsi tujuan, berikut formulasinya


(62)

∑ =

Minimisasi jumlah deviasi dari goal

= ∑ | ∑

|

� = ∑

|� | = � �

Sehingga model goal programming menjadi

Minimize = ∑ � � Subject to

∑ � � =

� �

3.4. Sistem F uzzy

Logika bernilai ganda Boolean (Marimin, dkk, 2013) hanya ada dua nilai yaitu ada dan tidak ada yang disimbolkan dengan 1 dan 0. Pada kenyataannya banyak masalah yang tidak dapat dipastikan dalam kedua kondisi ini, tetapi hanya dapat dipetakan dalam logika bahasa (linguistic logic) yang memberikan informasi yang tidak lengkap atau kabur. Logika fuzzy input dicirikan dengan


(63)

istilah linguistik bukan dengan angka atau bilangan seperti istilah sedikit, cukup, sangat, besar dan lain sebagainya.

3.4.1. Konsep F uzzy dan Peluang

Konsep Fuzzy dan peluang memiliki kesamaan, tetapi merupakan dua hal yang berbeda (Marimin, dkk, 2013). Kesamaan antar keduanya adalah bahwa keduanya menunjukkan derajat kepastian dan ketidak pastian atas suatu kejadian. Hanya saja derajat kepastian dalam konsep statistika hanya berlaku disaat suatu kejadian belum terjadi, apabila telah terjadi maka hasil keluaran telah dapat diketahui contohnya pada peluang pelemparan koin. Sebaliknya pada logika fuzzy keanggotaan gugus akan tetap berlaku walaupun kejadiannya sudah terjadi, derajat kecenderungan diuji apakah hasil kejadian mendekati derajat tersebut. Selain dari pada itu, peluang dapat dikatakan sebagai dua kejadian yang saling bebas sementara fuzzy tidak.

3.5. F uzzyGoal Programming

Fuzzy Goal programming (Dylan, 2010) menggunakan teori himpunan fuzzy untuk menangani tingkat dari ketidaktepatan dalam model goal programming. Ketidaktepatan ini biasanya berkaitan dengan nilai target tujuan (bq) tetapi juga bisa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari program tujuan seperti struktur prioritas. Ada beberapa pembagian fungsi Fuzzy adalah sebagai berikut:


(64)

[ ] = {

2. Sisi kiri (tidak mengharapkan deviasi negatif)

[ ] =

{

3. Triangular (kedua deviasi tidak diharapkan)

[ ] =

{

4. Trapezoidal (kedua deviasi tidak diharapkan dengan interval dari pemenuhan kepuasan)

[ ] =

{


(65)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Garuda Mas Perkasa yang berlokasi di Jalan Kolonel Yos Sudarso KM 6,5 Medan. Penelitian dilakukan selama ± 5 bulan.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang tergolong pada penelitian kasus (Case Study) (Sukaria, 2013) yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai sifat suatu objek atau populasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Penelitian ini mempelajari secara intensif latar belakang permasalahan guna memberikan gambaran secara mendetail mengenai suatu kasus dengan melakukan pengkajian pada variabel-variabelnya.

4.3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah produk sandal yang terdiri dari dua jenis yaitu sandal swallow hitam-putih dan sandal swallow berwarna pada PT. Garuda Mas Perkasa.


(66)

4.4. Variabel Penelitian

Variabel dependen pada penelitian ini adalah perencanaan produksi optimal yaitu mengetahui rencana volume produksi optimal.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah

1. Jumlah penjualan yaitu jumlah permintaan pasar terhadap produk sandal. 2. Jumlah produksi yaitu jumlah produk sandal yang dihasilkan setiap periode

waktu.

3. Ketetapan anggaran perusahaan 4. Ketersediaan jam kerja

5. Ketersediaan bahan baku

6. Jumlah tenaga kerja yaitu banyaknya tenaga kerja tetap yang bekerja di lantai produksi dalam menghasilkan produk sandal.

Variabel moderator dalam penelititan ini adalah

1. Perhitungan waktu penyelesaian produk merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sepasang sandal.

2. Model matematis fungsi tujuan dan fungsi kendala merupakan sebuah perumusan matematis yang disusun berdasarkan sasaran yang ingin dicapai dan kendala yang dimiliki perusahaan.

