BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan - Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Bayi di Klinik Sally Medan Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

  

5

 

 

  penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

  Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

2. Tingkat Pengetahuan

  Tingkat pengetahuan ini bertujuan untuk mengelompokkan atau individu yang diinginkan, bagaimana individu itu berfikir, berbuat sabagai suatu unit pengetahuan yang telah diberikan. Adapun tingkat pengetahuan tersebut : a.

  Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

  b.

  Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan. c.

  Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

  d.

  Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

  e.

  Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

  Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

  f.

  Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria- kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2003).

B. Tindakan 1. Pengertian Tindakan

  Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan,untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata maka diperlukan faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkatan Tindakan a.

  Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

  b.

  Respon Terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

  c.

  Mekanisme (mechanisme) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat tiga.

  d.

  Adopsi (Adoption) Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoadmodjo, 2007).

C. Perawatan Perianal 1. Defenisi Perawatan Perianal

  Menurut Wahyuni, Kapti & fatimah dalam penelitannya yang berjudul “Hubungan Perawatan Perianal Bayi dengan Kejadiaan Dermatitis Diapers Pada Bayi Usia 0-6 bulan yang Menggunakan Diapers diwilayah Kelurahan Ketawanggede Malang, perawatan perianal bayi merupakan perawatan pada daerah yang tertutup oleh popok pada bayi.

  Perawatan perianal ini meliputi perawatan pada area genitalia, area sekitar anus, lipatan paha serta pantat bayi. Perawatan perianal ini penting untuk menjaga kesehatan kulit bayi, khususnya pada daerah genitalia bayi yang merupakan bagian yang sangat sensitif. Bagian pantat bayi dibersihkan agar tidak lembab, serta menghindari pemakaian bedak karena hal ini dapat menyebabkan infeksi.

  Kemampuan ibu dalam perawatan daerah perianal sama halnya dengan merawat kulit bayi dari kegiatan sehari-hari, misalnya seperti memandikan secara teratur, mengganti popok atau baju pada saat yang tepat, memilih bahan pakaian yang lembut, memilih kosmetik berupa sabun mandi, sampo dan minyak khusus bayi dipilih dengan tepat dan disesuaikan dengan keadaan kulit bayi (Sudilarsih, 2010).

2. Jenis – Jenis Perawatan Perianal

  Menurut Manullang (2010), perawatan perianal atau perawatan pada daerah yang tertutup popok yang sangat penting dilakukan yaitu: a.

  Mengganti popok setelah mengompol Ruam kulit bisa timbul karena popok yang basah. Segera ganti popoknya begitu bayi kencing. Jika si bayi menggunakan diapers, sering-seringlah memeriksanya. Jangan sampai membiarkan genangan air seni atau tinja di dalam diapers. Sebaiknya ganti diapers 3-4 jam sekali, kecuali jika sibayi buang air besar, harus langsung diganti. b.

  Menjaga kulit tetap kering Usahakan kulit bayi dalam keadaan kering. Jika bayi baru mengompol, segera dibersihkan dengan air menggunakan waslap dan dikeringkan dengan kain yang lembut atau dengan cara menepuk-nepuknya. Bila perlu olesi salep kulit atau krim di daerah lipatan leher, ketiak, paha, dan pantat. Tak perlu menambahkan bedak karena tidak cocok untuk menangani ruam popok. Salep kulit/krim ini bisa mengurangi rasa gatal dan merah-merah yang timbul. Sebaiknya, beli berdasar resep dokter atau produk yang sudah dianjurkan dokter.

  c.

  Menggunakan Sabun Khusus Gunakan sabun khusus yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hindari pemakaian sabun pada daerah yang terkena peradangan.

  d.

  Longgarkan Popok Jangan mengikat popok terlalu kuat. Hindari juga penggunaan popok/celana yang terbuat dari plastik, karet, nilon, atau bahan lain yang tidak menyerap cairan.

  e.

  Beri Udara Bebas Sesekali biarkan daerah alat kelamin terkena udara bebas untuk beberapa saat lamanya (biasanya setelah mandi), biarkan si kecil tanpa celana.

  Kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari pemakaian popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mengalami ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur, selain itu proses menyusui menjadi terganggu karena bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Handy, 2011).

