Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG EKSIM SUSU PADA BAYI (O – 24 BULAN) DI KLINIK SALLY

MEDAN

ANGELA SRIRAHMAT TELAUMBANUA 105102001

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Angela Srirahmat Telaumbanua

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011

ix + 32 hal + 5 tabel + 1 skema + 9 Lampiran Abstrak

Eksim susu adalah peradangan kulit yang bersifat kronik, hilang timbul yang disertai rasa gatal yang sering dialami oleh bayi. Masalah eksim susu ini sebenarnya bukan disebabkan oleh ASI (Air Susu Ibu) karena dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Osborn (2007) ditemukan bahwa bayi yang makin lama mendapat asupan Air Susu Ibu makin kecil kemungkinan mengalami eksim susu bila dibandingkan dengan bayi yang telah diberikan susu formula atau makanan padat yang terlalu dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011. Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 38 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2011 sampai 6 April 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan). Hasil penelitian menunjukan mayoritas ibu berpengetahuan cukup sebanyak 23 orang (60,5 %) dan bersikap positif 26 orang (68,4 %) tentang eksim susu. Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberikan informasi dan pemahaman tentang eksim susu yang terjadi pada bayi khususnya pada saat pelaksanaan imunisasi mengingat kejadian eksim susu masih ditemukan sampai saat ini.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Eksim Susu pada Bayi (0-25 bulan) Daftar Pustaka : 19 (1998-2010)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Eksim Susu Pada Bayi (0-24 Bulan) di Klinik Sally Medan”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K) selaku dosen pembimbing dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

4. dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc (CM-FM), selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada orangtua tercinta dan saudara-saudariku yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material, serta doa kepada peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


(6)

7. Para rekan mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitaas Sumatera Utara dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini yang tk dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa, peneliti mengharapkan kepada berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2011 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan... 5

1. Pengertian ... 5

2. Tingkat Pengetahuan ... 5

3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

4 Proses Memperoleh Pengetahuan ... 7

B. Pengertian Sikap ... 7

1. Pengertian ... 8

2. Tingkatan Sikap ... 8

C. Eksim Susu ... 9

1. Pengertian ... 9

2. Klasifikasi Eksim Susu ... 9

3. Tanda dan Gejala... 11


(8)

5. Komplikasi Eksim Susu... 12

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi terjadinya Eksim Susu ... 13

7. Penatalaksanaan Eksim Susu ... 14

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 14

B. Defenisi Operasional ... 15

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel ... 16

1. Populasi ... 16

2. Sampel ... 16

C. Tempat Penelitian ... 17

D. Waktu Penelitian... 17

E. Etika Penelitian ... 17

F. Alat Pengumpulan Data ... 18

G. Uji Valditas dan Reliabilitas ... 20

H. Prosedur Pengumpulan data ... 21

I. Analisis Data ... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 23

1. Karakteristik Responden... 23

2. Pengetahuan Responden ... 24

3. Sikap Responden ... 26

B. Pembahasan ... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan)di Klinik Sally Medan 2011……….30 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Pengetahuan

Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan 2011………..31 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Eksim Susu

pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan 2011

……… 37 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Ibu tentang Eksim

Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan 2011 ……….... 38 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada

Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan 2011 ……… 39


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Content Validity

Lampiran 4 : Lembar Editor Bahasa Indonesia Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Lampiran 7 : Master Tabel Lampiran 8 : Data SPSS


(12)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Angela Srirahmat Telaumbanua

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011

ix + 32 hal + 5 tabel + 1 skema + 9 Lampiran Abstrak

Eksim susu adalah peradangan kulit yang bersifat kronik, hilang timbul yang disertai rasa gatal yang sering dialami oleh bayi. Masalah eksim susu ini sebenarnya bukan disebabkan oleh ASI (Air Susu Ibu) karena dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Osborn (2007) ditemukan bahwa bayi yang makin lama mendapat asupan Air Susu Ibu makin kecil kemungkinan mengalami eksim susu bila dibandingkan dengan bayi yang telah diberikan susu formula atau makanan padat yang terlalu dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011. Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 38 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2011 sampai 6 April 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan). Hasil penelitian menunjukan mayoritas ibu berpengetahuan cukup sebanyak 23 orang (60,5 %) dan bersikap positif 26 orang (68,4 %) tentang eksim susu. Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberikan informasi dan pemahaman tentang eksim susu yang terjadi pada bayi khususnya pada saat pelaksanaan imunisasi mengingat kejadian eksim susu masih ditemukan sampai saat ini.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Eksim Susu pada Bayi (0-25 bulan) Daftar Pustaka : 19 (1998-2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASI merupakan makanan yang pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang seimbang yang sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu WHO merekomendasikan

pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Terkait dengan itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara optimal (Prasetyono, 2009, hlm. 21).

Tidak optimalnya pemberian ASI ekslusif pada bayi oleh ibu salah satunya sering dikaitkan dengan masalah eksim susu yang terjadi pada bayi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Divisi Dermatologi Anak Departemen IKKK, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia/ RS Dr. Cipto Mangunkusumo, sepanjang tahun 2005-2009, menunjukkan kejadian eksim susu menempati peringkat pertama pada bayi dan balita dari 10 jenis penyakit terbanyak di Divisi Dermatologi.