4.5. Kerangka Konseptual

Penelitian ini mengenai perencanaan produksi dimana sering terjadi kelebihan volume produksi, perlu dilakukannya kontrak tenaga kerja dan kekurangan bahan baku, maka dilakukan pendekatan dengan model matematis


(67)

fuzzy goal programming dengan minimisasi atau maksimisasi variabel deviasi postif dan negatif dalam mencapai fungsi tujuan agar dicapai kondisi optimal, kepuasan pelanggan dan keseimbangan pencapaian tujuan serta meningkatkan pendapatan perusahaan. kerangka konseptual penyelesaian masalah ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Historis penjualan produk Historis jumlah

produksi Anggaran perusahaan

Ketersediaan bahan baku Jumlah tenaga kerja

Perhitungan waktu penyelesaian

produk

Perencanaan produksi optimal Ketersediaan jam

kerja

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah checksheet sebagai lembar kerja pencatatan pada lantai produksi. Pengukuran waktu penyelesaian produk digunakan stopwatch.


(68)

4.7. Rancangan Penelitian

Rancangan Penelitian dapat dilihat pada block diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Identifikasi Masalah Pencapaian sasaran/ fungsi tujuan dalam

perencaan produksi

Studi Pendahuluan - Kondisi Perusahaan - Proses Produksi - Informasi Pendukung

Pengumpulan Data

Data Primer

- Checksheet waktu penyelesaian produk

Data Sekunder - Proses produksi - Data jumlah produksi - Data jumlah penjualan - Data Ketersediaan bahan baku - Data ketersediaan jam kerja - Anggaran perusahaan

Pengolahan Data - Peramalan jumlah produksi dan jumlah permintaan - Perhitungan waktu penyelesaian produk

- Membuat formulasi matematis fungsi tujuan - Membuat formulasi matematisfungsi kendala

- perhitungan pencapaian perencanaan produksi dengan fuzzy goal programming

Analisis Pemecahan Masalah: Analisis hasil Pencapaian sasaran/ fungsi tujuan dalam

perencanaan produksi

Kesimpulan dan Saran Mulai

Selesai

Studi Literatur - Teori perencanaan produksi - Fuzzy Goal Programming


(69)

4.8. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tiga langkah yaitu:

1. Observasi (pengamatan) yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lantai produksi dalam mengumpulkan data primer. Adapaun data primer yang dikumpulkan adalah waktu penyelesaian produk dan proses produksi

2. Peninjauan dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam mengumpulkan data sekunder. Adapun data sekunder yang dikumpulkan adalah data penjualan, data ketersediaan jam kerja, data ketersediaan bahan baku, anggaran perusahaan, dan sejarah perusahaan.

3. Wawancara yang dilakukan dengan staf dan operator yang bekerja dilantai produksi untuk mendapatkan data penggunaan bahan baku dan kendala yang dihadapi perusahaan.

4.9. Metode Pengolahan Data

Pengumpulan data adalah langkah awal dalam penelitian dan dilanjutkan dengan pengolahan data, pengolahan data dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah dan prosedur teori fuzzy goal programming. Tahapan-tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Melakukan perhitungan peramalan untuk mengethaui estimasi jumlah produksi dimasa mendatang

2. Perhitungan waktu siklus dilakukan untuk mengetahui waktu siklus yang dibutuhkan dalam memproduksi sandal. Data diperoleh dari pengukuran


(70)

waktu penyelesaian produk dan dilakukan perhitungan dengan metode stopwatch time study.

3. Perhitungan ketersediaan jam kerja diperoleh dengan menggunakan data perusahaan mengenai jumlah operator yang bekerja.

