BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) - Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) 1. Pengertian Pengetauan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

  melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba (Notoadmodjo, 2007. hlm. 139)..

2. Tingkatan Pengetahuan

  Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni : Tahu (know), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Aplikasi (aplication), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Analisis (analysis), analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu objek ke dalam komponen

  • – komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan yang terakhir Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmodjo, 2007. hlm. 139).

  Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 128).

3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan

  Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan dalam diri seseorang adalah : a.

  Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun angka kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Persoalan yang dihadapi adalah umur yang tepat, apakah panjang intervalnya di dalam pengelompokan cukup untuk menyembunyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan pada penelitian orang lain.

  b.

  Pendidikan Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan ini terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih matang pada diri individu, kelompok dan masyarakat. Konsep ini berangkat dari asumsi manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orng lain. Yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya) dalam mencapai tujuan seorang individu, kelompok, dan masyrakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

  c.

  Pekerjaan Pekerjaan akan menimbulkan reaksi fisiologi lagi yang melakukan pekerjaan itu, reaksi ini dapat bersifat positif misalnya senang, bergairah, ataupun reaksi yang bersifat negatif misalnya bosan, acuh, tidak serius dan sebagainya.

  Melakukan pekerjaan secara efesien tidak hanya tergantung kepada kemampuan atau ketarampilan tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja, peralatan kerja yang tepat atau sesuai dengan lingkungan kerja dan lain-lain.

  d.

  Paritas Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seseorang memperoleh pengetahuan dari pengalaman pada keadaan sebelumnya tentang pengalamanya. Semakin sering seseorang mengalaminya semakin tinggi pengetahuan orang tersebut.

  e.

  Sumber Informasi Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber (komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi berupa peran atau infornasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar seseorng secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa prilaku atau tindakan. Sumber informasi juga mempengaruhi pengetahuan, baik dari orang maupun media (Notoatmodjo, 2003).

B. Sikap (attitude) 1.

  Pengertian Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoadmodjo, 2007. hlm.142).

  2. Komponen Pokok Sikap Menurut Notoatmodjo (2003), komponen pokok sikap meliputi hal- hal berikut: a.

  Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

  b.

  Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

  c.

  Kecenderungan untuk bertindak.

  3. Tingkatan Sikap Sama halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni : a.

  Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

  b.

  Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

  c.

  Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah merupakan salah satu sikap menghargai. d.

  Bertanggung Jawab (responsible) Sikap yang paling tinggi dalam tingkatan ini adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoadmodjo, 2010. Hal 31).

4. Fungsi sikap

  a. Sebagai alat untuk menyesuaikan, sikap adalah sesuatu yang bersifat

  communicable, artinya sesuatu yang mudah mengajar, sehingga mudah

  pula menjadi milik bersama.Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompok atau dengan anggota kelompok lainnya.

  b. Sebagai alat pengatur tingkah laku, pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa, dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang itu pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu.

  c. Sebagai alat pengatur pengalaman manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman secara aktif, artinya semua berasal dari dunia luar tidak semua dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana hal- hal yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman di beri penilaian lalu dipilih.

  d. Sebagai pernyataan kepribadian, sikap sering mencerminkan pribadi seseorang ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya, oleh karena itu sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap merupakan pernyataan pribadi (Notoadmojo, 2003, hlm. 126).

  5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Menurut Maulana (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu : a.

  Faktor Internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

  b.

  Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaaan yang sampai kepada individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya.

  6. Pengukuran Sikap Model Likert Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala

  (Hidayat, 2007, hlm. 104).

  Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan- pertanyaan tersebut, subjek yang diteliti akan memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan oleh likert adalah : a. Sangat setuju (strogly approve) :

  4

  b. Setuju (apporove) : 3

  c. Tidak setuju (Disapporove) :

  2

  d. Sangat tidak setuju (Strogly disapprove) :

  1

C. Praktik atau Tindakan (practice) 1.

  Pengertian Praktik atau tindakan merupakan proses seseorang yang telah mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (Notoadmodjo, 2007 . hlm. 145).

2. Tingkatan Tindakan

  Menurut Notoadmodjo (2010), Praktik atau tindakan mempunyai beberapa tingkatan, yakni: a.

  Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objeksehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

  b.

  Respons Terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

  c.

  Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

  d.

  Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakanp itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

3. Cara Mengukur Tindakan / Praktek

  Secara garis besar mengukur tindakan / praktek seseorang dapat dilakukan melalui dua metode, yakni : a.

  Langsung Mengukur tindakan secara langsung, berarti peneliti langsung mengamati atau mengobservasi perilaku subjek yang di teliti. Misalnya : mengukur tindakan bidan dalam memberikan vitamin K pada bayi baru lahir, maka peneliti dapat mengamati langsung bidan – bidan dalam memberikan vitamin K pada bayi baru lahir. Untuk memudahkan pengamatan, maka hal – hal yang akan diamati tersebut dituangkan atau dibuat lembar tilik atau check list, misalnya : sebelum menyuntik bidan cuci tangan atau tidak, memakai sarung tangan atau tidak dan seterusnya.

  b.

  Tidak Langsung Pengukuran tindakan secara tingkah laku ini, berarti peneliti tidak secara langsung mengamati tindakan orang yang diteliti (responden). Oleh sebab itu metoda pengukuran secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1)

  Metode mengingat kembali atau recall Metode recall ini dilakukan dengan cara responden atau subjek penelitian diminta untuk mengingat kembali (recall) terhadap tindakan beberapa waktu yang lalu. Lamanya waktu yang diminta untuk diingat responden, berbeda – beda yakni dengan wawancara terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall).

  2) Melalui orang ketiga (yang dekat dengan subjek atau responden)

  Pengukuran dengan cara ini dilakukan oleh orang yang terdekat dengan responden yagn diteliti.

  3) Melalui indikator atau hasil perilaku responden

  Pengukuran tindakan ini dilakukan melalui indikator hasil perilaku orang yang diamati (Notoadmodjo, 2010. Hal 146 – 147).

D. BIDAN

  1. Pengertian Bidan Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan, dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalina dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberi asuhan pada bayi baru lahir (Sofyan, dkk. 2006 . hlm. 124).

  2. Pengertian Bidan Praktek Swasta Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan

  (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (Sofyan, 2008, hal. 185).

  3. Praktik dan Kewenangan Bidan Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan dapat berpraktek di semua tatanan pelayanan kesehatan, termasuk di rumah sendiri, komunitas, polindes, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit bersalin, rumah sakit, klinik kesehatan, balai pengobatan dan atau sarana kesehatan lainnya (Sofyan, dkk. 2006 . hlm. 187).

  Tentu jika bidan ingin melakukan praktik, bidan tersebut harus melakukan registrasi yakni dimulai dari proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap dirinya, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya (Sofyan, 2006 hlm. 187).

  Selain registrasi, bidan harus memiliki Surat Izin Bidan (SIB) yang merupakan bukti terltulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan diseluruh wilayah Republik Indonesia dan Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) yang merupakan bukti terltulis yang diberikan kepada bidan untuk menjalankan prektik bidan (Sofyan, 2006 . 187).

  Di dalam melakukan dan menjalankan pelayanan kesehatan, bidan dituntut untuk memiliki kompetensi yang meliputi keterampilan (skill) yaitu kemampuan teknis dalam melaksanakan unjuk kerja tertentu berdasarkan penguasaan pada pengetahuan (knowladge) dan sikap (attitude) serta standar profesi yaitu pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi (Sofyan, 2006 .hlm. 231).

  Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900 / menkes / SK / VII / 2002 bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kebidanan kepada ibu, pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kepada ibu juga meliputi pelayanan kepada anak yang diantaranya pemeriksaan bayi baru lahir (Sofyan, 2006 hlm. 168).

  Rekomendasi telah diberikan oleh British Paediatric Association (BPA, 1992) untuk memberika profilaksis vitamin K pada masa bayi. Bidan bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa ia mematuhinya. Bidan hanya diberi wewenang untuk memberikan vitamin K secara intramuskular (Henderson, 2006. Hlm. 392).

E. Bayi baru Lahir 1.

  Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Pada saat adaptasi tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar, cara mencegah infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Rukiyah, 2010 . hlm. 2).

2. Perawatan Rutin Bayi Normal

  Bayi baru lahir memiliki kadar vitamin K dan faktor – faktor pembekuan darah yang sangat rendah, sebagian bayi baru lahir dapat mengalami perdarahan dari saluran cerna, kekulit atau ke membran mukosa dan jarang kedalam ke dalam otak. Penyakit perdarahan ini terbatas pada bayi baru lahir yang belum mendapatkan profilaksis (Meadow, 2009 hlm.63).