Eksim susu adalah peradangan kulit yang bersifat kronik, hilang timbul yang disertai rasa gatal. Di dunia medis dikenal dengan istilah eksim atopik atau dermatitis atopik (FKUI, 2005, hlm. 5). Eksim susu lebih banyak terjadi pada bayi dengan kelainan


(14)

kulit yang sering di temukan di daerah pipi, oleh sebab itu sering disalah-artikan bahwa eksim susu terjadi akibat sisa ASI yang menempel pada pipi (Jhonson, 2009. ¶ 2) sehingga terjadi kesalahan dalam penanganannya.

Masalah eksim susu ini sebenarnya bukan disebabkan oleh ASI (Air Susu Ibu) karena dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Osborn (2007) ditemukan bahwa bayi yang makin lama mendapat asupan Air Susu Ibu makin kecil kemungkinan mengalami eksim susu bila dibandingkan dengan bayi yang telah diberikan susu formula atau makanan padat yang terlalu dini (Hendra, 2006, hlm. 27). Hal ini disebabkan karena dalam ASI terkandung immunoglobulin A (IgA) yang mampu membantu melindungi bayi dari zat allergen yang dapat berasal dari susu formula atau makanan padat (Judarwanto, 2009).

Meski masalah eksim susu yang terjadi pada bayi bukan penyakit yang menular dan mematikan namun jika tidak diatasi dengan dengan baik akan menimbulkan

ketidaknyamanan pada bayi mengingat gejala yang ditimbulkan dari eksim susu ini adalah rasa gatal pada daerah eksim (FKUI, 2008, hlm 8). Akan tetapi masih ada ibu yang mengabaikan hal ini karena ketidaktahuan terhadap masalah eksim susu yang sering dialami bayinya terutama pada tahun pertama kelahirannya.

Berdasarkan data dari survey penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4 oktober 2010 dengan metode wawancara pada 6 orang ibu yang memiliki bayi yang mengalami eksim susu, terdapat 4 ibu yang mengatakan bahwa bayinya terkena eksim susu karena sisa ASI yang menempel pada pipi setelah bayi menyusu sedangkan yang lainya mengatakan tidak mengetahui mengapa bayinya mengalami eksim susu.


(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan

c. Untuk mengetahui sikap ibu responden tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Sebagai pengalaman penulis dalam menerapkan mata ajaran metode penelitian dan menambah pengetahuan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan

neonatus tentang eksim susu. 2. Bagi Responden

Sebagai sumber informasi sehingga menambah pengetahuan ibu dalam mengatasi terjadinya eksim susu pada bayi dan meningkatkan perilaku hidup sehat terutama dalam memelihara kesehatan dan kenyamanan pada bayi dalam daam peningkatan pemberian ASI.


(16)

3. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi para petugas kesehatan yang terkait agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam upaya promotif terhadap ibu-ibu dalam memelihara kesehatan bayi.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge)

1. Pengertian

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya dan berbeda dengan kepercayaan (beliefes), takhayul (superstition), dan penerangan–penerangan yang keliru (misinformation) (Soekanto, 2003, hlm. 8). Pengetahuan (knowledge) juga diartikan sebagai hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri, sendiri maupun orang, media massa maupun lingkungan (Notoadmodjo, 2007, hlm. 140).

2. Tingkat pengetahuan

Analisa taksonomi bloom yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2003), menyebutkan bahwa pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajarinya


(18)

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi atau kondisi yang nyata.

d. Analisis (analysis)

Analisis berarti kemampsuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen / bagian terkecil tetapi masih ada kaitannya. Kemampuan analisis ini dilihat dari penggunaan kata kerja seperti ; menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Seperti dapat menyususun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri.


(19)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: sosial ekonomi, kultur atau budaya, pendidikan, dan pengalaman.

4. Proses Memperoleh Pengetahuan

Menurut rogers dalam Notoatmodjo (2003), mengatakan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan, yaitu : a) Awareness (kesadaran), yakni individu mengetahui dan menyadari tentang adanya stimulus

b) Interest adalah orang mulai tertarik dan menaruh perhatian terhadap stimulus

c) Evaluation artinya orang memberikan penilaian dengan menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya ,

d) Trial orang mulai mencoba memakai atau berprilaku,

e) Adaption artinya subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, dan sikapnya terhadap stimulus

B. SIKAP (ATTITUDE) 1. Pengertian

Sikap merupakan kesiapan seseorang dalam melakukan tindakan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Syafruddin, 2009, hlm. 126). Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Menurut Maramis (2006, hlm. 254) sikap merupakan bentuk respon atau tindakan yang memiliki nilai positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang yang disertai dengan emosi.


(20)

2. Tingkatan sikap terdiri dari ; a. Menerima (receiving)

Menerima berarti orang/ subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. Misalnya sikap seseorang terhadap terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang tersebut terhadap ceramah-ceramah tentang gizi. b. Merespon (responding)

Merespon berarti memberikan suatu jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain atau mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Pada umumnya pendapat responden terhadap suatu objek.