4. Perhitungan pemakaian bahan baku berdasarkan ketersediaan perusahaan. 5. Formulasi variabel keputusan yang merupakan tujuan dari perencanaan

produksi yaitu berupa jumlah masing-masing produk yang akan diproduksi X1 = jumlah produk sandal berwarna

X2 = jumlah produk sandal hitam-putih

6. Formulasi fungsi pemecahan masalah dengan metode goal programming a. Formulasi fungsi kendala

1) Fungsi kendala ketersediaan jam kerja aX1 + bX2≤ KJKj

2) Formulasi fungsi kendala ketersediaan bahan baku cX1 + dX2≤ KBBj

b. Formulasi fungsi sasaran

Memaksimalkan jumlah produksi sesuai dengan pemenuhan jumlah permintaan yang diperoleh dari hasil peramalan

Sehingga diperoleh formulasi fungsi tujuan yaitu:


(71)

a, b = waktu penyelesaian produk c,d = penggunaan bahan baku KJK = ketersediaan jam kerja KBB = ketersediaan bahan baku D1, D2 = Jumlah demand (permintaan)

G,h = Keuntungan yang diperoleh dari jenis sandal A = Keuntungan total

ti = Toleransi keuntungan

j = periode

= Deviasi negatif

= Deviasi positif i = 1,2,3, ... n

7. Formulasi fungsi sasaran dengan metode fuzzy goal programming.

Kendala sasaran keuntungan, dalam hal keuntungan terdapat ketidak pastiaan dalam melakukan estimasi dimana pencapaian keuntungan yang diperoleh apakah cukup besar atau tidak. Sehingga perlu dilakukan formulasi fuzzy. Formulasinya adalah

8. Menyelesaikan model fuzzy goal programming juga dilakukan dengan perhitungan dengan software LINDO 6.1.


(72)

Peramalan

Perhitungan ketersediaan jam kerja

Formulasi variabel keputusan

Formulasi fungsi kendala dan fungsi sasaran dengan Goal Programming

Perhitungan ketersediaan bahan baku Perhitungan waktu siklus

Formulasi fungsi sasaran dengan Fuzzy Goal Programming Menyelesaikan model fussy goal programming dengan software

LINDO 6.1.

Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data

4.10. Analisis Pemecahan Masalah

Data yang telah diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis. Analisis dilakukan terhadap hasil perhitungan dan dibandingkan dengan kondisi aktual.

4.11. Kesimpulan dan Saran

Hasil dari analisis pemecahan masalah akan menunjukkan jumlah produksi optimum dari perencanaan seluruh sumber daya, maka akan ditarik kesimpulan mengenai permasalahan dan pemecahan masalahnya. Selain dari kesimpulan hasil penelitian, juga akan di ajukan saran dalam penelitian selanjutnya.


(73)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian di PT. Garuda Mas Perkasa dalam penyusunan perencanaan produksi yang optimum adalah sebagai berikut:

1. Data permintaan dari April 2014 – Maret 2015

2. Data ketersediaan jam kerja dari April 2014 – Maret 2015 3. Waktu siklus pengerjaan sandal

4. Pemakaian dan ketersediaan bahan baku dalam memproduksi sandal 5. Harga pokok produksi dan penjualan produk sandal

5.1.1. Data Permintaan dari April 2014 – Maret 2015

Data permintaan sandal pada PT. Garuda Mas Perkasa April 2014 – Maret 2015 dibagi menjadi 2 jenis yaitu sandal berwarna (A) dan sandal hitam-putih (B) ditunjukkan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Permintaan Sandal dari April 2014 – Maret 2015

Periode Permintaan (Pasang)

Berwarna (A) Hitam - putih (B)

April 2014 28.800 68.400

Mei 2014 54.000 80.400

Juni 2014 27.600 37.200

Juli 2014 34.800 70.800


(74)

Tabel 5.1. Permintaan Sandal dari April 2014 – Maret 2015 (Lanjutan)

Periode Permintaan (Pasang)

Berwarna (A) Hitam - putih (B)

September 2014 52.800 76.800

Oktober 2014 35.520 86.400

November 2014 51.600 54.000

Desember 2014 39.600 75.600

Januari 2015 37.200 97.200

Februari 2015 58.800 80.400

Maret 2015 42.000 73.200

Sumber: PT. Garuda Mas Perkasa

5.1.2. Data ketersediaan Jam Kerja dari April 2014 – Maret 2015

Stasiun kerja di PT. Garuda Mas Perkasa memiliki jumlah mesin dan operator yang berbeda-beda, sehingga ketersediaan jam kerja juga berbeda untuk masing-masing stasiun kerja ditunjukkan dalam Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Ketersediaan Jam Kerja untuk Maing-masing Stasiun Kerja April 2014