  D. Defenisi Ruam Popok / Diaper Rash

  Menurut Titi LS, eksim popok yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak balita yang menggunakan popok, biasanya pada usiakurang dari tiga tahun, paling banyak usia 9-12 bulan (Rukiyah. A & Yulianti, 2010).

  Ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit di daerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi ( Soepardan, 2001 ).

  Dermatitis diapers atau ruam popok adalah gangguan kulit yang timbul akibat

  radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha, dan perut bagian bawah (Rukiyah, A & Yulianti, 2010).

  Dermatitis popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadipada daerah yang tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urine dan feses (Dharmadi HP, 2006).

  E. Penyebab Ruam Popok / Diaper Rash

  Menurut Maryunani, A. (2010), penyakit ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, enzimatik dan biogenik (kuman dalam urine dan feses), tetapi penyebab diaper rash / eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok oleh karena cara pemakaian popok yang tidak benar seperti :

  1. Penggunaan popok yang lama Perlu diketahui bahwa jenis popok bayi ada dua macam, yaitu : a.

  Popok yang disposable (sekali pakai-buang, atau sering juga disebut pampers bayi. Bahan yang digunakan pada popok ini bukan bahan tenunan tetapi bahan yang dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas maupun plastik.

  b.

  Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun). Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang memakai popok disposable (kertas atau plastik) daripada popok yang terbuat dari bahan katun karena kontak yang terus – menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urin dan feses, kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri, di udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang biak pada bahan plastik / kertas daripada bahan katun.

  c.

  Tidak segera mengganti popok setelah bayi atau balita buang air besar dapat menyebabkan pembentukan amonia. Feses yang tidak segera dibuang, bila bercampur dengan urin akan membentuk amonia. Amonia ini akan meningkatkan keasaman (pH) kulit sehingga aktivitas enzim yang ada pada feses akan meningkat dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit.

  F.

  

Faktor – faktor yang berperan dalam timbulnya ruam popok / Diaper rash

  Menurut Boediardja, S.A. (2000) beberapa faktor yang berperan dalam timbulnya ruam popok yaitu :

  1. Kelembapan kulit Popok bersifat menutup kulit sehingga menghambat penguapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab. Kulit yang lembab akan lebih mudah dilalui oleh bahan- bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan) dan lebih mudah terinfeksi jamur maupun kuman. Selain itu, kulit yang lembab juga lebih rentan terhadap gesekan sehingga kulit mudah lecet yang akan mempermudah iritasi. Kelembapan kulit dapat meningkat oleh pemakaian popok yang ketat atau yang ditutup oleh celana plastik.

  2. Urin dan feses Urin akan menambah kelembapan kulit yang tertutup popok sehingga meningkatkan kerentanan kulit. Seperti telah disebutkan diatas, amonia yang terbentuk dari urin dan enzim yang berasal dari feses akan meningkatkan pH kulit sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap bahan iritan. Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh si bayi dan anak juga berpengaruh terhadap pH feses sehingga bayi yang minum air susu ibu lebih sedikit yang menderita eksim popok dibandingkan dengan yang minum susu formula.

  3. Jamur dan kuman Jamur candida albicans adalah jamur yang normal terdapat di kulit dalam jumlah sedikit. Pada keadaan kulit yang hangat dan lembab antara lain karena pemakaian popok, jamur tersebut akan tubuh lebih cepat menjadi lebih banyak sehingga dapat menyebabkan radang (eksim popok). Keadaan kulit yang hangat dan lembab juga memudahkan tumbuhnya kuman, yang paling sering adalah staphylococcus aureus.

G. Gejala Ruam Popok / Diaper Rash

  Menurut Maryunani, A. (2010) gejala diaper rash bervariasi mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis dapat terlihat sebagai berikut : a.

  Gejala-gejala yang biasa ditemukan pada diaper rush oleh kontak dengan iritan yaitu kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil- bintil merah, lecet atau luka bersisik, kadang basah dan bengkak pada daerah yang paling lama kontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha.

  b.

  Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu bercak kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut.

  c.

  Gejala diaper rash oleh karena jamur candida albicans ditandai dengan bercak atau bintil kemerahan berwarna merah terang, basah dengan lecet-lecet pada selaput lendir anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya di sekitarnya.

