Pokok pokok ajaran agama islam

POKOK – POKOK
AJARAN AGAMA
ISLAM
Adinda Nawangwulan (1606872584)
Tazkia Amalia ()

Aqidah
Aqidah adalah suatu istilah untuk menyatakan “kepercayaan” atau Keimanan yang
teguh serta kuat dari seorang mukmin yang telah mengikatkan diri kepada Sang
Pencipta. Makna dari keimanan kepada Allah adalah sesuatu yang berintikan tauhid,
yaitu berupa suatu kepercayaan, pernyataan, sikap mengesankan Allah, dan
mengesampingkan penyembahan selain kepada Allah.
Ajaran mengenai aqidah ini merupakan tujuan utama Rasul diutus ke dunia, yang
mana hal ini dinyatakan dalam AL-qur’an, yang berbunyi:
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu (Muhammad)
melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwasanya tiada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlan olehmu sekalian akan Aku” (QS. 21: 25)

Aqidah menurut bahasa bermakna ikatan, sangkutan atau simpul, membangun
lengkung, mengokohkan, membuat dan mengadakan perjanjian, berasal dari kata
‘aqada-ya’qidu. Sedangkan secara istilah Aqidah bermakna keyakinan yang kuat

yang dipercayai dalam hati, lafadz jama’nya Aqaid. (al-Munawwir,1984:1023). Secara
keseluruhan Aqidah merupakan suatu kepercayaan dan keyakinan yang menyatakan
bahwa Allah SWT disebut juga “Tauhid”, dari kata “Wahhada – Yuwahhidu”,yang
artinya mengesakan.
Aqidah dalam nilai dan penerapannya jika diamalkan dengan baik sangat
bermanfaat, tidak hanya bagi Allah SWT namun juga kepada sesame makhluk hidup
dan lingkungannya

Nilai dan Pengaruh Aqidah
Nilai Aqidah dalam Kehidupan Pribadi dan Sosial
Aqidah dapat mengendalikan perasaan seseorang yang kemudian membuatnya
memiliki pertimbangan penuh dalam melakukan tindakan-tindakannya. Sehingga apa
yang kita lakukan adalah perbuatan yang berdasarkan pada kaidah bahwa Allah
melihat dan mengamati kita di mana saja dan kapan saja. Hal ini akan menghalangi
kita agar tidak akan terdorong oleh luapan-luapan perasaan atau tindakan yang
melampaui batas-batas ketentuan Allah. Salah satunya tercermin dengan bersikap
bijaksana dalam berperilaku dan interaksi sosialnya.
Tanpa aqidah, masyarakat akan berubah kembali menjadi masyarakat Jahiliyah yang
diwarnai oleh kekacauan dimana-mana, masyarakat tersebut akan diliputi oleh
perasaan ketakutan dan kecemasan di berbagai penjuru, karena masyarakatnya

yang berperilaku liar dan buas. Hanya perbuatan buruk yang menghancurkan yang
ada di benak mereka.

Ruang Lingkup Aqidah Islam
Ruang Lingkup Akidah Islam membahas empat hal yaitu
◦ Ilahiyat adalah pembahasan mengenai masalah Ketuhanan yang terutama
membahas tentang Allah.
◦ Nubuwwat adalah pembahasan mengenai utusan-utusan Allah seperti para nabi
dan rasul.
◦ Ruhaniyyat adalah pembahasan mengenai makhluk gaib seperti Jin, Malaikat, dan
Iblis.
◦ Sam’iyyat adalah pembahasan mengenai alam ghaib seperti alam kubur, akhirat,
surga, neraka, dan lain-lain.

Rukun Iman
Dalam agama Islam, terdapat Rukun Iman yang harus diyakini
oleh seorang muslim. Berdasarkan sabda Rasulullah dalam HR.
Muslim, terdapat enam hal yang harus diyakini dalam Rukun
Iman tersebut: “Iman itu hendaknya engkau percaya kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,

hari akhir, qadha dan qadar Allah yang baik dan yang buruk.”

1. Iman kepada Allah, berarti meyakini dengan hati tanpa ada keraguan
bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa, tidak beranak
dan tidak diperanakkan, serta tidak ada satupun yang menyerupai-Nya.
2. Iman kepada Malaikat, meyakini bahwa Allah menciptakan malaikat, yakni
makhluk ghaib yang diciptakan dari cahaya yang senantiasa patuh
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan-Nya.
3. Iman kepada Kitab, meyakini bahwa Allah menurunkan wahyu kepada
nabi dan rasul yang tertulis dalam kitab-kitab-Nya. Kitab Suci yang
disebutkan dalam Al-Qur’an ada empat, yaitu Kitab Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Musa, Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi
Daud, Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, dan Kitab Al-Qur’an
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

4. Iman kepada Rasul, meyakini bahwa Allah memilih hamba-Nya untuk
dijadikan Rasul yang menjadi pembimbing bagi umat manusia agar
berada di jalan yang diridhai Allah.
5. Iman kepada Hari Akhir adalah meyakini bahwa akan adanya kehidupan
yang kekal abadi setelah alam semesta ini hancur, meskipun hanya Allah

yang tahu pasti kapan datangnya (bahkan nabi dan rasul pun tidak tahu).
6. Iman kepada Qadha dan Qadar adalah meyakini bahwa Allah menetapkan
ketentuan atau takdir-Nya terhadap segala sesuatu, yang baik maupun
yang buruk. Walaupun demikian, kita hendaknya tetap berbaik sangka
terhadap ketentuan Allah karena segala sesuatu yang terjadi pasti ada
hikmahnya.