No. Stasiun Kerja Hari

Kerja Jumlah Mesin (Unit) Jumlah Operator Jam Kerja Tersedia (Menit)

1 Proses pencacahan crumb

rubber 25 4 48.000

2 Proses pencampuran bahan 25 8 96.000

3 Proses pembuatan sheet 25 8 96.000

4 Proses pembuatan sponge 25 10 120.000

5 Proses pendinginan 25 4 48.000

6 Proses

pencetakan/pemotongan 25 7 84.000

7 Proses pemisahan 25 7 84.000

8 Proses penggerindaan 21 12 120.960


(75)

Tabel 5.2. Ketersediaan Jam Kerja untuk Maing-masing Stasiun Kerja April 2014 (Lanjutan)

No. Stasiun Kerja Hari

Kerja Jumlah Mesin (Unit) Jumlah Operator Jam Kerja Tersedia (Menit)

10 Proses pencetakan tali

sandal 25 6 72.000

11 Proses pemilahan tali sandal 21 12 120.960

12 Proses perakitan 21 90 907.200

13 Proses pengemasan

(packing) 21 24 241.920

14 Kemasan setengah lusin 21 16 161.280

15 Kemasan 20 lusin 21 4 40.320

Sumber: PT. Garuda Mas Perkasa

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ketersediaan jam kerja minimum adalah pengemasan 20 lusin, sehingga perhitungan ketersediaan jam kerja pada stasiun ini dijadikan penentu sebagai perhitungan untuk ketersediaan jam kerja pada April 2014 – Maret 2015.

PT. Garuda Mas Perkasa menerapkan sistem kerja 1 shift per harinya, dengan jam kerja selama 8 jam per shift. Ketersediaan jam kerja untuk April 2014 – Maret 2015 ditunjukkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Ketersediaan Jam Kerja untuk April 2014 – Maret 2015

Bulan Hari kerja Minimum (Hari) Jam kerja (jam) Jam kerja (menit) Kapasitas minimum stasiun (Menit)

April 2014 21 168 10.080 40.320

Mei 2014 19 152 9.120 36.480


(76)

Tabel 5.3. Ketersediaan jam Kerja untuk April 2014 – Maret 2015 (Lanjutan) Bulan Hari kerja Minimum (Hari) Jam kerja (jam) Jam kerja (menit) Kapasitas minimum stasiun (Menit)

Juli 2014 19 152 9.120 36.480

Agustus 2014 20 160 9.600 38.400

September 2014 22 176 10.560 42.240

Oktober 2014 22 176 10.560 42.240

November 2014 21 168 10.080 40.320

Desember 2014 20 160 9.600 38.400

Januari 2015 21 168 10.080 40.320

Februari 2015 19 152 9.120 36.480

Maret 2015 21 168 10.080 40.320

Sumber: Pengolahan Data

5.1.3. Waktu Siklus Pengerjaan Produk

Waktu siklus mencakup waktu proses pengerjaan sandal untuk masing-masing stasiun kerja. Pengukuran dilakukan dengan stopwatch. Elemen-elemen kerja yang dilakukan pengukuran pada masing-masing stasiun adalah sebagai berikut:

1. Stasiun pencacahan crumb rubber

Pengukuran waktu dimulai saat operator mulai memasukkan crumb rubber kedalam masukan mesin dan waktu selesai ketika bongkahan crumb rubber yang dimasukkan seluruhnya telah tercacah dan masuk ke bak penampungan cacahan crumb rubber.


(1)

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada gambar diatas dilihat bahwa fungsi tujuan masih tercapai tetapi solusi optimal untuk jumlah produksi berubah dari 51.867 pasang untuk jenis A menjadi 51.867 pasang dan produk jenis B masih sama yaitu 72.900 pasang. Hal ini menunjukkan bahwa parameter waktu penyelesaian produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap pencapaian fungsi tujuan.

6.5.2. Analisis Sensitivitas Parameter Permintaan Produk

Contoh perhitungan dilakukan untuk periode April 2015 yaitu dengan fungsi matematis X1 ≥ 48988 dan X2 ≥ 72900. Apabila permintaan produk A

diubah menjadi 65.890 dan produk B menjadi 81.500 yaitu permintaan tertinggi dari hasil peramalan maka hasil perencaan produksi ditunjukkan pada gambar 6.2.