H. Pencegahan Ruam popok / Diaper rash

  Tindakan pencegahan ruam popok dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan ruam popok yaitu :

1. Mengurangi kelembapan dan gesekan pada kulit a.

  Segera mengganti popok setelah bayi /anak buang air kecil dan buang air besar. Dengan sering mengganti popok dapat mencegah terjadinya ruam popok.

  b.

  Pada saat mengganti popok, bersihkan kulit secara lembut dengan air hangat.

  Dpat digunakan sabun khususnya setelah buang air besar, kemudian dibilas bersih, kemudian keringkan dengan menggunakan handuk atau kain yang lembut dan anginkan sebentar sebelum dipakaikan popok baru. c.

  Bila menggunakan popok sekali pakai (disposable diaper), pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti bila tidak dapat lagi menampung urin.

  d.

  Hindari pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari plastik, bahan yang terlalu kasar, kaku dan terlalu menutup.

2. Memilih popok yang baik

  Kebanyakan ibu lebih memilih diapers dari pada memilih popok kain, dengan alasan diapers bayi lebih praktis karena tidak perlu sering mengganti popok yang basah akibat buang air, selain itu membuat rumah lebih bersih tidak terkena air kencing bayi. Diapers juga membuat pekerjaaan ibu menjadi lebih ringan karena tidak perlu mencuci, menjemur, menyetrika setumpuk popok. Pada sisi buruknya penggunaan diapers dapat menyebabkan terjadinya ruam popok. Kesalahan dalam pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari pemakaian popok yang salah selain mengganggu kesehatan kulit juga dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan bayi. Bayi yang mengalami ruam popok akan mengalami gangguan seperti rewel dan sulit tidur, selain itu proses menyusui menjadi terganggu karena bayi merasa tidak nyaman sehingga berat badan tidak meningkat (Handy, 2011).

I. Cara Mengatasi Ruam Popok / Diaper Rash

  Pada prinsipnya pengobatan ruam popok bergantung pada penyebabnya.Ruam popok yang disebabkan iritasi dan miliaria tidak memerlukan obat khusus cukup dengan menjaga popok tetap kering dan menjaga hyigene. Pada ruam popok yang disebabkan oleh infeksi mikro-organisme atau iritasi dan miliaria yang luas obat- abatan yang lazim digunakan antara lain :

  1. Bedak salisil dan bedak yang mengandung Antihastamin, hanya digunakan pada iritasi (intertigo) dan miliaria atas anjuran dokter. Pastikan bedak tidak berhamburan agar tidak menggangu si kecil. Anti Jamur digunakan pada ruam popok karena terinfeksi jamur (Candical Diaper Dermatitis) pilih anti jamur yang berbentuk bedak ( merek dagang misalnya : Dektrian powder dan mycorine powder), dibrikan selama 3-4 minggu.

  2. Anti infeksi topikal ( salep atau krim) digunakan pada ruam popok yang disebabkan oleeh infeksi bakteri ringan misalnya : bacitracin salep. Adapun untuk infeksi yang lebih berat dapat digunakan anti infeksi oral.Misalnya : kombinasi amoksisilin dengan asam kalvulanat dan diberikan pada anti infeksi topical.

3. Steroid digunakan pada ruam popok yang disebabkan infeksi alergi, dioleskan 2x sehari hingga sembuh atau selama 2 minggu.

  Walaupun ruam popok bukanlah penyakit yang serius jika dalam 2-3 hari tidak kunjung sembuh, maka langkah terbaik adalah konsultasi ke dokter. Penggunaan anti jamur anti infeksi dan steroid hendaknya atas rekomendasi dokter (Cakmoki, 2010).

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Bayi di Klinik Sally Medan Tahun 2014

44 231 91

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011

0 59 57

Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Neonatus Di Klinik Bersalin Sally Medan 2010

11 73 96

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan - Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan - Pengetahuan dan Perilaku Lansia Terhadap Perawatan Diri di Desa Narumonda V Kecamatan Siantar Narumonda

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) - Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSU. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. - Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Penanganan Retensio Plasenta di RSU Bandung Medan Tahun 2014

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

0 0 17

Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Dalam Perawatan Perianal Terhadap Pencegahan Ruam Popok Pada Bayi di Klinik Sally Medan Tahun 2014

0 1 38