3. Skala sikap

Sikap dapat di ukur dengan mempergunakan Skala Likert.

Merupakan metode pelaksanaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi responden sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kelompok uji coba ini hendaknya memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkapkan sifatnya. Skala likert di pergunakan untuk


(21)

mengukur sikap yang terdiri dari komponen sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Arikunto, 2006, hlm. 148).

C. Eksim susu 1. Pengertian

Eksim susu merupakan penyakit yang bersifat kronik dan sering mengalami kekambuhan (FKUI, 2006, hlm. 1).

Eksim susu atau dalam istilah kedokteran disebut dermatitis atopi adalah kelainan kulit, bersifat kronis, berupa kemerahan pada kulit wajah, yang sangat gatal dan kambuhan (Sutawijaya, R. 2010, hlm. 42).

2. Klasifikasi Eksim Susu

Klasifikasi eksim susu terdiri dari : a. Eksim susu tahap infantil atau bayi

Sebanyak 80% kasus eksim susu atau dermatitis atopi diderita oleh bayi dan sekitar 50 % mengalami kesembuhan pada usia sekitar 2 tahun. Bayi laki – laki lebih sering memderita eksim susu daripada bayi perempuan. Keadaan kulit awal biasanya berupa bercak kemerahan yang disertai dengan rasa gatal di pipi, luka lecet, keropeng terjadi akibat garukan serta mengalami infeksi sekunder. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa bulan hingga tahun. Rasa gatal yang diderita sering mengakibatkan gangguan tidur bayi sehingga sering menimbulkan gangguan emosional yang dapat memperburuk penyakit.


(22)

b. Eksim susu tahap anak

Eksim susu yang di derita oleh anak usia muda dapat merupakan kelanjutan perjalanan penyakit eksim susu tahap infantile atau baru timbul pada usia dini. Kulit anak cenderung kering.

Daerah yang khas yang terjadi pada anak yaitu pada pergelangan tangan, lipatan siku, lutut, daerah pnggung kaki dan tangan. Selain itu juga dapat timbul pada daerah pipi, kelopak mata dan tengkuk.

Kelainan kulit yang timbul khas, simetris dengan bercak kemerahan, kulit kasar, disertai dengan sisik, luka lecet akibat garukan, keropeng dan garis–garis kulit yagn nyata.

c. Eksim susu tahap dewasa

Kelainan yang timbul tetap simetris. Daerah yang terkena sering pada daerah kelopak mata, dahi, sekitar mulut, tengkuk, leher, dada atas, bahu, lipatan – lipatan dan punggung tangan.

Kulit yang terkena kering, tampak bercak–barcak merah disertai dengan adanya banyak bekas garukan.

3. Tanda dan Gejala

Eksim susu dapat dikenal dari lokasinya yang terkena eksim, pada bayi tersering mengenai wajah terutama kedua pipi, sedangkan pada dewasa dan anak-anak dikedua lekukan siku atau lutut.

Gejala utamanya adalah rasa gatal (pruritus), dapat hilang timbul setiap hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari sehingga bayi sering menggaruk, gelisah, rewel dan sulit tidur.Hal ini juga ditandai bercak–bercak merah disertai gelembung kecil


(23)

berisi cairan jernih, bila pecah menjadi basah, berair atau kadang-kadang berdarah.setelah itu cairan tersebut akan mongering dan jadi keropeng kekuningan atau kehitaman, kulit kemudian manjadi bersisik dan kering (FKUI, 2002, hlm. 11) .

Menurut dr. Titi Lestari Sugito, SpKK (K), gejala dan tanda dari eksim susu atau dermatitis atopi yaitu :

a. Ruam berwarna merah disekitar pipi dan berair.

b. Rasa gatal yang amat sangat dan menimbulkan kelainan kulit yang kurang menarik di pandang.

c. Dalam keadaan akut, yang pertama tampak kemerahan, lumpur dan banyak kerak. d. Pruritus hebat menyebabkan berulangnya peradangan dan pembentukan lesi.

Sedangkan kelainan kulit yang bersifat spesifik bergantung pada stadiumnya, yaitu

a. Pada stadium akut, biasanya kulit yang terkena eksim nampak kemerahan, mengalami penebalan dan timbul bercak–bercak, adakalanya berair (basah).

b. Pada stadium subakut, bercak merah dan penebalan kulit nampak mereda, kemudian bercak yang basah akan mengering dan menjadi keropeng


(24)

c. Pada stadium kronis, eksim tampak kering, bersisik dan berpigmentasi (menghitam). Tak jarang eksim mengalami perubahan bentuk menjadi bintik - bintik menonjol, bahkan kadang mengalami erosi.

4. Mencegah Kekambuhan

Mencegah eksim susu kambuh lagi/ berulang dapat dilakukan dengan cara : a). mencegah makanan penyebab alergi dan memberikan makanan pengganti, b) mencegah alergen lingkungan seperti debu, tungau, dan lingkungan yang tidak bersih, c) kebersihan bayi harus di jaga (seperti kulit lembab dan basah) (Sutawijaya, R. 2010, hlm. 52).