Gambar 6.2. Analisis Sensitivitas Alternatif 2


(2)

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada gambar diatas dilihat bahwa fungsi tujuan masih tercapai tetapi solusi optimal untuk jumlah produksi berubah jenis A menjadi 71807 pasang dan produk jenis B menjadi 81.500 pasang. Hal ini menunjukkan bahwa parameter permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap pencapaian fungsi tujuan.


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Setelah dilakukannya pengolaha dan analisis pemecahan masalah, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Trend permintaan produksi untuk sandal berwarna mengikuti pola dekomposisi dengan fungsi persamaan y’= (35807,2727 + 992,7272t)It dan

untuk sandal hitam-putih mengikuti pola siklis dengan fungsi persamaan y’= 72100 + 800 sin - 9400 cos

2. Waktu baku dalam penyelesaian produk yang terpilih setelah perhitungan

rating factor dan allowance adalah 0,263 menit.

3. Kebutuhan bahan baku untuk produksi tercapai yaitu lebih kecil dari ketersediaan bahan baku digudang. Kebutuhan jam kerja juga tidak melebihi ketersediaan jam kerja sehingga tidak dipelukan penambahan tenaga kerja tidak langsung.

4. Optimasi jumlah produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah dengan jumlah produksi tertinggi sebesar 90.607 pasang untuk tipe sandal berwarna dan 81500 pasang untuk tipe sandal hitam-putih.


(4)

5. Analisis sensitivitas untuk parameter waktu penyelesaian produk dan permintaan produk sensitif terhadap solusi optimal tetapi tidak sensitif terhadap fungsi tujuan. Apabila dilakukan perubahan nilai parameter, solusi optimal akan berubah tetapi fungsi tujuan masih tercapai.

7.2. Saran

Saran-saran yang berkenaan dengan penelitian ini adalah:

1. Saran kepada PT. Garuda Mas Perkasa adalah sebaiknya penggunaan perhitungan jumlah produk optimal dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan produksi, karna selain memaksimalkan keuntungan, juga dapat mengendalikan penggunaan sumber daya perusahaan seperti jumlah bahan baku dan tenaga kerja.

2. Kepada peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih teliti dalam perumusan fungsi tujuan dan fungsi kendala agar lebih mempermudah perhitungan produk optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dan, Ekezie Dan dan Onuoha Desmond O. Goal Programming: An Application to Budgetary Allocation of An Institution of Higher Learning. Nigeria: Imo State University. 2013.

Francisco da Silva, Aneirson dan Fernando Augusto Silva Marins. A Fuzzy Goal Programming Model for Solving Aggregate Production-Planning Problems Under Uncertainty: A Case In A Brazilian Sugar Mill. Brazil: Sao Paulo State Universuty. 2014.

Hillier, Frederick S. dan Gerald J. Lieberman. Introduction Operation Research. Third Edition. California: Holden Day, Inc. 1980.

_____, Introduction Operation Research. Eight Edition. Yogyakarta: ANDI Johnson, Lynwood A. dan Douglass C. Montgomery. Operation Research in

Production Planning, Scheduling, and Inventory Control. Canada: John Wiley & Sons, Inc. 1974.

Jones, Dylan dan Mehrdad Tamiz. Practical Goal Programming. London: Springer New York Dordrecht Heidelberg. 2010.

Lotfi, Azzabi, dkk. Fuzzy Goal Programming to Optimization the Multi-Objective Problem. Perancis: University of Angers France. 2014.

Marimin, dkk. Teknik dan Analisis Pengambilan Keputusan Fuzzy dalam manajemen Rantai Pasok. Bogor: Penerbit IPB Press. 2013 Montgomery, Douglas C, dkk. Introduction to Time Series Analysis and

Forecasting. Canada: John Wiley & Sons, Inc. 2008.


(6)

Rad, Mansoureh Farzam dan Hadi Shirouyehzad. Proposing an Aggregate Production Planning Model by Goal Programming Approach, a Case Study. Iran: Islamic Azad University. 2014.