F. Vitamin K 1.

  Pengertian Vitamin K Vitamin adalah senyawa organic yang digunakan untuk mengkatalisator metabolism sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organism, vitamin yang dibutuhkan antara lain adalah vitamin A (retinol), B kompleks (thiamin), B2 (riboflavin), B12 (sianokobalamin), C (asam ascorbat), D, E dan vitamin K(Hidayat, 2009).

  Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti factor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah (KEMENKES RI, 2011 hlm. 4).

  Sebesar 15 – 80% vitamin K diabsorpsi di usus halus dengan bantuan empedu dan cairan pancreas. Kemudian diikatkan dengan kilomikron dan diangkut melalui system limfe ke hati. Simpanan di hati 10 persen dalam bentuk filokinon dan sebesar 90 persen sebagai menakinon (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008. Hlm. 95).

  Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu : a.

  1 (phytomenadione), mempunyai rantai samping fitil dan hanya

  Vitamin K terdapat di dalam tumbuh – tumbuhan berwarna hijau.

  b.

  2 (menakinon), merupakan sekumpulan ikatan yang rantai

  Vitamin K sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 – 14 unit).

  Menakinon disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna.

  c.

  3 (menadion), adalah bentuk vitamin K sintetik. Menadion terdiri

  Vitamin K atas cincin naftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu mempunyai sifat larut air. Menadion baru aktif secara biologic setelah mengalami alkilasi di dalam tubuh (Almatsier, 2005 hlm. 180).

  2. Fungsi Vitamin Vitamin K berfungsi dalam pembekuan darah, walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Sejak tahun 1970-an para ahli mengetahui peranan vitamin K dalam tubuh tidak hanya dalam pembekuan darah saja melainkan merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gama – karboksiglutamat (gla) (Almatsier, 2005 hlm. 181).

  Enzim karboksilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membran hati dan tulang dan di lain jaringan. Pada proses pembekuan darah, gama – karboksilasis terjadi didalam hati pada residu asam glutamat yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II (protrombin), VII, VIII, IX, dan X. Kemampuan gla – protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah esensial dalam pembekuan darah (Almatsier, 2005. hlm. 181).

  Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral – mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla – protein juga ditemukan didalam jaringan tubuh lain seperti ginjal, pankreas, limpa, paru – paru, dan endapan aterosklerotik namun fungsinya belum diketahui dengan pasti. Gla – protein di dalam otak diduga berperan dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan otak (Almatsier, 2005 hlm. 181).

  3. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Vitamin K Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan.Kekurangan vitamin

  K karena makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas dalam makanan.Kekurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila produksi empedu kurang atau pada diare) (Almatsier, 2005 hlm. 184).

  Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion.Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolysis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak (Almatsier, 2005 hlm. 184).

G. Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK)

  Vitamin K penting untuk sintesis sejumlah faktor pembekuan darah – defiseiensi dapat menyebabkan gangguan perdarahan yang dikenal sebagai penyakit perdarahan pada bayi baru lahir.Faktor – faktor pembekuan darah yang bergantung pada vitamin K terdapat dalam konsentrasi rendah saat lahir. Tetapi jumlah ini kemudian turun hingga level terndah pada usia 2 – 5 hari (Henderson, 2006 .hlm. 391).

  ASI mengandung vitamin K dalam jumlah sangat sedikit dan bayi yang mendapat ASI dapat menderita akibat penyakit pendarahan yang muncul terlambat, kadang kala perdarahan fatal intracranial dapat terjadi (Henderson, 2006 .hlm. 391).

  Sejak tahun 1950, bayi – bayi yang beresiko tinggi mengalami penyakit perdarahan (bayi – bayi yang preterm dan bayi yang meminum ASI, bayi yang kelahirannya dibantu alat atau bayi yang mengalami trauma saat lahir, bayi yang menggunakan antibiotic atau yang ibunya mengonsumsi obat – obatan yang memengaruhi metabolisme vitamin K) diberikan profilaksis vitamin K setelah lahir (Handerson, 2006 hlm. 391).

  Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) dapat terjadi spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau pada operasi, disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan darah (koagulasi) yang tergantung pada vitamin K yaitu faktor II, VII, IX dan X. Sedangkan faktor koagulasi lainnya, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit dalam batas normal (KEMENKES RI, 2011 hlm. 5).

H. Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis 1.

  Peralatan dan Perlengkapan dalam Pemberian Vitamin K a.

  Vitamin K injeksi b.

  Sarung tangan satu pasang c. Sepuit seteril 1 cc (sepuit kecil) d.

  Bak instrumen e. Kom dan Bengkok f. Kapas basah (DTT) g.

  Kapas kering h. Waskom berisi larutan chlorin 0,5 % i. Safety box j. Wastafel/ tempat cucu tangan k.

  Sabun biasa/ antiseptik l. Handuk/ lap tangan b. Cara Pemberian Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis.

  Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :

  1. Masukkan vitamin K1 ke dalam spuit sekali pakai steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.

  2. Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0 (uniject), dengan selang waktu 1-2 jam.

  Adapun langkah– langkah pemberian vitamin K pada bayi baru lahir yang dikutip dari Yuli. 2009. hal. 41-43 adalah :

  1. Sapa ibu dan bayi dengan ramah dan menginformasikan bahwa bayinya akan di suntik

  2. Cek kembali kepastian vitamin K injeksi.

  3. Jelaskan hal-hal yang berkaitan denngan injeksi yang akan di berikan pada ibu: manfaat, efek samping, tempat injeksi, dan lain-lain.

  4. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, keringkan dengan handuk 5.

  Siapkan vitamin K injeksi yang akan diberikan dengan mendekatkan meja yang tidak terkena matahari langsung.

  6. Pakai sarung tangan (tidak perlu seteril hanya untuk melindungi petugas dari infeksi).

  7. Ambil vitamin K injeksi kemudian buka (patahkan) tutupnya.

  8. Lepaskan tutup sepuit dengan tidak menyentuh jarum sepuit.

  9. Masukkan vitamin K injeksi ke dalam sepuit kecil 1cc.

  10. Keluarkan gelembung udara, pegang sepit tegak lurus dan tarik penyumbatnya kemudian masukan perlahan.

  11. Tentukan tempat injeksi di paha anterolateral di vastus lateralis.

  12. Desinfeksi tempat penyuntikan dengan kapas (bukan kapas alkohol).

  13. Suntikkan vitamin K injeksi secara intramuskuler tegangkan kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang tidak dominan) tusukkan jarum kedalam kulit membentuk sudut 900. hapus darah dilokasi penyuntikan dengan kapas kering.

  14. Masukan sepuit kedalam larutan klorin, hisap larutan larutan klorin ke dalam spuit.

  15. Buang sampah spuit ke dalam safety box.

  16. Beritahu ibu tentang relaksasi lokal yang mungkin timbul rasa sakit atau kemerahan dan pembengakan di sekitr tempat penyuntikan. Relaksasi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.

  17. Bereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan sampah basah

  18. Cuci tangan di wadah larutan kelorin 0,5%, bersihkan sarung tangan dan lepaskan secara terbalik

  19. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk.

  20. Amati reaksi pasca penyuntikan.

  21. Ingatkan ibu untuk kunjungan ulang imunisasi 22.

  Pendokumentasian.

  Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis dan cara yang sama. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis dan cara yang sama. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi (KEMENKES RI, 2011 hlm. 7).

Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Perawatan Bayi Baru Lahir di Desa Sabungan Nihuta II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

3 89 113

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

2 68 91

Pengaruh Karakteristik dan Personal Selling oleh Bidan Praktik Swasta terhadap Pemberian Susu Formula kepada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli Kota Medan

1 28 159

Pelaksanaan Pemberian Vitamin K oleh Bidan Pada Bayi Baru Lahir di Puskesmas Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010

3 57 46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolostrum 1. Defenisi Kolostrum - Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

0 1 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vitamin - Faktor-faktor yang Memengaruhi Bidan dalam Pemberian Vitamin K1 pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Medan Tahun 2013

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) - Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Penerapan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSU. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. - Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Penanganan Retensio Plasenta di RSU Bandung Medan Tahun 2014

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tindakan - Tindakan Bidan Dalam Pencegahan Hipotermi Bayi Baru Lahir di Klinik Bersalin Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014

0 0 18

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

0 0 26