5. Komplikasi Eksim susu

Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi yang mengalami eksim susu yaitu a) infeksi bakteri, b) infeksi virus, c) infeksi jamur kulit (FKUI, 2009, hlm. 10)

6. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya eksim susu / dermatitis atopi a. Faktor endogen ( dari dalam tubuh )

Faktor endogen yang mempengaruhi terjadinya eksim susu atau dermatitis atopi adalah faktor genetik atau keturunan, dimana dalam keluarga khususnya orang tua ada riwayat alergi misalnya rhinitis, asma atau penyakit dermatitis atopi ( FKUI, 2006. et al. 30). Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak mengalami eksim susu daripada laki-laki.

b. Faktor eksogen ( dari luar tubuh )

Faktor eksogen yang mempengaruhi terjadinya eksim susu yaitu Lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada di sekitar individu seperti iklim,


(25)

suhu, polusi, debu, dan lain - lain. Kebersihan bayi juga mempengaruhi terjadinya eksim susu.

a) Makanan. Ternyata makin lama anak mendapat asupan ASI, makin kecil kemungkinan menderita eksim susu. Hal ini disebabkan susu sapi dapat menjadi salah satu pencetus terjadinya eksim susu pada bayi, karena pada susu sapi mengandung zat alergen. Pemberian makanan padat yang terlalu dini juga dapat meningkatkan kejadian eksim susu pada anak ( FKUI, 2006, hlm. 21 ).

7. Penatalaksanaan Eksim Susu

Penyebab pasti eksim susu belum banyak diketahui, oleh karena itu pengobatannya terutama masih bersifat simtomatik. Penyakit ini dapat bermanisfestasi mulai dari yang ringan sampai berat sekali dengan berbagai faktor pencetus yang bervariasi sehingga memerlukan berbagai pendekatan sistematik dan holistic dalam penatalaksanaannya. Hingga kini penatalaksanaan eksim susu atau dermatitis atopi terutama ditujukan untuk mengurangi/mencegah kekambuhan sehingga dapat mengatasi penyakit dalam jangka waktu yang lama.

a. Bersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan. b. Hindari garukan atau menggosok kulit dengan benda kasar

c. Suhu dan kelembaban ruangan

d. Bila terdapat infeksi sekunder diberikan salap antibiotika atau bila perlu diberikan pengobatan antibiotika secara oral.

Kulit penderita eksim susu atau dermatitis atopi cenderung lebih rentan terhadap bahan iritan, oleh karena itu perlu menyingkirkan faktor–faktor yang memperberat dan memicu siklus ‘ garuk–menggaruk ‘. Acapkali juga serangan eksim susu pada bayi dan


(26)

anak dipicu oleh iritasi dari luar, misalnya terlalu sering dimandikan, menggosok terlalu kuat, kebersihan kurang terjaga (FKUI, et al. hlm. 37).


(27)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan). Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep dibawah ini :

Skema. 1. Skema Kerangka Konsep Pengetahuan Ibu

Sikap Ibu

Eksim susu pada bayi (0-24 bulan)


(28)

B. Definisi Operasional No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Pengetahuan

Ibu Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan)

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner (angket).

1. Baik, jika responden menjawab benar 8-10 dari 10 pertanyaan. 2. Sedang, jika responden menjawab benar 4-7 dari 10 pertanyaan . 3. Kurang, jika responden menjawab benar nilai 0-3 dari 10 pertanyaan.

Ordinal

2. Sikap Ibu Sikap ibu adalah reaksi atau respon ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan)

Kuesioner Dengan menghitung jumlah jawaban responden pada kuesioner (angket)

1. Sikap positif, jika skor

responden 13-18 dari total skor maksimum 2. Sikap negatif, jika skor

responden 6-12 dari total skor maksimum.


(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan pendekatan cross sectional (penelitian yang dilakukan hanya sekali waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi (0-24 bulan) yang pernah mengalami eksim susu di Klinik Sally Medan sebanyak 38 orang.

2. Sampel

Teknik sampel yang digunakan dengan pengambilan sampel adalah total sampling yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi (0-24 bulan) yaitu sebanyak 38 orang. Dengan kriteria yang dapat dijadikan sampel ialah :

• Seluruh ibu yang memiliki bayi (0-24 bulan) yang bayinya pernah mengalami eksim susu.

• Bersedia untuk dijadikan responden

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Sally Medan, alasan peneliti memilih klinik ini karena sudah ditemukan adanya bayi (0-24 bulan) yang mengalami eksim susu pada


(30)

saat peneliti mendatangi lokasi penelitian. Dan lokasi penelitian masih dapat dijangkau oleh peneliti.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2010 sampai bulan Juni 2011 E. Etika Penelitian

Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat persetujuan dari institusi pendidikan yakni ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti mengajukan permohonan kepada pimpinan Klinik Sally Medan untuk melakukan penelitian di klinik tersebut. Dalam melaksanakan penelitian ini harus dipertimbangkan masalah etika penelitian. Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Informed consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden setelah responden menerima penjelasan. Jika calon responden bersedia, maka calon responden menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, dan jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien. 2) Anonymity (tanpa nama) dan 3) Confidentiality (kerahasiaan). Data – data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Peneliti mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner dan menjelaskan pertanyaan yang kurang jelas.