Syariah Islam
Syariah adalah sebutan terhadap pokok ajaran Allah dan rasulNya yang merupakan jalan atau pedoman hidup manusia dalam
melakukan hubungan vertical kepada penciptanya (Allah),
(hablum minallah), dan hubungan horizontal kepada
sesamanya (hablun minannas) termasuk di dalamnya
hubungan dengan alam semesta (lingkungan).

Dari segi tujuan, Syari’ah memiliki pengertian ajaran yang menjaga
kehormatan manusia sebagai makhluk termulia dengan memelihara atau
menjamin lima hal penting, yaitu:
◦ Menjamin kebebasan beragama (Berketuhanan Yang Maha Esa)
◦ Menjamin kehiupan yang layak (memelihara jiwa)
◦ Menjamin kelangsungan hidup keluarga (menjaga keturunan)

◦ Menjamin kebebasan berpikir (memelihara akal)
◦ Menjamin kehidupan dengan tersedianya lapangan kerja yang pantas
(memelihara harta)

Lima hal pemeliharaan itu akan menjadi ukuran dari lima hukum Islam,
seperti wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.

Implementasi Syariah Islam
1. Ibadah
2. Muamalah
3. Didalam kehidupan sehari-hari

Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan
menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan
para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah SWT , yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah
SWT, baik berupa ucapan atau perbuatan.

Ibadah dalam pengertian luas atau umum,yaitu segala perbuatan yang dilakukan
seseorang dengan niat untuk mencari keridaan Allah, seperti seorang suami
pergi ke kantor guna mencukupi kebutuhan keluarganya.

Fungsi Ibadah
◦Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
◦Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan
kewajibannya.
◦Melatih diri untuk berdisiplin.

Hakikat Ibadah
Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
◦Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.
◦Hakikat ibadah sebagai cinta.
◦Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai

Allah).
◦Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis
makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi
waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan melaksanakan perintah
maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya akan terwujud
 

Muamalah
Muamalah adalah tukar menukar barang, jasa atau sesuatu
yang memberi manfaat dengan tata cara yang ditentukan.
Beberapa kategori yang termasuk dalam muamalah yakni : jual
beli, hutang piutang, pemberian upah, serikat usaha, urunan
atau patungan, dan lain-lain.

Pengertian Jual-Beli
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang mengandung makna yang
berlawanan yaitu Al Bai’ yang artinya jual dan As Syira’a yang artinya beli. Menurut
hukum Syara, jual-beli adalah kegiatan tukar menukar benda dengan kesepakatan
(akad) atas dasar suka sama suka.

Jual beli dalam arti lain adalah suatu kegiatan tukar menukar barang dengan cara
tertentu. Dalam hal ini jasa dan uang juga termasuk sebuah barang.

Rukun dan Syarat Jual-Beli
Ada 3 (tiga) rukun dalam jual beli yang harus dilakukan :
◦ Penjual atau pembeli harus dalam keadaan sehat akalnya dan baligh.
◦ Orang gila tidak sah dalam melakukan jual-beli. Tidak ada paksaan diantara penjual dan pembeli.
◦ Syarat Ijab dan Kabul

Ijab adalah perkataan untuk menjual atau transaksi menyerahkan. Kabul adalah ucapan si pembeli
atas jawaban dari penjual. Ijab Kabul harus saling rela (ridha) yang direalisasikan dalam perkataan :
aku jual, aku beli, aku berikan, aku ambil, dan aku terima. Jika penjual dan pembeli berjauhan, jual
beli juga sah dilakukan dalam bentuk tertulis atau bisa diwakilkan.
Ada Benda yang Diperjual-belikan
Barang yang diperjual-belikan harus seperti berikut :
◦ Suci atau bersih barangnya
◦ Harus diteliti lebih dulu
◦ Tidak berada dalam proses penawaran orang lain
◦ Bukan hasil monopoli yang merugikan
◦ Milik sendiri atau yang diberi kuasa

◦ Barang itu dapat diserah terimakan.