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini instrument yang digunakan berupa lembar kuesioner/ angket yang disusun sendiri oleh peneliti dengan arahan dari pembimbing. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh


(31)

informasi dari responden. Kuesioner dalam penelitian ini berisi tentang data demografi responden, kuesioner pengetahua dan kuesioner sikap.

Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan terdiri dari pilihan jawaban : a, b, c. Jika jawaban benar maka diberi nilai satu (skor =1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut skala guttman (Riduan, 2010, hal.43). Berdasarkan rumus statistika

P =

kelas Banyak

(R) Rentang

1. Menentukan nilai rentang (R)

2. Rentang = skor tertinggi – skor terkecil = 10 – 0 = 10

3. Menentukan panjang kelas ( i )

Panjang kelas ( i ) =

kelas Banyak

(R) Rentang

= 10/3 = 3,3

4. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :

- Kategori baik = 6,8+3,3 = 10 (jika responden menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar)

- Kategori sedang = 3,4+3,3 =6,7 (jika responden menjawab 4-7 pertanyaan dengan benar)

- Kategori kurang = 0+3.3 = 3,3 (jika responden menjawab 0-3 pertanyaan dengan benar )

Pertanyaan untuk sikap terdiri dari 6 pernyataan, pemberian skornya menurut Skala Likert dengan menggunakan empat kategori yakni untuk pernyataan positif maka


(32)

jawaban “Setuju (S) = diberi skor 3, Kurang Setuju (KS) = diberi skor 2, dan Tidak Setuju (TS) = diberi skor 1. Bila bentuk pernyataan negatif maka jawaban “Sangat Setuju (ST) = diberi skor 1, Kurang Setuju (KS) = diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) = diberi skor 3 (Azis, A. hlm. 102). Maka total skor untuk tertinggi adalah 18 dan terendah

adalah 6. Berdasarkan rumus statiska P =

kelas Banyak

(R) Rentang

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan dengan menentukan skor tertinggi dan skor terendah.

a. Skor tertinggi adalah 18 dan terendah adalah 6 b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor tertinggi –skor terendah = 18-6 = 12

a. Menentukan panjang kelas (P )

Panjang kelas ( P) =

kelas Banyak

(R) Rentang

= 12/2 =6

Untuk menentukan kategori sikap sebagai berikut :

- Jika skor responden 13-18 maka sikap responden positif - Jika skor responden 6-12 maka sikap responden negatif G. Uji validitas dan Reabilitas

Kuesioner pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) disusun dan dikembangkan sendiri oleh penulis. Sehingga sebelum disebar, dilakukan uji coba kuesioner tersebut kepada 10 orang ibu yang memiliki kriteria yang sama


(33)

dengan sampel, yaitu ibu yang memiliki bayi bayi (0-24 bulan) dan bayinya pernah atau sedang mengalami eksim susu.

1. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrument dalam pengumpulan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2006, hlm. 104). Uji Validitas yang dilakukan adalah dengan cara validitas isi (content validity) yang diuji oleh dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dan pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Koefisien reliabilitasnya dilakukan pada tanggal 27 Januari 2011, di Klinik Bersalin Nurma Siringo-ringo Jln. Jaya Gg. Seray No. 4 Simpang Limun Medan dengan responden 10 ibu yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, kemudian data tersebut diolah menggunakan Program SPSS dengan mencari nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach untuk pengetahuan 0,946 dan untuk sikap Alpha Cronbach 0,804.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan


(34)

mengajukan permohonan izin melaksanakan penelitian kepada pimpinan Klinik Sally Medan, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian. Selanjutnya peneliti mendatangi klinik sebanyak 2 kali dalam seminggu dan peneliti juga datang pada saat jadwal imunisasi yang diadakan di klinik ini yakni setiap tanggal 6 dan 20 setiap bulannya. Setelah itu peneliti mencari calon responden yang sesuai dengan kriteria dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent, setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan data. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisi data kembali dengan tahapan: 1) Editing, yaitu data diperiksa/ dicek isian kuasioner. Jika tidak lengkap maka meminta responden untuk melakukan pengisian kembali, 2) Coding, yaitu dengan memberikan code pada setiap jawaban responden untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpuln data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel, 3) Entering, yakni memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer/ program SPSS, 4) Cleaning, mengecek kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak sehingga terhindar dari kesalahan pengolahan data.

Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariat. Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari persentase untuk masing-masing jawaban responden.


(35)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada BAB ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tembung tahun 2011. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Februari s.d. April 2011 di Klinik Sally Medan dengan jumlah responden 38 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan sepuluh pertanyaan pengetahuan dan sepuluh pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan.

1. Karakteristik responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah paritas. Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa ibu yang berumur 20-35 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 33 orang (86,8 %), pendidikan terbanyak sekolah menengah pertama (SMP) yaitu 13 orang (34,2 %), pekerjaan terbanyak wiraswasta yaitu 16 orang (42,1%), dan jumlah paritas terbanyak adalah responden yg memiliki 2 orang anak yaitu ada 14 orang (36,8 %).


(36)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan)

di Klinik Sally Medan Tahun 2011

Karakteristik f %

Umur

<20 tahun 2 5,3

20-35 tahun 33 86,8

>35 tahun 3 7,9

Total 38 100

Pendidikan

Tidak tamat SD 2 5,3

SD 7 18,4

SMP 13 34,2

SMA 10 26,3

PT 6 15,8

Total 38 100

Pekerjaan

IRT 6 15,8

Wiraswasta 16 42,1

Pegawai swasta 13 34,2

PNS 3 7,9

Total 38 100

Jumlah Paritas

1 orang 4 10,5

2 orang 14 36,8

3 orang 13 34,2

>3 orang 7 18,4

Total 38 100

2. Pengetahuan responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.


(37)

Berdasarkan tabel 5.2 pilihan jawaban pengetahuan ibu didapati bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan benar yaitu pada pertanyaan nomor 6 sebanyak 35 orang (92,1 %), dan didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab benar yaitu pada pertanyaan nomor 7 dan nomor 9 sebanyak 22 orang (57,9 %). 1 sebanyak 34 orang (89,5 %), dan pertanyaan nomor 2 dan nomor 4 sebanyak 30 orang (78,9 %). Sedangkan ibu yang banyak menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 7 dan nomor 9 sebanyak 16 orang (42,1 %), dan didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 6 sebanyak 3 orang (7,9 %).

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pertanyaan Pengetahuan Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan)

di Klinik Sally Medan Tahun 2011

No

Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

f % f %

1. Definisi eksim susu 34 89,5 4 10,5

2. Gejala eksim susu 30 78,9 8 21,1

3. Rasa gatal pada eksim susu 26 68,4 12 31,6

4. Faktor pencetus eksim susu 30 78,9 8 21,1

5. Tekstur kulit yang terkena eksim susu 24 63,2 14 36,8

6. Lokasi terjadinya eksim susu 35 92,1 3 7,9

7. Usia timbulnya eksim susu 22 57,9 16 42,1

8. Komplikasi dari eksim susu 25 65,8 13 34,2

9. Cara untuk mencegah terjadinya eksim susu 22 57,9 16 42,1


(38)

Berdasarkan tabel 5.3 menyatakan pengetahuan responden sebagian mayoritas menunjukkan pengetahuan cukup tentang eksim susu yaitu 23 orang (60,5 % %) dan pengetahuan baik 15 orang (39,5 %).

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan)

di Klinik Sally Medan Tahun 2011

Kategori f (%)

Baik 15 39,5

Cukup 23 60,5

Total 38 100

3. Sikap Responden

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Berdasarkan tabel 5.4 hasil pilihan jawaban ibu mengenai pernyataan sikap tentang eksim susu didapatkan bahwa untuk pernyataan positif (nomor 1,2,4,dan 5), paling banyak ibu memilih jawaban setuju pada nomor 4 yaitu sebanyak 19 orang (50,0 %), yang menjawab kurang setuju pada nomor 5 yaitu sebanyak 21 orang (55,3 %), dan responden yang paling banyak menjawab tidak setuju pada pernyataan nomor 2 dan 5 yaitu sebanyak 6 orang (15,8 %).

Untuk pernyataan yang negatif (nomor 3, dan 6), paling banyak responden yang menjawab setuju pada nomor 3 sebanyak 8 orang (21,1 %), yang menjawab kurang setuju pada nomor 6 yaitu sebanyak 13 orang (34,2 %) dan yang menjawab tidak setuju pada nomor 6 yaitu sebanyak 24 orang (63,2 %).


(39)

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan)

di Klinik Sally Medan Tahun 2011

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Setuju Kurang

setuju

Tidak Setuju

F % F % F %

1. Eksim susu terjadi bukan karena bekas susu atau ASI yang menempel di pipi bayi setelah menyusu

17 44,7 14 36,8 7 18,4

2. Bayi yang terkena eksim susu sebaiknya tetap diberi ASI

18 47,4 14 36,8 6 15,8

3. Eksim susu jarang terjadi pada bayi yang sudah diberi makanan pendamping ASI sebelum berumur kurang dari 6 bulan

8 21,1 20 52,6 10 26,3

4. Daerah yang mengalami eksim susu sebaiknya jangan di garuk untuk mencegah terjadinya infeksi

19 50,0 11 28,9 8 21,1

5. Rasa gatal yang dirasakan oleh bayi dapat dipicu karena cuaca panas dan keringat

11 28,9 21 55,3 6 15,8

6. Pakaian bayi yang baru di beli tidak harus dicuci bersih sebelum di gunakan

1 2,6 13 34,2 24 63,2

Berdasarkan tabel 5.5 tentang kategori sikap menunjukkan bahwa mayoritas responden positif tentang eksim susu yaitu 26 orang (68,4 %) dan yang bersikap negatif yaitu 12 orang (31,6 %).