Perilaku yang harus dimiliki oleh
Penjual


Berlaku benar (lurus)

Seorang muslim dituntut untuk berlaku benar, seperti halnya pada jual-beli, baik segi promosi atau
penetapan harganya. Berdusta dalam berdagang sangat dicela terlebih diiringi dalam sumpah Allah
“Empat macam yang dimurkai Allah, yaitu penjual yang suka bersumpah, orang miskin yang
congkak, orang tua renta yang berzina, dan pemimpin yang zalim.” (HR Nasai dan Ibnu Hibban)


Menepati amanat

Hal yang harus dijelaskan penjual kepada pembeli adalah ciri-ciri, kualitas barang, dan harga barang
tanpa melebih-lebihkan. Agar pembeli tidak merasa tertipu dan dirugikan.



Jujur

Sikap jujur menghindarkan diri dalam hal yang merugikan satu pihak. Jujur dalam hal timbangan,
kualitas, dan kuantitas.


Khiar

Khiar artinya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan akad atau mengurungkannya

Hukum Jual Beli


Haram : Jika melanggar syarat/rukun jual beli atau melakukan larangan jual beli.



Mubah : Jual beli pada umumnya hukumnya mubah.




Wajib

: Jual beli hukumnya menjadi wajib tergantung situasi dan kondisi.

Adapun Larangan dalam Jual-Beli yaitu:
◦ Membeli barang diatas harga pasaran
◦ Membeli barang yang sudah dipesan orang lain
◦ Membeli/menjual barang dengan menipu
◦ Menimbun barang yang dijual agar harga naik
◦ Menghambat orang lain mengetahui harga pasar agar membeli barangnya
◦ Menyakiti penjual/pembeli untuk mendapatkan barangnya
◦ Menyembunyikan cacat pada barang yang dijual
◦ Menjual barang dengan kredit dengan imbalan bunga yang ditetapkan
◦ Menjual/membeli barang haram
◦ Jual beli tujuan buruk

Implementasi dalam kehidupan
sehari-hari
Hukum Pernikahan
◦ Dalam pengertian yang luas, pernikahan adalah merupakan suatu ikatan lahir antara dua orang,
laki-laki dan perempuan, untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan keterunan yang
dilangsungkan menurut ketentuan - ketentuan syariat islam. Pengertian pernikahan menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
◦ Dasar hukum nikah adalah firman Allah swt dalam Al-qur-an surat An-nisa ayat 3 yang artinya : "
Maka kawininilah perempuan-perempuan yang kamu sukai, dua, tiga dan empat, tetapi kalau
kamu kuatir tidak dapat berlaku adil (antara perempuan-perempuan itu) hendaklah satu saja”
dan Al-qur-an surat An-nur ayat 32 yang artinya : "Dan kawinilah orang-orang yang sendirian
(janda) di antara kamu dan hamba sahaya laki-laki dan perempuan yang patut".

Hukum Pernikahan
1.

Zaiz (boleh) ini asal hukumnya menikah.

2. Sunnah, bagi orang yang berkehendak serta cukup nafkah sandang pangan
dan lain-lainnya.
3. Wajib, bagi orang yang cukup sandang pangan dan di khawatirkan terjerumus ke
lembah perzinahan.
4.

Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.

5. Haram, bagi orang yang berkehendak menyakiti perempuan yang akan di
nikahi.

Rukun Nikah
Rukun nikah dalam islam itu ada 5, yaitu sebagai berikut:
1.

Ada mempelai yang akan menikah.

2.

Ada wali yang menikahkan.

3.

Ada ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki.

4.

Ada dua saksi pernikahan tersebut.

5.

Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.

Syarat dalam pernikahan
Syarat pengantin laki-laki yaitu ada tiga :
1.

Tidak di paksa atau terpaksa.

2.

Tidak dalam ihram haji atau umrah.

3.

Islam apabila menikah dengan perempuan Islam.

Syarat pengantin perempuan yaitu ada lima :
1.

Bukan perempuan dalam iddah.

2.

Tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain.

3.

Antara laki-laki dan perempaun tersebut bukan muhrim.

4.

Tidak dalam ihram haji dan umrah.

5.

Bukan perempuan musrik.

Syarat-syarat wali :


Islam



Laki-laki



Baligh dan berakal



Merdeka bukan sahaya



Bersifat adil

Syarat-syarat saksi :


Laki-laki



Islam



Akil Baligh



Mendengar



Bisa berbicara dan melihat



Waras (berakal)



Adil

Daftar Pustaka
◦ Mubarak, Zakky. 2007. Menjadi Cendikiawan Muslim : Kuliah Islam di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT Magenta Bhanti Guna
◦ Mujilan dkk. 2016-2017. Buku Ajar MPK Agama Islam. Depok: Universitas Indonesia
◦ Kaelany. 2012. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press
◦ http://www.habibullahurl.com/2015/08/macam-macam-kitab-yang-diturunkan-olehallah-swt.html. [12 Maret 2017]
◦ https://muslimah.or.id/7017-pembagian-tauhid-dalam-al-quran.html. [12 Maret
2017]
◦ http://warohmah.com/iman-kepada-malaikat/ [12 Maret 2017]
◦ http://www.angelfire.com/in/elcom98/akidah.htm [12 Maret 2017]