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Eksim susu pada bayi (0-24 bulan)

di Klinik Sally Medan Tahun 2011

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Positif 26 68,4

Negatif 12 31,6


(40)

B. Pembahasan

1. Karakteristik Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan)

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 38 ibu yang menjadi responden ditemukan mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 33 orang (86,8 %) dan minoritas ibu yang berumur <20 tahun sebanyak 2 orang (5,3 %). Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.

Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMP yaitu 13 orang (34,2 %) dan minoritas tidak tamat SD yaitu 2 orang (5,3 %). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat.


(41)

Pada pekerjaan ditemukan mayoritas ibu bekerja sebagai wiraswasta yaitu 16 orang (42,1 %) dan minoritas ibu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebanyak 3 orang (7,9 %). Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Dilihat dari jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 14 orang (36,8 %) dan minoritas ibu berparitas 1 orang sebanyak 4 orang (10,5 %). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun bayi yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dengan penyakit tertentu.

2. Pengetahuan Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang eksim susu yaitu sebanyak 23 orang (60,5 %) dan minoritas responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 15 orang (39,5 % %).

Responden masih banyak menjawab salah pada pengetahuan tentang usia berapa saja eksim susu dapat terjadi, cara pencegahan terjadinya eksim susu, tekstur kulit bayi yang terkena eksim susu, dan komplikasi yang dapat terjadi. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup seseorang dalam meningkatkan kesehatan secara kondusif. Masih banyaknya responden yang berpengetahuan cukup tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kurangnya penyuluhan


(42)

yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang eksim susu pada ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga pencegahan tentang penyakit ini belum bisa dilakukan.

3. Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 33 orang (86,8 %).

Responden lebih banyak memilih setuju pada pernyataan positif tentang daerah yang mengalami eksim susu sebaiknya jangan di garuk, bayi yang terkena eksim susu sebaiknya tetap diberi ASI, dan eksim susu bukan karena sisa susu atau ASI yang menempel pada pipi bayi setelah menyusu. Untuk pernyataan yang negatif, responden mayoritas menjawab tidak setuju tentang pakaian bayi yang baru di beli tidak harus dicuci bersih sebelum digunakan. Menurut asumsi penulis bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif belum tentu hal itu diaplikasiakan langsung kepada tindakan ibu dalam merawat anak-anaknya. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan.


(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) di Klinik Bersalin Medan tahun 2011 diperoleh :

1. Dari segi karakteristik tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) diketahui bahwa ibu yang berumur 20-35 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 33 orang (86,8 %), pendidikan terbanyak sekolah menengah pertama (SMP) yaitu 13 orang (34,2 %), pekerjaan terbanyak wiraswasta yaitu 16 orang (42,1%), dan jumlah paritas terbanyak adalah responden yg memiliki 2 orang anak yaitu ada 14 orang (36,8 %).

2. Dari segi pengetahuan tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup 23 orang (60,5 %).

3. Dari segi sikap tentang eksim susu pada bayi (0-24 bulan) menunjukkan mayoritas responden memiliki sikap positif 26 orang (68,4 %)


(44)

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah : 1. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberikan informasi dan pemahaman tentang eksim susu yang terjadi pada bayi khususnya pada saat pelaksanaan imunisasi.

2. Bagi Responden

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi sehingga dapat merawat dan menjaga kesehatan bayinya khususnya kulit bayi serta tetap memberikan ASI kepada bayinya dan pemberian makanan pendamping ASI tepat waktu.

3. Bagi Peneliti Lanjut

Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan awal dalam melakukan penelitian dan dapat mencari hubungan antara pemberian ASI terhadap pencegahan Eksim susu pada bayi.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Antara. (n.d). Gangguan Kulit Bayi: Retrieved Oktober 27, 2009, from

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2002). Perawatan Kulit Bayi dan Balita. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Tim Penyusun FKUI. (2005). Penanganan Eksim Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

(2009). Dermatitis Atopi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

………. (2008). Buku Ajar Neonatalogi. Cet. 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Hurlock, B. E. (1998). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Hidayat, A. A. (2007). Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Machfoedz, I. (2010). Kuesioner Dan Panduan Wawancara. Cet. 10. Yokyakarta: Fitramaya.

Maramis, W. F. (2006). Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga Universitas Press

Mubarak, I. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Prasetyono. (2009). ASI dan Kesehatannya. Jakarta: Fitramaya

Tim Penyusun D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karyav Tulis Ilmiah. Medan: Tidak Dipublikasikan.


(46)

Notoatmojo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Setiawan, A., & Saryono. (2007). Metodologi Penelitian Kebidanan D-III, D-IV, S1 dan S2. Cet. 1.Yokyakarta: Tuha Medika.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Rukiah., A. Y., & Yulianti., L. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV. Trans Info Media.


(47)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan )

di Klinik Sally Medan Tahun 2011 Oleh :

Angela Srirahmat Telaumbanua

Saya adalah mahasiswa Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang eksim susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.


(48)

KUESIONER PENELITIAN

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu

pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally

Medan

Petunjuk Pengisian Kuesioner

 Isilah data identitas pada lembaran kuesioner

 Bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang tersedia, dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan menanyakannya kepada peneliti.

 Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar  Setelah selesai, kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

A. Identitas responden

No. Responden :

Umur :

Agama :

Pendidikan ibu terakhir : Pekerjaan ibu saat ini :

Jumlah anak :

B. Pertanyaan Pengetahuan

1. Menurut ibu, apakah yang dimaksud dengan eksim susu ? a. Bercak kemerahan yang berisi air

b. Bercak kemerahan yang berisi darah c. Bercak kemerahan yang tidak gatal


(49)

2. Gejala utama yang ditimbulkan dari penyakit eksim susu adalah ? a. Rasa nyeri pada daerah yang terkena eksim

b. Rasa panas pada daerah yang mengalami eksim c. Rasa gatal pada daerah yang mengalami eksim

3. Rasa gatal yang terjadi pada daerah eksim umumnya akan lebih sering pada waktu

a. Pada pagi hari b. Pada siang hari c. Pada malam hari

4. Menurut ibu, salah satu faktor pencetus terjadinya eksim susu adalah a. Kebersihan bayi yang kurang terjaga

b. Pemberian ASI eksklusif

c. Pemberian makanan tambahan tepat waktu 5. Kulit bayi yang terkena eksim susu tampak ?

a. Kemerahan dan berkerak b. Kemerahan dan terkelupas c. Kemerahan dan tampak tipis

6. Lokasi eksim susu yang terjadi pada bayi umumnya dijumpai pada daerah ? a. Daerah punggung bayi

b. Daerah pipi bayi c. Daerah bokong bayi

7. Eksim susu dapat timbul pada usia? a. Usia bayi dan anak-anak

b. Usia bayi dan dewasa

c. Usia bayi, anak-anak dan dewasa

8. Komplikasi yang biasa terjadi pada bayi yang mengalami eksim susu adalah ? a. Terjadinya infeksi

b. Terjadinya demam c. Terjadinya batuk


(50)

9. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan agar bayi tidak mengalami eksim susu adalah

a. Pemberian ASI Ekslusif

b. Pemberian makanan pendamping ASI sebelum waktunya c. Pemberian susu formula

10. Salah satu pengobatan yang dilakukan untuk mencegah penyakit eksim susu pada bayi agar tidak bertambah berat yaitu

a. Menghindari terjadinya garukan pada daerah eksim b. Menghindari bayi untuk sering dimandikan

c. Menghindari bayi keluar rumah

C. Pertanyaan Sikap

Beri tanda check list ( √ ) pada kolom yang tersedian sesuai dengan pendapat anda. Keterangan :

S : Setuju

K S : Kurang Setuju TS : Tidak setuju

No Pernyataan S KS TS

1 Eksim susu terjadi bukan karena bekas susu atau ASI yang menempel di pipi bayi setelah menyusu

2 Bayi yang terkena eksim susu sebaiknya tetap diberi ASI

3 Eksim susu jarang terjadi pada bayi yang sudah diberi makanan pendamping ASI sebelum berumur kurang dari 6 bulan

4 Daerah yang mengalami eksim susu sebaiknya jangan di garuk untuk mencegah terjadinya infeksi

5 Rasa gatal yang dirasakan oleh bayi dapat dipicu karena cuaca panas dan keringat

6 Pakaian bayi yang baru di beli tidak harus dicuci bersih sebelum di gunakan


(51)

(52)

(53)

(54)

(55)


(56)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa

NIM Judul KTI

: : :

Angela SR Tel 105102001

Nama Pembimbing NIP

: :

dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K)

19740505

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011

Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf


(57)

RIWAYAT HIDUP

Nama : ANGELA SRIRAHMAT TELAUMBUNUA

Tempat/ Tanggal Lahir : UNDREBOLI, 14 September 1988

Agama : Katolik

Alamat : Jln. Nilam Gg.Samadaya No.20 Gunungsitoli Riwayat Pendidikan :

Tahun 1994-1995 : TK Cendrawasih Gunungsitoli Tahun 1995-2000 : SD RK Mutiara Gunungsitoli Tahun 2000-2003 : SLTP Negeri 1 Gunungsitoli Tahun 2003-2006 : SMU Negeri 1 Gunungsitoli

Tahun 2005-2008 : D-III Akademi Kebidanan Stikes St. Elisabeth Medan


(1)

(2)

(3)

(4)


(5)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa NIM Judul KTI : : :

Angela SR Tel 105102001

Nama Pembimbing NIP

: :

dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K)

19740505

Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Eksim Susu pada Bayi (0-24 bulan) di Klinik Sally Medan Tahun 2011

Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : ANGELA SRIRAHMAT TELAUMBUNUA

Tempat/ Tanggal Lahir : UNDREBOLI, 14 September 1988

Agama : Katolik

Alamat : Jln. Nilam Gg.Samadaya No.20 Gunungsitoli

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1994-1995 : TK Cendrawasih Gunungsitoli

Tahun 1995-2000 : SD RK Mutiara Gunungsitoli

Tahun 2000-2003 : SLTP Negeri 1 Gunungsitoli

Tahun 2003-2006 : SMU Negeri 1 Gunungsitoli

Tahun 2005-2008 : D-III Akademi Kebidanan Stikes St.